Anda di halaman 1dari 6

IV.I.

PANDANGAN TIM INDEPENDEN PENGENDALIAN KESELAMATAN MIGAS


(TIPKM) TENTANG KEMATIAN PEKERJA KARENA PENYAKIT BUKAN AKIBAT
KERJA Ҏ "" $$+ҏ

Kasus Kecelakaan Migas


Kematian Pekerja Karena Penyakit Bukan Akibat Kerja
ŎѲѲm;vv -|-Ѳb|‹ŏ

PENDAHULUAN

Dalam beberapa tahun terakhir kasus kematian mendapat kompensasi JKK mengacu pada Undang-
atau fatality di tempat kerja atau sedang bekerja di Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem
lingkungan Industri Migas Indonesia sering terjadi Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor
seperti pekerja mengalami serangan jantung di 24 Tahun 2011 tentang BPJS dan peraturan
tempat kerja, penyakit bawaan dan lainnya. pelaksaannya antara lain Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
Hal ini sering menjadi permasalahan dari pihak 609 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyelesaian
perusahaan untuk menentukan apakah kasus ini Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja
termasuk kecelakaan kerja migas atau bukan. Jika dan Permenaker No 5 Tahun 2021 tentang Tata
masuk dalam kecelakaan migas maka akan tercatat Cara Penyelenggaraan Program JKK, JKM dan JHT.
dalam statistik dan akan berpengaruh terhadap Pedoman ini mengatur pelaporan kecelakaan kerja
kinerja jam kerja aman perusahaan tersebut. Kasus GHQJDQMDPLQDQĆQDQVLDONHFHODNDDQNHUMDEDJLSDUD
seperti ini bukan hanya terjadi di sektor migas, tetapi pekerja.
juga dapat terjadi di sektor lainnya yang mengalami
NHVXOLWDQ GDODP PHQHQWXNDQ NODVLĆNDVL NHFHODNDDQ Di lingkungan migas ada pedoman yang ditetapkan
khususnya yang bersifat fatality. Untuk itu perlu oleh Kepala Teknik migas mengenai kriteria
adanya suatu pedoman dalam menentukan kriteria kecelakaan kerja migas di dalam Keputusan
kecelakaan kerja migas yang akan dapat digunakan Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Nomor
oleh semua pihak. 0107.K./18/DMT/2019 tentang Pedoman
Investigasi Kecelakaan Migas. Pedoman ini
Secara umum penentuan kecelakaan kerja sudah menetapkan kriteria apakah suatu kecelakaan itu
banyak diatur dan ada berbagai standar baik termasuk kecelakaan kerja atau bukan kecelakaan
nasional maupun global. Perusahaan migas banyak kerja. Untuk kecelakaan kerja migas ada lima
menggunakan standar OSHA log 300 sebagai kriteria yang ditetapkan yaitu:
pedoman menentukan kecelakaan akibat kerja.
Ada juga standar lainnya seperti ANSI Z 16.3 yang i. Kecelakaan yang benar-benar terjadi,
MXJD PHQJDWXU WHQWDQJ NODVLĆNDVL NHFHODNDDQ NHUMD ii. Menimpa karyawan atau orang yang diberi izin
Standar-standar ini digunakan untuk menyamakan oleh Kepala Teknik,
pelaporan standar pencapaian kinerja keselamatan iii. Terjadi pada jam kerja,
dan kesehatan kerja di suatu industri. LY 6HGDQJPHODNXNDQDNWLĆWDVNHJLDWDQ0LJDVGDQ
v. Terjadi di dalam wilayah kerja dan/ atau kejadian
Di Indonesia regulasi tentang kecelakaan kerja yang terjadi di dalam area tanggung jawab Kepala
merujuk ke Permenaker No 3 Tahun 1998 tentang Teknik sesuai dengan izin.
Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
sebagai peraturan pelaksanaan Pasal 11 Undang- Namun pertanyaan yang timbul adalah bagaimana
Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dengan kasus sakit atau penyakit apakah termasuk
Kerja. Regulasi tentang kecelakaan kerja yang kecelakaan kerja atau kecelakaan migas?

DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI


165
Bagian IV
Ragam Isu Migas

ACUAN PEDOMAN TENTANG KECELAKAAN KERJA ‰_b1_ †m7;u vѲb]_|Ѳ‹ 7b@;u;m| 1bu1†lv|-m1;vĶ 1o†Ѳ7
_-ˆ;u;v†Ѳ|;7bm_-ul|or;orѲ;Ķ7-l-];|oruor;u|‹
Ada berbagai regulasi, pedoman atau standar yang ou Ѳovv |o ruo1;vvň1o†Ѳ7 ou 7o;v u;v†Ѳ| bm Ѳovvĸ | bv
dapat diacu dalam menentukan kecelakaan kerja usually the result of a contact with a source of energy
antara lain: Ŏbĸ;ĸ hbm;ࢼ1Ķ ;Ѳ;1|ub1-ѲĶ 1_;lb1-ѲĶ |_;ul-ѲĶ u-7b-ࢼomĶ
l;1_-mb1-ѲĶ;|1ŏ-0oˆ;|_;|_u;v_oѲ7Ѳblb|o=|_;0o7‹
a. Peraturan Presiden Indonesia Nomor 7 Tahun or structure’.
2019 tentang Penyakit Akibat Kerja
b. Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 tentang Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Keselamatan di Pemurnian dan Pengolahan Nomor 3 tahun 1998, kecelakaan adalah suatu
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga
Indonesia Nomor: Per.03/Men/1998 Tentang sebelumnya yang dapat menimbulkan korban
Tata Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan manusia dan/atau harta benda. Bahwa suatu
Kecelakaan kasus dinyatakan kasus kecelakaan kerja apabila
d Permenaker No 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara terdapat unsur rudapaksa yaitu cedera pada tubuh
Penyelenggaraan Program JKK, JKM dan JHT manusia akibat suatu peristiwa atau kejadian seperti
e. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan terjatuh, terpukul, tertabrak dan lain-lain. (Refer:
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 609 Kepmenakertrans No.609/2012). Kriteria suatu
Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyelesaian kecelakaan adalah adanya kontak dengan sesuatu
Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat sumber energi yang mengakibatkan seorang cedera,
Kerja alat rusak dan menimbulkan dampak negatif
f. Kepdirjen Binawas No 84 Tahun 1998 tentang
Tata Cara Pengisian Formulir Pelaporan dan KECELAKAAN KERJA
Analisis Statistik Kecelakaan
g. Keputusan Direktur Teknik dan Lingkungan Secara umum kecelakaan (accident) dapat dibagi atas
Migas No 0107.K./18/DMT/2019 tentang dua jenis yaitu yang menyangkut manusia (personal
Pedoman Investigasi Kecelakaan Migas, injury) dan yang menimbulkan kerusakan (property
h. OSHA !;1ou7 h;;rbm] 29 CFR Part 1904 (Log damage). Kecelakaan pada manusia dapat dibagi
300) atas kecelakaan berhubungan dengan pekerjaan
i. ANSI Z.16.3 lrѲo‹;; @ň$_;ňo0 mf†u‹ (‰oh related incident) dan kecelakaan yang tidak
Šr;ub;m1;ň!;1ou7bm]-m7;-v†ubm] berhubungan dengan pekerjaan (not ‰ouh related).
j. SNI 13-6618-2001 Metoda Perhitungan Yang dihitung atau masuk dalam statistik adalah
Tingkat Kekerapan dan Tingkat Keparahan di kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan
Pertambangan Umum atau ‰ouh u;Ѳ-|;7ĸ Hal ini dapat digambarkan pada
diagram dibawah ini.
PENGERTIAN TENTANG KECELAKAAN

Menurut Frank Bird dalam bukunya Loss Control


-m-];l;m|Ķļ-mbm1b7;m|bv-m†m7;vbu;7;ˆ;m||_-|Ķ

166 Vol. 4
FRAMEWORK OF ACCIDENT Incident
ident
CLASSIFICATION Near Miss

A
Accident

Personal Injury Property Damage


Environmental Harmful

Record in
Not Work Related Work Related Spearate Logs

Non Recordable Recordable


rdable !ǶƊȺȺǞ˛ƧƊɈǞȌȁ

Employees
loyees 1. Fatality
2. LTI
3. RTWC
4. MTC
Contractors 5. FA

-l0-uƓĺƐĺ;u-m]h-hѴ-vbCh-vb;1;Ѵ-h--m;uf-

3HQJHUWLDQ WHQWDQJ NODVLĆNDVL NDVXV NHFHODNDDQ atau pengobatan, diluar P3K namun tidak
u;1ou7-0Ѳ; dari diagram diatas sebagai berikut: mengakibatkan keterbatasan kerja/transfer kerja
(RWTC) atau Ѳov|ࢼl;-11b7;m|ĸ
1. Fatality adalah kecelakaan atau sakit akibat 5. FA (First Aid), adalah setiap pengobatan
kerja yang menimpah pekerja dan menyebabkan minor akibat kecelakaan antara lain, tergores,
kematian. terpotong, terbakar dan pasang perban/indoplast
2. LTI (ov| $bl; 11b7;m|) adalah insiden yang dan seterusnya diikuti pergi ke klinik dengan
berhubungan dengan kerja (cedera atau sakit) tujuan hanya untuk observasi. Menurut standar
yang menimpa pekerja, dimana petugas medis/ ANSI maupun OSHA kasus FA tidak masuk
dokter berwenang menyarankan untuk tidak perhitungan statistik (dalam standar OSHA telah
bekerja dalam waktu tertentu (sampai sembuh) dijelaskan pengobatan minor yang termasuk dan
dikarenakan kecelakaan tersebut. tidak termasuk kecelakaan FA).
3. RTWC (!;v|ub1|;7 )ouh ń$u-mv=;u -v;), adalah
kecelakaan atau penyakit akibat kerja dimana Kepmenakertrans Nomor 609/2012 menye-
pekerja tidak dapat melaksanakan tugas EXWNDQ GHĆQLVL NHFHODNDDQ NHUMD DGDODK NHFHODNDDQ
rutinnya. RWTC terjadi sebagai konsekuensi dari yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja,
kecelakaan atau penyakit akibat kerja dimana termasuk penyakit yang timbul karena hubungan
pekerja dipindahkan kerja ke bagian lain yang kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam
memungkinkan untuk kondisi sakitnya perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat
4. MTC (;7b1-Ѳ $u;-|l;m| -v;) adalah setiap kerja dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa
cedera atau sakit yang berhubungan dengan atau wajar dilalui. Dengan demikian termasuk
kerja dan membutuhkan perhatian medis seluruh kecelakaan om|_;fo07-mo@|_;fo0bm1b7;m|ĸ

DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI


167
Bagian IV
Ragam Isu Migas

Kecelakaan Kerja Kecelakaan


Industri
On the Job incident
Masuk statistik
Kecelakaan Kompensasi

Kecelakaan
Kompensasi
Kecelakaan Biasa
Off the Job incident
Tidak masuk statistik Tidak masuk statistik
Tidak ada Kompensasi Kompensasi

-l0-uƓĺƑĺѴ-vbCh-vbh;1;Ѵ-h--mh;uf-ķ0b-v-7-mholr;mv-vb

Kecelakaan yang tidak berhubungan langsung terjadi tumpang tindih, karena untuk jaminan BPJS
dengan pekerjaan, dalam regulasi ketenagakerjaan mengenai tunjangan kecelakaan akan dihitung semua
yang berlaku tetap dianggap kecelakaan kerja kecelakaan baik ‰ouh u;Ѳ-|;7 atau mom ‰ouh u;Ѳ-|;7
dan dapat kompensasi namun tidak masuk dalam dan semuanya dikategorikan sebagai kecelakaan
statistik kecelakaan atau sering disebut kecelakaan dalam hubungan kerja.
kompensasi Ŏo@ |_; fo0 bm1b7;m|ŏĸ Disini sering

Kec. Industri
Kec. Kompensasi

1;Ѵ-h--m holr;mv-vb
-l0-uƓĺƒĺ;1;Ѵ-h--mholr;mv-vb

Di industri migas, merujuk kepada Keputusan yang memenuhi kelima kriteria kecelakaan kerja
Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Nomor migas yaitu i. kecelakaan yang benar-benar terjadi,
0107.K./18/DMT/2019 tanggal 29 April 2019 ii. menimpa karyawan atau orang yang diberi izin oleh
tentang Pedoman Investigasi Kecelakaan Pada Kepala Teknik, iii. terjadi pada jam kerja, iv. sedang
.HJLDWDQ 8VDKD 0LJDV PHQ\HEXWNDQ GHĆQLVL PHODNXNDQ DNWLĆWDV NHJLDWDQ 0LJDV GDQ Y WHUMDGL GL
Kecelakaan Kerja Migas adalah setiap kecelakaan dalam wilayah kerja dan/ atau kejadian yang terjadi

168 Vol. 4
di dalam area tanggung jawab Kepala Teknik sesuai a) Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang
dengan izin. disebabkan oleh pekerjaan dan/ atau lingkungan
kerja (pasal 1 ayat 1).
3HGRPDQ GLDWDV VHODQMXWQ\D PHQ\HEXWNDQ GHĆQLVL b) Pekerja yang didiagnosis menderita Penyakit
kecelakaan adalah kejadian yang tidak terencana/ Akibat Kerja berdasarkan surat keterangan
disengaja dan tidak terkendali yang disebabkan dokter (a. dokter; atau b. dokter spesialis, yang
oleh manusia, peralatan/instalasi, situasi/faktor berkompeten di bidang kesehatan kerja). berhak
lingkungan atau kombinasi faktor-faktor tersebut atas manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
yang mengganggu proses kerja dan/atau dapat meskipun hubungan kerja telah berakhir (pasal 2
menimbulkan cedera, kematian, kerusakan properti/ ayat 1 dan pasal 3).
sarana dan prasarana, termasuk kondisi darurat. c) Penyakit Akibat Kerja sebagaimana dimaksud
Jenis kejadian yang dimaksud adalah kecelakaan pada butir b diatas (pasal 2 ayat 1) meliputi jenis
kerja, kebakaran, ledakan, pencemaran lingkungan penyakit: a. yang disebabkan pajanan faktor yang
berupa kebocoran dan/atau tumpahan (minyak, gas timbul dari aktivitas pekerjaan; b. berdasarkan
dan bahan berbahaya dan beracun lainnya) melebihi sistem target organ; c. kanker akibat kerja; dan d.
15 barrel, kerusakan properti melebihi US$ 10.000, VSHVLĆNODLQQ\D SDVDOD\DW 
gangguan operasi termasuk 0Ѳo‰ out, kerusakan d) Jenis Penyakit Akibat Kerja sebagaimana
peralatan, kegagalan tenaga (power failure) dan dimaksud pada butir c diatas (pasal 2 ayat 3)
lain-lain, gangguan keamanan, termasuk sabotase, tercantum dalam lampiran yang merupakan
vandalisme, terorisme, huru-hara serta bencana bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden
alam dan lainnya. ini (pasal 2 ayat 4).
e) Dalam hal terdapat jenis Penyakit Akibat
Dari tingkat keparahannya kecelakaan kerja migas Kerja yang belum tercantum dalam Lampiran
dikategorikan atas kecelakaan fatal, berat, sedang sebagaimana dimaksud dalam butir d diatas
dan ringan. Kecelakaan meninggal atau fatal yaitu (Pasal 2 ayat (4), penyakit tersebut harus memiliki
kecelakaan yang menimbulkan kematian segera hubungan langsung dengan pajanan yang dialami
atau dalam jangka waktu 24 jam setelah terjadinya pekerja. (pasal 4 ayat 1).
kecelakaan. f) Penyakit sebagaimana dimaksud pada butir e
diatas (pasal 4 ayat 1) harus dibuktikan secara
Dari ketentuan di atas, maka kecelakaan kerja ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat.
migas adalah kategori kecelakaan industri (on the (pasal 4 ayat 2).
fo0 -11b7;m|ŏ yang berhubungan langsung dengan g) Pembuktian sebagaimana dimaksud pada butir f
pekerjaan yang dilakukan atau terjadi dalam diatas (pasal 4 ayat 2) dilakukan oleh dokter atau
lingkungan kerja migas. dokter spesialis yang berkompeten di bidang
kesehatan kerja. (pasal 4 ayat 3).
KEMATIAN KARENA PENYAKIT AKIBAT KERJA
Menurut OSHA Log 300, kecelakaan bukan dalam
Bagaimana dengan pekerja yang menderita sakit, hubungan kerja adalah:
kemudian meninggal di tempat kerja, apakah a) Cidera diluar jam kerja yang terjadi selama proses
termasuk kecelakaan kerja Migas? Jika meninggalnya akomodasi/ perjalanan, di tempat tinggal dinas,
karena penyakit akibat kerja sebagaimana diatur dapur perusahaan, dan diluar area kerja.
didalam Perpres Nomor 7 tahun 2019 si pekerja b) Gejala yang muncul dikarenakan faktor luar
berhak atas manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja seperti cidera, sakit atau kematian yang terjadi
(JKK). karena kejadian alam (badai, gempa bumi dan
kilat/petir) yang tidak berkaitan dengan operasi.
Lebih jauh tentang beberapa pasal di Perpres ini
dijelaskan seperti dibawah ini:

DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI


169
Bagian IV
Ragam Isu Migas

c) Cidera atau penyakit termasuk gejala dan tanda- diakibatkan dari paparan terhadap faktor yang
tanda yang muncul saat bekerja namun dihasilkan berhubungan dengan pekerjaan dan sesuai
dari 0†h-m7-Ѵ-l_†0†m]-mh;uf- atau paparan dengan ketentuan pencatatan kejadian (Refer:
yang terjadi diluar lingkungan area kerja (misal OSHA)
pekerja mengalami penurunan daya pendengaran
namun pekerja tersebut tidak bekerja di area PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA Ҏ)!
bising). ! $  " " ҏ
d) Pekerja sebagai bagian dari masyarakat, tamu dan
pemerintahan, pekerja yang sedang menunggu Penyakit Akibat Hubungan Kerja/Penyakit Terkait
kendaraan untuk pulang. Kerja Ŏ‰ouh u;Ѳ-|;7 7bv;-v;ŏ adalah penyakit yang
e) Cidera atau penyakit yang terjadi dari partisipasi/ dicetuskan atau diperberat oleh pekerjaan atau
keikutsertaan dalam kegiatan sukarela dalam lingkungan kerja tidak termasuk PAK, namun yang
SURJUDP NHEXJDUDQ ZHOOQHVV  ĆWQHVV DNWLYLWDV bersangkutan memperoleh Jaminan Pemeliharaan
UHNUHDVL GRQRU GDUDK SHPHULNVDDQ ĆVLN Kesehatan (JPK) (Refer: Peraturan Presiden Nomor
vaksinasi, dan kegiatan olahraga. 7/2019 dan Kepmenakertrans No.609/2012).
f) Cidera atau penyakit yang diakibatkan karena
makan, minum atau penyediaan makanan untuk MENINGGAL MENDADAK
konsumsi pribadi. (kecuali petugas / pekerja yang
ditugasi untuk penyediaan konsumsi perusahaan). Meninggal mendadak di tempat kerja pada
g) Cidera atau penyakit yang terjadi akibat tugas hakekatnya bukan kecelakaan kerja Ŏmo| ‰ouh
pribadi, aktivitas yang tidak berhubungan dengan u;Ѳ-|;7ŏ, namun pemerintah memberikan kebijakan
tugas perusahaan. dan dianggap sebagai kecelakaan kerja dan diberikan
h) Cidera atau penyakit yang terjadi akibat jaminan kecelakaan kerja. Dengan demikian,
perawatan pribadi, obat-obat pribadi, dan sakit mendadak di tempat kerja tidak tergolong
pengobatan sendiri untuk kondisi yang tidak u;1ou7-0Ѳ;bm1b7;m|ĸ (Refer: Kepmenakertrans Nomor
berhubungan dengan kerja. 609/2012).
i) Cidera atau penyakit yang terjadi akibat
kecelakaan kendaraan bermotor dari dan menuju KESIMPULAN
tempat bahkan jika kecelakaan terjadi ditempat
parkir. (kecuali pekerja yang bertugas ditempat 1. Meninggal mendadak akibat sakit bukan
parkir). termasuk kecelakaan kerja namun tetap
j) Batuk dan pilek. mendapat kompensasi apabila memenuhi kriteria
k) Gangguan kejiwaan. (Refer Permenaker No 5 Tahun 2021):
a. Meninggal saat sedang bekerja di tempat
PENYAKIT AKIBAT KERJA Ҏ&$ kerja
" " ҏ b. Mengalami serangan penyakit diibawa ke
fasilitas kesehatan dan meninggal < 24 jam
Menurut ketentuan yang berlaku, penyakit akibat 2. Meninggal mendadak karena dipicu oleh
kerja adalah: suatu faktor dari lingkungan/pekerjaan dapat
1. Penyakit Akibat Kerja yang selanjutnya disingkat dipertimbangkan menjadi kecelakaan dalam
PAK Ŏ11†r-ࢼom-Ѳ bv;-v;ŏ yaitu penyakit yang hubungan kerja dan u;1ou7-0Ѳ;
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja 3. Penentuan kecelakaan kerja atau bukan, perlu
dan hal ini sesuai dengan Perpres Nomor 7/2019. dilakukan kasus per kasus dengan melibatkan
(Refer: Kepmenakertrans Nomor 609 tahun 2012) dokter kesehatan kerja yang kompeten/
2. Penyakit Akibat Kerja adalah suatu penyakit berwenang, dan apabila diragukan dapat
terkait pekerjaan ditentukan oleh dokter atau dikonsultasikan dengan Migas atau pengawas
tenaga ahli kesehatan yang profesional yang ketenagakerjaan.

170 Vol. 4

Anda mungkin juga menyukai