Anda di halaman 1dari 31

Instalasi Pencahayaan

UTILITAS INDUSTRI DAN KOMERSIAL


SATUAN CAHAYA
 Fluks cahaya adalah jumlah seluruh cahaya yang dipancarkan suatu sumber cahaya dalam 1 detik.
Simbolnya (F atau Φ) satuannya lumen (lm)
 Intensitas cahaya adalah fluks cahaya per satuan sudut ruang (steradian) yang dipancarkan ke
suatu arah tertentu. Besarnya intensitas cahaya bergantung pada arahnya. Simbolnya (I) satuannya
candela (cd)
 Intensitas penerangan atau disebut iluminansi di suatu bidang adalah fluks cahaya (lumen) per
satuan luas permukaan (). Simbolnya E satuannya lux
 Luminansi adalah suatu ukuran untuk terang suatu benda. Simbolnya L satuannya cd/cm2 atau
cd/m2
𝝓 𝝓 𝑰 𝑰
𝑰= 𝑬 𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂= 𝑬 𝑳= 𝟐 𝑳=
𝝎 𝑨 𝒓 𝑨𝒔
Keterangan : Keterangan : Keterangan :
I = intensitas cahaya Erata – rata = iluminansi rata2 L = luminansi
Φ = fluks cahaya EL = iluminansi di suatu titik As = luas semu permukaan bidang
ω = sudut steradian (4π) A = luas permukaan bidang
r = jarak titik lampu ke bidang yang disinari
PENCAHAYAAN
 Instalasi pencahayaan merupakan salah satu utilitas yang penting di gedung/bangunan.

Mengapa??
 Berdasarkan sumbernya sistem Pencahayaan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Pencahayaan Alami, pencahayaan yang ditimbulkan oleh sumber cahaya alami,
misalnya matahari
2. Pencahayaan Buatan, pencahayaan yang ditimbulkan oleh sumber cahaya buatan,
misalnya lampu
SYARAT PENCAHAYAAN
YANG BAIK
 Sumber cahaya harus memberikan pencahayaan dengan intensitas yg tetap,
menyebar, merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan dan tidak menimbulkan
bayangan yg mengganggu

 Pencahayaan harus mencukupi intensitasnya sesuai dengan beban aktivitas


(bekerja)

 Sistem pencahayaan di dalam gedung harus berbasis konservasi energi.


PENCAHAYAAN
ALAMI
 Sistem pencahayaan alami adalah mekanisme cahaya yang dihasilkan oleh sumber
cahaya cahaya alami (matahari) yang berfungsi untuk menyinari ruangan
 Sifat dari pencahayaan alami adalah kuat cahayanya bervariasi menurut jam, musim,
dan tempat.
 Pada penggunaan pencahayaan alami diperlukan jendela – jendela yang besar,
dinding transparan dan dinding yang dilubangi, sehingga menjadikan biaya
pembangunannya mahal.
 Kelebihannya adalah dengan menggunakan pencahayaan alami pada bangunan
dapat menghemat energi listrik pada bangunan tersebut
Cahaya Alami
Definisi :
Pencahayaan Alami adalah pencahayaan yang ditimbulkan oleh sumber cahaya alami, misalnya
matahari

Manfaat dari pencahayaan Alami :


1. Meningkatkan semangat kerja
2. Sebagai penanda waktu Kelemahan dari pencahayaan alami adalah :
3. Bermanfaat bagi kesehatan tubuh 1. Kuat cahayanya bergantung pada jam, musim
4. Dapat menghemat energi listrik dan tempat
2. Membutuhkan biaya yang besar pada proses
pembangunan gedung/bangunan, karena
membutuhkan jendela yang besar / dinding
transparan/ dinding yang dilubangi
Jenis Cahaya Alami
1. Sunlight 2. Daylight
Sunlight adalah sinar matahari langsung Daylight adalah sinar matahari yang sudah tersebar di
dengan tingkat cahayanya yang tinggi. angkasa, mengalami pembiasan oleh lapisan atmosfer
Dapat digunakan untuk banyak keperluan bumi sehingga intensitas cahayanya lebih rendah.
seperti menjemur pakaian, namun tidak Daylight adalah jenis cahaya yang paling baik digunakan
baik untuk diarahkan ke aktivitas utama sebagai pencahayaan utama di siang hari karena cukup
manusia karena dapat menyebabkan terang, mampu menampilkan warna asli dan tidak terlalu
kepanasan. panas.

3. Reflected light
Reflected light adalah cahaya matahari yang sudah dipantulkan melalui berbagai benda yang ada di
sekitar bangunan, bisa karena pantulan dari danau yang ada di sekitar bangunan atau pantulan dari
bangunan lainnya.
CONTOH PENCAHAYAAN ALAMI
PADA BANGUNAN
Standar dan Ketentuan Pencahayaan
Alami
Pencahayaan alami siang hari harus memenuhi beberapa ketentuan, sebagai berikut :
 Cahaya alami pada siang hari harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya
 Dalam pemanfaatan cahaya alami, masuknya radiasi matahari langsung ke dalam bangunan
harus dibuat seminal mungkin. Cahaya langit harus diutamakan daripada cahaya matahari
langsung
 Pencahayaan alami siang hari dalam bangunan gedung harus memenuhi ketentuan SNI 03-2396-
2001 tentang “ Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung”
Standarisasi Tingkat Penerangan
Ruangan untuk Pencahayaan Alami

Kenyamanan Visual Standarisasi Tingkat Penerangan


Kenyamanan visual adalah kebutuhan akan Ruangan
tingkat penerangan yang baik di dalam suatu Agar mencapai tingkat kenyamanan visual
ruangan. dalam suatu ruangan, maka dibutuhkan standar
Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan pengaturan terhadap intensitas cahaya yang
yang dapat memenuhi kebutuhan akan masuk. Salah satu standar yang berlaku untuk
penggunaannya dan sesuai dengan jenis sistem pencahayaan di Indonesia bersumber
kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan dari SNI 03-6197-2000 tentang Konservasi
tersebut Energi pada Sistem Pencahayaan
Cara Memasukkan Cahaya Alami
ke dalam Gedung

Orientasi bangunan terhadap matahari

Bentuk bangunan terhadap cahaya matahari

Memasukkan cahaya ke dalam bangunan

Mengontrol cahaya yang masuk


PENCAHAYAAN
BUATAN
 Sistem pencahayaan buatan adalah mekanisme cahaya yang dihasilkan oleh sumber

cahaya selain cahaya alami (matahari) yang berfungsi untuk menyinari ruangan jika
sinar matahari tidak ada.
 Sifat dari pencahayaan buatan di dalam gedung/bangunan adalah kuat cahayanya

cenderung stabil dan efektif dibandingkan dengan cahaya alami.


 Kelemahannya adalah membutuhkan energi listrik untuk diubah menjadi energi

cahaya, maka dari itu diperlukan sistem pencahayaan yang berbasis konservasi

energi. Bagaimana sistem pencahayaan yang berbasis konservasi

energi itu?
 Kelemahan pencahayaan buatan adalah Cahaya buatan berupa lampu tidak dapat

membunuh kuman seperti matahari


CONTOH PENCAHAYAAN BUATAN
PADA BANGUNAN
JENIS – JENIS LAMPU
Coba diskusikan apa kelebihan dan kekurangan dari
masing – masing jenis lampu, berikut ini :
a. Lampu Incandescent
b. Lampu Pelepas Gas Merkuri
c. Lampu Pelepas Gas Sodium
d. Lampu LED
 Perancangan Sistem Pencahayaan di dalam Gedung atau Bangunan harus berbasis Konservasi
Energi.
 Konservasi energi adalah upaya mengefisienkan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar
pemborosan energi dapat dihindarkan. Pelaksanaan konservasi energi dimulai dari tahap
perencanaan, pembangunan/pemasangan, pengoperasian hingga tahap pemeliharaan.
 Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan sesuai dengan SNI 03-6197-2000. Intensitas
pencahayaan buatan di dalam ruangan tidak boleh kurang dari standar intensitas yang sudah
ditetapkan di masing – masing ruangan (Tabel 1), dan daya listrik per meter persegi tidak boleh
melebihi nilai yang terdapat di dalam (Tabel 2)
 Penggunaan energi yang sehemat mungkin dengan mengurangi daya terpasang, melalui :
1. pemilihan lampu yang mempunyai efikasi lebih tinggi dan menghindari pemakaian lampu
dengan efikasi rendah. Dianjurkan menggunakan lampu fluoresen dan lampu pelepasan gas
lainnya.
2. pemilihan armatur yang mempunyai karakteristik distribusi pencahayaan sesuai dengan
penggunaannya, mempunyai efisiensi yang tinggi dan tidak mengakibatkan silau atau
refleksi yang mengganggu.
3. pemanfaatan cahaya alami siang hari.
MENGHITUNG TITIK
LAMPU
Contoh cara menghitung penerangan :
Suatu ruangan gambar ukurannya 8x16 m dan tinggi 3,20 m. Rancanglah jumlah lampu yang diperlukan pada
ruangan tersebut, jika diketahui :
a. Intensitas penerangan yang dibutuhkan untuk ruangan ini sebesar 1250 lux
b. Lampu yang digunakan adalah armature 4 x TL 40 W yang memiliki flux cahaya 4 x 3000 lumen per
armature.
c. Lampu dipasang di langit – langit dengan tinggi bidang kerja kira – kira setinggi 0,9 m dari lantai
d. Faktor refleksi berdasarkan warna dinding dan langit – langit ruangan, yaitu :
• Warna putih dan warna sangat muda : 0,7
• Warna muda : 0,5
• Warna sedang : 0,3
• Warna gelap : 0,1
Faktor refleksi yang digunakan rp = 0,5 ; rw = 0,3 dan rm = 0,1
Jawab :
A. Hitung nilai k (indeks ruangan atau indeks bentuk)
 Perbandingan antara ukuran – ukuran utama suatu ruangan yang berbentuk bujur sangkar

p = 8 m; l = 16 m; t = 2,3 m

B. Menentukan nilai efisiensi (sesuai dengan Tabel 2)


 Karena pada tabel tidak terdapat nilai efisiensi (η) untuk k = 2,3. Maka digunakan perhitungan
interpolarisasi yang terdapat di dalam tabel.
k = 2  η = 0,57
k = 2,5  η = 0,60 𝑘h𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝑘𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚
𝜂 =𝜂 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 + (𝜂 − 𝜂 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 )
𝑘𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎h − 𝑘𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎h
2,3 −2
𝜂 =0,57+ ( 0,6 − 0,57 ) =0,59
2,5 −2

Nb. Jika armature mempunyai nilai efisiensi lain yang berbeda dengan tabel, maka efisiensi penerangannya menjadi:
(efisiensi lain/efisiensi tabel) x efisiensi yang dihitung
Jawab :
C. Tentukan nilai faktor depresiasinya/ faktor penyusutan
 Besarnya faktor depresiasi (d) bergantung pada masa pemeliharaan lampu – lampu dan armaturnya
(1,2 atau 3 tahun). Faktor depresiasi dibedakan menjadi 3, yaitu :
• Pengotoran ringan  terdapat di toko, kantor, gedung sekolah, dan daerah yang hampir tidak
berdebu
• Pengotoran sedang  perusahaan
• Pengotoran berat  ruangan yang banyak debunya, misal : tempat pengecoran, pertambangan,
pemintalan
 Jika faktor depresiasinya tidak diketahui, dapat diasumsikan bahwa nilai d yang digunakan sebesar 0,8
 Pada contoh soal, dipilih lama pemeliharaan untuk lampu dan armature selama 2 tahun dan tingkat
pengotorannya ringan, maka menurut Tabel 2 nilai d = 0,8
Jawab :
D. Menghitung jumlah lampu

atau

 Besarnya Φlampu dan Φarmature didapatkan dari katalog lampu atau armature yang digunakan
 Pada contoh diketahui
• E = 1250 lux
• A = 8m x 16m = 128 m2
• d = 0,8
• Φarmature = 4x3.000 lumen = 12.000 lumen 𝐸× 𝐴
𝑛=
• η = 0,59 𝜙 𝑎𝑟𝑚𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 ×𝜂 × 𝑑

1250 𝑙𝑢𝑥 ×128 𝑚 2


𝑛= =28,2𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘
12000 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 × 0,59 ×0,8

𝐸 1250 𝑙𝑢𝑥
𝐸𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔= = =1562,5 𝑙𝑢𝑥
𝑑 0,8
Kesimpulan :
 Lampu dapat dipasang secara 4 deret dengan masing – masing 7 armature atau 3 deret
dengan 9 armature.
 Pemasangan lampu juga memperhatikan :
1. Konstruksi langit – langit ruangan
2. Disesuaikan dengan letak meja gambar agar tidak ada bayangan yang terjadi di atas meja
gambar

Dimana a adalah jarak sumber cahaya. Nilai a antar sumber cahaya sebisa mungkin harus sama dengan jarak
ke dua arah. Jarak antara sumber cahaya yang paling luar dengan dinding harus sama dengan 0,5 x a. Sebisa
mungkin nilai a dan h sama. Untuk ruangan yang kecil, jika nilai a < h maka dapat menggunakan 4 armature
untuk masing – masing titiknya.
TUGAS
1) Sebut dan jelaskan faktor – faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam memilih sistem
penerangan yang sebaiknya digunakan di dalam ruangan?
2) Intensitas penerangan komputer sebesar 350 lux. Jika panjang ruangan adalah 6 meter, lebarnya 5
meter dan tingginya 3,5 meter. Tinggi bidang kerja dari lantai adalah setinggi 75 cm. Tentukan
berapa titik lampu yang terpasang, jika lampu yang digunakan adalah TL 2x40 W dengan fluks
cahaya spesifiknya sebesar 65 lumen/W. Faktor depresiasi yang digunakan adalah sebesar 0,7.
Nilai rp = 0,3; rw = 0,3; rm = 0,1 ! (lihat Tabel 4)
3) Hitunglah kebutuhan jumlah titik lampu yang dibutuhkan di satu buah lantai dari sebuah Gedung
DPRD dengan data sebagai berikut !
F
A n
Ruang Jenis Lampu Watt Watt x Lm/W UF LLF
m2 Lumen bh
R. ARSIP BAG. UMUM 33 CorePro LED T8 2 X 14,5W 14,5 1600 2 0,8 0,8
R. ARSIP BAG. PROGRAM DAN KEU 33 CorePro LED T8 2 X 14,5W 14,5 1600 2 0,8 0,8
KASUBAG BINA PROGRAM 22 CorePro LED T8 2 X 14,5W 14,5 1600 2 0,8 0,8
KASUBAG KEU 22 CorePro LED T8 2 X 14,5W 14,5 1600 2 0,8 0,8
KABAG PROGRAM DAN KEU 23 CorePro LED T8 2 X 14,5W 14,5 1600 2 0,8 0,8
STAFF 94 CorePro LED T8 2 X 14,5W 14,5 1600 2 0,8 0,8
R.ADM 34 CorePro LED T8 2 X 14,5W 14,5 1600 2 0,8 0,8
R.KELENGKAPAN DPRD 1 68 CorePro LED T8 2 X 14,5W 14,5 1600 2 0,8 0,8
R.KELENGKAPAN DPRD 2 68 CorePro LED T8 2 X 14,5W 14,5 1600 2 0,8 0,8
R.KELENGKAPAN DPRD 3 68 CorePro LED T8 2 X 14,5W 14,5 1600 2 0,8 0,8
R.KELENGKAPAN DPRD 4 68 CorePro LED T8 2 X 14,5W 14,5 1600 2 0,8 0,8

Anda mungkin juga menyukai