Judul : Pemanfaatan energi terbarukan untuk menerangi jalan tanpa energi listrik
Abstrak
Krisis energi adalah masalah yang sangat fundamental di Indonesia khususnya masalah krisis energi listrik.
Energi listrik merupakan energi yang sangat diperlukan bagi manusia modern. Pada saat terjadi pemadaman
listrik, maka banyak kegiatan akan terhenti seketika.Sumber energi matahari merupakan salah satu harapan
utama sebagai sumber energi alam yang hampir dapat dikatakan tidak akan habis. Solar cell merupakan suatu
panel yang terdiri dari beberapa sel dan beragam jenis.Penggunaan solar cell ini telah banyak digunakan di
Negara-negara berkembang dan negara maju dimana pemanfaatnya tidak hanya pada lingkup yang kecil, tetapi
sudah banyak digunakan untuk keperluan industri dan penerangan jalan umum sehingga energi matahari dapat
dijadikan sebagai sumber energi alternatif tertentu.
Kata kunci : PJU, lampu, daya
Pendahuluan
A. Lampu Penerangan Jalan
Lampu penerangan jalan merupakan
(a) bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri atau kanan jalan dan atau
di tengah (di bagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan
yang diperlukan termasuk persimpangan jalan, jalan layang, jembatan dan jalan di bawah tanah;
(b) suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber cahaya, elemen optik, elemen elektrik dan struktur penopang
serta pondasi tiang lampu.
a. Struktur Lampu Penerangan Jalan Umum
Berdasarkan jenis sumber cahaya, lampu penerangan jalan umum dapat pula dibedakan atas 2 (dua) macam
yaitu lampu merkuri dan lampu sodium.
A. Lengan tunggal
B. Lengan Ganda
Gambar 2 Beberapa Bentuk Lengan Tiang Lampu Jalan
Sumber : SNI 7391, 2008
C.Lengan Tanpa
Dimana :
h :tinggi tiang
t :jarak lampu ke tengah-tengah jalan
c :jarak horizontal lampu-tengah jalan
W1 :tiang ke ujung lampu
W2 :jarak horizontal lampu ke ujung jalan
B. Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas yang berada pada permukaan tanah, di bawah permukaan
tanah dan atau air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Terdapat beberapa jenis jalan yaitu :
a. Jalan Arteri
b. Jalan Kolektor
c. Jalan Lokal
C. Dasar Pencahayaan
a. Fluks Cahaya
Fluks cahaya adalah seluruh jumlah cahaya
yang dipancarkan dalam satu detik.
(3)
Dimana : : fluks cahaya (lm)
: sudut ruang dalam staredian (sr)
I : intensitas cahaya (Cd)
b. Intensitas Penerangan
Intensitas penerangan atau iluminasi di suatu
bidang adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1 meter2
dari bidang itu.
rata-rata
(4)
Dimana :E : intensitas penerangan (lux)
: fluks cahaya dalam lumen (lm)
A : luas bidang (m2)
c. Luminasi
g. Life time yang lama (lampu LED hingga 11 tahun & solar panel hingga 25
tahun) h. Cocok dipasang di segala lokasi i. Tersedia dengan daya mulai dari
lampu dengan daya 15w (950Lm) -168w (14.558 Lm)
Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) membutuhkan beberapa komponen
perangkat pendukung, yaitu :
a. Modul Solar Cell Mono/Polycrystalline : Alat ini merubah dari cahaya
matahari menjadi energi listrik DC dengan satuan WP ( WattPeak ).
b. Battery dan charger : Berfungsi sebagai alat menyimpan energi listrik.
c. Controller : Alat ini berfungsi untuk mengatur arus dari solar module ke
battery dan battery ke beban.
d. Beban : Sebagai objek beban berupa DC atau AC. Kalau Beban DC
biasanya tanpa coventer atau converter tergantung tegangan sama atau
tidak dengan battery. Kalau beban AC harus menggunakan inverter untuk
merubah arus DC ke AC.
e. Solar bracket
f. Kabel listrik 2 core untuk wiring
Solar Cell (Panel Surya)
Sel surya adalah suatu komponen elektronika yang dapat mengubah energi surya menjadi
energi listrik dalam bentuk arus searah (DC). Listrik tenaga matahari dibangkitkan oleh
komponen yang disebut solar cell yang besarnya sekitar 10 - 15 cm persegi. Komponen ini
mengkonfirmasikan energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik. Solar cell merupakan
komponen vital yang umumnya terbuat dari bahan semi konduktor. Tenaga listrik yang dihasilkan
oleh satu solar cell sangat kecil maka beberapa solar cell harus digabungkan sehingga
terbentuklah satuan komponen yang disebut module.
Sel Surya diproduksi dari bahan semikonduktor yaitu silicon yang berperan sebagai
insulator pada temperatur rendah dan sebagaikonduktor bila ada energi dan panas. Sebuah Silikon
Sel Surya adalah sebuah diode yang terbentuk dari 3 lapisan atas silikon tipe n (silicondoping of
phosphorous), dan lapisan bawah silikon tipe p (silicondoping of boron). Elektron-elektron
bebas terbentuk dari milion photon atau benturan atom pada lapisan penghubung (junction = 0.20.5 micron ) menyebabkan terjadinya aliran listrik.
Produk yang dikeluarkan oleh industri-industri solar cell adalah dalam bentuk
module yang ditunjukan pada Gambar 2.2. Pada aplikasinya, tenaga listrik
yang dihasilkan oleh satu
dalam pemanfaatannya beberapa module digabungkan dan terbentuklah apa
yang disebut array. Sebagai contoh untuk menghasilkan listrik sebesar 3 kW
dibutuhkan array seluas kira-kira 20 - 30 meter persegi. Beberapa gambar
panel surya seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2 berikut ini.
streetsGuidance for lighting of public streets, roads, and highways is provided in the Indian Standard (BIS,
1981).Since these guidelines are not enforced by any regulatory authority, it is common for municipalities to be
unaware of the standards, and many fail to comply. The most common reasons for inefficient street lighting
systems in municipalities are: Selection of inefficient luminaires
-Poor design and installation
-Poor power quality
-Poor operation and maintenance practice
-There is tremendous potential to improve lighting quality while reducing energy use, costs, and greenhouse gas
emissions through energy-efficient retrofits for street lighting and improved operation and maintenance
(O&M) practices.
The purpose of these guidelines is to increase the awareness about the Bureau of Indian Standards (BIS)
Code of Practice for lighting of public thoroughfares and to provide practical guidance on energy-efficient street
lighting best practices. Since the Code has not been updated since 1981, these guidelines can also contribute to
the development of future standard
Advantages:
Solar street lights are independent of the utility grid Hence, the operation costs are minimized.
Solar street lights require much less maintenance compared to conventional street lights.
Since external wires are eliminated, risk of accidents is minimized.
This is a non polluting source of electricity
Separate parts of solar system can be easily carried to the remote areas
Disadvantage:
Initial investment is higher compared to conventional street lights.
Risk of theft is higher as equipment costs are comparatively higher.
Snow or dust, combined with moisture can accumulate on horizontal PV-panels and reduce or even stop energy
production.
Rechargeable batteries will need to be replaced several times over the lifetime of the fixtures adding to the
total lifetime cost of the light.
The batteries have to be replaced from time to time
menghasilkan sejumlah energi dari panel- panel/deretan PV, tetapi tidak akan
mendapatkan energi matahari optimum.
f. Posisi letak sel surya (array) terhadap sudut orientasi matahari (Tilt Angle) Mempertahankan
sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan panel PV secara tegak lurus akan mendapatkan energi
maximum 1000 W/m2 atau 1 kW/m2. Kalau sinar matahari dengan bidang PV tidak tegak lurus,
maka extra luasan bidang panel PV dibutuhkan (bidang panel PV terhadap sun latitude yang
berubah setiap jam dalam sehari).
Solar Panel PV pada Equator (latitude 0o) yang diletakkan mendatar (tilt angle
= 0) akan menghasilkan energi maximum, sedangkan untuk lokasi dengan
latitude berbeda harus dicarikan tilt angle yang optimum (maksimal).
Baterai (Battery)
Baterai adalah obyek kimia penyimpan arus listrik. Dalam sistem solar cell,
energi listrik dalam baterai digunakan pada malam hari dan hari mendung.
Karena intensitas sinar matahari bervariasi sepanjang hari, baterai
memberikan energi yang konstan. Baterai tidak seratus persen efisien,
beberapa energi hilang seperti panas dari reaksi kimia, selama charging dan
discharging. Charging adalah saat energi listrik diberikan kepada baterai,
discharging adalah pada saat energi
listrik diambil dari baterai. Satu cycle adalah charging dan discharging.
Dalam sistem solar cell, satu hari dapat merupakan contoh satu cycle baterai
(sepanjang hari charging, malam digunakan/ discharging).
Baterai tersedia dalam berbagai jenis dan ukuran. Ada dua jenis baterai yaitu
"disposable" dan rechargeable. Baterai rechargeable digunakan oleh sistem
solar cell adalah aki/ baterai lead-acid seperti terlihat pada Gambar 2.6 di
bawah ini.
ditentukan. Bila level tegangan yang ditentukan itu telah tercapai, maka arus
pengisian akan turun secara otomatis ke level yang aman tepatnya yang
telah ditentukan dan menahan arus pengisian hingga menjadi lebih lambat
sehingga indicator menyala menandakan battery telah terisi penuh.
Rangkaian baterai charger dapat dilihat pada Gambar 2.7 di bawah ini.
a. Shunt PV Controller
b. Single Stage Controller Single stage controller menghindari pengisian baterai secara berlebihan
dengan mematikan sakelar dari solar cells ketika tegangan baterai mencapai nilai yang telah
ditentukan. Di luar dari nilai tersebut, arus dari solar cells akan mengisi
baterai. Single stage controller menggunakan relay atau transistor untuk memutuskan aliran arus
pada saat pengisian baterai dan menghindari arus balik pada malam hari, dari baterai ke solar
cells. Single stage controller ini kecil dan tidak mahal, dan mempunyai kapasitas muatan yang
lebih besar dari tipe shunt. controller.
c. Diversion Controller Controller ini otomatis mengatur arus yang mengalir ke baterai dengan
memonitor tegangan baterai yang sedang diisi, arus yang berlebih dialihkan ke resistor load. Arus
dari solar cells dapat mengalir ketika tegangan baterai rendah. Saat baterai mendekati penuh,
controller mengalihkan sebagaian arus ke muatan resistors.
d. Pulse Width Modulation (PWM) Controller PWM controller adalah pengontrol yang saat ini
tersedia di pasaran. seperti namanya menggunakan 'lebar' pulse dari on dan off elektrikal,
sehingga menciptakan seakan-akan sine wave electrical form. Lamanya arus pulse yang sedang
diisi ulang secara perlahan-lahan berkurang sebagaimana tegangan baterai meningkat,
mengurangi rata-rata arus ke dalam baterai.
Inverter
Inverter adalah perangkat elektrika yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah (DC)
menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat seperti batere,
accu, panel surya / solar cell menjadi AC. Tujuan dasar dari sistem inverter panel surya adalah
untuk mengubah listrik arus searah dari modul PV (saat terhubung dengan utilitas grid) dan
baterai (berdiri sendiri atau diikat dengan baterai cadangan) untuk listrik arus alternating,
dan untuk daya beban arus bolak balik. Berikut ini adalah skema rangkaian sederhana 12V DC to
220V AC seperti ditunjukkan pada Gambar 2.15.
tergantung pada material semikondukting yang digunakan, dapat kita lihat didalam dioda terdapat
Anode dan katoda.
Lampu LED (Light Emitting Diode) pada saat ini tidak hanya ditemui sebagai lampu indikatorindikator peralatan elektronika. Karena lampu LED bisa seterang lampu pijar bahkan neon dapat
saya contohkan lampu Ostar Lighting LED buatan Osram yang siap dipasarkan dapat
memancarkan cahaya 1000 lumens sehingga cukup untuk menerangi ruangan dari ketinggian
sekitar 2 meter. Lumen merupakan satuan yang menunjukkan kekuatan cahaya yang dipancarkan.
Sebagai gambaran, sebuah lampu pijar 60 watt dapat memancarkan cahaya 730 lumen dan lampu
halogen 50 watt memancarkan 900 lumen. Gambar 2.16 menunjukkan contoh lampu LED yang
dipakai dalam system penerangan tenaga surya.
REFERENCES:
[1] Bhattacharyya, SC (ed.), 2013, Rural Electrification through
Decentralised Off-grid Systems in Developing Countries, Springer,
London.
[2] IEA, 2012, World Energy Outlook 2012, International Energy
Agency, Paris.
[3] Kishore, VVN, J. Dattakiran and E. Nand Gopal, 2013, Technology
Choices for off-grid Electrification, Chapter 3, in SC Bhattacharyya
(ed.) Rural Electrification through Decentralised Off-grid Systems
in Developing Countries, Springer, London.
[4] UNDP-WHO, 2009, The Energy Access Situation in Developing
Countries: A Review Focusing on the Least-Developed Countries
and Sub-Saharan Africa, United Nations Development Programme,
New York, USA.
[5]Kadir, Abdul 2000. Distribusi dan Utilisasi Tenaga
Listrik. Cetakan Pertama, Jakarta : Universitas
Indonesia (UI-Press).
[6]Neidle, Michael,1991. Teknologi Instalasi Listrik,
Erlangga.
[7] Wibawa, Unggul, 2004. Manajemen Industri- II, Malang :
Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya.
Engga Kusumayogo1, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc.2, Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D 3
Mahasiswa Teknik Elektro, Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: Enggakusumayogo@ymail.com