Anda di halaman 1dari 6

BAB 9

Pengertian HIRARC

Metode HIRARC (Hierarchy of Hazard Control) adalah sebuah pendekatan yang digunakan
untuk mengurangi risiko dan meminimalkan bahaya di tempat kerja. HIRARC merupakan
singkatan dari Hierarchy of Hazard Control, yang dapat diterjemahkan sebagai Hierarki
Pengendalian Bahaya. Pendekatan ini bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi risiko
yang terkait dengan berbagai bahaya yang ada di tempat kerja melalui pendekatan yang
terstruktur dan bertahap.

HIRARC melibatkan serangkaian langkah yang harus diikuti secara berurutan. Pertama-tama,
langkah pertama adalah mengidentifikasi dan memahami semua bahaya yang mungkin ada di
tempat kerja. Ini melibatkan pengamatan dan penilaian terhadap peralatan, bahan, proses
kerja, lingkungan fisik, dan perilaku manusia yang mungkin menyebabkan bahaya atau
risiko.

Setelah bahaya diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi risiko yang terkait
dengan setiap bahaya. Evaluasi risiko melibatkan penilaian terhadap tingkat bahaya dan
kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat bahaya tersebut. Dalam tahap ini,
dapat digunakan berbagai metode penilaian risiko, termasuk analisis statistik, pengumpulan
data historis, informasi teknis, dan konsultasi dengan ahli.

Setelah risiko dinilai, langkah berikutnya adalah mengendalikan bahaya yang ada di tempat
kerja. HIRARC menggunakan hirarki pengendalian yang terdiri dari lima level pengendalian,
yang diurutkan berdasarkan efektivitasnya. Level pengendalian ini termasuk penghapusan
(elimination), penggantian (substitution), pengendalian teknik (engineering controls),
pengendalian administratif (administrative controls), dan penggunaan perlindungan pribadi
(personal protective equipment).

Penghapusan bahaya adalah langkah yang paling efektif dan diutamakan dalam HIRARC.
Jika penghapusan tidak memungkinkan, penggantian dengan bahan atau proses yang lebih
aman dapat dilakukan. Pengendalian teknik melibatkan penggunaan desain atau perubahan
teknis pada peralatan atau tempat kerja untuk mengurangi bahaya. Pengendalian administratif
melibatkan pengaturan kebijakan, prosedur kerja, pelatihan, atau pengaturan waktu kerja
untuk mengendalikan bahaya. Terakhir, jika semua langkah pengendalian sebelumnya tidak
cukup, perlindungan pribadi seperti helm, masker, sarung tangan, atau sepatu keselamatan
dapat digunakan.

Dengan menerapkan metode HIRARC, perusahaan dapat mengidentifikasi, mengevaluasi,


dan mengendalikan risiko yang ada di tempat kerja secara sistematis. Ini membantu
menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, mencegah kecelakaan dan cedera, serta
melindungi kesehatan karyawan.

Baca juga : Pengenalan Metode HIRARC untuk Manajemen Risiko di Tempat Kerja

B. Komponen HIRARC Terdiri Dari Beberapa Tahapan Yang Harus Diikuti Untuk
Mencapai Pengendalian Risiko Yang Efektif.
Setelah tahap evaluasi risiko selesai, langkah selanjutnya dalam HIRARC adalah menerapkan
pengendalian risiko yang sesuai. Pengendalian risiko bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko yang telah diidentifikasi dalam tahap sebelumnya. Beberapa strategi
umum yang digunakan dalam pengendalian risiko meliputi:

1. Penghapusan (Elimination):

Strategi pengendalian risiko yang paling efektif adalah menghilangkan bahaya sepenuhnya
dari tempat kerja. Ini dapat dilakukan dengan mengubah proses kerja, mengganti bahan atau
peralatan dengan yang lebih aman, atau mengubah desain tempat kerja. Misalnya, jika suatu
bahan kimia sangat berbahaya, dapat dipertimbangkan penggantian dengan bahan yang lebih
aman atau eliminasi penggunaan bahan tersebut sama sekali.

2. Penggantian (Substitution):

Jika penghapusan bahaya tidak memungkinkan, strategi pengendalian berikutnya adalah


penggantian. Ini melibatkan mengganti bahaya dengan sesuatu yang lebih aman atau kurang
berisiko. Misalnya, penggantian bahan kimia berbahaya dengan alternatif yang lebih aman
atau penggantian peralatan yang usang atau tidak aman dengan yang lebih baru dan aman.

3. Pengendalian Teknik (Engineering Controls):

Pengendalian teknik melibatkan penggunaan desain teknik atau perubahan fisik pada
peralatan atau lingkungan kerja untuk mengurangi bahaya. Contoh pengendalian teknik
adalah pemasangan pengaman pada mesin, ventilasi yang efektif untuk mengendalikan
paparan bahan kimia, atau isolasi ruang kerja yang berbahaya. Pengendalian teknik bertujuan
untuk mengurangi risiko tanpa tergantung pada tindakan individu dan memberikan
perlindungan kolektif.

4. Pengendalian Administratif (Administrative Controls):

Pengendalian administratif melibatkan implementasi kebijakan, prosedur kerja, pelatihan,


atau pengaturan waktu kerja untuk mengendalikan bahaya. Ini dapat mencakup peraturan
keselamatan, pelatihan karyawan tentang tindakan pencegahan, penjadwalan tugas yang
memperhitungkan risiko, atau penugasan tugas yang meminimalkan paparan bahaya.
Pengendalian administratif bergantung pada kepatuhan dan kesadaran individu serta
pengawasan yang efektif.

5. Penggunaan Perlindungan Pribadi (Personal Protective Equipment/PPE):

Jika semua langkah pengendalian sebelumnya tidak memungkinkan untuk menghilangkan


atau mengurangi risiko secara memadai, penggunaan perlindungan pribadi dapat digunakan
sebagai langkah terakhir. Perlindungan pribadi melibatkan penggunaan alat pelindung diri
seperti helm, masker, sarung tangan, sepatu keselamatan, atau pakaian pelindung untuk
melindungi karyawan dari bahaya yang tidak dapat dihindari. Pemilihan dan penggunaan
yang tepat dari APD harus disertai dengan pelatihan yang memadai dan pemeliharaan yang
baik.

6. Dalam penerapan HIRARC


penting untuk mencatat bahwa pengendalian risiko harus dilakukan dengan
mempertimbangkan efektivitas, kelayakan, dan tanggung jawab. Tindakan pengendalian
risiko harus dipilih berdasarkan tingkat risiko, faktor lingkungan, ketersediaan sumber daya,
serta konsultasi dengan ahli dan keterlibatan karyawan. Selain itu, pemantauan dan evaluasi
berkala perlu dilakukan untuk memastikan keberhasilan dan efektivitas dari tindakan
pengendalian yang diterapkan.

Baca juga : Proses Mendapatkan Sertifikasi Ahli K3 Umum BNSP

C. Manfaat Implementasi HIRARC

Implementasi HIRARC (Hierarchy of Hazard Control) membawa sejumlah manfaat yang


signifikan bagi perusahaan dan karyawan. Mari kita menjelajahi manfaat-manfaat tersebut:

1. Penurunan Kecelakaan dan Cedera Kerja:

Implementasi HIRARC secara efektif akan membantu mengurangi angka kecelakaan dan
cedera kerja di tempat kerja. Dengan mengidentifikasi bahaya potensial dan mengambil
langkah-langkah pengendalian yang sesuai, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya kecelakaan yang dapat menyebabkan cedera pada karyawan. Tindakan pencegahan
yang tepat, seperti mengganti bahan berbahaya, memperbaiki peralatan yang rusak, atau
meningkatkan pelatihan keselamatan, dapat secara signifikan mengurangi risiko kecelakaan
dan cedera kerja.

2 . Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi:

Implementasi HIRARC juga berdampak positif pada produktivitas dan efisiensi keseluruhan
tempat kerja. Dengan mengurangi risiko kecelakaan dan cedera kerja, perusahaan
menghindari gangguan dalam proses kerja yang disebabkan oleh kejadian tidak diinginkan.
Karyawan akan merasa lebih aman dan lebih percaya diri dalam bekerja, yang pada
gilirannya meningkatkan produktivitas mereka. Selain itu, dengan mengimplementasikan
pengendalian risiko yang efektif, perusahaan dapat mengurangi waktu yang hilang akibat
absensi karyawan akibat cedera, perbaikan peralatan, atau penyelidikan insiden.

3 . Kepatuhan Hukum dan Standar Industri:

HIRARC membantu perusahaan mematuhi persyaratan hukum dan standar industri terkait
keselamatan kerja. Di banyak yurisdiksi, ada peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko di tempat kerja. Dengan
menerapkan HIRARC, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka memenuhi kewajiban
hukum dan mematuhi standar keselamatan yang berlaku. Hal ini membantu melindungi
perusahaan dari sanksi hukum dan menjaga reputasi mereka di mata regulator, karyawan, dan
pemangku kepentingan lainnya.

4. Peningkatan Kesadaran dan Budaya Keselamatan:

Implementasi HIRARC dapat membangun kesadaran dan budaya keselamatan yang kuat di
tempat kerja. Melalui proses identifikasi bahaya, evaluasi risiko, dan pengendalian, karyawan
menjadi lebih sadar akan bahaya yang ada dan pentingnya mengambil tindakan pencegahan.
Karyawan akan terlibat aktif dalam melaporkan bahaya potensial, mengikuti prosedur
keselamatan, dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman. Dengan
demikian, budaya keselamatan yang kuat terbentuk di seluruh organisasi, yang pada akhirnya
mengurangi risiko kecelakaan dan cedera.

Implementasi HIRARC membawa manfaat yang signifikan bagi perusahaan dan karyawan,
termasuk penurunan kecelakaan dan cedera kerja, peningkatan produktivitas dan efisiensi,
kepatuhan hukum dan standar industri, serta peningkatan kesadaran dan budaya keselamatan.
Dengan mengadopsi pendekatan yang sistematis dan terstruktur dalam mengelola risiko di
tempat kerja, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, dan
produktif.

Baca juga : Safety Briefing atau Toolbox Meeting: Meningkatkan Kesadaran dan
Keselamatan di Tempat Kerja

D. Contoh Implementasi HIRARC

Berikut adalah contoh implementasi HIRARC dalam sebuah industri manufaktur:

1. Identifikasi Bahaya:

Tim keselamatan kerja melakukan audit di area produksi untuk mengidentifikasi bahaya
potensial. Mereka mengamati mesin dan peralatan, bahan kimia, proses produksi, dan faktor
lingkungan seperti kebisingan atau paparan debu.

Contoh: Mereka menemukan bahwa ada mesin yang tidak memiliki pelindung, bahan kimia
yang disimpan secara tidak aman, dan area dengan risiko tergelincir.

2. Evaluasi Risiko:

Setelah bahaya teridentifikasi, tim keselamatan kerja melakukan evaluasi risiko untuk menilai
sejauh mana bahaya tersebut dapat berdampak pada karyawan dan lingkungan kerja.

Contoh: Mereka mengevaluasi bahwa mesin tanpa pelindung memiliki risiko tinggi
terjadinya kecelakaan serius, bahan kimia yang disimpan secara tidak aman dapat
menyebabkan kontaminasi atau kebakaran, dan area dengan risiko tergelincir dapat
menyebabkan cedera yang serius.

3. Pengendalian Risiko:

Berdasarkan evaluasi risiko, tim keselamatan kerja mengembangkan dan menerapkan


langkah-langkah pengendalian risiko yang sesuai untuk mengurangi risiko atau
menghilangkan bahaya.

Contoh: Mereka memasang pelindung pada mesin yang berbahaya, mengatur penyimpanan
bahan kimia dengan benar, dan memasang penanda dan pelapis anti selip di area yang
berpotensi tergelincir.

4. Monitoring dan Pembaruan:


Langkah terakhir adalah memantau efektivitas langkah-langkah pengendalian risiko yang
diimplementasikan dan melakukan pembaruan jika diperlukan.

Contoh: Tim keselamatan kerja melakukan pemantauan secara berkala untuk memastikan
bahwa pelindung mesin tetap berfungsi dengan baik, bahan kimia disimpan dengan aman,
dan langkah-langkah pencegahan tergelincir masih efektif. Jika ada perubahan dalam proses
produksi atau munculnya bahaya baru, HIRARC harus diperbarui sesuai.

Dengan implementasi HIRARC, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih
aman, mengurangi risiko kecelakaan atau insiden, meningkatkan keselamatan dan
kesejahteraan karyawan, serta memenuhi persyaratan hukum dan standar keselamatan
industri yang berlaku.

Kesimpulan

Implementasi HIRARC merupakan suatu proses yang melibatkan langkah-langkah yang


terstruktur dan melibatkan semua anggota tim kerja. Berikut adalah narasi mengenai
implementasi HIRARC dan tantangan yang mungkin dihadapi:

Perusahaan ABC merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk elektronik.


Mereka menyadari pentingnya keselamatan kerja dan memutuskan untuk
mengimplementasikan metode HIRARC untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan
mengurangi risiko di tempat kerja.

Langkah pertama yang diambil oleh perusahaan adalah mengadakan pertemuan dengan tim
keselamatan kerja. Tim ini terdiri dari perwakilan dari berbagai departemen seperti produksi,
teknik, dan manajemen sumber daya manusia. Tim keselamatan kerja mengidentifikasi
bahaya potensial di area produksi, termasuk mesin-mesin yang berbahaya, bahan kimia, dan
area kerja yang berisiko.

Setelah bahaya teridentifikasi, tim keselamatan kerja melakukan evaluasi risiko. Mereka
menilai sejauh mana bahaya tersebut dapat berdampak pada karyawan dan memahami tingkat
risiko yang terkait. Dalam hal ini, mereka mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
kejadian dan tingkat kerusakan atau cedera yang mungkin terjadi.

Selanjutnya, tim keselamatan kerja mengembangkan langkah-langkah pengendalian risiko


yang sesuai. Mereka memasang pelindung pada mesin-mesin berbahaya, menyimpan bahan
kimia dengan aman di area yang ditentukan, dan memberikan pelatihan kepada karyawan
mengenai tata cara kerja yang aman. Selain itu, mereka juga menyediakan peralatan
pelindung diri (APD) yang sesuai untuk karyawan yang bekerja di area dengan risiko tinggi.

Proses HIRARC tidak berhenti di langkah tersebut. Perusahaan ABC menyadari pentingnya
pemantauan dan pembaruan berkala. Tim keselamatan kerja melakukan inspeksi rutin untuk
memastikan bahwa langkah-langkah pengendalian risiko berfungsi dengan baik dan tidak ada
bahaya baru yang muncul. Mereka juga memastikan bahwa semua karyawan terus
menerapkan tindakan pencegahan yang telah diajarkan melalui pelatihan.
Namun, dalam mengimplementasikan HIRARC, perusahaan ABC menghadapi beberapa
tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan sumber daya. Mereka harus mengalokasikan
anggaran dan tenaga kerja yang cukup untuk melaksanakan HIRARC secara efektif. Selain
itu, mereka juga menghadapi tantangan dalam hal kesadaran dan pelatihan. Perusahaan
menyadari pentingnya memberikan pelatihan yang memadai kepada semua karyawan agar
mereka dapat memahami pentingnya keselamatan kerja dan mengerti bagaimana menerapkan
HIRARC dengan benar.

Tantangan lainnya adalah perubahan budaya. Perusahaan harus mengubah paradigma dan
sikap karyawan agar mereka mengutamakan keselamatan kerja dan menerima pendekatan
HIRARC sebagai bagian dari rutinitas kerja mereka. Ini membutuhkan komitmen tinggi dari
manajemen dan kontinuitas dalam mempromosikan budaya keselamatan.

Dalam mengatasi tantangan ini, perusahaan ABC mendapatkan dukungan penuh dari
manajemen tingkat atas. Mereka menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk
implementasi HIRARC, termasuk pelatihan rutin untuk semua karyawan. Perusahaan juga
secara aktif mendorong partisipasi aktif dari seluruh anggota tim kerja untuk memastikan
keberhasilan implementasi.

Secara bertahap, perusahaan ABC berhasil mencapai lingkungan kerja yang lebih aman dan
melindungi karyawan mereka. Melalui implementasi HIRARC, mereka telah
mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengurangi risiko di tempat kerja. Budaya
keselamatan yang kuat terbentuk di seluruh organisasi, dan karyawan merasa lebih aman dan
terlindungi saat bekerja.

Anda mungkin juga menyukai