PENDAHULUAN
1
Berdasarkan uraian singkat diatas, maka saya tertarik untuk
menganalisis dan mengevaluasi strategi pemasaran yang diterapkan perusahan
saat ini, serta membuat perencanaan strategi pemasaran yang dapat
memperluas pangsa pasar dan meningkatkan volume penjualan produk yang
dihasilkan dari Orangiro coffe shop. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi
lingkungan perusahaan untuk dapat memberikan alternatif strategi pemasaran
yang sesuai dengan lingkungan perusahaan. Dengan menggunakan analisis
SWOT yang bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam pasar
berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki
perusahaan. Untuk menganalisis sebuah peluang bisnis dan sejauh mana
produk yang dihasilan oleh perusahaan mampu bersaing dipasaran maka akan
dianalisis dengan menggunakan metode KANO yang berfungsi untuk
mengkategorikan atribut-atribut dari jasa berdasarkan seberapa baik jasa
tersebut mampu memuaskan kebutuhan pelanggan
2
3. Mendapatkan alternatif strategi pemasaran menggunakan metode SWOT
dan KANO
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
2.1.1 Analisis Lingkungan Internal
5
pesaingnya. Paling tidak, variabel tersebut dievaluasi sebagai penyebab
pokok penurunan kerja. Variabel-variabel tersebut merupakan variabel
yang terkait dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix).
Bauran Pemasaran
Menurut buku dari (Kotler, 2012) mengatakan Bauran pemasaran atau
yang bisa disebut marketing mix adalah kombinasi dari 4 variabel atau kegiatan
yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk (product),
harga (price), tempat (place), promosi (promotion). Keempat aspek tersebut
harus diatur sesuai dengan perkembangan pasar dan dijelaskan secara singkat
sebagai berikut :
Produk (product)
Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi kebutuhan atau keinginan. Produk yang ditawarkan meliputi
barang fisik, jasa, kegiatan, pengalaman, orang, tempat, organisasi, dan ide.
Produk juga merupakan keseluruhan konsep objek dan proses yang
memberikan sejumlah nilai kepada konsumen.
6
Harga (price)
Penetapan harga merupakan suatu hal terpenting. Perusahaan akan
melakukan hal ini dengan penuh pertimbangan karena penetapan harga akan
dapat mempengaruhi pendapatan. Harga merupakan faktor utama penentu
posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran, bauran ragam
produk, dan pelayanan, serta persaingan.
Tempat atau saluran distribusi (place)
Jangkauan tempat menjadi suatu yang harus dipertimbangkan secara
matang, tempat-tempat strategis tentu memiliki peluang akses publik yang
lebih baik. Menurut (Kotler & Armstrong, 2008) mengatakan bahwa “Saluran
distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan
(fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk serta status pemiliknya
dari produsen ke konsumen”. Pada definisi diatas dapat diartikan bahwa
saluran distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk
memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke
konsumen akhir atau pemakai industri. Distribusi berkaitan dengan
kemudahan memperoleh produk di pasar dan tersedia saat konsumen
mencarinya. Distribusi memperlihatkan berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa diperoleh dan tersedia bagi
konsumen sasaran.
Promosi (promotion)
Promosi merupakan suatu aktivitas yang dapat mengkomunikasikan
informasi secara persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh
penjual kepada pembeli. Menurut (Kotler & Armstrong, 2008) Promosi
adalah kegiatan yang mengkomunikasikan jasa atau produk dan
menganjurkan konsumen sasaran untuk membeli produk atau jasa yang
ditawarkan. Hal yang diperhatikan dalam kegiatan promosi ialah pemilihan
bauran promosi, bauran promosi adalah berbagai macam kegiatan promosi
yang dilakukan untuk mempengaruhi target pasar. Ada 5 macam cara promosi
yang dapat digunakan yaitu :
Periklanan (advertisisng)
7
Promosi penjualan (sales promotion)
Publisitas (publicity)
Penjualan pribadi (personal selling)
Pemasaran langsung (direct marketing)
Lingkungan internal adalah suatu kondisi yang ada dalam perusahaan dan
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi arah serta tindakan perusahaan
yang berasal dari dalam (intern) perusahaan tersebut. Analisis ini, menurut
(Yuli, 2006), bertujuan untuk mengenal lebih jauh beberapa kekuatan dan
kelemahan dalam diri perusahaan juga memberi landasan untuk menetapkan
tujuan strategi. Dimana kekuatan diidentifikasi sebagai suatu kondisi perusahaan
yang mampu melaksanakan semua tugasnya secara baik karena memiliki sumber
daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing
dan kebutuhan pasar yang dilayani atau yang ingin dilayani oleh perusahaan,
atau dengan kata lain kekuatan adalah kompetensi khusus. Sebaliknya,
kelemahan diartikan sebagai kondisi di mana perusahaan kurang mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik dikarenakan kurang atau terbatasnya
sumber daya, keterampilan dan kapabilitas kinerja yang efektif.
2.1.2 Analisis lingkungan eksternal
Analisis lingkungan eksternal adalah proses identifikasi dan evaluasi
informasi dari luar perusahaan, sehingga bisa mengetauhi peluang serta ancaman
bagi perusahaan. Analisa lingkungan eksternal adalah unsur yang berguna yang
mana analisa lingkungan eksternal akan memberikan informasi yang mendukung
dalam terbentuknya strategi pemasaran yang mana akan dapat mengetauhi faktor
peluang yang didapat perusahaan serta faktor ancaman yang selalu mesti di
hindari. Analisis lingkungan eksternal pada sebuah perusahaan tidak bertujuan
mengembangkan sebuah daftar lengkap dan menyeluruh dari setiap faktor yang
dapat mempengaruhi bisnis perusahaan tersebut, melainkan bertujuan
mengidentifikasi variabel-variabel yang menawarkan sebuah respon tindakan.
Menurut dari (Utomo, 2010) mengatakan terdapat 2 macam
lingkungan eksternal yakni lingkungan eksternal makro serta lingkungan
eksternal mikro lingkungan eksternal makro yang biasa juga disebut
8
lingkungan umum, yakni lingkungan eksternal yang mana
organisasi/perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan
atau mempengaruhi secara langsung.
Lingkungan eksternal pemasaran perusahaan secara garis besar
dibedakan lingkungan makro dan lingkungan mikro.
1. Lingkungan Makro
Menurut buku dari (Utomo, 2010) Lingkungan Eksternal makro
terdiri dari lingkungan : fisik, demografi, politik dan hukum, ekonomi,
teknologi, serta sosial budaya.
Fisik
Lingkungan fisik adalah hubungan timbal balik antara perusahaan
dengan lingkungan hidup atau hubungan antara kehidupan
manusia dan kehidupan lainnya seperti udara, tanah, air.
Demografi
Evolusi atau perubahan populasi penduduk adalah faktor kunci
lingkungan bagi perusahaan. Penduduk secara langsung
berpengaruh pada pasar konsumen serta mempengaruhi kekuatan
ekonomi lainnya.
Politik dan Hukum
Arah serta stabilitas politik dan hukum merupakan pertimbangan
utama bagi para manajer dalam memformulasi strategi
perusahaan. Politik dan hukum melingkupi faktor yang
dikendalikan oleh pemerintah.
Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat serta arah ekonomi dimana
suatu perusahaan beroprasi. Sebab pola konsumen masyarakat secara
relatif dipengaruhi oleh tren sektor ekonomi dan pasar, sehingga
dalam perencanaan strategiknya setiap organisasi atupun perusahaan
harus mempertimbangkan arah tren ekonomi dari setiap sektor pasar
yang mempengaruhi pasarnya.
9
Teknologi
Teknologi adalah pendorong utama dibalik pengembangan berbagai
produk dan pasar baru, tapi kadang juga menjadi alasan utama
menurunnya berbagai produk serta pasar. Teknologi dapat
mempunyai pengaruh penting pada kinerja industri.
Sosial dan Budaya
Faktor sosial-budaya yang dapat mempengaruhi aktivitas serta
kinerja perusahaan melingkupi keyakinan, nilai-nilai, sikap,
pandangan, serta gaya hidup manusia sebagai akibat
perkembangan dan perubahan kondisi kebudayaan, bahasa,
ekologi, demografi, keberagaman, pendidikan, suku bangsa dan
ras, serta mobilitas penduduk, lembaga-lembaga sosial, simbol
status, keyakinan agama.
2. Lingkungan Mikro
Konsep dari lingkungan industri merupakan dasar perancangan
strategi dalam perancangan bisnis. Menurut (Utomo, 2010)
menjelaskan lima kekuatan yang membentuk sifat dan derajat
persaingan dalam suatu industri, yaitu :
Threat of Entry ( Ancaman pendatang baru )
Pendatang baru dalam suatu industri biasanya membawa dan
menambah kapasitas baru, keinginan menghasilkan pangsa pasar
(market share), dan juga sumber daya baru. Perusahaan -
perusahaan dengan kelebihan sumberdaya yang dimiliki dapat
melakukan verifikasi usaha melalui akuisisi memasuki industri
dari pasar yang tidak sejenis.
Power of Suppliers ( Kekuatan pemasok )
Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan
untuk memproduksi barang atau penyedia jasa oleh industri atau
perusahaan. Organisasi di dalam industri bersaing antara satu
10
dengan yang lainya untuk mendapatkan input seperti tenaga kerja,
bahan baku, dan modal.
Power of Buyers ( Kekuatan pembeli / konsumen )
Pembeli atau pelanggan di sini terdiri dari pelanggan individual
dan pelanggan organisasi. Dalam industri tertentu mungkin
terdapat beberapa perantara pelanggan antara industri dengan
pemakai atau konsumen akhir, namum juga ada industri atau
perusahaan yang penjual secara langsung kepada konsumen akhir.
Ancaman produk pengganti
Produk penganti dapat memberikan penilaian bagi konsumen serta
akan mengurangi keuntungan perusahaan. ancaman produk
pengganti menjadi besar apabila :
Biaya pelatihan tidak signifikan.
Produk pengganti memberikan nilai manfaat dan harga yang
sama.
Konsumen telah terbiasa dengan produk pengganti.
Pendatang
Baru
Ancaman
Pendatang Baru
Kekuatan Tawar
Pemasok Pesaing Industri
Pemasok Pembeli
11
(Sumber : Rangkutin Freddy, 2003 : 11)
Gambar 2.2 Kekeuatan persaingan dalam industri
2.2 Analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat)
Menurut (David & David, 2013) Semua organisasi memiliki kekuatan dan
kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama
kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. Berikut penjelasannya SWOT
yaitu :
1. Strenght ( Kekuatan )
Kondisi yang dimana kekuatan dari suatu organisasi atau
perusahaan pada saat ini. Yang perlu dilakukan pada analisis ini adalah
setiap organisasi maupun perusahaan diperlukan menilai kekuatan serta
kelemahan dibandingkan dengan para pesaingnya.
2. Weakness ( Kelemahan )
Situasi ataupun kondisi yang dimana merupakan kelemahan
organisasi atau perusahaan pada saat ini. Cara ini merupakan untuk
menganalisa kelemahan didalam organisasi atau perusahaan yang menjadi
kendala yang serius dalam kemajuan suatu organisasi atau perusahaan.
3. Opportunity ( Peluang )
Kondisi yang dimana peluang diluar suatu organisasi ataupun
perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi pada
masa depan.
12
4. Threats ( Ancaman )
Ancaman yang akan dihadapi oleh organisasi ataupun perusahaan
yang dapat menghambat perkembangannya.
13
menghadapi kelemahan internal yang menghambat perusahaan untuk
mengeksploitasi peluang-peluang tersebut.
Kekuatan –Ancaman = Strength - Threat (S-T)
Pada posisi ini seharusnya menggunakan kekuatannya untuk menghindari
atau mengurangi dampak dari ancaman lingkungan eksternal. Namum ini
tidak berarti bahwa organisasi perusahaan yang kuat harus selalu
menghadapi ancaman lingkungan eksternal secara langsung.
Kelemahan Ancaman = Weakness - Threat (W-T)
14
Model kano dikembangkan oleh Notiaki Kano. Kano adalah model yang
bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari produk maupun jasa
berdasarkan seberapa baik produk atau jasa tersebut mampu memuaskan
kebutuhan pelanggan. Atribut-atribut layanan dapat dibedakan menjadi beberapa
kategori, yaitu (Achmad):
1. Must Be atau Basic needs
Pada kategori keharusan (must be) atau kebutuhan dari (basic needs),
pelanggan menjadi tidak puas apabila kinerja dari atribut yang
bersangkutan rendah. Tetapi kepuasan pelanggan tidak akan meningkat
jauh diatas netral meskipun kinerja dari atribut tersebut tinggi.
2. One-dimensional atau performance needs
Dalam kategori one dimensional atau performance needs, tingkat
kepuasan pelanggan berhubungan linear dengan kinerja atribut, sehingga
kinerja atribut yang tinggi akan mengakibatkan tingginya kepuasan
pelanggan pula.
3. Attractive atau excitement needs
Sedangkan pada kategori attractive atau excitement needs, tingkat
kepuasan
pelanggan akan meningkat sampai tinggi dengan meningkatnya kinerja
atribut, tetapi penurunan kinerja atribut tidak akan menurunkan tingkat
kepuasan.
Sebagai contoh central lock pada mobil ketika pertama kali muncul
merupakan atribut attractive, sekarang telah menadi one dimensional
bahkan menjadi must be bagi sebagian pelanggan. Implikasi lain dari
metode Kano adalah keinginan pelanggan lebih bersifat dinamis dan statis.
Pada saat ini banyak beredar produk sejenis yang dipilih pelanggan
sehingga hanya produk inovatif yang dapat menarik perhatian pelanggan
untuk dapat bertahan dalam persaingan yang ketat. Strategi yang dapat
digunakan perusahaan untuk menghasilkan produk yang dapat melampui
harapan pelanggan adalah dengan memproduksi produk yang mempunyai
attractive quality yaitu dengan proses pengembangan produk baru.
15
Strategi ini mengharuskan perusahaan untuk memperhatikan bagaimana
menciptakan attractive quality dalam proses pengembangan produk baru,
sedangkan untuk industri jasa meningkatkan pelayanan jasa. Pada
dasarnya pada model kano terdiri dari 3 kategori, tetapi respon konsumen
selalu muncul, yaitu kategori indefferent, questionable, dan reverse.
Indefferent, kategori dimana jika ada tidaknya layanan tidak akan
berpengaruh pada kepuasan konsumen. Reverse (kemunduran), derajat
kepuasan konsumen lebih tinggi jika layanan berlangsung tidak
semestinya dibandingkan kepuasan terhadap layanan yang berjalan lebih
baik.
Keuntungan mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan dengan
menggunakan model Kano antara lain :
1. Memprioritaskan pengembangan produk. Sebagai contoh, tidak akan
berguna berinvestasi untuk meningkatkan atribut berkategori must be
yang merupakan tingkat kebutuhan dasar, tetapi lebih meningkatkan
atribut berkategori one-dimensional atau attractive yang mempunyai
pengaruh lebih besar dalam penerimaan kualitas produk dan
konsekuensinya meningkatkan kepuasan pelanggan.
2. Atribut-atribut produk dapat diketahui lebih baik. Kriteria produk yang
mempunyai pengaruh paling besar terhadap kepuasan pelanggan.
3. Metode Kano memberikan bantuan yang bernilai dalam menghadapi
kondisi pada tahap pengembangan produk.
4. Menemukan dan memenuhi kategori attractive akan menciptakan
kemungkinan besar untuk perbedaan dengan membedakan produk
perusahaan pesaingnya.
5. Kategori must be, one dimensional, dan attractive adalah berbeda
dalam
menentukan segmen pelanggan karena kebutuhan tiap segmen yang
berbeda.
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
17
Mulai
Survei Perusahaan
Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Lingkungan eksternal (EFE)
Lingkungan internal (IFE) Faktor ekonomi Data volume penjualan perusahaan
Faktor kondisi keuangan Faktor pemerintah Data volume penjualan pesaing
Faktor SDM Faktor sosial Posisi pangsa pasar
Faktor pemasaran Faktor teknologi Tingkat pertumbuhan pasar
Faktor produksi
Faktor penelitian dan penegmbangnya
Selesai
18
3.2 Penjelasan dari flowchart
19
3.2.3 Studi pustaka
20
pada area fungsional. Bobot menandakan signifikansi relatif dari suatu
faktor atas keberhasilan perusahaan. Peringkat guna menandakan
seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor
tersebut.
Matriks Evaluasi Faktor Internal dapat dikembangkan dalam lima
langkah :
1. Membuat faktor internal. Masukkan beberapa faktor internal, yang
meliputi kekuatan maupun kelemahan perusahaan. Daftar terlebih
dulu kekuatan serta kelemahan. Buat sedetail mungkin dengan
menggunakan persentase, rasio, serta angka pembanding.
2. Memberikan pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0
(tidak penting) hingga 1 (sangat penting). Faktor yang dianggap
memiliki pengaruh paling besar pada kinerja harus diberi bobot tinggi.
Menjumlahkan total seluruh bobot yang diberikan pada faktor harus
menghasilkan 1.
3. Memberikan peringkat 1 hingga 4 pada setiap faktor untuk
menandakan apakah faktor tersebut peringkat 1 (sangat lemah),
peringkat 2 (lemah), peringkat 3 (kuat), peringkat 4 (sangat kuat).
4. Menghitung dengan mengkalikan bobot setiap faktor dengan
peringkat untuk menentukan skor bobot.
5. Menjumlahkan skor bobot masing-masing dari variabel untuk
mendapatkan total bobot.
21
Tabel 3.1 Matriks IFE
22
2. Memberikan pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0
(tidak peting) sampai 1 (sangat penting). Peluang sering kali
mendapatkan bobot yang tinggi dibandingkan ancaman, tetapi ancaman
bisa diberi bobot tinggi terutama jika mereka sangat parah atau
mengancam. Menjumlahkan total seluruh bobot yang diberikan pada
faktor harus menghasilkan 1.
3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk
menandakan seberapa efektif faktor tersebut peringkat 1 (sangat lemah),
peringkat 2 (lemah), peringkat 3 (kuat), peringkat 4 (sangat kuat).
4. Menghitung dengan mengkalikan bobot setiap faktor dengan peringkat
untuk menentukan skor bobot.
5. Menjumlahkan skor bobot masing-masing dari variabel untuk
memperoleh total bobot.
23
tersebut mengetahui betul kondisi serta permasalahan pada suatu organisasi”.
Penentuan bobot untuk matrik IFE serta matrik EFE dilakukan dengan
menggunakan metode Paired Comparison Scales.
Bobot setiap variabel ddidapatkan dengan menentukan nilai setiap variabel
terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :
Keterangan
Ai = bobot variabel ke-i
N = jumlah variabel
I = 1, 2 , 3 .... n
Xi = nilai variabel ke-i
Total bobot yang dihasilkan harus sama dengan 1. Bobot ini lalu
ditempatkan pada kolom kedua matrik IFE-EFE. Metode tersebut berguna
untuk memberikan penilaian setiap faktor penentu internal dan eksternal. Paired
Comparison.
Penentuan bobot dilakukan dengan metode memberikan kuesioner faktor
internal serta eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan
menggunakan metode paired comparison atau tabel perbandingan berpasangan.
24
Nilai 2 = Apabila indikator horizontal sama penting, daripada indikator
vertikal.
Nilai 3 = Apabila indikator horizontal lebih penting, daripada indikator
vertikal.
(Sumber: Kinnear dan Taylor 1991, dalam Gusra, dkk 2008)
Menentukan rating
Fungsi ranting adalah memberikan penilaian atas faktor kekuatan,
kelemahan, peluang serta ancaman, yang mana akan dihasilkan nilai skor bobot
akhir yang dianggap paling memiliki pengaruh besar dalam kondisi perusahaan
yang akan diisi pada matriks IFE dan EFE. Variabel yang bersifat positif
(semua variable yang termasuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1
sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan dengan rata - rata
industri atau dengan pesaing utama sedangkan variable yang bersifat negatif,
kebalikannya (Wijoyo, 2018). Dengan memberikan skala penilaian sebagai
berikut :
Rating 1 = Utama
Rating 2 = Diatas minor
Rating 3 = Minor
Rating 4 = Minor Utama.
3.2.6 Analisa data dengan metode SWOT
Tahap ini adalah tahap yang dilakukan peneliti untuk mengolah data
atau informasi terkait penelitian menggunakan analisa kuantitatif dan disajikan
dalam bentuk tabel, rangkaian uraian proses pengumpulan data sebelumnya
dengan maksud untuk mengetahui posisi perusahaan guna menetapkan sebuah
perencanaan strategi perusahaan. Cara yang dipilih adalah analisa SWOT
sebab cenderung mudah untuk dilakukan dan efektif dalam menentukan
strategi.
Analisa SWOT ditahap ini berguna sebagai cara untuk merumuskan serta
penentuan strategi pemasaran yang akan ditetapkan berdasarkan hasil akhir dari
25
proses perhitungan antara analisa faktor lingkungan yang menggunakan matriks
Internal Factors Evaluation (IFE) dan matriks External Factors Evaluation
(EFE). Berdasarkan hasil perhitungan matrik IFE dan EFE ini perusahaan dapat
mengetahui posisi perusahaan pada saat ini yang terangkum dalam diagram
matriks SWOT dan selanjutnya akan digunakan untuk merumuskan strategi yang
tepat bagi perusahaan tersebut. Selanjutnya dilakukan langkah-langkah anlisis
matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) yang akan dijelaskan
dan kemudian membuat matriks untuk mendapatkan gambaran secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya (Wijoyo, 2018)
Terdapat delapan langkah dalam membentuk sebuah matriks SWOT :
1. Membuat daftar peluang eksternal utama perusahaan.
2. Membuat daftar ancaman eksternal utama perusahaan.
3. Membuat daftar kekuatan internal utama perusahaan.
4. Membuat daftar kelemahan internal utama perusahaan.
5. Mencocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal, dan catat
hasil pada sel S-O.
6. Membuat kelemahan internal dengan peluag eksternal, dan catat
hasil pada sel W-O.
7. Membuat kekuatan internal dengan ancaman dengan ancaman
eksternal, dan catat hasil pada sel S-T.
8. Membuat kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat
hasil pada sel W-T.
26
Internal STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
27
Langkah 3 : Kuesioner. Dilakukan penyusunan kuesioner kano. Contoh
kuesioner yangdigunakan untuk menentukan preferensi konsumen :
Atribut Skor
Functional
Dysfunctional
1 2 3 4 5
Kebutuhan Konsumen
Suk Menghara Netra Tolerans Tidak
a p l i Suka
1. Suka Q A A A O
2. Mengharap
Funcional
R I I I M
3. Netral R I I I M
4. Toleransi R I I I M
5. Tidak suka R R R R Q
Tabel 3.1. Tabel Evaluasi Kano
28
Keterangan :
Q = Questionable (Diragukan)
R = Reverse (Kemunduran)
A = Attractive (Menarik)
I = Indefferent (Netral)
O = One Dimensional (Satu Ukuran)
M = Must be (Keharusan)
1 = Suka
2 = Sudah semestinya
3 = Netral
4 = Tidak masalah
5 = Tidak suka
29
A+ O
Better =
A +O+ M + I
O+ M
Worse =
A +O+ M + I
Langkah 6: Tindakan perbaikan, secara umum panduan bagi organisasi
dalam menentukan target untuk kategori kano adalah berupaya memenuhi
semua atribut must be, mempunyai kinerja yang lebih baik dari pada
kompetitor pada atribut one dimensional, dan memasukkan atribut attractive
yang beda dengan kompetitor.
30
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, N. Perbaikan Kualitas Layanan dengan Metode Servqual Kano di Pondok Jati
Resto.
Alamsyah, N., & Lubis, A. L. (2018). Analisa Strategi Pemasaran Menggunakan Matriks
IEF dan EFE (Studi Kasus PT. Kian Ho Indonesia). JURNAL INDUSTRI KREATIF (JIK),
2(2), 51-58.
David, F. R., & David, F. R. (2013). Strategic management: Concepts and cases: A
competitive advantage approach: Pearson.
Kotler, P. (2012). Kotler on marketing: Simon and Schuster.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip pemasaran (Vol. 1): Jilid.
Nofirza, N., & Indrayani, K. (2011). Aplikasi Metode Kano dalam Analisis Indikator
Kualitas Pelayanan di Rumah Sakit Arifin Ahmad Pekanbaru. Jurnal Sains dan
Teknologi Industri, 9(1), 1-8.
Ramadhan, A., & Sofiyah, F. R. (2013). Analisis SWOT Sebagai Landasan Dalam
Menentukan Strategi Pemasaran (Studi Kasus McDonald’S Ring Road). Jurnal
Media Informasi Manajemen, 1(4).
Utomo, T. J. (2010). Lingkungan Bisnis dan Persaingan Bisnis Ritel. Fokus Ekonomi: Jurnal
Ilmiah Ekonomi, 5(1).
Wijoyo, S. A. (2018). PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN
PENJUALAN PRODUK DENGAN METODE MATRIKS BCG DAN SWOT (STUDI
KASUS: EKA SURYA JAYA MANDIRI). University of Muhammadiyah Malang.
Yuli, S. B. C. (2006). Analisis Perubahan Lingkungan Terhadap Kompetensi Usaha (Studi
pada Pengusaha Makanan dan Minuman Skala Kecil dan Menengah di
Kabupaten Malang dan Pasuruan). Jurnal Humanity, 1(2).
31