Anda di halaman 1dari 4

IDENTIFIKASI SKENARIO KECELAKAAN PADA PROSES PRODUKSI

PANGAN TERNAK DI PT. CHAROEN POKPHAND

1 BAB I
Pendahuluan

1.1 Pendahuluan

Industri manufaktur adalah suatu usaha ekonomi yang melakukan kegiatan manufaktur yaitu
menambah nilai barang/materi dengan mengubah bentuk atau sifat atau dengan menggabungkan
dengan bahan lain yang telah diolah [ CITATION Gro01 \l 1033 ]. Industri manufaktur banyak
macamnya, salah satunya yaitu industri pakan ternak. Industri pakan ternak berdiri untuk memenuhi
kebutuhan pakan ternak. Kebutuhan akan pakan ternak di Indonesia cukup besar. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan permintaan akan pakan ternak yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah ternak dari tahun ke tahun. Melihat perkembangan dan peningkatan populasi ternak tiap tahun,
industri pakan ternak menganggap hal ini sebagai peluang. Pakan ternak memiliki kontribusi 70% dari
total biaya produksi peternakan. Berdasarkan Market Intelligence Report tentang perkembangan
industri pakan ternak, terdapat kurang lebih 50 industri pakan ternak di Indonesia. Industri pakan ternak
yang mendominasi diantaranya yaitu Charoen Pokphand, Japfa Comfeed, Sierad Produce, CJ Feed,
Gold Coin, dan Sentra Profeed. Secara umum, industri pakan ternak mengalami pertumbuhan ratarata
8.4% dalam periode lima tahun terakhir.

Penerapan teknologi maju di dalam proses produksi sampai saat ini telah semakin intensif,
sehingga efek samping yang berupa faktor fisik yang ditimbulkan juga semakin beraneka ragam
diantaranya suhu ekstrim, kebisingan, getaran, radiasi, penerangan di tempat kerja serta tekanan udara
ekstrim. Untuk mengontrol bahaya-bahaya kesehatan dan bahaya-bahaya keselamatan maka harus ada
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja untuk mengurangi potensi bahaya yang akan diterima
oleh pekerja.[ CITATION Pan18 \l 1033 ] Dari data kecelakaan kerja selama 2010-2013 yang
didapatkan PT Charoen Pokphand Indonesia semarang, terdapat 25 kasus kecelakaan kerja yang dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis bahaya berdasakan dampak keparahan kecelakaan kerja. Pertama
terdapat 12 kasus kecelakan ringan yang terjadi di perusahaan tersebut, yang tergolong dari kasus
kecelakaan ringan ini adalah kecelakaan kerja yang dampak luka yang diderita pekerja dapat diatasi
dengan peralatan P3K yang tersedia di ruangan SHE (safety health environment). Selanjutnya, terdapat
11 kasus kecelakan sedang yang terjadi di perusahaan tersebut. Kecelakan sedang merupakan
kecelakan kerja yang dampak dari luka yang diderita tidak dapat ditangani P3K tetapi memerlukan
tindakan lanjutan dari penanganan medis. Terakhir adalah kecelakaan berat dimana klasifikasi dampak
kecelakaan kerja yang dialami pekerja adalah memiliki luka yang mengakibatkan korban mengalami
luka serius yang tidak dapat bekerja dalam jangka waktu yang lama sampai pada tingkat kematian.

Dari data yang disebutkan, kejadian kecelakaan di PT. Charoen Pokhpand terjadi karena
kegagalan dalam mengasumsikan skenario kecelakaan. Keamanan dan kenyaman pekerja merupakan
faktor yang sangat penting yang harus diperhatikan. Skenario kecelakaan dibuat agar pekerja dapat
melakukan tindakan preventif tepat saat Cut-Set Factor pada analisis kecelekaan terjadi. Tindakan
preventif ini dilakukan agar meminimalisir kehilangan (Losses) dalam perusahaan.

MORT (Management Oversight Risk Tree) adalah metode yang digunakan sebagai alat
investigasi yang fokus pada banyak faktor yang berkontribusi terhadap kejadian atau kecelakaan.
Kelebihan metode ini adalah mengetahui faktor-faktor manajemen yang menjadi penyebab atau yang
berkonstribusi dalam kecelakaan tersebut. Metode ini juga akan menggunakan FTA (Fault Tree
Analysis) untuk menguraikan faktor terkecil dalam terjadinya kecelakaan.

Faktor-faktor pendukung terjadinya kecelakaan selain pada tingkat Sistem yang perlu
diperhatikan yakni Faktor Pekerja. Dengan adanya permasalahan ini maka dipilih metode Human
Factors Analysis and Classification System (HFACS). Metode Human Factors Analysis and
Classification System (HFACS) merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui penyebab utama
terjadinya kecelakaan kerja. Selain itu juga metode ini akan diperkuat dengan menggunakan metode
5whys. Metode 5whys digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan kerja, metode
5whys digunakan setelah didapat nilai tertinggi dari hasil pengolahan menggunakan HFACS.
Kemudian dari nilai yang dianggap berpotensi berpengaruh untuk terulang kembali maka dilakukan
pengakaran masalah dengan tabel 5whys yang berguna untuk mendapatkan permasalahan dasar dari
suatu kejadian [ CITATION MOH15 \l 1033 ].

Oleh karena itu, perlu adanya perancangan skenario kecelakaan yang tepat untuk mencegah
kehilangan akibat dari kecelakaan yang cukup massif bedasarkan Cut-Set pada metode MORT yang
didukung dengan penilaian Odds Ratio pada metode HFACS.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengidentifikasi penyebab dan skenario kecelakaan di divisi produksi


menggunakan metode MORT?
2. Bagaimana mengidentifikasi penyebab kecelakaan akibat faktor pekerja menggunakan metode
HFACS?
3. Bagaimana menentukan nilai Odds Ratio pada metode analisis HFACS?
4. Bagaimana menentukan faktor pekerja tertinggi menggunakan metode 5whys?

1.3 Tujuan

1. Mengidentifikasi penyebab dan skenario kecelakaan di divisi produksi menggunakan metode


MORT
2. Mengidentifikasi penyebab kecelakaan akibat faktor pekerja menggunakan metode HFACS
3. Menentukan nilai Odds Ratio pada metode analisis HFACS
4. Menentukan faktor pekerja tertinggi menggunakan metode 5whys

1.4 Manfaat

1. Bagi Perusahaan
a. Dapat meminimalisir kerugian akibat kecelakaan
b. Dapat mencegah terjadi faktor-faktor utama kecelakaan
2. Bagi Mahasiswa
a. Dapat digunakan sebagai implementasi dari ilmu manajemen risiko yang diperoleh
selama perkuliahan
b. Meningkatkan pengetahuan tentang identifikasi penyebab dan skenario kecelakaan
dengan metode MORT serta Management Review.

1.5 Batasan Masalah

1. Penelitian dilakukan pada perusahaan PT. Charoen Pokphand yang bertempat di Surabaya.
2. Tidak menghitung perbandingan antara biaya kerugian pra-analisis dan pasca-analisis.
2 DAFTAR PUSTAKA

[1] M. P. Groover, Otomasi, Sistem Produksi, dan Computer Integrated Manufacturing, Surabaya:
Guna Widya, 2001.

[2] P. Martino, D. I. Rinawati and R. Rumita, "Analisis Identifikasi Bahaya Kecelakaan Kerja
Menggunakan Job Safety Analysis (JSA) Dengan Pendekatan Hazard Identification, Risk
Assessment And Risk Control (HIRARC) di PT. Charoen Pokphand Indonesia- Semarang," Jurnal
Teknik Industri, pp. 1-9, 2018.

[3] M. FAHD, N. B. PUSPITASARI and R. RUMITA, "Analisis Kecelakan Kerja dengan


Menggunakan Metode Human Factor Analysis and Classification System (HFACS) dan 5WHYS
di Divisi Stamping PT.Mekar Armada Jaya," Industrial Engineering Online Journal, vol. 4, no. 4,
2015.

Anda mungkin juga menyukai