Disusun Oleh :
Anastasya Br Napitupulu
21060113120025
21060113120050
21060113120085
Agus Sutaryono
21060113130129
Elok Faiqoh
21060113130162
Jenis-jenis lampu
Lampu merupakan sumber cahaya buatan yang digunakan untuk memberikan
cahaya di dalam ruangan maupun luar ruangan. Ada berbagai jenis lampu yang
terdapat di toko, namun secara umum jenis-jenis lampu digolongkan menjadi :
1. Lampu pijar
Prinsip kerja lampu pijar adalah sangat sederhana. Ketika ada arus
listrik mengalir melalui filamen yang mempunyai resistivitas tinggi sehingga
menyebabkan kerugian daya yang menyebabkan panas pada filamen sehingga
filamen berpijar.
Cahaya yang dihasilkan oleh filamen dari bahan tungsten (titik lebur
>22000C) yang berpijar karena panas. Efikasi lampu ini rendah hanya 8-10%
energi menjadi cahaya. Sisanya terbuang sebagai panas. Untuk memperbaiki
efikasinya, lampu tungsten diisi gas halogen (iodine, chlorine, bromine, dan
fluorine) dan disebut lampu tungstern halogen. Efikasinya mencapai 17,5
lm/W.
1. Bola lampu
2. Gas bertekanan rendah(argon, neon, nitrogen)
3. Filamen wolfram
4. Kawat penghubung ke kaki tengah
5. Kawat penghubung ke ulir
6. Kawat penyangga
7. Kaca penyangga
8. Kontak listrik di ulir
9. Sekrup ulir
10. Isolator
11. Kontak listrik di kaki tengah
Komponen utama dari lampu pijar adalah bola lampu yang terbuat
dari kaca, filamen yang terbuat dari wolfram, dasar lampu yang terdiri dari
filamen, bola lampu, gas pengisi, dan kaki lampu.
P d=
V
R
Lampu pijar yang warna sinarnya putih, bagian dalam bola lampu
dilapis dengan silika oksida (Si)2) atau Seng Sulfida (ZnS). Sedangkan untuk
mendapatkan warna lain dapat diperoleh dengan pelapisan bagian dalam bola
lampu dengan berbagai cara, antara lain:
bola
lampu
menggunakan
asam
hidrofluorik
sehingga
1.1.
Lampu Halogen
Lampu halogen tergolong lampu pijar yang ke dalam bola
lampunya diisi dengan unsur halogen di antaranya Iodida. Evaporasi
Wolfram pada kampu ini terjadi saat filamen berpijar. Selanjutnya
evaporasi Wolfram bereaksi dengan Iodida di sekelilingnya sehingga
terjadi reaksi bolak balik :
W+ nX < --------> W Xn
Dengan demikian atom W yang akan terlepas dari filamen kembali
menyatu dengan filamen. Hal ini menyebabkan umur filamen menjadi
kira-kira 2x umur lampu biasa.
Gelas bola lampu halogen digunakan jenis gelas keras yang
mampu menahan temperatur hingga 2500 C. Di samping itu dengan
memakai gelas keras memungkinkan bola lampu diisi dengan tekanan
tinggi. Kesulitannya adalah memasukkan iodida ke dalam bola lampu
karena iodida korosif terhadap pompa yang digunakan untuk
mengisikannya. Sehubungan dengan hal tsb halogen yang kemudian
digunakan adalah CH3 jenis GSL umur standar pemakaian 1000 jam.
Sedangkan untuk penambahan umur rata-rata pemakaian 1000 hingga
2000 jam efikesinya turun sekitar 10%. Efikesi lampu halogen mencapai
20 lm/W.
Ada 2 penyebab keluaran arus cahaya lampu pijar menurun makin
bertambahnya waktu, yaitu :
1. Evaporasi pada filamen menyebabkan ada bagian filamen yang
mengecil dan ini menyebabkan resistansi naik sekaligus mereduksi
arus yang mengalir.
2. Terjadinya bagian filamen yang tidak menempel kembali ke
filamen menyebabkan lapisan hitam pada bola lampu.
1.2.
Lampu Dingin
Salah satu perkembangan lampu filamen adalah pemakaian teknik
gelas sinar dingin. Sinar infrared yang dihasilkan filamen menimbulkan
persoalan karena panas yang dipancarkan. Panas ini dapat direduksi
dengan menggunakan gelas sinar dingin untuk bahan bola lampu. Gelas
sinar dingin dapat mengurangi panas yang dipancarkan filamen hingga
80%.
Lapisan yang menyebabkan gelas sinar dingin mampu mereduksi
panas adalah Seng Sulfida dan Magnesium Flourida atau Silika Dioksida
yang dibuat lapisan berselang seling(terdiri dari 2 macam bahan yang
berbeda bisa mencapai 20 lapis). Gelas semacam ini disebut gelas
dichroic.
Jika suatu berkas cahaya A menembus gelas sinar dngin timbul
pantulan cahaya Ax dan Ay yang fasanya berbeda. Jika Ax dan Ay
menghasilkan suatu perpaduan panjang gelombang yang merupakan
kelipatan genap dari pepaduan gelombang maka cahaya ditransmisikan
saling memperkuat sehingga menghasilkan pancaran panas yang besar.
Jika Ax dan Ay menghasilkan suatu perpaduan panjang gelombang yang
merupakan kelipatan ganjil dari gelombang makan cahaya pantulannya
saling memperlemah sehingga menghasilkan pancaran panas yang
rendah. Makin banyak selang seling lapisan makin besar terjadinya
penambahan atau pengurangan spt dijelaskan di atas. Penggunaan bola
lampu dingin umunya digunakan pada toko mentega, bunga, dan
kosmetik.
Hingga awal tahun 2000 perkembangan teknologi lampu pijar
sangat pesat baik yang terkait dengan bentuk bola lampu, bahan bola
lampu, gas pengisi, pewarnaan, maupun modifikasi filamennya. Skema
rumpun lampu pijar sbb :
Ukuran filamen kecil maka sumber cahaya dapat dianggap sebagai titik
sehingga pengaturan distribusi cahaya lebih mudah.
10
2. Lampu Discharge
Dalam perkembangan lampu discharge terbagi menjadi :
2.1. Lampu Fluoresen
Lampu Fluoresen (TL=Tubelair Lamp) termasuk lampu merkuri
tekanan rendah (0,4 Pa) yang dilengkapi dengan bahan fluoresen. Cahaya
yang dipacnarkan dari dalam lampu adalah ultraviolet (termasuk sinar tak
tampak). Untuk itu bagian dalam lampu tabung dilapisi dengan bahan
fluoresen yang fungsinya mengubah ultra violet menjadi sinar tampak. Di
samping itu pada bahan fluoresen ditambahkan senyawa lain yang disebut
akktivator.
11
12
13
kecepatan
lintasan
elektron
bebas
sehingga
lebih
14
kerugian
daya
yang
besar
dan
energi
listrik
15
warna
biru-kehijauan
sedangkan
kalau
diisi
16
17
2. Jenis panjang
Jenis panjang seperti standar tetapi tabung berbentuk U lebih
panjang, menghasilkan daya yang lebih besar dan tersedia
dengan daya 18W, 24W, 36 W. Meskipun demikian,
panjangnya (mulai dari 225 mm-415 mm) masih separuh dari
lampu TL tubular. Tipe panjang ini merupakan pilihan
laternatif pengganti lampu TL tubular sedangkan jenis standar
dan jenis ganda adalah alternatif pengganti lampu pijar. Philips
menamakannya lampu PL, Osram menyebut Dulux L, dan
Sylvania menamakan Lynx CF-L.
3. Jenis ganda
Jenis ganda dengan 2 tabung berbentuk U lebih kompak dari
jenis standar dan menghasilkan daya tinggi yang lebih besar
serta tersedia dalam daya 10 W, 13 W, 18 W, dan 26 W dengan
arus cahaya masing-masing 600 lm, 1200 lm, dan 1800 lm.
Philips menamainya PLC, Osram menyebutnya Dulux D, dan
Sylvania dengan Lynx CF-D.
4. Jenis electronic
Jenis electronic dapat langsung digunakan dengan lampholder
E27 dan balast yang terintegrasi di dalamnya. Jenis electronic
tersedia dalam daya 9W, 11W, 15 W, 20 W, dan 23 W dengan
arus cahaya masing-masing 400 lm, 600 lm, 900 lm, 1200 lm,
dan 1500 lm. Philips menamakan PLCE, Osram menyebutnya
Dulux EL. Jenis electronic ini sama kegunaannya dengan
lampu SL dari Philips. Warna temperatur biasanya ditawarkan
oleh lampu fluoresen kompak adalah putih hangat (2700 K3000 K) dan putih sejuk (4000 K).
18
Keuntungan
menggunakan
lampu
fluoresen :
19
2.2.
20
Molekular
menghasilkan
spektrum
kuasi
(bukan
21
Efikasi lampu HID jauh lebih tinggi dibandingkan dengan lampu pijar
dan fluoresen, kecuali lampu emrkuri (yang kualitas cahayanya lebih
baik dari lampu pijar).
Lebih awet dari lampu pijar, dan kadang lebih awet dari lampu
fluoresen.
22
Harga lampu lebih mahal dari jenis lain, hingga dapat mempengaruhi
biaya penggantian lampu.
Seperti halnya lampu fluoresen, lampu HID butuh balast yang dapat
mengeluarkan suara mengganggu.
Lampu HID hanya cocok untuk ruangan dengan ketinggian langitlangit sedang (3-5 m) sampai tinggi (> 5 m), awalnya lampu ini
dirancang untuk pemakaian di luar ruangan, tetapi produk baru yang
dilengkapi dengan pengoreksi warna cocok juga untuk penggunaan di
dalam ruangan.
23
Natrium padat dan gas Neon diisikan pada tabung U. Natrium akan
menjadi gas setelah pemanasan pada waktu kerja awal.
Penampilan terbaik lampu Natrium tekanan rendah jika tabung
pelepasannya dipertahankan pada temperatur 3000 C. Karena bekeja pada
temperatur tinggi, makan agar tahan terhadap panas maka tabung U tsb
dibuat dari gelas ganda(bahan masing-masing produsen mungkin berbeda).
Pada saat kerja awal 5-10 menit untu SOX dan 5-7 menit untuk
SON warna cahaya yang dihasilkan merah muda dan kemudian setalh
Natrium menguap semua warna cahaya yang dihasilkan kuning.
25
yang
dibandingkan
sekadar
memerlukan
kebutuhan
penerangan
yang
monokromatik
lebih
contohnya
terang
pada
26
Lampu SON yang menggunakan Neon dan Argon sebagai gas awal
kerja dinamakan SON-H, dipasang lilitan di bagian luar tabung
penglepasan sehingga tidak memerlukan starter di luar lampu. Lampu ini
tidak dapat dipasang kapasitor kompensasi sebab dapat menyebabkan
kenaikan tegangan yang menyebabkan lampu rusak. Daya lampu dan jenis
balast yang digunakan harus sesuai.
2.2.2. Lampu Merkuri Tekanan Tinggi
Lampu Merkuri tekanan rendah (lampu fluoresen) cahaya yang
sebagian besar dihasilkan adalah ultraviolet. Jika tekanan gas di dalamnya
diperbesar hingga menjadi 2 atmosfir barulah dihasilkan sinar tampak.
27
lampu
merkuri
diproduksi
yang
maksimal
Watt.
Posisi
pemasangan
lampu merkuri
adalah
tabung
dalamnya tersangga.
tegak
Rangkaian
merkuri
tekanan
agar
lampu
tinggi
pada
28
Panel Electroluminescent
LED adalah bahan semi-konduktor yang mengeluarkan cahaya
29
Tahan goncangan
30
Kerugian :
Blue hazard, lampu LED biru dan putih diduga memancarkan cahaya
di atas persyaratan sehingga dapat mengganggu kesehatan mata.
Aplikasi LED
1. Aplikasi LED Pada Penerangan Jalan
Sejarah
Pada tahun 1884, lampu jalan elektrik pertama kali diterapkan di
Romania. Pada saat itu, 731 lampu jalan dipasang di seluruh pelosok
Romania. Hal ini membuktikan kebutuhan akan lampu jalan telah ada sejak
dulu kala. Lampu jalan digunakan untuk meningkatkan keamanan, terutama
terhadap kriminalitas dan meningkatkan jarak pandang ketika berkendara
pada malam hari.
Seiring dengan meningkatnya peradaban manusia, maka kebutuhan
akan lampu jalan pun semakin meningkat. Wilayah perkotaan yang meluas
dan pertumbuhan jumlah jalan raya mengharuskan penerangan jalan untuk
ikut bertambah. Hal ini berarti pertambahan yang besar pula bagi kebutuhan
listrik.
Saat isu mengenai penghematan energi mencuat, lampu jalan muncul
sebagai salah satu objek penghematan. Salah satu alternatif yang digunakan
31
adalah mengganti lampu merkuri dengan lampu LED yang hemat energi.
Adalah Jepang, negara pertama yang mengaplikasikan LED sebagai lampu
jalan di wilayah Osaka pada awal 2000-an. Hal ini terbukti menurunkan
konsumsi listrik sebesar 80% di wilayah tersebut.
Alternatif kedua muncul ketika teknologi solar cell mulai berkembang.
Selain diterapkan di rumah-rumah, solar cell juga diterapkan di lampu jalan
sebagai alternatif sumber energi. Dengan digunakannya solar cell sebagai
sumber energi lampu jalan, maka lampu jalan pun tidak memerlukan listrik
dari pembangkit listrik konvensional lagi.
Ketika kedua alternatif ini digabungkan, lampu jalan pun menjadi
sebuah ajang penghematan listrik yang efektif.
32
Pada malam hari, lampu LED akan menyala dengan pasokan listrik dari
baterai. Tentu saja solar cell tidak lagi memasok listrik pada saat ini karena
tidak ada sinar matahari.
Sistem solar cell yang digunakan pada penerangan jalan memiliki cara
kerja yang mirip dengan sistem solar cell pada umumnya, yaitu solar cell
dipakai sebagai sumber energi dari suatu alat dan kelebihan energi yang
dihasilkan akan disimpan pada baterai sebagai cadangan energi. Namun pada
penerangan jalan, karena hanya digunakan pada malam hari, maka ketika
solar cell mendapatkan energi dari sinar matahari, energi tersebut akan
langsung disimpan pada baterai dan ketika malam hari, baterai akan mensupply kebutuhan energi bagi lampu LED.
Sistem ini memiliki berbagai macam keunggulan dibandingkan sistem
penerangan jalan umum biasa, diantaranya:
1. Penggunaan listrik yang kecil, karena menggunakan lampu LED yang
daya listriknya kecil.
2. Umur pakai yang panjang, dikarenakan lampu LED hanya dilewati arus
yang sangat kecil.
3. Biaya operasional yang murah, dampak langsung dari konsumsi listrik
yang rendah adalah
33
Sistem solar cell terdiri atas panel surya, baterai dan SC controller.
Fungsi dari sistem ini adalah untuk menggantikan sumber listrik PLN.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem solar cell yang mampu mensupply kebutuhan listrik bagi sebuah lampu LED untuk penerangan
setidaknya satu malam dengan pengisian selama siang hari.
2. Lampu LED
Perkembangan Teknologi
1. Perkembangan teknologi sel surya
Sel surya cukup berkembang di Indonesia maupun di dunia. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya penggunaan teknologi ini untuk berbagai
aplikasi. Perkembangan terkini yang mulai dilakukan adalah untuk
menaikkan efisiensi dari sel surya tersebut. Efisiensi sel surya dilihat dari
prosentase besarnya energi listrik yang dihasilkan dibanding besar energi
cahaya yang diterima. Efek positif lain yang akan didapat apabila bisa
menaikkan efisiensi sel surya ini dapat menghemat tempat karena luas
permukaannya dapat diperkecil.
Sel surya yang diproduksi massal saat ini memiliki efisiensi sekitar
15% saja, namun dengan adanya penelitian yang berlangsung diharapkan
akan memiliki efisiensi sekitar 30% sehingga akan lebih menarik dan
lebih massal dalam penggunaannya.
2. Perkembangan teknologi lampu LED
Penggunaan lampu sebagai penerangan sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Namun dalam penggunaannya, lampu yang banyak
digunakan sekarang ini tidak ramah lingkungan dan memerlukan banyak
energi.
Perkembangan
terbaru
dalam
sistem
penerangan
adalah
35
Potensi sel surya di dunia juga sangat tinggi. Tenaga surya yang tidak
akan habis mempunyai potensi yang sangat besar untuk menjadi energi
alternatif sumber energi listrik. Oleh karena itu sel surya berpotensi di negara
yang memiliki pancaran sinar matahari tinggi seperti daerah tropis.
Karena
potensi
masing-masing
yang
besar,
pengembangan
teknologi untuk menjadikan LED sebagai lampu jalan dengan tenaga surya
memiliki potensi yang sangat besar juga di dunia. Tingkat kebutuhan listrik
yang relatif kecil juga menyebabkan panel surya yang dibutuhkan oleh lampu
LED cukup kecil untuk di atas tiang lampu itu sendiri. Dan karena bentuknya
yang tidak jauh berbeda dari tiang sebelumnya, tiang lampu konvensional
tidak
perlu
diganti. Hal
ini
berarti
tingkat
penghematan
36
sel surya sebagai sumber utama menjadi tidak berguna. Kematian lampu jalan
berakibat sangat fatal, oleh karena itu pada lampu LED ini disediakan juga
jalur listrik dari pusat sebagai energi alternatif untuk membuat lampu jalan
tetap hidup.
Tingkat pengeluaran untuk penggunaan teknologi ini juga tidak terlalu
mahal. Dibandingkan dengan pengeluaran yang dikeluarkan oleh lampu yang
lama, investasi yang dilakukan dengan penggunaan teknologi ini jauh lebih
besar. Modalnya memang cukup mahal, tetapi pada akhirnya biaya
pengeluarannya akan relatif sangat kecil. Oleh karena itu, di Indonesia
diharapkan dapat menggunakan teknologi ini dengan bertahap. Tidak semua
lampu langsung diganti tetapi akan sedikit demi sedikit diganti dengan lampu
LED bertenaga surya ini. Dengan cara ini maka peluang implementasi
teknologi ini di Indonesia akan sangat besar.
Teknik Pengontrolan
Controller
37
peralatan listrik. Dalam kadar voltase tertentu ( umumnya sekitar 10% sisa
voltase di baterai ) , maka pemutusan dilakukan oleh controller. Adapun
hal ini agar baterai lebih tahan lama dan mencegah kerusakan pada sel - sel
baterai. Pada kebanyakan model controller, indikator lampu akan menyala
dengan warna tertentu ( umumnya berwarna merah atau kuning ) yang
menunjukkan bahwa voltase di baterai sudah hampir habis dan perlu untuk
proses charging. Dalam kondisi ini, meskipun sisa voltase di baterai masih
ada, namun karena pengambilan arus listrik dari baterai telah diputus oleh
controller, maka peralatan listrik / beban tidak dapat beroperasi.
3. Kembali kepada kejadian, yakni bahwa kejadian - kejadian yang terjadi
pada sistem lampu jalan tenaga surya bisa berbagai macam antara lain
konsleting, baterai penuh, baterai lemah, baterai normal, over-voltage, dan
lain - lain, yang adapun semua kejadian ini dapat terdeteksi oleh controller.
Karena perannya yang cukup penting, controller sangat dianjurkan untuk
dipasang meskipun tidak mutlak.
Contoh Perhitungan Energi
Bila kita berkeinginan untuk menggunakan energi sel surya untuk instalasi
penerangan
jalan,
ikuti
contoh
perhitungan
berikut
ini.
Bila kita membutuhkan daya listrik Alternating Current sebesar 2000W selama
10 jam per hari ( 20KWh/hari ) maka dibutuhkan panel sel surya dgn
kapasitas 210WP dan 2batere @12V 100Ah. Ini berdasarkan perhitungan
energi surya dari jam 7 pagi s/d jam12 sore ( 5 jam ) dan asumsi konversi
energi minimal 5 jam sehari.
Dasar
perhitungan
listriknya. Adanya
pengali
untuk
kebutuhan
mengantisipasi
bila
Voltage Ampere
12 Volt 100 Ampere hour
Perhitungan
2 x 12 x 100
Hasil
2400 Watt hour
38
39
hemat
dibandingkan
lampu
penerang
konvensional,
pada
40
Pancaran
sinar
berteknologi
LED
lampu
juga
pengaplikasian
juga
tanpa
mengadopsi
teknologi
41
Infiniti
gas
energi
listrik
kendaraan
tidak
teratur.
Sumber
Efikasi (lm/W)
Lilin
0,1
Lampu minyak
0,3
1,4
4,5
42
14-18
16-20
Lampu fluoresen
50-85
Lampu merkuri
40-70
60-80
Lampu HPS
90-100
Lampu LED
115-180
43
tipis (fungsi sama seperti panel lainnya) ditempel pada lembar gelas atau
keramik di dalam udara vakum.
Fluoresen ZnS yang ditambah dengan aktivator tembaga
menghasilkan emisi berwarna biru atau hijau sedangkan jika aktivatornya
Mangan menghasilkan emisi berwarna kuning. Warna lainnya dapat
dihasilkan dari eksitasi sekunder dengan cara memodifikasi pewarnaan
fluoresen (fluoresen kaskade).
Panel electroluminescent menggunakan tegangan 110 V atau
220 V, tidak memerlukan oembatas arus/balast. Cahaya yang diemisikan
dipengaruhi oleh jenis panel, tegangan, dan frekuensi suplai.
Pada
penelitian
dengan
menngunakan
sumber
listrik
Permukaan jam
44
2.2.4
hasil
teknologi
lampu
terbaru
yang
juga
sudah
45
Lampu pendar adalah salah satu jenis lampu lucutan gas yang
menggunakan daya listrik untuk mengeksitasi uap raksa. Uap raksa yang
tereksitasi itu menghasilkan gelombang cahaya ultraungu yang pada
gilirannya
46
(tubular lamp) atau lampu neon dan yang kedua berukuran lebih kecil
dengan tabung ditekuk menyerupai spiral, umum disebut dengan sebutan
lampu hemat energi (LHE).
Karena lampu pendar memiliki efisiensi lebih tinggi daripada
lampu pijar, pemerintah Indonesia pernah mencanangkan program
penggantian lampu pijar dengan lampu pendar secara gratis. Namun
seiring
dengan
kemajuan
cahaya atau lebih dikenal dengan lampu LED mulai setara dengan efisiensi
pencahayaan lampu pendar walaupun harus dalam kondisi tertentu.
Penelitian awal
Sir George
G.
berdasarkan
sifat
dikembangkan pada tahun 1840an oleh Michael Faraday dan James Clerk
Maxwell, keduanya ilmuwan dari Inggris.
47
dua
macam
fenomena
pendaran
Operasi
Sebuah lampu pendar pada dasarnya selalu berbentuk tabung yang
panjang terbuat dari kaca, dengan ruang kosong di dalamnya, dan terminal
listrik pada ujungnya yang terhubung dengan catu daya. Tabung tersebut
dapat dibentuk ke dalam berbagai macam bentuk seperti pada lampu
pendar jenis LHE tabung kaca tersebut ditekuk ke dalam bentuk spiral atau
bentuk lainnya. Sejumlah kecil raksa ditempatkan di dalam tabung pendar
dan tabung tersebut diisi dengan gas argon.
Saat listrik dialirkan melalui tabung tersebut, listrik tersebut
mengalir melalui gas argon dan membangkitkan atom-atom raksa dan
menyebabkan sebagian di antara atom-atom tersebut menguap. Atom raksa
menyerap energi dari elektron-elektron yang bergerak bebas dan menjadi
dalam keadaan tereksitasi. Atom-atom raksa yang tereksitasi kemudian
akan melepaskan energinya dalam bentuk cahaya pada panjang gelombang
ultraungu.
Cahaya pada panjang gelombang ultraungu tidak dapat kasatmata dan oleh
karena itu lampu pendar mensiasatinya dengan melapisi bagian dalam
tabung kaca dengan lapisan Fosfor yang terkena energi dari cahaya
ultraungu akan berpendar, mengubah cahaya ultraungu menjadi cahaya
kasatmatan. Fosfor berbentuk serbuk yang berwarna putih yang dapat
dilihat pada lampu pendar yang pecah.
48
Ballast
kondisi
yang
tepat
untuk
menghidupkan
dan
49
gangguan, dan dengan daya yang lebih rendah, sehingga membuat lampu
pendar bekerja lebih efisien daripada ballas magnetik.
50