Anda di halaman 1dari 14

TEORI PROBABILITAS

Saat ini teori peluang telah menjadi suatu alat penting dalam berbagai bidang
rekayasa, meteorologi, asuransi,operasi-operasi bisnis, dan berbagai bidang eksperimen.
Bahkan teori peluang menjadi dasar metode statistik, yaitu suatu bidang matematika
yang aplikasinya hampir meliputi semua bidang.
A. Himpunan
1. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan objek yang didefinisikan dengan jelas dan
dapat dibeda-bedakan. Setiap objek yang secara kolektif membentuk himpunan
tersebut disebut elemen atau unsur atau anggota dari himpunan tersebut.
Himpunan dilambangkan dengan sepasang kurung kerawal  dan
biasanya dinyatakan dengan huruf besar, seperti A, B, C, ….Anggota himpunan
dinyatakan dengan  dan bukan himpunan dilambangkan dengan . Dalam
statistk himpunan dikenal sebagai populasi.
2. Penulisan Himpunan
a. Cara pendaftaran
Dengan cara pendaftaran, unsur himpunan ditulis satu persatu atau didaftar
Contoh :
1) A = {a,i,u,e,o}
2) B = {1,2,3,4,5}
b. Cara pencirian
Dengan cara pencirian, unsur-unsur himpunan ditulis dengan
menyebutkan sifat-sifat atau ciri-ciri unsur himpunan tersebut.
Contoh :
1) A = {X : x huruf hidup}
2) B = {X : 1  x  5 }
Tanda (:) dibaca sedemikian rupa, sehingga atau X dimana
3. Macam-macam himpunan
a. Himpunan semesta
Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat seluruh objek yang
dibicarakan atau himpunan yang menjadi objek pembicaraan. Himpunan
semesta dilambangkan dengan S atau U
Contoh :
S = U = {a, b, c, ......}
S = U = {X : x bilangan asli }
b. Himpunan Kosong
adalah himpunan yang tidak memiliki anggota. Himpunan kosong
dilambangkan dengan  atau { }
c. Himpunan bagian
Adalah himpunan yang menjadi bagian dari himpunan lain. Himpunan
bagian dilambangkan , Banyaknya himpunan bagian dari sebuah
himpunan dengan n unsur adalah 2n.
Contoh :
Jika diketahui A = {1,2,3}, tentukan banyaknya himpunan bagian dari A
dan tuliskan himpunan-himpunan bagian tersebut.
Penyelesaian :
- Banyaknya himpuan bagian A adalah 23 = 8
- Himpunan bagian di atas adalah : { }, {1}, {2}, {3}, {1,2}, {1,3},
{2,3}, {1,2,3}
d. Himpunan komplemen
Adalah himpuan semua unsur yang tidak temasuk dalam himpunan yang
diberikan. Jika himpunannya adalah A maka himpunan komplemennya

dilambangkan Ac atau A’ atau A .


Contoh :
Jika diketahui S = {1,2,3,4,5,6,7}
B = {2,3,4}
Tentukan Bc !
Penyelesaian :
Bc = {1,5,6,7}
Diagram Vennya adalah :
Bc = daerah yang diarsir
Digram Venn Himpunan Bc

4. Operasi Himpunan
a. Operasi gabungan (union)
Gabungan dari himpunan A dan himpunan B adalah semua unsur yang
termasuk di dalam A atau didalam B atau di dalam A dan B sekaligus.
Gabungan dari himpunan A dan himpunan B dilambangkan A  B atau A
+ B. Dituliskan : A  B = {X : x  A, x  B, atau x  AB}.
Diagram Vennnya :

A  B daerah yang diarsir

Contoh soal:

Jika diketahui:

S = { X : 0 < x < 10}

P = {2,3,5,7}

G = {2, 4, 6, 8, 10}

Tentukan: P  G!
Penyelesaian :
P  G = {2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
b. Operasi irisan (interseksi)
Irisan dari himpunan A dan B adalah himpunan semua unsur yang termasuk
di dalam A dan di dalam B. Irisan dari himpunan A dan himpunan B
dilambangkan A  B atau AB dan dituliskan:
A  B = { X : x  A dan x  B}.
Diagram Vennya :

Diagram venn dari A  B

Contoh soal:
Jika diketahui: S = { X : 2  x  8}
P = {2, 3, 5, 7}
A = {2, 3, 4, 6}
Tentukan P A !

Penyelesaian: P  A = {2, 3}

c. Operasi selisih
Selisih himpunan A dan B adalah himpunan semua unsur A yang tidak
termasuk di dalam B. Selisih himpunan A dan himpunan B dilambangkan
A - B atau A  Bc. Dituliskan: { X : x  A dan x  B ) atau {X : X 
A dan x  Bc}.

Diagram Vennnya:

Diagram Venn dari A – B


Contoh soal: Jika diketahui: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
P = {2, 3, 5, 7}
G = {2, 4, 6, 8}
Tentukan P – G !
Penyelesaian: P - G = { 3 , 5, 7

Contoh soal:
Suatu kelas yang jumlah mahasiswanya 70 orang, 50 orang di antaranya
senang statistik, 40 orang senang matematika, serta 30 orang senang statistik
dan matematika.
a. Berapa orang yang tidak senang statistik dan matematika?
b. Gambarkan diagram Vennnya!

Penyelesaian :
a. n(S) = 70 orang, n(S t ) = 50 orang, n(M) = 40 orang, n(St  M) = 30
orang.
n(St  M) = n(St) + n(M) - n(St  M) = 50 + 40 - 30 = 60 orang

n(St  M) c = n(S) - n(St  M ) = 7 0 - 6 0 = 10 orang

b. Diagram Vennnya:

B. Permutasi dan Kombinasi


1. Prinsip dasar membilang
Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam n1 cara, kejadian kedua dalam n2. cara,
demikian seterusnya, sampai kejadian k dalam nk cara, keseluruhan kejadian dapat
terjadi dalam:

n1 x n 2 x ... x n k , cara
Contoh soal:
Seorang pengusaha ingin bepergian dari Jakarta ke Ujungpandang melalui
Surabaya. Jika Jakarta-Surabaya dapat dilalui dengan tiga cara dan Surabaya-
Ujungpandang dapat dilalui dengan dua cara, ada berapa cara pengusaha tersebut
dapat tiba di Ujungpandang melalui Surabaya?
Penyelesaian:

Misalkan: dari Jakarta ke Surabaya ( n 1 ) = 3 cara


dari Surabaya ke Ujungpandang (n2) = 2 cara
Cara pengusaha tersebut dapat tiba di Ujungpandang melalui Surabaya
adalah:
n1 x n2 = 3 x 2 = 6 cara
2. Faktorial

Faktorial adalah perkalian semua bilangan bulat positif (bilangan asli) terurut
mulai dari bilangan 1 sampai dengan bilangan bersangkutan atau sebaliknya.
Faktorial dilambangkan: "!".
Jika: n = 1, 2, maka:
n! = n(n - 1) (n - 2) ... x 2 x 1
= n(n - 1)!

Catatan:
1! = 1
0! = 1

Contoh soal:
Tentukan nilai faktorial dari bilangan berikut!
a. 5!
b. 3! x 2!

6!
c. 4!
Penyelesaian:
a. 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
b. 3! x 2! = 3 x 2 x 1 x 2 x 1 = 12
6 ! 6× 5× 4 ×3 ×2 ×1
=
c. 4! 4×3×2×1

1. Permutasi

a. Pengertian permutasi
Permutasi adalah suatu penyusunan atau pengaturan beberapa objek ke
dalam suatu urutan tertentu dengan memperhatikan urutannya tanpa ada
unsur yang boleh diulang. Jadi pada permutasi susunan ab dan ba adalah
berbeda.
Contoh:

Ada 3 objek, yaitu ABC. Pengaturan objek-objek tersebut ialah ABC, ACB,
BCA, BAC, CAB, CBA yang disebut permutasi. Jadi, permutasi 3 objek
menghasilkan enam pengaturan dengan cara yang berbeda.
b. Rumus-rumus permutasi

1) Permutasi dari n objek tanpa pengembalian

a) Permutasi dari n objek seluruhnya

Permutasi dari n objek seluruhnya tanpa pengembalian dirumuskan;

nPn = n!

Contoh soal:
Pada suatu tempat terdapat 4 buku matematika yang berbeda,
3 buku statistik yang berbeda, dan 2 buku akuntansi. Semua
buku akan disusun pada sebuah rak buku. Berapa cara susunan yang
mungkin dari kejadian berikut ini?
(1) • Buku-buku matematika dapat disusun.
• Buku-buku statistik dapat disusun.
• Buku-buku akuntansi dapat disusun.
• Ketiga kelompok buku itu dapat disusun.

(2) Masing-masing kelompok buku (subjek) disusun bersama


(dijadikan satu).
Penyelesaian:
• Buku-buku matematika dapat disusun dalam:

4P4 = 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara
• Buku-buku statistik dapat disusun dalam:

3P3 = 3! = 3 x 2 x 1 = 6 cara
• Buku-buku akuntansi dapat disusun dalam:

2P2 = 2! = 2 x 1 = 2 cara
• Ketiga kelompok buku dapat disusun dalam:

3P3 = 3! = 3 x 2 x 1 = 6 cara
Masing-masing kelompok buku disusun bersama dalam:

4! x 3! x 2! x 3! = 24 x 6 x 2 x 6 = 1.728 cara
b) Permutasi sebanyak r dari n objek

Permutasi sebanyak r dari n objek tanpa pengembalian dirumuskan:

Contoh Soal :
1) Dari empat calon pimpinan sebuah perusahaan, misalkan A, B, C,
dan D hendak dipilih seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang
bendahara.
(a) Berapa cara keempat calon tersebut dipilih?
(b) Tuliskan kemungkinan susunannya!
Penyelesaian :
n = 4 dan r = 3

4!
a. 4 P3 =
( 4 − 3)!
4 × 3× 2×1
=
1
= 24
b. Kemungkinan susunannya
ABC, ABD, ACB, ADB, ADC, ACD,BAC,
BAD, BCA, BCD, BDA, BDC CAB, CAD,
CBA , CBD, CDA, CDB, DAB, DAC, DBA,
DBC, DCA, DCB

c) Permutasi melingkar
Sejumlah objek yang berbeda dapat disusun secara teratur dalam suatu
lingkaran dalam (n-1) ! cara
Contoh :
Sebuah kelompok orang yang terdiri dari 4 orang mengelilingi sebuah
meja bundar. Dalam berapa cara keempat orang itu dapat diatur
sekeliling meja tersebut ?
Penyelesaian :
n=4
P = (n – 1) !
= (4 – 1) !
=3!
= 6 cara
2) Permutasi dari n objek dengan pengembalian
Rumus :
nPr = nr
r  n dan bilangan bulat positif
contoh :
tentukan permutasi dari ABC sebanyak 2 unsur dengan pengembalian unsur
yangterpilih !
Penyelesaian :
n = 3 dan r =2
3P2 = 32 =9
Yaitu : AA, AB, AC, BB, BA, BC, CC, CA, CB
3) Permutasi dari n objek yang sama
Rumus :

n!
nPn1 , n2, n3, ......= n1 ! . n2 !. n 3 !........
dengan n1 + n2 + n3 + .... = n
contoh soal :
(1) Tentukan permutasi dari kata “ TAMAT “
Penyelesaian :
n = 5, n1 = 2, n2 = 2, n3 = 1
5!
5P2,2,1 =
2 !×2 !×1 !
5 ×4× 3× 2×1
=
2× 1×2 ×1 ×1
= 30
2. Kombinasi
a. Pengertian
Kombinasi adalah menyusun beberapa objek tanpa memperhatikan urutan
objek tersebut. Jadi pada kombinasi ab dan ba adalah sama
Contoh :
Ada 4 objek, yaitu: A, B, C, D. Kombinasi 3 dari objek itu adalah ABC, ABD,
ACD,BCD kelompok hanya dibedakan berdasarkan objek yang diikutsertakan,
bukan urutannya. Oleh karena itu:
ABC = ACB = BAC = BCA = CAB = CBA
ABD = ADB = BAD = BDA = DAB = DBA
ACD = CAD = ADC = CDA = DAC = DCA
BCD = BDC = CBD = CDB = DBC = DCB

b. Rumus-rumus kombinasi
1) Kombinasi r dari n objek yang berbeda

Contoh soal :
6
i) Tentukan nilai dari C 4
Penyelesaian :
6!
C64 =
4 ! (6−4) !
= 15
ii) Dari 5 pemain bulu tangkis yaitu A, B, C, D dan E hendak dipilih dua
orang untuk permainan ganda. Berapa banyak pemain ganda yang
mungkin terbentuk
Penyelesaian :
n = 5 dan r = 2
5! 5x 4 x 3 x2 x1
C52 = = =
2! (5 − 2) ! 2x 1x 3x 2x 1
= 10
2) Hubungan permutasi dengan kombinasi

Contoh soal :
Tentukan nilai permutasi dan kombinasi berikut :

a) P43 = 3 ! C 43
4!
=3!×
3 ! (4 − 3) !
=6×4
= 24
C. PROBABILITAS

1. Pengertian Probabilitas

Pengertian mengenai probabilitas dapat dilihat dari tiga macam pendekatan, yaitu
pendekatan klasik, frekuensi relatif, dan subjektif.

a. Pendekatan klasik
Menurut pendekatan klasik, probabilitas diartikan sebagai hasil bagi dari
banyaknya peristiwa yang dimaksud dengan seluruh peristiwa yang mungkin.
Menurut pendekatan klasik, probabilitas dirumuskan:
Keterangan:
P(A) = probabilitas terjadinya kejadian A
X = peristiwa yang dimaksud
n = banyaknya peristiwa yang mungkin
Contoh soal:
Dua buah dadu dilempar ke atas secara bersamaan. Tentukan probabilitas
munculnya angka berjumlah 5!
Penyelesaian:
Hasil yang dimaksud (X) = 4, yaitu (1,4), (4,1), (2,3), (3,2)
Hasil yang mungkin (n) = 36, yaitu (1,1), (1,2), (1,3), ....... (6,5), (6,6)

b. Pendekatan frekuensi relatif


Menurut pendekatan frekuensi relatif, probabilitas diartikan sebagai :
1) proporsi waktu terjadinya suatu peristiwa dalam jangka panjang, jika
kondisi stabil; atau
2) frekuensi relatif dari seluruh peristiwa dalam sejumlah besar percobaan.
Probabilitas berdasarkan pendekatan frekuensi relatif sering disebut sebagai
probabilitas empiris. Nilai probabilitas ditentukan melalui percobaan, sehingga
nilai probabilitas itu merupakan limit dari frekuensi relatif peristiwa tersebut.
Menurut pendekatan frekuensi relatif, probabilitas dirumuskan:

Keterangan:
P (Xi) = probabilitas peristiwa i
fi = frekuensi peristiwa i
n = banyaknya peristiwa yang bersangkutan
Dalam prakteknya, frekuensi relatif itu sendiri dapat digunakan dalam
-memperkirakan nilai probabilitas dari kejadian bersangkutan.
Contoh soal:
Dari hasil ujian statistik II, 65 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
MENARA, didapat nilai-nilai sebagai berikut.
X 5,0 6,5 7,4 8,3 8,8 9,5
F 11 14 13 15 7 5
X = nilai statistik

Tentukan probabilitas salah seorang mahasiswa yang nilai statistiknya 8,3!

Penyelesaian:
Frekuensi mahasiswa dengan nilai 8,3 (f) = 15 Jumlah
mahasiswa (n) = 65

c. Pendekatan subjektif
Menurut pendekatan subjektif, probabilitas diartikan sebagai tingkat
kepercayaan individu yang didasarkan pada peristiwa masa lalu yang berupa
terkaan saja.
Contoh soal:
Seorang direktur akan memilih seorang supervisor dari empat orang calon yang
telah lulus ujian saringan. Keempat calon tersebut sama pintar, sama lincah, dan
semuanya dapat dipercaya. Probabilitas tertinggi (kemungkinan diterima)
menjadi supervisor ditentukan secara subjektif oleh sang direktur

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disusun suatu pengertian umum


mengenai probabilitas, yaitu sebagai berikut.
Probabilitas adalah suatu indeks atau nilai yang digunakan untuk menentukan
tingkat terjadinya suatu kejadian yang bersifat random (acak).
Oleh karena probabilitas merupakan suatu indeks atau nilai maka probabilitas
memiliki batas-batas yaitu mulai dari 0 sampai dengan 1 (0  P  1).

- Jika P = 0, disebut probabilitas kemustahilan, artinya kejadian atau peristiwa


tersebut tidak akan terjadi.

- Jika P = 1, disebut probabilitas kepastian, artinya kejadian atau peristiwa


tersebut pasti terjadi.

- Jika 0 < P < 1, disebut probabilitas kemungkinan, artinya kejadian atau


peristiwa tersebut dapat atau tidak dapat terjadi.

2. Percobaan, Ruang Sampel, Titik Sampel, dan Peristiwa

Percobaan adalah proses pelaksanaan pengukuran atau observasi yang


bersangkutan
Ruang sampel adalah himpunan semua hasil yang mungkin pada suatu
percobaan.
Titik sampel adalah setiap anggota dari ruang sampel. Kejadian atau
peristiwa adalah himpunan bagian dari ruang sampel pada suatu percobaan, atau
hasil dari percobaan.

Contoh soal:
Dua buah mata uang setimbang dilemparkan ke atas. Tentukan percobaan, ruang
sampel, titik sampel, dan peristiwa yang mungkin!
Penyelesaian :
Percobaan : pelemparan 2 mata uang logam
Ruang sampel :{A, G}, {A, A}, {G, A}, {G, G}
Titik sampel :G (gambar) dan A (angka)
Peristiwa : A dengan A, A dengan G, dan G dengan G

Anda mungkin juga menyukai