Anda di halaman 1dari 16

RENCANA TANGGAP DARURAT / EMERGENCY RESPONSE PLAN (ERP)

A. PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

TUJUAN
Untuk memastikan semua personil bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-
aspek kritis dari suatu keadaan darurat.

RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua kegiatan di Kantor dan Proyek yang mensyaratkan
pengendalian LK3 dalam pelaksanaannya.

DOKUMEN TERKAIT
Standar ISO 14001:2004.
Standar OHSAS 18001:2007.

PROSES
Pemeriksaan Kesiapan Terhadap Keadaan Darurat
• Setiap 1 (satu) bulan sekali Tim LK3 yang ditunjuk oleh Manajemen melakukan
pemeriksaan kesiapan terhadap keadaan darurat dengan menggunakan formulir Daftar
Periksa Keadaan
Darurat, yang meliput .!
o APAR
o lsi kotak obat
o Petunjuk Evakuasi I Rambu Evakuasi
o Fasilitas Sarana dan Prasarana (Rawan Bahaya)
o Personil LK3
o Hasil dari pemeriksaan tersebut oleh Tim LK3 dilaporkan ke Ketua Tim Tanggap
Darurat untuk ditentukan tindak lanjutnya jika ditemukan adanya
ketidaksesuaian.

Kesiagaan dan Tanggap Darurat


• Ketua Tim Tanggap Darurat yang telah ditunjuk oleh Manajemen, bertanggung jawab
untuk menyusun rencana kesiagaan dan tanggap darurat yang berisi informasi yang
diperlukan untuk mengatasi suatu keadaan darurat, sebagai berikut :
▪ Pengenalan keadaan darurat : jenis dan prakiraan dampaknya
▪ Pengkajian akibat I dampak dan menyiapkan pencegahannya
▪ Prosedur penanggulangan keadaan darurat
▪ Sistem komunikasi dalam keadaan darurat
▪ Personil yang bertanggung jawab
▪ Tata cara pemberitahuan keadaan darurat
▪ Petunjuk komunikasi : Nama, lnstansi, Alamat, Nomor telpon
▪ Pejabat terkait
▪ Peta situasi dalam keadaan darurat.
▪ Program evakuasi dalam keadaan darurat.
▪ Peta daerah aman untuk evakuasi.
▪ Peta tempat I titik berkumpul (Assembly point).

▪ Pengakhiran keadaan darurat dan tindak lanjut.


▪ Program pelatihan keadaan darurat.
▪ Rencana kesiagaan dan tanggap darurat oleh Ketua Tim Tanggap Darurat
didistribusikan ke semua petugas terkait.
• Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab memberikan pelatihan kesiagaan dan
tanggap darurat terutama pada keadaan darurat yang paling memungkinkan terjadi di Kantor
atau lokasi peke aan /proyek kepada anggota tim dan karyawan.
• Ketua Tim Tanggap Darurat mengantisipasi kejadian-kejadian yang dapat diklasifikasikan
sebagai keadaan tindak darurat, yang paling mungkin terjadi, antara lain sebagai berikut :
• Kebakaran atau ledakan
• Gempa bumi
• Huru-hara I demonstrasi

Emergency Response Plan Page 1 of 16


• Banjir
• Sabotase atau ancaman Born
• Cedera parah
• Tumpahan minyak (B3)
• Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat garilbar /denah umum yang
memperlihatkan tata letak (layout) semua peralatan kedaruratan, jalur evakuasi, daerah
aman dan tempat untuk berkumpul (Assembly point).
• Ketua Tim Tanggap Darurat juga bertanggung jawab untuk menyusun petunjuk penggunaan
peralatan yang berkaitan dengan keaadaan • darurat
• Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab menjelaskan tata cara evakuasi dalam
keadaan darurat kepada anggota tim.
• Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab menetapkan kewenangan dan
tanggungjawab petugas yang ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam keadaan darurat
sebelum pejabat yang berkompeten tiba di lokasi mengambil alih tanggung jawab. Semua
karyawan termasuk
pengunjung harus mengikuti komando yang diberikan oleh petugas tersebut. Apabila ada
perubahan petugas maka daftar petugas harus direvisi dan disampaikan ke P2K3 atau Unit K3.

B. STRUKTUR ORGANISASI KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT

• Manajemen menetapkan Struktur Organisasi untuk menangani keadaan darurat y ang mungkin
dapat terjadi di semua proses.
• Organisasi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
• Ketua P2K3 memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan tindak darurat. Ketua Unit K3
memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan tindak darurat di Proyek. Ketua Unit K3
di jabat oleh : Kepala Proyek.
• Petugas K3 merupakan anggota P2K3 atau Unit K3 yang ditunjuk.Petugas K3 bertugas:
• Memimpin kegiatan tindak darurat di lapanan
• Menginformasikan kepada publik dan lembaga I instansiyang terkait
(kepolisian,dinas pemadam kebakaran,Rumah sakit,pers dll)
• Melakukan kegitan pemadaman api dan tindakan penyelamatan.
• Memberikan pertolongan pertama kepada korban sampai bantuan medis datang.
• Berkoordinasi dengan teknisi mematikan aliran listrik sewaktu terjadikebakaran,
gempa bumi dan kondisi bahaya lainnya.Teknisi terdiri dari petugas maintenance.
• Melakukan pengecekan jumlah orang dengan menghitung kernbali jumlah
Orang yang berada di ternpat titik berkumpul (Assembly point) dengan
membandingkan jumlah orang yang terdaftar sebelum kejadian. Jumlah orang yang
dihitung termasuk tamu, pengunjung dan siapapun yang sebelum kejadian diketahui
berada di daerah kejadian. Pengecekan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
seluruh orang yang berada di daerah kejadian sudah dievakuasi.
• Tim Pengaman ISatpam mengamankan lokasi kantor selama keadaan darura terjadi

Tahap Pemulihan
Apabila kondisi darurat sudah teratasi maka P2K3 I Unit K3 akan menentukan apakah lokasi kejadian
sudah aman untuk dimasuki kembali dengan mempertimbangkan hasil pemeriksaan pihak yang
berwai\b dengan member\kan pengumuman.

Membentuk tim untuk mendata semua kerugian/ korban yang ada dan mengambil langkah
langkah untuk mengaktifkan kembali kegiatan perusahaan

C. PROSES TANGGAP DARURAT

RENCANA MENGHADAPI KEADAAN DARURAT


Rencana menghadapi keadaan darurat dimaksudkan untuk mempersiapkan koordinasi dan petunjuk bagi
rencana kegiatan perusahaan, kesiagaan untuk bertindak dan mendeteksi kejanggalan pada pekerjaan
dan gejala alam, dimana diduga kemungkinan akan ada'l'a kecelakaan baik
perseorangan, gangguan di wilayah kerja atau kekacauan lingkungan.
Penyusunan rencanan tersebut diatas, mengacu pada informasi setiagai berikut :
• Kemungkinan akan bahaya.
• System peringatan bahaya.

Emergency Response Plan Page 2 of 16


• Prosedur pengaturan tugas & tindakan.
• Manajemen dan control
• Komunikasi di lapangan.
• Urutan Tanggung Jawab.
• Tindakan I kegiatan anggotaPusat organisasl keadaan darurat
• Prosedur pemindahan ( evakuasi )
• Kelompok penolong
• Modal.
• Tanda dan peringatan yang baik dan benar untuk menghadapi keadaan darurat dapat dibuat
sesuai dengan kebutuhan masing-masing, seperti :
• Deteksi kebakaran
• Alarm kebakaran
• System peralatan deteksi
• Teriakan para pekerja.
• Peringatan dari luar
Rencana tersebut harus berisikan informasi yang memungkinkan siapa saja untuk bisa menguasai
keadaan darurat, seperti membunyikan alarm dan memberitahukan kepada atasan mereka
secepatnya.

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


Pendidikan dan latihan dalam menghadapi keadaan darurat, dimaksudkan selain untuk memastikan
perlindungan yang maksimal bagi jiwa dan kekayaan ( gedung, mesin/peralatan, kendaraan dan lain- lain),
juga untuk mengurangi timbulnya situasi dengan akibat yang merugikan. Persyaratan utama yang harus
dimengerti oleh para pekerja adalah mengerti dan memahami kegunaan dari : prosedur tanggap darurat
dan rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat serta memahami segala sesuatu yang
berhubungan dengan prosedur penanggulangannya.

PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT


Dalam hal menangani/menangulangi keadaan darurat, khususnya dilingkungan kerja, diperlukan
usaha bersama dari seluruh tim penyelamat ( Rescue Team). Untuk itu kelompok-kelompok tim
penanggulangan keadaan darurat ( Emergency Response Team) harus sudah dibentuk dengan nama
khusus, tindakan-tindakan dan kepada siapa harus dilaporkan dan koordinasi apa yang ada. Berikut ini
adalah kelompok penanggulangan keadaan darurat yang bisa dibentuk :

• Pusat Koordinator selaku Pos Komando.


• Tim Penyelamat yang berpengalaman di bidang Pertolongan Pertama.
• Tim/Regu Pemadam Kebakaran.
• Keamanan ( Satuan Pengamanan/SATPAM).
• Anggota staff lain yang terpilih.

PEMINDAHAN DAN PENUTUPAN


Pada saat keadaan darurat, pastikan untuk menutup/menghentikan kegiatan/pekerjaan dan
melakukan evakuasi (pemindahan) seluruh pekerja dari tempat kejadian. Evakuasi ini harus selalu
disetujui oleh pejabat tertinggi dari jajaran manajemen atau apabila tidak ada ditempat bisa diwakili
oleh pejabat dibawahnya, sesuai jenjang organisasi yang telah ditetapkan.
Anggota tim/regu penyelamat harus selalu bersedia merelakan diri tinggal di tempat kejadian, kecuali
dalam bahaya atau sesuai dengan petunjuk manajer senior.
Rancangan dan tanggap darurat, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses manajemen.
Komitmen dan kebijakan manajemen dalam menyikapi upaya pencegahan kerugian akibat keadaan
darurat, merupakan "kunci" untuk mengendalikan resiko yang mungkin terjadi, sehingga dapat
mencegah dan meminimalisasi kerugian.
Sikap waspada dan kesadaran serta disiplin yang tinggi dan penuh tanggung jawab dari seluruh
unsur yang terlibat baik pimpinan perusahaan maupun tenaga kerja, akan pentingnya mematuhi
ketentuan yang ditetapkan dalam prosedur tanggap darurat untuk tetap terpeliharanya pelayanan
yang prima terhadap keselamatan tenaga kerja dapat diciptakan melalui pendidikan dan latihan yang
berkualitas.

Emergency Response Plan Page 3 of 16


D. EMERGENCY RESPONSE PROCEDURES

Tanggap Darurat Kebakaran di lokasi Kantor :


1. Bersikap tenang, jangan panik
2. Perhatikan dan ikuti arah evakuasi
3. Segera menuju ke Muster Point

E. PROSEDUR PELAPORAN KECELAKAAN

Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat berakibat cedera pada manusia,
kerusakan barang, gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran lingkungan :

1. Apabila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan barang / alat atau aset perusahaan dan
kecelakaan yang mengakibatkan cedera yang diderita, karyawan perusahaan, baik ringan maupun
berat, laporkan sesuai kejadian kepada pengawas K3 (dalam waktu tidak lebih dari 24 jam, dengan
menggunakan formulir laporan kecelakaan kerja)
2. Dokter rumah sakit yang menangani (bila diperlukan), melaporkan keadaan korban dengan mengisi
formulir laporan kecelakaan dan mengirimkan aslinya ke pengawas K3, tembusan ke bagian personalia
perusahaan.
3. Bagian produksi atau bagian lainnya yang berhubungan dengan peralatan yang mengalami kerusakan
tersebut, memberikan laporan atau data kalkulasi / perhitungan kerugian dan kerusakan kepada
pengawas K3 sebagai data klaim asuransi
4. Pengawas K3 mengadakan pemeriksaan atas sebab-sebab terjadinya kecelakaan dan mengambil
langkah-langkah pencegahannya. Tindakan pemeriksaan, bila perlu memanggil karyawan yang
berhubungan dengan kejadian guna mendapatkan keterangan yang seakurat mungkin atas terjadinya
kecelakaan. Dan mengambil langkah-langkah pencegahannya. Tindakan pemeriksaan, bila perlu
memanggil karyawan yang berhubungan dengan kejadian, guna mendapatkan keterangan yang
seakurat mungkin atas terjadinya kecelakaan.

Emergency Response Plan Page 4 of 16


Tata Cara Pelaksanaan

1. Apabila terjadi kecelakaan disuatu unit kerja, maka karyawan yang mengetahui kejadian tersebut
memberikan pertolongan pertama pada korban (P3K) bila diperlukan.
2. Karyawan lainnya yang mengetahui kejadian segera menghubungi pimpinan untuk memberitahukan
perihal terjadinya kecelakaan dan petugas yang pada saat itu ada, untuk mendapatkan pertolongan
selanjutnya, membawa korban ke unit gawat darurat rumah sakit, bila diperlukan.
3. Melaporkan kejadian kecelakaan yang sesuai secara singkat dengan menyebutkan lokasi kejadian serta
peristiwa terjadinya dengan jelas
4. Atasan korban melaporkan kejadian tersebut secara tertulis kepada pengawas K3 (dengan
menggunakan formulir laporan kecelakaan dalam waktu tidak lebih dari 24 jam)
5. Dokter rumah sakit yang menangani korban (bila diperlukan) mengisi formulir laporan kecelakaan
dengan menyebutkan keadaan korban dan mengirimkannya ke pengawas K3 Perusahaan.
6. Petugas K3 dan atasan korban meneliti sebab-sebab kecelakaan dan menentukan langkah-langkah
pencegahan agar kecelakaan yang serupa tidak terulang lagi dikemudian hari.
7. Setelah penderita sembuh dan tidak lagi dirawat di rumah sakit, dokter rumah sakit yang menangani
(bila diperlukan) mengirimkan laporan sembuh dengan menjelaskan tentang prosentase cacat dari
korban ataupun lainnya kepada pengawas K3 dan bagian personalia untuk penyelesaian korban
8. Bila korban meninggal dunia, maka dokter rumah sakit yang menangani mengeluarkan surat
keterangan kematian dan mengirimkan ke bagian personalian segera menyelesaikan segala urusan
administrasi korban tersebut serta memberitahukan kepada pihak keluarga korban.
9. Bila kecelakaan menimpa seorang karyawan diluar kawasan maupun lingkungan perusahaan, maka
karyawan lain atau pihak keluarga yang mengetahui kejadian itu segera memberitahu hal tersebut
kepada pihak perusahaan.

Secara Garis besar Prosedur yang harus dilakukan saat terjadi kecelakaan kerja di lokasi kerja adalah SBB:
1. Supervisor mengendalikan/mengamankan area kerja dan melapor secara lisan kepada Project Manager
2. Supervisor melapor ke FES PT. Vale untuk tindakan selanjutnya.
3. Supervisor kemudian membuat laporan tertulis yang didistribusikan ke PM kontraktor dan PT. Vale.
4. Jika investigasi diperlukan, maka akan dibentuk tim investigasi untuk keperluan pengumpulan data.
5. Hasil investigasi akan menentukan apakah kecelakaan tersebut termasuk dalam kategori pelanggaran
berat atau tidak.
6. Jika termasuk dalam pelanggaran berat maka pihak manajemen yang akan menentukan sanksi bagi
karyawan. Jika tidak maka investigasi selesai.
7. Hasil investigasi kemudian dituangkan dalam laporan untuk didistribusikan kepada PM kontraktor
aupun PT. Vale Indonesia.

F. INCIDENT INVESTIGATION

1. TUJUAN
untuk memberikan informasi mengenai teknik dan prosedur investigasi kecelakaan.Kecelakaan secara luas
didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang tidak diinginkan yang mengakibatkan kerusakan fisik pada seseorang
atau kerusakan properti dan / atau gangguan dari proses.Ini juga mencakup peristiwa yang menghasilkan non-
cedera, nyaris, penyakit akibat kerja, atau paparan zat berbahaya.
Pedoman ini tidak memberikan jawaban siap untuk pencegahan kecelakaan, melainkan panduan untuk
membantu dalam penyelidikan kecelakaan, analisis, dan tindakan korektif.Tindakan korektif harus fokus pada
hal-hal seperti menghilangkan kondisi tidak aman dan memperbaiki tindakan tidak aman.

2. PERNYATAAN KEBIJAKAN
Pengawas harus menyelidiki, menganalisis, dan mendokumentasikan setiap kecelakaan kendaraan, kecelakaan
kerja dan / atau sakit, dan semua kejadian nyaris.Penyelidikan harus dilakukan pada waktu yang tepat untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang akan mencegah insiden lebih lanjut.Bila mungkin, investigasi harus dimulai
dalam waktu 24 jam dan selesai dalam waktu 72 jam dari kecelakaan itu.kecelakaan.

3. INVESTIGASI KECELAKAAN

Emergency Response Plan Page 5 of 16


Investigasi dan mendokumentasikan kecelakaan kerja dan penyakit merupakan persyaratan wajib dari program
keselamatan Departemen dan peraturan Cal / OSHA.

• PERTAMA-LINE SUPERVISOR
Llini pertama pengawas menyelidiki semua kecelakaan sesuai dengan kebijakan departemen. lini
pertama supervisor biasanya di tempat kejadian dan dengan demikian akan memiliki lebih banyak
pengetahuan tentang kecelakaan dan lokasi kecelakaan.

• KEDUA-LINE SUPERVISOR
Lini kedua pengawas memastikan bahwa supervisor lini pertama melakukan investigasi kecelakaan dan
ulasan temuan lini pertama supervisor.Meninjau supervisor harus menindaklanjuti dengan supervisor
lini pertama untuk memastikan bahwa semua langkah-langkah perbaikan telah diambil untuk
menghindari kecelakaan lebih lanjut.

• SPESIALIS SAFETY
Spesialis keselamatan saran dan / atau membantu dalam upaya investigasi.Perwakilan Spesialis
keamanan dari kabupaten atau Headquarters Kantor Keselamatan dan Kesehatan memiliki pelatihan
khusus dan pengalaman yang memungkinkan mereka untuk menentukan fakta-fakta, jelas dan
tersembunyi.Spesialis keamanan tidak memihak dan kepentingan utama mereka adalah untuk
mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk mencegah kecelakaan serupa di masa depan
serta mengidentifikasi pelanggaran kebijakan dan regulasi dan menyarankan langkah-langkah
perbaikan.

4. KECELAKAAN SCENE INVESTIGATION


Investigasi kecelakaan harus dilakukan sesegera mungkin.Setiap keterlambatan dapat mengakibatkan bukti
yang diubah, dihancurkan atau dihapus.

Tujuan dari tinjauan didokumentasikan lokasi kecelakaan adalah:


• Mengidentifikasi dan menemukan bukti fisik (material / mesin / alat) yang terlibat dalam kecelakaan;
• Mengungkapkan kekurangan dalam kebijakan operasional, proses dan prosedur, dan
• Menemukanpraktek kerja yang tidak aman disebabkan oleh kurangnya pelatihan.

Tujuan dari investigasi kecelakaan adalah untuk menemukan fakta-fakta tidak menetapkan kesalahan.Fakta-
fakta kemudian akan berfungsi sebagai panduan untuk kondisi yang menyebabkan kecelakaan.Fakta-fakta harus
mengidentifikasi "mengapa" atau akar penyebab kecelakaan serta "siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana."

Fakta membantu para peneliti untuk memperluas pemikiran mereka dan tidak hanya berfokus pada jenis
kecelakaan atau cedera.Sebuah pandangan yang lebih luas dari fakta-fakta seputar kecelakaan akan membantu
titik faktor yang menyebabkan akar penyebabnya.Pandangan diperluas ini juga membantu peneliti untuk
mengidentifikasi berbagai langkah-langkah pencegahan yang dapat digunakan untuk memperbaiki situasi yang
sama di masa depan atau kondisi.

Informasi berikut ini berisi berbagai bidang yang harus dimasukkan dalam investigasi kecelakaan:

• KARAKTERISTIK KERJA
o Apa jenis aktivitas kerja dan ukuran operasi?
o Berapa banyak karyawan yang terlibat?Terlalu banyak?Terlalu sedikit?
• LINGKUNGAN
o Apakah cuaca faktor: jelas / hujan / salju?
o Apakah kondisi tempat kerja merupakan faktor: berantakan / bahaya dikoreksi?
• FAKTOR WAKTU
o Laporan investigasi kecelakaan harus menjelaskan waktu hari, dan bagaimana kaitannya
dengan pergeseran, apakah jam pertama atau terakhir: swing shift / lurus delapan / berputar,
juga fase karyawan bekerja: melakukan masa kerja / waktu istirahat / makan siang / lembur /
memasuki atau meninggalkan lokasi kerja / gedung / kantor.
• KARAKTERISTIK KARYAWAN
o Apa pengalaman kerja korban?
o Seberapa sering aktivitas kerja berulang?
Seberapa sering karyawan terlibat dalam pekerjaan seperti itu?
Berapa banyak pelatihan diberikan dan kapan latihan terakhir?

Emergency Response Plan Page 6 of 16


• URAIAN NARASI
o Jelaskan apa yang orang lakukan.
o Benda apa saja yang terlibat?
Tindakan dan gerakan yang menyebabkan kecelakaan itu?
• KARAKTERISTIK PERALATAN
o Jelaskan jenis, merek / model / ukuran dan setiap fitur yang membedakan / kondisi / spesifik
bagian dari peralatan yang terlibat (termasuk nomor identifikasi, dan modifikasi diketahui
bahwa mungkin telah dibuat untuk peralatan).
o Apakah peralatan keselamatan atau penjaga dihapus atau dimanfaatkan dengan baik?
• KARAKTERISTIK TUGAS YANG
o Apa tugas umum yang dilakukan (misalnya, memperbaiki bajak sayap) dan aktivitas tertentu
(misalnya, menggunakan kunci pas dampak listrik)?
o Postur dan lokasi karyawan?
o Bekerja sendiri atau dengan orang lain?
o Apakah ini alat yang tepat untuk tugas tersebut?
• TINDAKAN PENCEGAHAN
o Apa alat pelindung diri sedang dipakai?
o Apa jenis pelatihan itu karyawan miliki untuk tugas dia / dia tampil?
Apakah standar untuk prosedur ini ada?
Apakah mereka ditulis?
Apakah mereka diikuti?
Di mana pengawas pada saat kecelakaan itu?
• SEVERITY KECELAKAAN
o Jelaskan sifat dari cedera atau luka dan bagian-bagian tubuh yang terkena.
o Apakah lebih dari satu karyawan yang terluka?
• FAKTOR PEMERIKSAAN
Jumlah yang tak terhitung jumlahnya dari situasi dan faktor yang berkontribusi menghalangi daftar
semua pertanyaan yang mungkin berlaku untuk kecelakaan atau peristiwa tertentu.Daftar berikut ini
berlaku secara umum dan harus dipertimbangkan di samping laporan yang ditampilkan pada form
investigasi kecelakaan.
o Apa yang orang lain lakukan pada saat kecelakaan itu?
o Apakah orang berikut jelas prosedur?
o Apakah proses atau tugas baru ke grup?
o Apakah orang / kru menerima pengakuan pelatihan bahaya?
o Apakah orang yang melakukan pekerjaan yang berwenang?
o Apakah orang yang memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan?
o Apakah peralatan yang benar yang digunakan?
o Di mana supervisor?
o Apakah beberapa jenis tindakan korektif yang sebelumnya disarankan tetapi tidak diambil?
Setelah mempelajari laporan ini, analisis akhir harus menunjukkan spesifik ion tindakan korektif (s) yang
akan mencegah kekambuhan dari peristiwa yang menyebabkan kecelakaan itu.

5. TINDAKAN KOREKTIF

Untuk tindakan korektif untuk mengambil tempat, penyidik harus menyajikan fakta-fakta yang menunjukkan
insiden itu tidak akan terjadi jika suatu peristiwa tidak terjadi.Untuk melakukan hal ini, penyidik harus terlebih
dahulu mencapai pemahaman dasar tentang peristiwa dan urutan di mana mereka terjadi.Faktor-faktor berikut
harus dianalisis:

• MESIN
Berbahaya kondisi / konstruksi / desain, danPerlengkapan, peralatan, dan benda-benda.
• FISIK LINGKUNGAN KERJA
o Lokasi peralatan, alat-alat, dan benda-benda di tempat kerja
o Lokasi karyawan di ruang kerja
• KARYAWAN
o Action / tugas / kegiatan
o Prosedur kerja
o Alat Pelindung Diri
• MANAJEMEN
o Pengawasan

Emergency Response Plan Page 7 of 16


o Evaluasi Program
o Latihan

Ketika acara yang membutuhkan tindakan korektif terisolasi, tindakan korektif harus dievaluasi atas dasar
kepraktisan, biaya, kelayakan, keandalan, dan penerimaan.

Penyelidik kemudian harus menentukan apakah kondisi yang tidak aman atau tindakan yang disebabkan acara
tersebut.Sebuah kondisi yang tidak aman adalah bahaya mekanis dan / atau fisik yang diakui tetapi tidak
dikoreksi dan / atau diabaikan, atau bahaya mekanis dan / atau fisik yang belum diakui.Sebuah tindakan yang
tidak aman merupakan penyimpangan karyawan dari instruksi lisan, kebijakan, prosedur atau bekerja praktek
tertulis dan / atau.
Berikut ini penyebab tindakan tidak aman dianggap penyebab paling sering kecelakaan:
o ketidakmampuan fisik
o Terlalu percaya
o Pelupa
o Kebosanan
o Mengabaikan bahaya
o tergesa-gesa Undue
o Gangguan
o Kemarahan
o Ketidakpedulian
o Ketidaksabaran
o Horseplay
o Kelelahan
o Kebencian kewenangan
o Kelalaianinstruksi
o Stres
o Kecemasan
Ketika pertanyaan lain muncul di pikiran, mereka harus dicatat dan dijawab.Merangkum informasi dan mencatat
semua fakta pada laporan kecelakaan.

Berikut ini menggambarkan beberapa faktor manusia berkontribusi tercantum di atas:

Seorang pekerja yang tidak memiliki keterampilan pada pekerjaan memuat bagian yang berat bisa menjadi lelah
dari / usahanya untuk melakukan apa yang seorang pekerja yang lebih terampil akan melakukan dengan
mudah.Pekerja tidak terampil ini sama mungkin jatuh di belakang dan kemudian mencoba untuk terburu-buru
untuk mengejar ketinggalan.Menghadapi kesulitan kecil, ia / dia mungkin kehilangan kesabaran dan membuang
/ berat nya sia-sia menjadi tugas yang mengakibatkan jatuh atau cedera lainnya.Sangat mudah untuk mengakui
bahwa faktor yang berkontribusi terhadap tindakan tidak aman mungkin kecemasan atau
ketidaksabaran.Faktor-faktor lain yang grusa-grusu, kelelahan, dan kurangnya keterampilan.Namun, akar
penyebab adalah kurangnya pelatihan yang tepat.

6. PERSIAPAN PEMERIKSAAN LAPORAN


Catatan akurat dari kecelakaan atau dekat-misses sangat penting untuk penyelidikan kecelakaan sukses dan
program analisis.Investigasi kecelakaan terdokumentasi dengan baik akan berisi informasi yang dapat digunakan
untuk menghindari kecelakaan di masa depan.

Penyelidikan harus ditangani oleh pengawas dan ditinjau oleh orang lain yang dianggap dapat sesuai. Penyidik
harus tahu sifat dari pekerjaan, bagaimana harus dilakukan, dan dalam kondisi apa hal itu dilakukan.Pertanyaan
penyidik dan sikap harus menunjukkan bahwa tujuannya adalah untuk mengumpulkan fakta-fakta, tidak
menemukan kesalahan atau memperbaiki kesalahan.

Penyelidikan harus menunjuk ke penyebab kecelakaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

o Pada titik itu sistem memecah?


o Apakah aturan dan peraturan dilanggar?
o Apakah tata letak yang buruk dari pekerjaan, proses, atau operasi berkontribusi terhadap kecelakaan
itu?
o Apa faktor manusia atau lingkungan berkontribusi kecelakaan?

Emergency Response Plan Page 8 of 16


Penyelidik harus dimulai dengan meninjau dan menilai lokasi kecelakaan.Peristiwa yang mengarah ke
kecelakaan harus direkonstruksi.Sebuah berjalan-through dan berbicara melalui re-enactment dapat
membantu menjelaskan hubungan antara kru kerja atau orang, mesin, dan lingkungan.

7. MENYELESAIKAN KECELAKAAN INVESTIGASI FORM

menyediakan dua (2) bentuk investigasi kecelakaan.Yang pertama adalah versi pendek, dokumen dua halaman
yang harus digunakan ketika luka membutuhkan ajudan pertama saja.Bentuk kedua adalah enam (6) halaman
dan memberikan analisis yang lebih mendalam.
ULASAN DAN PERSETUJUAN:

Berikut ini adalah daftar orang yang harus mengkaji Form Investigasi Kecelakaan:

1. Pengawas
2. Kepala Cabang, Kawasan Manager, Superintendent Lokasi
3. Koordinator Keamanan (area fungsional)
4. Keselamatan dan Kesehatan District Officer (pegawai kabupaten)
5. Markas Keselamatan dan Kesehatan Officer (Markas karyawan)

G. PROSEDUR PENANGANAN KEADAAN DARURAT

Perencanaan Penanganan Keadaan Darurat


• Departemen K3L melakukan identifikasi terhadap potensi keadaan darurat yang ada, tuangkan dalam
form daftar potensi keadaan darurat.
• Buat rencana pengendalian terhadap potensi keadaan darurat yang ada dengan metode dokumentasi
berupa pembuatan Standar Keadaan Darurat , nomor telepon penting, struktur organisasi keadaan
darurat, tugas dan tanggung jawab team penanggulangan keadaan darurat dan standar penyimpanan
tabung gas bertekanan.
• Sosialisasikan standar keadaan darurat untuk memastikan setiap karyawan mengetahui tatacara
penanganan keadaan darurat.
• Lakukan uji coba penanganan keadaan darurat sesuai jadwal uji coba (dua kali dalam satu tahun)
dibawah koordinasi koordinator team penanggulangan. Tuangkan evaluasinya dalam form Evaluasi uji
coba penanganan keadaan darurat.
• Simpan semua record ujicoba sesuai prosedur pengendalian catatan.
1. Penanganan Keadaan Darurat
• Setiap karyawan yang mengetahui adanya keadaan darurat harus melaporkannya kepada team
penanganan keadaan darurat.
• Team penanggulangan keadaan darurat bertanggungjawab menangani keadaan darurat yang ada.
Untuk keadaan darurat kebakaran, penggunaan alat pemadam mengikuti standar penggunaan APAR
dan standar penggunaan APAB.
• Jika keadaan darurat tidak dapat ditangani oleh team penanggulangan keadaan darurat, maka
koordinator team harus segera menghubungi pihak luar yang terkait untuk meminta bantuan
• Setelah keadaan terkendali, koordinator team bertanggungjawab melakukan koordinasi investigasi
bersama Management Representatif dan kepala departemen terkait maksimal 2 X 24 jam.
• Lakukan aktivitas pemulihan keadaan segera setelah keadaan terkendali
• Simpan semua record investigasi sesuai prosedur pengendalian catatan

2. Pengendalian Peralatan Keadaan Darurat


• Departemen K3LL bertanggungjawab mengidentifikasi semua peralatan keadaan darurat, tuangkan
dalam form daftar peralatan keadaan darurat.
• Departemen K3LL bertanggungjawab untuk memastikan peralatan keadaan darurat dalam kondisi baik
dan siap pakai, untuk kepentingan ini, lakukan inspeksi peralatan keadaan darurat, gunakan form check
list APAR, check list kotak P3K, dan check list box alarm system.

H. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM TANGGAP DARURAT

1. KOORDINATOR
• Mewakili pihak manajemen untuk mengkoordinir keadaan tanggap darurat.
• Mengkoordinir dan memberi arahan terhadap team mengenai tindakan-tindakan yang harus dilakukan.
• Memastikan petugas komunikasi telah melakukan tugasnya dengan benar

Emergency Response Plan Page 9 of 16


• Memutuskan melalui pengawas untuk mengumumkan keadaan aman.
• Memeriksa data dan informasi hasil laporan dari pengawas dan team memutuskan untuk tindakan
selanjutnya.
• Memimpin team melaporkan keadaan tanggap darurat, penananganan tanggap darurat, korban dan
kerugian material akibat adanya keadaan darurat/emergency kepada pihak manajemen.

2. PENGAWAS
• Mengawasi team bekerja sesuai arahan koordinator, menyiapkan daftar nama-nama karyawan.
• Dengan bantuan team, membuat daftar nama karyawan yang sakit atau mengalami cedera/terluka.
• Memeriksa ruangan/ kamar mandi/ dapur dsb.
• Memberi bantuan kepada orang yang memiliki hambatan fisik dan kesehatan, termasuk wanita hamil.
• Memastikan semua karyawan berkumpul di tempat berkumpul (Muster Point) sambil menunggu
instruksi selanjutnya.
• Mengumpulkan hasil perhitungan termasuk orang yang hilang dan atau terluka dari team evakuasi P3K
dan pemadam, dan berkonsultasi dengan Koordinator mengenai tindakan selanjutnya yang diperlukan.
• Pengawas akan mengumumkan keadaan aman berdasarkan saran dari Koordinator atau setelah
berkonsultasi dengan Manajemen.

3. PETUGAS KOMUNIKASI
• Mengawasi semua karyawan agar mengikuti instruksi Pengawas.
• Memastikan karyawan untuk tidak merokok pada saat evakuasi.
• Memastikan karyawan (wanita) untuk tidak memakai sepatu yang bertumit tinggi pada saat evakuasi.
• Memimpin evakuasi karyawan ke tempat tujuan akhir sebagai tempat teraman yang telah ditentukan.
• Membantu orang-orang yang memiliki hambatan fisik dan kesehatan, pada saat evakuasi.
• Memastikan semua karyawan berkumpul di Muster Point dan melaporkan kepada Pengawas.
I. PROSEDUR KOMUNIKASI

1. TUJUAN
Untuk memastikan tersedianya mekanisme komunikasi dan konsultasi dua arah terkait dengan
implementasi system manajemen Mutu dan Lingkungan
2. RUANG LINGKUP
Semua informasi internal dan eksternal terkait dengan implementasi sistem manajemen mutu dan
lingkungan

3. DEFINISI
a. Komunikasi Internal
adalah suatu media hubungan antar personal / departemen dalam lingkungan dalam kaitan pengelolaan
kinerja terkait dengan manajemen mutu dan lingkungan
b. Komunikasi Eksternal
adalah suatu hubungan antara Pihak Perusahaan dengan pihak luar/eksternal seperti
Kontraktor/Subkontraktor, Instansi Pemerintah, atau Masyarakat sekitar perusahaan yang saling
memberikan Informasi terkait dengan pengelolaan lingkungan di perusahaan

4. PROSEDUR
Komunikasi Internal
• Wakil Manajemen harus membuat rencana komunikasi internal sekaligus menentukan metode
komunikasi yang sesuai
• Semua departemen harus menjalankan rencana komunikasi internal yang telah ditentukan, jika metode
komunikasi melalui pertemuan harus dilengkapi daftar hadir peserta, jika melalui perintah harus
dituangkan kedalam format internal memo.
• Apabila dalam pelaksanaannya terdapat masukan atau feedback dari karyawan, maka Wakil
Manajemen bertanggungjawab untuk memberikan respon atau jawaban
• Apabila feedback memerlukan keputusan manajemen, Wakil Manajemen bertanggungjawab untuk
membahasnya dengan top manajemen
• Apabila diperlukan tindak lanjut, Wakil Manajemen bersama departemen terkait bertanggungjawab
membuat rencana tindak lanjut (action plan)
• Semua masukan dalam pelaksanaan komunikasi internal harus dilaporkan kepada manajemen oleh
Wakil Manajemen dalam rapat tinjauan manajemen
Komunikasi eksternal

Emergency Response Plan Page 10 of 16


• Wakil Manajemen bertanggungjawab memonitor semua informasi yang berkaitan dengan pihak
eksternal
• Semua informasi yang terkait dengan yang hendak disampaikan kepada pihak eksternal, harus
sepengetahuan Wakil Manajemen, misalnya pelaporan tiga bulanan dokumen limbah B3 kepada
pemerintah dll
• Untuk informasi yang terkait dari pihak eksternal, semua harus dicatat dalam Risalah Komunikasi
Eksternal. Untuk informasi yang terkait dengan pengelolaan lingkungan, bagian security
bertanggungjawab sebagai pelaksana pencatatan, sedangkan untuk informasi yang terkait dengan
pelanggan, bagian marketing bertanggungjawab sebagai pelaksana.
• Semua informasi harus disampaikan ke Wakil Manajemen
• Wakil Manajemen bersama departemen terkait membahas informasi yang ada. Jika pembahasannya
memerlukan keputusan manajemen, maka Wakil Manajemen bertanggungjawab membahasnya
dengan top manajemen
• Jika dari hasil pembahasan memerlukan tindakan perbaikan terkaitan informasi dari pihak eksternal,
maka Wakil Manajemen bersama departemen terkait bertanggungjawab melakukan tindakan
perbaikan
• Wakil Manajemen bertanggungjawab memberikan tanggapan atas setiap informasi dari pihak eksternal
melalui departemen terkait, termasuk bukti rencana perbaikan dan hasilnya
• Semua status informasi dari pihak eksternal harus dilaporkan kepada manajemen oleh Wakil
Manajemen dalam rapat tinjauan manajemen

J. PROSEDUR EVAKUASI

1. Segera tinggalkan gedung sesuai dengan petunjuk team evakuasi tanggap darurat atau ikuti arah jalur
evakuasi/arah tanda keluar, jangan kembali untuk alasan apapun.
2. Turun atau berlarilah ikuti arah tanda keluar, jangan panik, saling membantu untuk memastikan evakuasi
selamat.
3. Wanita tidak boleh menggunakan sepatu hak tinggi dan stoking pada saat evakuasi.
4. Beri bantuan terhadap orang yang cacat atau wanita sedang hamil.
5. Berkumpul di daerah aman (muster point) yang telah ditentukan, tetap berkumpul sambil menunggu
instruksi selanjutnya, pengawas team tanggap darurat dibantu atasan masing-masing mendata jumlah
karyawan, termasuk yang hilang dan terluka lalu melaporkan kepada koordinator.
Koordinator akan mengumumkan keadaan aman berdasarkan hasil koordinasi dengan team tanggap darurat
setelah segala sesuatunya dianggap aman
1. Tujuan
Tujuan program ini adalah untuk membuat prosedur, tanggung jawab, dan tugas, untuk mempromosikan
perencanaan, dan untuk mendirikan pelatihan bagi karyawan dan individu di Penn Negara Lokasi
Perusahaan di keadaan darurat. Template telah disediakan oleh Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan
(EHS) dan Kepolisian University.

2. Objectives
Potensi keadaan darurat seperti kebakaran, ledakan, ancaman bom, rilis bahan berbahaya, dan kegagalan
utilitas mungkin memerlukan karyawan untuk melakukan tindakan tertentu baik untuk keselamatan pribadi
mereka sendiri dan untuk mencegah / mengurangi konsekuensi dari keadaan darurat tersebut. Ini adalah
maksud dari rencana ini untuk membantu dalam preplanning untuk keadaan darurat ini dan memberikan
prosedur tertentu dalam hal terjadi keadaan darurat. Rencananya akan dibuat tersedia bagi karyawan, yang
harus e awar prosedur darurat tersebut.

Emergency Response Plan Page 11 of 16


3. Kontak Darurat
Nomor Telepon Darurat

EMERGENCY CALL PT VALE INDONESIA 9999 ATAU (021) 5249999


ALAMSYAH 081 142 482 9
DICKY ISKANDAR 081392510600
AHMAD FATIR 082390933390
4. TANGGUNG JAWAB
Karyawan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka akrab dengan persyaratan dan
prosedur yang ditetapkan dalam rencana ini dan bahwa mereka mengikuti mereka dalam keadaan
darurat. Karyawan (selain yang disebutkan di atas) tidak diharapkan untuk melakukan tugas penyelamatan.
Hanya karyawan yang telah dilatih untuk melakukan tugas medis, seperti pemberian pertolongan pertama,
CPR, dan AED dapat melakukan tugas ini. Penting untuk dicatat bahwa pelaksanaan tugas ini adalah
opsional.
Jika seseorang menemukan keadaan darurat, ia / dia akan memulai langkah yang tepat dari kontrol
berdasarkan / kemampuan nya dan akan menghubungi (021) 5249999. Mereka akan menginformasikan
situasi, lokasi, dan bahan yang terlibat, seperti yang dijelaskan dalam bagian di bawah ini. Dispatcher akan
segera memberitahukan lembaga respon yang tepat, termasuk, namun tidak terbatas pada polisi, pemadam
kebakaran, ambulans, dan tim hazmat.
Selama keadaan darurat rantai komando didirikan mengikuti Sistem Manajemen Insiden Nasional
(Nims). The Incident Commander adalah orang yang mengkoordinasikan tanggap darurat termasuk cepat
mengembangkan tujuan insiden, ma naging semua operasi insiden dan sumber daya, serta memiliki
tanggung jawab untuk semua orang yang terlibat. Peran Komandan Insiden biasanya diasumsikan oleh
perwakilan dari agen respon. Tergantung pada sifat darurat.
Polisi akan menghubungi Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan untuk keadaan
darurat seperti bahan berbahaya atau tumpahan minyak / rilis, kebakaran, dan keadaan darurat medis yang
serius atau kondisi yang tidak aman. Koordinator Darurat dari EHS akan melaporkan ke tempat kejadian
untuk membantu Komandan Insiden dalam menilai kemungkinan bahaya untuk kesehatan manusia atau
lingkungan.

5. Specific Emergency Prosedur

A. Medis Emergencies
Jika seseorang menjadi sakit atau terluka dan membutuhkan perhatian segera:

1. Dial (021) 5249999 dan melaporkan keadaan darurat. Saat melaporkan, menyediakan berikut
Informasi:
a. Nama Anda :
b. Jenis darurat :
c. Lokasi dari orang yang sakit atau terluka :
d. Kondisi orang yang sakit atau terluka :
e. Setiap kondisi berbahaya :
2. Kecuali terlatih, jangan mencoba untuk membuat pertolongan pertama sebelum bantuan tiba. Lindungi
diri Anda dari darah atau cairan tubuh eksposur.
3. Jangan mencoba untuk memindahkan orang yang telah jatuh atau tampaknya kesakitan. Jauhkan orang
berbaring, tertutup, dan nyaman kecuali mengancam kehidupan. Jangan membawa orang yang terluka
atau sakit di dalam kendaraan pribadi atau kendaraan University.
4. Mencoba untuk memperoleh informasi berikut dari orang yang sakit atau terluka
a. Nama :
b. Deskripsi gejala :
c. Alergi :
d. Obat-obatan :
e. Riwayat medis utama :
5. Apakah seseorang standby di luar gedung untuk mengarahkan responden darurat kepada orang yang
membutuhkan perhatian.
6. Jika bahan berbahaya yang terlibat dalam penyakit atau cedera, memberikan Lembar Data Keselamatan
Bahan (MSDS) untuk bahan untuk personil darurat.
7. Tetap di tempat kejadian setelah petugas darurat telah tiba untuk memberikan informasi.

Emergency Response Plan Page 12 of 16


K. SKENARIO SIMULASI TANGGAP DARURAT

Skenario Simulasi Penanganan Keadaan Darurat Kebakaran.

1. Lokasi kejadian
Keadaan darurat kebakaran terjadi di gedung A tepatnya di pintu masuk area produksi (lihat lay out kejadian
darurat kebakaran).

2. Penyebab
Kebakaran disebabkan kesalahan operator menyimpan drum yang berisi produk yang masih panas diatas
palet kayu, penyimpanan drum tersusun secara vertikal (ditumpuk), sementara diarea penyimpanan banyak
terdapat material yang mudah terbakar, akhirnya terjadilah keadaan darurat kebakaran berskala sedang
sehingga menimbulkan situasi tidak menentu diantara karyawan.
3. Langkah-Langkah Penanganan Keadaan Darurat Kebakaran
• Ada kesalahan operator Grup 2 melakukan kesalahan menaruh drum berisi produk yang masih
membara/panas diatas palet kayu dan menumpuk drum tersebut, beberapa saat kemudian Imat
Ruhimat, melihat ada palet yang terbakar, kemudian berteriak “Kebakaran.., kebakaran., kebakaran..,”
sambil minta bantuan karyawan yang lainnya (Fuji S, Tarsim, Sapudin, Karno KW, Muhi M, Kuat BS),
Imat Ruhimat berlari mengambil alat pemadam kebakaran (APAR) terdekat untuk memadamkan api
mula yang berada titik lokasi kebakaran.
• Karyawan yang lain, membantu mengambil APAR yang berada dilokasi lain dan membantu
memadamkan kebakaran.
• Sapudin memecahkan box alarm dan menyalakan alarm (alarm berbunyi) lalu berlari keluar melalui
arah evakuasi untuk menghubungi team komunikasi (security) karena diduga kebakaran berpotensi
akan menjadi besar, Security menghubungi team keadaan darurat lainnya seperti koordinator,
pengawas, team pemadam kebakaran, team evakuasi dan team P3K.
• Team tanggap darurat mengambil alih penanganan keadaan darurat sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya dibantu karyawan lainnya, jika team pemadam menganggap potensi kebakaran tidak
mungkin bisa ditanggulangi team, segera mengintruksikan team komunikasi untuk menghubungi
pemadam kebakaran Jababeka.
• Team evakuasi (Lesmana, Minda M, Ujang W, Imat R, Fuji S, Akam, Satim S, Eko S, Tatang S, Asep S, Ardi
R, Enjen), mengarahkan dan memastikan karyawan untuk keluar melalui jalur evakuasi yang benar dan
aman menuju muster point, membantu team P3K untuk memastikan para korban yang pingsan dan
cidera keluar mengikuti jalur evakuasi yang benar dan aman menuju muster point).
• Team P3K (Mirwan, Rudi T, Dito, Ivan E, Irwan S.) mencari korban yang cidera atau pingsan, ditemukan
karyawan logistik (Sahid dan Aris S.) pingsan diduga akibat shock, maka Team P3K melakukan
pertolongan pertama, dengan cara membaringkan ditempat yang aman lakukan nafas buatan jika
perlu, jika keadaan tidak memungkinkan langsung baringkan di tandu dan bawa melalui jalur evakuasi
yang aman menuju muster point. Ditemukan juga karyawan operator produksi (Fuji S dan Karno KW)
terluka kakinya akibat tertimpa potongan kayu palet, maka baringkan ditempat aman, namun jika tidak
memungkinkan, bawa dengan tandu atau jika masih bisa berjalan bimbinglah atau gendonglah melalui
jalur evakuasi yang benar dan aman untuk menuju muster point. Hal ini team P3K bisa meminta
bantuan team evakuasi atau karyawan lain yang selamat.
• Team pemadam memanfaatkan APAR dan APAB untuk berusaha memadamkan api mengikuti arah
angin dan menyingkirkan barang-barang yang mudah terbakar disekitar sumber api.
• Pengawas ERT, mendata korban yang terluka, dibantu security memeriksa kamar mandi, toilet dan
ruangan lainnya, menyiapkan daftar nama-nama karyawan, memastikan karyawan yang dievakuasi
berada di muster point dengan aman dan nyaman. Menyiapkan laporan investigasi keadaan darurat
• Koordinatoor, mengkoordinir team tanggap darurat, mengumumkan keadaan aman.

4. Pemulihan Keadaan Darurat


Team Tanggap Darurat, telah selesai melaksanakan kegiatan menangani keadaan darurat sesuai dengan
tugasnya masing-masing, Setelah koordinator mengumumkan keadaan aman, team berkumpul untuk
mendengarkan arahan dari koordinator tentang upaya pemulihan keadaan darurat, yaitu masing-masing
team melakukan upaya pemulihan dengan cara :
• Team Komunikasi, menyiapkan laporan proses komunikasi secara tertulis (krnologis komunikasi)
kepada koordinator melalui pengawas.
• Team Evakuasi, melakukan pemulihan dengan cara membantu team P3K memobilisasi korban yang
terluka yang mungkin selanjutnya akan di bawa ke rumah sakit dan lain sebagainya.

Emergency Response Plan Page 13 of 16


• Team P3K, terus memberi pertolongan kepada korban bersama-sama dengan petugas medis.
• Team pemadam/tumpahan, membersihkan lokasi kebakaran dan tumpahan-tumpahan yang timbul
akibat adanya keadaan emergency.

L. PROSEDUR KEBAKARAN

1. Apabila karyawan melihat kebakaran jangan panik dan harus teriak minta tolong (kebakaraaan..,
kebakaraaan..!, kebakaraaan…!).
2. Jika bahaya kebakaran berpotensi untuk bisa dipadamkan, segera padamkan secara cepat dan aman dengan
alat pemadam api yang telah disediakan.
3. Segera hubungi team pemadam kebakaran tentang adanya kebakaran secara singkat dan jelas dengan
menyebutkan lokasi kejadian, benda, bahan atau peralatan yang terbakar
4. Hubungi team evakuasi tanggap darurat dan peringatkan orang-orang yang ada dilokasi kebakaran untuk
segera meninggalkan lokasi kejadian menuju muster point mengikuti arah jalur evakuasi.
5. Jika bahaya kebakaran diluar kendali atau susah untuk ditanggulangi segera hubungi team komunikasi
tanggap darurat/security untuk menghubungi pihak pemadam kebakaran Jababeka.
6. Team Tanggap Darurat mengambil alih langkah-langkah pengamanan lokasi tempat kerja, mengarahkan
evakuasi orang dan barang menuju muster point melalui jalur evakuasi yang benar.

M. PROSEDUR TANGGAP DARURAT

1. Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat


Rencana/rancangan menghadapi keadaan darurat dimaksudkan untuk mempersiapkan koordinasi dan petunjuk
bagi rencana kegiatan organisasi/perusahaan, kesiagaan untuk bertindak dan mendeteksi kejanggalan pada
kegiatan organisasi (pada proses pelayanan) dan/atau gejala alam, dimana diduga kemungkinan akan adanya
kecelakaan baik perseorangan, gangguan di wilayah kerja atau kekacauan lingkungan.
Penyusunan rencana/rancangan tersebut diatas, mengacu pada informasi sebagai berikut :
a. Kemungkinan akan bahaya.
b. System peringatan bahaya.
c. Prosedur pengaturan tugas & bertindak.
d. Manajemen dan control
e. Komunikasi di lapangan.
f. Urutan Kuasa.
g. Tindakan / kegiatan anggota
h. Pusat organisasi keadaan darurat
i. Prosedur pemindahan ( evakuasi )
j. Kelompok penolong
k. Modal.
Tanda dan peringatan yang baik dan benar untuk menghadapi keadaan darurat dapat dibuat sesuai dengan
kebutuhan masing-masing, seperti :
a. Deteksi kebakaran
b. Alarm kebakaran
c. System peralatan deteksi
d. Teriakan para pekerja.
e. Peringatan dari luar.
Rencana/rancangan tersebut harus berisikan informasi yang memungkinkan siapa saja untuk bisa menguasai
keadaan darurat, seperti membunyikan alarm dan memberitahukan kepada atasan mereka secepatnya.

2. Pendidikan dan latihan


Pendidikan dan latihan dalam menghadapi keadaan darurat, dimaksudkan selain untuk memastikan
perlindungan yang maksimal bagi jiwa dan kekayaan ( gedung, mesin/peralatan, kendaraan dan lain-lain), juga
untuk mengurangi timbulnya situasi dengan akibat yang merugikan. Persyaratan utama yang harus dimengerti
oleh para pekerja adalah mengerti dan memahami kegunaan dari : prosedur tanggap darurat dan
rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat serta memahami segala sesuatu yang berhubungan
dengan prosedur penanggulangannya.

3. Penanggulangan Keadaan darurat.


Dalam hal menangani/menangulangi keadaan darurat, khususnya dilingkungan industry baik industry barang
maupun industry jasa, diperlukan usaha bersama dari seluruh tim penyelamat ( Rescue Team). Untuk itu

Emergency Response Plan Page 14 of 16


kelompok-kelompok tim penanggulangan keadaan darurat ( Emergency Response Team) harus sudah dibentuk
dengan nama khusus, tindakan-tindakan dan kepada siapa harus dilaporkan dan koordinasi apa yang ada.
Berikut ini adalah kelompok penanggulangan keadaan darurat yang bisa dibentuk :
a. Pusat Koordinator selaku Pos Komando.
b. Tim Penyelamat yang berpengalaman di bidang Pertolongan Pertama.
c. Tim/Regu Pemadam Kebakaran.
d. Keamanan ( Satuan Pengamanan/SATPAM).
e. Anggota staff lain yang terpilih.

4. Pemindahan dan penutupan.


Pada saat keadaan darurat, pastikan untuk menutup/menghentikan kegiatan/pekerjaan dan melakukan
evakuasi (pemindahan) seluruh pekerja dari tempat kejadian. Evakuasi ini harus selalu disetujui oleh pejabat
tertinggi dari jajaran manajemen atau apabila tidak ada ditempat bisa diwakili oleh pejabat dibawahnya, sesuai
jenjang organisasi yang telah ditetapkan.
Anggota tim/regu penyelamat harus selalu bersedia merelakan diri tinggal di tempat kejadian, kecuali dalam
bahaya atau sesuai dengan petunjuk manajer senior.
Rancangan dan tanggap darurat, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses manajemen. Komitmen
dan kebijakan manajemen dalam menyikapi upaya pencegahan kerugian akibat keadaan darurat, merupakan
“kunci” untuk mengendalikan resiko yang mungkin terjadi, sehingga d`pat mencegah dan atau meminimalisasi
kerugian.
Sikap waspada dan kesadaran serta disiplin yang tinggi dan penuh tanggung jawab dari seluruh unsure yang
terlibat baik pimpinan perusahaan maupun tenaga kerja, akan pentingnya mematuhi ketentuan yang ditetapkan
dalam prosedur tanggap darurat untuk tetap terpeliharanya pelayanan yang prima terhadap keselamatan
tenaga kerja, dapat diciptakan melalui pendidikan dan latihan yang berkualitas.

N. LANGKAH TAHAPAN EMERGENCY RESPONE PLAN

1. Tentukan Lokasi Master Point / Emergency Area yang aman, mudah terlihat dan disosialisasikan ke
karyawan.
2. Karyawan jangan panik, dengar aba – aba dari Supervisor / safety officer.
3. Tentukan Acces menuju master point/Emergency Area dalam keadaan darurat Sebelum memberi
4. laporan……>Panggilan…MENGUCAPKAN EMERGENCY (3X).
5. Berikan laporan SINGKAT dan JELAS tentang kejadian yang terjadi.
6. Membuat kode khusus jika terjadi keadaan darurat dan sosialisasikan.
7. Hitung jumlah karyawan yang ada di master point / Emergency Area harus sama dengan daftar hadir
pada tool box meeting.
8. Melaporkan kondisi darurat segera mungkin ke FES (Supervisor dan safety).
9. Laporan diteruskan ke bagian darurat PTVI (FES dan Emergency rumah sakit PTVI) melalui Emergency
Flow Chart PTVI yang resmi.
10. Koordinasikan terus dengan Base untuk follow up bantuan dari Sorowako.
11. Supervisor/safety officer menghitung ulang jumlah karyawan yang ada di camp maupun di lokasi kerja
yang lain sesuai dengan absent list TBM.
12. 12. Jika ada korban yang terjebak di dalam Camp segera hubungi Emergency rumah sakit PTVI.
13. 13. Jika ada korban cedera ringan bisa mendapat perawatan petugas P3K sambil menunggu bantuan
dari RS PTVI.
14. Laporkan kondisi korban secara detail ke petugas emergency PTVI.
15. Laporkan kronologis kejadian secara detail kepada petugas safety dan rumah sakit PTVI.
16. 16. Buat Accident report segera jika investigasi sudah rampung.

Emergency Response Plan Page 15 of 16


Emergency Response Plan Page 16 of 16

Anda mungkin juga menyukai