Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK

Strategi, Analisis dan Evaluasi : Sebuah Analisis Strategi Bisnis Perusahaan PepsiCo
Dalam Persaingan Bisnis

Dosen Pengampu : Dr. H. Ruhul Fitrios,SE,M.Si,Ak,CA

Oleh :

UTARI ESA NANDA(2010241673)

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNISUNIVERSITAS RIAU

2021

1
BAB 1
PENDAHULUAN

Dalam pasar yang kondisinya semakin kompetitif, sebuah perusahaan yang sedang bersaing dalam
menguasai pasar tidaklah cukup apabila hanya mengandalkan pelanggan. Maksudnya memahami
pelanggan atau konsumen sebagai cara untuk membuat sebuah perusahaan berhasil dalam sebuah
kompetisi. Perusahaan – perusahaan harus sangat jeli dan hati hati dalam dengan para competitor
mereka. Perusahaan yang bersaing perlu untuk membandingkan secara terus menerus produk –
produk mereka, mulai dari harga, promosi dan lain sebagainya yang terdapat pada strategi masing
masing perusahaan dalam mengidentifikasi letak kelebihan dan kekurangan produk – produk
mereka dengan produk dari perusahaan pesaing.

Pada proses ini sebuah perusahaan harus melihat ke depan dan harus mampu dalam
mengidentifikasi pesaing – pesaing mereka sendiri dan potensi – potensi yang cenderung
ditimbulkan oleh perusahaan pesaing terhadap perusahaan sendiri. Oleh karena itu, sebuah
perusahaan perlu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dan mengoperasikan sistem
informasi mengenai pasar untuk memantau pergerakan – pergerakan pesaing dan tren pasar yang
sedang berkembang. ( Tarzijan,2011 : 2 )

2
Untuk itu sebuah perusahaan yang kompetitif tidak boleh untuk mengabaikan atau meremehkan
ancaman – ancaman yang ditimbulkan oleh perusahaan pesaing. Sebab sebuah perusahaan perlu
membuat kebijakan – kebijakan perusahaan yang berwujud pada strategi bisnis perusahaan.
Sehingga sebuah perusahaan mampu mengelola dengan baik persaingan dengan perusahaan lain
dalam menguasai pasar.

Contohnya dalam persaingan perusahaan – perusahaan yang terjadi pada industri minumanringan
dunia saat ini telah berkembang pesat, salah satu yang menyebabkan cepatnya pertumbuhan bisnis
ini adalah ketatnya persaingan antar perusahaan minuman ringan itu sendiri. Selama bertahun –
tahun cerita mengenai persaingan minuman non-alkohol ini berpusat pada duaperusahaan besar
yaitu Coca- Cola Company dan PepsiCo. Namun, walaupun dua perusahaan inidibilang sebagai
perusahaan raksasa yang menguasai pasar minuman “carbonated”, karena ketatnya persaingan
mereka mencoba untuk bersaing dalam produk baru dengan mencari minuman “noncarbonated”
dalam perkembangan bisnisnya ( Murray, 2006).

Tulisan ini dibuat untuk mengetahui persaingan usaha perusahaan PepsiCo dengan menganalisa
strategi marketingnya. Untuk memahami bisnis sektor minuman ringan ini, setidaknya terdapat
beberapa hal yang dijadikan bahan pertimbangan dalam menganalisa seperti : faktor – faktor
ekonomi yang dominan, lima sumber persaingan, tren industry, dan faktor kunci lain dalam sebuah
industri.

Ketika menganalisis sebuah daya saing maka akan tersajikan sebuah konteks indentifikasi peluang
dan ancaman. Dalam hal ini berarti sebuah perusahaan dibuat untuk mampu dalam memanfaatkan
peluang yang dimiliki sebaik mungkin dan juga memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut untuk melaksanakan strategi – strategi dalam persiangan bisnis. Dalam artian
strategi – strategi tersebut digunakan oleh perusahaan untuk melakukan serangan – serangan
terhadap para pesaing. Sementara itu pada konteks strategi pertahanan, sebuah perusahaan
dimungkinkan untuk bisa mengeksploitasi kelemahan perusahaan sendiri dengan semaksimal
mungkin agar kemudian mengetahui kelemahan lantas membuat langkah – langkah pengamanan.

Dalam menganalisa pesaing, langkah pertama yang dilakukan perusahaan adalah dengan
mengidentifikasi siapa pesaing utama mereka, mengembangkan profil untuk masing – masing,

3
mengidentifikasi tujuan dan strategi perusahaan, menilai kekuataan dan kelemahan perusahaan
dan mengukur seberapa besar ancaman yang ditimbulkan oleh perusahaan pesaing, dan melakukan
tindakan antisipasi terhadap pergerakan para perusahaan pesaing

Seperti apa yang diungkapkan oleh Murray, bahwa persaingan dalam industri minuman non-
alkohol dikuasai oleh dua perusahaan raksasa yaitu Coca Cola Company dan PepsiCo. Untuk itu
dalam paper ini penulis mencoba untuk menganalisa strategi bisnis perusahaan PepsiCo dalam
bersaing dengan perusahaan lain, tidak hanya pesaing utamanya yaitu Coca Cola Company namun
juga terhadap perusahaan – perusahaan minuman lainnya juga.

PepsiCo adalah sebuah perusahaan dunia yang memimpin dalam bidang manufaktur, pemasaran,
dan penjualan makanan, meliputi makangan ringan dan minuman “carbonated” atau minuman
berkarbonasi dan “non-carbonated” atau minuman non-karbonasi di seluruh dunia. PepsiCo saat
ini beroperasi di lebih dari 200 negara. Operasi terbesar perusahaan ini terdapat di Amerika Utara
( Amerika Serikat dan Kanada ), Mexico, Rusia, dan Inggris. PepsiCo, Inc awalnya didirkan di
Delaware pada tahun 1919 dan telah “ reincorporated “ di North California pada tahun 1986.
Kantor pusat saat ini terletak di Purchase, New York.1

Operasi PepsiCo dibagi menjadi unit – unit bisnis seperti PepsiCo Americas Foods ( PAF ),
PepsiCo Americas Beverages ( PAB ), PepsiCo Eropa, PepsiCo Asia, Timur Tengah dan Afrika
( AMEA ). PepsiCo Americas Foods ( PAF ) merupakan unit usaha termasuk Frito-Lay Amerika
Utara ( FLNA ), Quaker Foods North America ( QFNA ), dan semua makanan dan snack bisnis
Amerika Latin ( LAF ), termasuk Sabritas dan Gamesa bisnis di Meksiko. PepsiCo Americas
Beverages ( PAB ) unit usaha yang di dalamnya juga termasuk Minuman Pepsi. Unit bisnis
PepsiCo di Eropa meliputi semua bisnis minuman, makanan dan makanan ringan atau snack.
Sementara itu PepsiCo Asia, Timur Tengah dan Afrika ( AMEA ) merupakan unit usaha yang
meliputi bisnis minuman, makanan dan makanan ringan di wilayah AMEA.2

4
Dalam esai ini, penulis membahas mengenai strategi bisnis perusahaan PepsiCo dalam persaingan
menguasai pasar dunia dengan perusahaan – perusahaan pesaing lainnya. Pertanyaan yang dibahas
kemudian dianalisa dalam esai ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi bisnis yang diterapkan oleh PepsiCo dalam menghadapi persaingan
bisnis ?

2. Bagaimana pengaruh macro-environment dan micro-environment bisnis dalam


menentukan strategi bisnis yang diterapkan oleh PepsiCo ?

Dalam esai ini, metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Data - data dikumpulkan
melalui internet dan buku – buku serta jurnal ilmiah.

Hipotesa sementara yang diperoleh oleh penulis dalam membahasa dan menganalisa strategi bisnis
Pepsico adalah bahwa PepsiCo telah berhasil mengimplementasikan strategi bisnisnya yang
terlihat pada laporan tahunan PepsiCo yang menunjukkan pertumbuhan yang baik dengan
indicator pendatapan. Sementara itu peran macro-environment dan micro-environment jelas
memberikan pengaruh yang besar terhadap PepsiCo dalam mempertahankan pasar dan
meningkatkan keuntungan perusahaan. Selain itu dengan beberapa strategi – strategi yang dibuat
oleh PepsiCo seperti ekspansi pasar semakin memperkuat posisi PepsiCo sebagai perusahaan
minuman dan makanan dunia yang terkemuka sehingga menjadikan PepsiCo sebagai pesaing
utama Coca Cola Company. Lebih lengkap mengenai pembahasan dan analisa mengenai strategi
bisnis PepsiCo dalam persaingan sektor minuman dan makanan akan dianalisa dalam esai ini.

Pembahasan dan analisa dalam esai ini terbagi dalam empat bagian. Bagian pertama adalah
pendahuluan. Bagian kedia adalah kerangka teori. Pada bagian kerangka teori ini penulis
menjelaskan mengenai framework analisis yang digunakan sebagai alat analisa untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan dalam esai ini. Teori-teori yang digunakan antara lain adalah

1. teori mengenai marketing dan strategi bisnis,

2. analisa SWOT,

3. analisa PESTEL,

4. analisa Five forces.

5
Semua teori ini digunakan dalam menganalisa macro-environment maupun micro-environment
bisnis yang mempengaruhi terbentuknya strategi bisnis PepsiCo. Bagian ketiga adalah analisa.
Pada bagian analisa ini, penulis membagi menjadi dua, sesuai dengan pertanyaan yang akan
dijawab dalam esai ini. Masing masing sub bagian dalam analisa akan menjawab pertanyaan
yang diajukan. Pada sub bagian pertama akan menjelaskan mengenai strategi bisnis PepsiCo secara
luas. Kemudian sub bagian kedua akan lebih berfokus pada analisa SWOT, PESTEL, dan five
forces yang dimiliki oleh PepsiCo.

6
BAB II
PEMBAHASAN

Pada dunia bisnis setiap perusahaan memiliki strategi – strategi bisnis sendiri yang membedakan
suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Strategi bisnis inilah yang digunakan perusahaan
untuk mencapai sebuah tujuan perusahaan. Dalam konteks strategi dalam bisnis, Marrus ( 2002:
31 ) mendefinisikan strategi sebagai suatu proses penentuan rencana yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
tersebut dapat dicapai. Sementara menurut Bryson ( 2001: 189-190 ) strategi dapat dipandang
sebagai pola tujuan, kebijakan, progam tindakan, keputusan atau alokasi sumber daya yang
mendefinisikan bagaimna organisasi itu, apa yang dilakukan dan mengapa organisasi
melakukannya.

7
Pada pandangan lain, Robinson dan Pearce (1997: 29) pun memberikan definisi mengenaianalisa
SWOT dimana dari Strength (kekuatan) merupakan suatu keunggulan sumber daya yang mana
belum tergali dengan optimal sehingga memberikan kemungkinan perusahaan atau organisasi
untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Weakness (kelemahan) adalah sebuah keterbatasan dan
kekurangan sumber daya yang dapat menghambat kinerja efektif dalam pengembangan
perusahaan. Sedangkan opportunities (peluang) adalah unsur-unsur lingkungan luar (politik,
ekonomi, sosial dan IPTEK) yang positif yang dapat memberikan kesempatan dan mendukung
pengembangan perusahaan.

Dalam bisnis, sebuah perusahaan yang sedang berkompetisi atau bersaing dengan perusahaan lain
tidak boleh hanya terpaku pada satu atau sedikit variable saja seperti hanya pada marketing atau
pemasaran dan strategi bisnis semata. Melainkan sebuah perusahaan juga perlu melihat pada

8
Oleh karena itu, strategi bisnis yang diterapkan oleh PepsiCo yakni strategi pemasaran tidak dapat
berjalan dengan sendiri melainkan berjalan dengan hal lain. Salah satu yang dimaksud darihal lain
yang mempengaruhi strategi pemasaran atau marketing adalah sebuah tekanan atau pressure baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan PepsiCo itu sendiri. Berikut adalah hal yang
tergolong dalam tekanan : 1) peran untuk memenuhi kebutuhan konsumen, 2) reaksi atau respon
terhadap strategi – strategi yang dilancarkan oleh para perusahaan pesaing, 3) adanya permintaan
dari pemasok untuk memodifikasi masukan, maksudnya adalah perusahaan yang telah memenuhi
standar tertentu (contohnya ISO 14000) harus mengevaluasi performa pemasoknya apakah ramah
lingkungan atau tidak. Sehingga secara langsung, pemasok tersebut harus menyesuaikan dengan
perusahaan yang menjadi konsumennya. Sementara itu, yang termasuk tekanan dari dalam adalah
faktor biaya dan filosofi yang dimiliki oleh perusahaan. Namun cenderung kepada faktor sumber
daya manusia yang ada dalam perusahaan, budaya perusahaan dan dinamika yang terjadi dalam
sebuah perusahaan seperti pekerja yang menurun kinerjanya, dan lain sebagainya (Polonsky dan
Rosenberger III, 2001: 22).

Lebih lanjut lagi mengenai pemasaran atau marketing menurut Brown and Clow ( 2008:219 ).
Terdapat tujuh fungsi pemasaran atau marketing :

1. Distribusi adalah proses mendapatkan barang dan layanan kepada pelanggan . Proses ini
meliputi pembelian, penanganan stok, pengawasan inventory, dan distribusi. Barang
biasanya diangkut dengan truk, kereta api, pesawat terbang, dan kapal. Distribusi juga
melibatkan sistem sehingga barang dapat diketahui keberadaan setiap saat.

2. Pembiayaan adalah mendapatkan uang untuk mendirikan dan menjalankan bisnis.


Keuangan juga termasuk melindungi investasi melalui manajemen risiko.

3. Informasi manajemen pemasaran adalah mengumpulkan dan menganalisis informasi


tentang konsumen, tren, dan produk pesaing. Membuat keputusan yang tepat.

9
4. Harga untuk memutuskan berapa banyak biaya ke produk atau layanan sehingga bisnis
dapat membuat profit.

5. Manajemen produk / jasa untuk mendapatkan, mengembangkan, mempertahankan, dan


meningkatkan produk dalam merespon berbagai peluang pasar.

6. Promosi untuk memberikan informasi, membujuk, atau mengingatkan calon pelanggan


tentang produk atau jasa bisnis.

7. Menjual yaitu menyediakan pelanggan dengan barang dan jasa yang dipilih untuk
membeli. Perusahaan menggunakan hubungan pemasaran untuk membangun dan
memelihara hubungan dengan mereka pelanggan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa dalam sebuah strategi bisnis yang diterapkan
oleh sebuah perusahaan dalam esai ini yaitu PepsiCo, ternyata strategi bisnis sebuah perusahaan
dipengaruhi oleh faktor lain yakni macroenvironment dan microenvironment. Lantas, apakah yang
dimaksud dari mcaro-environemnt dan micro-environment itu sendiri sehingga begitu penting
dalam mempengaruhi strategi bisnis sebuah perusahaan. Macroenvironment merujuk kepada
lingkungan luas di luar pasar dan industri perusahaan (Campbell, et.al., 2002:116). Dalam
penjelasannya, secara umum kondisi macroenvironment dan microenvironment dalam sebuah
perusahaan dijelaskan oleh Johnson, et. al. (2008: 54) dalam gambar berikut:

10
Dalam menganalisa macroenvironment perusahaan PepsiCo dalam persaingan bisnis, maka
penulis menggunakan model analisis PESTEL. Mekanisme dalam proses PESTEL mencoba
menganalisa sebuah keadaan perusahaan yang mana di dalamnya terdapat sebuah instrument
standar dalam manajemen strategi dengan memberikan informasi mengenai kesempatan maupun
ancaman yang potensial dalam keseluruhan lingkungan Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi,
Environment, dan Legislasi dalam suatu perusahaan ( Van Den Born, 2012: 812 ).

Michael E. Porter dalam analisis five forces menyajikan suatu model yang melingkupi pandangan
terhadap keseluruhan tekanan kompetitif yang berdampak sebuah tekanan terhadap harga, biaya,
tingkat investasi dan strategi lain yang dibutuhkan untuk berkompetisi dalam suatu industri.

Berikut adalah five forces milik Michael E. Porter : (Campbell, et.al., 2002: 134):

1. The threats of the new entrants to the industry: ancaman masuknya kompetitor baru ke
dalam suatu industri tergantung pada tingginya jumlah halangan masuk. Halangan masuk
ini dapat berupa biaya modal untuk masuk ke dalam industri tersebut, adanya hambatan
hukum, loyalitas produk dan biaya konsumen yang digunakan untuk berpindah ke produk
lain.

11
2. The threats of substitute products: produk substitusi dapat dilihat sebagai sesuatu yang
dapat memenuhi kebutuhan yang sama dengan yang diproduksi oleh suatu industri.
Contohnya adalah ketika bepergian, kita dapat memilih moda transportasi kereta api, bus,
atau pesawat. Ketiganya merupakan substitusi dari yang lainnya. Ancaman yang diberikan
dari produk substitusi ini bergantung pada dua faktor yakni pertimbangandimana harga dan
performa yang bisa diberikan oleh produk substitusi ini dapat memenuhi produk yang
diproduksi oleh suatu industri. Faktor yang kedua adalah keinginan dari konsumen untuk
menggunakan produk substitusi ini.

3. The bargaining power of buyers: kekuatan menawar konsumen bergantung pada beberapa
faktor yakni jumlah konsumen dan jumlah barang yang mereka beli, jumlah pemasok dan
ukuran pemasok tersebut, biaya untuk berganti produk dan munculnya substitusi dari
produk. Semakin tinggi kekuatan yang dimiliki oleh konsumen, maka akan semakin
menjadi ancaman bagi perusahaan.

4. The bargaining power of suppliers: kekuatan dari pemasok ini juga dapat menjadi ancaman
bagi perusahaan. Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap kekuatan pemasok
ini adalah keunikan dan kelangkaan sumber daya yang disediakan oleh pemasok, biaya
untuk berganti ke sumber daya lain, jumlah industri yang menggunakan sumber daya
tersebut, jumlah dan ukuran pemasok sumber daya.

5. Rivalry among competitors in the industry (competitive rivalry): dalam suatu industri pasti
akan ada persaingan. Intensitas persaingan dalam suatu industri ini bergantung pada
beberapa faktor yakni tingginya halangan masuk dan jumlah dan ukuran kompetitor dalam
suatu industri, kedewasaan industry tersebut, derajat loyalitas brand dari konsumen, dan
kekuatan konsumen dan keberadaan substitusi.

6. Tidak cukup rasanya apabila dilakukan analisa sampai pada menganalisa industri atau
sektor tempat perusahaan tersebut saja, oleh karenanya perlu dilakukan analisa lanjutan
terhadap adalahkeadaan pasar dan kompetitor dari perusahaan tersebut. Untuk
menganalisa keadaan pasar dan kompetitor, dapat digunakan analisa segmentasi pasar
dan strategic groups. Strategic groups merupakan perusahaan-perusahaan yang berada
dalam satu industri atau sektor yang memiliki

12
13
Analisa strategic groups ini penting untuk mempersempit lingkup bahasan yang disajikan, jadi
yang menjadi lingkup pembahasan tidak hanya sebuah industry minuman saja melainkan industry
lainnya seperti pembuatan kemasan produk, contohnya botol. Berdasarkan analisis segmentasi
pasar selanjutnya dapat ditentukan target konsumen dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan
PepsiCo itu sendiri hingga yang terakhir adalah pembahasan mengenai kelebihan dan kekurangan
perusahaan.

Dalam esai ini, penulis mencoba untuk mengklasifikasikan cakupan pembahasan berdasarkan
lapisan – lapisan dalam lingkungan bisnis atau business environment. Berdasarkan pandangan –
pandangan yang digunakan oleh penulis dalam kerangka analisis dapat dikelompokkan bahwa
faktor yang memengaruhi dalam macroevironment adalah faktor Politik, Ekonomi, Sosial,
Teknologi, Environment dan Legal atau legislasi. Sementara yang termasuk sebagai aktor dalam
microenvironment adalah perusahaan itu sendiri, pemasok, distributor, kompetitor, publik dan
konsumen ( Kotler dan Armstrong, 2012: 67 ).

14
ANALISIS KASUS

Strategi Bisnis PepsiCo

Strategi bisnis PepsiCo dapat dilihat berdasarkan unit unit usahanya antara lain : PepsiCo
Americas Foods ( PAF ), PepsiCo Americas Beverages ( PAB ), PepsiCo Eropa, PepsiCo Asia,
Timur Tengah dan Afrika ( AMEA ). Setidaknya setiap masing – masing unit usaha PepsiCo
mengembang sebuah tugas yang tergolong dalam strategi bisnis perusahaan. Tentunya masing
masing perusahaan bergerak di masing – masing sektor bisnis tertentu dan di tempat atauwilayah
yang berbeda. Strategi utama dari PepsiCo adalah untuk menjadi perusahaan yang dominan dalam
kategori makanan dan minuman di mana terdapat produk – produk dari PepsiCo yang bersaing
seperti pada sektor minuman karbonasi yaitu Pepsi. Sehingga masing – masing produk dari
PepsiCo diharapkan mampu menjadi produk yang memimpin di kategorinya masing
– masing ( Paulo Nazario, 2011:4)

15
Berikut adalah strategi bisnis PepsiCo dalam mencapai tujuan perusahaan, antara lain ( Paulo
Nazario, 2011:4) :

1. Mempertahankan momentum restrukturisasi perusahaan yang terjadi sejak tahun 1997 di


mana setiap tahunnya PepsiCo senantiasa mengalami peningkatan kinerja perusahaan.
Untuk itu mempertahankan kondisi yang stabil ini merupakan strategi utama dari PepsiCo.

2. Tujuan lebih lanjut dari PepsiCo adalah melakukan proses akuisisi perusahaan –
perusahaan yang dinilai menguntungkan di sektor industry dan sekitarnya.

3. Selain itu, PepsiCo juga senantiasa melakukan inovasi dan pengenalan terhadap produk –
produk baru secara terus menerus.

4. Melakukan pengembangan dalam sektor atau karegori makanan ringan.

5. Melakukan ekspansi pasar ke luar negeri, ( di luar Amerika Utara ) sebab pasar – pasar di
negara lain sedang dan terus berkembang sehingga hal itu menjadi peluang yang besar.

6. Memanfaatkan “ Power of One “ sebuah jaringan retail yang bertujuan untuk melakukan
control yang penuh terhadap toko – toko sehingga berdampak pada peningkatan jumlah
penjualan perusahaan.

Lebih jelas, dalam penerapan strategi bisnis yang dilakukan PepsiCo dapat dilihat melalui unit
– unit usahanya.

 Frito-Lay North America

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa Frito-Lay North America (FLNA ) merupakan unit
usaha yang tergolong dalam PepsiCo Americans Foods ( PAF ). FLNA merupakan salah satu unit
usaha PepsiCo yang dijadikan sebagai komponen utama bisnisnya, sebab berdasarkan Annual
Report 2008 atau laporan tahunan perusahaan, bagian ini menyumbang 29% dari total pendapatan
dan 36% dari laba usaha. Hal ini membuat manajemen perusahaan fokus dalam memperhatikan
dominasi pasar yang kuat yang dimiliki oleh Frito-Lay seiring banyaknya tuntutan atau keinginan
dari konsumen Frito-Lay itu sendiri terhadap kenikmatan, kandungan gizi yang beorientasi untuk
memanjakan konsumen dalam hal ngemil. Oleh karena itu, ini

16
membuat FLNA melakukan pemantanpan produk yang di dalamnya juga sudah termasuk inovasi
– inovasi dalam kandungan gizi.

Pada profuk Frito- Lay yang mengalami formulasi ulang untuk meningkatkan penjualan salah
penyebabnya adalah ukuran atau porsi yang terlalu besar sehingga pada produk Frito –Laydiubah
menjadi lebih kecil. Contohnya pada produk SunChips dan Quaker. Kemudian tidak hanya sampai
di situ, selain melakukan penyesuaian terhadap produk PepsiCo juga terus melakukan akuisisi
terhadap perusahaan snak yang sehat seperti Flat Earth sehingga hal tersebut terus mendorong
PepsiCo untuk memperluas segmentasi pasarnya.

 PepsiCo Beverages North America ( PBNA )

Berdasarkan laporan tahun 2012, PepsiCo berhasil menguasai 33 % dari pasar. Peningkatan yang
terjadi dikarenakan PBNA melakukan pengembangan terhadap varian produk minuman, tidak
hanya Pepsi yang tergolong minuman non-alkohol tetapi PepsiCo juga memasukkan Gatorade,
Tropicana, The Lipton dalam pasar. Walaupun kondisi di wilayah Amerika Utara pasar minuman
masih didonimasi oleh minuman berkarbonasi hamper setengah dari seluruh minuman non-
alkohol tetapi tetap masih memberikan peluang terhadap jenis minuman lain. Hal ini sebab telah
terjadi pergeseran selera konsumen, di mana para konsumen beralih untuk hidup sehat dengan
meninum jus, dan minuman energy. Untuk itu produk – produk seperti Gatorade, Tropicana sangat
tepat dalam meraih konsumennya. Namun kondisi yang baik pada kategori minuman jus dan
minuman energy ini tidak diikuti oleh Pepsi. Hal ini disebabkan tadi, yaitu konsumen yang sedang
bertransisi untuk mencoba minuman lain. ( Annual Reports, 2012 )

 PepsiCo International

Dengan diikuti strategi ekspansi pasar luar Amerika Utara hal ini mendorong PepsiCo untuk
bergerak secara agresif dalam memasuki pasar internasional. pertumbungan tercepat terhadap
volume minuman produk PepsiCo terjadi di Timur Tengah, China dan Pakistan. Faktor
penyebabnya adalah PepsiCo yang senantiasa mendorong akuisisi perusahaan – perusahaan dan
juga ekspansi pasar retailnya. ( Annual Reports, 2012 )

 Quakers Foods North America

17
Pertumbuhan yang terjadi pada produk – produk Quakers di Amerika Utara ternyata tidak sama
dengan produk pada unit usaha lainnya seperti minuman. Walaupun hal ini tidak terjadi terhadap
semuan produk Quakers. Bagian dari Quakers yang mungkin cocok dengan strategi PepsiCo
adalah makanan yang tergolong dalam produk “ Good For You “ sebab produk dari Quakers yang
tergolong dalam produk yang menyumbang banyak pemasukan terhadap perusahaan( Annual
Reports, 2012 )

Salah satu yang menjadi keunggulan lain dari PepsiCo adalah jaringan distribusi mereka sendiri
yang terbilang sangat fleksibel. Hal ini terlihat bahwa produk PepsiCo didistribusikan ke pasar
melalui jasa pengiriman langsung ke retail, toko, broker, maupun gudang penyimpangan. Sistem
distribusi ini dikembangkan dengan cara tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan untuk
menunjjukkan karaketik dari produkm yang terlebih adalah untuk mejaga kualitas produk PepsiCo
itu sendiri.

Keunggulan kompetitif yang dimiliki olehPepsiCo adalah modal. Seperti yang kita ketahuibahwa
PepsiCo merupakan perusahaan nomor satu dalam industry makanan ringan atau snak dan nomor
dua dalam industry minuman non-alkohol. Terlebih catatan pendapatannya sekitar $ 29 miliar, ini
berarti bahwa PepsiCo memiliki dana lebih untuk biaya iklan, penjualan dan promosi. Dengan
kondisi ini PepsiCo diyakinkan untuk mampun bersaing secara efisien terhadap para pesaingnya.

Analisis SWOT ( Annual Reports, 2012 )

Strength ( Kekuatan )

Salah satu kekuatan terbesar PepsiCo adalah Pejabat dan Direksinya yang bersikap baik dan
jujur, memiliki penilaian analisis dan tidak memiliki rasa malu untuk melakukan apa yang sudah
seharusnya mereka lakukan. Salah sati faktornya adalah PepsiCo adalah salah satu perusahaan
minuman dan makanan terbaik. Kekkuatan lain dari perusahaan ini adalah unit usahanya yaitu
Frito-Lay yang telah melampau perusahaan lain dalam hal restrukturisasi, produk baru dan harga
yang lebih rendah. Sehingga Frito-Lay diidentikkan dengan keripik jagung. Frito Lay menguasai
60% dari pasar makanan ringan asin di Amerika. Sementara itu pada segmentasi minuman ringan
PepsiCo kalah dengan Coca Cola Company yang mgenuasi pasar minuman ringan. Namun

18
dengan akuisisi terhadap perusahaan Quaker Oats dan Gatorade membuat PepsiCo masih sangat
kompetitif.

Faktor CEO Indra Nooyi yang berasal dari India sehingga membuat produk – produk PepsiCo
mengungguli produk Coca cola untuk pasar India, selain karena peran CEO yang sangat paham
dengan pasar di India pengaruh social juga turut membantu. Inovasi – inovasi terhadap produk
sudah sangat baik hal ini terbukti pada beberapa varian produk yang ada seperti Pepsi Blue.
Kekuatan lain dari PepsiCo adalah lebih perhatian dengan konsumen dengan mengkategorikan
produk – produk dengan merujuk pada alternative gaya hidup sehat selain itu keberhasilan
perusahaan dalam mengakuisisi perusahaan – perusahaan merupakan gambaran besar dan baik
bahwa PepsiCo merupakan perusahaan besar yang terus tumbuh kembang.

Weakness ( Kelemahan )

Dilihat dari sudut kelemahan, mungkin produk Pepsi merupakan salahs atu produk yang paling
lemah disbanding dengan produk Coca Cola baik di pasar Amerika Utara maupun internasional.
Hal ini terlihat dari sejarah bahwa peluncuran produk coca cola lebih duluan tiga decade ketimbang
pepsi yaitu coca cola di tahun 1886 sementara pepsi di tahun 1919.Terlebih pandangan konsumen
melihat bahwa Pepsi hanyalah sebatas produk sementara itu pesaingnya yaitu Coca Cola
merupakan produk yang memiliki fans atau penggemar tersendiri.

Untuk produk Quaker Oats di pasar internasional relative kurang sukses hal ini dikarenakan
orientasi produk Quaker Oats adalah pasar internasional sementara itu PepsiCo pasar potensial
untuk meraup keuntungan banyak adalah pasar di Amerika Utara sehingga keuntungan dari
penjualan produk Quaker Oats kurang maksimal. Hal ini menyebabkan PepsiCo masih bergantung
dengan pasar dalam Amerika Utara dan cenderung berat untuk lepas dari ketergantungan pasar
dalam negeri. Selain itu perubahan yang belakangan ini terjadi di internal organisasi perusahaan
memberikan tanda bahwa terjadi kerenggangan dalam struktur internal perusahaan. Hal ini juga
terlihat dari banyaknya unit usaha PepsiCo. Sehingga kondisi demikian sudah menjadi risiko
perusahaan, sebab dari pola struktur organisasi terlihat begitu lebar danluas.

Opportunities ( Peluang )

19
Seperti yang diketahui bahwa pasar masih terbuka begitu lebar sehingga masih begitu luas pula
kesemaptan bagi PepsiCo untuk mencoba masuk ke pasar tersebut. Seperti ekspansi pasar baru
luar amerika sebelum didahului oleh para pesaing. Namun perbedaan produk terdapat pada
PepsiCo yaitu dengan adanya varian profuk “ Good For You “yakni golongan produk – produk
yang mengandung gizi seperti susu, gandum, dan buah. Hal ini membuat kesempatan besar bagi
PepsiCo untuk membuat produk sehat dan untuk memperluas pasarnya. Sebab kunci dari sebuah
produk ada diferensiasi atau perbedaan dengan produk yang lain. Selain itu sebagai perusahaan
besar PepsiCo juga memiliki kesempatan untuk membuat formula baru yang jauh lebih baik untuk
membuat suatu produk yang mampu mengalahkan produk pesaing.

Threat ( Ancaman )

Ancaman bagi PepsiCo itu sendiri berasal dari fluktuasi harga bahan baku produksi dan distribusi
sehingga menyebabkan pada peningkatan biaya produksi. Dalam lingkungan bisnis PepsiCo, ia
tidak mungkin untuk menaikkan harga produk karena mereka berada pada lingkaran persaingan
dengan perusahaan pesainng lainnya yang begitu kompetitif artinya sedikit saja terjadi perubahan
harga dapat menyebabkan dampak yang besar. Terlebih jaringan perusahaan PepsiCo yang begitu
luas dari sektor produksi hingga sektor distribusi barang atau produk ke toko begitu luas dan besar
hal ini membuat adanya efek domino apabila salah satu unit perusahaan membuat kesalahan.

Berdasarkan analisa SWOT maka dapat ditarik sebuah garis besar kesimpulan bahwa PepsiCo
merupakan sebuah perusahaan yang sangat stabil dan menguntungkan di Amerika Utara dan di
seluruh dunia. Seperti yang telah disebutkan bahwa PepsiCo merupakan perusahan nomer satu di
dunia untuk makanan ringan atau snak dan perusahaan nomor dua untuk minuman ringan. Pada
industry makanan ringan PepsiCo memiliki Frito-Lay. PepsiCo memiliki empat unit bisnis
utamanya : 1) Frito Lay Amerika Utara, 2) PepsiCo Beverages, 3) Quakers Foods, 4) PepsiCo
International , yang semua unit bisnisnya memiliki pasar yang sangat kuat di Amerika Utara
maupun internasional karena masing – masing unit bisnis PepsiCo memiliki potensi pertumbuhan
yang cenderung meningkat setiap tahunnya.

Lingkungan makro maupun mikro dalam bisnis sangatlah berpengaruh terhadap strategi bisnis
suatu perusahaan. Seperti contohnya dalam lingkungan makro, hukum yang dibuat oleh
pemerintah di suatu negara membuat perusahaan menyesuaikan strateginya dengan hukum yang

20
berlaku tersebut. Begitu juga dalam lingkungan mikro, nilai yang dimiliki oleh suatu perusahaan
akan membentuk strategi yang diambil oleh perusahaan tersebut. Analisa mengenai pengaruh ini
akan dijelaskan dalam model lapisan lingkungan bisnis yang diberikan oleh Johnson, et. al.
(2008: 54) yakni macroenvironment, industri atau sektor, kompetitor dan pasar, dan perusahaan
itu sendiri.

Pengaruh lingkungan makro dapat dianalisa melalui analisa PESTEL. Analisa PESTEL dilakukan
dengan cara melihat ancaman maupun kesempatan yang dimiliki oleh The Body Shop dalam
berbagai bidang yakni Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Environment, dan Legislasi.

 Politik

Pepsi adalah minuman non-alkohol dank arena di atur oleh Food and Drug
Administration ( FDA ) jadi PepsiCo haru memenuhi standar hukum yang ditetapkan
oleh FDA. Selain itu, banyak juga pasar di dunia yang menetapkan aturan yang berbeda
– beda, baik dari aturan yang bersifat lemah maupun yang ketat. Kejadian politik yang
terjadi dalam sebuah negara seperti kerusuhan sipil sangat berpengaruh terhadap
perusahaan sebab hal tersebut cenderung memunculkan inflasi sehingga penjualan
produk bisa jatuh. Dalam hal ini yang terpenting adalah PepsiCo harus mampu
beradaptasi dengan situasi politik dan hukum di suatu tempat.

 Ekonomi

Krisis ekonomi menjadi faktor yang begitu diantisipasi oleh perusahaan sebab ketika
terjadi krisis ekonomi seperti apa yang terjadi pada tahun 2008, perusahaan harus
melakukan restrukturisasi, promosi yang lebih besar dan yang paling parah adalah
penurunan pendapatan perusahaan. Hal yang menjadi faktor adalah lemahnya nilai
tukar mata uang. Selain itu krisis ekonomi membuat daya beli konsumen menjadi
menurun sehingga dampak nyata adalah menurunnya tingkat pembelian konsumen
terhadap produk – produk PepsiCo. Selain itu PepsiCo dalam proses pendistribusian
barang masing mengandalkan truk sehingga mengeluarkan biaya pengeluaran yang
cukup besar. ( Annual Reports, 2008 )

21
Ini merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi PepsiCo sebab sebagai minuman
non-alkohol Pepsi diharapkan mampu hadir di antara perbedaan yang ada di antara
budaya – budaya di dunia sehingga bisa menjadi produk yang dikenal di seluruh dunia.
Sehingga Pepsi harus mempromosikan sebagai sebuah merk minuman dunia yang
mengasosiasikan mereka sebagai sesuatu yang menghubungkan dunia bersama
– sama. Contohnya adalah dalam sebuah negara terdapat festival atau acara
kekeluargaan maupun seni, Pepsi hadir sebagai minuman ringan. Selain itu PepsiCo
juga harus jeli terhadap konsumen muda dan perubahan gaya hidup, seperti beralih dari
minum minuman bersoda ke minuman yang berenergy. Dan sebagainya.

 Teknologi

Seiring dengan berkembang pesatnya teknologi mau tidak mau membuat perusahaan
harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi sehingga dapat turut pula
mengalami kemajuan dalam bisnis perusahaan. Salah satu yang tren saat ini adalah
Media Sosial. PepsiCo dituntut untuk mampu berinteraksi dengan konsumennya
melalui media social agar mampu menjangkau dan menjaga loyalitas konsumen. Di
satu sisi peran media social juga sebagai ajang promosi produk. Selain itu penting
juga bagi perusahaan untuk membuat mesin produksi yang baru yang bersifat otomatis
sehingga mampu memproduksi barang lebih cepat dan efisien.

 Legalisasi

Salah satu kejadian hukum yang pernah dialami oleh PepsiCo adalah terjadi di India,
ketika Pepsi dituduh menggunakan air yang terkontaminasi. Akibat kejadian itu Pepsi
melakukan penarikan kembali terhadap produknya dan perusahaan pun mengalami
kerugian yang besar.

Analisa Macro-Environment dan Micro-Environment Perusahaan PepsiCo

Dalam industry minuman ringan dapat dibagi menjadi minuman berkarbonasi dan non- karbonasi.
Salah satu minuman yang tergolong karbonasi adalah cola, lemon dan jeruk. Pasar minuman
ringan berkarbonasi mengalami tantangan terhadap gerakan – gerakan kesadaran

22
kesehatan yang terjadi pada konsumen di Amerika. Kesadaran akan kesehatan saat ini menjadi
tren di Amerka. Hingga akhir tahun 2006, pasar minuman ringan di Amerika Serikat
pertumbuhannya 0.0 % akibat tren yang berkembang tersebut. Sejakt thaun 1975 secara
keseluruhan angkat pertumbuhan pasar minuman ringan telah mengalami penurunan. ( Annual
Report, 2006 )

Berikut adalah analisa dengan menggunakan metode five forces :

1. Threat of New Entrants, bagi PepsiCo untuk saat ini tahun 2013 hingga 2014 ancaman
terhadap produk baru terkesan lemah karena jumlah dari insfratusktur penunjang dan
pengakuan merk – merk minuman baru di mata konsumen membutuhkan dana promosi
atau iklan yang begitu besar. Ti dak hanya pada industry minuman saja tetapi juga pada
industry makanan ringan. Selain itu, pasar minuman dan makanan ringan atau snak telah
dikuasai perusahaan besar yaitu PepsiCo itu sendiri dan musuh bebuyutnya yaitu Coca
Cola Company, hal ini didasarkan kepada kedua perusahaan tersebut senantiasa melakukan
akuisisi yang besar terhadap perusahaan – perusahaan selagi ada bisa. Akibatnya,
pendatang baru bukanlah datang dari perusahaan yang baru, melainkan pendatang baru
berasal dari varian varian terbaru yang dikeluarkan oleh perusahaan PepsiCo itu sendiri.
Sehingga dengan semakin berkembangnya inovasi di kemudian hari PepsiCo akan bersaing
dengan produk – produknya sendiri.

2. Threat of Substitutes, bagi PepsiCo untuk ancaman dari produk pengganti terbilang juga
minim. Walaupun konsumen dihadapkan pada banyaknya pilihan yang ada terhadap
minuman ringan dan makanan ringan di pasar. Bagaimana pun juga berkat eksistensi
PepsiCo sebagai perusahaan yang besar dan telah lama membuat ia memiliki pelanggan
yang loyalitas terhadap produknya. Sehingga PepsiCo tidak perlu kuatir untuk hal ini.
Namun yang perlu menjadi bahan perhatian adalah PepsiCo harus tetap menjaga kualitas
dan produk – produk mereka, sebab penuruan kualitas produk mempengaruhi konsumen
untuk beralih ke produk lain.

3. Threat of Suppliers, bagi PepsiCO sendiri bagian ini tidak menjadi ancaman berarti sebab
PepsiCo telah membangun jaringan distribusi sendiri. Maksudnya pihak yang memasok
dirinya sendiri dengan memiliki industry yang menyuplai bahan produksi. Saat ini

23
PepsiCo bergantung pada penyedia bahan baku seperti gula dna sirup jagung. Namun,
PepsiCo memiliki banyak pilihan terhadap supplier atau pemasok yang sesuai. Berdasarkan
kondisi di mana PepsiCo memiliki Pepsi Bottling Grup dengan kepemilikan saham 40%,
membuat PepsiCo memiliki keuntungan berbeda dibandingkan pesaingnya dalam produksi
dan distribusi. Sehingga memberikan PepsiCo kesempatan untuk menghasilkan produk
murah dan juga PepsiCo mempekerjakan spesialis untuk mengamankan proses pemasokan
dalam rangka menjaga kualitas produk mreka.

4. Power of Buyers, bagi PepsiCo sebagian besar pendapatnya terkonsentrasi pada Wal Mart
dan jaringan retailnya. Oleh karenanya tugas dari PepsiCo adalah lebih kepada
mempertahankan hubungannyadengan jaringan retail yang telah dibangun.

5. Threat of Competition, PepsiCo saat ini beroperasi di dua pasar yang kompetitif yaitu pasar
minuman non-alkohol yang dikembangkan di daerah – daerah baru ( lluar negeri ).
Persaingan di pasar lebih dikerucutkan pada persaingan harga dan promosi. Sehingga
dalam pasar minuman berkarbonasi masih tetap menjadi ancaman. Namun dengan melihat
tren konsumen yang beralih ke minuman alternative seperti jus dan minuman energy
sepertinya PepsiCo bakalan bersaing terus melalui proses pengakuisisian produk –produk.

Diferensiasi Produk Pepsi terhadap Produk Pesaing

Salah satu faktor sebuah produk mampu memenangkan hati konsumen adalah bahwa produk
tersebut berbeda dengan produk lainnya. Hal ini lah yang telah dilakukan oleh Pepsi yang berusaha
untuk membedakan dirinya dengan Coca cola walaupun hanya sedikit keberhasilan yang
diperoleh. Dalam upaya untuk membedakan produknya dengan Coca Cola, Pepsi pada tahun 1990
menargetkan pasar remaja di Amerika Serikat dengan melakukan kontrak kerjasama dengan
sekolah – sekolah dan mengembangkan promosi dari iklan. Salah satu iklannya adalah saat
menjadikan Britney Spears sebagai bintangnya.

Semenjak tahun 1999, differensiasi dilakukan oleh Pepsi dengan mengeluarkan produk – produk
baru seperi pada tahun 2002 Pepsi mengeluarkan produk Sierra Mist untuk bersaing dengan

24
merk Sprite. Di tahun selanjutnya Pepsi terus melakukan promosi produk – produk baru di
antaranya adalah Code Red, Live Wire, Pepsi One, dan Pepsi Blue. Selain itu Pepsi berhasil
melawan penurunan penjualan minuman berkarbonasi dengan memasarkan Starbucks yang siap
minum dan mengakuisisi SOBE dan Gatorade. Sehingga serangkaian langkah – langkah yang
dilakukan oleh PepsiCo mampu membuat pasar perusahaan tersebut semakin luas. ( Annual
Reports, 2002 )

25
BAB III

KESIMPULAN

Pembahasan dan analisa di atas menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa strategi bisnis yang
dimiliki dan diterapkan oleh PepsiCo dalam persaingan bisnis secara global sangat memberikan
bantuan terhadap perusahaan untuk mampu meningkatkan performa penjualannya yang
berdampak pada meningkatnya pendapatan perusahaan. Hal ini melihatkan juga bahwa dengan
melakukan analisa SWOT, PEST dan Five Forces selanjutnya dapat diketahui atau dapat
diidentifikasi kekurangan dan kelebihan suatu perusahaan. Namun, strategi bisnis yang dimiliki
perusahaan PepsiCo memiliki faktor – faktor penghambat proses pengimplementasiannya seperti
tingginya biaya produksi, krisis ekonomi, krisis internal perusahaan, dan kejadian politik dan
bencana alam .

Dalam analisis PESTEL memberikan gambaran ancaman dan kesempatan yang dimiliki oleh
PepsiCo dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya, melalui analisa kesempatan dan ancaman
dari berbagai bidang seperti Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Environment, dan Legal.
Sementara model five forces membantu dalam menganalisa tingkat dan sumber ancaman terhadap
pepsiCo dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya. Berdasarkan analisa tersebut didapatkan
bahwa rata - rata ancaman yang dimiliki PepsiCo berada di tingkat bawah. Sementara analisa
SWOT membantu dalam memberikan gambaran mengenai apa yang harus diperbaikioleh
perusahaan dalam mengimplementasikan strateginya karena dalam analisa SWOT didapatkan
kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

Rekomendasi

26
Berdasarkan hasil analisis di atas maka dapat diperoleh sebuah rekomendasi untuk perusahaan
PepsiCo ke depannya, di antaranya ada tiga rekomendasi :

1. Konsentrasi untuk diversifikasi atau penganekaragaman usaha baru pada pasar baru, jika
selama ini PepsiCo hanya bermain pada pasar minuman non-alkohol tidak ada salahnya
jika mencoba untuk memasuki persaingan pada pasar minuman beralkohol.

2. Integrasi Horizontal dan Vertikal dalam rantai perusahaan, maksudnya PepsiCo harus
mampu memperoleh posisi kunci dalam rantai produksi hulu hingga hilir, seperti turut
menjadi perusahaan produsen pertanian. Dalam integrasi horizontal, diharapkan PepsiCo
mampu untuk menyalip para pesaingnya dalam sektor bisnis dan industry yang sama.

3. Pembangunan pasar internasional, PepsiCo harus mampu membangun dan


mengembangkan pasar di lluar Amerika Utara sebab selama ini pemasukan perusahaan
hanya bergantung pada hasil penjualan pasar Amerika Utara. Untuk itu selamanya
perusahaan tidak boleh bergantung kepada satu pasar saja, melainkan harus memiliki
alternative pilihan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Brown, Clow. 2008. Introduction to Business. McGraw Hill : New York

Campbell, Stonehouse and Houston. 2002. Business Strategi An Introduction, Second


Edition. Butterword Henimann : Oxford.

Johnson,Scholes, Whittington. 2011. Exploring Corporate Strategy : Text & Cases.


Prentice Hall : Oxford

Kotler, Armstrong. 2006. Principles of Marketing. Prentice Hall : New Jersey

Goldsworthy, Paul. 2011. A Guide To The Soft Drink Industry.

Porter, E. Michael.1997. How Competitive Forces Hape Strategy. Hardvard Business


Review

Hariadi, Bambang. 2013. Strategi Manajemen.

Website

PepsiCo (http://www.pepsico.com/) accessed December 17, 2013

28
29

Anda mungkin juga menyukai