Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN SERVICE LEARNING ANALISIS RISIKO PADA INDUSTRI

TAHU DI KELURAHAN MABAR

Disusun untuk memenuhi tugas akhir pada mata kuliah Manajemen Risiko

Dosen Pengampu : Budi Dharma, M.M

Oleh :

Enia Fadila Sitakar 0506213048

Rizky Azura 0506212134

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2024
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat menyebabkan biaya produksi dan
pemborosan terselubung, yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas. Dalam upaya
pencegahan kecelakaan di Indonesia, banyak hambatan masih ada. Pola pikir adalah salah
satunya, dimana masih banyak yang tetap konservatif dan menganggap kecelakaan sebagai
suatu musibah, membuat masyarakat kurang menyadari pentingnya penerapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.

Pabrik tahu merupakan salah satu sektor industri yang memiliki peran vital dalam
penyediaan pangan protein nabati. Produksi tahu melibatkan serangkaian proses kompleks
yang melibatkan pengolahan kedelai menjadi berbagai produk tahu dengan berbagai varietas.
Meskipun pabrik tahu memainkan peran penting dalam menyediakan produk pangan, mereka
juga dihadapkan pada berbagai risiko yang dapat mempengaruhi kelangsungan operasional
dan kualitas produk.

Salah satu pusat produksi tahu di Kota Medan adalah Pabrik Tahu di Jl. rumah potong
Hewan mabar. Saat ini, perusahaan dapat dianggap tidak menerapkan K3 dengan baik. Salah
satu contohnya adalah lingkungan kerja yang tidak cukup aman, seperti licin di tempat kerja,
tidak adanya sistem sirkulasi udara yang baik di area produksi, dan posisi tubuh yang tidak
ergonomis saat bekerja. Pada beberapa tugas, seperti menyortir kedelai dan menyaring bubur
kedelai, pekerja harus bekerja dalam posisi duduk sambil membungkuk selama waktu yang
cukup lama. Selain itu, saat menyaring bubur kedelai, pekerja harus bekerja dalam posisi
berdiri sambil membungkuk selama 10 menit dan melakukannya berulang kali.

Selain itu, karyawan industri menyadari bahwa mereka belum menggunakan APD
(Alat Pelindung Diri). Hal-hal ini dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja, seperti cidera akibat terpeleset lantai yang licin, gangguan pendengaran karena mesin
penggilingan yang terletak di dekat proses produksi lainnya, reaksi tubuh seperti rasa kaku
dan nyeri pada otot dan persendian.
Analisis risiko dapat diterapkan pada berbagai kegiatan atau aktivitas di perusahaan
untuk mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Analisis risiko telah menjadi
subjek beberapa penelitian. Rekayasa dan engineering, pengendalian administratif, dan
penggunaan alat pelindung diri adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mengendalikan risiko. Dengan melakukan analisis risiko yang komprehensif, pabrik tahu
dapat mengidentifikasi dan mengelola potensi risiko dengan lebih baik, meningkatkan
efisiensi operasional, dan menjaga keberlanjutan dalam industri yang terus berubah. Analisis
risiko pada pabrik tahu menjadi langkah strategis untuk menghadapi tantangan kompleks
yang mungkin muncul dalam lingkungan bisnis yang dinamis.

Studi pertama Ihsan et al. (2016) melihat analisis risiko di area produksi PT Cahaya
Murni Andalas Permai Furniture Company menggunakan metode HIRARC (Hazard
Identification, Risk Assesment, and Risk Control). Hasil dari penelitian terdiri dari tujuh
subdivisi berada pada level risiko rendah (77 persen), sedangkan dua subdivisi tambahan,
pemotongan busa, dan tahap finishing, berada pada level risiko sedang (22 %). Dianalisis
empat sumber kecelakaan kerja: sikap pekerja, material dan peralatan, lingkungan kerja, dan
tata cara kerja. Selanjutnya, penelitian tentang analisis risiko K3 dilakukan oleh
Fathimahhayati et al. (2017) pada proyek konstruksi gedung KONI Provinsi Kalimantan
Timur. Pada awal analisis risiko penelitian ini, bahaya diidentifikasi dengan metode JSA
(Analisis Keselamatan Kerja), yang kemudian diikuti dengan penilaian risiko yang
didasarkan pada standar AZ/NZS 4360:2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi
bahaya 22,64% dengan level risiko tinggi dan 77,36% dengan level risiko sedang.
Selanjutnya, Karundeng et al. (2017) menyelidiki analisis bahaya dan risiko di departemen
produksi PT Samudera Mulia Abadi Mining Contractor Likupang Minahahsa Utara.
Berdasarkan temuan penelitian, diketahui bahwa selama proses pengoprasian unit ADT di
area loading point dan dumping point, ada kemungkinan bahaya, seperti tabrakan antar unit,
tergelincir, atau terserunduknya unit lain, yang dapat menyebabkan ADT terbalik, rebah, atau
terguling. Berdasarkan penilaian risiko terhadap sumber bahaya yang ada, bahaya dengan
tingkat risiko tinggi adalah tabrakan berat antar unit, bahaya dengan tingkat risiko sedang
adalah tabrakan karena landasan amblas, dan bahaya dengan tingkat risiko ringan adalah
tabrakan ringan.

Untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, penelitian tentang
analisis risiko di industri tahu dan tempe harus dilakukan berdasarkan latar belakang masalah
yang telah dipaparkan sebelumnya. Metode yang digunakan digunakan dalam Dalam
penelitian ini, metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assesment, and Risk Control)
digunakan, yang terdiri dari serangkaian implementasi K3 yang mencakup identifikasi
bahaya, penilaian risiko, dan penentuan tindakan pengendalian berdasarkan data yang
dikumpulkan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Alur produksi
b. Registrasi risiko disertai jumlah kejadian dan dampak risiko
c. Pengukuran risiko menggunakan matriks risiko
d. Penentuan risiko
e. Respon terhadap risiko
f. Usulan/ rekomendasi

1.3 Tujuan Kegiatan

Dengan adanya kegiatan ini bertujuan untuk menganalisis risiko,


mengidentifikasi, menilai, dan mengelola potensi risiko-risiko yang dapat mempengaruhi
operasional dan keberlanjutan pabrik. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini secara umum
adalah sebagai berikut

a. Mengidentifikasi potensi risiko


b. Menilai tingkat risiko
c. Prioritasi tindakan respons
d. Meingkatkan keselamatan
e. Mengoptimalkan efisiensi produk
f. Melindungi kualitas produk
g. Menanggapi perubahan lingkungan dan pasar
h. Mengurangi kerugian finansial

1.4 MANFAAT KEGIATAN


a. Untuk tempat service learning
Analisis risiko pada kegiatan ini memberikan manfaat yang khusus dan relevan
tempat pelaksanaan seperti memberikan keamanan dan keselamatan operasional,
mengoptimasiasi produk yang dihasilkan, meningkatkan kualitas produk menjadi
lebih baik, memaanajemen lingkungan, mengetahui kendala peralatan dan
infrastruktur, dapat mengefesiensi energi, dapat mengetahui kerugian finansial
dan cara pengurangnnya serta menambah reoutasi dan kepercayaan pelanggan.
b. Untuk kelompok service learning
Manfaat dilaksanakannya kegiatan ini bagi kelompok service learning tentunya
manfaat pelatihan manjemen risiko, menambah ilmu pengetahuan serta wawasan
terhadap proses produksi dan analisis risiko.

1.5 INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN


a. Indikator Material

Indikator keberhasilan dalam kegiatan analisis risiko pada pabrik tahu dapat memberikan
gambaran tentang sejauh mana manajemen risiko telah efektif diimplementasikan.
Berikut adalah beberapa indikator material yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan kegiatan analisis risiko di pabrik tahu:

1. Reduksi Kejadian Risiko Tertentu:


Indikator ini mengukur sejauh mana tindakan respons risiko yang diimplementasikan
berhasil mengurangi kejadian risiko tertentu. Jika keberhasilan tercapai, jumlah
kejadian risiko spesifik harus berkurang atau terkendali.
2. Keberlanjutan Produksi:
Menilai keberhasilan manajemen risiko dengan melihat apakah risiko-risiko yang
dapat menghambat produksi telah dikelola sehingga keberlanjutan operasional pabrik
tetap terjaga.
3. Keamanan dan Keselamatan Kerja:
Mengukur peningkatan keamanan dan keselamatan kerja dengan menilai apakah
jumlah kecelakaan atau insiden telah berkurang setelah tindakan respons risiko
diterapkan.
4. Kualitas Produk:
Indikator ini melibatkan evaluasi apakah manajemen risiko telah memberikan dampak
positif pada kualitas produk. Peningkatan kualitas produk dapat diukur melalui
pengukuran tingkat cacat atau reklamasi.
5. Pemantauan dan Pembaruan Risiko:
Indikator ini menilai sejauh mana proses pemantauan dan pembaruan risiko dilakukan
secara teratur. Keberhasilan dapat diukur dari sejauh mana risiko-risiko baru
teridentifikasi dan apakah rencana respons diperbarui dengan tepat waktu.
Indikator-indikator ini dapat disesuaikan dengan konteks dan tujuan spesifik pabrik tahu.
Evaluasi secara berkala dan pemantauan terus-menerus atas kinerja manajemen risiko
adalah kunci untuk memastikan bahwa strategi dan tindakan yang diambil sesuai dengan
perubahan kondisi dan kebutuhan pabrik.

b. Indikator Proses

Dalam keberhasilan kegiatan analisis produksi tahu, beberapa indikator proses dapat
digunakan untuk menilai efektivitas dan dampak dari analisis risiko. Berikut adalah beberapa
indikator proses yang dapat digunakan:

1. Identifikasi Risiko yang Komprehensif:


Indikator ini menilai sejauh mana analisis risiko dapat mengidentifikasi risiko-risiko
yang berpotensi mempengaruhi produksi tahu. Keberhasilan diukur dengan
kelengkapan dan akurasi identifikasi risiko.
2. Penilaian Risiko yang Teliti:
Indikator ini mengevaluasi sejauh mana penilaian risiko dilakukan secara teliti dan
akurat. Ini mencakup pengukuran probabilitas dan dampak risiko dengan memadai.
3. Prioritisasi Risiko yang Tepat:
Menilai sejauh mana risiko-risiko telah diprioritaskan dengan benar. Keberhasilan
diukur dengan kemampuan untuk fokus pada risiko-risiko yang memiliki dampak dan
probabilitas tertinggi.
4. Perencanaan Respons Risiko:
Mengukur kualitas perencanaan respons terhadap risiko. Keberhasilan diukur oleh
kemampuan untuk mengembangkan strategi respons yang efektif dan praktis.
5. Implementasi Respons Risiko:
Indikator ini menilai sejauh mana rencana respons risiko diimplementasikan dengan
benar. Keberhasilan diukur dengan efektivitas tindakan yang diambil untuk
mengurangi atau mengelola risiko.
6. Integrasi Risiko dalam Proses Produksi:
Menilai sejauh mana konsep manajemen risiko diintegrasikan ke dalam proses
produksi tahu secara menyeluruh. Keberhasilan diukur dengan sejauh mana
manajemen risiko menjadi bagian integral dari keputusan dan operasional sehari-hari.
7. Evaluasi dan Pembelajaran:
Indikator ini mengevaluasi sejauh mana pabrik tahu melakukan evaluasi terhadap
hasil analisis risiko dan mengambil tindakan pembelajaran untuk meningkatkan
proses analisis risiko di masa depan.
8. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas:
Indikator ini mengevaluasi sejauh mana analisis risiko membantu meningkatkan
efisiensi dan produktivitas dalam proses produksi tahu.
9. Keberlanjutan Bisnis:
Menilai sejauh mana manajemen risiko dapat memberikan kontribusi terhadap
keberlanjutan bisnis jangka panjang pabrik tahu. Keberhasilan diukur dengan
kemampuan untuk menjaga kelancaran operasional dan mendukung pertumbuhan
berkelanjutan.
10. Kepuasan Pekerja:
Mengukur kepuasan pekerja terhadap strategi manajemen risiko. Keberhasilan diukur
dengan sejauh mana pekerja merasa bahwa manajemen risiko memberikan
perlindungan dan keamanan dalam lingkungan kerja.

Indikator-indikator ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik khusus pabrik
tahu. Penting untuk terus memonitor, mengevaluasi, dan memperbarui proses analisis risiko
sesuai dengan perubahan dalam lingkungan bisnis dan produksi.

c. Indikator Hasil

Indikator hasil dalam keberhasilan kegiatan analisis risiko produksi tahu mengacu pada
pencapaian hasil konkret yang dapat diukur untuk menilai efektivitas manajemen risiko.
Berikut adalah beberapa indikator hasil yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan
kegiatan analisis risiko produksi tahu:

1. Pengurangan Angka Kecelakaan dan Cedera:


Indikator ini mencerminkan keberhasilan dalam mengurangi jumlah kecelakaan dan
cedera pekerja selama proses produksi tahu. Pengukuran keberhasilan dapat dilakukan
dengan membandingkan data kecelakaan sebelum dan setelah implementasi tindakan
respons risiko.
2. Penurunan Angka Pemusnahan Produk:
Mengukur apakah analisis risiko telah membantu mengurangi tingkat produk cacat
atau produk yang harus dimusnahkan. Keberhasilan dapat diukur melalui evaluasi
jumlah dan frekuensi pemusnahan produk.
3. Peningkatan Kualitas Produk:
Mengukur dampak analisis risiko terhadap peningkatan kualitas produk. Keberhasilan
dapat diukur dengan membandingkan tingkat cacat atau reklamasi sebelum dan
setelah implementasi tindakan respons risiko.
4. Pemeliharaan Infrastruktur:
Menilai sejauh mana manajemen risiko dapat membantu mencegah atau mengurangi
kerusakan pada peralatan dan infrastruktur pabrik. Keberhasilan dapat diukur melalui
evaluasi tingkat kegagalan peralatan atau kerusakan infrastruktur.
5. Pengelolaan Pasokan Bahan Baku:
Mengukur keberhasilan dalam mengelola risiko terkait dengan pasokan bahan baku.
Ini mencakup evaluasi kestabilan pasokan, pengurangan risiko kekurangan bahan
baku, dan peningkatan efisiensi rantai pasok.
6. Peningkatan Keamanan Pangan:
Menilai apakah analisis risiko dapat membantu meningkatkan keamanan pangan dari
produk tahu. Keberhasilan dapat diukur dengan mengurangi risiko kontaminasi atau
kegagalan keamanan pangan.

Indikator hasil ini dapat bervariasi tergantung pada tujuan dan konteks khusus pabrik tahu.
Penting untuk menetapkan indikator yang sesuai dengan tujuan strategis dan kebutuhan
pabrik untuk memastikan evaluasi yang akurat terhadap keberhasilan analisis risiko.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PROFIL TEMPAT SERVICE LEARNING

2.1.1 Nama Perusahaan

- Pabrik Tahu HM

2.1.2 Lokasi

- Jl. Rumah Potong Hewan No 136, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli

2.1.3 Deskripsim Umum

Pabrik Tahu HM adalah industri yang bergerak di bidang produksi dan distribusi tahu
berkualitas tinggi. Didirikan pada tahun 2005, industri ini telah berkomitmen untuk
menyajikan produk tahu terbaik dengan menggunakan bahan-bahan berkualitas dan proses
produksi yang modern.

2.2 TINJAUAN TEORI

Analisis risiko dalam konteks pabrik tahu merupakan pendekatan sistematis untuk
mengidentifikasi, menilai, dan mengelola potensi risiko yang dapat memengaruhi
keberlanjutan, efisiensi operasional, dan keselamatan pabrik. Dalam upaya memahami dan
mengurangi ketidakpastian, analisis risiko menjadi bagian integral dari manajemen
operasional pabrik tahu.

2.2.1 Konsep Analisis Risiko

Analisis risiko adalah proses identifikasi, penilaian, dan manajemen potensi risiko
yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan suatu entitas. Risiko dapat berasal dari
berbagai sumber, termasuk operasional, finansial, lingkungan, dan sosial. Dalam
pabrik tahu, fokus analisis risiko adalah pada potensi ancaman terhadap keamanan
pangan, kualitas produk, efisiensi operasional, dan keselamatan kerja.

2.2.2 dentifikasi Risiko

Identifikasi risiko melibatkan pengidentifikasian potensi ancaman atau peluang yang


dapat mempengaruhi proses produksi tahu. Risiko-risiko ini dapat berasal dari bahan
baku, proses produksi, peralatan, faktor lingkungan, hingga masalah regulasi.
Identifikasi yang cermat membantu pabrik tahu untuk memahami lanskap risiko dan
mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
2.2.3 Evaluasi Risiko

Evaluasi risiko melibatkan penilaian terhadap probabilitas dan dampak potensi risiko.
Ini memungkinkan pabrik tahu untuk mengidentifikasi risiko yang memiliki tingkat
kritisitas tinggi dan memprioritaskan tindakan respons. Penilaian risiko dapat
menggunakan matriks risiko untuk menggambarkan tingkat urgensi dan signifikansi
suatu risiko.

2.2.4 Manajemen Risiko

Manajemen risiko melibatkan pengembangan dan implementasi strategi untuk


mengelola atau mengurangi dampak risiko. Ini mencakup perencanaan respons risiko,
implementasi kontrol pencegahan, dan pemantauan berkelanjutan. Manajemen risiko
di pabrik tahu bertujuan untuk mengoptimalkan hasil operasional sambil mengurangi
potensi dampak negatif.

2.2.5 Keselarasan dengan Standar Keamanan Pangan

Pabrik tahu harus mematuhi standar keamanan pangan yang ketat. Analisis risiko
membantu pabrik dalam memahami dan mematuhi persyaratan standar tersebut. Ini
termasuk identifikasi risiko kontaminasi, penyimpangan dari prosedur sanitasi, atau
risiko lain yang dapat mempengaruhi keamanan pangan.

2.2.6 Peran Teknologi dan Inovasi

Penerapan teknologi dan inovasi dalam proses produksi tahu dapat memainkan peran
kunci dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko. Sistem pemantauan otomatis,
sensor keamanan pangan, dan teknologi pengelolaan rantai pasok adalah contoh
implementasi inovasi untuk meminimalkan risiko.

2.2.7 Keterlibatan Pemangku Kepentingan

Melibatkan pemangku kepentingan, termasuk petani kedelai, pekerja pabrik, dan


konsumen, dalam proses analisis risiko adalah langkah kritis. Ini menciptakan
pemahaman bersama tentang risiko dan memperkuat dukungan untuk tindakan
pencegahan.

2.2.8 Sistem Manajemen Risiko Terpadu

Pendekatan terbaik melibatkan implementasi sistem manajemen risiko terpadu yang


terintegrasi ke dalam strategi operasional pabrik tahu. Ini mencakup siklus terus-
menerus dari identifikasi, evaluasi, respons, dan pemantauan risiko.

2.2.9 Pembelajaran dan Peningkatan Berkelanjutan

Analisis risiko di pabrik tahu bukanlah proses sekali jalan. Kontinuitas dalam
pemantauan, evaluasi, dan penyesuaian strategi risiko memungkinkan pembelajaran
dan peningkatan berkelanjutan. Ini mendukung adaptasi terhadap perubahan
lingkungan atau kondisi pasar. Dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep
ini, pabrik tahu dapat membangun keberlanjutan operasional, meningkatkan kualitas
produk, dan mengoptimalkan efisiensi produksi sambil mengurangi risiko-risiko yang
mungkin terjadi.

2.3 PEMBAHASAN
2.3.1 Alur Produksi Pembuatan Tahu

Bahan Baku
Pembelian Jelek
bahan baku

REPRODUKSI
Bahan Baku
Penyiapan Mesin Langkah
Penggiling

Persiapan Penyimpanan
Produksi Bahan Baku

Mesin
Reproduksi
Persiapan
Mesin

Mesin Rusak

Lantai Licin
Menyebabkan
Karyawan Terpeleset

Ruangan Lantai Ruangan


Reproduksi
Lantai Tergenang
air tumpahan sari
REPRODUKSI

Penggilingan

Sari Kedelai Ampas Kedelai

Pemasakan Pakan Ternak

Adonan Tahu

Pengendapan Pencetakan Pendistribusian

Proses produksi tahu melibatkan beberapa langkah utama, mulai dari persiapan bahan baku
hingga pengemasan produk jadi. Berikut adalah alur reproduksi tahu:

1. Persiapan Kedelai:
- Pembelian bahan baku, pembelian bahan baku bisa berisiko bahan baku yang
dibeli rusak, ataupun berisiko bahan baku langkah.
- Kedelai yang dipilih harus kedelai yang berkualitas baik
2. Persiapan Mesin Penggiling:
- Persiapan mesin penggiling kedelai, dapat berisiko mesin rusak dan tidak dapat
bereproduksi
3. Ruangan Reproduksi
- Ruangan reproduksi harus bersikulasi udara yang baik agar tidak menyebabkan
pengap.

Setelah masa reproduksi selanjutnya adalah alur masa produksi tahu sebagai berikut:

1. Perendaman Kedelai
- Kedelai di rendam selama 2-6 jam, setelah direndam kedelai kembali dicuci.
2. Penggilingan Kedelai
- Kedelai yang telah melewati proses perendaman selanjutnya digiling, kedelai yang
telah digiling ini akan menjadi bubur kedelai
- Bubur kedelai ini dapat diolah lebih lanjut untuk mendapatkan sari kedelai yang
digunakan dalam pembuatan tahu.
3. Pencucian Sari Kedelai
- Sari kedelai yang dihasilkan dicuci untuk menghilangkan ampas atau serat-serat
kasar.
- Proses ini dapat dilakukan dengan mencuci bubur kedelai menggunakan air bersih
dan menyaringnya.
4. Pemanasan Sari Kedelai
- Sari kedelai yang telah dibersihkan dipanaskan untuk membunuh bakteri dan
enzim yang dapat mempengaruhi kualitas tahu.
- Pemanasan ini juga membantu dalam pembentukan koagulasi saat penambahan
zat pembeku seperti garam Nigari atau cuka.
5. Pemberian Zat Pembeku
- Zat pembeku seperti garam Nigari atau cuka ditambahkan ke dalam sari kedelai
yang dipanaskan.
- Proses ini menyebabkan pembentukan endapan tahu.
6. Pemadatan dan Pencetakan
- Endapan tahu yang terbentuk kemudian dipadatkan dan dimasukkan kedalam
cetakan yang berbentuk persegi
- Tahu yang dimasukkan ke cetakan yang berbentuk persegi mengalami
pengepressan untuk mengeluarkan sisa sisa air.
7. Pengiriman dan Distribusi
- Tahu yang telah jadi kemudian dimuat kedalam mobil pick up untuk di kirim dan
didistribusikan kepada para pedangng di pasar.

2.3.2 Registrasi Risiko

Registrasi risiko merupakan proses identifikasi, dan penilaian risiko-risiko


yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proyek, operasi, atau organisasi. Tujuan
dari registrasi risiko adalah untuk memahami dan mengelola potensi ancaman dan
peluang yang mungkin timbul selama pelaksanaan suatu kegiatan. Dengan memiliki
register risiko yang terstruktur, organisasi dapat lebih proaktif dalam
mengidentifikasi, menganalisis, dan merespons risiko-risiko yang dihadapi.

Tabel 1. Registrasi Risiko disertai Jumlah Kejadian dan Dampak Risiko

Rincican Potensi Risiko Akibat Tingkat Tingkat


Kegiatan Bahaya Frekuensi Dampak
Penyimpanan Kelelmbaban Kedelai rusak Produksi 2 2
kedelai Udara Terhambat
Perendaman Serangga Kedelai tidak Terinfeksi bakteri 2 2
kedelai di drum Masuk steril
terbuka
Kedelai dituang Berat kedelai Kedelai Terpeleset 2 2
ke dalam drum tumpah
Memasukkan Air Air tumpah Terpeleset 2 2
air untuk
perendaman
kedelai
Merendam Air Terpapar Iritasi 2 2
Kedelai rendaman Bakteri
Mencuci Air kedelai Terpapar Iritasi 2 2
kedelai Bakteri
Menyiapkan Drum Tersandung Cidera 2 2
drum guna penampung
menampung bubur
kedelai hasil kedelai
gilingan
Menghidupkan Suara mesin Kebisingan Gangguan 2 1
mesin pendengaran
penggiling Asap Terhirup asap Gangguan 2 2
kedelai pernapasan
Memasukkan Debu Terhirup debu Gangguan 1 1
Kedelai pernapasan
kedalam mesin
penggiling
Mengambil Katu berat Tertimpa kayu Cidera 2 2
kayu bakar Serpihan Tertusuk Luka 2 2
kayu serpihan kayu
Menumpuk Serpihan Tertusuk Luka 2 2
kayu bakar kayu serpihan kayu
Menuang Bau minyak Terpapar bau Pusing, sakit 1 1
minyak gas gas minyak gas kepala dan mual
pada kayu
Pembakaran Api Terpapar api Kebakaran 1 5
kayu bakar Luka bakar 1 2
menggunakan
Asap Paparan asap Gangguan 2 2
mancis dan
pernapasan
minyak gas
Memasukkan Bubur Bubur kedelai Terpeleset 2 2
bubur kedelai kedelai tumpah
yang telah
digiling ke
drum
Merebus Api Terpapar api Kebakaran 1 5
kedelai Terpapar panas Dehidrasi 1 4
Uap rebusan Terpapar uap Penglihatan burem 1 2
Menyiapkan Ember Tersandung Cidera 2 1
ember untuk air
perasan
Menyiapkan Kain mori Terpapar Terinfeksi bakteri 2 2
saringan kain bakteri
untuk ampas
tahu
Membuka keran Air rebusan Air rebusan Terpeleset 3 3
pada drum yang tumpah
digunakan
untuk perebusan
tahu, air Air rebusan Anggota tubuh 3 3
tersebut tumpah melepuh
dialirkan ke terkena
saringan ampas anggota tubuh
Saringan Air perasan Air perasaan Terpeleset 3 3
digoyang dan tumpah
diperas Air perasan Anggota tubuh 3 3
sehingga filtrat terkena melepuh
cair dapat turun anggota tubuh
ke ember Uap bubur Terpapar uap Penglihatan 1 1
kedelai terganggu

Sari kedelai Air cuka Terpercik ke Penglihatan 2 2


masih hangat mata pekerja terganggu
ditambahkan
cuka
Busa yang Busa Busa tumpah Terpeleset 3 3
mengambang dilantai
dibuang

Menyiapkan Air cuka Terpercik ke Penglihatan 2 2


pencetakan mata pekerja terganggu
Filtrat cair Filtrat cair Terpeleset 3 3
tumpah
Bakteri Terpapar Terinfeksi bakteri 2 2
Bakteri
Menyiapkan Kain alas Terapapar Terinfeksi bakteri 2 2
kain alas bakteri
Terpapar Terinfeksi jamur 2 2
jamur
Menuangkan Filtrat Cair Filtrat cair Terpeleset 3 3
filtrat cair hasil tumpah
saringan ke Terpercik Anggota tubuh 3 3
dalam cetakan filtrat cair melepuh
Berat filtrat Pengangkatan Pegal 5 2
cair tidak
ergonomis
Anggota tubuh Cidera 1 1
tertimpa drum
Menutup Kayu Pengangkatan Pegal 5 2
cetakan dengan penutup tidak
kayu ergonomis
Terpapar Terinfeksi bakteri 2 2
bakteri
Terpapar Terinfeksi jamur 2 2
jamur
Pisau untuk Tajam pisau Anggota tubuh Luka 1 1
pemotongan tergores, teriris
atau tertusuk
Tahu dipotong Tajam pisau Anggota tubuh Luka 1 1
kotak-kotak tergores, teriris
dengan ukuran atau tertusuk
4x4cm
Pengangkutan Berat tahu Pengangkatan Pegal 5 2
tahu ke dalam tidak
bak mobil pick ergonomis
up
Tahu diangkut Hujan Tahu terkena Tahu rusak 2 4
didalam mobil air hujan
Tabel 2.Skala Tingkat Frekuensi

Tingkat Deskriptif Keterangan


1 Rare Sangat Jarang
2 Unlileky Jarang
3 Possible Sedang
4 Likely Sering
5 Almost Certaint Sangat Sering

Tabel 3. Skala Tingkat Keparahan

Tingkat Deskripsi Keterangan


1 Negligible Sangat Ringan
2 Minor Ringan
3 Moderate Sedang
4 Major Berat
5 Catastrophic Sangat Berat

2.3.3 Pengukuran Risiko Menggunakan Matriks Risiko

Matriks risiko, atau matriks probabilitas-dampak, adalah alat yang umum


digunakan dalam manajemen risiko untuk mengukur dan menggambarkan tingkat
risiko suatu kejadian atau kondisi tertentu. Matriks ini membantu dalam menilai
tingkat kritisitas risiko dan menentukan prioritas tindakan respons.

Tabel 4. Matriks Risiko

KEPARAHAN

Negligible Minor Moderate Major Catastropic

Sangat Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim


Sering
F
R Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim
E
K
U
E Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim
N
S Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
I

Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi


Tabel 5. Kategori Tingkat Risiko

Simbol Huruf Deskripsi Tindakan


Pemantauan guna
R Rendah memastikan tindakan
pengendalian telah berjalan
dengan baik
Diperlukan perhatian dan
S Sedang tambahan prosedur

Perlunya mendapatkan
T Tinggi perhatian dari pihak
Manajemen dan tindakan
perbaikan
Harus segera dilakukan
E Ekstrim tindakan perbaikan

2.3.4 Penentuan Risiko Kritis

Anda mungkin juga menyukai