Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perusahaan jasa, berbagai jenis jasa dan partisipasi pelanggan
dalam proses jasa sangat diperlukan. Partisipasi pelanggan mengacu pada
tingkat usaha dan keterlibatan pelanggan, baik mental maupun fisik, yang
dibutuhkan dalam rangka memproduksi dan menyampaikan suatu jasa.
Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang
diharapkan pelanggan, maka kualitas pelayanan dikategorikan ideal. Kepuasan
pelanggan tercapai bila kebutuhan, keinginan dan harapannya terpenuhi.
Dalam dunia bisnis banyak sekali jenis atau bidang di dalamnya, salah satunya
adalah bidang jasa pada pasar Coffe Shop. Tingkat persaiangan yang ketat
pada pasar coffee shop yang berkembang mendorong perusahaan-perusahaan
melakukan perencanaan strategi sesuai lingkungannya. Perancanaan strategi
ini yang belum dilakukan oleh Orangiro coffee shop sehingga mengakibatkan
perusahaan belum dapat menjangkau pasar yang luas ditambah faktor dalam
lingkungan internal dan eksternal yang belum dianalisis perusahaan secara
baik menyebabkan kurang berkembangnya coffee shop dalam identifikasi
lingkungan persaingan antar perusahaan.
Orangiro Coffe Shop merupakan Salah satu Coffe Shop yang ada di
Malang. Disamping itu Orangiro coffee shop saling berlomba dengan
kompetitor untuk terus meningkatkan kualitas produk serta menambah
inovasi-inovasi kemasan dari produk yang dipasarkan, perusahaan dituntut
untuk terus memperkuat strategi guna mempertahankan konsumen supaya
tidak pindah ke coffe shop lain dan terus mengembangkan serta mencari
konsumen baru. Dimana inovasi yang dilakukan secara berkelanjutan dan
mengikuti permintaan pasar yang akan memberikan peningkatan penjualan
produk yang dihasilkan.

1
Berdasarkan uraian singkat diatas, maka saya tertarik untuk
menganalisis dan mengevaluasi strategi pemasaran yang diterapkan perusahan
saat ini, serta membuat perencanaan strategi pemasaran yang dapat
memperluas pangsa pasar dan meningkatkan volume penjualan produk yang
dihasilkan dari Orangiro coffe shop. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi
lingkungan perusahaan untuk dapat memberikan alternatif strategi pemasaran
yang sesuai dengan lingkungan perusahaan. Dengan menggunakan analisis
SWOT yang bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam pasar
berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki
perusahaan. Untuk menganalisis sebuah peluang bisnis dan sejauh mana
produk yang dihasilan oleh perusahaan mampu bersaing dipasaran maka akan
dianalisis dengan menggunakan metode KANO yang berfungsi untuk
mengkategorikan atribut-atribut dari jasa berdasarkan seberapa baik jasa
tersebut mampu memuaskan kebutuhan pelanggan

1.2 Rumusan Masalah


Dilihat dari latar belakang, maka rumusan masalah yang dibahas dapat
dilihat sebagai berikut :
1. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang , ancaman dan faktor internal
dan eksternal apa saja yang mempengaruhi pemasaran produk Orangiro
coffee shop dengan analisis SWOT ?
2. Bagaimana strategi pemasaran yang sebaiknya dilakukan oleh Orangiro
coffee dalam persaingan dengan kompetitor?

1.3 Tujuan Penelitian


Dilihat dari rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini sebagai
berikut :
1. Mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman yang
mempengaruhi Orangiro coffe shop.
2. Mengidentifikasi tingkat posisi orangiro coffe shop menggunakan
metode model KANO.

2
3. Mendapatkan alternatif strategi pemasaran menggunakan metode SWOT
dan KANO

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian tugas
akhir ini yaitu :
1. Mendapatkan kesempatan untuk menerapkan ilmu yang didapatkan dari
kegiatan perkuliahan yang berhubungan dengan strategi pemasaran pada
industri yang nyata.
2. Sebagai masukan yang dapat memberikan perusahaan sebagai bahan
pertimbangan dalam upaya meningkatkan volume penjualan.

1.5 Batasan Masalah dan Asumsi


Bertujuan agar permaslahan tidak menyimpang dan pembahasan yang
dihadapi hanya terfokus kepada masalah perusahaan maka permasalahan yang
dibatasi pada :
1. Penelitian ini hanya meliputi permasalah perusahaan yang meliputi
analisis internal dan eksternal serta mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan dalam perusahaan hanya sebatas menggunakan strategi SWOT
dan KANO.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

Strategi pemasaran dapat menentukan alternatif tindakan yang


memungkinkan perusahaan mencapai misi dan tujuan dengan cara terbaik.
Strategi pemasaran memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah
perusahaan, dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan
dari sebuah perusahaan. Strategi pemasaran terdiri dari pemetaan (segmentation),
ketepatan (targeting), dan posisi (positioning). Penerapan strategi pemasaran yang
benar akan memberikan efek yang kuat terhadap perusahaan yang sedang
berjalan.

Menurut (Kotler & Armstrong, 2008) Strategi pemasaran merupakan


logika pemasaran, dan berdasarkan itu unit bisnis diharapkan untuk menjangkau
sasaran pemasarannya, strategi pemasaran sendiri terdiri dari pengambilan
keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran serta
alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang
diharapkan dan kondisi persaingan.

2.1 Analisis Lingkungan

Strategi pemasaran merupakan sebuah hubungan dengan


lingkungannya. Dimana keberhasilan didalam mencapai target sagat
dipengaruhi oleh eko logi dimana perusahaan itu berdiri yang selalu berubah,
dan bagaimana perusahaan melakukan analisa perusahaannya. Didalam analisa
lingkungan dibagi menjadi dua bagian yaitu lingkungan internal yang
merupakan aspek dalam perusahaan sendiri dan lingkungan eksternal.

Menurut (Ramadhan & Sofiyah, 2013), Dalam menentukan suatu strategi


pemasaran, perusahaan harus memperhatikan lingkungan yang mempengaruhinya.
Agar sukses dalam jangka waktu lama, perusahaan harus melaraskan diri dengan
lingkungan perusahaan.

4
2.1.1 Analisis Lingkungan Internal

Menurut (Utomo, 2010) Analisis lingkungan internal biasa juga


dikatalan dengan analisis kekuatan serta kelemahan dari perusahaan, analisis
kapabilitas serta budaya organisasi, atau kadang juga dikatakan dengan analisa
jati diri organisasi/perusahaan yang merupakan analisa menegenai sumberdaya
internal organisasi yang dihubungkan dengan persaingan, kinerja perusahaan,
serta peluang – peluang industri. Identifikasi lingkungan internal terdapat juga
faktor-faktor kunci yang melingkupi aspek pemasaran. Aspek-aspek tersebut
melingkupi sebagai berikut :
 Aspek pemasaran
 Aspek keuangan dan akutansi
 Aspek produksi / oprasi dan peneliteian pengembangan
 Aspek sistem informasi
 Aspek manajemen
 Aspek sumber daya manusia (SDM)
Lingkungan internal mencakup bagian dalam perusahaan yang
merupakan sumberdaya perusahaan yang dapat menjadi kekuatan
perusahaan apabila dikelola secara efektif serta efesien, dan jika
sebaliknya menjadi kelemahan perusahaan. Menurut (Ramadhan &
Sofiyah, 2013), Lingkungan internal terdiri dari faktor pemasaran,
keuangan, produksi, administrasi, riset dan pengembangan. Pada akhirnya,
analisis terhadap lingkungan internal perusahaan akan memberikan
gambaran tentang kekuatan dan kelemahan yang dapat dijadikan masukan
bagi perusahaan dalam menerapkan strategi pemasarannya. Disebut
kekuatan jika variabel internal yang dievaluasi mampu menjadikan
perusahaan memiliki keunggulan tertentu. Perusahaan mampu
mengerjakan sesuatu dengan lebih baik atau lebih murah dibandingkan
pesaingnya. Paling tidak variabel tersebut menjadi pembeda utama untuk
mempertahankan lebih baik jika mampu mengembangkan kinerja masa
lalu. Disebut kelemahan jika perusahaan tidak mampu mengerjakan
sesuatu yang ternyata dapat dikerjakan dengan baik atau lebih murah oleh

5
pesaingnya. Paling tidak, variabel tersebut dievaluasi sebagai penyebab
pokok penurunan kerja. Variabel-variabel tersebut merupakan variabel
yang terkait dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix).

 Bauran Pemasaran
Menurut buku dari (Kotler, 2012) mengatakan Bauran pemasaran atau
yang bisa disebut marketing mix adalah kombinasi dari 4 variabel atau kegiatan
yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk (product),
harga (price), tempat (place), promosi (promotion). Keempat aspek tersebut
harus diatur sesuai dengan perkembangan pasar dan dijelaskan secara singkat
sebagai berikut :

(Sumber: Kotler, 2012)

Gambar 2.1 Bauran pemasaran

 Produk (product)
Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi kebutuhan atau keinginan. Produk yang ditawarkan meliputi
barang fisik, jasa, kegiatan, pengalaman, orang, tempat, organisasi, dan ide.
Produk juga merupakan keseluruhan konsep objek dan proses yang
memberikan sejumlah nilai kepada konsumen.

6
 Harga (price)
Penetapan harga merupakan suatu hal terpenting. Perusahaan akan
melakukan hal ini dengan penuh pertimbangan karena penetapan harga akan
dapat mempengaruhi pendapatan. Harga merupakan faktor utama penentu
posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran, bauran ragam
produk, dan pelayanan, serta persaingan.
 Tempat atau saluran distribusi (place)
Jangkauan tempat menjadi suatu yang harus dipertimbangkan secara
matang, tempat-tempat strategis tentu memiliki peluang akses publik yang
lebih baik. Menurut (Kotler & Armstrong, 2008) mengatakan bahwa “Saluran
distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan
(fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk serta status pemiliknya
dari produsen ke konsumen”. Pada definisi diatas dapat diartikan bahwa
saluran distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk
memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke
konsumen akhir atau pemakai industri. Distribusi berkaitan dengan
kemudahan memperoleh produk di pasar dan tersedia saat konsumen
mencarinya. Distribusi memperlihatkan berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa diperoleh dan tersedia bagi
konsumen sasaran.
 Promosi (promotion)
Promosi merupakan suatu aktivitas yang dapat mengkomunikasikan
informasi secara persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh
penjual kepada pembeli. Menurut (Kotler & Armstrong, 2008) Promosi
adalah kegiatan yang mengkomunikasikan jasa atau produk dan
menganjurkan konsumen sasaran untuk membeli produk atau jasa yang
ditawarkan. Hal yang diperhatikan dalam kegiatan promosi ialah pemilihan
bauran promosi, bauran promosi adalah berbagai macam kegiatan promosi
yang dilakukan untuk mempengaruhi target pasar. Ada 5 macam cara promosi
yang dapat digunakan yaitu :
 Periklanan (advertisisng)

7
 Promosi penjualan (sales promotion)
 Publisitas (publicity)
 Penjualan pribadi (personal selling)
 Pemasaran langsung (direct marketing)
Lingkungan internal adalah suatu kondisi yang ada dalam perusahaan dan
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi arah serta tindakan perusahaan
yang berasal dari dalam (intern) perusahaan tersebut. Analisis ini, menurut
(Yuli, 2006), bertujuan untuk mengenal lebih jauh beberapa kekuatan dan
kelemahan dalam diri perusahaan juga memberi landasan untuk menetapkan
tujuan strategi. Dimana kekuatan diidentifikasi sebagai suatu kondisi perusahaan
yang mampu melaksanakan semua tugasnya secara baik karena memiliki sumber
daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing
dan kebutuhan pasar yang dilayani atau yang ingin dilayani oleh perusahaan,
atau dengan kata lain kekuatan adalah kompetensi khusus. Sebaliknya,
kelemahan diartikan sebagai kondisi di mana perusahaan kurang mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik dikarenakan kurang atau terbatasnya
sumber daya, keterampilan dan kapabilitas kinerja yang efektif.
2.1.2 Analisis lingkungan eksternal
Analisis lingkungan eksternal adalah proses identifikasi dan evaluasi
informasi dari luar perusahaan, sehingga bisa mengetauhi peluang serta ancaman
bagi perusahaan. Analisa lingkungan eksternal adalah unsur yang berguna yang
mana analisa lingkungan eksternal akan memberikan informasi yang mendukung
dalam terbentuknya strategi pemasaran yang mana akan dapat mengetauhi faktor
peluang yang didapat perusahaan serta faktor ancaman yang selalu mesti di
hindari. Analisis lingkungan eksternal pada sebuah perusahaan tidak bertujuan
mengembangkan sebuah daftar lengkap dan menyeluruh dari setiap faktor yang
dapat mempengaruhi bisnis perusahaan tersebut, melainkan bertujuan
mengidentifikasi variabel-variabel yang menawarkan sebuah respon tindakan.
Menurut dari (Utomo, 2010) mengatakan terdapat 2 macam
lingkungan eksternal yakni lingkungan eksternal makro serta lingkungan
eksternal mikro lingkungan eksternal makro yang biasa juga disebut

8
lingkungan umum, yakni lingkungan eksternal yang mana
organisasi/perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan
atau mempengaruhi secara langsung.
Lingkungan eksternal pemasaran perusahaan secara garis besar
dibedakan lingkungan makro dan lingkungan mikro.
1. Lingkungan Makro
Menurut buku dari (Utomo, 2010) Lingkungan Eksternal makro
terdiri dari lingkungan : fisik, demografi, politik dan hukum, ekonomi,
teknologi, serta sosial budaya.
 Fisik
Lingkungan fisik adalah hubungan timbal balik antara perusahaan
dengan lingkungan hidup atau hubungan antara kehidupan
manusia dan kehidupan lainnya seperti udara, tanah, air.
 Demografi
Evolusi atau perubahan populasi penduduk adalah faktor kunci
lingkungan bagi perusahaan. Penduduk secara langsung
berpengaruh pada pasar konsumen serta mempengaruhi kekuatan
ekonomi lainnya.
 Politik dan Hukum
Arah serta stabilitas politik dan hukum merupakan pertimbangan
utama bagi para manajer dalam memformulasi strategi
perusahaan. Politik dan hukum melingkupi faktor yang
dikendalikan oleh pemerintah.
 Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat serta arah ekonomi dimana
suatu perusahaan beroprasi. Sebab pola konsumen masyarakat secara
relatif dipengaruhi oleh tren sektor ekonomi dan pasar, sehingga
dalam perencanaan strategiknya setiap organisasi atupun perusahaan
harus mempertimbangkan arah tren ekonomi dari setiap sektor pasar
yang mempengaruhi pasarnya.

9
 Teknologi
Teknologi adalah pendorong utama dibalik pengembangan berbagai
produk dan pasar baru, tapi kadang juga menjadi alasan utama
menurunnya berbagai produk serta pasar. Teknologi dapat
mempunyai pengaruh penting pada kinerja industri.
 Sosial dan Budaya
Faktor sosial-budaya yang dapat mempengaruhi aktivitas serta
kinerja perusahaan melingkupi keyakinan, nilai-nilai, sikap,
pandangan, serta gaya hidup manusia sebagai akibat
perkembangan dan perubahan kondisi kebudayaan, bahasa,
ekologi, demografi, keberagaman, pendidikan, suku bangsa dan
ras, serta mobilitas penduduk, lembaga-lembaga sosial, simbol
status, keyakinan agama.
2. Lingkungan Mikro
Konsep dari lingkungan industri merupakan dasar perancangan
strategi dalam perancangan bisnis. Menurut (Utomo, 2010)
menjelaskan lima kekuatan yang membentuk sifat dan derajat
persaingan dalam suatu industri, yaitu :
 Threat of Entry ( Ancaman pendatang baru )
Pendatang baru dalam suatu industri biasanya membawa dan
menambah kapasitas baru, keinginan menghasilkan pangsa pasar
(market share), dan juga sumber daya baru. Perusahaan -
perusahaan dengan kelebihan sumberdaya yang dimiliki dapat
melakukan verifikasi usaha melalui akuisisi memasuki industri
dari pasar yang tidak sejenis.
 Power of Suppliers ( Kekuatan pemasok )
Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan
untuk memproduksi barang atau penyedia jasa oleh industri atau
perusahaan. Organisasi di dalam industri bersaing antara satu

10
dengan yang lainya untuk mendapatkan input seperti tenaga kerja,
bahan baku, dan modal.
 Power of Buyers ( Kekuatan pembeli / konsumen )
Pembeli atau pelanggan di sini terdiri dari pelanggan individual
dan pelanggan organisasi. Dalam industri tertentu mungkin
terdapat beberapa perantara pelanggan antara industri dengan
pemakai atau konsumen akhir, namum juga ada industri atau
perusahaan yang penjual secara langsung kepada konsumen akhir.
 Ancaman produk pengganti
Produk penganti dapat memberikan penilaian bagi konsumen serta
akan mengurangi keuntungan perusahaan. ancaman produk
pengganti menjadi besar apabila :
 Biaya pelatihan tidak signifikan.
 Produk pengganti memberikan nilai manfaat dan harga yang
sama.
 Konsumen telah terbiasa dengan produk pengganti.

Pendatang
Baru
Ancaman
Pendatang Baru

Kekuatan Tawar
Pemasok Pesaing Industri

Pemasok Pembeli

Persaingan Yang Ada


Kekuatan
Penawaran
Pembeli
Ancaman
Produk/Jasa
Pengganti Substitusi
Produk

11
(Sumber : Rangkutin Freddy, 2003 : 11)
Gambar 2.2 Kekeuatan persaingan dalam industri
2.2 Analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat)

Analisis SWOT adalah alat yang sangat populer dalam pemasaran


maupun manajemen strategi karena cepat dalam penentuan strategi dan mudah
dilakukan karena mengandalkan kemampuan intuitif. Analisis SWOT diartikan
juga sebagai aktivitas mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi pemasaran, dasar dari strategi ini terdapat pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara simultan juga dapat
menimbulkan kelemahan dan ancaman. Menurut (Ramadhan & Sofiyah, 2013),
analisis SWOT merupakan evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan,
peluang serta ancaman.

Menurut (David & David, 2013) Semua organisasi memiliki kekuatan dan
kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama
kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. Berikut penjelasannya SWOT
yaitu :

1. Strenght ( Kekuatan )
Kondisi yang dimana kekuatan dari suatu organisasi atau
perusahaan pada saat ini. Yang perlu dilakukan pada analisis ini adalah
setiap organisasi maupun perusahaan diperlukan menilai kekuatan serta
kelemahan dibandingkan dengan para pesaingnya.
2. Weakness ( Kelemahan )
Situasi ataupun kondisi yang dimana merupakan kelemahan
organisasi atau perusahaan pada saat ini. Cara ini merupakan untuk
menganalisa kelemahan didalam organisasi atau perusahaan yang menjadi
kendala yang serius dalam kemajuan suatu organisasi atau perusahaan.
3. Opportunity ( Peluang )
Kondisi yang dimana peluang diluar suatu organisasi ataupun
perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi pada
masa depan.

12
4. Threats ( Ancaman )
Ancaman yang akan dihadapi oleh organisasi ataupun perusahaan
yang dapat menghambat perkembangannya.

Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan


internal dan mengatasi kelemahan dengan cara menggabungkan antara
kekuatan/kelemahan internal dan peluang/ancaman eksternal serta pernyataan misi
yang jelas, karena pada dasarnya semua organisasi atau perusahaan memiliki
kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnisnya serta tidak ada
organisasi atau perusahaan yang sama kuatnya atau sama lemahnya dalam semua
area bisnis. Berkenaan dengan pemilihan strategi tersebut, melalui alat bantu ini,
suatu perusahaan dapat memandang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
sebagai suatu kesatuan yang integral guna menjamin ketepatan pencapaian
sasaran.

Dari keempat elemen strategi SWOT tersebut yang dimaksud ialah


sebagai berikut : Strength - Opportunity (S-O) = kekuatan - peluang, Weakness -
Opportunity (W-O) = kelemahan - peluang, Strength – Threat (S-T) = kekuatan -
ancaman, Weakness - Threat (W-T) = kelemahan- ancaman. Didalam
pencocokannya merupakan bagian tersulit dalam pembuatan matriks SWOT
dimana memerlukan pertimbagan yang bagus. Berikut ini adalah penjelasan
SWOT yang dikutip dari (Utomo, 2010).

 Kekuatan – Peluang = Strength - Opportunity (S-O)


Perusahaan seharusnya memanfaatkan kekuatan internal untuk mengambil
manfaat peluang-peluang dari lingkungan eksternal. Apabila perusahaan
menghadapi banyak ancaman, maka perusahaan tersebut akan berusaha
menghindari agar supaya berkonsentrasi pada peluang-peluang.
 Kelemahan – Peluang = Weakness - Opportunity (W-O)
Bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal perusahaan dan
mengambil manfaat peluang-peluang eksternal. Kadang-kadang
terdapat peluang-pelunag lingkungan eksternal, namun perusahaan

13
menghadapi kelemahan internal yang menghambat perusahaan untuk
mengeksploitasi peluang-peluang tersebut.
 Kekuatan –Ancaman = Strength - Threat (S-T)
Pada posisi ini seharusnya menggunakan kekuatannya untuk menghindari
atau mengurangi dampak dari ancaman lingkungan eksternal. Namum ini
tidak berarti bahwa organisasi perusahaan yang kuat harus selalu
menghadapi ancaman lingkungan eksternal secara langsung.
 Kelemahan Ancaman = Weakness - Threat (W-T)

Perusahaan pada posisi ini sebaiknya melakukan strategi bertahan yang


secara langsung diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan
menghindari ancaman lingkungan eksternal. Sebuah perusahaan yang
menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal
menandakan dalam posisi berbahaya. Dalam permasalahan seperti itu
perusahaan harus berjuang untuk bertahan.

Tabel 2.1 Matriks SWOT


Internal Kekuatan (S)
Kelemahan (W)

Eksternal Daftar kekuatan


Daftar Kelemahan

Peluang (O) S – O Strategi W - O Strategi

Daftar Peluang Gunakan kekuatan untuk Memperkecil kelemahan dengan


meraih peluang memanfaatkan peluang
Ancaman (T) S –T Strategi W - T Strategi

Daftar Ancaman Gunakan kekuatan untuk Memperkecil kelemahan dan


menghindari ancaman hindari ancaman
(Sumber : David, 2010)

2.3 Metode Kano

14
Model kano dikembangkan oleh Notiaki Kano. Kano adalah model yang
bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari produk maupun jasa
berdasarkan seberapa baik produk atau jasa tersebut mampu memuaskan
kebutuhan pelanggan. Atribut-atribut layanan dapat dibedakan menjadi beberapa
kategori, yaitu (Achmad):
1. Must Be atau Basic needs
Pada kategori keharusan (must be) atau kebutuhan dari (basic needs),
pelanggan menjadi tidak puas apabila kinerja dari atribut yang
bersangkutan rendah. Tetapi kepuasan pelanggan tidak akan meningkat
jauh diatas netral meskipun kinerja dari atribut tersebut tinggi.
2. One-dimensional atau performance needs
Dalam kategori one dimensional atau performance needs, tingkat
kepuasan pelanggan berhubungan linear dengan kinerja atribut, sehingga
kinerja atribut yang tinggi akan mengakibatkan tingginya kepuasan
pelanggan pula.
3. Attractive atau excitement needs
Sedangkan pada kategori attractive atau excitement needs, tingkat
kepuasan
pelanggan akan meningkat sampai tinggi dengan meningkatnya kinerja
atribut, tetapi penurunan kinerja atribut tidak akan menurunkan tingkat
kepuasan.
Sebagai contoh central lock pada mobil ketika pertama kali muncul
merupakan atribut attractive, sekarang telah menadi one dimensional
bahkan menjadi must be bagi sebagian pelanggan. Implikasi lain dari
metode Kano adalah keinginan pelanggan lebih bersifat dinamis dan statis.
Pada saat ini banyak beredar produk sejenis yang dipilih pelanggan
sehingga hanya produk inovatif yang dapat menarik perhatian pelanggan
untuk dapat bertahan dalam persaingan yang ketat. Strategi yang dapat
digunakan perusahaan untuk menghasilkan produk yang dapat melampui
harapan pelanggan adalah dengan memproduksi produk yang mempunyai
attractive quality yaitu dengan proses pengembangan produk baru.

15
Strategi ini mengharuskan perusahaan untuk memperhatikan bagaimana
menciptakan attractive quality dalam proses pengembangan produk baru,
sedangkan untuk industri jasa meningkatkan pelayanan jasa. Pada
dasarnya pada model kano terdiri dari 3 kategori, tetapi respon konsumen
selalu muncul, yaitu kategori indefferent, questionable, dan reverse.
Indefferent, kategori dimana jika ada tidaknya layanan tidak akan
berpengaruh pada kepuasan konsumen. Reverse (kemunduran), derajat
kepuasan konsumen lebih tinggi jika layanan berlangsung tidak
semestinya dibandingkan kepuasan terhadap layanan yang berjalan lebih
baik.
Keuntungan mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan dengan
menggunakan model Kano antara lain :
1. Memprioritaskan pengembangan produk. Sebagai contoh, tidak akan
berguna berinvestasi untuk meningkatkan atribut berkategori must be
yang merupakan tingkat kebutuhan dasar, tetapi lebih meningkatkan
atribut berkategori one-dimensional atau attractive yang mempunyai
pengaruh lebih besar dalam penerimaan kualitas produk dan
konsekuensinya meningkatkan kepuasan pelanggan.
2. Atribut-atribut produk dapat diketahui lebih baik. Kriteria produk yang
mempunyai pengaruh paling besar terhadap kepuasan pelanggan.
3. Metode Kano memberikan bantuan yang bernilai dalam menghadapi
kondisi pada tahap pengembangan produk.
4. Menemukan dan memenuhi kategori attractive akan menciptakan
kemungkinan besar untuk perbedaan dengan membedakan produk
perusahaan pesaingnya.
5. Kategori must be, one dimensional, dan attractive adalah berbeda
dalam
menentukan segmen pelanggan karena kebutuhan tiap segmen yang
berbeda.

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab Metodologi Penelitian untuk menguraikan mengenai tahapan


penelitian yang akan dilakukan. Tujuan dari metodologi penelitian merupakan
supaya dapat memberikan rangkaian penelitian yang sistematis serta dapat
memberikan keterangan mengenai alur penelitian serta didapatkan titik temu
terhadap tujuan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode


deskriptif analisa yakni selain sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki juga merupakan jenis penelitian yang mendefinisikan variabel
penelitian tanpa melakukan rekayasa pada obyek penelitian saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan sebagaimana adanya. Data yang
terkumpul kemudian disusun dan diklasifikasikan sesuai dengan variabelnya
untuk selanjutnya dilakukan penafsiran atau analisa data berdasarkan teori-teori
terkait penelitian sehingga penulis mampu menarik sebuah kesimpulan dan
mendapatkan jawaban atas permasalahan yang diteliti. Bentuk tahapan dalam
proses penelitian diantaranya akan digambarkan satu persatu dibawah ini dengan
menggunakan model flowchart antara lain dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai
berikut :

17
Mulai

Survei Perusahaan

Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Pengumpulan Data
Lingkungan eksternal (EFE)
Lingkungan internal (IFE) Faktor ekonomi Data volume penjualan perusahaan
Faktor kondisi keuangan Faktor pemerintah Data volume penjualan pesaing
Faktor SDM Faktor sosial Posisi pangsa pasar
Faktor pemasaran Faktor teknologi Tingkat pertumbuhan pasar
Faktor produksi  
Faktor penelitian dan penegmbangnya  

Analisa matriks SWOT Analisa metode KANO

Pengolahan data analisa dan pembahasan perencanaan strategi pemasaran

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart penelitian

18
3.2 Penjelasan dari flowchart

Pada gambar 3.1 menggambarkan tahapan dalam menyusun proses


penyelesaian permasalahan yang ada. Penjelasan dari masing-masing tahapan
yang bisa dilihat sebagai berikut :

3.2.1 Survei perusahaan

Pada tahapan survei pendahuluan yang akan dilakukan oleh


penulis, bertujuan untuk mengumpulkan bahan awal dengan cara
melakukan observasi lingkungan perusahaan. Pengamatan pendahuluan
ini sangat berguna untuk mengenali kondisi perusahaan, sehingga penulis
mempunyai gambaraan awal perusahaan. Survei pendahuluan ini
dilakukan pada orangiro coffe shop yang berada di Jl.raya sengkaling,
No.234 desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang Jawa
Timur.

3.2.2 Identifikasi masalah

Dalam tahapan identifikasi masalah merupakan perkembangan


hasil dari survei pada perusahaan guna mengembangkan permasalahan
yang ada serta melakukan penyelarasan dari strategi pemasaran yang
telah berlaku di perusahaan, sehingga mendapatkan masalah yang
dihadapi oleh perusahaan.

Proses identifikasi masalah disini akan dilakukan dengan cara


mendiskusikan permasalahan dengan pertimbangan dari faktor - faktor
permasalahan yang sedang terjadi dengan pihak - pihak terkait, sehingga
dapat menentukan sumber dari permasalahan yang sedang dihadapi oleh
perusahaan. Kemudian hasil identifikasi yang telah dilakukan, maka
diperlukan analisa strategi untuk mendapatkan daya saing kompetitif
perusahaan, sehingga mampu untuk membawa perusahaan memenangkan
persaingan. Cara mengidentifikasinya dengan menggunakan kuisioner
dan wawancara dengan orang dibidang pemasaran.

19
3.2.3 Studi pustaka

Pada tahap ini berisi tentang teori yang berkaitan dengan


permasalahan dari penelitian yang akan dibahas. Serta merupakan tahap
dimana penulis mencari referensi guna memeperkuat landasan teori yang
berdasarkan dari beberapa jurnal, buku, dan penelitian sebelumnya. Studi
pustaka ini melingkupi tentang perencanaan strategi pemasaran dengan
SWOT dan KANO.

3.2.4 Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini didapatkan dengan


menggunakan metode interview serta metode kuisioner. Metode tersebut
berguna untuk teknik pengumpulan data primer. Sedangkan teknik
pengumpulan data sekunder didapatkan dari studi pustaka, literatur, data-
data atau informasi dari perusahaan, internet, serta jurnal. Data yang
diambil merupakan data yang berkaitan dengan faktor eksternal
perusahaan seperti keadaaan ekonomi, sosial, pemerintah, teknologi dan
pesaing serta juga data yang berkaitan dengan faktor internal
perusahaan seperti manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan
litbang.
a. Metode interview, yakni melakukan wawancara dengan beberapa
pemilik perusahaan, pegawai setiap bagian seperti bagian
administrasi, produksi, keuangan dan pemasaran.
b. Metode kuisioner, yakni bertujuan untuk memperoleh informasi
terhadap kondisi perusahaan yang berhubungan dengan pengaruh
lingkungan baik lingkungan internal maupun eksternal perusahaan
yang berpengaruh pada penentuan strategi.
3.2.5 Analisa IFE dan EFE
a. Matriks IFE ( Internal factor evaluation)
Menurut (Alamsyah & Lubis, 2018) mengatakan matriks evaluasi
faktor internal (Interal Factor Evaluation) adalah cara perumusan
strategi yang meringkas dan evaluasi kekuatan serta kelemahan utama

20
pada area fungsional. Bobot menandakan signifikansi relatif dari suatu
faktor atas keberhasilan perusahaan. Peringkat guna menandakan
seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor
tersebut.
Matriks Evaluasi Faktor Internal dapat dikembangkan dalam lima
langkah :
1. Membuat faktor internal. Masukkan beberapa faktor internal, yang
meliputi kekuatan maupun kelemahan perusahaan. Daftar terlebih
dulu kekuatan serta kelemahan. Buat sedetail mungkin dengan
menggunakan persentase, rasio, serta angka pembanding.
2. Memberikan pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0
(tidak penting) hingga 1 (sangat penting). Faktor yang dianggap
memiliki pengaruh paling besar pada kinerja harus diberi bobot tinggi.
Menjumlahkan total seluruh bobot yang diberikan pada faktor harus
menghasilkan 1.
3. Memberikan peringkat 1 hingga 4 pada setiap faktor untuk
menandakan apakah faktor tersebut peringkat 1 (sangat lemah),
peringkat 2 (lemah), peringkat 3 (kuat), peringkat 4 (sangat kuat).
4. Menghitung dengan mengkalikan bobot setiap faktor dengan
peringkat untuk menentukan skor bobot.
5. Menjumlahkan skor bobot masing-masing dari variabel untuk
mendapatkan total bobot.

21
Tabel 3.1 Matriks IFE

Faktor-Faktor Nilai yang


Bobot Peringkat
Internal dibobot
Kekuatan
- Kekuatan 1
- Kekuatan 2
- Dst.
Kelemahan
- Kelemahan 1
- Kelemahan 2
- Dst.
Jumlah 1,0 Min. 1,00
Max. 4,00

b. Matriks EFE ( Eksternal factor evaluation )

Menurut (Alamsyah & Lubis, 2018) mengatakan matriks evaluasi


faktor eksternal (Exteral Factor Evaluation) Memungkinkan para
penyusun strategi untuk meringkas serta mengevaluasi informasi ekonomi
sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum,
teknologi, dan kompetitif.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dapat dikembangkan dalam lima
langkah:
1. Membuat faktor eksternal . Masukkan beberapa faktor, yang meliputi
peluang serta ancaman, yang berpengaruh pada perusahaan. Daftar
terlebih dulu peluang serta ancaman. Buat sedetail mungkin dengan
menggunakan presentase, rasio, dan angka pembanding.

22
2. Memberikan pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0
(tidak peting) sampai 1 (sangat penting). Peluang sering kali
mendapatkan bobot yang tinggi dibandingkan ancaman, tetapi ancaman
bisa diberi bobot tinggi terutama jika mereka sangat parah atau
mengancam. Menjumlahkan total seluruh bobot yang diberikan pada
faktor harus menghasilkan 1.
3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk
menandakan seberapa efektif faktor tersebut peringkat 1 (sangat lemah),
peringkat 2 (lemah), peringkat 3 (kuat), peringkat 4 (sangat kuat).
4. Menghitung dengan mengkalikan bobot setiap faktor dengan peringkat
untuk menentukan skor bobot.
5. Menjumlahkan skor bobot masing-masing dari variabel untuk
memperoleh total bobot.

Faktor-Faktor Nilai yang


Bobot Peringkat
Eksternal Kunci dibobot
Peluang
- Peluang 1 1, 2, 3 atau 4
- Peluang 2 1, 2, 3 atau 4
- Dst. 1, 2, 3 atau 4
Ancaman
- Ancaman 1 1, 2, 3 atau 4
- Ancaman 2 1, 2, 3 atau 4
- Dst. 1, 2, 3 atau 4
Jumlah 1,0 Min. 1,00
Max. 4,00
Tabel 3.2 Matriks EFE
 Menentukan bobot
Untuk menentukan bobot (Wijoyo, 2018) mengatakan “Penentuan bobot
setiap variabel dilakukan dengan cara penilaian bobot faktor internal serta
eksternal perusahaan kepada informan yang telah dipilih, yang mana informan

23
tersebut mengetahui betul kondisi serta permasalahan pada suatu organisasi”.
Penentuan bobot untuk matrik IFE serta matrik EFE dilakukan dengan
menggunakan metode Paired Comparison Scales.
Bobot setiap variabel ddidapatkan dengan menentukan nilai setiap variabel
terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :

Keterangan
Ai = bobot variabel ke-i
N = jumlah variabel
I = 1, 2 , 3 .... n
Xi = nilai variabel ke-i

Total bobot yang dihasilkan harus sama dengan 1. Bobot ini lalu
ditempatkan pada kolom kedua matrik IFE-EFE. Metode tersebut berguna
untuk memberikan penilaian setiap faktor penentu internal dan eksternal. Paired
Comparison.
Penentuan bobot dilakukan dengan metode memberikan kuesioner faktor
internal serta eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan
menggunakan metode paired comparison atau tabel perbandingan berpasangan.

Tabel 3.3 Skala penilaian


Nilai 1 = Apabila indikator horizontal kurang penting, daripada indikator
vertikal.

24
Nilai 2 = Apabila indikator horizontal sama penting, daripada indikator
vertikal.
Nilai 3 = Apabila indikator horizontal lebih penting, daripada indikator
vertikal.
(Sumber: Kinnear dan Taylor 1991, dalam Gusra, dkk 2008)

 Menentukan rating
Fungsi ranting adalah memberikan penilaian atas faktor kekuatan,
kelemahan, peluang serta ancaman, yang mana akan dihasilkan nilai skor bobot
akhir yang dianggap paling memiliki pengaruh besar dalam kondisi perusahaan
yang akan diisi pada matriks IFE dan EFE. Variabel yang bersifat positif
(semua variable yang termasuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1
sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan dengan rata - rata
industri atau dengan pesaing utama sedangkan variable yang bersifat negatif,
kebalikannya (Wijoyo, 2018). Dengan memberikan skala penilaian sebagai
berikut :
Rating 1 = Utama
Rating 2 = Diatas minor
Rating 3 = Minor
Rating 4 = Minor Utama.
3.2.6 Analisa data dengan metode SWOT

Tahap ini adalah tahap yang dilakukan peneliti untuk mengolah data
atau informasi terkait penelitian menggunakan analisa kuantitatif dan disajikan
dalam bentuk tabel, rangkaian uraian proses pengumpulan data sebelumnya
dengan maksud untuk mengetahui posisi perusahaan guna menetapkan sebuah
perencanaan strategi perusahaan. Cara yang dipilih adalah analisa SWOT
sebab cenderung mudah untuk dilakukan dan efektif dalam menentukan
strategi.
Analisa SWOT ditahap ini berguna sebagai cara untuk merumuskan serta
penentuan strategi pemasaran yang akan ditetapkan berdasarkan hasil akhir dari

25
proses perhitungan antara analisa faktor lingkungan yang menggunakan matriks
Internal Factors Evaluation (IFE) dan matriks External Factors Evaluation
(EFE). Berdasarkan hasil perhitungan matrik IFE dan EFE ini perusahaan dapat
mengetahui posisi perusahaan pada saat ini yang terangkum dalam diagram
matriks SWOT dan selanjutnya akan digunakan untuk merumuskan strategi yang
tepat bagi perusahaan tersebut. Selanjutnya dilakukan langkah-langkah anlisis
matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) yang akan dijelaskan
dan kemudian membuat matriks untuk mendapatkan gambaran secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya (Wijoyo, 2018)
Terdapat delapan langkah dalam membentuk sebuah matriks SWOT :
1. Membuat daftar peluang eksternal utama perusahaan.
2. Membuat daftar ancaman eksternal utama perusahaan.
3. Membuat daftar kekuatan internal utama perusahaan.
4. Membuat daftar kelemahan internal utama perusahaan.
5. Mencocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal, dan catat
hasil pada sel S-O.
6. Membuat kelemahan internal dengan peluag eksternal, dan catat
hasil pada sel W-O.
7. Membuat kekuatan internal dengan ancaman dengan ancaman
eksternal, dan catat hasil pada sel S-T.
8. Membuat kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat
hasil pada sel W-T.

Tabel 3.4 Matriks SWOT

26
Internal STRENGTH (S) WEAKNESS (W)

Menentukan beberapa Menentukan beberapa faktor


faktor kekuatan internal kelemahan internal
Eksternal

OPPORTUNITY (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

Menentukan beberapa Menghasilkan strategi Menghasilkan strategi yang dapat


faktor peluang eksternal yang menggunakan meminimalisir kelemahan untuk
kekuatan untuk memanfaatkan peluang
memanfaatkan peluang

THREAT (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

Menentukan beberapa Menghasilkan strategi Menghasilkan strategi yang


faktor ancaman yang menggunakan meminimalisir kelemahan dan
eksternal kekuatan untuk menghindari ancaman.
mengatasi ancaman

3.2.7 Analisis data dengan metode Kano


Langkah-langkah Metode Kano (Nofirza & Indrayani, 2011)
pengukuran kualitas layanan dengan metode Kano yang sudah
diadaptasikan dengan dimensi servqual yaitu:
Langkah 1: Indentifikasi atribut. Identifikasi atribut dilakukan dengan
melakukan pengelompokan berdasarkan dimensi servqual. Dari atribut
atribut itu, disusun kuesioner yang dikelompokkan menurut dimensi
servqual.
Langkah 2 : Tes pra kuesioner kano berdimensi servqual. Pra
kuesioner kano disebarkan kepada 15 konsumen untuk
mengidentifikasi pertanyaan mana yang dianggap tidak perlu oleh
konsumen.

27
Langkah 3 : Kuesioner. Dilakukan penyusunan kuesioner kano. Contoh
kuesioner yangdigunakan untuk menentukan preferensi konsumen :

Atribut Skor
Functional

1=Suka 2=Mengharapkan 3=Netral


Ruangan bersih
4=Toleransi
5=Tidak suka

Dysfunctional Atribut Skor

Ruangan tidak selalu bersih 1=Suka 2=Mengharapkan 3=Netral

Langkah 4 : Langkah-langkah mengklasifikasi atribut berdasarkan


model Kano.

a. Menentukan kategori atribut tiap responden berdasarkan tabel


evaluasi kano pada tabel 3.1 berikut .

Dysfunctional
1 2 3 4 5
Kebutuhan Konsumen
Suk Menghara Netra Tolerans Tidak
a p l i Suka
1. Suka Q A A A O
2. Mengharap
Funcional

R I I I M
3. Netral R I I I M
4. Toleransi R I I I M
5. Tidak suka R R R R Q
Tabel 3.1. Tabel Evaluasi Kano

28
Keterangan :
Q = Questionable (Diragukan)
R = Reverse (Kemunduran)
A = Attractive (Menarik)
I = Indefferent (Netral)
O = One Dimensional (Satu Ukuran)
M = Must be (Keharusan)

1 = Suka
2 = Sudah semestinya
3 = Netral
4 = Tidak masalah
5 = Tidak suka

b. Menghitung jumlah masing-masing kategori Kano dalam tiap-tiap


atribut.
c. Menentukan kategori Kano untuk tiap atribut dengan
menggunakan Blauth’s formula (Walden,1993), sebagai berikut:
- Jika (one dimensional + attractive + must be) > (indifferent +
reverse + questionable) maka grade diperoleh dari yang paling
maksimum dari (one dimensional, attractive, must be).
- Jika (one dimensional + attractive + must be) < (indifferent +
reverse + questionable) maka grade diperoleh dari yang paling
maksimum dari (indifferent, reverse, questionable).
Langkah 5 : Menghitung nilai better dan worse. Better
mengindikasikan seberapa banyak kenaikan kepuasan pelanggan jika
kita menyediakan fitur nya (A&O). Worse mengindikasikan seberapa
banyak penurunan kepuasan pelanggan jika kita tidak menyediakan
fiturnya (O&M). Adapun rumus untuk menghitung Worse Dan Better
adalah sebagai berikut:

29
A+ O
Better =
A +O+ M + I
O+ M
Worse =
A +O+ M + I
Langkah 6: Tindakan perbaikan, secara umum panduan bagi organisasi
dalam menentukan target untuk kategori kano adalah berupaya memenuhi
semua atribut must be, mempunyai kinerja yang lebih baik dari pada
kompetitor pada atribut one dimensional, dan memasukkan atribut attractive
yang beda dengan kompetitor.

Keuntungan penggunaan metode Kano adalah sebagai berikut :


1. Mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai permintaan
konsumen.
2. Dapat memprioritaskan permintaanpermintaan konsumen untuk
pengembangan aktivitas selanjutnya.
3. Dapat membedakan karakteristik pangsa pasar.
4. Membantu dalam proses desain penjualan.

3.2.8 Analisa dan pembahasan perencanaan strategi pemasaran


Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap hasil pengolahan data yang
dipdapatkan dari hasil penelitian. Berawal dari tahap identifikasi faktor
pemasaran sampai proses pengambilan keputusan terhadap alternatif strategi
pemasaran yang baik untuk perusahaan.
3.2.9 Kesimpulan dan Saran
Merupakan tahap penarikan kesimpulan pada hasil dari penelitian
sesuai dengan tujuan yang dicapai dalam penelitian, sehingga dapat
memberikan saran pada perusahaan untuk dapat kedepannya meningkatkan
pemasaran bagi konsumen luas.

30
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, N. Perbaikan Kualitas Layanan dengan Metode Servqual Kano di Pondok Jati
Resto.
Alamsyah, N., & Lubis, A. L. (2018). Analisa Strategi Pemasaran Menggunakan Matriks
IEF dan EFE (Studi Kasus PT. Kian Ho Indonesia). JURNAL INDUSTRI KREATIF (JIK),
2(2), 51-58.
David, F. R., & David, F. R. (2013). Strategic management: Concepts and cases: A
competitive advantage approach: Pearson.
Kotler, P. (2012). Kotler on marketing: Simon and Schuster.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip pemasaran (Vol. 1): Jilid.
Nofirza, N., & Indrayani, K. (2011). Aplikasi Metode Kano dalam Analisis Indikator
Kualitas Pelayanan di Rumah Sakit Arifin Ahmad Pekanbaru. Jurnal Sains dan
Teknologi Industri, 9(1), 1-8.
Ramadhan, A., & Sofiyah, F. R. (2013). Analisis SWOT Sebagai Landasan Dalam
Menentukan Strategi Pemasaran (Studi Kasus McDonald’S Ring Road). Jurnal
Media Informasi Manajemen, 1(4).
Utomo, T. J. (2010). Lingkungan Bisnis dan Persaingan Bisnis Ritel. Fokus Ekonomi: Jurnal
Ilmiah Ekonomi, 5(1).
Wijoyo, S. A. (2018). PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN
PENJUALAN PRODUK DENGAN METODE MATRIKS BCG DAN SWOT (STUDI
KASUS: EKA SURYA JAYA MANDIRI). University of Muhammadiyah Malang.
Yuli, S. B. C. (2006). Analisis Perubahan Lingkungan Terhadap Kompetensi Usaha (Studi
pada Pengusaha Makanan dan Minuman Skala Kecil dan Menengah di
Kabupaten Malang dan Pasuruan). Jurnal Humanity, 1(2).

31

Anda mungkin juga menyukai