DAN SISTEM
PELAPORAN
Kecelakaan yang
Kecelakaan yang terjadi pada berhubungan dengan
saat tenaga kerja hubungan kerja di
melaksanakan pekerjaan dan perusahaan disebut
tidak ada unsur kesengajaan kecelakaan akibat kerja
atau perencanaan, seperti seperti kecelakaan yang
sabotase atau tindakan terjadi pada saat tenaga
kriminal. kerja melakukan perjalanan
ke dan dari tempat kerja.
Kebakaran atau
peledakan atau bahaya
pembuangan limbah
Kebakaran yang
terjadi secara
tidak terduga,
tidak dikehendaki,
dan tidak
terkendali.
Kebakaran atau
peledakan atau bahaya
pembuangan limbah
Peledakan terjadi
karena tekanan
atau suhu panas,
kecepatan aliran
yang tidak
terkendali dalam
proses produksi,
seperti pemakaian
ketel uap, bejana
tekan.
Kebakaran atau
peledakan atau bahaya
pembuangan limbah
Pembuangan
limbah yang tidak
sesuai prosedur
dapat
menyebabkan
pencemaran
lingkungan.
Kejadian berbahaya
lainnya
Accident
Kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak
terduga sebelumnya yang
menimbulkan korban jiwa Incident
dan atau harta benda. Kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak
terduga sebelumnya yang
belum menimbulkan
kerugian.
Near miss
Kejadian hampir
celaka atau hampir
menimbulkan
incident ataupun
accident.
Teori domino oleh William W. Heinrich
(1930)
Jenis kecelakaan berdasarkan penyebabnya (1)
1 Penyebab utama
2 Penyebab pendukung
Alur produksi
1 Mengidentifikasi 3 Peningkatan
potensi bahaya kesadaran
dan risiko di
tempat kerja
2 Bekerja sesuai 4 Pemasangan
dengan prosedur/ peringatan
SOP yang telah bahaya/ rambu-
dibuat rambu K3 di
tempat kerja
Pengendalian
potensi bahaya
dan risiko
Tata cara pelaporan kecelakaan kerja
(Permenaker No. 03/MEN/1998)
1 Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja dipimpinnya. (Pasal 2 ayat (1) )
2 Kewajiban melaporkan berlaku bagi pengurus atau pengusaha yang telah dan yang belum
mengikutsertakan pekerjaannya ke dalam program jaminan sosial tenaga kerja
berdasarkan Undang-undang No. 3 Tahun 1992. (Pasal 3)
3 Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan secara tertulis kecelakaan tersebut kepada
Kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24
(dua kali duapuluh empat) jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan dengan formulir
laporan kecelakaan sesuai contoh bentuk 3 KK2 A lampiran 1. (Pasal 4 ayat (1)
Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara lisan
sebelum dilaporkan secara tertulis. (ayat (2))
Tujuan pelaporan kecelakaan kerja