Anda di halaman 1dari 38

DIKLAT AHLI K3 UMUM

Merancang Sistem Tanggap Darurat


Dan
Mengelola Tindakan Tanggap Darurat
No Regulasi Judul Unit Kompetensi

2 UU 1/70, UU 13/2003,Permen 04/1980, Merancang Sistem Tanggap Darurat*


Permen 02/1983, Permen 15/2008, Kepmen
186/1999, Kepmen 187/1999, PP50/2012
OSHA-CFR 1910.35, OSHA-CFR 1910.36,
OSHA-CFR 1910.37, PSHA-CFR 1910.38
Indentifikasi potensi darurat, sumber
daya dengan tanggap darurat

11 UU 1/70, UU 13/2003,Permen 04/1980, Mengelola Tindakan Tanggap Darurat**


Permen 02/1983, Permen 15/2008, Kepmen
186/1999, Kepmen 187/1999, PP50/2012
OSHA-CFR 1910.35, OSHA-CFR 1910.36,
OSHA-CFR 1910.37, PSHA-CFR 1910.38
Memeriksa system dan sarana
komunikasi tanggap darurat,
memastikan tugas petugas tanggap
darurat
SE No. 140 / DPKK/III/2004
PEMENUHAN KEWAJIBAN SYARAT-SYARAT KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DI INDUSTRI KIMIA DENGAN POTENSI BAHAYA
BESAR
( MAJOR HAZARD INSTALLATION )

Latar belakang
• bencana industri ( major accident) telah menimbulkan kerugian
yang tidak sedikit baik tenaga kerja, moril dan material.

• Guna mengantisipasi terulangnya kembali bencana industri


tersebut dipandang perlu mengambil langkah-langkah segera dan
sistimatis untuk mengendalikan potensi bahaya industri kimia baik
potensi bahaya berskala kecil, sedang maupun potensi bahaya
besar ( major hazard installation ).
SE No. 140 / DPKK/III/2004
1. Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam Kepmenaker No.
Kep. 186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
di Tempat Kerja meliputi :
• Pengendalian setiap bentuk energi;
• Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan
sarana evakuasi;
• Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
• Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;
• Menyelenggarakan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran
secara berkala.;
• Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat
kebakaran;
• Memiliki Ahli K3 Kebakaran, koordinator unit penanggulangan
kebakaran dan petugas peran kebakaran;
SE No. 140 / DPKK/III/2004

2. Melaksanakan secara utuhketentuan dalam


Kepmenaker No. Kep.187/Men/1999tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja,
meliputi :

• Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan dan label;


• Memiliki Ahli K3 Kimia dan Petugas K3 Kimia;
• Menyampaikan daftar nama dan sifat kimia serta kuantitas bahan kimia
berbahaya (Formulir Lampiran II Kep. 187/Men/1999)
• Membuat Dokumen Pengendalian Instalasi Potensi Bahaya Besar /
Menengah .
• Melakukan riksauji faktor kimia sekurang-kurangnya /6 bln
• Melakukan riksauji instalasi sekurang-kurangnya 2 tahun sekali;
• Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
SE No. 140 / DPKK/III/2004

3. Review sistem tanggap darurat ( emergency response )


bagi perusahaan yang sudah memiliki sistem tersebut.

4. Bagi perusahaan yang belum memiliki sistim tanggap


darurat ( emergency response ) untuk segera membuat
sistem tersebut.
KONSEP MANAJEMEN KEADAAN DARURAT

9/14/2022 7
IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN POTENSI
KEADAAN DARURAT
Setiap potensi keadaan darurat yang mungkin
muncul diidentifikasi dan dinilai.
• KECELAKAAN
• KEBAKARAN
• PELEDAKAN
• TUMPAH ATAU BOCORNYA B3
• VENTILASI TIDAK BERFUNGSI
• AMBRUKNYA ATAP
• LONGSORNYA JENJANG,
• MELEDAKNYA TANGKI BBC,
• TERCEMARNYA IPAL OLEH B3, DLL
SUMBER BENCANA
ALAM
• Gunung api meletus
• Angin Taufan
• Banjir / Air Bah
• Gempa bumi
• Tanah longsor
• Dll
MANUSIA
Penebangan Hutan
Human Error
Sabotase, Mogok, Peperangan, Buang sampah
Bakar Lahan
9/14/2022 9
PENCEGAHAN (PREVENTION)
Program pencegahan keadaan darurat disusun dan
dilaksanakan sesuai hasil identifikasi potensi keadaan darurat.
• Peralatan
 Diperlukan persiapan yang benar dan sesuai standar dalam penggunanaan
peralatan-peralatan
• Prosedur
 Tersedianya prosedur
 Prosedur yg memadai
 Prosedur harus dipahami
• Inspeksi
 Identifikasi Kondisi Tidak Aman
 Identifikasi Tindakan Tidak Aman
 Menetukan Penyebab Dasar
 Mengidentifikasi problem-problem yang mungkin terjadi
 Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pada peralatan
• Maintenance
• Review
 Pelatihan untuk Tanggap Darurat
KESIAPSIAGAAN (PREPAREDNESS)
 Penanggulangan keadaan darurat direncanakan sesuai dengan
tingkatan atau kategori keadaan yang sudah diidentifikasi.
 Sumber daya, sarana, dan prasarana serta Tenaga Teknis
Pertambangan yang Berkompeten agar disiapkan, untuk menjamin
keadaan darurat dapat dideteksi dan ditanggulangi sesegera mungkin.
• Personil
 Kesiapan dari semua personil dalam menghadapi keadaan darurat
menjadi kunci berhasil tidaknya upaya evakuasi
• Fasilitas, Persediaan Bahan dan Peralatan
 Dibutuhkan kesiapan Fasilitas, Persediaan Bahan dan Peralatan
dalam kondisi keadaan darurat yang harus disediakan oleh tim
evakuasi
• Prosedur
 prosedur dalam pekerjaan ini, evakuasi merupakan kegiatan
beresiko tinggi sehingga mungkin terjadi korban tambahan baik
korban yang dievakuasi maupun tim evakuasi
KESIAPSIAGAAN (PREPAREDNESS)

• Pelatihan
• Drills & Exercise (Latihan)
• Fasilitas, Pasokan dan Peralatan
• Fasilitas Keamanan
• Kebijakan Hubungan Media
TINDAKAN (RESPONSE)
 Pada saat terjadi keadaan darurat, sumber daya, sarana, dan
prasarana serta Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten
sesegera mungkin dapat menanggulangi keadaan darurat.

Tindakan adalah seluruh kegiatan yang dilakukan ketika terjadi


keadaan darurat untuk mencegah bahaya yang parah dan
meminimalkan kerusakan pada manusia dan peralatan.
Keefektifan tindakan evakuasi ini dapat berjalan dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut:
Pemberitahuan
Pengarahan dan Pengaturan
Personil yang terlibat
Jalur Komunikasi
Tugas dan Tanggung Jawab
Prosedur Evakuasi
PEMULIHAN (RECOVERY)
P em ulihan keadaan darurat paling kurang m encakup :
• Tim Pemulihan
 dipersiapkan untuk melakukan mengembalikan ke kondisi semula pasca
keadaan darurat
• Investigasi Kejadian
 Perkiraan Kerusakan merupakan kegiatan untuk mencari penyebab-
penyebab dari kejadian tersebut, kemudian Tim Investigasi membuat
petunjuk, perintah, dan saran
• Perkiraan Kerusakan
 didata secara akurat untuk dampak dari suatu kejadian.
• Pembersihan Lokasi
 potensi bahaya yang masih tinggi, seperti ada bahaya listrik, api, LPG,
material menggantung dan yang lainya.
• Operasi Pemulihan
 mengembalikan kondisi terbaik mungkin pasca kejadian.
• Laporan Pemulihan Pasca Keadaan Darurat
 memuat kondisi sebelum kejadian, kondisi saat kejadian dan kondisi pasca
kejadian.
Rencana Tindakan Darurat

• Guna dari rencana tindakan darurat


• Peraturan perundang-undangan
• Asumsi dan Situasi
• Fasilitas Kesehatan dan Kebijakan
K3
• Rencana Revisi dan Pemutakhiran
prosedur
• Distribusi dari rencana
Penentuan Kategori Keadaan Darurat

• Keparahan
• Kerugian
• Pengaruh terhadap operasi
• Keterlibatan sumber daya
• Pengaruh terhadap image
Perusahaan
KLASIFIKASI DARURAT

Kategori 1 :

– Kecelakaan ringan
– Tumpahan B3 yang relatif kecil
– Dapat diatasi oleh sumber daya yang ada di
Area Kecelakaan
– Operasi Tidak Terganggu
– Tidak ada publikasi
– Tidak ada potensi untuk eskalasi
KLASIFIKASI DARURAT
Kategori 2:

• Insiden yang mengakibatkan cacat/cidera


berat
• Tumpahan bahan berbahaya yang cukup
besar
• Memerlukan sumber daya dari luar area untuk
menangani
• Operasi Terganggu Sementara
• Publikasi mulai terlibat / Tampaknya akan
terlibat
• Berpotensi untuk eskalasi walaupun terbatas
KLASIFIKASI DARURAT

Kategori 3 :
• Meninggal Dunia atau Beberapa Cidera
Berat
• Tumpahan bahan berbahaya dalam jumlah
yang sangat besar
• Berdampak thd property atau proses
produksi
• Bantuan dari luar mutlak diperlukan
• Publikasi yang menyolok telah terlibat
• Mempunyai potensi yg signifikan utk
eskalasi
Fasilitas Keadaan Darurat

•Rute Evakuasi
•Tempat berkumpul
•Emergency Call
STRUKTUR ORGANISASI

 Emergency Respon Team (ERT)


 On Scene Commander / Emergency
Comunication Command Centre (OSC)
 Emergency Management Team (EMT)
 Crisis Management Team (CMT)
 HR Support Team
 Media Support Team
KOMPOSISI ERT

1. ERT Leader (SPT/SS)


2. Personil Emergency
3. Paramedis
4. Security
ERT adalah sekelompok orang yang
mempersiapkan dan menanggapi setiap kejadian
darurat.
ON SCENE COMMAND (OSC)

• Orang tertinggi pada lokasi kecelakaan


• Tegas
• Menentukan kategori emergency
• Dapat diganti

OSC Komandan unit penyelamat yang ditunjuk


untuk mengkoordinasikan operasi darurat
KOMPOSISI EMT
Tim M anajem en K eadaan Darurat (EM T) bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa sudah siap untuk
menanggapi keadaan darurat

1. EMT Leader (Manager/GM/Level bwh Manager)


2. Emergency Service Coordinator
3. Technical & Production Coordinator
4. Commercial Service Coordinator
5. External Logistic Coordinator
6. Employee & Contractor Coordinator
7. Site Service Coordinator
8. Information Coordinator
9. Enviromental Coordinator
KOMPOSISI CMT
1. CMT Leader (PD/CO/DO/Para Manager)
2. Public affairs Advisor
3. Human Resources & Community Affairs
Advisor
4. Investor Relation Advisor
5. Corporate Affair Advisor
6. Information Coordinator

Tim M anajem en K risis (CM T) dibentuk untuk


melindungi organisasi dari dampak buruk krisis.
Tim Manajemen Krisis menyiapkan organisasi
untuk ancaman yang tak terelakkan.
KOMPOSISI CMT (lanjutan ......)
 Tim Manajemen Krisis dibentuk untuk segera menanggapi sinyal
peringatan krisis dan melaksanakan rencana yang relevan untuk
mengatasi situasi darurat.
 Peran Tim Manajemen Krisis
 Tim Manajemen Krisis terutama berfokus pada
 Mendeteksi tanda-tanda awal krisis.
 Mengidentifikasi area masalah
 Duduklah dengan para pekerja secara langsung dan diskusikan
masalah-masalah yang dikhawatirkan
 Siapkan rencana manajemen krisis yang berfungsi paling baik
selama situasi darurat
 Dorong karyawan untuk menghadapi masalah dengan
keberanian, tekad dan senyum. Motivasi mereka untuk tidak
kehilangan harapan
 Bantu organisasi keluar dari masa-masa sulit dan siapkan untuk
masa depan.
FASILITAS EMT ROOM

1) Foto, Peta, Sketsa lokasi


2) Papan Tulis (White board)
3) Jam
4) Alat komunikasi (Telepon. Faks, Email, HT)
5) Prosedur Manajemen Krisis
6) Nama & Call Number anggota ERT, EMT
dan CMT
EMT PROSEDUR
Accident

ERT Aktif OSC aktif/ECC siap EMT Leader Notif.

Kategori 1 Konfirm Kategori Kategori 2 or 3

EMT Aktif EMT Aktif


Bila Perlu
CMT Leader Notif.

Incident Over CMT Aktif Bila Perlu

Incident Over
Inc.Report Prep.
Inc. Report Prep
Manifest Relokasi/Evakuasi

Area --------- Tanggal.---------- Waktu -------- Supervisor --------


Alasan Evakuasi ----------------------------------------------------------
Apakah semua karyawan Telah dihitung dan Dicatat Ya Tidak
Apakah semua kontraktor Telah dihitung dan Dicatat Ya Tidak
Apakah semua Pengunjung Telah dihitung dan Dicatat Ya Tidak

Daftar Semua Karyawan yang belum dihitung

Nama No.ID Lokasi Terakhir Keterangan


INSPEKSI PERALATAN KEADAAN DARURAT
 Jalur Evakuasi dan Tempat Berkumpul

MUSTER
POINT

 Pastikan gambar yang disampaikan adalah gambar kondisi


terkini dari sebuah area.
 Gambar dapat dilihat dan mudah dibaca dengan jelas.
 Terdapat arah/petunjuk evakuasi ke tempat aman.
 Memuat posisi fasilitas-fasiltas keadaan darurat.
 Memuat posisi tempat berkumpul (Muster Point).
 Memuat posisi secara Khusus posisi anda actual
 Panggilan Darurat
 Merupakan nomor khusus yang dapat dihubungi jika terjadi
kondisi keadaan darurat. Nomor darurat tersebut harus sedia
24 jam dan dikontrol oleh Commander Center.
 Alarm

 Pastikan alarm berfungsi dengan normal, dengan cara


mengaktifkan alarm.
 Uji konektifitas alat pendeteksi (detector) dengan Alarm, dapat
juga menggunakan pemicu pada Detectornya.
 Pastikan suara alarm dapat terdengan pada seluruh area
cakupan.
 Pastikan alarm telah dilakukan pengecekan berkala (Periodic
Inspection)
 Lampu darurat

 Pastikan lampu darurat berfungsi dengan normal,


dengan cara mengaktifkan lampu darurat.
 Uji konektifitas alat pendeteksi (detector) dengan
lampu darurat, dapat juga menggunakan pemicu
pada Detectornya.
 Pastikan cahaya lampu darurat dapat terlihat pada
seluruh area cakupan.
 Pastikan lampu darurat telah dilakukan pengecekan
berkala (Periodic Inspection).
 Listrik Cadangan (battery) dan Generator

Pastikan listrik cadangan (battery) dan generator


berfungsi dengan normal, dengan cara
mengaktifkan listrik cadangan (battery) dan
generator.
Pastikan listrik cadangan (battery) dan generator
telah dilakukan pengecekan berkala (Periodic
Inspection)
Alat Pendeteksi (Detector)

 Pastikan ada bukti kalibrasi berkala


pada alat pendeteksi (detector).
 Pengujian dapat dilakukan dengan
cara dapat menggunakan pemicu
pada alat pendeteksi (detector).
 Fungsi alat pendeteksi (detector)
harus sesuai dengan potensi bahaya
yang ada di suatu area.
Alat Komunikasi

 Pastikan alat komunikasi


berfungsi dengan normal,
dengan cara mengaktifkan
alat kominukasi tersebut.

 Jika menggunakan komunikasi


dengan sinyal, maka pastikan
semua orang memahami arti
sinyal-sinyal tersebut.
PEMADAM KEBAKARAN

• Hydrant
• Alat Pemadam Api Ringan
• Mobil Pemadam Kebakaran

 Lakukan pengetesan
terhadap tekanan air
hidran
 Perhatikan Hose
kondisi baik
 Pastikan Nozzel dalam
kondisi baik
Inspeksi Alat Pemadam Api Ringan(APAR)
Perhatikan Safety Pin untuk
memastikan APAR masih layak Handle APAR dicek agar saat
pakai dibutuhkan dapat
dipencet/ditekan, sehingga bahan
pemadam api keluar ke arah api

Nozzle harus dalam kondisi


baik/layak pakai, hose tidak getas,
lubang nozzle tidak rusak

Benda ini berada didalam tabung


Pemantau tekanan / pressure APAR,
gauge, jarumnya menunjukan
pada posisi hijau,

Bahan Pemadam APi


1. Perusahaan pertambangan dan perusahaan jasa
pertambangan harus memiliki Tim Tanggap Darurat
yang memadai. Persyaratan apa saja yang harus
diberikan dan dimiliki oleh Tim Tanggap Darurat
tersebut !
Persyaratan yang harus diberikan dan dimiliki oleh Tim
Tanggap Darurat :
 Tim Tanggap Darurat harus memiliki keterampilan dan
kompetensi yang diperlukan untuk memberikan
layanan terhadap keadaan darurat.
 Tim Tanggap darurat harus siap siaga setiap saat.
 Tim Tanggap Darurat harus mendapat pendidikan dan
pelatihan untuk memperoleh keterampilan yang
diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai