Anda di halaman 1dari 22

TUGAS DESAIN INSTALASI LISTRIK

PERENCANAAN PENCAHAYAAN PADA


HOTEL SANS BOX MANSION SURABAYA
AUDAH SEVANAH

Disusun Oleh:

Adytia Rochmansyah
NPM: 03.2021.1.07729

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI
INSTITUT ADHI TAMA SURABAYA
2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber cahaya sendiri merupakan salah satu kebutuhan utama manusia dalam
menunjang kegiatan sehari-hari. Sumber cahaya terbagi menjadi dua yaitu sumber
pencahayaan alami seperti cahaya matahari dan bulan, dan buatan yaitu lampu, lilin, dan
lampu minyak. Pencahayaan buatan dalam suatu ruangan sangat dibutuhkan apabila
pencahayaan alami tidak mampu memberikan tingkat pencahayaan sesuai standart yang ada.
Faktor-faktor yang memengaruhi ketidak mampuan cahaya alami untuk memenuhi kebutuhan
pencahayaan antara lain cuaca, minimnya jendela, lokasi ruangan yang terletak di antara
ruangan lain.
Pencahayaan suatu bangunan diperlukan untuk memastikan bahwa ruangan dan area
dalam bangunan memiliki tingkat cahaya yang cukup untuk aktivitas yang dilakukan
didalamnya. Pencahayaan yang baik dapat meningkatkan produktivitas, keamanan, serta
kenyamanan penghuni bangunan. Selain itu, perencanaan cahaya suatu bangunan juga
diperlukan untuk menghitung berapa listrik yang dibutuhkan dalam pemakaiannya.
Dari penjelasan tersebut, maka diperlukan sebuah perencanaan instalasi pencahayaan
buatan yang baik sehingga kebutuhan cahaya dalam suatu ruang atau bangunan bisa
dikatakan layak, juga nantinya dapat mengetahui kebutuhan listrik yang disesuaikan dari
banyak pencahayaan tersebut. Pada penugasan kali ini dilakukan perhitungan untuk
perencanaan kebutuhan pencahayaan buatan sebuah bangunan hotel dengan mengambil
struktur bangunan dari Hotel OYO Syariah Audah Sevana Surabaya, Perhitungan kebutuhan
pencahayaan buatan ini dilakukan agar didapatkan tingkat pencahayaan yang sesuai dan
kemudian bisa digambarkan melalu diagram PHB untuk kebutuhan listriknya.

1.2 Perumusan Masalah


Rumusan masalah yang didapati pada tugas ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana merencanakan jumlah sumber pencahayaan buatan yang layak untuk
setiap lantai pada bangunan hotel tersebut?
2. Bagaimana menentukan jenis lampu yang tepat untuk setiap fungsi ruangan?
3. Bagaimana membuat diagram PHB yang sesuai dari rekap beban dan arus yang sudah
direncanakan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan dari makalah “Perencanaan Pencahayaan Hotel” ini adalah sebagai
berikut :
 Mengetahui jumlah sumber pencahayaan buatan yang tepat dari struktur bangunan
hotel yang diambil
 Mengetahui jenis lampu yang tepat digunakan untuk setiap ruangan dan fungsinya
 Mampu merencanakan sebuah instalasi sumber pencahayaan yang sesuai dengan
kebutuhan setiap ruang dan tempat
 Mampu merencanakan diagram PHB dari hasil perhitungan setiap beban dan arus
yang sudah ditentukan melalui perhitungan

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pencahayaan Buatan


Pencahayaan buatan yaitu pencahayaan yang memiliki sumber dari barang-barang yang
dibuat oleh manusia, yang warna dan efeknya dapat diatur sesuai yang diinginkan.
Keunggulan dari pencahayaan buatan yaitu sumber cahaya tidak bergantung pada waktu dan
cuaca, melainkan listrik atau bahan bakar. Pengaplikasian pencahayaan pada ruangan erat
kaitannya dengan pemilihan jenis sumber cahaya. Pemilihan janis lampu sebagai sumber
cahaya buatan berpengaruh dalam menciptakan suasana interior yang nyaman. Dalam
memilih lampu, kriteria yang harus dipertimbangkan antara lain efisiensi sumber cahaya,
umur lampu, indeks penghasil warna, dan warna cahaya. Lampu dengan efisiensi yang tinggi
akan menggunakan lebih sedikit energi. Dalam melakukan rencana pencahayaa, terdapat
beberapa macam teknik penerangan seperti :
a. Penerangan langsung (Direct Lighting)
b. Penerangan tidak langsung (Indirect Lighting)
c. Penerangan ke Bawah (Downlight)
d. Penerangan ke Atas (Uplight)

2.2 Jenis Lampu


1. Lampu Pijar
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus
listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang
menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya
sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi. Komponen utama dari
lampu pijar adalah bola lampu yang terbuat dari kaca, filamen yang terbuat dari wolfram,
dasar lampu yang terdiri dari filamen, bola lampu, gas pengisi, dan kaki lampu. Pada
dasarnya filamen pada sebuah lampu pijar adalah sebuah resistor. Saat dialiri arus listrik,
filamen tersebut menjadi sangat panas, berkisar antara 2800 derajat Kelvin hingga
maksimum 3700 derajat Kelvin. Ini menyebabkan warna cahaya yang dipancarkan oleh
lampu pijar biasanya berwarna kuning kemerahan. Pada temperatur yang sangat tinggi
itulah filamen mulai menghasilkan cahaya pada panjang gelombang yang kasatmata. Hal
ini sejalan dengan teori radiasi benda hitam.

2. Lampu Neon
Lampu neon atau Fluorescent lamp adalah jenis lampu yang memanfaatkan
perpendaran cahaya dari fosfor karena adanya radiasi ultraviolet dari uap/gas mercury
(mercury vapor) yang teraliri energy listrik. Lampu neon atau yang sering dikenal
sebagai Tubular Lamp (TL) biasanya berbentuk tabung. Jenis lampu ini berisi gas yang akan
bereaksi dengan lapisan fosfor pada tabung lampu. Waktu dialiri listrik, reaksi antara listrik
dengan lapisan fosfor akan menghasilkan cahaya yang terang. Karena cahayanya terang,
lampu TL sering dijadikan penerangan utama pada ruangan.

3. Lampu LED
LED adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor dan biasa
disebut sebagai dioda LED. Dioda LED bisa memancarkan cahaya (monokromatik) ketika
ada arus listrik yang melewatinya. Karena dialiri tegangan maju dioda led bisa digolongkan
sebagai Transduser yaitu komponen elektronika yang bisa mengubah energi menjadi energi
lainnya, dalam hal ini dioda led mengubah energi listrik yang didapatkannya untuk menjadi

3
cahaya. Berbeda dari lampu bohlam yang masih menggunakan gas, jenis lampu ini
memerlukan rangkaian elektronik supaya bisa menyala saat terhubung dengan aliran listrik.
Tidak seperti lampu pijar dan lampu neon, lampu LED akan menghasilkan terang
sepenuhnya tanpa perlu waktu pemanasan (warm-up).

4. Lampu Mercury
Prinsip kerja lampu merkuri sama dengan prinsip kerja lampu neon, yaitu cahaya yang
dihasilkan berdasarkan terjadinya loncatan elektron (electron discharge) didalam tabung
lampu. Lampu merkuri terdiri dari tabung dalam dan tabung luar. Tabung dalam diisi
merkuri untuk menghasilkan radiasi ultraviolet dan gas argon yang berfungsi untuk
keperluan start. Sedangkan bohlam luar berfungsi sebagai rumah tabung dan menjaga
kestabilan suhu di sekitar tabung. Lampu merkuri ini bekerja pada faktor daya yang rendah,
oleh karena itu harus menggunakan kapasitor untuk memperbaiki faktor daya lampu.
5. Lampu Metal Halida
Lampu Metal Halide adalah lampu listrik yang menghasilkan cahaya dengan busur
( kawat seperti busur ) listrik melalui campuran gas dari uap merkuri dan logam halida
( senyawa logam dengan bromin atau iodin ). Lampu tersebut merupakan jenis lampu gas
melepasan energi cahaya intensitas tinggi ( HID ). Teknologi ini dikembangkan pada tahun
1960an, yang lebih mirip dengan lampu uap merkuri tetapi mengandung tambahan logam
senyawa halida dalam tabung busur, sehingga meningkatkan kekuatan dan bawaan warna
cahaya. Lampu metal halida memiliki kekuatan cahaya tinggi sekitar 75-100 lumen per
Watt yaitu sekitar dua kali lipat dari lampu uap merkuri dan tiga sampai lima lebih kuat
dari lampu pijar, dan menghasilkan cahaya putih yang terang. Daya tahan lampu ini 6.000
sampai 15.000 jam. Jenis lampu ini merupakan salah satu sumber lampu yang paling
efesien dengan CRI yang tinggi. Dari tahun ke tahun logam halida perkembangannya cepat
dalam industri pencahayaan. Lampu ini digunakan secara meluas ke daerah komersial,
industri ataupun ruang publik, seperti tempat parkir, arena olahraga, pabrik dan toko ritel,
serta pencahayaan keamanan perumahan dan lampu otomotif ( lampu xenon ).

6. Lampu Halogen
Lampu halogen adalah sebuah lampu pijar di mana sebuah filamen wolfram disegel di
dalam sampul transparan kompak yang diisi dengan gas lembam dan sedikit
unsur halogen seperti iodin atau brominLampu halogen dikenal sebagai lampu halogen
kuarsa dan halogen tungsten. Lampu tersebut merupakan bentuk yang lebih mutakhir trendi
lampu pijar yang biasa dikenal. Lampu halogen memiliki filamen tungsten mirip seperti
lampu pijar, namun bentuknya lebih kecil dengan ukuran watt yang sama dan mengandung
gas halogen di dalam lampu. Lampu kaca tersebut dibuat dari gabungan antara kuarsa dan
kaca tinggi silika atau aluminosilikat. Lampu halogen lebih kuat dari kaca standar untuk
menahan tekanan tinggi. Suhu lampu lebih cepat meningkat. Halogen dapat menguap
menjadi gas dalam suhu yang relatif rendah. Halogen merupakan elemen monovalen yang
selalu siap membentuk ion negatif. Terdapat lima jenis halogen: fluorin, klorin, bromin,
iodin, dan astatin. Lampu halogen memiliki ukuran padat dan output lumen yang tinggi.

2.3 Istilah-istilah Dalam Pencahayaan


1. Flux cahaya: energi cahaya/ seluruh jumlah cahaya yang dipancarkan dalam waktu satu
detik. Flux cahaya memiliki satuan lumen (lm).
2. Intensitas cahaya: jumlah flux cahaya persatuan sudut cahaya yang dipancarkan ke arah
tertentu. Memiliki satuan candela (cd).
3. Luminansi: jumlah flux cahaya persatuan permukaan candela/m2.

4
4. Iluminansi adalah ketika cahaya mengenai suatu permukaan, disebut sebagai iluminansi
(Intensitas penerangan) dan diukur dalam footcandles (fc) atau dalam Lux.

2.4 Tingkat Pencahayaan Pada Ruangan


Standar kuat penerangan dalam ruangan dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Tingkat Pencahayaan Minimum pada Hotel


Fungsi Ruangan Lux Keterangan
Pencahayaan pada bidang vertikal
Lobby, koridor 200 sangat penting untuk menciptakan
suasana/kesan ruang yang baik.
Dapat menambahkan lampu
Kamar tidur 200 tambahan pada bagian kepala
tempat tidur dan,cermin.
Kamar Mandi 100

2.5 Koefisien Penggunaan (Coeffien of Utilization)


Sebagian dari cahaya yang dipancarkan oleh lampu diserap oleh armatur, sebagian
dipancarkan ke arah atas dan sebagian lagi dipancarkan ke arah bawah. Faktor penggunaan
didefinisikan sebagai perbandingan antara fluks luminus yang sampai di bidang kerja
terhadap keluaran cahaya yang dipancarkan oleh semua lampu. Besarnya koefisien
penggunaan dipengaruhi oleh faktor:
1) Distribusi intensitas cahaya dari armatur.
2) Perbandingan antara keluaran cahaya dari armatur dengan keluaran cahaya dari lampu
di dalam armatur.
3) Reflektansi cahaya dari langit-langit, dinding dan lantai.
4) Pemasangan armatur apakah menempel atau digantung pada langit-langit,
5) Dimensi ruangan.

Besarnya koefisien penggunaan untuk sebuah armatur diberikan dalam bentuk table yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat armatur yang berdasarkan hasil pengujian dari instansi
terkait. Merupakan suatu keharusan dari pembuat armatur untuk memberikan tabel koefisien
penggunaan, karena tanpa tabel ini perancangan pencahayaan yang menggunakan armature
tersebut tidak dapat dilakukan dengan baik.

2.6 Koefisien Depresiasi (Light Loss Factor)


Koefisien depresiasi atau sering disebut juga koefisien rugi-rugi cahaya atau koefisien
pemeliharaan, didefinisikan sebagai perbandingan antara tingkat pencahayaan setelah jangka
waktu tertentu dari instalasi pencahayaan digunakan terhadap tingkat pencahayaan pada
waktu instalasi baru. Besarnya koefisien depresiasi dipengaruhi oleh:
1) Kebersihan dari lampu dan armatur.
2) Kebersihan dari permukaan-permukaan ruangan.
3) Penurunan keluaran cahaya lampu selama waktu penggunaan.
4) Penurunan keluaran cahaya lampu karena penurunan tegangan listrik.

5
BAB III
PERHITUNGAN PENCAHAYAAN TIAP RUANGAN

2.7 Menentukan Jumlah Lampu


Dalam menentukan jumlah lampu, dapat menggunakan rumus sebagai berikut

E× A
n=
Qlampu ×CU×LLF

Dimana :
N = jumlah lampu (bh)
E = kuat penerangan (lux)
A = Luas ruangan
Qlampu = Besarnya lumen lampu (lumen)
CU = Coeffien of Utilization 50 – 65 %
LLF = Ligh Loss Factor rata-rata 0,7 – 0,8

3.1.1. Perhitungan Pada Lantai 1


 Kamar mandi/WC umum (1 unit)
Menggunakan lampu LED 20 watt dengan lumen 90lm/w dan menggunakan lux
sebesar 100
100 x 25
n= =3.96 ≈ 3 Lampu
20 x 90 x 0.5 x 0.7
 Ballroom (1 unit)
Menggunakan lampu metal halida160 watt dengan lumen 80lm/w dan menggunakan
lux sebesar 750
750 x 39
n= =6.52 ≈ 6 Lampu
160 x 80 x 0.5 x 0.7
 Ruang Resepsionis
Menggunakan lampu LED 25 watt dengan lumen 90lm/w dan menggunakan lux
sebesar 100
100 x 25
n= =3.17 ≈ 3 Lampu
25 x 90 x 0.5 x 0.7
 Parkir Motor dan mobil
Menggunakan lampu metal halida 160 watt dengan lumen 80lm/w dan menggunakan
lux sebesar 750
750 x 30
n= =3.86 ≈ 4 Lampu
160 x 80 x 0.65 x 0.7

6
 Loby
Menggunakan lampu LED 25 watt dengan lumen 2400lm dan menggunakan lux
sebesar 200
200 x 25
n= =5.95 ≈ 5 Lampu
2400 x 0.5 x 0.7

 Ruang makan
Menggunakan lampu LED 25 watt dengan lumen 2400lm dan menggunakan lux
sebesar 200
200 x 25
n= =5.95 ≈ 5 Lampu
2400 x 0.5 x 0.7

 Bar
Menggunakan lampu LED 25 watt dengan lumen 2400lm dan menggunakan lux
sebesar 200
200 x 25
n= =5.95 ≈ 5 Lampu
2400 x 0.5 x 0.7

 Lorong lt.1
Menggunakan lampu metal halide 160 watt dengan lumen 80lm/w dan menggunakan
lux sebesar 750
750 x 101
n= =11.38≈ 11 Lampu
160 x 80 x 0.65 x 0.8
 Dapur
Menggunakan lampu LED 30 watt dengan lumen 2700lm dan menggunakan lux
sebesar 200
200 x 20
n= =4.23 ≈ 4 Lampu
2700 x 0.5 x 0.7

 Teras lobby
Menggunakan lampu LED 30 watt dengan lumen 2700lm dan menggunakan lux
sebesar 200

7
200 x 10
n= =2.11 ≈ 2 Lampu
2700 x 0.5 x 0.7

Lampu yang dibutuhkan pada lantai 1 yakni:


1. Lampu METAL HALIDE 160 watt sebanyak 17 lampu
2. Lampu LED 30 watt sebanyak 7 lampu
3. Lampu LED 25 watt sebanyak 18 lampu
4. Lampu LED 20 watt sebanyak 3 lampu

3.1.2. Perhitungan Pada Lantai 2

 Kamar mandi/WC (9 unit)


Menggunakan lampu LED 10 watt dengan lumen 90lm/w dan menggunkan lux
sebesar 100
100 x 4
n= =1.26 ≈ 1 Lampu
10 x 90 x 0.5 x 0.7
 Kamar (9 unit)
Menggunakan lampu LED 25 watt dengan lumen 90lm/w dan menggunakan lux
sebesar 100
100 x 26
n= =3.17 ≈ 3 Lampu
25 x 90 x 0.65 x 0.7

 Lorong Lantai 2
Menggunakan lampu LED 20 watt dengan lumen 2300lm dan menggunakan lux
sebesar 200
750 x 200
n= =25.75 ≈ 25 Lampu
160 x 80 x 0.65 x 0.7

 Balkon
Menggunakan lampu metal halide 160 watt dengan lumen 80lm/watt dan
menggunakan lux sebesar 200
750 x 100
n= =12.87 ≈ 12 Lampu
160 x 80 x 0.65 x 0.7

Lampu yang dibutuhkan pada lantai 2 yakni:


1. Lampu LED 160 watt sebanyak 12 lampu
2. Lampu LED 25 watt sebanyak 27 lampu
3. Lampu LED 20 watt sebanyak 25 lampu
4. Lampu LED 10 watt sebanyak 9 lampu

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
BAB IV
PEMBAHASAN

1.1 Hasil Pencahayaan Ruangan

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan hasil seperti pada tabel 4.1

Tabel 3.1 Hasil Pencahayaan Ruangan


Lantai Nama Luas Lux Jenis Daya Lumen Jumlah
Ruangan (m2) Lampu Lampu
Resepsionis 20m2 100 LED 20 watt 1800 3
lobi 25m2 200 LED 25 watt 2250 5
parkiran 30m2 750 Metal Halide 160 watt 12800 4
Ballroom 39m2 750 Metal Halide 160 watt 12800 6
Dapur 20m2 200 LED 30 watt 2700 4
WC umum 25m2 100 LED 20 watt 1800 3
1 R.makan 25m2 200 LED 25 watt 2400 5
Teras Lobi 10m2 200 LED 30 watt 2700 2
Bar 25m2 200 LED 25 watt 2700 5
Lorong lt.1 101m2 750 Metal Halide 160 watt 12800 11

K.Tidur 30m2 100 LED 25 watt 2250 27


WC 4m2 100 LED 10 watt 900 9
2 Balkon 100m2 750 LED 160 watt 12800 12
Lorong lt.2 200m2 200 Metal Halide 20 watt 2300 25

18
1.2 Rekap Beban dan Arus

Gambar 4.1 Rekap Beban dan Arus

19
20
1.3 Rancangan Anggaran Biaya

Tabel 4.2 Rancangan Anggaran Biaya


Material Jumla Satuan Harga Material
h Satuan Total
Lampu Metal Halide 160 33 Buah Rp. 250.000,- Rp. 8.250.000,-
Watt
Lampu Philips LED 30 6 Buah Rp. 100.000,- Rp. 600.000,-
Watt
Lampu Philips LED 10 9 Buah Rp. 50.000,- Rp. 450.000,-
Watt
Lampu Philips LED 25 51 Buah Rp. 65,000.- Rp. 3.315.000,-
Watt
Lampu Philips LED 20 31 Buah Rp. 40.000,- Rp. 1.240.000,-
Watt
Saklar Tunggal Broco 13 Buah Rp. 13.000,- Rp. 169.000,-
Saklar Ganda Broco 21 Buah Rp. 18.000,- Rp. 378.000,-
Kotak Kontak Broco 32 Buah Rp. 15.000,- Rp. 480.000,-
Fitting Lampu Broco 97 Buah Rp. 15.000,- Rp. 1.455.000,-
MCB Schneider 10A 2 Buah Rp. 25.000,- Rp. 50.000,-
MCB Schneider 2A 11 Buah Rp. 17.000,- Rp. 187.000,-
MCB Schneider 4A 3 Buah Rp. 18.000,- Rp. 54.000,-
MCB Chint 1A 1 Buah Rp. 27.000,- Rp. 27.000,-
MCB Schneider 6A 1 Buah Rp. 32.00,- Rp. 32.000,-
Total Rp. 16.687.000,

21
BAB V
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Dari penugasan kali ini, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pencahayaan
diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan dan distribusi cahaya dalam sebuah
ruangan atau area. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kondisi pencahayaan yang
aman, nyaman, dan sesuai kebutuhan.
Dalam melakukan suatu rencana pencahayaan pada suatu ruangan, perlu untuk
mengidentifikasi kebutuhan pencahayaan secara spesifik. Seperti mengetahui kuat
penerangan atau Lux. Selain itu pemilihan jenis pencahayaan juga diperlukan
karena jenis lampu juga mempengaruhi intensitas cahaya dan daya yang
dikeluarkan. Salah memilih jenis lampu memiliki beberapa dampak buruk seperti
konsumsi energi yang lebih tinggi, dan umur lampu yang lebih pendek.
Untuk itu pemilihan jenis lampu didasarkan pada fungsi dan dimana lampu
tersebut akan diletakkan.

22

Anda mungkin juga menyukai