Nim : 031109551
Kelas : Manajemen B
Pemasaran Strategi
Tugas Partisipasi 1
MODUL 1
Mengacu pada bentuk organisasi perusahaan besar yang memiliki satu atau lebih anak perusahaan, Robbins dan
Coulter(2015) menyebutkan tiga jenis strategi organisasi yaitu strategi korporasi, strategi bisnis (anak
perusahaan), dan strategi fungsional. Mereka mendefinisikan strategi sebagai keputusan dan tindakan yang
menentukan kinerja jangka panjang sebuah organisasi
STRATEGI KORPORASI
Collis dan Montgomery (1997), menyatakan bahwa strategi korporasi adalah cara sebuah perusahaan
menciptakan nilai melalui konfigurasi dan koordinasi kegiatan-kegiatannya pada berbagai pasar. Cravens dan
Piercy(2012) juga menyatakan strategi korporasi sebagai keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajemen
puncak, yang terdiri dari penentuan cakupan dan tujuan bisnis, sasaran-sasarannya, dan inisiatif-inisiatif serta
sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran.
Strategi bisnis berkaitan dengan bagai perusahaan bersaing dalam suatu industri ( Walker dan Ruekert,1987;
Vadarajan dan Clark,1994; Robbins dan Cuelter,2015). Karena itu, yang menjadi perhatian utama dalam strategi
bisnis adalah bagaimana memperoleh keunggulan bersaing (Slater dan Olson,2001).
STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran dan pemasaran strategik adalah dua konsep yang sering dipakai secara bergantian(EL-
Ansary,2006), padahal pengertian kedua konsep berbeda (Varadarajan,2010). Terdapat pandangan bahwa dalam
rencana pemasaran terdapat dua aspek yang berbeda, yakni aspek strategis dan aspek taktikal.
Cravens dan Piercy(2012) mengatakan bahwa pemasaran strategis adalah sebuah proses pengembangan strategi
yang digerakkan oleh pasar (market-driven strategy) yang memperhitungkan lingkungan bisnis yang selalu
berubah dan dimaksudkan untuk menyampaikan nilai pelanggan yang superior.
Cravens dan Piercy (2012) mengatakan bahwa pemasaran strategis merupakan sebuah proses yang terdiri dari
4(empat) tahap, yaitu (1) analisis situasi strategik, (2) menetapkan strategi pemasaran, (3) pengembangan
program pemasaran, dan (4) pelaksanaan serta mengelo strategi pemasaran. Proses yang melingkar memberi dua
pengertian. Pertama, perumusan strategi pemasaran merupakan proses yang dinamis. Proses ini tidak dilakukan
secara terputus, dimana setiap tahap dilakukan sendiri-sendiri. Sebaliknya pada saat sebuah tahapan dirumuskan
pada saat yang sama manajer sudah mempertimbangkan tahap sebelum atau sesudahnya. Kedua, perumusan
startegi pemasaran sangat fleksibel karena situasi yang dihadapi perusahaan berbeda-beda.
ORIENTASI PEMASARAN DAN STRATEGI PEMASARAN
Konsep strategi pemasaran pemasaran tidak dapat dilepaskan dari konsep orientasi manajemen pemasaran yang
lahir dari Amerika serikat. Konsep ini didasarkan pada pemahaman-pemahaman para pakar maupun praktisi
pemasaran terhadap kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan para konsumen dari masa ke masa. Oleh
karena itu, konsep ini dapat dipahami sebagai perkembangan orientasi manajemen pemasaran dari masa ke
masa.
Strategi korporasi merupakan dasar bagi strategi bisnis. Misalkan, korporasi menilai sebuah SBU harus "di-invest".
Apabila menggunakan strategi dari Miles dan Snow(1978), tentu strategi yang seusia untuk
strategi''invest"adalah"peospector". Bagi Hax dan Majluf(1984), keterkaitan antara strategi korporasi dan strategi
bisnis tidak terbatas pada kesesuaian antara kedua strategi, termasuk penganggaran strategi bisnis.
Modul 2
Secara berkala manajer perlu memeriksa kinerja pemasaran saat ini dalam hal volume penjualan, profitabilitas,
pangsa pasar, dan ukuran-ukuran lain yang relevan. informasi lebih kaya diperoleh apabila analisis kinerja
dilakukan per merek, lini produk, segmen pasar, unit bisnis, divisi, dan seterusnya. Pertanyaan yang perlu diajukan
adalah apakah kinerja perusahaan telah mencapai sasaran yang ditetapkan.
Menurut Ferrel et al.(2010), yang di-review adalah keadaan sumber daya-sumber daya organisasi saat ini, seperti
keuangan,SDM, pengalaman perusahaan, hubungan dengan pemasok atau pelanggan kunci. Menurut Hooley,
Saunders dan Piercy(2004) sumber daya organisasi memang perlu di-review karena merupakan dasar perumusan
strategi pemasaran. Mereka mencatat dua resiko yang dihadapi perusahaan apabila mengabaikan langkah ini.
Pertama, perusahaan dapat kehilangan kesempatan memberikan nilai unik konsumen yang mungkin dapat
disumbangkan sumber daya perusahaan. Kedua ada kemungkinan ditetapkan strategi yang membutuhkan
sumber daya yang notabene tidak dimiliki perusahaan, sehingga implementasinya gagal.
Menurut Yarbrough et al.(2011), budaya organisasi adalah sistem yang berisikan nilai, keyakinan, dan asumsi
bersama, yang membantu individu atau grup melakukan fungsinya dalam organisasi. Menurut Jain(2000) budaya
organisasi memberi karyawan rasa arah(sense of direction), rasa bagaimana berprilaku (sense of how to behave)
dan rasa melakukan apa(sense of what they ought to be doing).
Menurut Robbins dan Coulter (2015), salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan implementasi strategi
adalah struktur organisasi. Dibutuhkan struktur organisasi yang sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan.
Keduanya juga menyatakan bahwa strategi dapat disimpulkan ke dalam tiga strategi dasar, yaitu: inovasi, efisensi,
dan imitasi. Menurut Kotler dan Amstrong (2012), dalam merumuskan rencana pemasaran, manajemen
pemasaran perlu melibatkan manajemen puncak keuangan, riset dan pengembangan, pembelian, operasi dan
akunting.
Umumnya para praktisi dan akademisi menganjurkan agar analisis internal di akhiri dengan inventarisasi kekuatan
dan kelemahan. Kekuatan adalah sesuatu yang baik dari perusahaan baik atau karateristik yang memberikan
kemampuan penting yang di butuhkan perusahaan.sedangkan kelemahan adalah kekurangan-kekurangan
perusahaan, sesuatu yang di lakukan perusahaan dengan buruk atau keadaan yang menempatkan perusahaan
pada situasi yang tidak menguntungkan.
Analisis situasi eksternal
ANALISIS PELANGGAN
Para manajer perlu mengetahui siapa pelanggan saat ini dan pelanggan potensial, apa saja kebutuhan mereka,
persepsi kualitas produk perusahaan dan pesaing di mata konsumen, dan perubahan apa yang mungkin terjadi
pada kebutuhan konsumen. Informasi yang di butuhkan konsumen sebenarnya tidak terbatas. Salah satu metode
untuk memperoleh informasi secara sistematis adalah model 5 W yaitu: 1) siapa (Who) konsumen saat ini dan
pelanggan potensial? 2) apa (what) yang di lakukan konsumen terhadap produk kita? 3) Di mana (where)
konsumen membeli produk kita? 4) kapan (when) konsumen membeli produk kita? 5) mengapa (why) pelanggan
potensial tidak membeli produk kita dan bagaimana (How) konsumen memilih produk kita?
Analisis situasi persaingan di mulai dengan penetapan pengertian persaingan. Kemudian, dari antara sekian
banyak pemain industri, perusahaan harus menetapkan pemain mana saja menjadi pesaingnya. Setelah identitas
pesaing jelas barulah perusahaan menganalisis situasi persaingan untuk menghasilkan informasi yang di perlukan
dalam merumuskan strategi pemasaran.
Bagaimana mengetahui potensi pasar? Bagi Walker, Boyd, Mullins, dan Larreche (2003) setiap tren, dapat
menghasilkan kesempatan bagi sebagian pelaku bisnis dan menjadi ancaman bagi pelaku bisnis lain.
MODUL 3
Kotler dan Amstrong (2012) mencatat tiga strategi pemasaran berdasarkan ada tidaknya pasar sasaran yaitu:
1. Pemasaran massal (mass marketing). Dalam praktik pemasaran demikian, penjual memproduksi produk secara
massal mempromosikan produk secara massal.
2. Pemasaran variasi produk (product variety marketing). Di sini perusahaan memproduksi dua atau lebih varians
produk yang berbeda dalam hal fitur, gaya, kualitas, model, harga dan lain-lain.
3. Pemasaran bersasaran (target marketing). Disini perusahaan mengidentifikasi segmen-segmen pasar, memilih
segmen untuk di layani, kemudian membuat produk untuk segmen yang di layani tersebut.
Ada tiga langkah utama pelaksanaan pemasaran bersasaran, yaitu segmentasi pasar (market segmentation),
pemilihan pasar sasaran (market targeting), dan penentuan posisi merek (brand positioning).
SEGMENTASI PASAR
Segmentasi pasar adalah proses mengelompokkan pasar kedalam segmen yang berbeda-beda. Segmen pasar
adalah sekelompok pembeli yang memberikan respons yang sama terhadap aktivitas pemasaran tertentu.
Sekarang telah tersedia beberapa segmen pasar. Sebelum mengambil keputusan perusahaan perlu mengevaluasi
setiap segmen terlebih dahulu. Setelah itu barulah di ambil keputusan tentang segmen mana yang di jadikan
sebagai pasar sasaran.
Posisi merek (brand positioning) adalah tempat produk yang berbeda, jelas, dan bernilai lebih secara relatif di
banding pesaing, di benak konsumen. Brand positioning di perlukan untuk memperkuat penerimaan produk pada
segmen yang di pilih.
DIFERENSIASI
1. Sumber-sumber diferensiasi
a. Sumber-sumber diferensiasi barang terdiri dari produk utama, layanan pendamping barang, personil, saluran
distribusi, dan citra.
b. Diferensiasi produk utama barang di diferensiasi melalui fitur, permfornas, conformans, kemudahan
memperbaiki, umur, normal, reliabilitas, gaya, dan desain.
c. Diferensiasi personil banyak perusahaan yang membedakan produknya dari produk perusahaan lain melalui
penekanan pada sumber daya yang berbeda.
d. Diferensiasi saluran
e. Diferensiasi image
2. Syarat-syarat diferensiasi
Sekalipun perusahaan dapat membuat produk yang unik, tidak berarti bahwa keberhasilan produk sudah di
tangan.
STRATEGI RELATIONSHIP
1. Globalisasi pasar
5. Fragmentasi media
Perusahaan perlu memuaskan konsumen. Selain untuk menghindari keluhan konsumen yang di ceritakan tujuan
yang tidak kalah penting adalah untuk menjadikan konsumen menjadi pemasar gratis. Banyak perusahaan yang
menyatakan bahwa tujuan perusahaan yang bersangkutan adalah untuk memuaskan pelanggan. Cara
pengungkapannya sangat beragam. Ada yang merumuskannya " pelanggan adalah raja", "kepuasan pelanggan
adalah tujuan kami", "mewujudkan harapan pelanggan" dan lain sebagainya
MODUL 4
Strategi Produk
Ada berbagai istilah yang kita temukan tentang nilai, seperti costumer value, value for the costumer, costumer-
perceived value, dan perceived value. Konsumen dapat memperoleh manfaat fungsional (berdasarkan
kemampuan produk melakukan fungsi dasarnya), emosional (perasaan positif), dan ekspresi diri (siapa saya di
mata orang lain) dari produk. Namun untuk memperolehnya, konsumen mengorbankan uang, tenaga, pikiran, dan
waktu.
1. Mengelola produk individu, produk individu adalah item terakhir produk yang tidak memiliki variasi lagi.
2. Strategi lini produk, lini produk adalah sekumpulan produk yang mempunyai keterkaitan satu sama lain karena
fungsi yang sama.
Produk umumnya di klasifikasikan berdasarkan daya tahan, golongan pembeli dan motif pembeliannya. Kategori
produk yang berbeda memerlukan strategi pemasaran yang berbeda pula.
Kenapa di sebut daur hidup produk? Karena penerimaan pasar terhadap suatu produk memiliki siklus. Adakalanya
permintaan meningkat tajam, akan tetapi menurun kemudian dan bahkan habis. Daur hidup produk terdiri dari
empat tahap, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap penurunan.
Produk merupakan konsep luas yang mencakup barang, layanan, orang, organisasi, ide dan tempat. Layanan
memiliki karakteristik yang unik di banding barang, karena itu produk tersebut memerlukan strategi pemasaran
berbeda di banding barang. Menurut Kotler dan Keller (2012), ada empat keunikan layanan di banding barang
yaitu, intangibility, inseparability, dan variability.
Sebenarnya bauran pemasaran 4 P (product, price, promotion, place) masih kurang Terdapat tiga P lainnya dalam
pemasaran layanan, yaitu people, physical evidence, dan process. Semuanya menjadi 7 P layanan.
STRATEGI DIFERENSIASI LAYANAN
Faktor-faktor yang dapat di jadikan sumber perbedaan (keunikan) layanan terdiri dari 1) Tawaran (offer) 2)
pelayanan (Delivery) 3) Citra (image)
Yang ideal bagi konsumen adalah paket layanan sesuai kebutuhan dan pelayanan yang baik. Kalau konsumen puas
berarti kedua aspek tersebut terpenuhi.
Layanan merupakan sesuatu yang abstrak. Kita tidak bisa melihat wujud layanan secara fisik, sebagaimana barang.
Pada prinsipnya, layanan yang berkualitas adalah layanan yang memuaskan. Dari prinsip ini dapat di katakan
bahwa kualitas layanan dapat di nilai berdasarkan kepuasan konsumen.
Logika pemasaran muncul karena keunggulan bersaing tidak terletak pada komponen-komponen nyata (barang),
melainkan pada komponen-komponen tidak nyata yang menghasilkan barang tersebut, seperti keahlian,
pengetahuan, semangat kerja, dan budaya perusahaan. Dalam perusahaan yang pandangannya berpusat pada
layanan, yang di peroleh konsumen sebagai imbalan terhadap harga yang di bayarkan adalah keahlian dan
pengetahuan perusahaan yang di sampaikan melalui produk.