Anda di halaman 1dari 15

Tugas Mata Kuliah Instalasi Listrik Domestik

PRINSIP KERJA LAMPU MERKURI &


SODIUM

NAMA : MUHAMMAD ANGGI IMADUDDIN


KELAS : 1A
NIM : 151321020

PROGAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016
BAB I
Lampu Merkuri

Cara Kerja Lampu Merkuri :


Prinsip kerja lampu merkuri sama dengan prinsip kerja lampu fluoresen, yaitu cahaya yang
dipancarkan berdasarkan terjadinya loncatan elektron (peluahan muatan) di dalam tabung.

Sedangkan konstruksinya berbeda dengan lampu fluoresen. Lampu merkuri


terdiri dari dua tabung, yaitu tabung dalam dari gelas kuarsa dan bohlam
luar.

Tabung dalam berisi uap merkuri dan sedikit gas argon. Dua elektroda utama dibelokkan
pada kedua ujung tabung, dan sebuah elektroda pangasut dipasang pada posisi berdekatan
dengan salah satu elektroda utama.

Saat sumber listrik disambung, arus listrik yang mengaliri tidak akan cukup
untuk mencapai terjadinya loncatan muatan diantara kedua elektroda utama. Namun, ionisasi
terjadi diantara salah satu elektroda utama (E1) dengan elektroda pengasut (Ep) melalui gas
argon. Ionisasi gas argon ini akan menyebar didalam tabung dalam menuju elektroda utama
yang lain (E2).

Panas akan timbul akibat pelepasan elektron yang terjadi dalam gas argon,
dan cukup untuk menguapkan merkuri. Hal ini menyebabkan tekanan gas
dalam tabung meningkat tinggi. Arus mula bekerja sekitar 1,5 hingga 1,7 arus normal. Lampu
akan menyala dalam waktu 5 sampai 7 menit. Cahaya awal berwarna kemerahan dan setelah
kerja normal berwarna putih. Jika sumber listrik diputuskan, maka lampu tidak dapat
dinyalakan kembali sampai tekanan di dalam tabung berkurang.

Untuk dapat menghidupkan kembali lampu merkuri ini, perlu waktu sekitar 5 menit atau
lebih. Bohlam luar dari gelas yang di sisi dalamnya dilapisi dengan bubuk fluoresen berfungsi
sebagai rumah lampu dan untuk menstabilkan suhu disekitar tabung.

Karena lampu merkuri ini adalah bagian dari lampu tabung, maka untuk
mengoperasikannya harus menggunakan balast sebagai pembatas arus. Biasanya balast ini
berupa reaktor atau transformator, bergantung dari karakteristik lampunya.

Lampu merkuri bekerja pada faktor daya yang rendah, sehingga untuk meningkatkannya
diperlukan kapasitor kompensasi yang dipasang secara paralel.

Ada berbagai macam jenis lampu merkuri yang ada dipasaran. Hanya saja
masing-masing produsen lampu merkuri memberikan nama-nama yang berbeda, sehingga
menyulitkan konsumen untuk mengenal setiap jenis lampu merkurin ini.

Rangkaian dasar untuk mengendalikan lampu merkuri tekanan tinggi adalah


sebagai berikut:

Keterangan :
L : Lampu merkuri
B : Balast
C : kapasitor kompensasi

Jenis-Jenis Lampu Merkuri :

1. Lampu Merkuri Fluoresent


Lampu ini termasuk lampu merkuri tekanan rendah. Di dalam tabung berisi merkuri dan
gas argon, sedangkan di bagian dalam dilapisi serbuk fluoresen (fosfor). Fungsi serbuk
fluoresen adalah untuk merubah radiasi ultra violet menjadi cahaya tampak. Gambar
rangkaiannya sama persis seperti lampu tabung fluoresent, yang membedakan adalah isi gas
dari tabungnya. Lampu merkuri fluoresen ini mempunyai diamater tabung rata-rata 38 mm,
sedangkan panjangnya bergantung dari dayanya. Berikut ini adalah tabel data lampu merkuri
fluoresen.
Gambar 2. Lampu merkuri fluorensent (HPL-N)

Tabel 4. Daya Lampu Merkuri Fluoresent


Daya Lampu (Watt) Daya Total (Watt) Fluks Cahaya (Lumen)
50 61 1.800
80 93 3.300
125 140 5.800
250 268 12.500
400 426 21.250
700 737 38.250
1.000 1.044 54.200

Besarnya daya yang tertera pada lampu tidak sama dengan daya total rangkaian,
disebabkan karena adanya daya yang hilang (menjadi energi panas) pada balast. Lampu
merkuri fluoresen yang mempunyai efikasi 45 sampai 60 lumen/watt biasanya digunakan untuk
penerangan jalan dan industri.

2. Lampu Merkuri Reflektor


Lampu merkuri reflektor dirancang hanya untuk penerangan ke bawah bohlam langsung
menjadi reflektornya, dengan cahaya yang diarahkan ke bawah. Perbedaan lampu merkuri
reflektor dengan merkuri fluoresen hanya dalam bentuk konstruksi bohlamnya saja, sedangkan
rangkaian dan penggunaan ballastnya sama. Lampu ini mempunyai rentang usia antara 12.000
sampai 16.000 jam menyala. Biasanya digunakan pada penerangan di kawasan industri dengan
ketinggian 10 sampai 20 m.
Gambar 3. Lampu merkuri reflektor (HPL-R)

3. Lampu Merkuri Blended


Lampu ini merupakan kombinasi lampu pijar dengan lampu merkuri fluoresen, sehingga
disebut lampu merkuri blended. Filamen tungsten dihubungkan seri dengan salah satu
elektroda utama yang berfungsi untuk membatasi arus saat lampu bekerja. Dengan demikian
lampu merkuri blended ini tidak memerlukan balast lagi di luar filamen tungsten. Di samping
sebagai pembatas arus, juga berfungsi untuk menghasilkan cahaya dominan infra merah.
Sedangkan yang dihasilkan lampu merkuri fluouresen cahayanya dominan ultra violet.
Filamen ini akan menyerap sebagian panas yang dihasilkan lampu, sehingga berakibat
mengurangi efikasi lampu dan rentang usia pemakaian. Oleh karena itu efikasinya hanya antara
12 sampai 25 lumen/watt, sedangkan rentang usianya 4.000 sampai dengan 6.000 jam menyala.
Penggunaan lampu merkuri blended ini merupakan alternatif pengganti lampu pijar untuk
penerangan industri dan komersil dengan efikasi dan rentang usia pemakaian yang lebih tinggi,
sehingga biaya pemasangan awal yang lebih rendah.

Gambar 4. Lampu merkuri blended (ML) bohlam bening


Gambar 5. Lampu merkuri blended (ML) bohlam buram

Gambar 6. Lampu merkuri blended UV300L

Tabel 5. Daya Lampu Merkuri Blended


Daya Lampu (Watt) Daya Total (Watt) Fluks Cahaya (Lumen)
160 160 2.450
250 250 5.000
450 450 1.250
750 750 21.500
Besarnya daya yang tertera pada lampu sama dengan daya total rangkaian karena tidak
adanya ballast yang dipasang di luar.

4. Lampu Merkuri Halide (Metal Halide Lamp)


Pada prinsipnya karakterisitk elektris lampu merkuri halide sama dengan lampu merkuri
fluoresent, tetapi untuk penyalaan awal (saat pengasutan) memerlukan tegangan yang lebih
tinggi. Penambahan tegangan pengasutan ini diperoleh dari transformator rangkaian pengasut
yang menghasilkan transien. Isi gas pada tabung seperti pada lampu merkuri fluoresent, tetapi
ada penambahan logam iodides (thalium, sodium, scandium, thorium, dan lain-lain), sehingga
menghasilkan CRI (Colour Rendering Index) lampu yang sangat baik.
Di samping itu, efikasinya lebih tinggi dari lampu merkuri fluoresen yaitu 80 sampai 90
lumen/watt. Oleh karena CRI-nya sangat baik, lampu ini biasa digunakan untuk penerangan
komersial, penerangan ruang pameran, penerangan lapangan bola, dan sebagainya.

Gambar 7. Lampu metal halide BT 56


Gambar 8. Lampu metal halide HQI-BT 400

Gambar 9. Lampu metal halide HPI-T 2000

Gambar 10. Lampu metal halide E27


BAB II
Lampu Sodium

Jenis-Jenis Lampu Sodium :


1. Lampu Sodium Tekanan Rendah (SOX)
Prinsip Kerja
Lampu SOX ini termasuk dalam kelompok lampu tabung (discharge lamp). Oleh karena itu,
prinsip kerja lampu ini sama dengan prinsip kerja lampu tabung lainnya. Yaitu berdasarkan
terjadinya pelepasan elektron (electron discharge) dalam tabung gas (arc tube). Tujuan
dibuatnya lampu sodium tekanan rendah adalah untuk mencapai efficacy yang setinggi-
tingginya, yaitu sampai 200 lm/watt.

Kontruksi
Tabung dalam berbentuk U dan di kedua ujungnya terpasang elektroda yang biasanya terdiri
dari filamen tungsten. Untuk menjaga dinding tabung dari kerusakan akibat tekanan uap
sodium maka tabung gas dibuat dari gelas lime borate khusus yang tahan terhadap tekanan
uap sodium. Ke dalam tabung gas dimasukkan campuran gas argon dann neon, dan logam
murni sodium. Gas argon dan neon dimaksudkan untuk keperluan penyalaan awal, sedangkan
logam sodium dimaksudkan untuk menghasilkan cahaya kuning.

kontruksi lampu SOX

Cara Kerja
Jika rangkaian lampu dihubungkan terhadap sumber arus bolak-balik, maka arus akan
mengalir melalui ballast dan seterusnya ke lampu. Pada saat yang sama argon dan neon yang
ada dalam tabung gas akan bekerja untuk menaikkan temperatur dalam tabung gas, dalam
tahap ini lampu akan mengeluarkan cahaya kemerah-merahan. Setelah beberapa menit, panas
dalam tabung gas akan mencapai temperatur tertentu sehingga sodium yang ada dalam tabung
gas akan berubah menjadi uap (vapour). Dengan demikian pelepasan elektron yang terjadi
melalui uap sodium akan menghasilkan cahaya yang sebenarnya, yaitu cahaya kuning.
Waktu menyala norma lampu SOX

Armatur
Karena karakeristik lampu sodium tekanan rendah sedemikian rupa, warna cahaya kuning,
posisi pemasangan harus horizontal, dan bentuk tabung yang memanjang, maka praktis
lampu ini hanya sesuai untuk penerangan jalan
Armatur penerangan jalan mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu intensitas cahaya yang
dipancarkan ke samping kiri dan kanan adalah lebih besar daripada ke bawah. Hal inilah yang
memungkinkan pemasangan lampu jalan dapat menempuh jarak yang cukup jauh yaitu 40-60
m.
Setiap armatur dapat berisikan lebih dari satu lampu tergantung jenis armaturnya. Umumnya,
peralatan bantu lampu seperti ballast, starter atau ignitor, dan kapasitor perbaikan faktor daya
ditempatkan di dalam armatur.
Berikut contoh gambar armatur lampu sodium tekanan rendah (SOX)

armatur lampu SOX


Penggunaan

Alasan utama untuk penggunaan lampu SOX adalah penghematan enrgi listrik dan jika
colour rendering tidak menjadi masalah. Lampu SOX mempunyai efficacy sampai 200
lm/watt, sedangkan lampu pijar hanya12 lm/watt dan lampu merkuri yang memiliki efficacy
sampai 90 lm/watt. Jadi, lampu ini dapat menghemat energi listrik daripada lampu lainnya
karena memiliki efficacy yang paling tinggi. Kelebihan lain lampu SOX adalah mempunyai
umur yang panjang sampai 12.000 jam, tingkat kesilauan rendah, ketajaman penglihatan
(visual acuity) baik, dan juga dalam situasi berkabut atau musim hujan cahaya lampu SOX ini
akan lebih dapat menembus dibandingkan cahaya lampu-lampu listrik lainnya. Sehingga
pilihan utama untuk penerangan jalan pada daerah berkabut atau berhujan adalah lampu
sodium tekanan rendah (SOX).
Sedangkan warna objek yang disinari lampu SOX ini akan berwarna kuning atau hitam, hal
inilah yang yang menjadi kekurangan lampu ini sehingga tidak digunakan untuk penerangan
yang memerlukan colour rendering yang baik.
Berdasarkan kelebihan-kelebihan dan kekurangannya, maka lampu sodium tekanan rendah
sesuai digunakan untuk penerangan jalan-jalan bebas hambatan, jalan-jalan utama menuju
luar kota, dan sejenisnya yang tidak mengutamakan colour rendering, dan khususnya pada
daerah-daerah yang berkabut dan berhujan.

2. Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)


Prinsip Kerja
Lampu sodium tekanan tinggi sering juga disebut lampu SON. Prinsip kerjanya sama dengan
prinsip kerja lampu sodium tekanan rendah, yaitu berdasarkan terjadinya pelepasan elektron
di dalam tabung lampu. Sesuai dengan namanya, lampu ini mempunyai tekanan gas di dalam
tabung kira-kira 1/3 atmosper (250mm merkuri), dibandingkan dengan tekanan gas dalam
lampu sodium tekanan rendah yang kira-kira hanya 10-3 mm merkuri. Disamping itu,
temperatur kerja tabung lampu sodium tekanan tinggi juga lebih tinggi.
Kontruksi

kontruksi lampu SON

Lampu sodium tekanan tinggi terdiri dari dua tabung, yaitu:


i. Tabung Gas (arc tube)
Terbuat dari bahan yang tahan terhadap tekanan uap sodium yang harus bekerja pada
temperatur tinggi, misalnya stellox ke dalam tabung gas dimasukkan sodium, merkuri yang
berfungsi untuk menaikkan tekanan gas dan tegangan kerja lampu sampai batas tertentu, dan
xenon untuk keperluan gas start.
ii. Bohlam (bulb)
Terbuat dari gelas yang sama sekali terpisah dari udara luar yang berfungsi untuk mencegah
tabung gas terhadap kerusakan akibat bahan kimia dan juga berfungsi untuk mempertahankan
kekonstanan temperatur tabung gas.

Cara Kerja
Lampu ini tidak mampu distart dengan tegangan nominal 220 Volt, maka dibutuhkan
tegangan tinggi dan frekuensi tinggi sesaat. Gas xenon terionisasi untuk memulai terjadinya
pelepasan elektron dalam tabung gas sampai mencapai temperatur kerja yang dibutuhkan.
Periode pemanasan ini dapat berlangsung hingga kira-kira 10 menit karena tekanan uap
merkuri-sodium awalnya sangat rendah sekali yang tidak dapat menjadikan pelepasan
elektron dalam tabung gas. Setelah lampu bekerja normal, merkuri tidak akan tercapai yang
menjadikan merkuri memancarkan cahaya.
Lampu sodium tekanan tinggi mempunyai dua jenis starter, yaitu starter jenis snap yang
bekerja berdasarkan panas yang terdiri dari bimetal dengan kontak tertutup dan sebuah
kumparan pengontrol temperatur bimetal, dan starter jenis solid state adalah start lampu
lebih dapat dipercaya dan dapat secara langsung, baik penyalaan awal maupun penyalaan
kembali.
waktu menyala normal lampu SON

Armatur
Jenis armatur lampu sodium tekanan tinggi sesuai dengan jenis penggunaannya, misalnya
armatur penerangan jalan, armatur penerangan industri, armatur penerangan sorot, dll. Untuk
penggunan yang sama, bentuk dan konstruksi armatur lampu sodium tekanan tinggi sama
dengan armatur lampu merkuri. Hal ini dapat terjadi karena bentuk lampu sodium tekanan
tinggi sama dengan bentuk lampu mercury.
i. Armatur penerangan industri

ii. Armatur penerangan jalan

iii. Armatur penerangan sorot


Penggunaan
Penggunaan lampu sodium tekanan tinggi didasarkan pada sifat-sifat yang dimilikinya.
Lampu ini memiliki efficacy yang tinggi (90-120 lm/watt), umur yang tinggi (12.000-20.000
jam), tetapi mempunyai colour rendering yang kurang baik (CRI hanya 26). Oleh karena itu,
lampu sodium tekanan tinggi digunakan untuk penerangan jalan.
Karena colour rendering lampu sodium tekanan tinggi kurang baik dimana perubahan warna
objek yang disinari sangat besar dan warna cahayanya (colour appearance) putih keemasan
(yellowish) yang kurang memberi keindahan, maka penggunaan lamnpu ini untuk
penerangan jalan yang berpenghuni kurang sesuai. Tetapi sesuai digunakan untuk penerangan
jalan bebas hambatan, jalan utama, jalan menuju luar kota, penerangan highmast untuk
jalan besar atau persimpangan jalan bertingkat , dll yang tidak menuntut colour rendering
yang baik.

Jenis lampu SON


i. Berbentuk elips
ii. Berbentuk tubular

Lampu SON berbentuk tubular


DAFTAR PUSTAKA

http://sikil-rayapen.blogspot.co.id/2014/09/macam-macam-lampu-listrik-dan-armatur.html?m=1
http://electricsourcestation.blogspot.co.id/2009/04/klasifikasi-jenis-dan-model-lampu-serta.html
http://listrikonlen.blogspot.co.id/2012/04/prinsip-kerja-lampu-merkuri.html

Anda mungkin juga menyukai