Anda di halaman 1dari 39

Bab

Aturan Pencacahan
1
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat:


• Menganalisis aturan pencacahan (aturan penjumlahan, aturan
perkalian, permutasi, dan kombinasi) melalui masalah
kontekstual.
• Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan
kaidah pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian,
pemutasi, dan kombinasi).
3.1 Aturan Penjumlahan dan Aturan Perkalian
3.1.1 Aturan Penjumlahan
A. Teori Himpunan (Mengulang)

1. Definisi Himpunan
Definisi himpunan ditulis sebagai berikut:

Jika suatu himpunan tidak memiliki elemen maka himpunan tersebut


disebut himpunan kosong dan dinotasikan dengan ∅ dan n(∅) = 0.
2. Operasi Himpunan

Gabungan dari himpunan A dan B dinotasikan dengan A ∪ B, adalah semua


elemen yang ada di A atau di B.
A ∪ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}

Pada diagram Venn di samping diperoleh:


A ⊂ A ∪ B dan B ⊂ A ∪ B

Irisan dari himpunan A dan himpunan B dinotasikan dengan A ∩ B, adalah


semua elemen yang ada di A dan di B.
A ∩ B = {x | x ∈ A dan x ∈ B}

Komplemen dari himpunan A dinotasikan dengan A′ = Ac.


A′ = Ac = {x ∈ S dan x ∉ A}
Contoh Memantapkan konsep operasi himpunan dan perhitungan banyaknya
operasi tersebut
Diberikan: A = {3, 6, 9}, B = {3, 4, 5, 6, 7}, C = {4, 5, 7}, dan S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
A ∪ B = {3, 4, 5, 6, 7, 9} ⇒ n(A ∪ B) = 6
A ∩ B = {3, 6 ⇒ n(A ∩ B) = 2
A∩C=∅ ⇒ n(A ∩ C) = 0
B′ = {1, 2, 8, 9} ⇒ n(B′) = 4
B. Aturan Penjumlahan

Secara umum, aturan penjumlahan dapat dituliskan sebagai berikut.

Aturan penjumlahan
Untuk dua himpunan A dan B, selalu berlaku:
n(A ∪ B) = n(A) + n(B) – n(A ∩ B)
Jika A dan B saling lepas, maka
n(A ∪ B) = n(A) + n(B)
Contoh Memahami perhitungan banyaknya gabungan dari dua himpunan

Dalam suatu survei dari pebisnis suatu kota, 750 pebisnis mengikuti asuransi kesehatan,
640 pebisnis mengikuti asuransi kendaraan, dan 280 pebisnis mengikuti keduanya. Berapa
banyak pebisnis yang mengikuti asuransi kesehatan atau asuransi kendaraan?
Pembahasan:
Jika A menyatakan himpunan pebisnis yang mengikuti asuransi kesehatan dan B
menyatakan himpunan pebisnis yang mengikuti asuransi kendaraan, maka:
A ∩ B = Himpunan pebisnis yang mengikuti asuransi kesehatan dan asuransi kendaraan
A ∪ B = Himpunan pebisnis yang mengikuti asuransi kesehatan atau asuransi kendaraan.

Hal ini berarti: maka:


n(A) = 750, n(A ∪ B) = n(A) + n(B) – n(A ∩ B)
n(B) = 640, = 750 + 640 – 280
n(A ∩ B) = 280 = 1.110
Jadi, terdapat 1.110 pebisnis yang mengikuti asuransi kesehatan atau
asuransi kendaraan
Anda dapat menguji pemahaman
tentang Aturan Penjumlahan
dengan mengerjakan soal
LKS 1 pada halaman 11–12.
3.1.2 Aturan Perkalian
Aturan penjumlahan dan pengurangan digunakan untuk menghitung banyaknya elemen di dalam
himpunan itu. Perhatikan beberapa contoh berikut ini.

Contoh Mencermati penggunaan aturan perkalian pada penyelesaian


permasalahan kontekstual
Hitunglah banyak cara untuk pergi dari Kota S ke Kota P melalui Kota M, apabila dari
Kota S ke Kota M ada 4 jalan dan dari Kota M ke Kota P ada tiga jalan.

Banyak cara dari Kota S ke Kota P melalui Kota M sebanyak 4 × 3 = 12 cara.


Contoh Memahami penggunaan aturan perkalian

Hanif mempunyai 3 celana dan 2 baju. Misalkan himpunan celana: A = {a1, a2, a3} dan
himpunan baju: B = {b1, b2}. Banyak pilihan untuk memasangkan celana dan baju ada 6
pilihan. Keenam pilihan ini diperoleh melalui cara-cara berikut ini.
a. Diagram pohon
b. Tabel silang

c. Pasangan Berurutan
A = {a1, a2, a3} dan B = {b1, b2}
Himpunan pasangan berurutan dari A dan B adalah
{(a1, b1), (a1, b2), (a2, b1), (a2, b2), (a3, b1), (a3, b2)}.
Aturan perkalian himpunan A dan B, ditulis A × B dan diperoleh:
A × B = {(a1, b1), (a1, b2), (a2, b1), (a2, b2), (a3, b1), (a3, b2)}
Berdasarkan uraian tersebut, kita dapat secara langsung menentukan
banyak A × B, yaitu: n(A × B) = n(A) × n(B) ⇒ n(A × B) = 3 × 2 = 6 buah.
Anda dapat menguji pemahaman
tentang Aturan Perkalian
dengan mengerjakan soal
LKS 2 pada halaman 18–19.
3.2 Permutasi dan Kombinasi
3.2.1 Konsep Faktorial
Hasil kali bilangan asli berurutan disebut faktorial. Hasil kali n
bilangan asli yang pertama disebut n faktorial dan ditulis dengan notasi:
n!
Definisi: Faktorial
Untuk setiap bilangan asli n, n faktorial didefinisikan sebagai:
n! = n × (n – 1) × (n – 2) × . . . × 3 × 2 × 1.
Hal khusus: 1! = 1 dan 0! = 1 (dari percobaan).

Secara umum, dapat dituliskan:


 n = ; dengan n bilangan asli n! = n · (n – 1)!
atau
Contoh Mencermati bekerjanya konsep faktorial

 Hitunglah:
a. b. c.

Pembahasan:
Anda dapat menguji pemahaman
tentang Konsep Faktorial
dengan mengerjakan soal
LKS 3 pada halaman 24–25.
3.2.2 Permutasi
Kondisi 1
Contoh Memahirkan aturan perhitungan permutasi

 Banyaknya permutasi huruf abjad: a, b, dan c yang diambil 2 unsur adalah:

6 buah

Memahami penggunaan aturan permutasi dalam menyelesaikan


Contoh permasalahan kontekstual

Berapa banyak kata yang terdiri atas 6 huruf yang dapat dibentuk dari kata
“MELATI”?
Pembahasan:
Anda dapat menguji pemahaman
tentang Permutasi pada Kondisi 1
dengan mengerjakan soal
LKS 4 pada halaman 30–32.
3.2.2 Permutasi
Kondisi 2
Contoh Memahami aturan kondisi 2

 Perkataan “ADA” terdiri atas tiga huruf dengan 2 huruf yang sama,
yaitu: A1DA2 A1A2D DA1A2 DA2A1 A2DA1 A2A1D
Jika indeks 1 dan 2 dihapus, maka terdapat 3 permutasi yang
berlainan, yaitu sesuai dengan P = 3.

Contoh Memantapkan penguasaan kondisi 2

 Dari kata “MATEMATIKA” dapat disusun permutasi sebanyak:

susunan
Anda dapat menguji pemahaman
tentang Permutasi pada Kondisi 2
dengan mengerjakan soal
LKS 5 pada halaman 33–34.
3.2.2 Permutasi
Kondisi 3
Contoh Memantapkan penguasaan kondisi 3

Diketahui ada 5 orang akan menempati 5 kursi yang mengelilingi sebuah meja
bundar. Berapa banyak susunan yang dapat terjadi?

Pembahasan:
Banyak unsur = 5, maka permutasi siklis dari 5 unsur itu adalah:
Psiklis = (5 – 1)! = 4!
Psiklis = 24.

Contoh Memahirkan penguasaan kondisi 3

Diketahui angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 akan dibentuk bilangan-bilangan yang


terdiri atas 3 angka dengan angka-angka boleh berulang. Berapa banyak bilangan
yang dapat dibentuk?
Pembahasan:
Unsur yang tersedia n = 6, unsur yang dipilih r = 3, maka
Pberulang = 63 = 6 × 6 × 6 = 216
Anda dapat menguji pemahaman
tentang Permutasi pada Kondisi 3
dengan mengerjakan soal
LKS 6 pada halaman 35–36.
3.2.3 Kombinasi
Pengembangan aturan perkalian selain permutasi adalah kombinasi.

Definisi: Kombinasi
Contoh Mencermati definisi kombinasi

 Banyak kombinasi dari huruf-huruf a, b, c yang diambil 2 unsur adalah:


3C2 = yaitu ab, ac, dan bc.
Kita peroleh nCr = nCn – r
Jadi, 5C2 = 5C3 = = 10.
Banyaknya semua kombinasi dari n unsur yang diambil 1 atau 2 atau . . . atau n
unsur adalah nC1 + nC2 + . . . + nCn = 2n – 1.

Contoh Memahami penggunaan formula/rumus kombinasi

Jika seseorang mempunyai 1 buah uang logam Rp100, 1 buah Rp500, dan 2 buah
Rp1.000 dalam sakunya, berapa banyak cara pengambilan sejumlah uang dalam
sakunya?
Pembahasan:
Diketahui: n = 4, maka banyaknya cara = 2n – 1 = 24 – 1= 16 – 1 = 15
Anda dapat menguji pemahaman
tentang Kombinasi
dengan mengerjakan soal
LKS 7 pada halaman 42–43.
3.3 Penjabaran Binomium Newton dan Trinomium Kino
(Khusus kelompok Lintas Minat dan Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu
Alam)
3.3.1 Binomium Newton

Jika x dan y adalah variabel-variabel real yang tidak nol, maka penja-
baran bentuk aljabar (x + y)n dengan n bulat positif disebut binomium
Newton dalam x dan y. Penjabaran bentuk (x + y)n melibatkan konsep
kombinasi, seperti berikut ini.

Bentuk tersebut dapat pula ditulis dalam bentuk sigma, yaitu:


Contoh Mencermati penentuan suku ke- i pada penjabaran binomium Newton

Tentukan suku kelima dari setiap binomium berikut ini.


a. (2x + y)7 c. (3x − 2y)6
b. (x − y)5 d. (−3x + y)8

Pembahasan:
Penentuan koefisien dari penjabaran binomium (x + y)n dapat dilihat sebagai
berikut.

Berdasarkan uraian di atas, penentuan koefisien dari penjabaran binomium


(ax + by)n ditentukan oleh formula berikut.
Memantapkan penentuan koefisien ekspresi aljabar dari penjabaran
Contoh binomium Newton

Tentukanlah koefisien x2y3 dari setiap penjabaran binomium berikut.


a. (3x + 2y)5 c. (3x − 2y)5
b. (x + 3y)5 d. (2x – 12y)5

Pembahasan:
Perhatikan penjabaran binomium Newton berikut.

Jika kita ambil x = y = 1, diperoleh:

dapat pula ditulis sebagai:

atau

Bentuk di atas dapat dijabarkan lagi sebagai berikut.


Contoh Memahirkan perhitungan jumlah n suku ekspresi kombinatorik

 Hitunglah setiap ekspresi berikut.


a. b.
(Model soal HOTS)
Pembahasan:
Anda dapat menguji pemahaman
tentang Binomium Newton
dengan mengerjakan soal
LKS 8 pada halaman 50–52.
3.3.2 Trinomium Kino

Jika x, y, dan z merupakan variabel real yang tidak nol maka penjabaran bentuk
aljabar (x + y + z)n dengan n bulat positif disebut trinomium Kino dalam x, y, dan z.
Trinomium Kino merupakan pengembangan dari binomium Newton.

Pengamatan 1: Penjabaran trinomium Kino pangkat 2.


Dasar pengamatan: Binomium Newton pangkat 2
(x + y)2 = 1 · x2 + 2 · x · y + 1 · y2 ⇒ Segitiga Pascal

Penjabaran trinomium Kino pangkat 2


Proses pengisian huruf berdasarkan konfigurasi elektron (pelajaran kimia)
Hasil penjabaran trinomium Kino pangkat 2:
(x + y + z)2 = x2 + 2xy + 2xz + y2 + 2yz + z2
atau ditulis sebagai berikut: (x + y + z)2 = x2 + y2 + z2 + 2xy + 2xz + 2yz
Contoh Memahami penjabaran trinomium Kino pangkat 2

Jabarkan ekspresi trinomium Kino (2x + y + z)2 dan hitung jumlah semua
koefisien hasil penjabaran ekspresi tersebut.

Pembahasan:

Berdasarkan segitiga Pascal-Kino, diperoleh:

Hasil penjabaran trinomium Kino pangkat 2 sebagai berikut.


(2x + y + z)2 = 4x2 + 4xy + 4xz + y2 + 2yz + z2
∴ (2x + y + z)2 = 4x2 + y2 + z2 + 4xy + 4xz + 2yz
Jumlah semua koefisien hasil penjabaran = 4 + 1 + 1 + 4 + 4 + 2 = 16.
Pengamatan 2: Penjabaran trinomium Kino pangkat 3.

Dasar pengamatan: Binomium Newton pangkat 2

(x + y)3 = 1x3 + 3x2y + 3xy2 + 1y3 ⇒

Penjabaran trinomium Kino pangkat 3


Proses pengisian huruf berdasarkan
elektron (pelajaran kimia)
konfigurasi elektron (pelajaran kimia)

Hasil penjabaran trinomium Kino pangkat 3 sebagai berikut.


(x + y + z)3 = x3 + 3x2y + 3x2z + 3xy2 + 6xyz + 3xz2 + y3 + 3y2z + 3yz2 + z3
Contoh Memantapkan penjabaran trinomium Kino

Jabarkan ekspresi trinomium Kino (2x – 3y + z)3 dan hitunglah jumlah semua
koefisien hasil penjabaran ekspresi tersebut.

Pembahasan:
Berdasarkan segitiga Pascal-Kino, diperoleh:

Hasil penjabaran trinomium pangkat 3 sebagai berikut.


(2x – 3y + z)3 = 8x3 – 36x2y + 12x2z + 54xy2 – 36xyz + 6xz2 – 27y3 + 27y2z – 9yz2 + z3
Jumlah semua koefisien hasil penjabaran
= 8 – 36 + 12 + 54 – 36 + 6 – 27 + 27 – 9 + 1
=0
Anda dapat menguji pemahaman
tentang Trinomium Kino
dengan mengerjakan soal
LKS 9 pada halaman 57.

Anda mungkin juga menyukai