5 5 10 15 20 25
Likelihood
4 4 8 12 16 20
3 3 6 9 12 15
2 2 4 6 8 10
1 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Severity
Proses risk assessment/ penilaian risiko dilakukan dengan cara mencari nilai dari risk
relative. Risk relative merupakan hasil perkalian antara nilai tingkat keseringan (likelihood)
dengan nilai tingkat keparahan (severity) dari masing- masing bahaya. Penentuan besar nilai
likelihood dan severity dari masing-masing risiko bahaya dilakukan dengan cara wawancara
kepada pekerja. Selama proses wawancara, pekerja diberikan tabel berisi skala/ kategori
dari likelihood dan severity, sehingga pekerjadapat mengetahuidan menentukan sendiri tingkat
kategori dari likelihood dan severity. Skala nilai untuk likelihood adalah 1–5 mulai dari
tingkat kemungkinan unlikely hingga almost certain. Sedangkan skala nilai untuk severity
adalah 1–5 mulai dari tingkat keparahan insignificant hingga catastrophic. Setelah nilai risk
relative didapat kemudian dianalisis menggunakan table Risk Assessment Matrix
untukmengetahui tingkat bahaya yang akan terjadi.
Tabel 5.3. Penentuan Peluang (Likelihood)
Level Deskripsi
1 Tidak mungkin terjadi
2 Kemungkinan kecil terjadi
3 Mungkin terjadi
4 Kemungkinan besar terjadi
Level Deskripsi
1 Cidera ringan – Meliputi kasus P3K atau diperlukan pengobatan medis
namuntidak menyebabkan pembatasan kerja atau kehilangan jam kerja
2 Cidera sedang – Memerlukan pengobatan medis yang menyebabkan
pembatasan kerjaatau kehilangan jam kerja ≤ 24jam
3 Cidera berat – 1 kasus cidera yang memerlukan pengobatan medis yang
menyebabkan kehilangan jam kerja ≥ 24 jam atau ketidakmampuan bekerja
sementara
4 Kejadian fatal – terjadi kasus luka berat atau menyebabkan 1 kasus cacat
permanen atau kematian
5 Bencana – Menyebabkan lebih dari 1 kasus cacat permanen atau
kematian
Sumber: TKO Penyusunan HIRADC PERTAMINA SAFETY – HSE RU VI Tahun 2016
6
Terjepit box bottom loader 2 3 Medium Risk
2. Terjepit box bottom loader. Pembobotan nilai likelihood diberi 2 (kemungkinan kecil terjadi)
karena pada pengisian tangki telah menggunakan APD dan keahlian dari karyawan yang baik
pada pengisian di area filling shed namun memiliki nilai consequence 3 (cidera berat)
dikarenakan bahaya akibat dari terjadinya resiko terjepi box bottom leader pada pengisisan BBM.
3. Terjepit pada saat pemasangan coupler. Pembobotan nilai likelihood diberi 2 (kemungkinan
kecil terjadi) karena pada pengisian tangki telah menggunakan APD dan keahlian dari karyawan
yang baik pada pengisian di area filling shed namun memiliki nilai consequence 3 (cidera berat)
dikarenakan bahaya akibat dari terjadinya resiko terjepi pada saat pemasangan coupler pada
pengisisan BBM.
4. Terpapar uap BBM saat melakukan pengisian BBM. Pembobotan nilai likelihooddiberi 5
(Hampir pasti terjadi) karena pada pengisian tangki tidak menggunakan APD dengan benar
termasuk penggunaan masker yang sering terjadi dan kurang disiplin dari karyawan dalam
menerapkan SOP pada pengisian di area filling shed namun memiliki nilai consequence 2 (cidera
5. Hubungan arus pendek yang terjadi pada bagian mobil tangki. Pembobotan nilai likelihood
diberi 4 (sering terjadi) karena pada pengisian tangki tidak memperhatikan alat-alat yang beresiko
menimbulkan arus pendek dan kurang disiplin dari karyawan dalam menerapkan SOP pada
pengisian di area filling shed namun memiliki nilai consequence 5 (bencana) dikarenakan bahaya
akibat dari terjadinya resiko hubungan arus pendek yang terjadi pada bagian mobil tangki
menimbulkan efek serius seperti terbakar dan tersengat arus
6. Luberan BBM pada saat melakukan pengisian. Pembobotan nilai likelihood diberi 4 (sering
terjadi) karena pada pengisian tangki tidak melakukan pengecekan pada saat melakukan
pengisian BBM dan kurang disiplin dari karyawan dalam menerapkan SOP pada pengisian di
area filling shed namun memiliki nilai consequence 2 (cidera sedang) dikarenakan bahaya akibat
dari terjadinya resiko Luberan BBM pada saat melakukan pengisian menimbulkan efek yang
tidak terlalu serius.