Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ravika Do Djafar

NIM : 1084181021

Matkul : Patient Safety

Prodi : DIV Teknik Elektromedik

Semester/Kls : 6/B

Dosen Pengampu : Ir. Torang Panyusuan Batubara, MARS.,MMR

Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen proses. Manajemen
risiko adalah bagian dari proses kegiatan didalam organisasi dan pelaksananya terdiri dari
multidisiplin keilmuan dan latar belakang. Manajemen risiko merupakan proses yang berjalan
terus menerus.

Ruang Lingkup Proses Manajemen Risiko terdiri dari:

 Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya.


 Identifikasi risiko
 Analisis risiko
 Evaluasi risiko
 Pengendalian risiko
 Pemantauan dan telaah ulang
 Koordinasi dan komunikasi

Tujuan Utama

Menurunkan risiko pada tahap yang tidak bermakna sehingga tidak menimbulkan efek buruk
terhadap kesehatan pekerja.
Tujuan Manajemen Risiko di Tempat Kerja

 Meminimalkan kerugian akibat kerugian dan sakit


 Meningkatkan kesempatan/peluang untuk meningkatkan produksi (suasana kerja aman,
sehat dan nyaman)
 Memotong mata Rantai Kejadian Kerugian Akibat Kegagalan Produksi
 Pencegahan Kerugian Akibat KAK dan PAK

Manajemen Resiko dalam sebuah organisasi adalah organisasi yang dapat menerapkan metode
pengendalian risiko apapun sejauh metode tersebut mampu mengidentifaksi, mengevaluasi,
memilih prioritas, dan mengendalikan risiko dengan melakukan pendekatan jangka pendek dan
jangka panjang.

Risiko/potensi bahaya yang sudah diidentifikasi dan dilakukan penilaian memerlukan langkah
pengendalian untuk menurunkan tingkat risiko/bahaya nya menuju ke titik aman.

Pengendalian Risiko/Bahaya dengan cara eliminasi memiliki tingkat kefektifan, kehandalan dan
proteksi tertinggi diantara pengendalian lainnya. Dan pada urutan hierarki setelahnya, tingkat
kefektifan, kehandalan dan proteksi.

Manajemen keselamatan, kesehatan kerja antara lain:

1. Eliminasi
Hirarki teratas menghilangkan bahaya dilakukan pada saat desain, untuk menghilangkan
kemungkinan kesalahan manusia karena adanya kekurangan pada desain. Paling
efektif(terkait perilaku pekerja dalam menghindari resiko)namun tidak selalu praktis dan
ekonomis.
Ex: bahaya jatuh, bahaya ergonomic, bahaya ruang terbatas, bahaya bising, bahaya
kimia.
2. Substitusi
Mengganti bahan, proses,operasi ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih
tidak berbahaya. Menurunkan bahaya dan risiko minimal melalui desain sistem ataupun
desain ulang.

Misalnya: sistem otomatisasi pada mesin untuk mengurangi interaksi mesin-mesin


berbahaya dengan operator,menggunakan bahan pembersih kimia yang kurang berbahaya,
dll.

3. Pengendalian Teknik/engineering control


Bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya
kesalahan manusia. Dan terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan.
Ex: adalah adanya penutup mesin/machine guard, circuit breaker, interlock system, start
up alarm, ventilation system, sensor, sound enclosure.
4. Sistem peringatan/warning system
Dilakukan dengan memberikan peringatan,instruksi, tanda, label yang akan membuat
orang waspada akan adanya bahaya dilokasi tersebut.
Sehingga mereka dapat mengantisipasi adanya bahaya yang akan memberikan dampak
kepadanya.
Ex: alarm system, detector,asap,rambu, tanda peringatan(penggunaan APD spesifik,jalur
evakuasi, area listrik tegangan tinggi, dll).
5. Pengendalian administrative
Ditujukan pengendalian dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan dengan
dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan mematuhi, memiliki kemampuan dan
keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman.
Ex: seleksi karyawan, adanya standar operasi baku (SOP), pelatihan, pengawasan,
modifikasi perilaku, jadwal kerja, rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan,
jadwal istirahat, investigasi dll.
6. Alat Pelindung Diri
Merupakan hal yang paling tidak efektif dalam pengendalian bahaya dan APD hanya
berfungsi untuk mengurangi risiko dari dampak bahaya. Karena sifatnya hanya
mengurangi, perlu dihindari ketergantungan hanya mengandalkan alat pelindung diri
dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.
APD antara lain: Topi(helmet), kacamata, masker, sarung tangan, earplug, pakaian
(iniform) dan sepatu, serta APD kondisi khusus. Pemeliharaan dan pelatihan APD untuk
meningkatkan efektifitas manfaat dari alat tersebut.

Pada dasarnya urutan kegiatan dalam proses manajemen resiko ini menggambarkan beberapa
konsep dasar sebagai berikut:

 Urutan tahapan manajemen risiko menggambarkan siklus problems solving.


 Manajemen resiko bersifat preventif
 Manajemen resiko sejalan dengan konsep “continuous improvement”
 Manajemen resiko focus pada ruang lingkup masalah yang akan dikelola.

Komponen Utama Manajemen Resiko

1. Penilaian Risiko (Risk assessment)


 Identifikasi bahaya (Hazard identification)
 Penilaian dosis/itensitas-efek (dose-effect assessment).
 Karakterisasi risiko (status kesehatan & penilaian pajanan)
2. Surveilans kesehatan
 Surveilans
 Pemantauan biologis

Aktifitas yang digunakan dalam identifikasi bahaya, antara lain:

 Konsultasi dengan pekerja


 Konsultasi dengan tim K3
 Melakukan pertimbangan
 Melakukan safety audit
 Melakukan pengujian
 Analisis rekaman data
 Mengumpulkan informasi dari desainer/pembuat, konsumen, supplier dan organisasi
 Evaluasi teknis dan keilmuan
 Pemantauan lingkungan dan kesehatan
 Melakukan suvey terhadap fasilitas, SDM, saroras.

Identifikasi resiko terbagi dua:

a. Proaktif
 Mencari resiko yang berpotensi menghalangi rumah sakit mencapai tujuannya
 Risiko belum muncul/manifest
 Metode: FMEA, analisis SWOT, benchmark brainstorming
b. Reaktif
 Dilakukan setelah risiko muncul dalam bentuk insiden/gangguan
 Metode: pelaporan insiden

Area Resiko

 Credentialing dan staffing


 Clinical : patient safety, komunikasi, rekam medic, kerahasiaan, inform contact, infection
control, medical safety, emergency response dan, edukasi, proses transfer, pengkajian
pasien.
 Safety program, security program, facility management
 Keuangan
 SDM: Kompetensi, kompetensi staff
 Lingkungan
 Reputasi
 Konstruksi/renovasi
 Teknologi: sistem informasi, alat medis dan non medis
Pencatatan/Penataan Data

1. Dapat mengenal tren kesehatan dan masalah yang perlu penyelesaian.


2. Memungkinkan evaluasi epeidemiologi
3. Memenuhi persyaratan illegal
4. Tersedianya dokumentasi yang sesuai pekerja dan perusahaan dalam kasus klaim
kompensasi KAK, PAK & PAHK.
5. Memungkinkan pemantauan kinerja kesehatan pekerja.

Data lain yang perlu ditata adalah yang terkait dengan pengendalian dan penilaian pajanan
serta kegiatan surveilans kesehatan yang dilaksanakan dalam proses manajemen resiko.

Seleksi Prioritas

Untuk menyeleksi prioritas, terdapat beberapa pertimbangan, antara lain:

 Keberadaan peraturan, persyaratan dan perundang-undangan.


 Pengendalian resiko yanga ada

Dalam menetapkan dan mendokumentasikan sasaran mutu sebaiknya memiliki nilai-nilai yang
disebut”SMART”, yaitu:

 Spesifik
 Measurable (terukur dan terhitung)
 Achieveable (dapat tercapai)
 Realistic
 Time frame (jangka waktu)

Menentukan Peluang

Factor yang mempengaruhi terjadinya peluang sebuah insiden, antara lain:

 Frekuensi situasi terjadinya


 Jumlah orang yang terkena
 Keterampilan dan pengalam orang yang terkena
 Karakteristik yang terlibat
 Durasi kejadian
 Pengaruh posisi terhadap bahaya
 Tingkat kerusakan
 Jumlah material atau tingkat kejadian
 Kondisi lingkungan
 Kondisi peralatan
 Efektivitas pengendalian

Menentukan Konsekuensi

Faktor yang mempengaruhi konsekuensi, antara lain:

 Potensi pada reaksi berantai


 Konsentrasi substansi
 Volume material
 Kecepatam proyektil dan pergerakkan bagiannya
 Ketinggian benda
 Jarak pekerja dari bahaya potensial
 Berat pekerja

HAZARD

Sumber, situasi atau kegiatan yang berpotensi menyebabkan kerugian termasuk


mengakibatkan manusia cedera, gangguan kesehatan/dampak lingkungan atau kombinasi
semuanya.

Incident/Accident

(kejadian yang dapat diprediksi namun tidak diharapkan, yang mana dapat menyebabkan
cedera atau gangguan kesehatan atau bahkan kematian, atau mungkin terjadi).
HIRADC

Proses mengidentifikasi bahaya, mengukur, mengeveluasi resiko (2x) yang muncul dari sebuah
bahaya, lalu menghitung kecukupan dari tindakan pengendalian yang ada dan memutuskan
apakah resiko yang ada dapat diterima atau tidak)

Why- HIRADC

Bahaya yang muncul berpotensi menyebabkan cedara atau gangguan kesehatan, kerugian
financial dari proses bisnis yang terhenti.

Untuk menetapkan pengendalian yang diperlukan untuk mengurangi resiko dari kejadian

Why- HIRADC Management Commitment

Untuk memastikan bahwa masalah-masalah kesehatan dan keselamatan dianalisis dan


dipecahkan bahwa pekerjaan dilakukan secara kontinyu dan dengan cara yang terstruktur.
Selanjutnya penilaian kerja harus melindungi karyawan dari kecelakaan kerja dan meningkatkan
lingkungan kerja.

When-HIRADC

Kegiatan rutin maupun non rutin pekerja ditempat kerja, termasuk kontraktor dan tamu,
infrastruktur, peralatan serta material di tempat

Where-HIRADC

Didalam area tempat kerja dan diluar area tempat kerja dimana ada orang-orang yang berada
dibawah kendali perusahaan di dalamnya.

Who-HIRADC

Dalam hal ini coordinator/PJ K3

Perwakilan satuan kerja yang kompeten

Dengan kualifikasi
1. Memiliki pengetahuan tentang proses dan fasilitas yang ada di area
2. Memiliki pengetahuan tentang metode risk assessment

How- HIRADC

 Membuat sebuah metodologi dan prosedur untuk identifikasi bahaya dan analisa resiko
 Hazard identification(identifikasi bahaya)
 Risk management (analisa resiko)
 Determine controls(menetapkan tindakan pengendalian)
 Documentation socialization dan implementing controls (pendokumentasian, sosialisasi
dan pelaksanaan tindakan pengendalian)

Mengembangkan metodologi dan prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko

a. Sangat bervariasi antar berbagai industry


b. Karakter bahaya disetiap industry mengharuskan untuk menggunakan metode yang
berbeda
c. Setiap organisasi harus membuat metode berdasarkan jenis bahaya yang ada
d. Contoh metode HIRADC:
 Hazar and Operability Study (HAZOP)
 Preliminary Risk Analysis (PHA)
 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
 Qualitative Risk Analysis (ORA)

Jenis-jenis bahaya

 Bahaya kimia, ex: bersentuhan dengan kimia berbahaya, terpapar gas/uap kimia B3
 Bahaya radiasi, sinar ultraviolet pengelasan, cahaya yang berlebih/ kurang, sinar X
 Bahaya listrik, ex: bersentuhan dengan kabel telanjang, bersentuhan denga listrik static
 Bahaya panas, misalnya terpapar panas, bersentuhan dengan benda panas
 Bahaya kebakaran/ledakan, bahan mudah terbakar, tekanan berlebih bejana tekan
 Bahaya mekanikal dan limbah
Types of Hazard (jenis-jenis bahaya)

 Bahaya biologi, misalnya terpapar penyakit menular, terpapar bakteri atau virus
 Bahaya ergonomi, misalnya berdiri yang terlalu lama, posisi duduk yang tidak baik
 Bahaya jatuh, misalnya jatuh ke ketinggian yang lebih rendah, tegelincir
 Bahaya benda tajam, misalnya tertusuk benda tajam, tersayat/terpotong benda
tajam/bergerigi
 Noise Hazard, bahaya kebisingan, misalnya terpapar suara bising (diluar NABI)
 Physical hazard, misalnya terjepit benda vergerak , tertimpa benda yang jatuh

Anda mungkin juga menyukai