Untuk Pertemuan-2,3
Nama Mata Kuliah : Analisa Variabel Real
Kode/SKS : KMT221/ 3 SKS
Prasyarat : -
Pembina Mata Kuliah : Tri Novita Irawati, M.Pd.
Capaian Pembelajaran MK : Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami, menerapkan dan menganalisis konsep
himpunan dalam memecahkan masalah serta dapat membuktikan dan
mengkombinasikan beberapa teorema yang terkait bilangan real dengan
teliti, kritis, kreatif, dan disertai kepercayaan yang tinggi terhadap hasil
pekerjaannya sendiri.
Nama kelompok :
1. .....................................................................
2. .....................................................................
3. .....................................................................
49
1. HIMPUNAN
1.1 Definisi
Himpunan adalah .................................................................................................
Contoh himpunan : ..............................................................................................
Contoh bukan himpunan : ...................................................................................
Aljabar himpunan
Bila A menyatakan suatu himpunan dan x suatu unsurnya kita dapat
menuliskan ............
Bila A menyatakan suatu himpunan dan x bukan suatu unsurnya kita dapat
menuliskan ............
Jika setiap himpunan A termuat pada himpunan B maka dapat dikatakan A
adalah subset dari B dan kita menuliskan A B atau B A
1.2 Definisi
Dua himpunan dikatakan sama bila kedua memuat unsur-unsur yang sama. bila
himpunan A sama dengan B kita tuliskan A = B
Operasi himpunan:
1.3 Definisi
Gabungan (Union) dari himpunan A dan himpunan B adalah ...............
kita dapat menuliskan :
A ∪ B= { x∨x ∈ A atau x ∈ B }={ x∨x ∈ A ∨ x ∈ B }
Irisan (Intersect) himpunan A dan himpunan B
adalah.......................... .kita dapat menuliskan :
A ∩ B= { x∨x ∈ A dan x ∈ B }= { x∨x ∈ A ∧ x ∈ B }
Komplemen B relatif terhadap A adalah ...........................................
kita dapat menuliskan :
A−B={ x∨x ∈ A dan x ∉ B }
1.4 Definisi
Himpunan yang tidak memiliki anggota disebut ............. dan disimbolkan........
50
1.5 Teorema
Misal A , B ,C sebarang himpunan maka:
a. A ∩ A=A , A ∪ A=A (sifat idempoten)
b. A ∩ B=B ∩ A , A ∪ B=B ∪ A (sifat komutatif)
c. ( A ∩ B ) ∩C=A ∩ ( B ∩C ), (sifat asosiatif)
( A ∪ B ) ∪ C= A ∪ ( B ∪ C )
d. A ∩ ( B ∪ C )= ( A ∩ B ) ∪ ( A ∩C ) (sifat distributif)
A ∪ ( B∩ C )= ( A ∪ B ) ∩ ( A ∪ C )
Bukti :
Tunjukkan A ∩ ( B ∪ C )= ( A ∩ B ) ∪ ( A ∩C ) (teorema 1.1.4 d )
Harus dibuktikan : 1) A ∩ ( B ∪ C )= ( A ∩ B ) ∪ ( A ∩C )
2) ( A ∩ B ) ∪ ( A ∩ C )= A ∩ ( B ∪ C )
Penyelesaian : 1) A ∩ ( B ∪ C ) ? ( A ∩ B ) ∪ ( A ∩ C )
Misal ambil sebarang x ∈ A ∩ ( B ∪ C )
x ∈ A ∩ ( B ∪ C ) ⇔ x ∈ A ∧ x ∈ ( B∪ C )
⇔ x ∈ A ∧(x ∈ B∨ x ∈ C)
⇔()∨()
⇔ x ∈()∨ x ∈()
⇔ x ∈()∪ ()
A ∩ ( B ∪ C ) ⇔ ( A ∩ B ) ∪ ( A ∩C )
∴ Terbukti bahwa A ∩ ( B ∪ C ) ( A ∩B ) ∪ ( A ∩C )
2) ( A ∩ B ) ∪ ( A ∩ C ) ? A ∩ ( B ∪ C )
Misal ambil sebarang x ∈ ( A ∩B ) ∪ ( A ∩C )
x ∈ ( A ∩B ) ∪ ( A ∩C ) ⇔ x ∈() ∨ x ∈()
⇔ x ∈()∨ x ∈()
⇔()∨()
⇔ x ∈∧()
⇔ x ∈∧ x ∈()
⇔ x ∈∩()
( A ∩ B ) ∪ ( A ∩ C ) ⇔ ( A ∩ B ) ∨ ( A ∩C )
∴ Terbukti bahwa ( A ∩ B ) ∪ ( A ∩ C ) A ∩ ( B ∪C )
51
Latihan 1: buktikan teorema 1.1.4 a,b dan c
a. Tunjukkan bahwa A ∩ A=A , A ∪ A=A
b. Tunjukkan bahwa A ∩ B=B ∩ A , A ∪ B=B ∪ A
c. Tunjukkan bahwa ( A ∩ B ) ∩C=A ∩ ( B ∩C )
1.6 Teorema
Jika A, B, C adalah sebarang himpunan maka:
a. A-(B∪C) = (A- B)∩ (A-C)
b. A- (B∩C) = (A- B)∪ (A-C)
Pembuktian :
a. A- (B∪C) = (A- B)∩ (A-C)
Hardib :
1. A- (B∪C) ⊆? (A- B)∩ (A-C)
2. (A- B)∩ (A-C) ⊆? A- (B∪C)
Adib :
A- (B∪C) ⊆? (A- B)∩ (A-C)
Ambil sebarang x ∈ A- (B∪C)
x ∈ A- (B∪C) ¿> ¿ x ∈ A ∧ x ∉ (B∪C)
¿> ¿ ...∈ ... ∧ (... ∉ B ∧ ... ∉ C)
¿> ¿ ... ∈ ...∧ ... ∉ ... ∧ .... ∈ ...∧ .... ∉ ....
¿> ¿ x ∈ (A- B)∧x ∈ (A-C)
¿> ¿ (A- B)∩ (A-C)
Jadi, terbukti bahwa A- (B∪C) = (A- B)∩ (A-C)
Adib :
(A- B)∩ (A-C) ⊆? A- (B∪C)
Ambil sebarang y ∈ (A- B)∩ (A-C)
y ∈ (A- B)∩ (A-C) ¿> ¿ y ∈ (..........) ∧ y ∈ (............)
¿> ¿ (y ∈ .....∧ y ∉ ......) ∧ (y ∈ ....∧ y ∉ ....)
¿> ¿ y ∈ ....∧ y ∉ ..... ∧ y ∉ .....
¿> ¿ y ∈ ...... ∧ y ∉ (......∪.......)
¿> ¿ y ∈ A - (B∪C)
¿> ¿ A - (B∪C)
Jadi, terbukti bahwa (A- B)∩ (A-C) ⊆ A- (B∪C)
52
Latihan 2: buktikan teorema 1.6 b
Tunjukkan bahwa: A- (B∩C) = (A- B)∪ (A-C)
Bukti :
{
A × B= ( x , y ) : 0 ≤ x ≤ 2∧−1≤ y ≤2
0 ≤ x ≤ 2∧ 3< y ≤ 4
Latihan 3:
1. Tunjukkan A B jika dan hanya jika A ∩ B= A
Latihan 4:
2. Jika { A 1 , A 2 , … } keluarga himpunan dan E sebarang himpunan
E ∩¿ j=1¿ n A j=¿ j=1 ¿ n ( E ∩ A j ) ¿
Latihan 5:
3. Jika { A 1 , A 2 , … } keluarga himpunan dan E sebarang himpunan
E ∪ ¿ j=1¿ n A j=¿ j=1 ¿ n ( E∪ A j ) ¿
53
LEMBAR KERJA MAHASISWA 2
Untuk Pertemuan-3
Nama Mata Kuliah : Analisa Variabel Real
Kode/SKS : KMT2508/ 3 SKS
Prasyarat : -
Pembina Mata Kuliah : Tri Novita Irawati, M.Pd.
Capaian Pembelajaran MK : Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami, menerapkan dan menganalisis konsep
fungsi dalam memecahkan masalah serta dapat membuktikan dan
mengkombinasikan beberapa teorema yang terkait bilangan real dengan
teliti, kritis, kreatif, dan disertai kepercayaan yang tinggi terhadap hasil
pekerjaannya sendiri.
Nama kelompok :
1......................................................................
2......................................................................
3.....................................................................
54
2. FUNGSI
A. Perbedaan Relasi dan Fungsi
Relasi adalah .............................................................................
Fungsi adalah.............................................................................
Himpunan A dari unsur-unsur pertama dari f disebut daerah asal atau
“domain” dari f, dan dituliskan D(f).
Sedangkan unsur-unsur di B yang menjadi unsur kedua di f disebut
“range” dari f dan dituliskan dengan R(f).
Notasi f : A → B. Menunjukkan bahwa f suatu fungsi dari A ke B; akan
sering kita katakan bahwa f suatu pemetaan dari A ke dalam B atau f
memetakan A ke dalam B.
Bila (a,b) suatu unsur di f, sering ditulis dengan b = f(a) daripada (a,b) ∈ f.
Dalam hal ini b merupakan nilai f di titik a, atau peta a terhadap f.
2.1 Definisi
Suatu fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah aturan korespondensi yang
memasangkan masing-masing unsur x di A secara tunggal dengan unsur f(x) di B.
Contoh: A = {1, 2, 3} B = {2, 3, 4}
Relasi A→B “lebih dari”
AB = {(1,2);(1,3);(1,4);...}
B. Bayangan Langsung dan Bayangan Invers
Bayangan langsung → E A→ f(E) = {f(x)⃒xE}
Bayangan invers → H B → f −1(H) = {xA⃒f(x)H}
Latihan 1:
f : A → B didefinisikan oleh f(x) = x 2
a. Jika E = {x ⃒0≤ x ≤ 3} E A, tentukan bayangan di E
b. Jika E = {y ⃒0 ≤ y ≤ 9} G B, tentukan invers di E
55
C. Macam – Macam Fungsi
1. Fungsi Injektif
Suatu fungsi f : A→B dikatakan injektif atau satu-satu bila x 1 x 2,
mengakibatkan f¿) f(x ¿¿ 2)¿ Bila f satu-satu, kita katakan f suatu injeksi. Secara
ekivalen, f injektif jika dan hanya jika f¿) = f(x ¿¿ 2)¿ mengakibatkan x 1 = x 2
untuk semua x 1, x 2 di A. Jadi pada akhirnya sebagai pembuktian adalah nilai x 1 =
x2
2. Fungsi Surjektif
Suatu fungsi f : A → B dikatakan surjektif atau memetakan A pada B, bila
f(A) = B. Bila f surjektif, kita sebut f suatu surjeksi. Secara ekivalen, f : A → B
surjektif bila range f adalah semua dari B, yaitu untuk setiap y ∈ B terdapat x ∈ A
sehingga f(x) = y.
3. Fungsi Bijektif
Suatu fungsi f : A → B dikatakan bijektif bila bersifat injektif dan surjektif.
Bila f bijektif, kita sebut bijeksi.
2.2 Definisi
Misalkan f : A → B suatu fungsi injektif dengan domain A dan range R(f )
di B. Bila g={(b , a)∈ B × A ∖ (a , b)∈ f maka g fungsi injektif dengan domain
D( g)=R (f ) dan range A.
Fungsi G disebut fungsi invers dari f dan dituliskan dengan f −1. Dalam penulisan
fungsi yang standar, fungsi f −1 berelasi dengan f sebagai berikut :
−1
y=f jika dan hanya jika y=f (x ).
Latihan 2:
x
Diketahui suatu fungsi f : x → y ⇒ f(x) = apakah fungsi tersebut
x−1
mempunyai invers?
Latihan 3:
Jika f : A→B; G B; H B Tunjukkan f −1(G H) = f −1(G) f −1(H)
Hardib: 1. f −1(G H) f −1(G) f −1(H)
56
2. f −1(G) f −1(H) f −1(G H)
Adib: 1. f −1(G H) f −1(G) f −1(H)
Ambil sebarang x f −1(G H)
x f −1(G H) x f −1(G) ..................
x f −1(G H) .......................................
x f −1(G H) .......................................
x f −1(G H) .......................................
x f −1(G H) .......................................
D. Fungi Komposisi
2.3 Definisi
Untuk fungsi f : A → B dan g :B−C , komposisi fungsi gof (perhatikan urutannya)
adalah fungsi dari A ke C yang didefinisikan dengan gof ( x )=g ¿ untuk x ∈ A .
Latihan 4:
Diketahui f(x) = 1 ̶ x 2, g(x) = √ x tentukan (g ∘ f )(x) dan (f ∘ g)(x)
Latihan 5:
Diketahui f : A → B , E ⊆ A , F ⊆ A Tunjukkan f ( E ∪ F )=f (E) ∪ f (F )
57
LEMBAR KERJA MAHASISWA 3
Untuk Pertemuan-4
Nama Mata Kuliah : Analisa Variabel Real
Kode/SKS : KMT2508/ 3 SKS
Prasyarat : -
Pembina Mata Kuliah : Tri Novita Irawati, M.Pd.
Capaian Pembelajaran MK : Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami, menerapkan dan menganalisis konsep
induksi matematika dalam memecahkan masalah serta dapat
membuktikan dan mengkombinasikan beberapa teorema yang terkait
bilangan real dengan teliti, kritis, kreatif, dan disertai kepercayaan yang
tinggi terhadap hasil pekerjaannya sendiri.
Nama kelompok :
1......................................................................
2......................................................................
3.....................................................................
58
3. INDUKSI MATEMATIKA
Sifat terurut N bilangan asli
Setiap himpunan bilangan asli selalu mempunyai n elemen terkecil.
Jika s N dan s ≠ ∅ maka ∃ m∈ S , m≤ k , ∀ k ∈ S
Prinsip Induksi Matematika :
jika S N dan memiliki sifat :
1) 1 ∈ S
2) ∀ k ∈ N jika s maka k +1 ∈ S sehingga S=N
Sehingga prinsip induksi matematika bisa dirumuskan ∀ n ∈ N misal
P ( n ) pernyataan tentang ( n ), misalkan bahwa:
1. p ( 1 ) benar
2. Jika p ( k ) benar, maka p ( k +1 ) benar.
Maka p ( n ) benar untuk setiap n ∈ N .
Contoh 1:
1
Tunjukkan bahwa 1+2+…+ n= n ( n+1 )
2
Penyelesaian:
a) Untuk n=1,
1
n= n ( n+1 )
2
1
1= 1 ( 1+1 )
2
1=1 (Benar)
1
b) Untuk n=k , asumsikan benar bahwa 1+2+…+ k= k ( k +1 )
2
c) Untuk n=k +1, akan dibuktikan
1
1+2+…+ k +k +1=? ( k +1 ) ( ( k + 1 )+ 1 )
2
1
¿ ? ( k + 1 )( k+ 2 )
2
1 2
¿ ? ( k + 3 k +2 )….*
2
1
Bukti: 1+2+…+ k +k +1= k ( k +1 ) + ( k + 1 )
2
59
1 2
¿ ( k + k ) +k +1
2
1 2 1
¿ k + k + k +1
2 2
1 2 3
¿ k + k+1
2 2
1 2
¿ ( k +3 k + 2 ) ….**
2
1
∴ dari * dan ** terbukti bahwa 1+2+…+ n= n ( n+1 )
2
Latihan 1:
2 2 2 1
Tunjukkan bahwa 1 +2 +…+n = n ( n+1 ) ( 2 n+1 )
6
Penyelesaian:
2 1
a) Untuk n=1, n = n ( n+1 ) ( 2 n+1 )
6
.........................
..........................
..........................
1=1 (Benar)
b) Untuk n=k , asumsikan benar bahwa:
2 2 2 1
1 +2 +…+k = k ( k + 1 )( 2 k +1 )
6
c) Untuk n=k +1, akan dibuktikan
2 2 2 2 1
1 +2 +…+k + ( k +1 ) =? ( k +1 ) ( ( k +1 ) +1 ) ( 2 ( k +1 )+1 )
6
1
¿? ( k +1 ) ( k +2 ) ( 2 k +3 ) ….*
6
Bukti:
60
Latihan 2:
Tunjukkan bahwa 2n ≤ ( n+1 ) !
Latihan 3:
n+1
1−r
Buktikan jika r ∈ R , r ≠ 1dan n ∈ N maka 1+r +r 2 + …+r n=
1−r
Latihan 4:
Buktikan 52 n−1 habis dibagi 8 ∀ n ∈ N
Latihan 5:
n +1
2 2 2 n +1 2 (−1) +(n+1)
Buktikan bahwa 1 −2 +3 −…+(−1) .n =
2
61
LEMBAR KERJA MAHASISWA 4
Untuk Pertemuan-6
Nama Mata Kuliah : Analisa Variabel Real
Kode/SKS : KMT2508/ 3 SKS
Prasyarat : -
Pembina Mata Kuliah : Tri Novita Irawati, M.Pd.
Capaian Pembelajaran MK : Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami, menerapkan dan menganalisis konsep
bilangan real dalam memecahkan masalah serta dapat membuktikan
dan mengkombinasikan beberapa teorema yang terkait bilangan real
dengan teliti, kritis, kreatif, dan disertai kepercayaan yang tinggi
terhadap hasil pekerjaannya sendiri.
Nama kelompok :
1......................................................................
2......................................................................
3.....................................................................
62
4.BILANGAN REAL
4.1 Sifat Aljabar Real
Operasi biner memasangkan setiap pasangan berurut (a ,b) dari unsur-unsur
di F dengan tepat sebuah unsur B(a , b) di F. Tetapi, disamping menggunakan
notasi B(a,b), kita akan lebih sering menggunakan notasi konvensional a+ b
dan a . b (atau hanya ab) untuk membicarakan sifat penjumlahan dan
perkalian.
4.2 Sifat-sifat Aljabar Real
Pada himpunan bilangan real R terdapat dua operasi biner, dituliskan
dengan “+” dan “.” dan secara berturut-turut disebut penjumlahan dan
perkalian. Kedua operasi ini memenuhi sifat-sifat berikut :
(A1) a+ b=b+a , ∀ a , b ∈ R (Komutatif)
(A2) ( a+ b ) +c=a+ ( b+ c ) , ∀ a , b , c ∈ R (Asosiatif)
(A3) ∃0 ∈ R∋ 0+ a=a dan a+ 0=a , ∀ a , b ∈ R (Eksistensi unsur nol)
(A4) ∀ a ∈ R , ∃−a ∈ R → a+ (−a ) =0 , (−a ) +a=0 (Eksistensi negatif)
(M1) a ∙ b=b ∙ a , ∀ a ,b ∈ R (Komutatif)
(M2) ( a ∙ b ) ∙ c=a ∙ ( b ∙ c ) , ∀ a , b , c ∈ R (Asosiatif)
(M3) ∃1 ∈ R , 1 … 0 ∋1 ∙ a=a , dan a ∙ 1=a , ∀ a ∈ R (Eksistensi identitas)
1 1 1
(M4) ∀ a ≠ 0 di R , ∃ ∈ R ∋a ∙ =1 dan ∙ a=1 (Eksistensi
a a a
balikan)
(D) a ∙ ( b+ c ) =( a ∙ b ) + ( a ∙ c ) dan ( b+ c ) ∙ a=( b ∙ a ) + ( c ∙ a ) , ∀ a , b , c ∈ R
(Distributif)
4.3 Teorema
a) Jika z dan a merupakan elemen-elemen dalam R sedemikian sehingga
z +a=a, maka z=0 .
Bukti: z +a=a (diketahui)
63
z +…+ ( … )=a+ ( … ) (A4)
z + ( …+ ( … . ) )=( ….+ ( … . ) ) (A2)
…+ …=… (A4)
z=0 (A3)
∴ Jika z +a=a, maka z=0
Latihan 1:
b) Jika u dan b ≠ 0 merupakan elemen-elemen di R sedemikian sehingga
u ∙ b=b maka u=1.
Bukti:
4.4 Teorema
a) Jika a dan b merupakan a+ b=0, maka b=−a .
Bukti:
a+ b=0 (diketahui)
( … )+ …+…=( … ) +… (A4)
…=… (A2)
…=… (A4)
…=… (A3)
∴ Jika a+ b=0, maka b=−a
Latihan 2:
1
b) Jika a ≠ 0, dam b merupakan sedemikian sehingga a ∙ b=1, maka b= .
a
bukti :
64
4.5 Teorema.
Misalkan a dan b merupakan elemen-elemen sebarang dalam R , maka:
a) Persamaan a+ x=b mempnyai penyelesaian tunggal x=−a+b.
Bukti:
a) a+ x=b (diketahui)
( … )+ …+…=( … ) +… (A4)
( ( … )+ … ) +…=( ( … )+ … ) (A2)
…+ …=…+… (A4)
x=−a+b (A3)
Jika a+ x=b → mempunyai penyelesaian x=−a+b
untuk menunjukkan penyelesaian tunggal maka:
misal x 1 merupakan penyelesaian lain dari a+ x1=b,
maka : a+ x=b ⇔ a+ x 1=b
⇔ …+ …=…+…
⇔ ( … )+ …+…=( … ) +…+ …
⇔ ( ( … )+ … ) +…=( ( … )+ … ) +…
⇔ …+ …=…+… ⇔ x=x 1
∴ Jika x 1 merupakan penyelesaian lain dari a+ x=b , terbukti bahwa
x=x 1.
Dengan kata lain persamaan tersebut hanya mempunyai satu
penyelesaian.
Latihan 3: Buktikan:
1
b) Jika a ≠ 0 persamaan a ∙ x=b mempunyai solusi tunggal x= ∙ b .
a
65
4.6 Teorema. Bila a sebarang unsur di R , maka ∀ a ∈ R berlaku
a) a ∙ 0=0
b) (−1 ) ∙ a=−a
c) – a=a
d) (−1 ) ∙ (−1 )=1
bukti :
a)
a=a ∙ 1 (M3)
. …+…=…+ … (kedu ruas ditambah a ∙ 0)
…+ …=…∙ ( …+ … ) (...)
…+ …=…∙ ( …+ … ) (...)
…+ …=…∙ ( …+ … ) (...)
…=… (...)
Latihan 4.
Buktikan teorema 4.6 b, c dan d
66
1
a=
()
1
a
Latihan 5. buktikan
1 1
2) Jika a ∙ b=a ∙ c dan a ≠ 0, maka b=c , ∀ a ∈ R, ∃ → ≠0 ∋ a ≠ 0
a a
3) Jika a ∙ b=0 berlaku salah satu a=0 atau b=0 benar.
67
LEMBAR KERJA MAHASISWA 5
Untuk Pertemuan-7
Nama Mata Kuliah : Analisa Variabel Real
Kode/SKS : KMT2508/ 3 SKS
Prasyarat : -
Pembina Mata Kuliah : Tri Novita Irawati, M.Pd.
Capaian Pembelajaran MK : Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami, menerapkan dan menganalisis konsep
sifat urutan dalam R untuk memecahkan masalah serta dapat
membuktikan dan mengkombinasikan beberapa teorema yang terkait
bilangan real dengan teliti, kritis, kreatif, dan disertai kepercayaan yang
tinggi terhadap hasil pekerjaannya sendiri.
Nama kelompok :
1......................................................................
2......................................................................
3.....................................................................
68
5.SIFAT URUTAN DALAM R
5.1 Definisi
(a) a ∈ P a> 0 (Bilangan real positif)
(b) a ∈ P ∪ {0 } a≥0 (Bilangan real tidak negatif)
(c) a ∈ P a< 0 (Bilangan real negatif)
(d) a ∈ P ∪ {0 } a≤0 (Bilangan real tidak positif)
5.2 Definisi
Misalkan a , b , c ∈ R
(i) bila a−b ∈ P maka ditulis a> b atau b< a
(ii) bila a−b ∈ P ∪ {0 } a ≥ b atau b ≤ a
(iii) Jika a< b, b< c a< b<c
a ≤ b, b ≤ c a≤b≤c
a ≤ b, b< c a ≤ b< c
5.3 Teorema. Misal a , b , c ∈ R
a) Jika a> b, b> c maka a> c
69
Bukti : a> b …∈P
b> c …∈P
…+ …∈ P
( …+ ( … ) ) + ( …+ ( … ) ) ∈ P
…+ ( ( … ) +… )+ ( … ) ∈ P
…+ …+ ( … ) ∈ P
…+ ( … . ) ∈ P
a−c ∈ P maka a> c
70
5.5 Teorema.
a) Bila a> b, maka a+ b>b+ c
Bukti : a> b maka …∈P
a−b ∈ P
…−…+ …∈ P
…−…+ ( …+ ( … ) ) ∈ P
a+ …+ ( …+ ( … ) ) ∈ P
a+ …+ (−1 ) ( …+… ) ∈ P
… −¿ …∈P
a+ b>b+ c
Latihan 4. buktikan teorema berikut.
b) Bila a> b dan c >d , maka a+ c> b+d
71
LEMBAR KERJA MAHASISWA 6
Untuk Pertemuan-8
Nama Mata Kuliah : Analisa Variabel Real
Kode/SKS : KMT2508/ 3 SKS
Prasyarat : -
Pembina Mata Kuliah : Tri Novita Irawati, M.Pd.
Capaian Pembelajaran MK : Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami, menerapkan dan menganalisis konsep
sifat urutan dalam R untuk memecahkan masalah serta dapat
membuktikan dan mengkombinasikan beberapa teorema yang terkait
bilangan real dengan teliti, kritis, kreatif, dan disertai kepercayaan yang
tinggi terhadap hasil pekerjaannya sendiri.
Nama kelompok :
1......................................................................
2......................................................................
3.....................................................................
72
5.SIFAT URUTAN DALAM R (LANJUTAN)
Latihan 1.
5.6 Teorema.
1
Bila a dan b unsur di R dan bila a< b maka a< ( a+b )< b
2
bukti:
latihan 2.
5.7 Teorema Akibat
1
Bila b ∈ R dan b< 0 maka 0< b <b
2
bukti:
latihan 3.
5.8 Teorema.
Bila a di R sehingga 0 ≤ a< ε untuk setiap ε positif maka a=0
bukti:
73
latihan 4.
5.8 Teorema.
Jika ab> 0, maka:
a) a> 0 dan b> 0, atau
b) a< 0 dan b< 0
Bukti :
i) ab> 0 a≯ 0
a> 0............(1)
a< 0............(2)
b=1∙ b maka
1
ii) a< 0 < 0
a
Maka
Ketaksamaan
2
Tentukan x ∈ Rpada himpunan A={x ∈ R , x >3 x +4 }
2
x >3x+4
74
2
x −3 x> 3 x −3 x + 4
2
x −3 x> 4
2
x −3 x−4 >0
( x +1 ) ( x−4 )> 0
a ∙ b> 0
(1) a> 0, b> 0
(2) a< 0, b< 0 -1 4
Bukti :
(1) x +1>0 (2) x +1<0
x +1−1>−1 x +1−1←1
x >−1 x ←1
x−4>0 x−4<0
x−4+ 4> 4 x−4+ 4< 4
x >4 x <4
Latihan 5.
2 x+ 1
Tentukan x ∈ Rpada himpunan A={x ∈ R , <1 }
x +2
75
LEMBAR KERJA MAHASISWA 7
Untuk Pertemuan-9
Nama Mata Kuliah : Analisa Variabel Real
Kode/SKS : KMT2508/ 3 SKS
Prasyarat : -
Pembina Mata Kuliah : Tri Novita Irawati, M.Pd.
Capaian Pembelajaran MK : Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami, menerapkan dan menganalisis konsep
nilai mutlak dalam memecahkan masalah serta dapat membuktikan dan
mengkombinasikan beberapa teorema yang terkait nilai mutlak dengan
teliti, kritis, kreatif, dan disertai kepercayaan yang tinggi terhadap hasil
pekerjaannya sendiri.
Nama kelompok :
1......................................................................
2......................................................................
76
3.....................................................................
6.NILAI MUTLAK
6.1 Nilai Mutlak
Definisi. Bila a ∈ R , nilai mutlak di tulis |a|
{
a , untuk a >0
a 0 , untuk a=0
−a , untuk a<0
Misal : a=−3 |a|=− (−a )=a
|−3|=3 −(−3 )=3
6.2 Teorema.
a) |a|=0, jika hanya jika a=0
b) |−a|=a, ∀ a ∈ R
c) |a∙ b|=|a|∙|b|, ∀ a , b ∈ R
d) Bila c ≥ 0 maka |a|≤ c jika hanya jika −c ≤ a ≤c
e) −|a|≤ a≤|a|, ∀ a ∈ R
Bukti :
|a|=0 →
? a=0
77
Latihan 1. buktikan teorema 5.8 b, c, d, e
Latihan 2.buktikan
6.4 Teorema Akibat
a) ||a|−|b||≤|a−b|
78
Latihan 4.buktikan
6.5 Teorema Akibat
Untuk setiap a 1 , a2 , ... ,a n ∈ R kita dapatkan
|a1+ a2 +…+ an|≤|a1|+|a2|+…+|an|
Latihan 5.
1) Tentukan konstanta M sehingga |f ( x )|≤ M untuk semua x yang memenuhi
2 ≤ x ≤3
R
2) Tentukan himpunan B={ x ∈ <|x|}
|x−1|
79
LEMBAR KERJA MAHASISWA 8
Untuk Pertemuan-11
Nama Mata Kuliah : Analisa Variabel Real
Kode/SKS : KMT2508/ 3 SKS
Prasyarat : -
Pembina Mata Kuliah : Tri Novita Irawati, M.Pd.
Capaian Pembelajaran MK : Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami, menerapkan dan menganalisis konsep
sifat kelengkapan R dalam memecahkan masalah serta dapat
membuktikan dan mengkombinasikan beberapa teorema yang terkait
bilangan real dengan teliti, kritis, kreatif, dan disertai kepercayaan yang
tinggi terhadap hasil pekerjaannya sendiri.
80
3. Melalui presentasi diskusikan jawaban kelompok Anda dengan kelompok
teman dikelas
Nama kelompok :
1......................................................................
2......................................................................
3.....................................................................
7. SIFAT KELENGKAPAN R
7.1 Supremum Dan Infimum
Definisi. Misalkan S suatu sub himpunan dari R.
(i). Bilangan u ∈ R dikatakan batas atas dari S bila s ≤u , untuk semua s ∈ S .
(ii). Bilangan w ∈ R dikatakan batas bawah dari S bila w ≤ s , untuk semua
s∈S
Catatan:
Himpunan S terbatas di atas jika ∃u ∈ R ∋ u ≥ s , ∀ s ∈ S
Himpunan S terbatas di bawah jika ∃ w ∈ R ∋ w ≤ s , ∀ s ∈ S
Himpunan S terbatas jika himpunan tersebut terbatas di atas dan terbatas
di bawah
Himpunan S tidak terbatas jika himpunan tersebut tidak memiliki batas
atas dan batas bawah
7.2 Definisi
Misalkan S subhimpunan dari R,
a. Bila S terbatas di atas, maka batas atas u dikatakan supremum (atau batas
atas terkecil) dari S bila tidak terdapat batas atas (yang lain) dari S yang
kurang dari u.
81
b. Bila S terbatas di bawah, maka batas bawah w dikatakan infimum (atau
batas bawah terbesar) dari S bila tidak terdapat batas bawah (yang lain)
dari S yang kurang dari w.
7.3 Lemma
Bilangan real u merupakan supremum dari himpunan tak kosong S di R jika dan
hanya jika umemenuhi kedua kondisi berikut :
(1). s ≤u untuk semua s ∈ S .
(2). bila v< u , maka terdapat s ’ ∈ S sehingga v< s ’ .
Latihan 1. buktikan
7.4 Lemma.
Suatu batas atas u dari himpunan tak kosong S di R merupakan supremum dari S
jika dan hanya jika untuk setiap ε > 0 terdapat sε ∈ S sehingga u−ε < s ε
bukti :
Latihan 2,3,4,5
82
1. Misalkan S1= { x ∈ R : x ≥ 0 } .Tunjukkan secara lengkap bahwa s1
mempunyai batas bawah, tetapi tidak mempunyai batas atas. Tunjukkan
pula bahwa inf s1=0
2. Misalkan S2= { x ∈ R : x ≥ 0 } Apakah s2 mempunyai batas bawah ? Apakah
s2 mempunyai batas atas ? Buktikan pernyataan yang anda berikan.
83
1. Baca dan kuasai teori tentang konsep dasar aplikasi sifat supremum
2. Kerjakan latihan pada lembar kerja berikut secara kelompok
3. Melalui presentasi diskusikan jawaban kelompok Anda dengan kelompok
teman dikelas
Nama kelompok :
1......................................................................
2......................................................................
3.....................................................................
84
9.2 Teorema Akibat
Misalkan y dan z bilangan real positif. Maka :
(a). Terdapat n ∈ N sehingga z <ny
Bukti:
z
y dan z bilangan real positif maka =x> 0. menurut Sifat Archemedian
y
∃ n∈ N ∋ n> x ⟺ ❑ <n ⟺ z <ny
❑
Latihan 1. buktikan teorema berikut.
(b).Terdapat n ∈ N sehingga 0<1 /n< y
9.3 Eksistensi √ 2
Latihan 3. buktikan teorema
9.3.1 Teorema .
Terdapat bilangan real positif x sehingga x 2=2
85
bukti:
86
3. Melalui presentasi diskusikan jawaban kelompok Anda dengan kelompok
teman dikelas
Nama kelompok :
1......................................................................
2......................................................................
3.....................................................................
10. BARISAN
10.1 Definisi.
Suatu barisan bilangan real (atau suatu barisan di R) adalah suatu fungsi pada
himpunan N dengan daerah hasil yang termuat di R.
Catatan:
Barisan bilangan real menghubungkan setiap bilangan asli n=1 ,2 , … tepat
dengan 1 bilangan real
Bilangan real yang diperoleh disebut elemen baris
Barisan bilangan X =( x n : n∈ N ) ≠ { x n ; n ∈ N }
Beberapa cara untuk menuliskan barisan:
a. Menuliskan secara terurut anggota barisan. Contoh: ( 2 , 4 , 6 , 8 , … )
b. Menuliskan bentuk umum anggota barisan. Contoh: X =( 2 n: n∈ N )
c. Menuliskan definisi induktif/rekursif . contoh:
x n+1=2→ x n+ 2 ( n ≥ 1 )
10.2 Definisi.
Bila X =( x n ) dan Y =( y n ) barisan bilangan real, kita definisikan:
a. Jumlah X +Y =( x n + y n : n∈ N )
b. Selisih X −Y =( x n − y n : n∈ N )
c. Hasil kali XY =(x n y n :n ∈ N)
87
d. Bila c ∈ R , kita definisikan hasil kali X dengan c yaitu cX =c x n :n ∈ N
e. bila Z=(z n ) suatu barisan dengan z n ≠ 0 untuk semua n ∈ N , maka hasil
bagi X oleh Z adalah X /Z=(x n ¿ z n : n∈ N )
88
2. Kerjakan latihan pada lembar kerja berikut secara kelompok
3. Melalui presentasi diskusikan jawaban kelompok Anda dengan kelompok
teman dikelas
Nama kelompok :
1......................................................................
2......................................................................
3.....................................................................
89
dari * dan ** diperoleh x n ∈ V ε (x1 )∩V ε (x 2 ) kontradiksi dengan pengandaian
V ε (x 1)∩V ε (x 2 )≠ ∅ maka ..................
11.3. Teorema.
Misalkan X =( x n ) barisan bilangan real dan misalkan pula x ∈ R . Maka
pernyataan berikut ekivalen.
(a). X konvergen ke x.
bukti :
Latihan 1.
(b).Untuk setiap lingkungan-ε , V ε (x). terdapat bilangan asli K ( ε), sehingga
untuk semua n ≥ K (ε ), suku-suku x n ∈ V ε (x) .
Latihan 2.
(c). Untuk setiap ε > 0 , terdapat bilangan asli K (ε), sehingga untuk semua
n ≥ K (ε ) ,
suku-suku x nmemenuhi |x n−x|< ε
Latihan 3
(d). untuk setiap ε > 0 , terdapat bilangan asli K (ε), sehingga untuk semua
n ≥ K (ε ) ,
suku-suku x n memenuhi x−ε < x< x+ ε , ∀ n ≥ K (ε )
90
Contoh:
Latihan 4.
EKOR BARISAN
11.4 Definisi
Bila X =(x 1 , x 2 , … , x n , …) suatu barisan bilangan real dan m selalu bilangan asli
maka ekor-m dari X adalah barisan
X =( X m +n :n ∈ N ) =( x m+1 , xm +2 , … )
Contoh:
Ekor-3 dari barisan X =(2 , 4 ,6 ,8 ,10 , ... ,2 n , ...) adalah barisan
X 3 =(8 , 10 , 12 ,... , 2 n+ 6 , ...)
11.5 Teorema
Misalkan X =( x n :n ∈ N ) suatu barisan bilangan real dan m ∈ N . Maka ekor-m
adalah X m=( X m+n :n ∈ N ) dari X konvergen jika dan hanya jika X konvergen,
91
dalam hal ini, lim X m=lim X .
bukti :
11.6 Teorema
Misalkan A=( an) dan X =( x n ) barisan bilangan real dan x ∈ R Bila untuk suatu
C> 0 dan suatu m ∈ N , kita mempunyai |x n−x|≤ C a n , ∀ n ∈ N dengan n ≥ m, dan
lim (a n)=0, maka lim ( x n )=x .
Bukti:
Contoh :
92
LEMBAR KERJA MAHASISWA 12
Untuk Pertemuan-15
Nama Mata Kuliah : Analisa Variabel Real
Kode/SKS : KMT2508/ 3 SKS
Prasyarat : -
Pembina Mata Kuliah : Tri Novita Irawati, M.Pd.
Capaian Pembelajaran MK : Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami, menerapkan dan menganalisis konsep
teorema-teorema limit dalam memecahkan masalah serta dapat
membuktikan dan mengkombinasikan beberapa teorema yang terkait
bilangan real dengan teliti, kritis, kreatif, dan disertai kepercayaan yang
tinggi terhadap hasil pekerjaannya sendiri.
93
Lembar kerja ini berisi tentang langkah-langkah dalam memahami konsep
teorema-teorema limit
Langkah-Langkah Penggunaan Lembar Kerja
1. Baca dan kuasai teori tentang konsep teorema-teorema limit
2. Kerjakan latihan pada lembar kerja berikut secara kelompok
3. Melalui presentasi diskusikan jawaban kelompok Anda dengan kelompok
teman dikelas
Nama kelompok :
1......................................................................
2......................................................................
3.....................................................................
94
12.3 Teorema
Misalkan X =( x n ) dan Y = ( y n ) barisan bilangan real yang berturut-turut konvergen
ke x dan y , serta c ∈ R . Maka barisan X +Y , X −Y , X .Y dan cX berturut-turut
konvergen ke x + y , x− y , xy dan cx .
bukti:
hardib: ∀ ε > 0 ,∃ k ( ε ) ∈ N ∋ ∀ n ≥ k ( ε ) →|X +Y −( x+ y )|<ε
catatan: | X+ Y −( x + y )|=¿
¿¿
¿¿ ¿ε
ε
X konvergen ke x → ∀ ε 1 >0 , ∃… … … … … … … … … … … →| X−x|< ε 1=
2
ε
Y konvergen ke y → ∀ ε 2> 0 ,∃ … … … … … … … … … … … →|Y − y|<ε 2 =
2
ambil k ( ε )=… … … … maka
∀ ε > 0 ,∃ k ( ε ) ∈ N ∋ ∀ n ≥ k ( ε ) →|X +Y −( x+ y )|=|….|≤|…|+|…|<ε
Latihan 1:
buktikan untuk operasi barisan X −Y , X .Y dan cX
Latihan 2:
Bila X =( x n ) konvergen ke x dan Z=( z n ) barisan tak nol yang konvergen ke z , dan
z ≠ 0 , maka barisan X /Z konvergen ke x / z .
95
12.4 Teorema.
Bila X =( x n ) barisan konvergen dan x n ≥ 0 untuk semua n ∈ N maka
x=lim (x n)≥ 0
bukti:
Andaikan x <0, dan lim ( x n )=x
pilih ε =−x → ∀ ε >0 ,∃ k ( ε ) ∈ N ∋ … … … … … … … … … … →| x n−x|← x
|x n−x|← x ⟺ x−(−x )< …<… ⟺ 2 x< …<…
(kontradiksi dengan hipotesis x n ≥ 0 , ∀ n ∈ N
12.5 Teorema.
Bila X =( x n ) dan Y = ( y n )barisan konvergen dan x n ≤ y n untuk semua n ∈ N , maka
lim ( x n)≤ lim ( y n )
bukti:
x n ≤ y n , ∀ n∈ N → …−… ≥ 0
misal: z n=…−… , Z =( z n ) barisan yang konvergen ke z n ≥ 0 maka
∀ n ∈ N → Z=…≥ 0
lim Z=…−… ≥ 0 → … … … … . ≤… … … … .
latihan 3: buktikan
12.6 Teorema.
Bila X =( x n ) suatu barisan konvergen dan a ≤ x n ≤ b untuk semua n ∈ N maka
a ≤ lim (x n)≤ b
96
latihan 4: buktikan
12.7 Teorema Apit.
Misalkan bahwa X =( x n ) , Y = ( y n ), dan Z=( z n )barisan yang memenuhi
x n≤ y n ≤ z n untuk semua n ∈ N dan lim ( x n )=lim ( z n ) maka ( y n )
konvergen dan lim ( x n )=lim ( y n )=lim ( x n )
Contoh:
bukti :
2n
=
n2. ( 2n ) =
( 2n )
( ) ( )
2
n +1 2 1 1
n . 1+ 2 1+ 2
n n
( 2n )
misal : X = ()
2 1
( )
dan Y = 1+ 2 maka =
X 0
= =0 (teorema ..........)
(1+ n1 )
n n Y 1
2
Latihan 5.
97