Anda di halaman 1dari 63

UU No 1 Th 1970 – Keselamatan Kerja

UU No. 24 Tahun 2007 - Penanggulangan Bencana


PP No 50 Tahun 2012 – Penerapan SMK3
Kepmenaker 186/1999 – Unit Penanggulangan Kebakaran di tempat kerja
Kepmenaker 187/1999 – Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di tempat kerja
SE Menakertrans No. 140 /DPKK/2004
Situasi yg tidak diketahui yang mengancam pekerja, setiap orang
yang dapat mengganggu proses operasi atau menyebabkan
kerusakan fisik dan lingkungan.
(OSHA)

Keadaan darurat adalah situasi, kondisi, kejadian yang tidak normal


Terjadi tiba-tiba
Mengganggu kegiatan, organisasi, komunitas
Perlu segera di tanggulangi
EMERGENCY RESPONSE MANAGEMENT

Pengelolaan manajemen tanggap darurat baik karena bencana alam atau kecelakaan kerja
sangat diperlukan yang bertujuan:
 Mempersiapkan diri menghadapi semua bencana atau kecelakaan kerja

 Menekan kerugian material dan korban


 Meningkatkan kesadaran semua pihak saat terjadi keadaan darurat
IMPACT

Crisis
event
K3
Lost time/productivity

With
Mengurangi crisis management Without Time
crisis management
dampak negatif
dan
mempercepat Damage to financial
crisis recovery results, reputation and
Negative

key relationships
impact
Proyek Jalan Tol
Pabrik Petasan Kosambi,
Tangerang 52 meninggal 1 orang meninggal

Pabrik Mandom Lion Air 188 tewas


Bekasi,
20 meninggal
PP NO 50 TH 2012
PEDOMAN PENERAPAN SMK3

7. Kesiapan Untuk Menangani Keadaan Darurat


1. Keadaan darurat yang potensial di dalam dan/atau di
luar tempat kerja telah diidentifikasi dan prosedur keadaan darurat telah
didokumentasikan dan diinformasikan agar diketahui oleh seluruh orang yang
ada di tempat kerja.
PP NO 50 TH 2012 / PEDOMAN
PENERAPAN SMK3

Penyediaan alat/sarana dan prosedur keadaan darurat berdasarkan


6.7.2
hasil identifikasi dan diuji serta ditinjau secara rutin oleh petugas
yang berkompeten dan berwenang.

6.7.3 Tenaga kerja mendapat instruksi dan pelatihan mengenai


prosedur keadaan darurat yang sesuai dengan tingkat
risiko.
PP NO 50 TH 2012 / PEDOMAN
PENERAPAN SMK3

4. Petugas penanganan keadaan darurat ditetapkan dan diberikan


pelatihan khusus serta diinformasikan kepada seluruh orang yang
ada di tempat kerja.

5. Instruksi/prosedur keadaan darurat dan hubungan keadaan darurat


diperlihatkan secara jelas dan menyolok serta diketahui oleh seluruh
tenaga kerja di perusahaan.
PP NO 50 TH 2012 / PEDOMAN
PENERAPAN SMK3

6.7.6 Peralatan, dan sistem tanda bahaya keadaan darurat


disediakan, diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala sesuai
dengan peraturan per-UU-an, standar dan pedoman teknis
yang relevan.

6.7.7 Jenis, jumlah, penempatan dan kemudahan untuk


mendapatkan alat keadaan darurat telah sesuai dengan
peraturan per-UU-an atau standar dan dinilai oleh petugas
yang berkompeten dan berwenang.
SE. MENAKER NO 140/DPKK/III/2004 : PEMENUHAN
KEWAJIBAN SYARAT-SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN
DI INDUSTRI KIMIA DENGAN POTENSI BAHAYA BESAR
(MAJOR HAZARD INSTALATION)
Latar belakang
bencana industri ( PT. Petrowidada di Gresik Jawa Timur) telah menimbulkan
kerugian yang tidak sedikit baik tenaga kerja, moril dan material.
Guna mengantisipasi terulangnya kembali bencana industri tersebut dipandang
perlu mengambil langkah-langkah segera dan sistimatis untuk mengendalikan
potensi bahaya industri kimia baik potensi bahaya berskala kecil, sedang
maupun potensi bahaya besar
SE No. 140 / DPKK/III/2004
1. MELAKSANAKAN SECARA UTUH KETENTUAN DALAM KEPMENAKER
NO.KEP.186/MEN/1999 TENTANG UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DITEMPAT
KERJA MELIPUTI

Pengendalian setiap bentuk energi;


Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi;
Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;
Menyelenggarakan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala;
Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran;
Memiliki Ahli K3 Kebakaran, koordinator unit penanggulangan kebakaran dan petugas
peran kebakaran;
SE No. 140/DPKK/III/2004

1. MELAKSANAKAN SECARA UTUH KETENTUAN DALAM KEPMENAKER


NO.KEP.187/MEN/1999 TENTANG PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI
TEMPAT KERJA, MELIPUTI

Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan dan label;


Memiliki Ahli K3 Kimia dan Petugas K3 Kimia;
Menyampaikan daftar nama dan sifat kimia serta kuantitas bahan kimia berbahaya
(Formulir Lampiran II Kep.
187/Men/1999);
Membuat Dokumen Pengendalian Instalasi Potensi Bahaya Besar / Menengah;
Melakukan riksa uji faktor kimia sekurang-kurangnya 6 bln sekali;
Melakukan riksa uji instalasi sekurang-kurangnya 2 tahun sekali;
Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
SE No. 140 / DPKK/III/2004

3. Review sistem tanggap darurat (bagi perusahaan yang


sudah memiliki sistem tersebut.

4. Bagi perusahaan yang belum memiliki sistim tanggap


darurat untuk segera membuat sistem tersebut.
Natural hazard (Bencana Alamiah)
 Banjir
 Kekeringan
 Angin topan
 Gempa, Tsunami, Longsor
 Petir, dll

Technological Hazard (Kegagalan Teknis)


 Pemadaman listrik
 Bendungan bobol
 Kebocoran nuklir
 Peristiwa Kebakaran/ledakan
 Kecelakaan kerja/lalulintas

Huru hara
 Perang
 Kerusuhan
Memastikan adanya suatu organisasi keadaan darurat
yang lengkap dengan semua sasarannya.
Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang dipelukan atau
dilakukan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya
suatu kejadian.
Sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan
Top Manajemen.
Emergency Respons Plan
(Perencanaan Tanggap Darurat)

1. Identifikasi bahaya dan Penaksiran resiko


2. Tentukan tujuan, lingkup dan SOP / WI
3. Penakaran & penyediaan sumber daya
4. Pelatihan kompetensi
5. Tentukan tugas-tugas dan tanggung jawab
6. Penyediaan sarana dan prasarana
7. Inspeksi, audit
8. Drill / latihan kondisi darurat
9. Tinjau ulang
10. Pemulihan pasca emergency
21
1. Identifikasi bahaya dan Penaksiran resiko (Risk
assessment)

 Perkiraan potensi terjadinya bahaya ditiap unit


kerja / zone
 Perkiraan jenis bahaya (ledakan, kebakaran dll)
 Perkiraan tingkat paparan jumlah dan
karakteristik penghuni, nilai aset serta
dampak thd lingkungan

22
2. Penakaran sumber daya yang dimiliki

Dengan mengetahui tingkat resiko bahaya, apakah


sumber daya yang dimiliki cukup memadai untuk
menanggulanginya

Sumber daya
- Fasilitas
- Peralatan
- Pasokan
- SDM yang berpengalaman, ahli dan terlatih
- Akses bantuan

23
3. Tinjauan ulang rencana yang telah ada

ERP yang telah ada berlaku pada saat rencana tsb disusun Bila
peruntukan berubah maka potensi bahaya juga berubah ERP
harus didesuaikan

4. Tujuan dan ruang lingkup


Apa yang diharapkan tujuan rumusan tanggap darurat, Apakah
hanya ERP tidak termasuk yang lain, atau apakah akan dibuat
secara lengkap yang memuat aspek pencegahan dan
pemulihannya

24
5. Tipe rencana tanggap darurat
• Daftar periksa (terbatas bagi petugas)
• Rencana tanggap darurat (Melibatkan organisasi dan seluruh
personel)
• Rencana manajemen tanggap darurat (Lengkap
meliputi seluruh aspek)
• Rencana kerjasama (melibatkan pihak lain)

6. Tugas dan tanggung jawab


Mengatur peran siapa berbuat apa .
Pada prinsipnya semua penghuni mempunyai peran

25
7. Konsep Operasi

Prediksikan skenario penyebaran api, panas, asap, gas,


gempa bumi dll.
Tentukan strategi pengendalian.
Tentukan sumberdaya yang dibutuhkan

26
KELUAR KELUAR
EXIT EXIT
Aman sementara, terjamin kedap asap dan panas;
Tidak dikunci;
Tidak terhalang oleh benda apapun;
Memiliki lampu darurat;
Bukaan pintu kearah pelarian;
Mudah dijangkau (pajang jarak tempuh
sependek mungkin)
Ada petunjuk arah yang dapat dilihat dalam
keadaan gelap.
PENGERTIAN
SISTEM adalah perpaduan dari sesuatu yang terdiri dari bagian-
bagian yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang
mempunyai tujuan tertentu
EVAKUASI adalah upaya pemindahan penghuni dari suatu tempat /
ruangan yang terancam bahaya ketempat yang aman

SISTEM EVAKUASI KEBAKARAN adalah upaya pemindahan dari


tempat berbahaya ke tempat yang aman dengan mentaati
ketentuan atau prosedur yang berlaku dari suatu tempat atau
bangunan
Mengetahui dan memahami tugas yang harus dilakukan oleh
team peran kebakaran pada saat terjadi kebakaran atau
keadaan darurat.

SIADI DEMEN BABI


(Siapa – Apa - Dimana – Dengan apa – Mengapa - Bagaimana
– Bilamana)

Mengimplementasikan prosedur yang telah dibuat secara


efektif.
STANDARD MINIMAL :
STRUKTUR ORGANISASI
KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG (K2G)

KEPALA /
WAKIL
K2G

POSKO
- Operator
- Teknisi

KA. SATPA PMK


P3
PERAN M SETEMPA
K
LANTAI AREA T

R.PEMADA R. R.
M P3K EVAKUASI

R. R.
RESCUE SALVAGE
Pastikan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran sudah dihubungi

Menuju ke Posko kebakaran untuk memimpin operasional

Pastikan bahwa pemberitahuan kewaspadaan tingkat pertama telah


dilaksanakan
Pastikan bahwa peran kebakaran lantai telah melaksanakan tugasnya

Tetap siaga untuk menerima status laporan dan memperkirakan harus


evakuasi bertahap atau evakuasi total
TUGAS
OPERATOR
Secepatnya menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan
Instansi terkait.
Jangan memutuskan hubungan telepon sampai Dinas
Pemadam Kebakaran mengulangi berita.
Mengendalikan sistem pemberitahuan umum.

TUGAS TEKNISI
Mengatur dan mengontrol peralatan mekanik maupun
elektrik (lift, alarm, pompa kebakaran, hidran, lampu
darurat, peralatan evakuasi, dll).
Membantu kelancaran tugas bantuan yang datang di TKP.
PADA SAAT MENDENGAR ALARM .

Memeriksa sub-sub panel alarm kebakaran untuk menentukan sumber


alarm tersebut.
Apabila kebakaran tidak berada pada lantainya yakinkan bahwa
lantainya siap untuk evakuasi.
Apabila kebakaran di lantainya segera laporkan ke Posko Kebakaran :
- Namanya
- Jenis yang terbakar
- Lokasinya
- Situasi terakhir
Memimpin pelaksanaan operasional di lantainya.
Periksa semua ruangan dan perhatikan setiap penghuni di lantainya untuk
melaksanakan evakuasi.
Pada saat evakuasi berikan perhatian khusus pada orang cacat, hamil,
anak-anak, dll.
Pastikan bahwa seluruh penghuni lantainya sudah melaksanakan
perintahnya.
Pada saat tiba di tempat berhimpun laksanakan infentarisasi terhadap
penghuni lantainya.
Laporkan tentang situasi terakhir dan status evakuasi kepada K3G.
Mengamankan area gedung yang terbakar.
Mengatur lalu lintas disekitar gedung.
Mengatur perpindahan kendaraan di tempat parkir ketempat lain
yang aman.
Mengatur tersedianya jalan masuk bagi bantuan luar yang datang.
Menjaga dokumen / barang yang telah diselamatkan.
Sebagai penunjuk jalan bagi bantuan luar yang datang.
Selalu berkoordinasi dengan regu / pihak lain.
PADA SAAT MENDENGAR ALARM
- Berusaha mengetahui dengan pasti lokasi terjadinya alarm kebakaran
- Menuju ke Posko Kebakaran untuk memantau situasi
- Seorang anggota regu mengatur lift kebakaran dan menunggu
kedatangan petugas pemadam.

PADA SAAT TERJADI KEBAKARAN


- Melaksanakan pemadaman / melokalisir kebakaran sebelum Petugas
Pemadam datang
- Memberi informasi yang diperlukan oleh Petugas bantuan yang
datang
- Selalu berkoordinasi dengan regu / pihak lain
Selalu berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit terdekat.
Melakukan pertolongan dengan cepat dan tepat apabila ada
korban yang mengalami gangguan kesehatan.
Membawa korban ke Rumah Sakit apabila ada korban yang
perlu mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Memadamkan dan melokalisir kebakaran serta
menekan kerugian sekecil-kecilnya.
Memadamkan kebakaran dengan menggunakan
peralatan (Apar dan Hidran) secara efektif dan
efesien.
Melaporkan terjadinya kebakaran, perkembangan
dan hasil pemadaman.
Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain.
Melaksanakan pertolongan pertama
seperlunya dengan cepat dan tepat apabila
ditemukan korban yang mengalami gangguan
kesehatan.

Mentransportasikan korban ketempat lain


yang aman.

Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak


lain.
Mengevakuasikan penghuni ketempat berhimpun yang telah
ditentukan.
Memberi petunjuk, mengarahkan, dan mencarikan jalan
keluar kepada penghuni.
Selalu mengingatkan penghuni agar tidak menggunakan lift
sekaligus mengarahkan agar menuju tangga darurat
terdekat.
Selalu mengingatkan kepada ibu-ibu yang memakai sepatu
berhak tinggi harap dilepas.
Menginformasikan ke regu P3K apabila ditemukan penghuni
yang perlu mendapatkan pertolongan.
Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain.
Menyelamatkan barang berharga atau dokumen penting
ketempat lain yang aman yang telah ditentukan.

Menyerahkan barang atau dokumen tersebut ke bagian


pengamanan.

Selalu memonitor situasi terakhir kebakaran.

Selalu berprinsip bahwa keselamatan jiwa lebih penting dari


harta benda.

Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain.


Perencanaan Tanggap Darurat adalah suatu perencanaan
strategis secara keseluruhan yang telah terintegrasi prosedur
standar operasi (SOP), The Action Plan Insiden (IAP) dan
Sistem Komando Insiden (ICS) atau sistem manajemen darurat
fleksibel

SOP + IAP + ICS = ERP


Urut-urutan an tata cara penanggulangan dan kesiap-
siagaan tanggap darurat
Mengatur tugas dan tanggungjawab dalam pelaksanaan
(tiap-tiap) kejadian tanggap darurat
Merupakan dokumen rujukan bagi semua unit kerja dalam
menghadapi kejadian tanggap darurat
Merupakan langkah-langkah singkat dalam menghadapi kejadian
emergensi
Ditujukan untuk semua orang (termasuk yang awam) agar
memahami tindakan yang harus dilakukan
Untuk memudahkan dibuat di lembar yang berbeda dan diberi
warna serta label jenis kejadian emergensi
Didistribusikan ke semua unit yang terkait
Urut-urutan komunikasi dalam menghadapi kejadian
emergensi  Gambar Diagram Alur Pelaporan

Dibutuhkan:
―Diagram pelaporan
―Daftar nomer telpon sesuai dengan diagram
―Naskah (isi) dari laporan (ini bila diperlukan)
35
BENTUK TUJUAN IDENTIFIKASI
RISK ASSESMENT
TIM LINGKUP POTENSI BAHAYA

UPAYA MEMINIMALISASI
RESIKO

EVALUASI IDENTIFIKASI KEBUTUHAN


SARANA / ALAT & SDM

EMERGENCY DRILL ORG. TANGGAP DARURAT


TUGAS & TANGGUNG JAWAB

SOSIALISASI PROSEDUR SUSUN PROSEDUR


TANGGAP DARURAT TANGGAP DARURAT

36
Ketua
……………………………
… Contoh : Chief Security
Wakil Ketua
…………………………
…… Ahli K3

Regu Pemadam
Regu P3K Regu Keamanan Regu Evakuasi
Kebakaran
1. ………………………..… 1. ………………………..… 1. ………………………..…
1.
2. 2. 2.
…………………………
…………………………... …………………………... …………………………...
2.
…………………………

Humas
Regu Komunikasi Regu Logistik
…………………………………
1. 1. ….
………………………… …………………………
2. 2.
………………………… …………………………
 Internal
 Site Manager
 Safety & Fire Dept.
 Security Dept.
 Fire Station
 Production Dept.

 External
 Kantor Pemadam kebakaran
 Kantor Polisi
 Ambulance
 Tim SAR
 Klinik / Rumah Sakit
Kepolisian 110
Informasi & perbaikan kerusakan & gangguan telepon (Telkom)
117
Informasi & perbaikan kerusakan & gangguan listrik (PLN) 123
Nomor Tunggal Kedaruratan di Indonesia 112
Ambulan Gawat Darurat (AGD) 118 dan 119
Posko Bencana Alam 129
Pemadam Kebakaran 113
Layanan Kereta Api 121
Palang Merah Indonesia (PMI) 021-4207051
SAR / Search and Rescue (BASARNAS) 115
Posko Kewaspadaan Nasional 122
Sentra Informasi Keracunan (Siker) 021-4250767, 4227875
Kurangnya dukungan top manajemen
Kurangnya keterlibatan & dukungan pekerja
Kurang/tidak ada perencanaan
Kurangnya pelatihan & pendidikan
Tidak ada penanggungjawab yg ditunjuk khusus untuk mengkoordinir STD
STD tidak dievaluasi/disempurnakan secara berkala
Sistem komunikasi & peringatan dini tidak memadai
Tidak terintegrasi dng prosedur operasi lainnya
Pekerja tidak dijelaskan mengenai tindakan/langkah yg dilakukan jika terjadi
keadaan darurat
PADA SAAT MENEMUKAN KOBARAN API,
AKTIFKAN ALARM KEBAKARAN
ATAU HUBUNGI OPERATOR
JIKA MAMPU, PADAMKAN DENGAN
PERALATAN YANG TERSEDIA (HIDRAN
KEBAKARAN ATAU APAR).
 Hentikan kegiatan atau hubungan telepon.

 Janganpanik,tunggupengumuman
selanjutnya.

 Jangan melakukan tindakan yang membuat orang


lain panik (lari, saling mendorong, berteriak).

 Jika bukan regu Peran kebakaran, carilah exit


terdekat; Jangan sekali-kali gunakan lift.

 Jika sudah berada di luar bangunan, jangan masuk


kembali untuk alasan apapun.
 Segera tinggalkan ruangan .
 Jangan pikirkan barang.
 Keselamatan jiwa anda lebih penting.
 INGAT !!! PADA SAAT MENUJU KELUAR, JANGAN SEKALI- KALI
MENGGUNAKAN LIFT
 TUTUPLAH SEMUA PINTU YANG TELAH ANDA LEWATI, UNTUK
MENGHAMBAT PENJALARAN API.
JIKA TERPERANGKAP DI DALAM RUANGAN, BERITAHU
KEBERADAAN ANDA KEPADA ORANG DI LUAR.
TUTUPLAH CELAH DI BAWAH PINTU DENGAN KAIN BASAH,
UNTUK MENGHINDARI MASUKNYA ASAP ATAU KOBARAN API.
JIKA TERPERANGKAP DALAM RUANGAN BERASAP,
SELAMATKAN DIRI DENGAN CARA MERANGKAK. UDARA
DIBAGIAN DIBAWAH RELATIF LEBIH BERSIH DARI PENGARUH
ASAP
JANGAN MELOMPAT SEPERTI INI,
TUNGGU BANTUAN PETUGAS
RESCUE.
 Setelah keluar dari pintu terakhir (muara jalan keluar/Exit
Discharge) langsung menuju tempat berkumpul (Assembly point)
yang telah ditentukan.
 Petugas akan melakukan pendataan personil (penghuni)
 Dilarang memasuki ruangan kembali sebelum dinyatakan status
aman.

Anda mungkin juga menyukai