STATISTIK KEC.KERJA
TUJUAN TRAINING
(Developed by the Division of Occupational Safety & Health (DOSH) December 2009)
• Incident [Accident] Investigations, A Guide for Employers, A Systems Approach to Help Prevent Injuries and
Illnesses, U.S. Department of Labor, Occupational Health and Safety Administration (OSHA), December 2015
Dalam Apel Peringatan Bulan K3 Nasional di Sukabumi, Jawa Barat dipantau virtual dari Jakarta, Kamis, 12 Jan
2023, Menaker Ida menyoroti bahwa berdasarkan laporan tahunan BPJS Ketenagakerjaan dalam tiga tahun
terakhir memperlihatkan peningkatan jumlah kecelakaan kerja, termasuk penyakit akibat kerja.
"Berdasarkan data tersebut, menjadi indikasi bahwa pelaksanaan K3 harus makin menjadi perhatian dan menjadi
prioritas bagi dunia kerja di Indonesia," kata Menaker Ida.
Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, jumlah kecelakaan kerja mencapai 221.740 kasus pada 2020. Jumlah itu
naik menjadi 234.370 kasus pada 2021 dan 265.334 kasus sampai dengan November 2022.
Untuk itu, Ida mengajak dan mendorong agar semakin banyak perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara konsisten sesuai dengan aturan perundang-undangan yang
berlaku.
"Sehingga budaya K3 melekat pada setiap individu yang berperan serta di perusahaan dan terwujudnya peningkatan
produktivitas kerja," tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan dalam peringatan Bulan K3 Nasional 2023 mengusung tema besar
Terwujudnya Pekerjaan Layak yang Berbudaya K3 Guna Mendukung Keberlangsungan Usaha di Setiap Tempat
Kerja. Bulan K3 Nasional diperingati setiap tanggal 12 Januari sampai dengan 12 Februari.
UU No. 1 Tahun 1970 Ttg Keselamatan Kerja
BAB VII – KECELAKAAN – Pasal 11
1. Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja
yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
2. Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai termaksud dalam ayat
(1) diatur dengan peraturan perundangan
UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek
Bagian Kedua: Jaminan Kecelakaan Kerja
Pasal 8:
(1)Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima Jaminan Kecelakaan Kerja
Pasal 10:
(1)Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada Kantor
Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggaraan dalam waktu tidak lebih dari 2 kali
24 jam
(2)Pengusaha wajib melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerjadan Badan
Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam setelah tenaga kerja yang
tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacat atau
meninggal dunia.
(3)Pengusaha wajib mengurus hak tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada Badan
Penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya.
(4)Tata cara dan bentuk laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
oleh Menteri.
PP No 50 Tahun 2012 Ttg SMK3
Pasal 11
(1) Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan dalam pemenuhan
persyaratan K3.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:
(g). Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri; dan
(h). Rencana dan pemulihan keadaan darurat.
(4) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g dan huruf h dilaksanakan
berdasarkan potensi bahaya, investigasi, dan analisa kecelakaan.
Definisi Kec. Kerja & Penyakit Akibat Kerja (PAK) ?
• PerMenaker no. 03 tahun 1998
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang
dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda
RUMAH PT. X
KECELAKAAN
1. Kec. Hubungan kerja
Tempat kerja
3. Kecelakaan di tempat kerja
• Kecelakaan kerja
• Penyakit Akibat Kerja
• Kebakaran / peledakan / pembuangan limbah
• Kejadian berbahaya lainnya
Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dapat dilakukan secara lisan
sebelum dilaporkan secara tertulis.
DEFINISI KECELAKAAN / KEC. KERJA MENURUT REFERENSI LAINNYA
• Mengacu pada Standar AS/NZS 4801:2001 "Kecelakaan adalah semua kejadian yang
tidak direncanakan yang menyebabkan atau berpotensial menyebabkan cidera,
kesakitan, kerusakan, atau kerugian lainnya".
• Menurut Frank E. Bird, kecelakaan adalah peristiwa yang tidak diinginkan yang
mengakibatkan kerugian fisik pada seseorang atau kerusakan harta benda. Biasanya hasil
dari kontak dengan sumber energi (kinetik, listrik, kimia, termal, dll).
• Menurut Heinrich, Petersen dan Roos, 1980 “Kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat
kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu
tindakan atau reaksi suatu objek, bahan, orang atau radiasi yang mengakibatkan cidera
atau kemungkinan akibat lainnya”.
• Menurut teori Heinrich tentang domino effect terjadinya kecelakaan kerja, kecelakaan
terjadi melalui hubungan mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab
kecelakaan kerja yang saling berhubungan (Sequential) sehingga menimbulkan
kecelakaan kerja ataupun (Penyakit akibat Kerja/PAK) serta kerugian lainnya
DEFINISI INSIDEN ?
• PERMENKES RI NOMOR 1691/MENKES/Per/VIII/2011 & 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
Insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian
Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera.
NearMiss
Nyaris Celaka
PENDEKATAN PROAKTIF
ANALISA POTENSI INSIDEN -> PROGRAM PENCEGAHAN -> NO INCIDENT
PENDEKATAN REAKTIF
INSIDEN -> INVESTIGASI (PENYELIDIKAN)-> CORRECTIVE ACTION (PREVENTIVE)
Teori Piramida terjadinya Kecelakaan
Berdasarkan teori dari Frank E. Bird
3. Lingkungan
a. Cuaca/suhu/debu dari internal/eks lingkungan kerja
b. Proses korosi pada infrastruktur
c. Tempat/lantai kerja yang kotor/licin/tidak stabil
Contoh Insiden
Penyebab Langsung
(Immediate/Direct Cause)
MODEL SEBAB AKIBAT / AKAR PENYEBAB INSIDEN
THE THREE ROOT CAUSES / INCIDENT CAUTION MODEL
NEARMISS /
ACCIDENT
Personal Injury
Property Damage
Environmental Damage
1. Ahli K3
2. Pekerja yang memiliki pengetahuan tentang
proses kerja departemen masing-masing
3. Dokter Perusahaan (jika ada)
4. Para ahli di luar perusahaan (jika diperlukan)
5. Perwakilan dari pemerintah daerah atau polisi
setempat (jika diperlukan)
Informasi 5W + 1H
Who ? Dapatkan nama setiap orang yang terlibat, dekat, berada pada saat kejadian
atau tahu faktor yang memberikan kontribusi.
Where ? Uraikan lokasi kejadian yang pasti, catat semua faktor- factor yang relevant
seperti : petir, cuaca, kondisi lingkungan kerja, dsb
When ? Catat waktu kejadian yg tepat dan pasti, tanggal, hari, jam dan faktor lain
seperti : pertukaran shift, siklus kerja, periode istirahat dsb.
1. People (orang),
4. Paper (dokumen).
• Penyebab Langsung,
• Penyebab Tidak Langsung &
• Lemahnya Kontrol (lack of control)
People – yakni informasi yang dicatat
dengan mewawancarai orang-orang yang
terlibat dengan insiden atau orang-orang Pengumpulan data saat wawancara:
• SCAT yang diperkenalkan pertama kali International Loss Control Institute (ILCI) yang
mengambil model dari F.Bird & German (1982).
• Fishbone Diagram Analysis disebut juga diagram tulang ikan, atau cause-and-effect
matrix adalah diagram yang menunjukkan penyebab-penyebab dari sebuah even yang
spesifik, Penemunya adalah Professor Kaoru Ishikawa, seorang ilmuwan Jepang yang juga
alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Sehingga sering juga disebut dengan diagram
Ishikawa. Fishbone Diagram atau Cause and Effect Diagram ini dipergunakan untuk :
Mengidentifikasi akar penyebab dari suatu permasalahan.
• Metode 5W (5 Whys) sudah dikenal sejak tahun 1930 yang dikemukakan oleh Sakichi
Toyoda dan pada tahun 1970 dipopulerkan dalam Toyota Production System. Strategi 5
Whys pendekatannya adalah dengan mencari tahu apa saja seluruh masalah yang ada dan
bertanya “mengapa” dan “apa yang menjadi akar masalah”.
1. METODE SCAT (Systematic Cause Analysis Technique) :
Bagian yang di investigasi dalam metode SCAT
BIAYA
LANGSUNG
&
BIAYA TIDAK
LANGSUNG
KERUGIAN
KECELAKAAN
ATAU
KERUSAKAN
YANG TAK
DIHARAPKAN
INSIDEN
(Kontak)
KONTAK
DENGAN
ENERGI
ATAU
BAHAN/ ZAT
PERILAKU/
TINDAKAN
TAK AMAN
&
KONDISI
TAK AMAN
FAKTOR
PERSONAL
(PRIBADI)
FAKTOR
PEKERJAAN
UA
UC
JF
JF
PEKERJAAN : MENGGERINDA
LOKASI : WORKSHOP / MESIN GERINDA
KECELAKAAN KERJA : JARI TANGAN TERGORES GERINDA
DISKRIPSI : PEKERJA MENGALAMI LUKA PADA TANGAN KANAN
Immediate Accident /
Lack of Control Basic Causes Lost
Causes Nearmiss
- Jabatan / Pekerjaan
- Lama bekerja
DAN
Dari beberapa peraturan di atas, tidak ada yang membahas detail mengenai klasifikasi
kecelakaan dan bagaimana cara menghitung statistik kecelakaan kerja. Namun, di peraturan
nomor 5 & 6, setidaknya memberikan definisi terkait dengan kecelakaan yang menyebabkan
hilangnya waktu/hari kerja dan bagaimana cara menghitung statistik kec. Kerja.
Oleh karena minimnya referensi klasifikasi dan penghitungan statistik kecelakaan kerja di
Indonesia, banyak praktisi K3 yang menggunakan referensi negara lain untuk menggunakan
tingkatan/klasifikasi dan menghitung statistic kecelakaan kerja di Indonesia. Referensi yang
umum digunakan adalah OSHA LOG 300.
TINGKATAN / KLASIFIKASI KECELAKAAN KERJA
Tingkatan / Klasifikasi
• Fatality
• Lost Time Injury (LTI)
• Lost WorkDay Case (LWDC/LWC)
• Restricted Work Case (RWC)
• Medical Treatment Case (MTC)
• First Aid Case (FAC)
TINGKATAN / KLASIFIKASI KECELAKAAN KERJA
• Fatality adalah kasus kecelakaan kerja yang menimbulkan kematian pada si pekerja.
• Lost Time Injury (LTI) adalah kasus kecelakaan kerja yang membutuhkan perawatan medis (perawat/dokter)
dan terdapat hilang hari kerja, karena korban (pekerja) sementara tidak mampu bekerja pada shift
berikutnya. => hari dimana kecelakaan terjadi tidak dihitung sebagai hilang hari kerja (LWC).
• Lost Workdays Case (LWC) adalah jumlah hilang hari kerja jika ada LTI / Fatality.
• Restricted Work Case (RWC) adalah kasus kecelakaan kerja yang membutuhkan perawatan medis
(perawat/dokter), yang mana korban dapat bekerja pada shift berikutnya, tetapi korban tidak dapat bekerja
secara normal sesuai job descnya. => Tidak ada hilang hari kerja (LWC)
• Medical Treatment Case (MTC) adalah kasus kecelakaan kerja yang membutuhkan perawatan medis
(perawat/dokter), yang mana korban dapat kembali bekerja dengan normal sesuai job descnya pada shift
berikutnya. => Tidak ada hilang hari kerja (LWC)
• First Aid Case (FAC) adalah kasus kecelakaan kerja yang perawatan cideranya tidak membutuhkan
penanganan medis, cukup first aider (Petugas P3K) yang kompeten. => Tidak ada hilang hari kerja (LWC)
STATISTIK KECELAKAAN KERJA
Statistik HSE (Menghitung FR, SR, TRIR)
• Statistik Kecelakaan Kerja digunakan untuk mengukur tingkat kinerja K3 di tempat kerja
yang berkaitan dengan kejadian kecelakaan kerja serta tingkat keparahan yang
ditimbulkan.
• Statistik ini kemudian digunakan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan untuk
mengurangi angka kecelakaan kerja dan tingkat keparahannya.
• Ada beberapa metode perhitungan statistik kec.kerja yang umum digunakan yaitu:
Frequency Rate (FR) : Tingkat Keseringan/Kekerapan Cidera
Severity Rate (SR) : Tingkat Keparahan Cidera
Total Recordable Injury Rate (TRIR) : Tingkat Jumlah Cidera
STATISTIK KECELAKAAN KERJA
Statistik HSE
Untuk konstanta pengali pada Rate tersebut menggunakan dua indicator, yaitu angka
200.000 dan 1.000.000
Konstanta pengalinya 200.000 adalah standar dari OSHA: digunakan di US, Eropa, dll
Konstanta pengalinya 1.000.000 adalah standar dari ILO: Kemenaker & Umumnya digunakan di Asia,
Angka 200.000 dipakai untuk menggambarkan jumlah tenaga kerja sebanyak 100 orang yang bekerja selama
satu tahun (2000 jam kerja), sehingga didapatkan 2000 dikali 100 menjadi 200.000. Sehingga dapat dikatakan
angka denominator 200.000 sama artinya angka kecelakaan per 100 (seratus) pekerja.
Angka 1.000.000 dipakai untuk menggambarkan jumlah tenaga kerja sebanyak 500 orang yang bekerja
selama satu tahun (2000 jam kerja), sehingga didapatkan 2000 dikali 500 menjadi 1.000.000. Sehingga dapat
dikatakan angka denominator 1.000.000 sama artinya angka kecelakaan per 500 (lima ratus) pekerja.
• Frequency Rate (FR) digunakan untuk mengidentifikasi jumlah cidera yang menyebabkan hilangnya hari kerja
selama periode tertentu (Bulanan, 3 Bulanan, 6 Bulanan atau Tahunan)
• 2 data penting dalam menghitung FR adalah data LTI & jumlah jam kerja orang (total man hours)
Contoh menghitung FR dengan menggunakan konstanta pengalinya 1.000.000
Contoh studi kasus: Sebuah perusahaan memiliki 1.500 pekerja. Hasil perhitungan HRD menunjukkan bahwa
jumlah jam kerja yang telah dicapai dalam 6 bulan adalah 1.656.000 jam kerja orang. Pada kurun waktu 6
bulan, jumlah cidera yang menyebabkan hilangnya waktu kerja sebanyak 5 kasus (LTI) dengan total hilang hari
kerja sebanyak 50 hari. Berapa frekuensi ratenya ?
Intepretasinya adalah, bahwa pada kurun waktu 6 bulan tersebut, terjadi hilangnya waktu kerja sebesar 3,02
jam kerja per 1.000.000 jam kerja orang.
Namun Angka ini tidak mengindikasikan tingkat keparahan kecelakaan kerja. Angka ini hanya mengindikasikan
si pekerja tidak berada di tempat kerja setelah terjadinya kecelakaan kerja.
STATISTIK KECELAKAAN KERJA
SR (Severity Rate) digunakan untuk mengidentifikasi tingkat keparahan cidera yang menyebabkan
hilangnya hari kerja akibat kecelakaan kerja untuk per sejuta jam kerja orang
(Bulanan, 3 Bulanan, 6 Bulanan atau Tahunan)
Contoh studi kasus: Sebuah perusahaan memiliki 1.500 pekerja. Hasil perhitungan HRD
menunjukkan bahwa jumlah jam kerja yang telah dicapai dalam 6 bulan adalah 1.656.000 jam kerja
orang. Pada kurun waktu 6 bulan tersebut, jumlah cidera yang menyebabkan hilangnya waktu kerja
sebanyak 5 kasus (LTI) dengan total hilang hari kerja sebanyak 50 hari. Berapa severity ratenya ?
Intepretasinya adalah selama kurun waktu tersebut telah terjadi hilangnya waktu kerja sebesar
30 hari per 1.000.000 jam kerja orang.
TRIR (Total Recordable Injury Rate)
• TRIR (Total Recordable Injury Rate) adalah sebuah perhitungan matematis dari total injury yang recordable
(diatas “first aid case”) dikalikan konstanta pengalinya (200.000 atau 1.000.000) dan dibagi jumlah jam kerja.
Intepretasinya adalah dalam kurun waktu tersebut, terjadi sekitar 4,23 kecelakaan kerja per 1.000.000 jam
kerja orang.
Kerugian hari kerja karena cacat berdasarkan Lampiran II, Surat Kep Dirjen Hubungan
Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, Kep. 84 Tahun 1998
Untuk Kerugian Dari Anggota Badan Karena Cacat Tetap atau Menurut Ilmu Bedah
B. Kehilangan Fungsi
Catatan : Untuk setiap luka ringan dengan tidak ada amputasi tulang kerugian hari kerja
adalah sebesar jumlah hari sesungguhnya selama si korban tidak mampu
bekerja.
2. Kaki dan Jari-jari
Jari-jari lainnya
Amputasi seluruh atau sebagian dari tulang Ibu Jari (hari)
(hari)
Ruas tengah - 75
3. Lengan
Tiap bagian dari atas siku sampai sambungan bahu 4500 hari
4. Tungkai
Tiap bagian di atas mata kaki sampai lutut 3000 hari