Anda di halaman 1dari 40

PENGANTAR KALKULUS

ERIDANI
DEPARTEMEN MATEMATIKA UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA

1. Uji Diagnosa Sebelum mempelajari Kalkulus, akan kita ukur, seberapa kuat dasar pengetahuan matematika anda. Yang dimaksud dengan dasar matematika adalah beberapa pengetahuan dasar meliputi topik-topik: aljabar, geometri analitik, pengertian fungsi, dan trigonometri. Aljabar (1) Tanpa menggunakan kalkulator, sederhanakan: 523 (3) , 3 , 3 , 21 , 5
4 4 4

2 3

, 163/4 .

(2) Sederhanakan ungkapan berikut (hilangkan eksponen negatif dalam jawab anda): 200 32, (3 a b )(4 ab ) ,
3 3 2 2 2

3 x3/2 y 3 x2 y 1/2

(3) Ekspansikan dalam bentuk yang paling sederhana. 3(x + 6) + 4(2x 5), dan (x + 3)(4x 5), ( a + b)( a b), (2x + 3)2 , dan (x + 2)3 . (4) Faktorkan 4x2 25, dan 2x2 + 5x 12, x3 3x2 4x + 12, dan x4 + 27x, 3x3/2 9x1/2 + 6x1/2 , dan x3 y 4xy.
1

(5) Sederhanakan x2 + 3x + 2 , x2 x 2 2x2 x 1 x + 3 , x2 9 2x + 1 y x x2 x+1 x y , 1 1. 2 x 4 x+2 x y

(6) Rasionalkan dan sederhanakan. 10 4+h2 , . h 52 (7) Tuliskan kembali ungkapan berikut dengan cara melengkapkan bentuk kuadrat. x2 + x + 1, 2x2 12x + 11. x2 x 12 = 0,

(8) Tentukan bilangan real x yang memenuhi persamaan berikut. 1 x + 5 = 14 x, 2 2x2 + 4x + 1 = 0, 2x 2x 1 = , x+1 x

x4 3x2 + 2 = 0, 3|x 4| = 10, 2x(4 x)1/2 3 4 x = 0.

(9) Tentukan bilangan real x yang memenuhi pertaksamaan berikut. Tuliskan jawab anda menggunakan notasi interval. 4 < 5 3x 17, x2 < 2x + 8, 2x 3 1, x+1

x(x 1)(x + 2) > 0,

| x 4| < 3.

(10) Benarkah pernyataan-pernyataan berikut? ab = a b, a2 + b2 = a + b, (p + q )2 = p 2 + q 2 , 1 + TC = 1 + T, C 1 1 1 = , xy x y Geometri Analitik (1) Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di (1, 4) dan melalui titik (3, 2). (2) Tentukan jejari dan pusat lingkaran dengan persamaan x2 + y 2 6x + 10y + 9 = 0.
2

1/x 1 = . a/x b/x ab

(3) Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2, 5), dan mempunyai gradien 3. sejajar sumbu-x. sejajar sumbu-y. sejajar dengan garis 2x 4y = 3. (4) Misalkan diberikan titik-titik A(7, 4) dan B (5, 12). Tentukan gradien garis yang melalui A dan B. Tentukan persamaan garis yang memuat A dan B. Tentukan titik potong garis tersebut dengan sumbu-sumbu koordinat. Tentukan panjang dan titik tengah ruas garis AB. Tentukan garis yang memotong (tegaklurus) tepat di tengah AB. Tentukan persamaan lingkaran dengan AB adalah diameternya. (5) Sketsalah daerah di bidang koordinat yang memenuhi (a). 1 y 3; (d). y x2 1; (b). |x| < 4, dan |y | < 2; (e). x2 + y 2 < 4; 1 (c). y < 1 x; 2

(f). 9x2 + 16y 2 = 144.

Fungsi dan Graknya (1) Misalkan diberikan fungsi f (x) := x2 , x 0, x, x < 0.

Tentukan f (3), f (0), dan f (6). Tentukan x yang bersifat f (x) = 4. Tentukan daerah asal dan daerah hasil f. Sketsalah grak fungsi di atas. (2) Jika g (x) := x3 , dan h = 0, tuliskan g (3 + h) g (3) h dalam bentuk yang paling sederhana.
3

(3) Tentukan daerah asal fungsi-fungsi berikut. 3 2x + 1 x f (x) := 2 , g (x) := 2 , h(x) := 4 x x2 1. x +x2 x +1 (4) Bagaimana cara mensketsa grak fungsi-fungsi berikut g (x) := x2 , h(x) := x2 + 1, j (x) := (x 2)2 ,

jika sketsa grak f (x) := x2 telah diketahui? (5) Sketsalah grak fungsi-fungsi berikut. f1 (x) := x3 , f2 (x) := (x + 1)3 , g2 (x) := f3 (x) := (x 2)3 + 3, x, g3 (x) := 2 x,

g1 (x) := 4 x2 ,

h1 (x) := 2x ,

h2 (x) := 1 + x1 .

(6) Misalkan f (x) := x2 + 2x 1, dan g (x) := 2x 3. Tentukan g f, f g, g g g.

Trigonometri (1) Konversikan 300, dan 18 ke dalam radian. Konversikan 5/3, dan 2 ke dalam derajat. (2) Suatu daerah berbentuk seperempat lingkaran (berjari-jari 12 centimeter) akan ditutup dengan pagar. Berapa panjang pagar yang diperlukan? (3) Tentukan nilai eksak tan(/3), sin(7/6), dan sec(5/3). (4) Misalkan a, b, c adalah sisi-sisi suatu segitiga. Sketsalah segitiga yang sisi-sisinya memenuhi a2 + b2 = c2 . Jika (0, 90) adalah salah satu sudut segitiga, dan c = 24, tentukan a, b jika diketahui. (5) Misalkan csc x = 3, dan cos y = 4/5. Jika 0 < x, y < /2, hitunglah sin(x + y ). (6) Buktikan identitas berikut.
4

tan sin + cos = sec , 2 tan x = sin 2x(1 + tan2 x). (7) Tentukan x yang memenuhi sin 2x = sin x, 0 x 2. (8) Sketsalah grak fungsi y = 1 + sin 2x. 2. Pendahuluan 2.1. Mengenal Bilangan. Pada awalnya, perhitungan (meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) yang biasa dilakukan di tingkat sekolah dasar selalu melibatkan bilangan alam. Kita perkenalkan notasi N yang menyatakan himpunan bilangan alam, yaitu N := {1, 2, 3, 4, . . .}. Sebagai perluasan dari N kita punyai himpunan bilangan bulat yang kita notasikan dengan Z. Tepatnya kita punyai Z := {0, 1, 2, 3, . . .}. Keunggulan Z bila dibandingkan dengan N salah satunya adalah fakta bahwa persamaan 6 + x = 4 tidak mempunyai jawab di N, tetapi mempunyai jawab di Z. Ini berarti tidak mungkin bisa ditemukan bilangan alam x yang bersifat 6 + x = 4, tetapi dapat dengan mudah ditemukan bilangan bulat x, dalam hal ini x = 2, yang memenuhi 6 + x = 4. Dari verikasi terhadap unsur-unsur, baik di N maupun di Z, cukup jelas bahwa N Z. Dengan kata lain, N merupakan himpunan bagian sejati dari Z. Selanjutnya, karena persamaan 2 x = 3 (baca: 2 kali x sama dengan 3) tidak mempunyai jawab di Z, maka kita perlu memperkenalkan himpunan bilangan rasional (yang dinotasikan dengan Q), sedemikian hingga persamaan
5

dimaksud mempunyai jawab. Himpunan ini didenisikan sebagai Q := a : a, b Z, b = 0 . b

Untuk kesederhanaan, persamaan 2 x = 3 biasa dituliskan sebagai 2 x = 3. Perlu dicatat di sini, unsur Q biasa kita sebut pecahan. Kesamaan antara dua pecahan didenisikan melalui rumus a c = b d setara dengan a d = b c, asalkan b = 0 = d.

Dengan demikian pernyataan 3/6 = 1/2 jelas benar karena alasan 3 2 = 6 = 6 1. Pernyataan 3/6 = 1/2 biasa diverikasi dengan notasi 3 31 3 1 1 1 = = =1 = . 6 32 3 2 2 2

Lebih rumit daripada contoh di atas, adalah

Kita ingat kembali operasi jumlahan, pengurangan, perkalian, maupun pembagian di Q melalui contoh-contoh di bawah ini. 3 5 37+54 21 + 20 41 + = = = , 4 7 47 28 28 5 2 5 2 5 5 + (2) 2 25 4 21 = + = = = , 2 5 2 5 25 10 10 2 5 2 5 25 10 5 = = = = , 3 4 3 4 34 12 6 2 8 2 15 2 15 235 5 = = = = . 3 15 3 8 38 234 4 Bila kita tuliskan 3 sebagai 3/1, atau tepatnya 3 3 := , 1 maka seluruh bilangan bulat, termasuk 0, yang dapat kita tuliskan sebagai 0 := 0/1, adalah unsur Q. Dengan demikian kita punyai Z Q.
6

62 6 2 12 2 1 1 1 12 = = =1 =1 = 11 = . 36 66 6 6 32 2 3 3 3

Oleh karena

2 := 1, 4142 . . . bukan bilangan rasional (buktinya ditunda,

dan akan dibahas dalam perkuliahan Dasar-dasar Matematika), maka gabungan bilangan rasional dan takrasional biasa dinotasikan dengan R. Notasi yang terakhir ini mewakili himpunan bilangan real. Pada akhirnya, hubungan berikut N Z Q R, dapat dimengerti. Untuk lebih mengenal operasi jumlahan dan perkalian dalam sistem bilangan real, ada baiknya latihan di bawah ini dicoba. Misalkan a, b, c R. (1) Jika a + b = a, maka b = 0. (2) Jika c = 0, dan ac = c, maka a = 1. (3) Untuk setiap a R, selalu berlaku a 0 = 0. (4) Jika ab = 1, dan a = 0, maka b = 1/a. (5) Jika ab = 0, maka a = 0 atau b = 0. (6) Untuk a, b R, selalu berlaku (a)(b) = ab. Misalkan a, b, c R. Diketahui bahwa untuk bilangan positif a dan b, yang kita notasikan dengan a > 0, dan b > 0, mempunyai sifat ab > 0, dan a + b > 0. Untuk setiap a R selalu berlaku salah satu dari a > 0, a = 0, atau a > 0. Situasi yang terakhir biasa dinotasikan dengan a < 0. Selanjutnya, notasi a 0 menyatakan bahwa a > 0 atau a = 0. (1) Jika a b, dan a b, maka a = b. (2) Jika a > b, dan b > c, maka a > c. (3) Jika a > b, dan c > 0, maka a + c > b + c, dan ac > bc. Apa yang terjadi jika c < 0? (4) Jika 0 a < b, maka a2 < b2 . (5) Jika ab > 0, maka a > 0 dan b > 0, atau
7

a < 0 dan b < 0. (6) Jika ab < 0, maka a > 0 dan b < 0, atau a < 0 dan b > 0. 2.2. Pertaksamaan. Pernyataan 1 < 2, atau 3 4 < 8 disebut ketaksamaan, sedangkan 3x + 4 < 7 disebut pertaksamaan. Jelas bahwa suatu ketaksamaan selalu bernilai benar (ketaksamaan bernilai salah hanya dibicarakan untuk keperluan pengembangan teori logika matematika di matakuliah Dasar-dasar Matematika, dan tidak dibicarakan di sini), sedangkan suatu pertaksamaan belum tentu. Dalam hal x = 0, maka pertaksamaan 3x + 4 < 7 bernilai benar, sedangkan untuk x = 2, maka pertaksamaan bernilai salah. Pencarian semua nilai x yang memenuhi 3x + 4 < 7, atau yang membuat 3x+4 < 7 bernilai benar, disebut pencarian jawab atau selesaian pertaksamaan tersebut. Sedangkan kumpulan semua jawab pertaksamaan disebut himpunan penyelesaian atau disingkat HP. Untuk menyelesaikan suatu pertaksamaan, kita dapat melakukan langkahlangkah seperti menambahkan suku yang sama pada kedua ruas, mengalikan kedua ruas dengan suku positif, atau mengalikan kedua ruas dengan suku negatif tetapi dengan mengubah tanda pertaksamaan. HP suatu pertaksamaan sering disajikan sebagai gabungan beberapa selang atau interval. Misalkan a, b R, dan a b. Kita denisikan selang buka, selang setengah buka atau setengah tutup, dan selang tutup sebagai (a, b) := {x R : a < x < b}, (a, b] := {x R : a < x b}, [a, b) := {x R : a x < b}, [a, b] := {x R : a x b}.

Perlu kita catat di sini, bahwa a = b akan berakibat (a, b) = dan [a, b] = {a}. Jika selang-selang di atas menyatakan beberapa contoh selang dengan panjang berhingga, maka beberapa selang di bawah ini merupakan contoh selang
8

dengan panjang takhingga. (a, ) := {x R : a < x}, (, b] := {x R : x b}, [a, ) := {x R : a x}, (, b) := {x R : x < b}.

Kita tekankan di sini bahwa lambang bukan merupakan salah satu bilangan real, dan kita juga mendenisikan R := (, ). Selesaikan 3x 10 < 8. Tambahkan 10 pada kedua ruas, bagi kedua ruas dengan 3, untuk memperoleh x < 6. Jadi, himpunan penyelesaian untuk pertaksamaan ini adalah HP = (, 6). Selesaikan x2 < x + 2. Perhatikan fakta di bawah ini. x2 < x + 2 x2 x 2 < 0 (x + 1)(x 2) < 0. Diketahui bahwa dua bilangan real A, B yang bersifat AB < 0, akan berakibat keduanya berbeda tanda. Dengan demikian, dari fakta di atas dapat kita simpulkan bahwa x + 1 < 0, x 2 > 0, atau x + 1 > 0, x 2 < 0.

Tetapi kita lihat bahwa kesimpulan pertama jelas tidak masuk akal, dengan demikian kesimpulan kedua yang benar, atau HP = (1, 2). Selesaikan 1/x < 2, dan x2 + 1 > 0. Kita selesaikan pertaksamaan yang pertama. Kita catat bahwa x = 0 tidak memenuhi pertaksamaan tersebut. Dengan demikian 0 / HP.
9

Jika x HP, maka x = 0, dan x2 > 0. Jika kedua pertaksamaan dikalikan x2 > 0, maka akan diperoleh x < 2x2 . Ini berarti x < 2x2 0 < 2x2 x 0 < x(2x 1). Diketahui bahwa dua bilangan real A, B yang bersifat AB > 0, akan berakibat keduanya bertanda sama. Dengan demikian, dari fakta di atas dapat kita simpulkan bahwa x > 0, 2x 1 > 0, atau x < 0, 2x 1 < 0.

Seperti pada penjelasan sebelumnya, kita akan memperoleh 1 HP = (, 0) ( , ). 2 Selesaikan x/(x + 2) 1/x. Kita catat bahwa x = 0, dan x = 2 tidak memenuhi pertaksamaan tersebut. Dengan demikian {0, 2} tidak termasuk dalam HP. Misalkan x HP. Karena x = 0, dan x + 2 = 0, maka x2 > 0, (x + 2)2 > 0. Jika kedua ruas dalam pertaksamaan dikalikan x2 (x + 2)2 > 0, maka akan diperoleh x3 (x + 2) x(x + 2)2 , atau x(x + 2)(x + 1)(x 2) 0.

Dengan menerapkan uji tanda, kita akan sampai pada HP = (, 2) [1, 0) [2, ). 2.3. Nilai Mutlak. Secara geometris, R bisa disajikan sebagai suatu garis lurus yang dinamakan garis bilangan real. Untuk sebarang x R, maka kita bisa meletakkan x pada salah satu titik/posisi di garis (bilangan real). Tentu saja, untuk alasan kemudahan, yang pertama kali kita tetapkan posisinya pada garis real adalah titik 0, kemudian dilanjutkan dengan menata posisi semua unsur N pada garis real.
10

Nilai mutlak dari x, yang dinotasikan sebagai |x|, didenisikan sebagai jarak titik x ke 0 yang diukur pada garis real. Sebagai contoh, |3| = 3, | 7| = 7, dan |0| = 0. Dengan demikian, kita akan punyai denisi |x| := x, x 0, x, x < 0.

Secara umum, untuk sebarang x, y R, notasi |x y | menyatakan jarak antara x dan y di garis real. Untuk sebarang x, y R, kita punyai sifat-sifat penting berikut. (a). |x| = | x|, |x| x |x|, |xy | = |x||y |, |x|2 = x2 , (b). |x y | |x| + |y |, |x| |y | |x y |. (c). Jika a > 0, maka (c.1). |x| < a a < x < a, (c.2). |x| > a x < a atau x > a. Selesaikan |2x 5| < 11. Jelas bahwa pertaksamaan di atas setara dengan 11 < 2x 5 < 11, dan ini akan membawa kita kepada HP = (3, 8). Selesaikan |x 1| < |x|. Jika kita kuadratkan kedua ruas, kita akan sampai kepada (x 1)2 < x2 , atau x2 2x + 1 < x2 .

Langkah selanjutnya diserahkan kepada pembaca sebagai latihan. Soal Latihan (1) Untuk setiap x R, tunjukkan bahwa |x| = (2) Misalkan x, y R. Buktikan bahwa |x y | |x| |y |.
11

x2 .

(3) Misalkan diberikan bilangan positif a, b, c, d, yang bersifat a/b < c/d. Tunjukkan bahwa a a+c c < < . b b+d d (4) Jika 0 < a < b, tunjukkan bahwa a+b a < ab < b. 2 (5) Selesaikan pertaksamaan-pertaksamaan di bawah ini. (a). 3x 4 > 10 x, (b). x2 1 2x, (c). x 2 5x , 3

(6) Misalkan x menyatakan suatu titik pada garis real. Tuliskan kalimat yang memuat kata jarak, untuk mengungkapkan pernyataan aljabar berikut: (a). |x 5| = 3, (b). |x + 2| > 4, (c). |x + 5| 7. (7) Jika |x| 2, tunjukkan bahwa 2 x2 + 3 x + 2 8. x2 + 2

x1 > 2, x 4 x (d). 1 + , x3 < 16x, 2 x 1 x2 (e). x 2 , > x, x 2x + 3 x1 2x + 5 < . (f). x+1 3 4x

2 < 5, 1x 3 2 , x1 x

(8) Selesaikan pertaksamaan-pertaksamaan berikut. |x| + |x + 1| < 2, |x2 3x| < 4, |x| < x2 + 2, |x 1| 2|x|, x1 1, x+2 x+1 1 < , 2x + 1 2 x1 x+1 > , x+1 x2
12

x1 x+1 + < 2. x+2 x2

3. Fungsi dan Jenisnya Konsep fungsi merupakan salah satu konsep paling mendasar dalam matematika, dan konsep ini memainkan peranan yang sangat penting dalam kalkulus. Sebuah fungsi f adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan setiap obyek x dalam suatu himpunan, yang disebut daerah asal atau domain, dengan sebuah nilai tunggal f (x) dari suatu himpunan kedua. Himpunan nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah hasil fungsi. Misalkan untuk setiap n N kita denisikan aturan pengaitan atau relasi f (n) := 2n 5. Dengan demikian, kita bisa memperkenalkan notasi f : N Z, sebagai suatu pengaitan antara n N dengan f (n) Z. Dari ilustrasi di atas, bisa kita lihat bahwa N adalah daerah asal f, sedangkan Z menyatakan daerah hasil f. Untuk memastikan bahwa relasi f adalah suatu fungsi, kita harus menunjukkan bahwa untuk setiap n1 , n2 N yang memenuhi f (n1 ) = f (n2 ) harus mengarah kepada kesimpulan n1 = n2 . Tetapi hal ini adalah mudah, karena f (n1 ) = f (n2 ) 2n1 5 = 2n2 5 n1 = n2 . Tepat seperti yang kita inginkan. Selain itu, f (N) := {2n 5 : n N} = {3, 1, 1, 3, 5, . . .} disebut peta dari f. Kita catat bahwa f (N) Z. Jika didenisikan g : Z N, dengan aturan pengaitan g (t) := t2 + 2, maka cukup jelas bahwa peta dari g adalah g (Z) := {2, 3, 6, 11, . . .}.
13

Untuk memastikan bahwa relasi g adalah suatu fungsi, maka kita kita harus mengambil t1 , t2 Z yang memenuhi g (t1 ) = g (t2 ). Kemudian harus kita periksa, apakah t1 = t2 ? Dari implikasi berikut
2 2 2 g (t1 ) = g (t1 ) t2 1 + 2 = t2 + 2 t1 = t2 ,

kita akan sampai pada fakta bahwa t1 = t2 , dan t1 = t2 . Dengan demikian, kita simpulkan bahwa t1 = t2 . Misalkan daerah asal dan daerah hasil h adalah Z. Jika didenisikan h(x) := x + 2, maka cukup jelas bahwa h(Z) = Z. Beberapa hal di bawah ini dapat menginspirasi anda untuk mengenal dan memahami konsep fungsi secara lebih mantap. Misalkan suatu pasar mempunyai aturan dalam mengelola perparkiran (kendaraan roda dua) dengan cara sebagai berikut: Tarif parkir 2 jam pertama Rp. 1500, 00. Penambahan setiap jam berikutnya dikenakan tarif Rp. 500, 00 perjamnya. Tentukan tarif parkir 5 jam ke depan sebagai fungsi dari waktu. Misalkan P (t) menyatakan tarif yang harus dibayar sampai t-jam pertama. Cukup jelas bahwa 0 < t 5, dan 1500, 2000, P (t) = 2500, 3000,
14

untuk setiap x Z,

0 < t 2, 2 < t 3, 3 < t 4, 4 < t 5.

Misalkan 2 bilangan positif jumlahnya 10. Tentukan hasil kali 2 bilangan tersebut sebagai fungsi salah satu bilangan.

Misalkan x, y dua bilangan yang dimaksud, maka jelas bahwa 0 < x, y, dan x + y = 10.

Jika K menyatakan hasil kali kedua bilangan tersebut, maka K := xy. Dengan mengingat bahwa x + y = 10, akan diperoleh K := K (x) = x(10 x), 0 < x < 10.

Melalui pengetahuan tentang grak parabola, kita catat bahwa K akan mencapai nilai terbesar saat x = y = 5. Misalkan rusuk-rusuk suatu kotak (tanpa tutup) panjangnya merupakan 3 bilangan alam berurutan. Tentukan volume kotak dan luas permukaannya. Misalkan n N. Diberikan suatu kotak (tanpa tutup) dengan rusukrusuknya mempunyai panjang berturut-turut n, n + 1, n + 2 satuan panjang. Jika V dan L berturut-turut menyatakan volume dan luas permukaan kotak yang dimaksud, maka V := V (n) = n(n + 1)(n + 2), dan L := L(n) = 2n(n + 1) + 2n(n + 2) + (n + 1)(n + 2), untuk sebarang n N. Dapatkah anda mendapatkan rumus yang lain untuk L(n)? Carilah luas segitiga samasisi. Kita denisikan |AB | sebagai panjang ruas garis AB. Misalkan diberikan segitiga samasisi ABC dengan panjang sisi-sisi |AB | = |BC | = |AC | = r > 0. Misalkan T adalah titik tengah ruas garis BC. Cukup jelas bahwa luas ABC, yang dinotasikan dengan L, dapat dinyatakan sebagai L := L(r ) = |BC ||AT |/2 =
15

r2 3, 4

0 < r.

Selembar kertas berbentuk persegipanjang berukuran 20 15 centimeter. Tentukan volume kotak yang dapat dibuat dari kertas tersebut sebagai suatu fungsi dari tingginya. Dengan memisalkan bahwa x > 0 menyatakan tinggi dan V menyatakan volume kotak yang dimaksud, cukup jelas bahwa V := V (x) = 2x(15 2x)(10 x), Bisakah anda melengkapi detilnya? Misalkan suatu persegipanjang panjangnya 2 centimeter lebih panjang daripada lebarnya. Hitunglah luas persegipanjang sebagai fungsi lebarnya. Jika lebar persegipanjang membesar 20 persen, tentukan prosentase peningkatan luasnya. Misalkan diberikan f (t) := t2 + t, dan h = 0. Hitunglah f (5) f (2) 52 dan f (2 + h) f (2) . h 0 < x < 15/2.

Jika f (t) menyatakan posisi benda di suatu garis saat detik ke-t, berikan interpretasi geometris terhadap ungkapan di atas. Apa yang terjadi, jika h semakin dekat ke 0? Diberikan segitiga siku-siku samakaki. Tuliskan luas persegi panjang di dalam segitiga sebagai fungsi sisi segitiga. Sekarang saatnya kita berkenalan dengan sistem koordinat Kartesius. Misalkan r > 0. Bayangkan ABC dengan A(0, 0), B (r, 0), dan C (0, r ). Misalkan 0 < x, y < r. Untuk persegipanjang AP QR dengan titik-titik AP QR, yang

sudutnya P (x, 0), Q(0, y ), dan R(x, y ), akan kita punyai luas dinotasikan dengan L, L := xy, 0 < x, y < r.

Oleh karena CQR sebangun dengan ABC, maka |AC | |QC | = , |QR| |AB | atau y = r x.
16

Dengan demikian akan kita punyai L := L(x) = x(r x), 0 < x < r. Akan kita tinjau situasi dimana posisi persegipanjang (dalam segitiga) sedikit berbeda daripada sebelumnya. Misalkan untuk r > 0, kita punyai ABC dengan A(r, 0), B (0, r ), dan C (r, 0). Misalkan 0 < x, y < r. Konstruksikan P QRS dengan titik-titik P QRS, sudutnya P (x, 0), Q(x, 0), R(x, y ), dan S (x, y ). Ini berarti luas yang kita notasikan dengan L, adalah L := 2 xy, 0 < x, y < r. Dengan mengingat bahwa BOC dan RQC sebangun (di sini O menyatakan pusat koordinat), maka kita akan sampai pada fakta bahwa y = r x. Dengan demikian, seperti pada penjelasan sebelumnya, L := L(x) = 2 x(r x), 0 < x < r. Kita lihat (dengan memberikan B (0, a), untuk sebarang a > 0.) bahwa penjelasan yang kedua dapat diperluas untuk menangani permasalahan menemukan luas persegipanjang dalam sebarang segitiga samakaki. Sajikan luas permukaan kubus sebagai fungsi dari volumenya. Misalkan suatu kerucut mempunyai tinggi 5 centimeter, dan jari-jari alas 2 centimeter. Misalkan dibuat tabung di dalamnya sedemikian hingga alas tabung berimpit dengan alas kerucut dan tutup tabung berimpit dengan selimut tabung. Tentukan volume tabung yang terjadi. Misalkan untuk x R diberikan aturan pengaitan antara x dan f (x), sebagai berikut. f (x) = 4 x, f (x) = 9 x2 , f (x) = 1 , f (x) = x2 16 2x 1 , 3x + 7

2x 1 1 3x 2 x2 1 f (x) = , f (x) = , f (x) = , f (x) = , 2x + 7 2x + 7 9 x2 3x + 7


17

f (x) =

Tentukan himpunan terbesar A, B R, agar f : A B mendenisikan suatu fungsi. Misalkan diberikan fungsi f : A B. Fungsi f dikatakan naik jika t1 , t2 A, t1 < t2 f (t1 ) f (t2 ). Tentukan selang A, agar f (s) := 4s 3, f (s) := 1 s2 , f (s) := s2 9, f (t) := cos t, f (t) := sin t, merupakan fungsi naik. Misalkan diberikan fungsi g : A B. Fungsi g dikatakan turun jika t1 , t2 A, t1 < t2 f (t2 ) f (t1 ). Tentukan selang A, agar g (s) := 4 3s, g (s) := 1 s2 , g (s) := s2 9, g (t) := cos 2t, g (t) := sin 3t, merupakan fungsi turun. Misalkan diberikan fungsi h : A B. Fungsi h dikatakan genap jika h(t) = h(t), Apakah fungsi berikut h(t) := 4t2 , h(t) := t3 , h(t) := |t|, h(t) := |t|1, h(t) := cos 2t, h(t) := sin 3t, merupakan fungsi genap? Berikan penjelasan. Suatu fungsi h : A B. dikatakan gasal jika h(t) + h(t) = 0, untuk setiap t A. untuk setiap t A.

x1 x2 5x + 6 , f ( x ) = . x2 3x + 2 x2

Apakah fungsi-fungsi di atas merupakan fungsi gasal? Berikan penjelasan. Berikan interpretasi geometris terkait pengertian fungsi genap dan gasal.
18

3.1. Fungsi Linier. Dari geometri telah diketahui bahwa persamaan y = mx + c, atau Ax + By + C = 0,

dengan m, c, A, B, dan C adalah suatu konstanta, menyatakan suatu garis lurus pada bidang koordinat. Kita akan menentukan persamaan suatu garis (lurus) dalam hal garis tersebut memenuhi beberapa syarat tertentu. Misalkan adalah garis (takvertikal) yang melalui titik-titik A(x1 , y1) dan B (x2 , y2 ). Gradien garis , yang kita notasikan dengan m , didenisikan sebagai m := y2 y1 . x2 x1

Ini berarti, gradien suatu garis adalah laju perubahan dari y terhadap x. Dengan demikian, suatu garis yang lurus bisa juga diartikan mempunyai laju perubahan konstan (ingat kembali pengertian kesebangunan atau konsep tangen suatu segitiga). Beberapa situasi penting terkait persamaan garis dan sifat-sifat lainnya adalah Persamaan garis yang melalui (x1 , y1) dan (x2 , y2 ) adalah y y1 x x1 = . y2 y1 x2 x1 Persamaan garis yang melalui (x0 , y0 ) dan mempunyai gradien m0 adalah y y0 = m0 (x x0 ). Misalkan 1 , 2 adalah dua garis dengan persamaan y = m1 x + c1 dan y = m2 x + c2 . Jika 1 , 2 membentuk sudut sebesar , maka tan := m1 m2 . 1 + m1 m2

Keadaan m1 = m2 berarti 1 , 2 sejajar atau berimpit. Sedangkan 1 + m1 m2 = 0 berarti 1 tegaklurus 2 . Ilustrasi di bawah ini dapat digunakan untuk lebih memantapkan pengetahuan anda tentang sifat-sifat penting garis pada bidang koordinat.
19

Tentukan persamaan garis yang melalui (1, 2), dan (4, 1). Tentukan (persamaan) garis yang melalui (3, 5) dan mempunyai gradien 5. Hubungan antara skala Fahrenheit (F) dan Celsius (C) dalam termometer suhu adalah fungsi linier 5F 9C = 160. Tentukan interpretasi sis dari perpotongan grak dengan sumbu-F, dan gradien fungsi linier tersebut. Pimpinan suatu pabrik meubel mengetahui bahwa pembuatan 100 kursi/hari memerlukan biaya Rp. 22.000.000, 00. Sedangkan pembuatan 300 kursi/hari memerlukan biaya Rp. 48.000.000, 00. Tuliskan biaya sebagai fungsi (linier) dari banyaknya kursi yang diproduksi, dan taksirlah biaya yang diperlukan untuk membuat 350 kursi dalam dua hari. Berikan interpretasi sis terhadap gradien fungsi yang terjadi. Suatu industri kecil dengan 40 karyawan dan UMR tiap karyawan adalah Rp. x per bulan membeli mesin seharga Rp. 50.000.000, 00 yang dapat digunakan untuk memproduksi barang sebanyak 500.000 buah. Harga bahan mentah dan biaya produksi (selain mesin), adalah Rp. 400, 00 untuk tiap barang. (a). Hitung harga pokok tiap barang. (b). Jika setiap bulan 200.000 hasil produksinya terjual habis dan pabrik menginginkan laba Rp. 4000.000, 00, berapa harga jual setiap barang (sebutlah H (x))? (c). Berapa harga jual setiap barang jika 10% pajak penjualan dibebankan kepada pembeli (sebutlah P (x))? Tentukan garis yang melalui (2, 3) dan sejajar garis 2x y + 5 = 0. Tentukan garis yang melalui (1, 2) dan tegaklurus garis 3x 2y + 10 = 0.
20

Misalkan 1 dan 2 berpotongan di (1, 2). Jika keduanya membentuk sudut 45 , dan 1 mempunyai gradien 2, tentukan (persamaan) 2 . Misalkan r > 0. Jika diberikan A(r, 0), B (0, r ), dan C (r, 0), tunjukkan bahwa ABC adalah segitiga siku-siku. Soal ini bisa dijawab dengan dua cara berbeda. Yang pertama menggunakan konvers teorema Pythagoras, sedangkan yang kedua menggunakan pengukuran sudut-sudut dalam segitiga yang dimaksud. Tunjukkan bahwa A(1, 1), B (11, 3), C (10, 8), dan D (0, 6) menyatakan titiktitik sudut suatu persegipanjang. Misalkan f (t) := 2t+3, menyatakan posisi benda (pada lintasan berbentuk garis) setelah detik ke-t. Tentukan kecepatan rata-rata benda setelah bergerak 2 detik. Sebuah pabrik menjual arloji Rp. 50.000, 00 per buah. Biaya tetap yang dikeluarkan untuk produksi adalah Rp. 10.000.000, 00 per bulan, sedangkan biaya variabel adalah Rp. 30.000, 00 per arloji. (a). Tuliskan persamaan fungsi pendapatan dan biaya per bulan. (b). Berapa banyak arloji harus diproduksi dan dijual untuk mencapai titik balik pokok (Break Event Point)? Sebuah buldozer bernilai Rp. 120.000.000, 00 dan setiap tahun mengalami depresiasi sebesar 8% dari nilai awalnya. (a). Tentukan rumus untuk nilai buldozer setelah t tahun, sebutlah V (t). (b). Gambarkan V (t) pada bidang koordinat, dengan sumbu-t sebagai sumbu datar, dan sumbu-V sebagai sumbu tegak. (c). Tentukan titik-titik potong dengan sumbu koordinat, lalu tafsirkan arti titik-titik potong itu.
21

Mengapa 3x + 2y 1 = 0 dan 3x + 2y + 3 = 0 sejajar? Mengapa 3x + 2y 1 = 0 dan 6x + 4y 2 = 0 berimpit? Berikan penjelasan secukupnya. Tentukan jarak titik P (2, 6) ke garis 1 dengan persamaan 2x y + 1 = 0. Tentukan garis 2 yang melalui P dan tegaklurus 1 . Tentukan titik potong 1 dan 2 . Jika Q adalah titik potong kedua garis, maka jarak P ke 1 adalah |P Q|. 3.2. Fungsi Kuadrat. Yang dimaksud dengan fungsi kuadrat adalah y = f (x), dengan f (x) := ax2 + bx + c.

Grak fungsi kuadrat y = x2 adalah parabola yang menghadap ke atas dan mempunyai dasar lembah di (0, 0). Perhatikan bahwa parabola tersebut juga melalui titik-titik (2, 4) dan (2, 4). Umumnya semua titik dengan koordinat (a, a2 ) dan (a, a2 ), dilalui parabola. Oleh karena kedua titik tersebut dipisahkan oleh titik (0, a2 ), maka parabola tersebut simetris terhadap sumbu-y. Sketsalah grak y = 5 + 6x x2 . Misalkan f (x) := 5 + 6x x2 . Berikut adalah langkah-langkah untuk mensketsa grak fungsi yang dimaksud. (1) Titik potong dengan sumbu-y akan diperoleh saat kita mengambil x = 0. Dengan demikian akan diperoleh titik (0, 5) sebagai titik potong grak dengan sumbu-y. (2) Titik potong dengan sumbu-x didapat saat y = 0, atau 0 = 5 + 6x x2 = (x 1)(5 x). Ini berarti titik-titik (1, 0), dan (5, 0) merupakan titik potong grak dengan sumbu-x.
22

(3) Oleh karena y = 5 + 6x x2 = 4 (x 3)2 4 = f (3), maka (3, 4) adalah puncak parabola. Ini berarti sketsa grak tidak mungkin melampaui garis y = 4. (4) Oleh karena f (3 a) = f (3 + a), untuk setiap a R, maka x = 3 adalah sumbu simetri parabola. Sebagai pelengkap, kita bisa lihat bahwa grak yang dimaksud adalah parabola yang menghadap ke bawah dengan puncak (3, 4), dan sumbu simetri garis x = 3. Sketsalah grak y = x2 + 3x 4, y = x2 10x + 31, dan y = 7 + 2x x2 . (Komputer). Misalkan telah diketahui sketsa grak y = x2 . Sketsalah (dengan menggunakan software penggambar kurva yang telah tersedia) grak y = (x 3)2 , dan y = (x + 5)2 , y = x2 4, dan y = x2 + 1, y = (x 3)2 4, dan y = (x 3)2 + 1. Kesimpulan apa yang dapat diambil? 3.3. Fungsi Kuasa dan Fungsi Akar. Misalkan a > 0. Pandang fungsi y = xa , yang didenisikan untuk x 0. Jika a > 1 maka y = xa disebut fungsi kuasa. Sedangkan y = xa disebut fungsi akar, jika 0 < a < 1. Untuk mendapatkan gambaran secara jelas (walau tidak terlalu detil), latihan berikut dapat dicoba untuk diimplementasikan. (Komputer). Misalkan x R. Sketsalah grak y = x3 , dan y = x4 , y = x3 8, y = x3 + 8, dan y = x4 16, y = x4 + 1, y = (x 1)3 8, y = (x +2)3 +8, dan y = (x 3)4 16, y = (x +2)4 +1. Berikan komentar.
23

(Komputer). Misalkan x 0. Sketsalah grak y = x, y = x 1, y = x + 5, dan y = 4 x, y = 2 + x 1, y = 3 x 5, dan y = 2 6 x. Berikan penjelasan secukupnya terkait hasil yang sudah anda peroleh. 3.4. Fungsi Rasional. Di sini kita hanya akan meninjau fungsi rasional y = f (x), dalam hal f (x) := a1 x2 + a2 x + a3 b1 x2 + b2 x + b3 atau f (x) := ax + b . cx + d

Untuk fungsi rasional yang melibatkan hasil bagi fungsi kuadrat, penjelasan tentang sketsa graknya ditunda sampai dengan penjelasan tentang nilai ekstrim fungsi pada topik tentang penerapan turunan fungsi. Sedangkan untuk fungsi yang berbentuk hasil bagi fungsi linier, kita mulai dengan penjelasan berikut. (Komputer) Sketsalah grak fungsi berikut. y= 5x 15 . x2

Agar pecahan tersebut bermakna, maka haruslah x 2 = 0. Ini berarti daerah asal fungsi meliputi semua bilangan real kecuali 2. Dengan demikian daerah asalnya adalah R \ {2}. Dengan mengambil x = 0, maka akan kita punyai y = 15/2. Sedangkan y = 0 akan mengakibatkan x = 3. Ini berarti titik-titik potong grak dengan sumbu koordinat, berturut-turut adalah (0, 15/2) dan (3, 0). Jika x membesar menuju , maka dapat terlihat bahwa 1/x akan semakin kecil menuju 0, dengan demikian, 5 15 x y= 2 1 x akan semakin dekat ke 5.

Misalkan x = 2. Oleh karena y5=


24

5 , x2

maka x > 2, akan mengakibatkan y < 5. Sedangkan x < 2 akan berakibat y > 5. Dari penjelasan tersebut, kita lihat bahwa grak fungsi terdistribusi di dua tempat, yaitu di A := {(x, y ) : 2 < x, y < 5}, dan B := {(x, y ) : x < 2, 5 < y }.

Garis-garis x = 2, dan y = 5, yang berturut-turut disebut asimtut tegak dan asimtut datar, memisahkan grak fungsi yang dimaksud. Grak fungsinya biasa disebut hiperbola ortogonal. Tugas sketsa grak selanjutnya, akan diambil alih komputer. Sketsalah grak fungsi berikut. y= 15 5x , x2 dan y = 3x + 4 . 6x + 5

Soal Latihan (1) Sketsalah grak dari harga (pasar) suatu mobil baru sampai dengan 20 tahun berikutnya sebagai fungsi waktu (tahun). Diasumsikan bahwa mobil selalu dalam keadaan terawat baik. (2) Suatu kue beku (yang disimpan dalam kulkas) dihangatkan dalam oven sampai waktu tertentu. Setelah dikeluarkan dari oven dan didiamkan sejenak kue tersebut mulai disantap. Tentukan sketsa grak temperatur kue tersebut sebagai fungsi dari waktu. (3) Sebuah kotak tanpa tutup berkapasitas 10 meter kubik, diketahui panjangnya dua kali lebar alasnya. Misalkan biaya pembuatan alasnya adalah Rp.10.000, 00 per meter persegi, dan biaya pembuatan tepinya adalah Rp.15.000, 00 per meter persegi, tentukan biaya pembuatan kotak sebagai fungsi lebar alasnya. (4) Suatu balon berbentuk bola dengan jejari r inci mempunyai volume V (r ) := 4r 3 /3. Tentukan fungsi yang menyatakan banyaknya udara
25

yang diperlukan untuk menggelembungkan balon sedemikian rupa sehingga jejarinya bertambah 1 inci. (5) Suatu kawat, berukuran 8 meter, dipotong menjadi dua bagian (yang tidak sama panjang). Jika masing-masing bagian disusun menjadi segitiga samasisi dan persegi, tentukan jumlahan luas keduanya sebagai fungsi panjang salah satu potongan kawat. (6) Misalkan f (t) := t2 + 6t 8 menyatakan posisi benda (bergerak) pada garis lurus saat detik ke-t. Tentukan kecepatannya, sebagai fungsi waktu, jika benda tersebut bergerak dengan waktu tempuh 2 detik.

3.5. Fungsi Trigonometri. Untuk sebarang x R, kita denisikan hubungan y := sin x. Secara faktual, x biasa mempunyai satuan radian. Fungsi sinus merupakan salah satu contoh fungsi periodik (dengan periode 2 ). Ini berarti denisi berikut, untuk suatu bilangan real terkecil t0 , f (x + t0 ) = f (x), x R,

dipenuhi oleh fungsi sinus (dalam hal ini kita punyai t0 := 2, dengan didenisikan sebagai suatu konstanta positif yang menyatakan luas lingkaran berjari-jari 1). Dengan demikian, penyelidikan terkait fungsi ini cukup dilakukan hanya di selang (0, 2 ). Kita mulai dengan fakta bahwa y = sin x, 0 x 2, memotong sumbu-x di 3 titik, yaitu di (0, 0), (, 0), dan (2, 0), hal ini dikarenakan sin x = 0 x {0, , 2 }. Diketahui bahwa y = sin x naik pada selang [0, /2), dan [3/2, 2 ], turun pada selang [/2, 3/2). Oleh karena sin(/2) = 1, dan sin(3/2) = 1, maka y = sin x mempunyai puncak dan lembah berturut-turut di (/2, 1), dan (3/2, 1).
26

Pada akhirnya, sketsa grak fungsi di luar selang [0, 2 ] dapat dilakukan dengan memanfaatkan fakta bahwa fungsi tersebut adalah fungsi periodik dengan periode 2. (Komputer) Sketsalah grak-grak fungsi berikut. y = sin 2x, y = sin(x + ), y = sin(2x ), y = cos x, y = cos 3x, y = cos(2x + ). 3.6. Fungsi Eksponen dan Fungsi Logaritma. Misalkan a, b > 1. Kita ingat kembali bahwa untuk setiap x, y R, kita punyai sifat ax+y = ax ay , ay ay = 1, (ax )y = axy , (ab)x = ax bx , a0 = 1. Pandang fungsi eksponen yang didenisikan sebagai y = ax , untuk x R. Dimulai dari titik (0, 1) (karena fungsi melalui titik tersebut) kita akan lihat bahwa fungsi akan bergerak ke kanan melewati barisan titik-titik (1, a), (2, a2 ), (3, a3 ), (4, a4 ), dan seterusnya.

Oleh karena 1 < a < a2 < a3 < a4 < , maka fungsi akan naik menuju ke titik (, ). Di lain hak, mulai dari (0, 1), fungsi akan bergerak ke kiri melewati barisan titik-titik (1, a1 ), (2, a2 ), (3, a3 ), (4, a4 ), dan seterusnya.

Oleh karena 0 < < a4 < a3 < a2 < a1 < 1, maka fungsi akan turun menuju ke titik (, 0). Fakta ini sekaligus juga menyatakan bahwa garis y = 0 merupakan asimtut datar fungsi eksponen. Pada akhirnya akan kita lihat bahwa y = ax , x R, bergerak mulai dari (, 0) menuju ke (0, 1), lalu dilanjutkan menuju ke (, ). Jika grak y = ax kita cerminkan terhadap sumbu-y, maka kita akan memperoleh grak fungsi eksponen negatif dengan persamaan y = ax . Dengan
27

demikian grak y = ax bergerak mulai dari (, ) menuju ke (0, 1), lalu dilanjutkan ke (, 0). Misalkan a > 1. Kita denisikan logaritma (dengan basis a) sebagai y = a log x ay = x.

Perlu kita catat di sini bahwa 0 < x < , dan y R. Telah diketahui bahwa fungsi logaritma y = a log x merupakan balikan atau invers fungsi eksponen. Dengan demikian sifat-sifat berikut
a

log(xy ) = a log x + a log y, a log(x/y ) = a log x a log y, a log 1 = 0,

cukup dapat dimengerti. Akhirnya, sebagai balikan fungsi eksponen, maka fungsi logaritma mempunyai asimtut tegak garis x = 0, dan bergerak mulai dari (0, ) menuju (1, 0), lalu dilanjutkan ke titik (, ). (Komputer) Sketsalah grak-grak fungsi berikut.

1 1 2 2 y = 2x1 , y = 31x , y = 51+x , y = 5x 1, y = 7x + 5, 2 3 y = 2 log(1 x), y = 2 log |1 x2 |, y = 2 log(1 |x|).

3.7. Komposisi Fungsi. Misalkan diberikan fungsi f : A B, g : B C, dan h : C D. Kita denisikan komposisi antara f dan g sebagai fungsi g f : A C, dengan ketentuan (g f )(t) := g (f (t)), untuk setiap t A. Secara serupa, kita juga punyai h g f : A D (komposisi antara f, g, dan h), dengan ketentuan (h g f )(t) := h((g f )(t)), untuk setiap t A. Berikan penjelasan secara detil (termasuk daerah asal dan hasilnya) terkait f f, f g, g f, dan g g, untuk (a). f (t) := t2 1, (b). f (t) := t 2, g (t) := 2t + 1, g (t) := t2 + 3t + 4,

(c). f (t) := 1 3t, g (t) := cos t, (d). f (t) := t, g (t) := 3 1 t, (e). f (t) := t + 1 , t g (t) := (t + 1)/(t + 2),
28

(f). f (t) := t/(1 + t),

g (t) := sin 2t.

Tentukan f g h, untuk (a). f (t) := t + 1, g (t) := 2t, h(t) := t 1, (b). f (t) := 2t 1, g (t) := t2 , h(t) := 1 t, (c). f (t) := t 3, g (t) := t2 , h(t) := t3 + 2, (d). f (t) := tan t, g (t) := x/(x 1), h(t) := 3 t. Tentukan fungsi-fungsi f dan g yang bersifat F = f g, untuk (a). F (t) := (t2 + 1)10 , (b). F (t) := 3 t/(1 + 3 t), F (s) := 3 s/(1 + s) (c). F (t) := cos t, F (t) := sin t, F (t) := (tan t)/(1 + tan t). Tentukan fungsi-fungsi f, g, dan h yang bersifat F = f g h, untuk F (t) := 1 3t ,
2

F (t) :=

2 + |t|,

atau F (t) := sec4

Misalkan diberikan fungsi linier f (t) := m1 t + c1 , dan g (t) := m2 t + c2 . Apakah f g linier? Jelaskan jawaban anda. Misalkan diberikan g (t) := 2t + 1, dan h(t) := 4t2 + 4t + 7. Carilah f yang bersifat f g = h. Misalkan f (t) := 3t + 5, dan h(t) := 3t2 + 3t + 2. Carilah g yang bersifat f g = h. Untuk f (s) := s + 4, dan h(s) := 4s 1, carilah g yang memenuhi g f = h. 3.8. Balikan Fungsi. Untuk a > 1, didenisikan f (t) := at , dan g (t) := a log t. Kita ingat kembali hubungan antara fungsi eksponen dan logaritma, yaitu (f g )(t) = t, dan (g f )(s) = s, untuk setiap 0 < t < , s R.

Keadaan seperti ini, biasa kita sebutkan sebagai: f adalah balikan dari g. Demikian pula sebaliknya, g adalah balikan dari f.
29

Jika untuk suatu fungsi a : A B, dan b : B A berlaku (b a)(t) = t, dan (a b)(s) = s, untuk setiap t A, s B,

maka b disebut fungsi balikan dari a. Misalkan diberikan g (t) := t2 , untuk t 0. Carilah h yang bersifat (h g )(t) = t, untuk setiap t 0.

Diketahui bahwa g : [0, ) [0, ). Dengan demikian, kita harus mencari h : [0, ) [0, ) yang memenuhi (h g )(t) = t. Setelah melakukan pengamatan, kita sampai pada kesimpulan bahwa h(t) := t adalah fungsi yang dimaksud. Lebih jauh, kita juga punyai fakta h g = g h. Untuk h yang seperti ini, kita biasa menotasikan h := g 1 . Ini berarti g g 1 = g 1 g. Carilah f 1 , untuk f (s) := 2s 3, dengan 1 s < . Bagaimana dengan f (s) := 5 3s, s (, 3]? Untuk f : [1, ) [5, ), kita harus mencari f 1 : [5, ) [1, ) yang memenuhi sifat dimaksud. Pengerjaan selanjutnya diserahkan sebagai latihan. Apakah g (t) := t2 , t R mempunyai balikan? Andaikan h : [0, ) R merupakan balikan g, maka haruslah h(g (t)) = t, untuk setiap t R. Tapi kita lihat bahwa g (2) = 4 = g (2), dan ini mengakibatkan 2 = h(g (2)) = h(4) = h(g (2)) = 2. Apa yang dapat anda simpulkan? Periksa dengan sketsa grak.
30

Berikan penjelasan terkait balikan fungsi-fungsi berikut. f (t) := t3 +2, g (t) := 1 t, h(t) := t(t + 1), 1/2 t < 0, 2 , j (t) := 3t , 3 t, 0 t < .

f (t) :=

10 3t, g (t) := g (t) :=

3 52t , h(t) := 3 log(2 + 3 log x).

2t 4t 1 , h(t) := 2 log(t + 3), j (t) := , 2t + 3 1 + 3 2t

Dalam teori relativitas, massa partikel yang bergerak dengan kecepatan v, adalah , 1 v 2 /c2 dengan m0 adalah massa partikel saat diam, dan c adalah kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara. Menurut ketentuan di atas mungkinkah ada suatu partikel (dengan massa tertentu) yang mampu bergerak secepat gerak cahaya? Tentukan balikan fungsi di atas, dan jelaskan interpretasi sisnya. 4. Pengertian Kekontinuan dan Turunan Fungsi 4.1. Ilustrasi Konsep Limit. Apa yang dimaksud dengan limit? Pengertian tersebut akan coba untuk dibangun melalui beberapa contoh berikut. Apa yang terjadi dengan f (t) := 3t + 4, jika t bergerak mendekati 1 (dinotasikan dengan t 1)? Kita perhatikan dua tabel berikut. x 0.90 0.92 0.94 0.96 0.98 0.990 0.994 0.996 0.998 f (x) 6.700 6.760 6.820 6.880 6.940 6.970 6.982 6.988 6.994 x 1.01 1.009 1.008 1.007 1.006 1.005 1.004 1.003 1.002 f (x) 7.030 7.027 7.024 7.021 7.018 7.015 7.012 7.009 7.006 Tabel pertama menyatakan bahwa untuk t yang mendekati 1 dari kiri (dinotasikan dengan t 1 ), mengakibatkan f (t) mendekati f (1) = 7. Sedangkan tabel kedua menyatakan bahwa untuk t yang mendekati 1 dari kanan (dinotasikan dengan t 1+ ,) akan mengakibatkan hal yang sama.
31

m = m(v ) :=

m0

Keadaan di atas kita notasikan dengan


t1

lim f (t) = 7,

dan

t1+

lim f (t) = 7.

Jika kedua hal di atas kita gabung, maka dapat kita simpulkan bahwa f (t) 7, pada saat t 1, dan hal ini kita notasikan dengan lim f (t) = lim (3t + 4) = 7 = f (1).
t1 t1

Kita lihat dari penjelasan di atas bahwa t 1, akan berakibat f (t) 7. Apa yang harus kita lakukan terhadap t, bila kita menginginkan f (t) cukup dekat ke 7? Tentu kita juga harus membuat t cukup dekat ke 1. Seberapa dekat? Misalkan f (t) := 3t + 4. Tentukan kebenaran implikasi berikut: (1) |t 1| < (2) |t 1| <
1 10 1 15

|f (t) 7| <

3 , 10

|f (t) 7| < 1 . 6 1 30

Tentukan > 0 agar implikasi berikut |t 1| < |f (t) 7| <

bernilai benar. Berapa banyak yang anda peroleh? Misalkan 0 > 0 diketahui. Tentukan > 0 agar implikasi berikut |t 1| < |f (t) 7| < 0 bernilai benar. Berapa banyak yang anda peroleh? Berikan interpretasi geometris terkait penjelasan di atas. Jika pada soal sebelumnya kita memberikan bukti geometris (dan dikuatkan dengan penjelasan analitis) tentang pengertian limit, maka soal di bawah ini hanya akan memberikan penjelasan analitis saja terkait konsep limit. Misalkan diberikan fungsi h(t) := analitis) tentang kebenaran lim h(t) = 2.
t4

t, 1 t < . Akan dijelaskan (secara

32

Tentukan > 0 agar implikasi berikut |t 4| < |h(t) 2| < bernilai benar. Oleh karena 1 t, maka 3 t + 2. Dengan demikian 1 30

| t 4| 1 | t 4| |t 4| < |h(t) 2| = < . 3 3 t+2 Detil selanjutnya diserahkan sebagai latihan. Untuk g (s) := s2 , dugalah nilai lim g (s).
s3

Dari tabel berikut,

dapat kita simpulkan bahwa lim g (s) = 9 = g (3).


s3

s 3.1 3.08 3.06 3.04 3.02 2.96 2.94 2.92 2.9 g (s) 9.610 9.486 9.363 9.241 9.120 8.761 8.643 8.526 8.410

Misalkan diberikan g (s) := s2 , 0 s 5. Akan dijelaskan (secara analitis) tentang kebenaran


s3

lim g (s) = 9.

Tentukan > 0 agar implikasi berikut | s 3 | < | g (s ) 9 | < bernilai benar. Oleh karena 0 s 5, maka 3 s + 3 8. Dengan demikian |s 3| < |g (s) 9| = (s + 3)|s 3| 8|s 3| < 8 . Detil selanjutnya diserahkan sebagai latihan. Misalkan a > 2, dan diberikan h(t) := 1/t, 2 t < . Akan dijelaskan (secara analitis) tentang kebenaran lim h(t) = h(a).
ta

1 40

Tentukan > 0 agar implikasi berikut |s a| < |h(t) h(a)| <


33

1 40

bernilai benar. Oleh karena 2 t, maka 1/t 1/2. Dengan demikian |s 3| < |h(t) h(a)| = 1 1 1 1 = |t a| < . t a ta 2a

Detil selanjutnya diserahkan sebagai latihan. Contoh-contoh di atas menimbulkan pertanyaan: Jika secara geometris kita sudah tahu bahwa (pada contoh pertama) f (t) 7, untuk t 1, mengapa kita perlu menghitung nilai fungsi disekitar 1? Contoh berikut menggambarkan bahwa tidak selalu terjadi (untuk fungsi h), bahwa lim h(s) = h(a), untuk suatu a di daerah asal.
sa

Untuk fungsi berikut, h(t) := dugalah nilai lim h(t).


t2

(t2 4)/(t 2) , t = 2, 3 , t = 2,

Jelas bahwa t 2 tidak harus berarti t = 2. Dengan demikian kita bisa memandang nilai-nilai t di sekitar 2, tetapi t = 2. Sementara kita tahu bahwa h(t) = t + 2, untuk t = 2. Penjelasan di atas mengarahkan kita pada kesimpulan lim h(t) = 4 = 3 = h(2).
t2

Secara operasional, kita biasa menghitung nilai limitnya dengan cara t2 4 (t 2)(t + 2) lim = lim = lim (t + 2) = 4. t2 t 2 t2 s2 t2 Hitunglah s2 4 , lim s2 s 2 s1 lim , 3 s1 s1

s3 1 lim , s1 s 1

s5 32 lim 3 , s2 s 8

s0

lim

s2 + 9 3 . s2

Misalkan a > 0. Untuk masing-masing f (k ) := k 3 + 2k 2 + 4, f (k ) :=


34

k + 2, f (k ) :=

k + 1,

hitunglah f (k ) f (a) . k a ka lim Misalkan diberikan fungsi f : R R dengan ketentuan 4 s, s < 4, f (s) := 12 3s, 4 s. Berapa nilai lim f (s)?
s4

Dengan menggunakan pendekatan dua sisi ke 4, yaitu s 4 , dan s 4+ , maka


s4

f (s) = lim lim


s4

4 s = 0,

dan

s4+

lim f (s) = lim (12 3s) = 0. +


s4

Misalkan diberikan fungsi h : [0, ) R dengan ketentuan h(s) := Dugalah nilai lim h(s).
s5

s2 , 0 s < 5 , 0, 5 s.

Secara geometris, tampak bahwa h(s) 25, jika s 5 , dan h(s) 0 saat s 5+ . Ini berarti
s5

lim h(s) = 25 = 0 = lim h(s). +


s5

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa


s5

lim h(s) tidak ada.

Untuk fungsi

Berapa nilai lim f (t)?


t0

0 < t, 1, f (t) := 0, t = 0, 1, t < 0, s2 , 0 s 5, 1/(s 5), 5 < s.


35

Misalkan diberikan fungsi h : [0, ) R dengan ketentuan h(s) := Dugalah nilai lim h(s).
s5

Dengan tabel berikut, s 5.1 5.01 5.001 5.0001 h(s) 10 100 1000 10000 kita lihat bahwa h(s) membesar takhingga saat s 5+ , dan ini dinotasikan dengan
s5+

lim h(s) = .

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa


s5

lim h(s) tidak ada.

4.2. Penjelasan Konsep Limit dan Kekontinuan Fungsi. Dari contohcontoh di atas, kita sampai pada penjelasan berikut. Misalkan diberikan fungsifungsi g : R R,
sa sa

f : R R,

dan a R.

(1) Jika lim g (s) = L = lim g (s), maka +


sa

lim g (s) = L.

(2) Jika lim g (s) = lim g (s), maka +


sa sa sa

lim g (s) tidak dapat ditentukan.


sa sa

(3) Jika salah satu dari lim g (s) atau lim g (s) tidak ada (atau bernilai + ), maka
sa

lim g (s) tidak dapat ditentukan.


sa

(4) Bisa saja terjadi lim g (s) = g (a). Jika hal tersebut terjadi, maka dikatakan bahwa fungsi g kontinu di s = a. (5) Memanfaatkan informasi sebelumnya, fungsi g dikatakan takkontinu di s = a, jika salah satu dari situasi berikut (a). lim g (s) tidak ada, atau
sa sa

(b). lim g (s) ada, tetapi lim g (s) = g (a),


sa

dipenuhi.
36

(6) Misalkan R. Jika lim g (s) = L, dan lim f (s) = M, maka


sa sa sa

lim(g (s) f (s)) = L M, dan

sa

lim g (s) = L, g (s ) L = . s a f (s ) M lim

sa

lim g (s) f (s) = L M,

Tentu saja, rumus terakhir hanya berlaku saat M = 0.

Berikan penjelasan tentang kekontinuan fungsi f (t) := 3t + 7, di t = 2. Misalkan t0 R. Selidiki kekontinuan f di t0 R. Misalkan a R, dan diketahui lim t = a. Dengan menggunakan rumusta

rumus untuk menghitung limit fungsi, tunjukkan bahwa lim (3t2 4t + 5) = 3a2 4a + 5.
ta

Dari sini simpulkan bahwa h(t) := 3t2 4t + 5 kontinu di seluruh R. Misalkan diberikan fungsi f (t) := at + b, t 1, ct + d, t > 1,

yang sketsa graknya melalui titik (0, 4). Tentukan syarat untuk a, b, c, dan d, agar f kontinu di R. Tentukan syarat untuk a dan b agar 2 (4 t )/(2 t), t < 2, f (t) := at2 bt + 3, 2 t < 3, 2t a + b, 3 t,

kontinu di R.

takkontinu di suatu titik tertentu di daerah asal.


37

Tunjukkan bahwa fungsi-fungsi 0 < t, 1, f (t) := 0, dan t = 0, 1, t < 0,

h(s) :=

s2 , 0 s 5, 1/(s 5), 5 < s,

Perhatikan bahwa fungsi f (t) := |t|, t = 0, 4 , t = 0,

takkontinu di t = 0. Dapatkah fungsi tersebut dimodikasi (khususnya untuk situasi di t = 0), agar menjadi fungsi kontinu? Jelaskan jawaban anda. 4.3. Mencari akar. Misalkan f : [a, b] R kontinu. Salah satu hal penting terkait f, adalah kenyataan bahwa dengan mengetahui tanda f (a) dan f (b), kita dapat menunjukkan keujudan akar dari f. Ini berarti kita bisa menemukan (a, b) yang memenuhi f () = 0. Teorema 1. (Teorema Nilai Antara). Misalkan f : [a, b] R adalah fungsi kontinu yang bersifat f (a) < 0 < f (b), atau f (b) < 0 < f (a).

Maka dapat ditemukan (a, b) yang memenuhi f () = 0. Tunjukkan bahwa grak fungsi y := 4 x2 memotong sumbu-x di dua titik. Oleh karena y = 4 x2 melalui setidaknya titik-titik (3, 5), (0, 4), dan (3, 5), maka sketsa grak fungsi tersebut akan memotong sumbu-x di dua titik yang berlokasi di interval buka (3, 0) dan di interval buka (0, 3). Misalkan f (t) := 4t3 6t2 + 3t 2. Tunjukkan bahwa f mempunyai akar di interval (1, 2). Tunjukkan bahwa persamaan di bawah ini mempunyai akar, pada interval yang diberikan. (1) x4 + x 3 = 0, di (1, 2), (2) 3 t = 1 t, di (0, 1), (3) t = cos t, di (0, 1), (4)
3

log x = 3x , di (1, 2).


38

Misalkan f : [1, 5] R kontinu, dan f (t) = 6 hanya dipenuhi oleh t {1, 4}. Jika f (2) = 8, jelaskan mengapa f (3) > 6? Apakah f : [2, 4] R dengan ketentuan di bawah ini f (t) := 9 t2 , 2 t 0, t2 4, 0 < t 4,

memenuhi Teorema Nilai Antara? Berikan penjelasan. Misalkan a, b > 0. Tunjukkan bahwa x3 b a + 3 = 0, 2 + 2x 1 x + x 2

mempunyai setidaknya satu solusi di interval (1, 1). 4.4. Limit di Takhingga. Jika kita amati sketsa grak f (x) := 1/x, x > 0, dan g (x) := (2x + 3)/(x + 1), x > 0, maka akan tampak bahwa x 10 50 100 400 1000 3000 10,000 25,000 50,000 f (x) 0.1 0.02 0.01 0.0025 0.001 0.0033 0.0001 0.00004 0.00002 x 9 99 999 9999 g (x) 2.1 2.01 2.001 2.0001 Secara intuitif tampak bahwa dengan semakin membesarnya x, maka secara bersamaan akan diperoleh f (x) 0, dan g (x) 2. Hal ini kita notasikan dengan
x

lim f (x) = 0,

dan

lim g (x) = 2.

Secara lebih teliti kita lihat bahwa |g (x) 2| = 1 1 < . x+1 x

Ini berarti, dengan semakin membesarnya x, maka jarak g (x) ke 2 juga akan semakin dekat. Sebagai contoh, posisi g (1000) dibandingkan dengan g (100) terhadap 2 jelas amat sangat berbeda, kalau kita amati fakta di bawah ini. |g (1000) 2| = 1 1 > = |g (100) 2|. 1001 101
39

Berikan penjelasan numeris yang menyatakan bahwa 1 lim = 0, x x


x

lim

1 = 0, x2

dan

lim

2x 1 1 = . 4x + 3 2

Dengan menggunakan fakta di atas, hitunglah


x

lim

3x + 5 , 4x + 7

dan

lim

x2 3x + 1 . 4x2 + 5x + 6

References
[1] Duoandikoetxea J., Fourier Analysis, Graduate Studies in Math, 33, AMS, Providence, Rhode Island, 2001. [2] E. Nakai, Hardy-Littlewood maximal operator, singular integral operators, and the Riesz potentials on generalized Morrey spaces, Math. Nachr. 166 (1994), 95-103.

40

Anda mungkin juga menyukai