Anda di halaman 1dari 26

Macam-macam Lampu Listrik dan Armatur Beserta

Penjelasannya
Label: Listrik

Macam- macam lampu listrik dan armatur beserta penjelasannya

Macam-macam Lampu Listrik


Kali ini saya akan membagikan ilmu lagi dalam postingan kali ini yang saya beri
judul Macam-macam Lampu Listrik dan Armatur Beserta Penjelasannya
Berdasarkan jenis-jenisnya lampu dibedakan menjadi beberapa kelompok antara lain :
1.Lampu Incandescent (Lampu Pijar)
2.Lampu Halogen
3.Lampu Fluorescent (Lampu TL)
4.Lampu Mercury
5.Lampu Sodium Tekanan Rendah (SOX)
6.Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)
7.Lampu LED

1. Lampu Incandenscent (Lampu Pijar)


Karakteristik
Jenis lampu incandenscent ini biasa disebut lampu pijar, lampu pijar akan memancarkan
cahaya ketika ada arus listrik melewati filamen kawat pijar pada lampu dan kemudian
memanasi filamen tersebut. Pembuatan lampu pijar juga didasarkan pada beberapa faktor,
yaitu temperatur filamen, campuran gas yang diisikan, efficacy (im/W), dan umur lampu.
Tahanan filamen tungsten akan semakin tinggi jika temperatur naik, sehingga kenaikan
tegangan akan mengakibatkan menaiknya tahanan yang juga akan terjadi sedikit kenaikan
arus yang mengalir. Tahanan filamen kira-kiraseperempat belas dari keadaan temperatur
normal dalam keadaan dingin. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam karakteristik lampu
pijar ini adalah pengaruh perubahan tegangan terhadap lampu.

karakteristik lampu pijar

Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari lampu pijar tersebut adalah dengan cara menghubung singkat listrik pada
filamen carbon (C) sehingga terjadi arus hubung singkat pada yang mengakibatkan timbul
panas. Panas yang terjadi dibuat hingga suhu tertentu sampai mengeluarkan cahaya,

beberapa konstruksi filamen lampu pijar

Kontruksi
Jenis lampu ini lebih dikenal dengan sebutan lampu DOP, termasuk juga lampu yang
ditemukan pertama kali oleh Tomas Alva Edison.

konstruksi lampu pijar

Lampu incandescent terdiri atas beberapa bagian utama yaitu bulb atau bola
lampu, base lamp, dan filamen kawat pijar
a. Brass Base
Bentuk dari alat ini biasanya bulat spiral yang biasanya terbuat dari bahan yang tahan panas
agar tidak leleh jika dialiri arus listrik, dan bagian ini dirancang untuk tahan terhadap korosi
bahan ini berfungsi untuk menghubungkan lampu dengan soket lampu/fitting.

jenis dan ukuran kaki lampu pijar

b. Filament Stem Base


Bagian ini berfungsi sebagai pembungkus filament kawat,sebagai isolator,serta sebagai
pondasi dasar kawat filament, bagian ini terbuat dari kaca yang meniliki ketahanan panas
tinggi dan tidak mudah pecah.
c. Filament Stem
Berfungsi sebagai penopang posisi filamen kawat shingga tetap tegak berdiri, sehingga
performa lampu tetap terjaga.
d. Lamp Gases
Gas murni yang yang digunakan utuk mengisi ruangan udara di dalam tabung kaca, biasanya
diisi oleh gas aragon dn nitrogen, serta gas krypton yang berfungsi sebagai penahan panas
dalam tabung lampu.
e. Fimament Support
Bagian yang berfungsi sebagai penyangga filamen kawat agar tidak bersentuhan, terdiri atas
lima sampai enam kawat penyangga.
Lampu incandescent terasa sangat panas karena temperatur tabung umumnya mencapai
2700 kelvin, masa kerja lampu ini antara 750-2000 jam

lampu incandescent / lampu pijar / lampu dop

Penggunaan
Lampu pijar digunakan berdasarkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki, diantaranya
:
i.Untuk penerangan yang membutuhkan pengontrolan cahaya (dimmer) dan ON/OFF secara
langsung, contoh tempat penggunaannya:
Panggung

Bioskop

Studio

Kamar tidur, dll

show

ii.Untuk penerangan yang membutuhkan variasi armatur dan warna sehingga memberi
suasana lebih menarik dan indah, misalnya di :

Ruang pertemuan / tamu

Dekorasi

Reklame

Pameran, dll

iii.Untuk penerangan di ruangan, misalnya :

Toilet

Gudang kecil, dll

Jenis
1)Lampu GLS

jenis

Lampu

Pijar

i. Lampu Bohlam Bening

ii. Lampu Argenta

iii. Lampu Superlux

iv. Lampu Bohlam Buram

v. Lampu Bohlam Lilin

vi. Lampu Luster

2)Lampu Reflektor
Berdasarkan kontruksi reflektornya, lampu ini terdiri dari 3 jenis. Yaitu:
i. Lampu reflektor pressed glass
Lampu reflector pressed glass ini reflektornya terbuat dari gelas yang dipress sehingga tahan
hujan. Lampu reflektor pressed bisa digunakan untuk penerangan luar (outdoor), misalnya
lampu sorot di taman. Lampu ini tersedia dalam daya 100W, 125W, 150W dan 300W

Lampu reflektor pressed glass

ii. Lampu reflector blown bulb


Lampu reflector blown bulb ini reflektornya terbuat dari gelas biasa dan tipis. Lampu ini hanya
digunakan untuk penerangan dalam (indoor), misalnya sebagai lampu sorot di panggung.
Lampu reflektor blown bulb tersedia dengan daya 25W, 40W, 60W, 75W, 100W, 150W dan
300W.

Lampu reflector blown bulb

iii. Lampu disco


Lampu disco ini reflektornya terbuat sedemikian rupa sehingga sesuai untuk penerangan
disko. Lampu disco ini hanya tersedia dalam wattase 40W.

Lampu disco

2. Lampu Halogen
Prinsip Kerja
Lampu halogen termasuk dalam kelompok lampu pijar, sebab prinsip kerja lampu halogen
adalah karena memijarnya filament.
Lampu ini dibuat untuk mengatasi masalah ukuran fisik dan struktur yang dihadapi lampu
pijar dalam pengunaannya untuk lampu sorot, lampu side projector, dan lampu film
projector.

Dalam bidang-bidang ini

dibutuhkan

ukuran

bohlam

yang sekecil-

kecilnya sehingga sistem pengontrolan arah dan pemokusan cahaya dapat dilakukan dengan
lebih presisi.
Hal ini berarti kaca bohlam harus berada pada temperatur tinggi dimana menyebabkan
bohlam lampu menghitam akbat tungsten yang berevaporasi. Kesulitan ini dapat diatasi
dengan penambahan halogen ke dalam bohlam lampu, proses kerjanya disebut Tungsten
Halogen Regenerative Cycle (Siklus regenaratif tungsten halogen). Elemen-elemen halogen
itu sendiri terdiri dari iodine, bromine, fluorine, dan chlorine.
Iodine dan bromine adalah gas yang digunakan sebagai gas tambahan terhadap gas normal
(argon dan nitogen) dalam produksi lampu-lampu halogen, sehingga lampu halogen juga
disebut sebagai lampu Iodine Quartz (Quartz Iodine Lamp).

lampu halogen / lampu Iodine Quartz (Quartz Iodine Lamp)

Keterangan Gambar :
1.Terlihat gas halogen diantara gas-gas lainnya dalam lampu halogen. Secara kimia, gas
halogen (butir merah) akan bereaksi dengan uap tungsten(butir hitam) yang kemudian
menghasilkan halida tungsten.
2.Pada saat filamen tungsten membara, tungsten akan menguap.
3.Gas halogen mengikat uap tungsten tadi menjadi tungsten halida. Ketika halida tersebut
menyentuh tungsten filamen yang sedang membara, senyawa tersebut kembali terpecah
dimana gas halogen kembali terlepas sementara tungsten kembali melekat pada filamen.
4.Siklus ini berulang terus menerus yang menghasilkan cahaya lampu yang stabil dan umur
lampu yang panjang.
Kontruksi
i.Bohlam
Dikarenakan dinding bohlam dengan filament dekat, maka dinding bohlam akan berada pada
temperatur tinggi (minimal 75 C). Oleh karena itu, bohlam harus terbuat dari bahan tahan
panas,biasanya berupa quartz atau silika. Disamping bohlam lampu yang harus dibuat bahan
tahan panas, juga kaki dan penyokong filamen. Kaki lampu halogen terbuat dari porselin yang
juga berupa bahan penyekat
ii.Filament dan Penyokong
Bahan filament yang digunakan untuk lampu halogen sama dengan bahan filament yang
digunakan pada lampu pijar, yaitu tungsten. Filamen ini harus bekerja pada temperatur
antara 2600 C sampai 3000 C untuk membuat gas halogen berfungsi dalam mencegah
terjadinya penghitaman pada dinding bohlam lampu.
Filamen membutuhkan penyokong dalam bohlam karena kontruksinya yang sedemikian rupa
sehingga filamen tetap dalam keadaan posisi lurus dalam bohlam. Biasanya penyokong juga
terbuat dari tungsten yang sama dengan bahan filamennya sendiri

Filament dan Penyokong

Jenis lampu

i.Lampu Halogen Berujung Ganda (Double Ended Halogen Lamp)


Lampu ini biasa dipakai untuk lampu sorot, baik indoor maupun outdoor. Dan tersedia dengan
daya 200 W sampai 3000 W. Lampu ini hanya untuk pemasangan pada posisi horizontal.

Lampu Halogen Berujung Ganda (Double Ended Halogen Lamp)

ii. Lampu halogen berujung tunggal (Single Ended Halogen Lamp)


Lampu ini digunakan untuk penerangan di dalam ruangan (indoor). Dapat dipasang dalam
posisi sembarang

Lampu halogen berujung tunggal (Single Ended Halogen Lamp)

Armatur
Armatur untuk lampu halogen ini dapat digunakan untuk penerangan indoor dan outdoor,
ukurannya tergantung dari wattase lampu yang dipasang di dalamnya. Misalnya ukuran
armatur lampu halogen 500 W tidak akan sama dengan ukuran armatur untuk lampu halogen
1000 W dikarenakan perbedaan ukuran panjang bohlam. Bentuk armatur lampu halogen jenis
berujung ganda untuk lampu sorot diperlihatkan oleh gambar di bawah ini.

armatur lampu halogen jenis berujung ganda untuk lampu sorot

Penggunaan
Lampu halogen banyak digunakan di panggung (Stage Lighting) ataupun studio untuk lampu
sorot. Hal ini didasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh lampu halogen yang dimana
pengaturan cahayanya (dimmer) lebih mudah dilakukan dan ON/OFF dapat secara langsung,

disesuaikan dengan kebutuhan sistem penerangan panggung / studio yang diinginkan. Lampu
halogen juga digunakan untuk penerangan yang memerlukan fisik lampu yang lebih kecil
tetapi dengan fluks cahaya yang tinggi (landasan pacu kapal terbang). Dengan alasan yang
sama lampu halogen juga banyak digunakan sebagai lampu proyektor dalam overhead
projector, lampu depan mobil, dll

3. Lampu Floresen (TL)


Prinsip Kerja
Lampu floresen atau lebih dikenal dengan istilah lampu TL, sudah dikembangkan sejak tahun
1980, lampu ini bekerja menggunakan gas flouruntuk menghasilkan cahaya, dimana energi
listrik akan membangkitkan gas di dalam tabung lampu sehingga akan timbul sinar ultar
violet. Sinar urtra violet itu akan mebangkitkan phosphors yang kemudian akan bercampur
mineral lain yang telah dilaburkan pada sisi bagian dalam tabung lampu sehingga akan
menimbulakan cahaya. Phosphors dirancang untuk meradiasi cahaya putih, sehingga
sebagian besar model jenis lampu ini berwarna putih.

Karakteristik Lampu Floresen (TL)

Kontruksi
Kontruksi tabung lampu fluoresen ini terdiri dari gelas dimana dinding bagian dilapisi serbuk
phosphor sehingga tabung kelihatan berwarna putih susu. Bentuk tabung lampu fluoresen
ada yang memanjang dan melingkar.
Panjang tabung lampu bervariasi tergantung besar daya, mulai dari panjang 35 cm untuk
yang 10 W sampai yang panjangnya 150 cm untuk 65 W. Pada kedua ujung tabung dipasang
filamen tungsten yang dilapisi suatu bahan yang dapat beremisi, biasanya terdiri dari barium,
strontium, dan calcium. Untuk lampu tabung (Discharge Lamps) filamen ini disebut juga
elektroda, karena salah satu dari filamen harus berfungsi sebagai katoda dan yang lainnya
anoda. Ke dalam tabung dimasukkan merkuri dan gas argon, yang dimana merkuri akan
berfungsi untuk menhasilkan radiasi ultraviolet. Sedangkan gas argon berfungsi untuk
keperluan start.
Kontruksi tabung lampu fluoresen

Konstruksi Lampu Floresen (TL)

Kontruksi tabung lampu fluoresen

Rangkaian lampu TL

Rangkaian lampu TL

Armatur

Berdasarkan arah cara pemasangannya, armatur lampu fluoresen dibagi menjadi 2

macam. Pertama, armatur yang terpasang langsung pada plafon (surface mounted). Yang
berarti lampu fluoresen beserta armaturnya merupakan bagian dari plafon. Kedua, armatur
lampu yang digantungkan, dimana tinggi lampu dari bidang kerja dapat diatur dan
disesuaikan dengan keperluan.Banyaknya tabung lampu dalam setiap armatur bervariasi,
mulai dari satu tabung sampai dengan empat tabung. Beberapa jenis armatur lampu
fluoresen dapat dilihat dari gambar berikut :
I.Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung terbuka

Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung terbuka

II. Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung terbuka

Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung terbuka

III. Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung terbuka ke


bawah

Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung terbuka ke bawah

IV. Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung tertutup

Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung tertutup

V. Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung tertutup

Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung tertutup

Vi.Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung

Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung

Penggunaan
Penggunaan lampu fluoresen didasarkan pada kelebihan-kelebihannya, yaitu warna cahaya
yang lebih menarik, efficacy yang tinggi dan umur yang panjang. Karena itu lampu fluoresen
banyak digunakan untuk penerangan yang memerlukan ketiga aspek tersebut, misalnya toko,
kantor, sekolah, industri, rumah sakit, atau bahkan untuk penerangan jalan kecil di
perkampungan.

4. Lampu Mercury
Prinsip Kerja
Prinsip kerja lampu merkuri sama dengan prinsip kerja lampu fluoresen, yaitu cahaya yang
dihasilkan berdasarkan terjadinya loncatan elektron (electron discharge) didalam tabung
lampu.
Kontruksi Lampu Mercury
Lampu merkuri terdiri dari dua tabung, yaitu tabung dalam (arc tube) dan tabung luar atau
bohlam (bulb). Lampu merkuri dengan bohlam bentuk elips cocok bila digunakan untuk
penerangan bidang kerja (downward lighting) di industri dimana situasi kerja berdebu.

Kontruksi Lampu Mercury

Cara Kerja
Lampu merkuri terdiri dari tabung dalam dan tabung luar. Tabung dalam diisi merkuri untuk
menghasilkan radiasi ultraviolet dan gas argon yang berfungsi untuk keperluan start.
Sedangkan bohlam luar berfungsi sebagai rumah tabung dan menjaga kestabilan suhu di
sekitar tabung. Lampu merkuri ini bekerja pada faktor daya yang rendah, oleh karena itu
harus menggunakan kapasitor untuk memperbaiki faktor daya lampu.
Armatur
Bentuk armatur lampu merkuri tergantung jenis penggunaan lamnpu yang bersangkutan.
Armatur untuk penerangan jalan berbeda dengan armatur untuk penerangan industri dan
seterusnya.
Berdasarkan jenis penggunaannya, armatur lampu merkuri dapat dibagi menjadi 4 kelompok :

i. Armatur penerangan jalan

Armatur penerangan jalan

ii. Armatur penerangan taman

Armatur penerangan taman

iii. Armatur penerangan industri

Armatur penerangan industri

iv. Armatur penerangan sorot

Armatur penerangan sorot

Jenis Lampu Mercury


i)Lampu merkuri fluoresen

Lampu merkuri fluoresen

ii) Lampu merkuri reflektor

Lampu merkuri reflektor

iii)Lampu merkuri blended

iv)Lampu merkuri halide (Metal Halide Lamp)

5. Lampu Sodium Tekanan Rendah (SOX)


Prinsip Kerja
Lampu SOX ini termasuk dalam kelompok lampu tabung (discharge lamp). Oleh karena itu,
prinsip kerja lampu ini sama dengan prinsip kerja lampu tabung lainnya. Yaitu berdasarkan
terjadinya pelepasan elektron (electron discharge) dalam tabung gas (arc tube). Tujuan
dibuatnya lampu sodium tekanan rendah adalah untuk mencapai efficacy yang setinggitingginya, yaitu sampai 200 lm/watt.
Kontruksi Lampu SOX
Tabung dalam berbentuk U dan di kedua ujungnya terpasang elektroda yang biasanya terdiri
dari filamen tungsten. Untuk menjaga dinding tabung dari kerusakan akibat tekanan uap
sodium maka tabung gas dibuat dari gelas lime borate khusus yang tahan terhadap
tekanan uap sodium. Ke dalam tabung gas dimasukkan campuran gas argon dann neon, dan
logam murni sodium. Gas argon dan neon dimaksudkan untuk keperluan penyalaan awal,
sedangkan logam sodium dimaksudkan untuk menghasilkan cahaya kuning.

Kontruksi Lampu SOX

Cara Kerja
Jika rangkaian lampu dihubungkan terhadap sumber arus bolak-balik, maka arus akan
mengalir melalui ballast dan seterusnya ke lampu. Pada saat yang sama argon dan neon yang
ada dalam tabung gas akan bekerja untuk menaikkan temperatur dalam tabung gas, dalam
tahap ini lampu akan mengeluarkan cahaya kemerah-merahan. Setelah beberapa menit,
panas dalam tabung gas akan mencapai temperatur tertentu sehingga sodium yang ada
dalam tabung gas akan berubah menjadi uap (vapour). Dengan demikian pelepasan elektron
yang terjadi melalui uap sodium akan menghasilkan cahaya yang sebenarnya, yaitu cahaya
kuning.

Waktu menyala normal lampu sox

Armatur

Karena karakeristik lampu sodium tekanan rendah sedemikian rupa, warna cahaya kuning,
posisi pemasangan harus horizontal, dan bentuk tabung yang memanjang, maka praktis
lampu ini hanya sesuai untuk penerangan jalan
Armatur penerangan jalan mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu intensitas cahaya yang
dipancarkan ke samping kiri dan kanan adalah lebih besar daripada ke bawah. Hal inilah yang
memungkinkan pemasangan lampu jalan dapat menempuh jarak yang cukup jauh yaitu 4060 m.
Setiap armatur dapat berisikan lebih dari satu lampu tergantung jenis armaturnya. Umumnya,
peralatan bantu lampu seperti ballast, starter atau ignitor, dan kapasitor perbaikan faktor
daya ditempatkan di dalam armatur.
Berikut contoh gambar armatur lampu sodium tekanan rendah (SOX)

armatur lampu sodium tekanan rendah (SOX)

Penggunaan

Alasan utama untuk penggunaan lampu SOX adalah penghematan enrgi listrik dan jika colour
rendering tidak menjadi masalah. Lampu SOX mempunyai efficacy sampai 200 lm/watt,
sedangkan lampu pijar hanya12 lm/watt dan lampu merkuri yang memiliki efficacy sampai 90
lm/watt. Jadi, lampu ini dapat menghemat energi listrik daripada lampu lainnya karena
memiliki efficacy yang paling tinggi. Kelebihan lain lampu SOX adalah mempunyai umur yang
panjang sampai 12.000 jam, tingkat kesilauan rendah, ketajaman penglihatan (visual acuity)
baik, dan juga dalam situasi berkabut atau musim hujan cahaya lampu SOX ini akan lebih
dapat menembus dibandingkan cahaya lampu-lampu listrik lainnya. Sehingga pilihan utama
untuk penerangan jalan pada daerah berkabut atau berhujan adalah lampu sodium tekanan
rendah (SOX).
Sedangkan warna objek yang disinari lampu SOX ini akan berwarna kuning atau hitam, hal
inilah yang yang menjadi kekurangan lampu ini sehingga tidak digunakan untuk penerangan
yang memerlukan colour rendering yang baik.

Berdasarkan kelebihan-kelebihan dan kekurangannya, maka lampu sodium tekanan rendah


sesuai digunakan untuk penerangan jalan-jalan bebas hambatan, jalan-jalan utama menuju
luar kota, dan sejenisnya yang tidak mengutamakan colour rendering, dan khususnya
pada daerah-daerah yang berkabut dan berhujan.

6. Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)


Prinsip Kerja
Lampu sodium tekanan tinggi sering juga disebut lampu SON. Prinsip kerjanya sama dengan
prinsip kerja lampu sodium tekanan rendah, yaitu berdasarkan terjadinya pelepasan elektron
di dalam tabung lampu. Sesuai dengan namanya, lampu ini mempunyai tekanan gas di dalam
tabung kira-kira 1/3 atmosper (250mm merkuri), dibandingkan dengan tekanan gas dalam
lampu sodium tekanan rendah yang kira-kira hanya 10-3 mm merkuri. Disamping itu,
temperatur kerja tabung lampu sodium tekanan tinggi juga lebih tinggi.
Kontruksi Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)

Kontruksi Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)

Lampu sodium tekanan tinggi terdiri dari dua tabung, yaitu:


i.Tabung Gas (arc tube)
Terbuat dari bahan yang tahan terhadap tekanan uap sodium yang harus bekerja pada
temperatur tinggi, misalnya stellox ke dalam tabung gas dimasukkan sodium, merkuri yang
berfungsi untuk menaikkan tekanan gas dan tegangan kerja lampu sampai batas tertentu,
dan xenon untuk keperluan gas start.
ii.Bohlam (bulb)
Terbuat dari gelas yang sama sekali terpisah dari udara luar yang berfungsi untuk mencegah
tabung

gas

terhadap

kerusakan

akibat

bahan

kimia

dan

juga

berfungsi

untuk

mempertahankan kekonstanan temperatur tabung gas.


Cara Kerja
Lampu ini tidak mampu distart dengan tegangan nominal 220 Volt, maka dibutuhkan
tegangan tinggi dan frekuensi tinggi sesaat. Gas xenon terionisasi untuk memulai terjadinya
pelepasan elektron dalam tabung gas sampai mencapai temperatur kerja yang dibutuhkan.
Periode pemanasan ini dapat berlangsung hingga kira-kira 10 menit karena tekanan
uap merkuri-sodiumawalnya sangat rendah sekali yang tidak dapat menjadikan pelepasan
elektron dalam tabung gas. Setelah lampu bekerja normal, merkuri tidak akan tercapai yang
menjadikan merkuri memancarkan cahaya.

Lampu sodium tekanan tinggi mempunyai dua jenis starter, yaitu starter jenis snap yang
bekerja berdasarkan panas yang terdiri dari bimetal dengan kontak tertutup dan sebuah
kumparan pengontrol temperatur bimetal, dan starter jenis solid state adalah start lampu
lebih dapat dipercaya dan dapat secara langsung, baik penyalaan awal maupun penyalaan
kembali.

Waktu Menyala Normal Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)

Armatur
Jenis armatur lampu sodium tekanan tnggi sesuai dengan jenis penggunaannya, misalnya
armatur penerangan jalan, armatur penerangan industri, armatur penerangan sorot, dll.
Untuk penggunan yang sama, bentuk dan konstruksi armatur lampu sodium tekanan tinggi
sama dengan armatur lampu merkuri. Hal ini dapat terjadi karena bentuk lampu sodium
tekanan tinggi sama dengan bentuk lampu mercury.
i. Armatur penerangan industri

Armatur penerangan industri

ii. Armatur penerangan jalan

Armatur penerangan jalan

iii. Armatur penerangan sorot

Armatur penerangan sorot

Penggunaan
Penggunaan lampu sodium tekanan tinggi didasarkan pada sifat-sifat yang dimilikinya. Lampu
ini memiliki efficacy yang tinggi (90-120 lm/watt), umur yang tinggi (12.000-20.000 jam),
tetapi mempunyai colour rendering yang kurang baik (CRI hanya 26). Oleh karena itu, lampu
sodium tekanan tinggi digunakan untuk penerangan jalan.
Karena colour rendering lampu sodium tekanan tinggi kurang baik dimana perubahan warna
objek yang disinari sangat besar dan warna cahayanya (colour appearance) putih keemasan
(yellowish) yang kurang memberi keindahan, maka penggunaan lamnpu ini untuk penerangan
jalan yang berpenghuni kurang sesuai. Tetapi sesuai digunakan untuk penerangan jalan bebas
hambatan, jalan utama, jalan menuju luar kota, penerangan highmast untuk jalan besar
atau persimpangan jalan bertingkat , dll yang tidak menuntut colour rendering yang baik.
Jenis lampu SON
i.Berbentuk elips
ii.Berbentuk tubular

Lampu SON Berbentuk tubular

7. Lampu Light Emitting Diode (LED)

Lampu Light Emitting Diode (LED)

Prinsip kerja

Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah dioda normal, LED
terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan
ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawamuatan - elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase berbeda.
Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan
melepas energi dalam bentuk photon.
Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu warnanya, tergantung
dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-njunction. Sebuah dioda normal,
biasanya terbuat dari silikon atau germanium, memancarkan cahaya tampak inframerah
dekat, tetapi bahan yang digunakan untuk sebuah LED memiliki selisih pita energi antara
cahaya inframerah dekat, tampak, dan ultraungu dekat.
LED biru pertama yang dapat mencapai keterangan komersial menggunakan substrat galium
nitrida

yang

ditemukan

oleh Shuji

Nakamura tahun 1993sewaktu

berkarir

di Nichia

Corporation di Jepang. LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini
dapat dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk
menciptakan cahaya putih.
LED dengan cahaya putih sekarang ini mayoritas dibuat dengan cara melapisi substrat galium
nitrida (GaN) dengan fosfor kuning. Karena warna kuning merangsang penerima warna merah
dan hijau di mata manusia, kombinasi antara warna kuning dari fosfor dan warna biru dari
substrat akan memberikan kesan warna putih bagi mata manusia.
LED putih juga dapat dibuat dengan cara melapisi fosfor biru, merah dan hijau di
substrat ultraviolet dekat yang lebih kurang sama dengan cara kerja lampu fluoresen.
Metode terbaru untuk menciptakan cahaya putih dari LED adalah dengan tidak menggunakan
fosfor sama sekali melainkan menggunakan substrat seng selenida yang dapat memancarkan
cahaya biru dari area aktif dan cahaya kuning dari substrat itu sendiri.
Sumber www.electricfilestation.blogspot.com dan di sempurnakan lagi oleh blogsikil rayapen
DAFTAR PUSTAKA
Panjaitan, DRS. R., Lampu Listrik dan Penggunaannya. TARSITO
www.forum.o-fish.com
www.jktagus.web.id
www.amateur-physics.blogspot.com
www.blog.uad.ac.id
www.id.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai