Anda di halaman 1dari 17

PENCAHAYAAN DI LINGKUNGAN KERJA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Higiene Lingkungan Kerja

Oleh:

Lia Ristiyanti 6411412184

Elisa Diyah Purwaningrum 6411412185

Miftah Fatmawati 6411412186

Lina Shofiyanah 6411412188

Khasiatun Nurul K 6411412189

Rombel 5

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014
1. Pengertian Pencahayaan
Menurut Kepmenkes No. 1405 tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, pencahayaan adalah jumlah penyinaran
pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.

2. Istilah yang Umum Digunakan dalam Pencahayaan


Lumen adalah satuan flux cahaya yang dipancarkan di dalam satuan unit
sudut padatan oleh suatu sumber denga intensitas cahaya seragam satu
candela. Satu lux adalah satu lumen per meter persegi. Lumen (lm) adalah
kesetaraan fotometrik dati watt, yang menmadukan respon mata pengamatn
standar. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm.
Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu atau
beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusiam cahaya, penempatan
dan perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan daya.
Lux merupakan satuan metric ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya
rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area
yang sudah ditentukan. 1 lux = 1 lumen per meter persegi.Perbedaan antara
lux dan lumen adalah pada luas areal dimana flus menyebar 1000 lumen,
terpusat pada satu areal dengan luas satu meter persegi,menerangi meter
persegi tersebut dengan cahaya 1000 lux. Sedangkan 1000 lumen, yang
menyebar ke 10 m2 hanya menghasilkan cahaya suram 10 lux.
Intensitas Cahaya dan Flux
Satuan intensitas cahaya (I) adalah candela (cd). Flux cahaya yang
dipancarkan oleh sumber cahaya isotropic dengan intensitas I adalah 4 x
intensitas cahaya.
Luminance adalah karakteristik fisik yang bergantung pada jumlah cahaya
yang jatuh pda permukaan obyek yang dipantulkan. Luminance dapat diukur
dengan menggunakan photometer.
Kecerlangan (brightness) merupakan rasa sensasi yang timbul akibat
memandang benda dari cahaya datang dan masuk ke mata.
Reflectance merupakan perbandingan antara cahaya yang dipantulkan oleh
suatu benda yang dinyatakan dalam persen.
3. Sumber Pencahayaan
Beberapa sumber pencahayaan yang umumnya dikenal yaitu :
a. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari. Sumber pencahayaan ini kurang efektif karena matahari tidak
dapat memberikan intensitas cahaya yang tetap. Untuk pencahayaan alami
diperlukan jendela-jendela yang besar, dinding kaca, dinding yang banyak
dilubangi. Untuk mendapatkan pencahayaan alami yang cukup pada suatu
ruangan diperlukan jendela sebesar 15 20% dari luas lantai. Keuntungan
dari penggunaan sinar matahari sebagai sumber cahaya adalah pengurangan
terhadap energy listrik.

Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan


penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak
tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-
faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat
keuntungan, yaitu:

- Variasi intensitas cahaya matahari


- Distribusi dari terangnya cahaya
- Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
- Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung

b. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber
cahaya selain cahaya alami. Fungsi pokok pencahayaan buatan di
lingkungan kerja yaitu :
- Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara
detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan
tepat.
- Memungkinkan penghuni untuk berjalan dan bergerak secara mudah dan
aman.
- Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada
tempat kerja
- Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara
merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan dan tidak menimbulkan
bayang-bayang.
- Meningkatkan lingkungan visual nyaman dan meningkatkan prestasi.

4. Kesialauan
Kesilauan adalah brightness yang berada dalam lapangan penglihatan yang
menyebabkan rasa ketidaknyamanan, gangguan (annoyance),kelelahan mata atau
gangguan penglihatan (Sumamur, 1996).Menurut jenis-jenisnya kesilauan yang
dapat menyebabkan gangguan pengelihatan dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Dissability
Penyebab kesilauan ini adalah terlalu banyaknya cahaya secara langsung masuk
ke dalam mata dari penglihatan. Dissability glare mempengaruhi seseorang
untuk dapat melihat dengan jelas. Keadaan ini dapat dialami oleh seseorang
yang mengendarai mobil pada malam hari dimana lampu dari mobil yang
berada dihadapannya terlalu terang.
2) Discomfort
Kesilauan ini sering menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada mata, terutama
bila keadaan ini berlangsung dalam waktu yang cukuplama. Kesilauan ini
sering dialami oleh mereka yang bekerja pada siang hari dan menghadap ke
jendela atau pada saat seseorang menatap lampu secara langsung pada malam
hari. Efek kesilauan ini pada mata tergantung dari lamanya seseorang terpapar
oleh kesilauan tersebut.
3) Reflected
Reflected glare adalah kesilauan yang disebabkan oleh pantulan cahaya yang
mengenai mata kita, dan pantulan cahaya ini berasal darisemua permukaan
benda yang mengkilap (langit-langit, kaca, dinding, meja kerja, mesin-mesin,
dan lain-lain) yang berada dalam lapangan penglihatan (visual field). Reflected
kadang-kadang lebih menganggu daripada disability glareatau discomfort glare
karena terlalu dekatnya letak sumber kesilauan dan garis penglihatan.

5. Luxmeter
Tata cara mengukur pencahayaan dengan menggunakan luxmeter adalah sebagai
berikut:
Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor.
Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran
untuk intensitas pencahayaan setempat atau umum.
Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil.
Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan intensitas pencahayaan
setempat dan intensitas pencahayaan umum.
Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas
pencahayaan.

6. Pengelompokan Distribusi Pencahayaan


Berdasarkan cara distribusi cahayanya, pencahayaan dapat dibedakan
menjadi lima macam, yaitu :
a. Distribusi pencahayaan langsung (direct lingting)
Pada sistem pencahayaan langsung, sebanyak 90-100% cahaya diarahkan
secara langsung ke benda-benda, yang perlu diterangi. Sistem ini paling efektif
dalam mengatur pencahayaan . akan tetapi sistem ini memiliki kelemahan, yaitu
dapat menimbulkan bayangan serta kesilauan yang dapat mengganggu, baik
karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk
mendapatkan efek yang optimal, disarankan langit-langit, dinding serta benda-
benda yang ada dalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak
menyegarkan.
b. Distribusi pencahayaan semi langsung
Pada sistem pencahayaan semi langsung, sebanyak 60-90% cahaya diarahkan
langsung kepada benda-benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya akan
dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Sistem pencahayaan ini dapat
mengurangu kelemahan sistem pencahayaan langsung.
c. Distribusi pencahayaan difus (general diffuse lighting)
Pada sistem pencahayaan difus, sebanyak 40-60% cahaya diarahkan kepada
permukaan yang perlu diterangi, selebihnya lagi menerangi langit0langit dan
dinding untuk kemudian dipantulkan. Pada sistem ini, nilai pantulan dari langit-
langit harus tinggi agar cahaya yang dipantulkan ke bawah cukup banyak.
Namun masih ada masalah bayangan dan kesilauan dalam sistem pencahayaan
ini.
d. Distribusi pencahayaan semi tidak langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem pencahayaan semi tidak langsung, sebanyak 60-90% cahaya
diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas dan sisanya ke bawah. Dengan
demikian, langit-langit memerlukan perhatian lebih dengan dilakukannya
pemeliharaan yang lebih baik. Pada sistem pencahayaan ini praktis tidak ada
masalah bayangan dan kesilauan juga dapat dikurangi.
e. Distribusi pencahayaan tidak langsung (indirect lighting)
Pada sistem pencahayaan tidak langsung, sebanyak 90-100% cahaya diarahkan ke
langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi
seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat dijadikan sumber cahaya, maka
diperlukan pemeliharaan yang baik. Kelebihan dari sistem pencahayaan ini adalah
tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan, sedangkan kelemahannya yaitu
dapat mengurangi efesiensi cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja

7. Faktor yang Dapat Mempengaruhi Pencahayaan


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencahayaan di ruangan termasuk
ditempat kerja adalah:
a. Desain sistem pencahayaan
Faktor ini berpengaruh terhadap penyebaran cahaya ke seluruh ruangan.
Dengan desain yang baik dapat dihindarinya sudut atau bagian ruangan yang
gelap.
b. Distribusi cahaya
Faktor ini berpengaruh terhadap penyebaran cahaya. Jika distribusi sumber
cahaya tidak merata, maka akan menimbulkan sudut dan bagian ruangan yang
gelap.
c. Pemantulan cahaya
Pemantulan cahaya dari langit-langit tergantung dari warna dan finishing.
Pemantulan cahaya ini tidak berlaku pada sistem pencahayaan langsung, tetapi
sangat penting pada pencahayaan tidak langsung.
d. Ukuran ruangan
Ruangan yang luas akan lebih efisien dalam pemanfaatan caaya daripada
ruang yang sempit.
e. Utilitas cahaya
Utilitas cahaya adalah presentase cahaya dari sumber cahaya yang secara
nyata mencapai dan menerangi benda-benda yang diterangi.
f. Pemeliharaan desain dan sumber cahaya
Apabila pemeliharaan desain dan sumber cahaya tidak baik, misalnya penuh
debu, maka akan mempengaruhi pencahayaan yang dihasilkan.

8. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pencahayaan


Menurut Roger L. Brauer (1990), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas pencahayaan antara lain:
a. Sifat cahaya
Sifat cahaya ditentukan oleh dua hal, yaitu kuantitas atau banyaknya cahaya
yang jatuh pada suatu permukaan yang menyebabkan terangnya permukaan
tersebut dan kualitas atau sifatcahaya yang menyangkut warna, arah cahaya dan
difusi cahaya serta jenis dan tingkat kesilauan.
1) Kuantitas cahaya
Kuantitas pencahayaan bergantung pda jenis pekerjaan yang akan
dilakukan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pencahayaan yang
baik akan memberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas-tugas
pekerja. Intesitas cahaya yang dibutuhkan tergantung dari tingkat
ketelitian, bagian yang diamati, warna obyek, kemempuan untuk
memantulkan cahaya dan tingkat kecerahan. Untuk melihat suatu benda
yang berwarna gelap serta kontras antara obyek dan sekitarnya buruk,
maka membutuhkan intesitas cahaya yang tinggi. Sedangkan untuk
melihat obyek atau benda yang berwarna cerah serta kontras antara obyek
dan sekitarnya cukup baik, maka intesitass cahaya yang dibutuhkan tidak
terlalu tinggi.
Kekuatan intesitas pencahayaan (iluminasi) bergantung pada jarak
antara sumber cahaya dengan bidang pantul, maka akan semakin lemah
kekuatan iluminasi cahaya yang dipantulkan atau dapat dikatanakan
bahwa kekuatan iluminasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
sumber cahaya dengan bidang pantul (hukum kuadrat terbalik). Hukum
kuadrat terbalik mendefinisikan hubungan antara pencahayaan dari
sumber titik dan jarak. Rumus ini menyatakan bahwa intesitass cahaya
persatuan luas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumbernya.
(www.energyefficiencyasia.org)
2) Kualitas cahaya
Adapun kualitas pencahayaan dipengaruhi oleh lingkungan
penglihatan di antaranya kesilauan (glare), penyebaran cahaya, arah
cahaya, warna, kecerlangan (brightness) yang akan memberikan efek
pada kemampuan untuk melihat dengan mudah dan teliti. Sumber-sumber
cahaya yang cukup jumlahnya sangat berguna dalam mengatur
pencahayaan secara baik. Pencahayaan dengan berbagai lampu misalnya
sangat tepat bagi pekerja yang menggambarkan di atas permukaan mata,
sedangkan pencahayaan satu arah digunakan untuk mengerjakan bagian-
bagian kecil. Pengelolaan dari kalitas cahaya yang rendah akan
menimbulkan ketidaknyamanan dan kecelakaan kerja, misalnya glare
dapat menyebabkan kelelahan (fatigur), kehilangan efektivitasn
penglihatan dan mengurangi produktivitas.
Penggunaan warna di tempat kerja dimasukkan untuk dua hal, yaitu
menciptakan kontras warna dengan maksud untuk tangkapan mata dan
pengadaan lingkungan psikologis yang optimal. Warna penerangan untuk
suatu ruangan dan komposisi sprektumnya sangat penting dalam
membandingkan dan mengkombinasikan warna-warna. Warna-warna
dalam lingkungan kerja sebagai akibat dari pencahayaan menentukan
rupa lingkungan tersebut. Menurut OSHA (1998), penggunaan warna-
warna cerah dalam lingkungan kerja dapat membantu untuk membuar
obyek terlihat lebih jelas dan dapat manimbulkan kesan ruangan menjadi
lebih luas, selain itu acara psikologis juga dapat meningkatkan gairah
kerja.
b. Sifat lingkungan
Sifat lingkungan ditentukan oleh derajat terang (brightness), nilai pantulan
(reflectance value) serta distribusi cahaya (lighting distribution). Menurut Ching
(1987) juga mengatakan bahwa ketinggian dan kualitas permukaan langit-langit
akan mempengaruhi derajat cahaya di dalam ruang.
1) Derajat terang
Kemampuan seseorang untuk dapat melihat obyek dengan jelas
bergantung pada perbedaan derajat terang obyek tersebut. Mata berfungsi
secara optimal apabila derajat teranngn dalam daerah penglihatan kia
relatif sama.
2) Nilai pantulan
Nilai pantulan adalah perbandingan antara sumber cahaya datang
dengan cahaya yang dipantulkan. Nilai pantulan bergantung pada jenis
permukaan pantul, warna dan kemampuan untuk memantulkan cahaya
dari dinding-dinding, langit-langit, lantai, dan peralatan kerja akan
menentukan pola derajat terang.
Dinding-dinding, lantai dan langit-langit yang ber warna gelap dapat
menurunkan efektivitas dari instalasi penerangan sebanyak 50%. Tabel
berikut ini adalah pantulan yang dianjurkan oleh IluminatingEngineering
Society (IES) tahun 1981:
Tabel 2.1. Rekomendasi nilai pantulan menurut IluminatingEngineering
Society (IES)

Deskripsi Pantulan (%)


Langit-langit 80-90
Dinding 40-60
Meubel 25-45
Mesin, alat 30-50
Lantai 20-40

Sumber : IluminatingEngineering Society (IES)


Tabel 2.2. Nilai Pantulan Berbagai Macam Material menurut
IluminatingEngineering Society (IES)

Material Pantulan (%)


Metal 60-85
Bahan baru 10-92
Gelas 5-30
Cermin 80-90
Cat putih 60-90
Kayu 5-50
Aspal 5-10
Beton 40
Salju 60-75
Cat hitam 3-5
Sumber : IluminatingEngineering Society (IES)
3) Distribusi cahaya (lighting distribution)
Distribusi cahaya merupakan unit penyabaran yang tterdiri dari
lampu dan peralatan untuk mendistribusikan serta mengendalikan cahaya.
Perlatan penerangan perlu dipasang berdasarkan karakteristik distribusi
cahaya yang dikehendaki.

9. Perencanaan Penggunaan Pencahayaan


Dalam perencanaan penggunaan pencahayaan untuk suatu lingkungan kerja maka
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk
menunjang dan melengkapi pencahayaan alami,
- Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat
kerja yang membutuhkan tugas visual tertentu atau hanya untuk
pencahayaan umum.
- Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan
interior apakah menyebar atau terfokus pada satu arah.
- Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan
kepribadian ruangan yang diterangi.
- Warna yang akan digunakan dalam ruangan serta efek warna dari
cahaya.
- Derajat kesialauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi.

Tabel mengenai area kegiatan dan tingkat penerangan


Tingkat
Penerangan Area Kegiatan
(Lux)
Pencahayaan umum untuk 20 Layanan penerangan yang minimum
ruangan dan area yang dalam area sirkulasi luar ruangan,
jarang digunakan dan/atau pertokoan di daerah terbuka, halaman
tugas-tugas atau visual tempat penyimpanan
sederhana 50 Tempat pejalan kaki dan panggung
70 Ruang boiler
100 Halaman trafo, ruangan tungku
150 Area sirkulasi di industri, pertokoan dan
ruang penyimpan
Pencahayaan umum untuk 200 Layanan penerangan yang minimum
interior tugas
300 Meja dan mesin kerja ukuran sedang,
proses umum dalam industri kimia dan
makanan, kegiatan membaca dan
membuat arsip
450 Gantungan baju, pemeriksaan, kantor
untuk menggambar, perakitan mesin dan
bagian yang halus, pekerjaan warna,
tugas menggambar kritis

Pencahayaan tambahan 1500 Pekerjaan mesin dan di aras meja yang


setempat untuk tugas sangat halus, perakitan mesin presisi
visual yang tepat kecil dan instrumen, komponen
elektronik, pengukuran dan pemeriksaan.
Bagian kecil yang rumit (sebagian
mungkin diberikan oleh tugas
pencahayaan setempat)
3000 Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali,
misal instrumen yang sangat kecil,
pembuatan jam tangan, pengukiran
Sedangkan menurut PMP no. 7 tahun 1964, tingkat penerangan atau NAB (Nilai
Ambang Batas) di tempat kerja yaitu
Tingkat
Penerangan
Area Kegiatan
Minimal
(Lux)
Penerangan darurat 5 lux
Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan perusahaan 20 lux
Pekerjaan yang membedakan barang kasar, seperti: 50 lux
1. Mengerjakan bahan-bahan kasar
2. Mengerjakan arang atau abu
3. Mengerjakan barang-barang yang besar
4. Mengerjakan bahan tanah atau batu
5. Gang-gang, tangga di dalam gedung yang selalu dipakai
6. Gudang-gudang untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar
Pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara sepintas, 100 lux
seperti:
1. Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang setengah selesai
2. Pemasangan yang kasar
3. Penggilingan padi
4. Pengupasan/pengambilan dan penyisihan bahan kapas
5. Mengerjakan bahan-bahan pertanian
6. Kamar mesin dan uap
7. Alat pengangkut orang dan barang
8. Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal
9. Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil
10. Kakus, tempat mandi dan tempat kencing

Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil agak teliti, seperti:


1. Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak kasar) 200 lux
2. Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar
3. Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-barang
4. Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda
5. Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan dalam kaleng
6. Pembungkusan daging
7. Mengerjakan kayu
8. Melapis perabot
Pekerjaan perbedaan yang teliti daripada barang-barang kecil, seperti: 300 lux
1. Pekerjaan mesin yang teliti
2. Pemeriksaan yang teliti
3. Percobaan-percobaan yang teliti dan halus
4. Pembuatan tepung
5. Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun atau wol
berwarna muda
6. Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca,
pekerjaan arsip dan seleksi surat-surat
Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus dengan kontras 500-1000 lux
sedang dan dalam waktu yang lama, seperti:
1. Pemasangan yang halus
2. Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus
3. Pemeriksaan yang halus
4. Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca
5. Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran)
6. Penjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua
7. Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno, mengetik atau pekerjaan
kantor yang lama dan teliti
Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang sangat halus Paling
dengan kontras yang sangat kurang untuk waktu yang lama, seperti: sedikit 1000
1. Pemasangan ekstra halus (arloji, dll) lux
2. Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat)
3. Percobaan alat-alat yang ekstra halus
4. Tukang mas dan intan
5. Penilaian dan penyisihan hasil-hasil tembakan
6. Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy dalam percetakan
7. Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna tua

10. Standar Pencahayaan di Tempat Kerja


Intensitas pencahayaan yang dibutuhkan di masing-masing tempat kerja
ditentukan dari jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat
ketelitian suatu pekerjaan, maka akan semakin besar kebutuhan intensitas
pencahayaan yang diperlukan, demikian pula sebaliknya. Standar pencahayaan di
Indonesia telah ditetapkan seperti tersebut dalam Peraturan Menteri Perburuhan
(PMP) No. 7 Tahun 1964, Tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan dan
pencahayaan di tempat kerja. Standar pencahayaan yang ditetapkan untuk di
Indonesia tersebut secara garis besar hampir sama dengan standar internasional.
Sebagai contoh di Australia menggunakan standar AS 1680 untuk Interior Lighting'
yang mengatur intensitas pencahayaan sesuai dengan jenis dan sifat pekerjaannya.

Secara ringkas intensitas pencahayaan yang dimaksud dapat dijelaskan


sebagai berikut :

a. Pencahayaan untuk halaman dan jalan-jalan di lingkungan perusahaan harus


mempunyai intensitas pencahayaan paling sedikit 201uks.
b. Pencahayaan untuk pekerjaan-pekerjaan yang hanya membedakan barang
kasar dan besar paling sedikit mempunyai intensitas pencahayaan 50 luks.
c. Pencahayaan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan barang-barang
kecil secara sepintas lalu paling sedikit mempunyai intensitas pencahayaan
100 luks.
d. Pencahayaan untuk pekerjaan yang membeda-bedakan barang kecil agak
teliti
e. Paling sedikit mempunyai intensitas pencahayaan 2001uks
f. Pencahayaan untuk pekerjaan yang membedakan dengan teliti dan barang-
barang yang kecil dan halus, paling sedikit mempunyai intensitas
pencahayaan 300 luks
g. Pencahayaan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang halus
dengan kontras yang sedang dalam waktu yang lama, harus mempunyai
intensitas pencahayaan paling sedikit 500 - 1.000 luks.
h. Pencahayaan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang yang
sangat halus dengan kontras yang kurang dan dalam waktu yang lama, harus
mempunyai intensitas pencahayaan paling sedikit 2.000 luks

11. Aplikasi Penerangan di Tempat Kerja


Aplikasi penerangan di tempat kerja, secara umum dapat dilakukan melalui
pendekatan, yaitu:

a. Desain tempat kerja untuk menghindari masalah penerangan.\


Kebutuhan intensitas penerangan bagi pekerja harus selalu dipertimbangkan
pada waktu mendesain bangunan, pemasangan mesin-mesin, alat dan sarana
kerja. Desain instalasi penerangan harus mampu mengontrol cahaya kesilauan,
pantulan dan bayang-bayang serta untuk tujuan kesehatan dan keselamatan kerja
b. Identifikasi dan penilaian problem dan kesulitan penerangan

Agar masalah penerangan yang muncul dapat ditangani dengan baik, faktor-
faktor yang harus diperhitungkan adalah: sumber penerangan, pekerja dalam
melakukan pekerjaannya, jenis pekerjaan yang dilakukan dan lingkungan kerja
secara keseluruhan. Selanjutnya teknik dan metode.yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi dan menilai masalal pencahayaan di tempat kerja meliputi:

- Konsultasi atau wawancara dengan pekerja dan supervisor di tempa kerja


- Mempelajari laporan kecelakaan kerja sebagai bahan investigasi
- Mengukur intensitas pencahayaan, kesilauan, pantulan dan bayang bayang
yang ada di tempatt kerja
- Mempertimbangkan faktor lain seperti: sikap kerja, lama kerja, warna umur
pekerja dll.
c. Penggunaan pencahayaan alami siang hari
Manfaat dari pemakaian cahaya alami pada siang hari sudah dikenal dari pada
cahaya listrik, namun cenderung terjadi peningkatan pengabaian terutama pada
ruang kantor modern yang berpenyejuk dan perusahaan komersial seperti hotel,
plaza perbelanjaan dan sebagainya.
d. Pengembangan dan evaluasi pengendalian resiko akibat pencahayaan

Setelah pencahayaan dan pengaruhnya telah diidentifikasi dan dinilai, langkah


selanjutnya adalah mengendalikan resiko yang potensial menyebabkan gangguan
kerja. Pengendalian resiko sangat tergantung dari kondisi yang ada, tetapi secara
umum dapat mengikuti hirarki pengendalian yang sudah lazim yaitu
pengendalian yang dipilih dari yang paling efektif.

12. Efek Pencahayaan Terhadap Mata


Pembiasan sinar mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas
kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, panjang bola mata. Pada mata normal,
susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian
seimbang sehingga bayangan setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di
daerah makula lutea. Mata normal disebut juga mata emitropia dan akan
menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan
akomodasi/istirahat melihat jauh (Sidharta, 1993).
Kelainan pada mata dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu kelainan
alami yang didapatkan oleh seseorang sejak lahir dan kelainan buatan yang terjadi
akibat pengaruh lingkungan yang menyebabkan orgna mata menerima rangsangan
cahaya yang berlebihan atau kurang sama sekali. Kelainan buatan ini biasanya
disebabkan ileh kesilauan (glare), kontras yang dapat menyebabkan rabun jauh
ataupun rabun dekatpada mata serta cuaca ruang kerja yang dapat menimbulkan
kelelahan atau ketidaknyamanan pekerja dalam melakukan kegiatannya (Sutanto,
1999).
Ketidaknyamanan penglihatan terjadi jika beberapa elemen interior
mempunyai luminansi yang jauh di atas liminansi elemen interior lainnya. Respon
ketidaknyamanan ini dapat terjadi segera, tetapi adakalanya baru dirasakan setelah
mata terpapar pada sumber silau tersebut dalam waktu yang lebih lama. Tingkatkan
etidaknyamanan ini tergantung pada luminansi dan ukuran silau, luminansi latar
belakang, dan posisi sumber silau terhadap penglihatan. Discomfort glare akan makin
besar jika suatu sumber mempunyai luminansi yang tinggi, ukuran yang luas,
luminansi latar belakang yang rendah dan posisi yang dekat dengan garis penglihatan.

13. Pengendalian
Di bawah ini akan diberikan secara garis besar langkah-langkah pengendalian
masalah pencahayaan di tempat kerja, yaitu:

Modifikasi sistem pencahayaan yang sudah ada seperti:


a) Menaikkan atau menurunkan letak lampu didasarkan pada objek kerja
b) Merubah posisi lampu
c) Menambah atau mengurangi jumlah lampu
d) Mengganti jenis lampu yang lebih sesuai, seperti, mengganti
e) lampu bola menjadi lampu neon, dll
f) Mengganti tudung lampu
g) Mengganti warna lampu yang digunakan dll.
Modifikasi pekerjaan seperti:
b) Membawa pekerjaan lebih dekat ke mata, sehingga objek dapat dilihat
dengan jelas
c) Merubah posisi kerja untuk menghindari bayang-bayang,
d) pantulan, sumber kesilauan dan kerusakan penglihatan
e) Modifikasi objek kerja sehingga dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh:
memperbesar ukuran huruf dan angka padatombol-tombol peralatan kerja
mesin.
Pemeliharaan dan pembersihan lampu.
a. Penyediaan pencahayaan local
b. Penggunaan korden dan perawatan jendela dll.

Sebagai tambahan pertimbangan dalam upaya mengatasi masalah pencahayaan


di tempat kerja, Sanders & McCormick (1987) dan Grandjean (1993) memberikan
pedoman untuk desain sistem pencahayaan yang tepat di tempat kerja dengan cara
sebagai berikut :

1. Menghindari penempatan arah cahaya langsung dalam lapangan penglihatan


tenaga kerja
2. Menghindari penggunaan cat yang mengkilat (glossy paint) pada mesin atau
meja dan tempat kerja.
3. Menggunakan cahaya difusi (cahaya merata) untuk menyediakan atmosfer
pekerjaan terbaik
Menggunakan lebih banyak lampu dengan daya kecil, daripadamenggunakan
lampu sedikit dengan daya besar. Menghindari lokasi pencahayaan dalam 300
dari garis normal. Menghindari sumber cahaya berkedip (flicker) dll.

Anda mungkin juga menyukai