Anda di halaman 1dari 6

Mapel : Instalasi Penerangan Listrik

Tema 7 : Dasar-Dasar Penerangan Jalan Umum (Bag-1)

Penerangan merupakan bagian yang terpenting dalam suatu instalasi listrik. Instalasi
penerangan dilakukan sesuai dengan aturan yang telah distandarisasi pada
Persyaran Umum Instalasi Listrik (PUIL). Penerangan Jalan Umum (PJU)
merupakan instalasi yang dirancang untuk menyediakan power supply untuk
penerangan lampu jalan umum. Instalasi penerangan jalan umum biasanya
direncanakan dan dipasang di alam terbuka. Instalasi penerangan jalan umum
dilakukan dengan memperhatikan sensor cahaya, alat dan bahan, komponen PHB,
dan keselamatan kerja. Selain itu, pengoperasian penerangan jalan umum harus
dilakukan dengan menentukan jumlah titik lampu dan lumen lampu yang dihasilkan.
Bagaimanakah prosedur dalam melalukan instalasi listrik penerangan jalan umum
yang tepat sasaran? Apa sajakah yang harus disiapkan dalam kegiatan tersebut?
Dapatkah Anda menunjukkan komponen-komponen yang diperlukan dalam
penyusunan instalasi listrik penerangan jalan umum? Mengapa instalasi listrik
penerangan jalan umum harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar?
Guna mengetahuinya, simaklah uraian berikut dengan saksama.

A. Dasar-Dasar Penerangan Jalan Umum


Penerangan jalan umum berperan penting bagi pengguna jalan. Oleh sebab itu,
instalasi penerangan jalan umum harus dilakukan sesuai dengan fungsinya.
Simaklah uraian berikut yang menjelaskan tentang fungsi penerangan jalan umum
serta perencanaan penerangan jalan umum.
1. Fungsi Penerangan Jalan Umum
Beberapa fungsi penerangan jalan umum, yaitu menghasilkan kekontrasan antara
objek dan permukaan jalan, sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan,
mendukung keamanan lingkungan, serta memberikan keindahan lingkungan
jalan. Selain itu, penerangan jalan umum juga berfungsi untuk meningkatkan
keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan terutama pada malam hari.
2. Perencanaan Penerangan Jalan Umum
Penerangan jalan umum diterapkan dengan memperhatikan beberapa hal, yaitu
sebagai berikut.
a. Pemilihan jenis dan kualitas sumber cahaya atau lampu, data fotometrik
lampu, serta lokasi sumber listrik.
b. Tingkat kebutuhan, biaya operasi, dan biaya pemeliharaan agar perencanaan
sistem lampu penerangan efektif dan ekonomis.
c. Rencana jangka panjang pengembangan jalan dan pengembangan daerah
sekitarnya.
d. Data dan kerawanan kecelakaan di lokasi.
e. Volume lalu lintas kendaraan maupun lingkungan sekitar, misalnya
keberadaan pejalan kaki dan pengayuh sepeda.
f. Tipikal potongan melintang jalan, situasi (lay-out) jalan, dan persimpangan
jalan.
g. Geometri jalan, misalnya alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal.
h. Tekstur dan jenis perkerasan yang memengaruhi pantulan cahaya lampu
penerangan.
Lokasi yang memerlukan perhatian khusus dalam pemberian penerangan jalan
umum, yaitu sebagai berikut.
a. Jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk pemasangan lampu di
bagian median.
b. Jembatan sempit atau panjang, jalan layang, dan jalan bawah tanah
(terowongan).
c. Lokasi dengan lingkungan jalan banyak berinterferensi dengan jalannya.
d. Lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan.
e. Lokasi dengan kondisi lengkung horizontal (tikungan) tajam.
f. Lokasi yang luas, misalnya persimpangan, interchange, dan tempat parkir.
Jalan yang di sekitarnya banyak pohon.

B. Komponen Penerangan Jalan Umum


Penerangan jalan umum diperlukan untuk mengenali objek yang ada saat kondisi
gelap dan membantu penglihatan pada malam hari. Guna mewujudkan
pembangunan penerangan jalan umum dapat berjalan dengan baik maka
dibutuhkan berbagai komponen. Komponen-komponen dalam penerangan jalan
umum, yaitu lampu, jelas jalan, pengaman, dan Panel Hubung Bagi (PHB).
1. Lampu
Pembangunan penerangan jalan umum dilakukan dengan memasang lampu yang
mempunyai efisiensi tinggi, memiliki kuat penerangan yang cukup, dan biaya
operasionalnya yang murah. Ada beberapa macam lampu penerangan jalan
umum, yaitu lampu matahari, lampu SON-T, lampu LVD, dan lampu neon (lampu
TL).
a. Lampu Merkuri
Lampu merkuri mempunyai dua buah tabung, yaitu tabung gas kecil dari kaca
kwarsa (quartz) dan tabung pelindung. Rangkaian dasar lampu merkuri tekanan
tinggi dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Rangkaian tampu merkuri

Berdasarkan rangkaian dasar lampu merkuri pada Gambar 2.1 di samping, L


menunjukkan lampu merkuri, B menunjukkan ballast, dan C menunjukkan
kapasitor kompensasi. Lampu merkuri dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu lampu merkuri fluoresen, lampu merkuri reflektor, lampu merkuri blended,
dan lampu merkuri halide.
1) Lampu Merkuri Fluoresen
Lampu merkuri fluoresen termasuk lampu merkuri tekanan rendah. Tabung
lampu merkuri fluoresen berisi merkuri dan gas argon, sedangkan di bagian
dalam dilapisi serbuk fluoresen (fosfor) untuk mengubah radiasi ultraviolet
menjadi cahaya tampak. Lampu merkuri fluoresen mempunyai efikasi 45
sampai 60 lumen/watt yang digunakan untuk penerangan jalan dan industri.
2) Lampu Merkuri Reflektor
Lampu merkuri reflektor digunakan untuk penerangan ke bawah. Lampu
merkuri reflektor digunakan pada penerangan di kawasan industri dengan
ketinggian 10 sampai 20 meter.
3) Lampu Merkuri Blended
Lampu merkuri blended merupakan kombinasi lampu pijar dengan lampu
merkuri fluoresen sehingga disebut lampu merkuri blended. Filamen tungsten
dihubungkan seri dengan salah satu elektroda utama untuk membatasi arus
saat lampu bekerja. Lampu merkuri blended tidak memerlukan ballast di luar
filamen tungsten. Akan tetapi, lampu merkuri blended menghasilkan cahaya
ultra violet. Fikasi lampu merkuri blended di antara 12 sampai 25 lumen/ watt,
sedangkan rentang usianya 4.000 sampai dengan 6.000 jam menyala.
Penggunaan lampu merkuri blended sebagai alternatif pengganti lampu pijar
untuk penerangan industri dan komersil dengan efikasi dan rentang usia
pemakaian yang lebih tinggi sehingga biaya pemasangan awal lebih rendah.

Gambar 2.2 Lampu merkuri blended

4) Lampu Merkuri Halide (Metal Halide Lamp)


Lampu merkuri halide pada penyalaan awal (saat pengasutan) memerlukan
tegangan tinggi. Penambahan tegangan pengasutan diperoleh dari
transformator rangkaian pengasut yang menghasilkan transien. Isi gas pada
tabung lampu merkuri halide seperti pada lampu merkuri fluoresen dengan
penambahan logam iodide (talium, sodium, scandium, torium) sehingga
menghasilkan Colour Rendering Index (CRI) lampu yang sangat baik. Efikasi
lampu merkuri halide lebih tinggi daripada lampu merkuri fluoresen, yaitu 80
sampai 90 lumen/watt. Lampu merkuri halide digunakan untuk penerangan
komersial, penerangan ruang pameran, dan penerangan lapangan bola
karena memiliki CRI sangat baik.
b. Lampu SON-T
Lampu SON-T merupakan lampu sodium tekanan tinggi. Prinsip kerjanya
berdasarkan pelepasan elektron di dalam tabung lampu. Lampu sodium
tekanan tinggi mempunyai tekanan gas di dalam tabung sekitar 250 mm Hg
sehingga temperatur kerja tabung lampu tinggi. Lampu SON-T menggunakan
ballast untuk membatasi arus listrik berupa reaktor autotrafo yang dipengaruhi
oleh karakteristiknya. Jenis sinar yang dihasilkan oleh sodium tekanan tinggi
terdiri atas dua tabung, yaitu tabung gas atau arc tube dan tabung luar atau
bohlam. Perhatikan Gambar 2.3 berikut!

Gambar 2.3 Rangkaian tampu sodium tingkat tinggi

Berdasarkan Gambar 2.3 di atas dapat diketahui bahwa tabung gas terbuat
dari bahan tahan terhadap uap sodium yang bekerja pada temperatur tinggi,
misalnya stellox. Dalam tabung gas diisi sodium dan merkuri yang berfungsi
untuk menaikkan tekanan gas dan tegangan kerja lampu sampai batas
tertentu. Selain sodium dan merkuri, di dalam tabung gas juga dimasukkan
gas mulia neon untuk keperluan starting. Bohlam luar terbuat dari gelas yang
terpisah dari udara luar. Bohlam tersebut berfungsi untuk mencegah
kerusakan dari tabung gas karena bahan kimia dan mempertahankan
kestabilan temperatur tabung gas.

c. Lampu LVD
Lampu LVD merupakan lampu induksi yang digunakan untuk menggantikan
lampu pada penerangan jalan umum dan lampu Sorot Flood Light. Lampu
LVD memiliki efisiensi yang tinggi sehingga dengan daya yang lebih kecil
mampu inenghasilkan cahaya yang sama dengan lampu Metal Halide (MHL)
ataupun lampu sodium dengan daya yang lebih besar.

Gambar 2.4 Bentuk lampu LVD


d. Lampu Neon (Lampu TL)
Lampu TL banyak digunakan pada penerangan jalan wnum karena daya yang
dipakai relatif lebih kecil daripada lampu bohlam. Selain itu, lampu TL lebih
dingin daripada lampu bohlam dengan pemakaian daya yang sama. Ukuran
ballast pada lampu TL dibedakan berdasarkan daya lampu tabung, misalnya
lampu TL 10 Watt/220 Volt maka nilai ballast 10 Watt, lampu TL 20 Watt/220
Volt maka nilai ballast 20 Watt, dan lampu TL 30 Watt/220 Volt maka nilai
ballast 30 Watt. Lampu TL menghasilkan cahaya output per watt daya yang
digunakan lebih tinggi daripada lampu bohlam biasa (incandescent lamp).
Ballast atau koil merupakan kumparan berinti besi dengan fungsi sebagai
berikut.
1) Menyediakan elektron bebas pada filamen dengan cara memberikan
pemanasan awal.
2) Penyedia energi agar terjadi loncatan elektron.
3) Membatasi arus yang mengalir karena kumparan bersifat menghambat
arus listrik AC.

Gambar 2.5 Rangkaian komponen-komponen lampu TL

Berdasarkan Gambar 2.5 pada halaman 31 dapat diketahui bahwa sebuah


ballast dapat difungsikan pada dua buah lampu TL dalam satu tempat secara
paralel, Stater pada lampu TL berfungsi sebagai penunda waktu (delay time)
sehingga diperoleh pemanasan yang cukup agar terjadi loncatan elektron
antar elektroda lampu. Arus listrik pada stater akan terputus saat terjadi
loncatan atau abran elektron. Jadi, saat lampu sudah menyala, stater sudah
tidak berpengaruh jika misalkan staternya diambil maka lampu tidak padam.
Arus yang dihubungkan pada lampu TL akan melalui titik A pada lampil,
ballast, titik B, filamen BC, stater, titik D, dan filamen AD secara berulang-
ulang, Ketika terjadi perjalanan arus tersebut maka akan terjadi pemanasan
pada kedua filamen sehingga terjadi eksitasi pada filamen. Eksitasi adalah
terlepasnya elektron bebas pada filamen karena pemanasan pada tekanan
rendah. Pemanasan pada proses eksitasi dikendalikan oleh stater.
Ketika elektron bebas telah terkumpul dan terlepas di antara kaki A dan B
maka elektron-elektron tersebut menabrak partikel gas pada tabung lampu
sehingga berpendar secara periodik atau bolak-balik. Saat arus elektron pada
kaki AB maka jalur CD tidak dilalui arus lagi sehingga stater dalam keadaan
mati atau tidak berfungsi.
Penggunaan lampu TL dianggap lebih menguntungkan daripada
menggunakan lampu pijar dengan beberapa pertimbangan, yaitu sebagai
berikut.
1) Hemat energi karena seluruh dayanya dipendarkan menjadi cahaya.
2) Saat digunakan, lampu TL tidak terlalu panas.
3) Warna cahayanya putih bersih, biru, atau kehijauan.
Adapun kekurangan dari pemakaian lampu TL, yaitu sebagai berikut.
1) Biaya pembelian satu set lampu TL lebih mahal daripada lampu pijar.
2) Tempat yang digunakan oleh satu set lampu TL lebih besar.
3) Jika lampu TL sudah lama menyala maka harus digoyang-goyang dengan
tangan atau diputar-putar dahulu agar menyala.

2. Kelas Jalan
Pencahayaan yang digunakan sebagai penerangan lampu jalan dapat
klasifikasikan ke dalam beberapa kelas, yaitu jalan lingkungan, jalan arteri primer,
jalan arteri sekunder, dan jalan kolektor primer.
a. Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan merupakan jalur jalan di lingkungan perumahan, pedesaan,
atau perkampungan. Tingkat iluminasi rata-rata yang diperlukan sekitar 15-20
lux.
b. Jalan Arteri Primer
Jalan arteri primer merupakan jalur jalan penampung kegiatan lokal dan
regional, serta lalu lintas sangat padat sehingga memerlukan penerangan
jalan yang optimal. Tingkat iluminasi rata-rata pada jalan arteri primer adalah
50 lux.
c. Jalan Arteri Sekunder
Jalan arteri sekunder merupakan penampung jalur jalan kegiatan lokal dan
regional sebagai pendukung jalan arteri primer. Konciisi lalu lintas pada jalur
arteri sekunder padat sehingga memerlukan lampu yang sama dengan jalan
arteri primer. Tingkat iluminasi rata-rata pada jalan arteri sekunder sebesar 50
lux.
d. Jalan Kolektor Primer
Jalan kolektor primer merupakan jalur pengumpul dari jalan-jalan lingkungan
sekitarnya yang akan bermuara pada jalan arteri primer dan arteri sekunder.
Jenis lampu yang akan digunakan lebih rendah daripada jalan arteri. Tingkat
iluminasi rata-rata pada jalan kolektor primer adalah 30 lux.

Anda mungkin juga menyukai