PENCAHAYAAN
• Pendahuluan
b. Iluminasi Horisontal
Dimana :
d = jarak antara sumber cahaya
dengan titik yang akan dihitung
h = tinggi
4. Luminance :
Rasio antara intensitas cahaya
dari permukan yang diberikan arah
terhadap area yang tampak dari
permukaan. Satuannya adalah
candela per meter persegi (cd/m2).
Beberapa contoh praktis :
Permukaan matahari 1 650 000 000 cd/m2
Kawat pijar pada lampu pijar 7 000 000 cd/m2
Bola lampu pijar "argenta " 200 000 cd/m2
Lampu neon 5000 -15 000 cd/m2
Permukaan bulan pada saat purnama 2500 cd/m2
Pantai yang disinari matahari 15 000 cd/m2
Kertas putih (faktorrefleksi 0.8) dengan 100 cd/m2
penerangan 400 lux
Kertas abu abu (faktor refleksi 0.4) 50 cd/m2
dengan penerangan 400 lux
Kertas hitam ( factor refleksi 0.04 ) 5 cd/m2
dengan penerangan 400 lux
Permukaan jalan dengan lampu jalan 0,5 - 2 cd/m2
5. Efficacy cahaya terhitung:
Perbandingan keluaran lumen
terhitung dengan pemakaian
daya terhitung dinyatakan dalam lumens per watt.
Konstruksi
Lampu incandescent terdiri atas beberapa
bagian utama yaitu bulb atau bola lampu,
base lamp, dan filamen kawat pijar
2.2 Lampu Tungsten--Halogen
Prinsip Kerja
Prinsip kerja lampu halogen sama dengan
lampu pijar yaitu dengan memijarnya
filament.
Keterangan Gambar :
1 Terlihat gas halogen diantara gas-gas lainnya dalam lampu halogen. Secara
kimia, gas halogen (butir merah) akan bereaksi dengan uap tungsten(butir
hitam) yang kemudian menghasilkan halida tungsten.
2 Pada saat filamen tungsten membara, tungsten akan menguap
3 Gas halogen mengikat uap tungsten tadi menjadi tungsten halida. Ketika
halide tersebut menyentuh tungsten filamen yang sedang membara, senyawa
tersebut kembali terpecah dimana gas halogen kembali terlepas sementara
tungsten kembali melekat pada filamen.
4 Siklus ini berulang terus menerus yang menghasilkan cahaya lampu yang
stabil dan umur lampu yang panjang.
•Konstruksi
Konstruksi
2.3 Lampu neon yang kompak (CFL)
Prinsip Kerja