Disusun Oleh:
Adytia Rochmansyah
NPM: 03.2021.1.07729
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan dari makalah “Perencanaan Pencahayaan Hotel” ini adalah sebagai
berikut :
Mengetahui jumlah sumber pencahayaan buatan yang tepat dari struktur bangunan
hotel yang diambil
Mengetahui jenis lampu yang tepat digunakan untuk setiap ruangan dan fungsinya
Mampu merencanakan sebuah instalasi sumber pencahayaan yang sesuai dengan
kebutuhan setiap ruang dan tempat
Mampu merencanakan diagram PHB dari hasil perhitungan setiap beban dan arus
yang sudah ditentukan melalui perhitungan
2
BAB II
DASAR TEORI
2. Lampu Neon
Lampu neon atau Fluorescent lamp adalah jenis lampu yang memanfaatkan
perpendaran cahaya dari fosfor karena adanya radiasi ultraviolet dari uap/gas mercury
(mercury vapor) yang teraliri energy listrik. Lampu neon atau yang sering dikenal
sebagai Tubular Lamp (TL) biasanya berbentuk tabung. Jenis lampu ini berisi gas yang akan
bereaksi dengan lapisan fosfor pada tabung lampu. Waktu dialiri listrik, reaksi antara listrik
dengan lapisan fosfor akan menghasilkan cahaya yang terang. Karena cahayanya terang,
lampu TL sering dijadikan penerangan utama pada ruangan.
3. Lampu LED
LED adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor dan biasa
disebut sebagai dioda LED. Dioda LED bisa memancarkan cahaya (monokromatik) ketika
ada arus listrik yang melewatinya. Karena dialiri tegangan maju dioda led bisa digolongkan
sebagai Transduser yaitu komponen elektronika yang bisa mengubah energi menjadi energi
lainnya, dalam hal ini dioda led mengubah energi listrik yang didapatkannya untuk menjadi
3
cahaya. Berbeda dari lampu bohlam yang masih menggunakan gas, jenis lampu ini
memerlukan rangkaian elektronik supaya bisa menyala saat terhubung dengan aliran listrik.
Tidak seperti lampu pijar dan lampu neon, lampu LED akan menghasilkan terang
sepenuhnya tanpa perlu waktu pemanasan (warm-up).
4. Lampu Mercury
Prinsip kerja lampu merkuri sama dengan prinsip kerja lampu neon, yaitu cahaya yang
dihasilkan berdasarkan terjadinya loncatan elektron (electron discharge) didalam tabung
lampu. Lampu merkuri terdiri dari tabung dalam dan tabung luar. Tabung dalam diisi
merkuri untuk menghasilkan radiasi ultraviolet dan gas argon yang berfungsi untuk
keperluan start. Sedangkan bohlam luar berfungsi sebagai rumah tabung dan menjaga
kestabilan suhu di sekitar tabung. Lampu merkuri ini bekerja pada faktor daya yang rendah,
oleh karena itu harus menggunakan kapasitor untuk memperbaiki faktor daya lampu.
5. Lampu Metal Halida
Lampu Metal Halide adalah lampu listrik yang menghasilkan cahaya dengan busur
( kawat seperti busur ) listrik melalui campuran gas dari uap merkuri dan logam halida
( senyawa logam dengan bromin atau iodin ). Lampu tersebut merupakan jenis lampu gas
melepasan energi cahaya intensitas tinggi ( HID ). Teknologi ini dikembangkan pada tahun
1960an, yang lebih mirip dengan lampu uap merkuri tetapi mengandung tambahan logam
senyawa halida dalam tabung busur, sehingga meningkatkan kekuatan dan bawaan warna
cahaya. Lampu metal halida memiliki kekuatan cahaya tinggi sekitar 75-100 lumen per
Watt yaitu sekitar dua kali lipat dari lampu uap merkuri dan tiga sampai lima lebih kuat
dari lampu pijar, dan menghasilkan cahaya putih yang terang. Daya tahan lampu ini 6.000
sampai 15.000 jam. Jenis lampu ini merupakan salah satu sumber lampu yang paling
efesien dengan CRI yang tinggi. Dari tahun ke tahun logam halida perkembangannya cepat
dalam industri pencahayaan. Lampu ini digunakan secara meluas ke daerah komersial,
industri ataupun ruang publik, seperti tempat parkir, arena olahraga, pabrik dan toko ritel,
serta pencahayaan keamanan perumahan dan lampu otomotif ( lampu xenon ).
6. Lampu Halogen
Lampu halogen adalah sebuah lampu pijar di mana sebuah filamen wolfram disegel di
dalam sampul transparan kompak yang diisi dengan gas lembam dan sedikit
unsur halogen seperti iodin atau brominLampu halogen dikenal sebagai lampu halogen
kuarsa dan halogen tungsten. Lampu tersebut merupakan bentuk yang lebih mutakhir trendi
lampu pijar yang biasa dikenal. Lampu halogen memiliki filamen tungsten mirip seperti
lampu pijar, namun bentuknya lebih kecil dengan ukuran watt yang sama dan mengandung
gas halogen di dalam lampu. Lampu kaca tersebut dibuat dari gabungan antara kuarsa dan
kaca tinggi silika atau aluminosilikat. Lampu halogen lebih kuat dari kaca standar untuk
menahan tekanan tinggi. Suhu lampu lebih cepat meningkat. Halogen dapat menguap
menjadi gas dalam suhu yang relatif rendah. Halogen merupakan elemen monovalen yang
selalu siap membentuk ion negatif. Terdapat lima jenis halogen: fluorin, klorin, bromin,
iodin, dan astatin. Lampu halogen memiliki ukuran padat dan output lumen yang tinggi.
4
4. Iluminansi adalah ketika cahaya mengenai suatu permukaan, disebut sebagai iluminansi
(Intensitas penerangan) dan diukur dalam footcandles (fc) atau dalam Lux.
Besarnya koefisien penggunaan untuk sebuah armatur diberikan dalam bentuk table yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat armatur yang berdasarkan hasil pengujian dari instansi
terkait. Merupakan suatu keharusan dari pembuat armatur untuk memberikan tabel koefisien
penggunaan, karena tanpa tabel ini perancangan pencahayaan yang menggunakan armature
tersebut tidak dapat dilakukan dengan baik.
5
BAB III
PERHITUNGAN PENCAHAYAAN TIAP RUANGAN
E× A
n=
Qlampu ×CU×LLF
Dimana :
N = jumlah lampu (bh)
E = kuat penerangan (lux)
A = Luas ruangan
Qlampu = Besarnya lumen lampu (lumen)
CU = Coeffien of Utilization 50 – 65 %
LLF = Ligh Loss Factor rata-rata 0,7 – 0,8
6
Loby
Menggunakan lampu LED 25 watt dengan lumen 2400lm dan menggunakan lux
sebesar 200
200 x 25
n= =5.95 ≈ 5 Lampu
2400 x 0.5 x 0.7
Ruang makan
Menggunakan lampu LED 25 watt dengan lumen 2400lm dan menggunakan lux
sebesar 200
200 x 25
n= =5.95 ≈ 5 Lampu
2400 x 0.5 x 0.7
Bar
Menggunakan lampu LED 25 watt dengan lumen 2400lm dan menggunakan lux
sebesar 200
200 x 25
n= =5.95 ≈ 5 Lampu
2400 x 0.5 x 0.7
Lorong lt.1
Menggunakan lampu metal halide 160 watt dengan lumen 80lm/w dan menggunakan
lux sebesar 750
750 x 101
n= =11.38≈ 11 Lampu
160 x 80 x 0.65 x 0.8
Dapur
Menggunakan lampu LED 30 watt dengan lumen 2700lm dan menggunakan lux
sebesar 200
200 x 20
n= =4.23 ≈ 4 Lampu
2700 x 0.5 x 0.7
Teras lobby
Menggunakan lampu LED 30 watt dengan lumen 2700lm dan menggunakan lux
sebesar 200
7
200 x 10
n= =2.11 ≈ 2 Lampu
2700 x 0.5 x 0.7
Lorong Lantai 2
Menggunakan lampu LED 20 watt dengan lumen 2300lm dan menggunakan lux
sebesar 200
750 x 200
n= =25.75 ≈ 25 Lampu
160 x 80 x 0.65 x 0.7
Balkon
Menggunakan lampu metal halide 160 watt dengan lumen 80lm/watt dan
menggunakan lux sebesar 200
750 x 100
n= =12.87 ≈ 12 Lampu
160 x 80 x 0.65 x 0.7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan hasil seperti pada tabel 4.1
18
1.2 Rekap Beban dan Arus
19
20
1.3 Rancangan Anggaran Biaya
21
BAB V
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari penugasan kali ini, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pencahayaan
diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan dan distribusi cahaya dalam sebuah
ruangan atau area. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kondisi pencahayaan yang
aman, nyaman, dan sesuai kebutuhan.
Dalam melakukan suatu rencana pencahayaan pada suatu ruangan, perlu untuk
mengidentifikasi kebutuhan pencahayaan secara spesifik. Seperti mengetahui kuat
penerangan atau Lux. Selain itu pemilihan jenis pencahayaan juga diperlukan
karena jenis lampu juga mempengaruhi intensitas cahaya dan daya yang
dikeluarkan. Salah memilih jenis lampu memiliki beberapa dampak buruk seperti
konsumsi energi yang lebih tinggi, dan umur lampu yang lebih pendek.
Untuk itu pemilihan jenis lampu didasarkan pada fungsi dan dimana lampu
tersebut akan diletakkan.
22