TUJUAN
Untuk memastikan semua personil bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-
aspek kritis dari suatu keadaan darurat.
RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua kegiatan di Kantor dan Proyek yang mensyaratkan
pengendalian LK3 dalam pelaksanaannya.
DOKUMEN TERKAIT
Standar ISO 14001:2004.
Standar OHSAS 18001:2007.
PROSES
Pemeriksaan Kesiapan Terhadap Keadaan Darurat
• Setiap 1 (satu) bulan sekali Tim LK3 yang ditunjuk oleh Manajemen melakukan
pemeriksaan kesiapan terhadap keadaan darurat dengan menggunakan formulir Daftar
Periksa Keadaan
Darurat, yang meliput .!
o APAR
o lsi kotak obat
o Petunjuk Evakuasi I Rambu Evakuasi
o Fasilitas Sarana dan Prasarana (Rawan Bahaya)
o Personil LK3
o Hasil dari pemeriksaan tersebut oleh Tim LK3 dilaporkan ke Ketua Tim Tanggap
Darurat untuk ditentukan tindak lanjutnya jika ditemukan adanya
ketidaksesuaian.
• Manajemen menetapkan Struktur Organisasi untuk menangani keadaan darurat y ang mungkin
dapat terjadi di semua proses.
• Organisasi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
• Ketua P2K3 memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan tindak darurat. Ketua Unit K3
memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan tindak darurat di Proyek. Ketua Unit K3
di jabat oleh : Kepala Proyek.
• Petugas K3 merupakan anggota P2K3 atau Unit K3 yang ditunjuk.Petugas K3 bertugas:
• Memimpin kegiatan tindak darurat di lapanan
• Menginformasikan kepada publik dan lembaga I instansiyang terkait
(kepolisian,dinas pemadam kebakaran,Rumah sakit,pers dll)
• Melakukan kegitan pemadaman api dan tindakan penyelamatan.
• Memberikan pertolongan pertama kepada korban sampai bantuan medis datang.
• Berkoordinasi dengan teknisi mematikan aliran listrik sewaktu terjadikebakaran,
gempa bumi dan kondisi bahaya lainnya.Teknisi terdiri dari petugas maintenance.
• Melakukan pengecekan jumlah orang dengan menghitung kernbali jumlah
Orang yang berada di ternpat titik berkumpul (Assembly point) dengan
membandingkan jumlah orang yang terdaftar sebelum kejadian. Jumlah orang yang
dihitung termasuk tamu, pengunjung dan siapapun yang sebelum kejadian diketahui
berada di daerah kejadian. Pengecekan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
seluruh orang yang berada di daerah kejadian sudah dievakuasi.
• Tim Pengaman ISatpam mengamankan lokasi kantor selama keadaan darura terjadi
Tahap Pemulihan
Apabila kondisi darurat sudah teratasi maka P2K3 I Unit K3 akan menentukan apakah lokasi kejadian
sudah aman untuk dimasuki kembali dengan mempertimbangkan hasil pemeriksaan pihak yang
berwai\b dengan member\kan pengumuman.
Membentuk tim untuk mendata semua kerugian/ korban yang ada dan mengambil langkah
langkah untuk mengaktifkan kembali kegiatan perusahaan
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat berakibat cedera pada manusia,
kerusakan barang, gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran lingkungan :
1. Apabila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan barang / alat atau aset perusahaan dan
kecelakaan yang mengakibatkan cedera yang diderita, karyawan perusahaan, baik ringan maupun
berat, laporkan sesuai kejadian kepada pengawas K3 (dalam waktu tidak lebih dari 24 jam, dengan
menggunakan formulir laporan kecelakaan kerja)
2. Dokter rumah sakit yang menangani (bila diperlukan), melaporkan keadaan korban dengan mengisi
formulir laporan kecelakaan dan mengirimkan aslinya ke pengawas K3, tembusan ke bagian personalia
perusahaan.
3. Bagian produksi atau bagian lainnya yang berhubungan dengan peralatan yang mengalami kerusakan
tersebut, memberikan laporan atau data kalkulasi / perhitungan kerugian dan kerusakan kepada
pengawas K3 sebagai data klaim asuransi
4. Pengawas K3 mengadakan pemeriksaan atas sebab-sebab terjadinya kecelakaan dan mengambil
langkah-langkah pencegahannya. Tindakan pemeriksaan, bila perlu memanggil karyawan yang
berhubungan dengan kejadian guna mendapatkan keterangan yang seakurat mungkin atas terjadinya
kecelakaan. Dan mengambil langkah-langkah pencegahannya. Tindakan pemeriksaan, bila perlu
memanggil karyawan yang berhubungan dengan kejadian, guna mendapatkan keterangan yang
seakurat mungkin atas terjadinya kecelakaan.
1. Apabila terjadi kecelakaan disuatu unit kerja, maka karyawan yang mengetahui kejadian tersebut
memberikan pertolongan pertama pada korban (P3K) bila diperlukan.
2. Karyawan lainnya yang mengetahui kejadian segera menghubungi pimpinan untuk memberitahukan
perihal terjadinya kecelakaan dan petugas yang pada saat itu ada, untuk mendapatkan pertolongan
selanjutnya, membawa korban ke unit gawat darurat rumah sakit, bila diperlukan.
3. Melaporkan kejadian kecelakaan yang sesuai secara singkat dengan menyebutkan lokasi kejadian serta
peristiwa terjadinya dengan jelas
4. Atasan korban melaporkan kejadian tersebut secara tertulis kepada pengawas K3 (dengan
menggunakan formulir laporan kecelakaan dalam waktu tidak lebih dari 24 jam)
5. Dokter rumah sakit yang menangani korban (bila diperlukan) mengisi formulir laporan kecelakaan
dengan menyebutkan keadaan korban dan mengirimkannya ke pengawas K3 Perusahaan.
6. Petugas K3 dan atasan korban meneliti sebab-sebab kecelakaan dan menentukan langkah-langkah
pencegahan agar kecelakaan yang serupa tidak terulang lagi dikemudian hari.
7. Setelah penderita sembuh dan tidak lagi dirawat di rumah sakit, dokter rumah sakit yang menangani
(bila diperlukan) mengirimkan laporan sembuh dengan menjelaskan tentang prosentase cacat dari
korban ataupun lainnya kepada pengawas K3 dan bagian personalia untuk penyelesaian korban
8. Bila korban meninggal dunia, maka dokter rumah sakit yang menangani mengeluarkan surat
keterangan kematian dan mengirimkan ke bagian personalian segera menyelesaikan segala urusan
administrasi korban tersebut serta memberitahukan kepada pihak keluarga korban.
9. Bila kecelakaan menimpa seorang karyawan diluar kawasan maupun lingkungan perusahaan, maka
karyawan lain atau pihak keluarga yang mengetahui kejadian itu segera memberitahu hal tersebut
kepada pihak perusahaan.
Secara Garis besar Prosedur yang harus dilakukan saat terjadi kecelakaan kerja di lokasi kerja adalah SBB:
1. Supervisor mengendalikan/mengamankan area kerja dan melapor secara lisan kepada Project Manager
2. Supervisor melapor ke FES PT. Vale untuk tindakan selanjutnya.
3. Supervisor kemudian membuat laporan tertulis yang didistribusikan ke PM kontraktor dan PT. Vale.
4. Jika investigasi diperlukan, maka akan dibentuk tim investigasi untuk keperluan pengumpulan data.
5. Hasil investigasi akan menentukan apakah kecelakaan tersebut termasuk dalam kategori pelanggaran
berat atau tidak.
6. Jika termasuk dalam pelanggaran berat maka pihak manajemen yang akan menentukan sanksi bagi
karyawan. Jika tidak maka investigasi selesai.
7. Hasil investigasi kemudian dituangkan dalam laporan untuk didistribusikan kepada PM kontraktor
aupun PT. Vale Indonesia.
F. INCIDENT INVESTIGATION
1. TUJUAN
untuk memberikan informasi mengenai teknik dan prosedur investigasi kecelakaan.Kecelakaan secara luas
didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang tidak diinginkan yang mengakibatkan kerusakan fisik pada seseorang
atau kerusakan properti dan / atau gangguan dari proses.Ini juga mencakup peristiwa yang menghasilkan non-
cedera, nyaris, penyakit akibat kerja, atau paparan zat berbahaya.
Pedoman ini tidak memberikan jawaban siap untuk pencegahan kecelakaan, melainkan panduan untuk
membantu dalam penyelidikan kecelakaan, analisis, dan tindakan korektif.Tindakan korektif harus fokus pada
hal-hal seperti menghilangkan kondisi tidak aman dan memperbaiki tindakan tidak aman.
2. PERNYATAAN KEBIJAKAN
Pengawas harus menyelidiki, menganalisis, dan mendokumentasikan setiap kecelakaan kendaraan, kecelakaan
kerja dan / atau sakit, dan semua kejadian nyaris.Penyelidikan harus dilakukan pada waktu yang tepat untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang akan mencegah insiden lebih lanjut.Bila mungkin, investigasi harus dimulai
dalam waktu 24 jam dan selesai dalam waktu 72 jam dari kecelakaan itu.kecelakaan.
3. INVESTIGASI KECELAKAAN
• PERTAMA-LINE SUPERVISOR
Llini pertama pengawas menyelidiki semua kecelakaan sesuai dengan kebijakan departemen. lini
pertama supervisor biasanya di tempat kejadian dan dengan demikian akan memiliki lebih banyak
pengetahuan tentang kecelakaan dan lokasi kecelakaan.
• KEDUA-LINE SUPERVISOR
Lini kedua pengawas memastikan bahwa supervisor lini pertama melakukan investigasi kecelakaan dan
ulasan temuan lini pertama supervisor.Meninjau supervisor harus menindaklanjuti dengan supervisor
lini pertama untuk memastikan bahwa semua langkah-langkah perbaikan telah diambil untuk
menghindari kecelakaan lebih lanjut.
• SPESIALIS SAFETY
Spesialis keselamatan saran dan / atau membantu dalam upaya investigasi.Perwakilan Spesialis
keamanan dari kabupaten atau Headquarters Kantor Keselamatan dan Kesehatan memiliki pelatihan
khusus dan pengalaman yang memungkinkan mereka untuk menentukan fakta-fakta, jelas dan
tersembunyi.Spesialis keamanan tidak memihak dan kepentingan utama mereka adalah untuk
mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk mencegah kecelakaan serupa di masa depan
serta mengidentifikasi pelanggaran kebijakan dan regulasi dan menyarankan langkah-langkah
perbaikan.
Tujuan dari investigasi kecelakaan adalah untuk menemukan fakta-fakta tidak menetapkan kesalahan.Fakta-
fakta kemudian akan berfungsi sebagai panduan untuk kondisi yang menyebabkan kecelakaan.Fakta-fakta harus
mengidentifikasi "mengapa" atau akar penyebab kecelakaan serta "siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana."
Fakta membantu para peneliti untuk memperluas pemikiran mereka dan tidak hanya berfokus pada jenis
kecelakaan atau cedera.Sebuah pandangan yang lebih luas dari fakta-fakta seputar kecelakaan akan membantu
titik faktor yang menyebabkan akar penyebabnya.Pandangan diperluas ini juga membantu peneliti untuk
mengidentifikasi berbagai langkah-langkah pencegahan yang dapat digunakan untuk memperbaiki situasi yang
sama di masa depan atau kondisi.
Informasi berikut ini berisi berbagai bidang yang harus dimasukkan dalam investigasi kecelakaan:
• KARAKTERISTIK KERJA
o Apa jenis aktivitas kerja dan ukuran operasi?
o Berapa banyak karyawan yang terlibat?Terlalu banyak?Terlalu sedikit?
• LINGKUNGAN
o Apakah cuaca faktor: jelas / hujan / salju?
o Apakah kondisi tempat kerja merupakan faktor: berantakan / bahaya dikoreksi?
• FAKTOR WAKTU
o Laporan investigasi kecelakaan harus menjelaskan waktu hari, dan bagaimana kaitannya
dengan pergeseran, apakah jam pertama atau terakhir: swing shift / lurus delapan / berputar,
juga fase karyawan bekerja: melakukan masa kerja / waktu istirahat / makan siang / lembur /
memasuki atau meninggalkan lokasi kerja / gedung / kantor.
• KARAKTERISTIK KARYAWAN
o Apa pengalaman kerja korban?
o Seberapa sering aktivitas kerja berulang?
Seberapa sering karyawan terlibat dalam pekerjaan seperti itu?
Berapa banyak pelatihan diberikan dan kapan latihan terakhir?
5. TINDAKAN KOREKTIF
Untuk tindakan korektif untuk mengambil tempat, penyidik harus menyajikan fakta-fakta yang menunjukkan
insiden itu tidak akan terjadi jika suatu peristiwa tidak terjadi.Untuk melakukan hal ini, penyidik harus terlebih
dahulu mencapai pemahaman dasar tentang peristiwa dan urutan di mana mereka terjadi.Faktor-faktor berikut
harus dianalisis:
• MESIN
Berbahaya kondisi / konstruksi / desain, danPerlengkapan, peralatan, dan benda-benda.
• FISIK LINGKUNGAN KERJA
o Lokasi peralatan, alat-alat, dan benda-benda di tempat kerja
o Lokasi karyawan di ruang kerja
• KARYAWAN
o Action / tugas / kegiatan
o Prosedur kerja
o Alat Pelindung Diri
• MANAJEMEN
o Pengawasan
Ketika acara yang membutuhkan tindakan korektif terisolasi, tindakan korektif harus dievaluasi atas dasar
kepraktisan, biaya, kelayakan, keandalan, dan penerimaan.
Penyelidik kemudian harus menentukan apakah kondisi yang tidak aman atau tindakan yang disebabkan acara
tersebut.Sebuah kondisi yang tidak aman adalah bahaya mekanis dan / atau fisik yang diakui tetapi tidak
dikoreksi dan / atau diabaikan, atau bahaya mekanis dan / atau fisik yang belum diakui.Sebuah tindakan yang
tidak aman merupakan penyimpangan karyawan dari instruksi lisan, kebijakan, prosedur atau bekerja praktek
tertulis dan / atau.
Berikut ini penyebab tindakan tidak aman dianggap penyebab paling sering kecelakaan:
o ketidakmampuan fisik
o Terlalu percaya
o Pelupa
o Kebosanan
o Mengabaikan bahaya
o tergesa-gesa Undue
o Gangguan
o Kemarahan
o Ketidakpedulian
o Ketidaksabaran
o Horseplay
o Kelelahan
o Kebencian kewenangan
o Kelalaianinstruksi
o Stres
o Kecemasan
Ketika pertanyaan lain muncul di pikiran, mereka harus dicatat dan dijawab.Merangkum informasi dan mencatat
semua fakta pada laporan kecelakaan.
Seorang pekerja yang tidak memiliki keterampilan pada pekerjaan memuat bagian yang berat bisa menjadi lelah
dari / usahanya untuk melakukan apa yang seorang pekerja yang lebih terampil akan melakukan dengan
mudah.Pekerja tidak terampil ini sama mungkin jatuh di belakang dan kemudian mencoba untuk terburu-buru
untuk mengejar ketinggalan.Menghadapi kesulitan kecil, ia / dia mungkin kehilangan kesabaran dan membuang
/ berat nya sia-sia menjadi tugas yang mengakibatkan jatuh atau cedera lainnya.Sangat mudah untuk mengakui
bahwa faktor yang berkontribusi terhadap tindakan tidak aman mungkin kecemasan atau
ketidaksabaran.Faktor-faktor lain yang grusa-grusu, kelelahan, dan kurangnya keterampilan.Namun, akar
penyebab adalah kurangnya pelatihan yang tepat.
Penyelidikan harus ditangani oleh pengawas dan ditinjau oleh orang lain yang dianggap dapat sesuai. Penyidik
harus tahu sifat dari pekerjaan, bagaimana harus dilakukan, dan dalam kondisi apa hal itu dilakukan.Pertanyaan
penyidik dan sikap harus menunjukkan bahwa tujuannya adalah untuk mengumpulkan fakta-fakta, tidak
menemukan kesalahan atau memperbaiki kesalahan.
menyediakan dua (2) bentuk investigasi kecelakaan.Yang pertama adalah versi pendek, dokumen dua halaman
yang harus digunakan ketika luka membutuhkan ajudan pertama saja.Bentuk kedua adalah enam (6) halaman
dan memberikan analisis yang lebih mendalam.
ULASAN DAN PERSETUJUAN:
Berikut ini adalah daftar orang yang harus mengkaji Form Investigasi Kecelakaan:
1. Pengawas
2. Kepala Cabang, Kawasan Manager, Superintendent Lokasi
3. Koordinator Keamanan (area fungsional)
4. Keselamatan dan Kesehatan District Officer (pegawai kabupaten)
5. Markas Keselamatan dan Kesehatan Officer (Markas karyawan)
1. KOORDINATOR
• Mewakili pihak manajemen untuk mengkoordinir keadaan tanggap darurat.
• Mengkoordinir dan memberi arahan terhadap team mengenai tindakan-tindakan yang harus dilakukan.
• Memastikan petugas komunikasi telah melakukan tugasnya dengan benar
2. PENGAWAS
• Mengawasi team bekerja sesuai arahan koordinator, menyiapkan daftar nama-nama karyawan.
• Dengan bantuan team, membuat daftar nama karyawan yang sakit atau mengalami cedera/terluka.
• Memeriksa ruangan/ kamar mandi/ dapur dsb.
• Memberi bantuan kepada orang yang memiliki hambatan fisik dan kesehatan, termasuk wanita hamil.
• Memastikan semua karyawan berkumpul di tempat berkumpul (Muster Point) sambil menunggu
instruksi selanjutnya.
• Mengumpulkan hasil perhitungan termasuk orang yang hilang dan atau terluka dari team evakuasi P3K
dan pemadam, dan berkonsultasi dengan Koordinator mengenai tindakan selanjutnya yang diperlukan.
• Pengawas akan mengumumkan keadaan aman berdasarkan saran dari Koordinator atau setelah
berkonsultasi dengan Manajemen.
3. PETUGAS KOMUNIKASI
• Mengawasi semua karyawan agar mengikuti instruksi Pengawas.
• Memastikan karyawan untuk tidak merokok pada saat evakuasi.
• Memastikan karyawan (wanita) untuk tidak memakai sepatu yang bertumit tinggi pada saat evakuasi.
• Memimpin evakuasi karyawan ke tempat tujuan akhir sebagai tempat teraman yang telah ditentukan.
• Membantu orang-orang yang memiliki hambatan fisik dan kesehatan, pada saat evakuasi.
• Memastikan semua karyawan berkumpul di Muster Point dan melaporkan kepada Pengawas.
I. PROSEDUR KOMUNIKASI
1. TUJUAN
Untuk memastikan tersedianya mekanisme komunikasi dan konsultasi dua arah terkait dengan
implementasi system manajemen Mutu dan Lingkungan
2. RUANG LINGKUP
Semua informasi internal dan eksternal terkait dengan implementasi sistem manajemen mutu dan
lingkungan
3. DEFINISI
a. Komunikasi Internal
adalah suatu media hubungan antar personal / departemen dalam lingkungan dalam kaitan pengelolaan
kinerja terkait dengan manajemen mutu dan lingkungan
b. Komunikasi Eksternal
adalah suatu hubungan antara Pihak Perusahaan dengan pihak luar/eksternal seperti
Kontraktor/Subkontraktor, Instansi Pemerintah, atau Masyarakat sekitar perusahaan yang saling
memberikan Informasi terkait dengan pengelolaan lingkungan di perusahaan
4. PROSEDUR
Komunikasi Internal
• Wakil Manajemen harus membuat rencana komunikasi internal sekaligus menentukan metode
komunikasi yang sesuai
• Semua departemen harus menjalankan rencana komunikasi internal yang telah ditentukan, jika metode
komunikasi melalui pertemuan harus dilengkapi daftar hadir peserta, jika melalui perintah harus
dituangkan kedalam format internal memo.
• Apabila dalam pelaksanaannya terdapat masukan atau feedback dari karyawan, maka Wakil
Manajemen bertanggungjawab untuk memberikan respon atau jawaban
• Apabila feedback memerlukan keputusan manajemen, Wakil Manajemen bertanggungjawab untuk
membahasnya dengan top manajemen
• Apabila diperlukan tindak lanjut, Wakil Manajemen bersama departemen terkait bertanggungjawab
membuat rencana tindak lanjut (action plan)
• Semua masukan dalam pelaksanaan komunikasi internal harus dilaporkan kepada manajemen oleh
Wakil Manajemen dalam rapat tinjauan manajemen
Komunikasi eksternal
J. PROSEDUR EVAKUASI
1. Segera tinggalkan gedung sesuai dengan petunjuk team evakuasi tanggap darurat atau ikuti arah jalur
evakuasi/arah tanda keluar, jangan kembali untuk alasan apapun.
2. Turun atau berlarilah ikuti arah tanda keluar, jangan panik, saling membantu untuk memastikan evakuasi
selamat.
3. Wanita tidak boleh menggunakan sepatu hak tinggi dan stoking pada saat evakuasi.
4. Beri bantuan terhadap orang yang cacat atau wanita sedang hamil.
5. Berkumpul di daerah aman (muster point) yang telah ditentukan, tetap berkumpul sambil menunggu
instruksi selanjutnya, pengawas team tanggap darurat dibantu atasan masing-masing mendata jumlah
karyawan, termasuk yang hilang dan terluka lalu melaporkan kepada koordinator.
Koordinator akan mengumumkan keadaan aman berdasarkan hasil koordinasi dengan team tanggap darurat
setelah segala sesuatunya dianggap aman
1. Tujuan
Tujuan program ini adalah untuk membuat prosedur, tanggung jawab, dan tugas, untuk mempromosikan
perencanaan, dan untuk mendirikan pelatihan bagi karyawan dan individu di Penn Negara Lokasi
Perusahaan di keadaan darurat. Template telah disediakan oleh Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan
(EHS) dan Kepolisian University.
2. Objectives
Potensi keadaan darurat seperti kebakaran, ledakan, ancaman bom, rilis bahan berbahaya, dan kegagalan
utilitas mungkin memerlukan karyawan untuk melakukan tindakan tertentu baik untuk keselamatan pribadi
mereka sendiri dan untuk mencegah / mengurangi konsekuensi dari keadaan darurat tersebut. Ini adalah
maksud dari rencana ini untuk membantu dalam preplanning untuk keadaan darurat ini dan memberikan
prosedur tertentu dalam hal terjadi keadaan darurat. Rencananya akan dibuat tersedia bagi karyawan, yang
harus e awar prosedur darurat tersebut.
A. Medis Emergencies
Jika seseorang menjadi sakit atau terluka dan membutuhkan perhatian segera:
1. Dial (021) 5249999 dan melaporkan keadaan darurat. Saat melaporkan, menyediakan berikut
Informasi:
a. Nama Anda :
b. Jenis darurat :
c. Lokasi dari orang yang sakit atau terluka :
d. Kondisi orang yang sakit atau terluka :
e. Setiap kondisi berbahaya :
2. Kecuali terlatih, jangan mencoba untuk membuat pertolongan pertama sebelum bantuan tiba. Lindungi
diri Anda dari darah atau cairan tubuh eksposur.
3. Jangan mencoba untuk memindahkan orang yang telah jatuh atau tampaknya kesakitan. Jauhkan orang
berbaring, tertutup, dan nyaman kecuali mengancam kehidupan. Jangan membawa orang yang terluka
atau sakit di dalam kendaraan pribadi atau kendaraan University.
4. Mencoba untuk memperoleh informasi berikut dari orang yang sakit atau terluka
a. Nama :
b. Deskripsi gejala :
c. Alergi :
d. Obat-obatan :
e. Riwayat medis utama :
5. Apakah seseorang standby di luar gedung untuk mengarahkan responden darurat kepada orang yang
membutuhkan perhatian.
6. Jika bahan berbahaya yang terlibat dalam penyakit atau cedera, memberikan Lembar Data Keselamatan
Bahan (MSDS) untuk bahan untuk personil darurat.
7. Tetap di tempat kejadian setelah petugas darurat telah tiba untuk memberikan informasi.
1. Lokasi kejadian
Keadaan darurat kebakaran terjadi di gedung A tepatnya di pintu masuk area produksi (lihat lay out kejadian
darurat kebakaran).
2. Penyebab
Kebakaran disebabkan kesalahan operator menyimpan drum yang berisi produk yang masih panas diatas
palet kayu, penyimpanan drum tersusun secara vertikal (ditumpuk), sementara diarea penyimpanan banyak
terdapat material yang mudah terbakar, akhirnya terjadilah keadaan darurat kebakaran berskala sedang
sehingga menimbulkan situasi tidak menentu diantara karyawan.
3. Langkah-Langkah Penanganan Keadaan Darurat Kebakaran
• Ada kesalahan operator Grup 2 melakukan kesalahan menaruh drum berisi produk yang masih
membara/panas diatas palet kayu dan menumpuk drum tersebut, beberapa saat kemudian Imat
Ruhimat, melihat ada palet yang terbakar, kemudian berteriak “Kebakaran.., kebakaran., kebakaran..,”
sambil minta bantuan karyawan yang lainnya (Fuji S, Tarsim, Sapudin, Karno KW, Muhi M, Kuat BS),
Imat Ruhimat berlari mengambil alat pemadam kebakaran (APAR) terdekat untuk memadamkan api
mula yang berada titik lokasi kebakaran.
• Karyawan yang lain, membantu mengambil APAR yang berada dilokasi lain dan membantu
memadamkan kebakaran.
• Sapudin memecahkan box alarm dan menyalakan alarm (alarm berbunyi) lalu berlari keluar melalui
arah evakuasi untuk menghubungi team komunikasi (security) karena diduga kebakaran berpotensi
akan menjadi besar, Security menghubungi team keadaan darurat lainnya seperti koordinator,
pengawas, team pemadam kebakaran, team evakuasi dan team P3K.
• Team tanggap darurat mengambil alih penanganan keadaan darurat sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya dibantu karyawan lainnya, jika team pemadam menganggap potensi kebakaran tidak
mungkin bisa ditanggulangi team, segera mengintruksikan team komunikasi untuk menghubungi
pemadam kebakaran Jababeka.
• Team evakuasi (Lesmana, Minda M, Ujang W, Imat R, Fuji S, Akam, Satim S, Eko S, Tatang S, Asep S, Ardi
R, Enjen), mengarahkan dan memastikan karyawan untuk keluar melalui jalur evakuasi yang benar dan
aman menuju muster point, membantu team P3K untuk memastikan para korban yang pingsan dan
cidera keluar mengikuti jalur evakuasi yang benar dan aman menuju muster point).
• Team P3K (Mirwan, Rudi T, Dito, Ivan E, Irwan S.) mencari korban yang cidera atau pingsan, ditemukan
karyawan logistik (Sahid dan Aris S.) pingsan diduga akibat shock, maka Team P3K melakukan
pertolongan pertama, dengan cara membaringkan ditempat yang aman lakukan nafas buatan jika
perlu, jika keadaan tidak memungkinkan langsung baringkan di tandu dan bawa melalui jalur evakuasi
yang aman menuju muster point. Ditemukan juga karyawan operator produksi (Fuji S dan Karno KW)
terluka kakinya akibat tertimpa potongan kayu palet, maka baringkan ditempat aman, namun jika tidak
memungkinkan, bawa dengan tandu atau jika masih bisa berjalan bimbinglah atau gendonglah melalui
jalur evakuasi yang benar dan aman untuk menuju muster point. Hal ini team P3K bisa meminta
bantuan team evakuasi atau karyawan lain yang selamat.
• Team pemadam memanfaatkan APAR dan APAB untuk berusaha memadamkan api mengikuti arah
angin dan menyingkirkan barang-barang yang mudah terbakar disekitar sumber api.
• Pengawas ERT, mendata korban yang terluka, dibantu security memeriksa kamar mandi, toilet dan
ruangan lainnya, menyiapkan daftar nama-nama karyawan, memastikan karyawan yang dievakuasi
berada di muster point dengan aman dan nyaman. Menyiapkan laporan investigasi keadaan darurat
• Koordinatoor, mengkoordinir team tanggap darurat, mengumumkan keadaan aman.
L. PROSEDUR KEBAKARAN
1. Apabila karyawan melihat kebakaran jangan panik dan harus teriak minta tolong (kebakaraaan..,
kebakaraaan..!, kebakaraaan…!).
2. Jika bahaya kebakaran berpotensi untuk bisa dipadamkan, segera padamkan secara cepat dan aman dengan
alat pemadam api yang telah disediakan.
3. Segera hubungi team pemadam kebakaran tentang adanya kebakaran secara singkat dan jelas dengan
menyebutkan lokasi kejadian, benda, bahan atau peralatan yang terbakar
4. Hubungi team evakuasi tanggap darurat dan peringatkan orang-orang yang ada dilokasi kebakaran untuk
segera meninggalkan lokasi kejadian menuju muster point mengikuti arah jalur evakuasi.
5. Jika bahaya kebakaran diluar kendali atau susah untuk ditanggulangi segera hubungi team komunikasi
tanggap darurat/security untuk menghubungi pihak pemadam kebakaran Jababeka.
6. Team Tanggap Darurat mengambil alih langkah-langkah pengamanan lokasi tempat kerja, mengarahkan
evakuasi orang dan barang menuju muster point melalui jalur evakuasi yang benar.
1. Tentukan Lokasi Master Point / Emergency Area yang aman, mudah terlihat dan disosialisasikan ke
karyawan.
2. Karyawan jangan panik, dengar aba – aba dari Supervisor / safety officer.
3. Tentukan Acces menuju master point/Emergency Area dalam keadaan darurat Sebelum memberi
4. laporan……>Panggilan…MENGUCAPKAN EMERGENCY (3X).
5. Berikan laporan SINGKAT dan JELAS tentang kejadian yang terjadi.
6. Membuat kode khusus jika terjadi keadaan darurat dan sosialisasikan.
7. Hitung jumlah karyawan yang ada di master point / Emergency Area harus sama dengan daftar hadir
pada tool box meeting.
8. Melaporkan kondisi darurat segera mungkin ke FES (Supervisor dan safety).
9. Laporan diteruskan ke bagian darurat PTVI (FES dan Emergency rumah sakit PTVI) melalui Emergency
Flow Chart PTVI yang resmi.
10. Koordinasikan terus dengan Base untuk follow up bantuan dari Sorowako.
11. Supervisor/safety officer menghitung ulang jumlah karyawan yang ada di camp maupun di lokasi kerja
yang lain sesuai dengan absent list TBM.
12. 12. Jika ada korban yang terjebak di dalam Camp segera hubungi Emergency rumah sakit PTVI.
13. 13. Jika ada korban cedera ringan bisa mendapat perawatan petugas P3K sambil menunggu bantuan
dari RS PTVI.
14. Laporkan kondisi korban secara detail ke petugas emergency PTVI.
15. Laporkan kronologis kejadian secara detail kepada petugas safety dan rumah sakit PTVI.
16. 16. Buat Accident report segera jika investigasi sudah rampung.