Anda di halaman 1dari 70

PENGAWASAN K3

BEJANA TEKAN DAN


TANGKI TIMBUN
PERMENAKER NO. 37 TAHUN 2016
K3 BEJANA TEKAN DAN TANGKI TIMBUN

2
DASAR HUKUM
1. UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 2 ayat (2) huruf a dan huruf
b Pasal 3 ayat (1) huruf a dan
huruf c
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No: Per.37/Men/2016
3. Standar – Standar :
 SNI 1452 tahun 2007 / 2011
 ISO 11439 : 2000 GAS CYLINDERS – HIGH PRESSURE
CYLINDERS FOR THE ON-BOARD STORAGE OF NATURAL
GAS AS A FUEL FOR AUTOMOTIVE VEHICLES
 UN ECE R067 Specific Equipment of Vehicle Using LPG

3
LATAR BELAKANG
1. Pada saat ini Bejana Tekan dan Tangki Timbun banyak dipakai di
tempat kerja
2. Disamping besar manfaatnya, pemakaian Bejana Tekan dan
Tangki Timbun mengandung potensi bahaya berupa kebocoran ,
peledakan dan kebakaran.
3. Maka diperlukan pengawasan K3 Bejana Tekan dan Tangki
Timbun

4
I. PENGERTIAN

 Bejana Tekan adalah :


Bejana selain Pesawat Uap yang di dalamnya terdapat tekanan
dan dipakai untuk menampung gas, udara, campuran gas, atau
campuran udara baik dikempa menjadi cair dalam keadaan larut
maupun beku.
 Tangki Timbun adalah :
Bejana selain bejana tekanan yang menyimpan atau menimbun
cairan bahan berbahaya atau cairan lainnya, di dalamnya terdapat
gaya tekan yang ditimbulkan oleh berat cairan yang disimpan
atau ditimbun dengan volume tertentu.

 Alat Pengaman adalah :


alat perlengkapan yang dipasang secara permanen pada bejana
tekanan atau tangki timbun agar aman digunakan.

5
BEJANA TEKAN YANG DIMAKSUD

BEJANA PENYIMPANAN GAS,


CAMPURAN GAS

BEJANA PENYIMPANAN
BAHAN BAKAR GAS
UNTUK KENDARAAN

Tekanan 1 kg/cm2 BEJANA TRANSPORT


Volume 2,25 Liter UNTUK
PENYIMPANAN ATAU
PENGANGKUTAN

BEJANA PROSES

PESAWAT PENDINGIN
6
7
8
9
10
BEJANA TEKAN (COMPRESSED NATURAL GAS/CNG)
PADA BUS TRANS JAKARTA

TEKANAN KERJA 200 BAR


11
12
13
TANGKI TIMBUN YANG DIMAKSUD

Tangki penimbun
CAIRAN BAHAN MUDAH TERBAKAR
Volume = 200 Liter

Tangki penimbun
CAIRAN BAHAN BERBAHAYA

Tangki Penimbun
CAIRAN SELAIN BAHAN MUDAH TERBAKAR
DAN BERBAHAYA
• Volume = 450 Liter
• Temperatur = 99 °C
14
15
16
PERENCANAAN
Pengurus/Pengusaha Wajib Menerapakan
syarat-syarat K3 Bejana Tekan dan tangka PEMBUATAN
Timnun PEMASANGAN
TUJUAN PENGISIAN

1. Melindungi Tenaga Kerja dan orang lain PENGANGKUTAN


dari potensi bahaya Bejana Tekanan atau
PEMAKAIAN
Tangki Timbun;
2. Menjamin dan memastikan Bejana Tekanan PEMELIHARAAN
atau Tangki Timbun AMAN untuk
mencegah terjadinya peledakan, kebocoran, PERBAIKAN
dan kebakaran; MODIFIKASI
3. Menciptakan Tempat Kerja yang aman dan
sehat untuk meningkatkan produktivitas. PENYIMPANAN

PEMERIKSAAN17
SYARAT K3 BEJANA TEKAN DAN TANGKI TIMBUN
 Bahan dan konstruksi bejana tekan harus cukupkuat
 Terbuat dari baja karbon kuat tarik 35 s.d 55 Kg/Cm2
 Bejana Tekan yang tidak memiliki sambungan kuat tariknya
paling tinggi 75 Kg/Cm2
 Setiap Bejana Tekanan diberikan tanda pengenal yang jelas,
mudah dilihat, dibaca, tidak dapat dihapus, tidak mudah dilepas,
dan dicap pada bagian kepala yang tebal dari pelat dinding
Bejana Tekanan.

18
TANDA PENGENAL BEJANA TEKAN
a. Nama pemilik;
b. Nama dan nomor urut pabrik pembuat;
c. Nama gas / bahan yang diisikan beserta simbol kimia;
d. berat kosong tanpa keran dan tutup;
e. Tekanan pengisian (Po) yang diijinkan ( kg/cm2)
f. Berat maksimum dari isinya untuk bejana berisi gas yang
dikempa menjadi cair;
g. Volume air untuk bejana berisi gas yang dikempa;
h. Nama bahan pengisi porous mass khusus untuk bejana
penyimpanan gas yang berisi Larutan asetilen;
i. Bulan dan tahun pengujian hidrostatik pertama dan berikutnya.

19
BEJANA PENYIMPANAN GAS / BEJANA TRANSPORT harus
mempunyai daftar atau register :

a. Nomor seri pabrik pembuat;


b. Riwayat nomor urut, nama pembuat, nama penjual, dan
nama pemilik bejana penyimpanan gas;
c. Nama gas yang diisikan;
d. Volume air dalam liter;
e. Tanggal, tekanan, dan hasil pengujian hidrostatis.

20
KELENGKAPAN ALAT PENGAMAN BEJANA TEKANAN
 Pressure gauge,
 Level gauge,
 Thermometer gauge.
 Safety Valve
 Pelat Nama :
• Pabrik pembuat, tahun, tempat pembuatan, nomor seri,
tekanan desain atau MAWP, tekanan uji dan waktu pengujian,
jenis dan volume bejana, tanda-tanda pemeriksaan atau
pengujian

21
22
23
24
25
NAME PLATE

TANGKI TIMBUN
 Bahan, dan konstruksi Tangki Timbun harus cukup kuat
 Setiap Tangki Timbun harus dilengkapi alat perlengkapan/alat
pengaman
26
ALAT PENGAMAN TANGKI TIMBUN
BERISI CAIRAN MUDAH TERBAKAR
a. Pelat nama;
b. Pipa pengaman;
c. Indikator volume atau berat;
d. Pengukur temperatur;
e. Katup pengisian dan pengeluaran;
f. Lubang lalu orang/lubang pemeriksaan;
g. Alat penyalur petir dan pembumian;
h. Sarana pemadam kebakaran yang sesuai; dan
i. Perlengkapan lainnya untuk pemeriksaan dan pemeliharaan.

27
ALAT PENGAMAN TANGKI TIMBUN BERISI CAIRAN
BERBAHAYA YANG DAPAT BERUBAH MENJADI
GAS BERACUN
a. Plat nama;
b. Alat pendingin tangki;
c. Gas scrubber,
d. Tirai air;
e. Sistem alarm;
f. Katup pengaman;
g. Indikator volume atau berat;
h. Indikator suhu;
i. Alat petunjuk tekanan gas beracun;
j. Alat penyalur petir/pembumian;
k. Alat perlengkapan lainnya untuk pemeriksaan dan pemeliharaan.

28
ALAT PENGAMAN TANGKI TIMBUN BERISI SELAIN
BAHAN MUDAH TERBAKAR DAN CAIRAN BERBAHAYA
YANG DAPAT BERUBAH MENJADI GAS BERACUN

a. Plat nama;
b. Pipa pengaman;
c. Indikator volume atau berat;
d. Pengukur temperatur;
e. Katup pengisian dan pengeluaran;
f. Lubang lalu orang/lubang pemeriksaan;
g. Alat penyalur petir dan pembumian; dan
h. Perlengkapan lainnya untuk pemeriksaan dan pemeliharaan.

29
RAMBU-RAMBU PADA LOKASI TANGKI TIMBUN

a. Tanda bahaya kebakaran,


b. Larangan merokok,
c. Larangan membawa korek api, alat-alat api lainnya
d. Larangan membawa peralatan yang dapat menimbulkan
peledakan atau kebakaran.
e. Larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan
f. Jarak pagar 25 m dari dinding tangki timbun tinggi pagar 2 m

30
V. PENGISIAN

 PERSIAPAN SEBELUM PENGISIAN :


a. Pembersihan & pengecekan
b. Pengeringan
c. Pengisian.
 MEMASTIKAN TIDAK ADANYA :
a. karatan atau retak-retak;
b. sisa gas;
c. sisa tekanan;
d. kotoran bahan yang mudah terbakar;
e. aseton yang diisikan ke bejana penyimpanan gas >42 %
dari porous mass.
Dengan angin bertekanan atau nitrogen yang bebas dari
kandungan minyak.
31
 Bejana Tekanan yang sudah dibersihkan tidak boleh diisi
dengan zat lain yang berbeda dengan zat semula.
 Bejana Tekanan atau Tangki Timbun yang dibubuhi tanda tidak
memenuhi syarat K3 dilarang diisi atau digunakan
 Pemindahan Bejana Tekanan isi maupun kosong tidak boleh
dilempar atau dijatuhkan.
 Pemindahan harus menggunakan alat bantu.
 Bejana Tekanan dilarang dipergunakan sebagai rol pengangkut
atau sebagai alat lainnya.

32
VI. PENGANGKUTAN
 Bejana Tekanan dilarang diangkat dengan menggunakan magnet
pengangkat sling yang membelit pada Bejana Tekanan.
 Alat angkut Bejana Tekanan harus dilengkapi dengan peralatan
yang dapat mencegah timbulnya gerakan atau geseran yang
membahayakan.
 Pengangkutan Bejana Tekanan tidak boleh melebihi ukuran dan
kapasitas kendaraan serta harus dilindungi dari panas matahari
 Kendaraan pengangkut Bejana Tekanan dalam keadaan berisi
harus selalu disertai petugas.
 Kendaraan pengangkut Bejana Tekanan berisi gas beracun, iritan,
korosif atau mudah terbakar, harus disertai petugas yang
mengerti mengenai cara bongkar muat yang aman.
 Bejana Tekanan kosong hanya boleh diangkut dalam keadaan
keran tertutup.

33
VII. PERSONIL

PENGANGKUTAN OPERATOR K3
BT & TT

PEMASANGAN
PEMELIHARAAN PERBAIKAN TEKNISI K3 BIDANG
MODIFIKSI & PENGISIAN BT & TT
BT & TT

PEKERJAAN PENGELASAN
PADA PEMBUATAN JURU LAS
PEMASANGAN PEMELIHARAAN
PERBAIKAN DAN MODIFIKASI
(PERMEN 2/1982)

34
TEKNISI BEJANA TEKAN DAN TIMBUN

SYARAT – SYARAT :
a. Pendidikan minimal SMK jurusan teknik/SMA jurusan IPA atau
memiliki pengalaman paling sedikit 3 tahun dibidang Bejana
Tekan
b. Berbadan sehat menurut keterangan dokter;
c. Umur paling rendah 21 (dua puluh satu) tahun;
d. Memiliki Lisensi K3.

35
KEWAJIBAN TEKNISI BEJANA TEKAN DAN TANGKI
TIMBUN
a. Pemasangan, perbaikan, atau perawatan Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun;
b. Pemeriksaan, penyetelan, dan mengevaluasi keadaan Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun

36
KEWAJIBAN TEKNISI BEJANA TEKAN DAN TANGKI
TIMBUN

a. Melaporkan kepada atasan langsung, kondisi Bejana Tekan dan


Tangki Timbun yang menjadi tanggung jawabnya jika tidak aman
atau tidak layak pakai
b. Bertanggung jawab atas hasil pemasangan, pemeliharaan,
perbaikan, dan/ atau pemeriksaan peralatan/komponen Bejana
Tekan dan Tangki Timbun;
c. Mematuhi peraturan perundang-undangan dan melakukan
tindakan pengamanan yang telah ditetapkan
d. Membantu Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis dalam
pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian Bejana Tekan dan
Tangki Timbun.

37
VII. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

 PEMERIKSAAN :
Kegiatan mengamati, menganalisis, membandingkan,
menghitung dan mengukur Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
untuk memastikan terpenuhinya ketentuan peraturan
perundang-undangan dan/atau standar yang berlaku

 PENGUJIAN :
Kegiatan pemeriksaan dan semua tindakan pengetesan
kemampuan operasi, bahan, dan konstruksi Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun untuk memastikan terpenuhinya ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/atau standar yang berlaku

38
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN DILAKUKAN PADA

SETIAP KEGIATAN :
a. Perencanaan, BENTUK PEMERIKSAAN
b. Pembuatan,
a. PERTAMA
c. Pemasangan,
d. Pengisian, b. BERKALA
e. Pengangkutan, c. KHUSUS
f. Pemakaian, d. ULANG
g. Pemeliharaan
h. Perbaikan
i. Modifikasi
j. Penyimpanan

39
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN DILAKUKAN OLEH

1. PENGAWAS SPESIALIS PUBT


2. AHLI K3 SPESIALIS PUBT

 SURAT KETERANGAN
 Memenuji syarat K3
 Tidak memenuhi syarat K3

 Bejana Tekan dan Tangki Timbun yang tidak memenuhi syarat


K3 dibongkar atau dipotong dengan menggunakan prosedur
kerja yang aman

40
LABEL MEMENUHI SYARAT K3

41
LABEL TIDAK MEMENUHI SYARAT K3

42
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN PERTAMA
RIKSA UJI PERTAMA
1) Perencanaan
2) Pembuatan
3) Sebelum digunakan atau belum pernah dilakukan pemeriksaan
dan pengujian
4) Pemasangan, perubahan atau modifikasi

43
RIKSA UJI PERTAMA
(TAHAP PERENCANAAN)

1) Pembuatan gambar konstruksi/instalasi dan cara kerjanya


2) Perhitungan kekuatan konstruksi
3) Sertifikat bahan yang dipakai/dipilih
4) Lembar data keselamatan asetilen dan aseton, khusus
pembuatan bejana penyimpanan asetilen dan aseton
5) Pembuatan gambar konstruksi alat perlindungan dan cara
kerjanya

44
Contoh Gambar Rencana

45
Contoh Gambar Rencana

46
Contoh Sertifikat Bahan (Mill Test Certificate)

47
Contoh Perhitungan Desain (Design Calculation)

48
RIKSA UJI PERTAMA
(TAHAP PEMBUATAN)

1) Pembuatan WPS (Welding Procedure Spesification) dan PQR


[Procedure Qualification Record)
2) Pembuatan harus sesuai dengan gambar rencana
3) Perencanaan jumlah yang akan dibuat
4) Penomoran seri pembuatan
5) Rencana jenis zat pengisi.

49
TANGKI TIMBUN
 Riksa Uji
 Alat pembumian
 Instalasi Penyalur petir
 Sarana penanggulangan kebakaran
 Hidrotest selama 2 x 24 jam
Jika terjadi kebocoran atau perubahan bentuk pada Tangki
Timbun, kaki rangka baja, fondasi, dan lantai maka harus
dilakukan perbaikan sebelum digunakan.

TABUNG LPG
 Pengujian
 Sifat Mekanik
 Uji Pecah SNI 1452 TH 2007

50
RIKSA UJI PERTAMA
(SEBELUM DIGUNAKAN)

a. Gambar konstruksi/instalasi
b. Sertifikat bahan
c. Catatan data pembuatan (manufacturing data record)
d. Cara kerja Bejana Tekan untuk bejana proses
e. Bagian luar dan bagian dalam Bejana Tekanan
f. Ukuran/dimensi teknis
g. Pengujian tidak merusak
h. Hidrostatic test
 Pengujian 1,5 kali
 Volume tdk boleh lebih 0,2 %

51
RIKSA UJI PERTAMA
(TAHAP PEMASANGAN, PERBAIKAN, MODIFIKASI)
a. Pembuatan gambar rencana
b. Pembuatan rencana gambar fondasi, landasan,rangka kaki
c. Pembuatan prosedur kerja aman
d. Pelaksanaan pemasangan, perbaikan, dan modifikasi harus sesuai
dengan gambar rencana;
e. Pembuatan WPS (Welding Procedure Spesiflcation) dan PQR
(Procedure Qualification Record)

a. Bagian luar dan bagian dalam Bejana Tekan;


b. Ukuran/dimensi teknis;
c. Pengujian tidak merusak;
d. Hidrostatic test
WPS dan PQR harus dilakukan evaluasi penilaian oleh Pengawas
Ketenagakerjaan Spesialis.
52
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BERKALA
a. Gambar konstruksi/instalasi;
b. Sertifikat bahan dan keterangan lain;
c. Catatan data pembuatan [manufacturing data record];
d. Cara kerja Bejana Tekanan untuk bejana proses;
e. Bagian luar dan bagian dalam Bejana Tekanan;
f. Bagian luar untuk Tangki Timbun;
g. Ukuran/dimensi teknis;
h. Pengujian tidak merusak.

Jika tidak memenuhi persyaratan K3


maka harus dilakukan hidrostatic test

Bejana Tekanan Volume sampai 60 liter harus


ditimbang berat ± 5% x berat semula

53
PELAKSANAAN RIKSA UJI BERKALA

 BEJANA TEKAN

 Pemeriksaan paling lambat 2 tahun


 Pengujian lambat 5 tahun atau sesuai isi Bejana Tekan

 TANGKI TIMBUN
 Pemeriksaan paling lambat 2 tahun
 Pengujian lambat 5 tahun

54
55
56
57
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KHUSUS

Dilakukan setelah terjadinya :


 Kecelakaan kerja,
 Kebakaran,
 Peledakan.

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN ULANG


Pemeriksaan dan/atau pengujian ulang dilakukan apabila hasil
pemeriksaan sebelumnya terdapat keraguan.

58
PEWARNAAN BEJANA PENYIMPANAN GAS
Prinsip pewarnaan (color coding) bejana penyimpanan gas harus
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan/
atau standar yang berlaku
Berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, bahwa :
1. Warna bejana penyimpanan gas berhubungan dengan sifat kimia
dan/atau fisika dan gas-gasnya yang hendak ditonjolkan potensi
bahaya.
2. Bejana penyimpanan gas yang mengandung lebih dari satu potensi
bahaya yang akan ditonjolkan, ditandai dengan gabungan warna
dasar.
3. Bejana penyimpanan gas walaupun di udara mengandung
potensi bahaya yang bersifat fatal, ditandai dengan warna dasar
menyolok.

59
Selain Prinsip-prinsip di atas, masih dapat ditambahkan prinsip
prinsip sebagai berikut :

1. Jenis wama dasar diusahakan seminimal mungkin, agar orang


awam mudah mengenal dan mengingat potensi bahaya dari
bejana penyimpan gas tersebut.
2. Gas-gas yang berbeda jenisnya tetapi potensi bahayanya sama
diberi warna dasar yang sama, namun dibedakan dengan
penandaan khusus berupa tulisan nama gas pada badan atau
leher atau berupa labeling tanda peringatan khusus yang
ditempelkan pada bagian leher.

60
3. Gas-gas yang jenisnya beraneka ragam dapat di kelompokkan
menurut sifat dan potensi bahayanya menjadi
a. Klasifikasi berdasarkan potensi bahaya, antara lain mencekik,
mengoksidasi, mudah terbakar, beracun dan atau korosif
b. Klasifikasi gas-gas spesifik, antara lain asetilen, oxygen, nitrous
oxide.
c. Klasifikasi gas-gas inert untuk pemakaian jenis industri dan
medis, antara lain argon, nitrogen, carbon dioxide, helium.
d. Klasifikasi gas-gas campuran untuk jenis medis atau yang
dipergunakan untuk pernafasan, antara lain udara atau udara
sintetik, helium/oxygen, oxygen/carbon dioxide oxygen /
nitrogen, oxygen/nitrous oxide, nitric oxide/ nitrogen N0
<1000 ppm (V/V),
e. Klasifikasi gas-gas industri dan gas campuran, antara lain
Udara atau udara sintetik {O2 ^ 23.5 %), Ammonia, Chlorine,
Hydrogen, Krypton, Methane, Argon/Carbon dioxide,
Nitrogen/ carbon dioxide.
61
KLASIFIKASI WARNA BERDASAR POTENSI BAHAYA

62
KLASIFIKASI GAS-GAS SPESIFIK

63
Klasifikasi gas-gas inert untuk pemakaian
jenis industri dan medis

64
Klasifikasi gas-gas campuran untuk jenis medis atau yang
dipergunakanuntuk pemafasan

65
66
Klasifikasi gas-gas industri dan gas campuran

67
PELABELAN BEJANA PENYIMPANAN GAS

BEJANA PENYIMPANAN GAS wajib diberi label untuk menunjukan


isi gas di dalamnya, dan keterangan lain yang mendukung,
dikarenakan label adalah yang utama untuk keperluan identifikasi
isi gas di dalam botol baja/tabung gas bertekanan tersebut.

Pewarnaan tabung hanya sebagai penanda.


Untuk keperluan medis, pelabelan mengikuti ketentuan yang
ditetapkan oleh Peraturan Kementerian Kesehatan.

68
a. Pictogram, yang menampilkan potensi bahaya utama dan tambahan
b. Nomor UN;
c. Nama gas dan sifat gas;
d. Nama gas huruf besar;
e. Keterangan potensi bahaya;
f. Keterangan dimensi dan tekanan tabung;
g. Standard yang dipakai;
h. Nama perusahaan pembuat tabung;
i. Alamat perusahaan pembuat tabung;
69
70

Anda mungkin juga menyukai