Anda di halaman 1dari 110

Rencana dan Kesiapan Menghadapi Tanggap Darurat

&
Manajemen Evakuasi
LATAR BELAKANG & TUJUAN
RENCANA TANGGAP DARURAT
LATAR BELAKANG

Hampir semua sektor industri bisa dipastikan mempunyai potensi kondisi darurat
saat menjalankan aktifitas bisnis perusahaan. Maka, diperlukan program rencana &
kesiapan menghadapi kondisi/tanggap darurat.
Tujuan
Program Rencana & Kesiapan Tanggap Darurat

1. Mencegah kerugian yang lebih besar

2. Mencegah luka/sakit yang lebih parah pada korban dan juga


menyelamatkan korban

3. Melindungi property (sarana, peralatan & fasilitas lainnya)

4. Melindungi lingkungan sekitar


DASAR HUKUM PENGELOLAAN
KONDISI DARURAT
Dasar Hukum Pengelolaan Kedaruratan:

• UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 (1) & 9 (3) Tentang Keselamatan Kerja

• UU No. 24 Tahun 2007 Tentang penanggulangan bencana

• PP RI No. 50 Tahun 2012 Tentang SMK3

• PP RI No. 74 Tahun 2001 Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun

• PP RI No. 21 Tahun 2008 Tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana

• PerPres RI No. 17 Tahun 2018 Tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam keadaan tertentu

• PerMenaker 02 Tahun 1983 Tentang instalasi alarm kebakaran automatik

• PerMenaker 04 Tahun 1980 Tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR

• PerMen Kesehatan RI Nomor 48 Tahun 2016 Standar keselamatan dan kesehatan kerja perkantoran

• PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung

• PerMen PU No. 26 Tahun 2008 Tentang persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan
lingkungan

• PerMen LHK RI nomor P.74/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang program kedaruratan pengelolaan bahan


berbahaya dan beracun dan/atau limbah bahan berbahaya dan beracun

• KepMenaker No. 186 Tahun 1999 Tentang unit penanggulangan kebakaran ditempat kerja
Referensi lain

• SNI 03 – 1746 – 2000: Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar untuk
penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung
• SNI 03-6574-2001: Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda arah dan Sistem
Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung
• OSHA – CRP 1910.120
• Superfund Amendment and Reauthorization Act (SARA) of 1986, Title III on Emergency Planning
and Cumminity Right to Know
• ISO 45001:2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Persyaratan
Klausul 8.2)
• ISO 14001:2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan (Persyaratan Klausul 8.2)
DEFINISI KEADAAN DARURAT
DEFINISI
Keadaan Darurat dan Keadaan Darurat Bencana adalah pengertian yang sama.
Sebagaimana tertuang dalam Penjelasan PP 21/2008 pasal 23 dan Perpres 17/2018
pasal 1 angka 3 bahwa Keadaan Darurat adalah keadaan yang mencakup status
Siaga Darurat, Tanggap darurat hingga transisi darurat ke pemulihan.

Menurut NFPA 1600


Keadaan darurat adalah segala kejadian atau peristiwa, alamiah atau akibat ulah
manusia yang memerlukan aksi penyelamatan dan perlindungan terhadap
properti, kesehatan masyarakat, dan keselamatan.
Kategori Keadaan Darurat Menurut NFPA (National Fire Protection Association)
1. Keadaan Darurat Besar (Major)

Apabila keadaan darurat yang terjadi dipandang dapat


mempengaruhi jalannya operasi perusahaan atau
memepengaruhi tatanan lingkungan sekitar, dan
penanggulangannya diperlukan pengerahan tenaga yang
banyak dari internal & eksternal.

2. Keadaan Darurat kecil (Minor)

Apabila keadaan darurat yang terjadi dapat diatasi sendiri


oleh petugas setempat dan tidak membutuhkan tenaga
(personil) yang banyak dan hanya ditangani dari internal.
Jenis Keadaan Darurat

Natural Hazard (Bencana Alamiah)


• Banjir/Floods,
• Badai Besar/Hurricanes,
• Angin Putting Beliung/Tornadoes,
• Kebakaran/Fires,
• Tsunami
• Gempa bumi
• Sambaran petir
• Penyakit pandemi seperti flu yang berbahaya
• dll
Jenis Keadaan Darurat

Technological Hazard (Kegagalan Teknis) / Tindakan Manusia


• Kebakaran
• Ledakan
• Runtuhnya bangunan
• Kegagalan struktur utama
• Tumpahan cairan kimia berbahaya (mudah terbakar, beracun dll)
• Terlepasnya bahan biologis berbahaya, atau bahan kimia beracun
• Ancaman teroris
• Sumber daya utama (listrik) padam
• Pasokan air terganggu (mati)
• dll
APA ITU RENCANA MENGHADAPI TANGGAP DARURAT
(ERP – EMERGENCY RESPONSE PLAN)
• Rencana tanggap darurat merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan tim manajemen dan pekerja yang
bertujuan untuk mengantisipasi datangnya keadaan
darurat sehingga semua orang di tempat kerja
mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan
untuk selamat ketika terjadi kondisi darurat.

• Tujuan perencanaan tanggap darurat ini adalah untuk


membimbing setiap individu yang berada pada situasi
kecelakaan atau keadaan darurat guna mencegah atau
meminimalkan cedera, kerusakan aset serta kerugian
material. Dapat juga mencegah atau meminimalkan
dampak lingkungan akibat kecelakaan atau keadaan
darurat tersebut.
PROSES PENYUSUNAN
PROGRAM TANGGAP DARURAT
Pihak – pihak yang terlibat dalam penyusunan Program Tanggap Darurat ini adalah
Perwakilan Manajemen, Bagian K3, Lingkungan, Mutu
Proses Penyusunan Program Rencana Tanggap Darurat
Pra Bencana
(Pencegahan, Mitigasi & Kesiapsiagaan)

1. Melakukan Penerapan
Peraturan PerUndangan dan 2. Menyiapkan Prosedur, dll
3. Menyiapkan ERP & fungsi
identifikasi pontensi kondisi Menentukan infrastruktur &
penanggulangannya secara
darurat sarana yang dibutuhkan
detail
1. Melakukan Penerapan Peraturan PerUndangan dan identifikasi potensi kondisi darurat

1. Penerapan Peraturan PerUndangan K3

2. Menetapkan Kebijakan K3 terkait Pengelolaan Tanggap Darurat

3. Identifikasi potensi bahaya & risiko dari setiap aktifitas di departemen


dan tentukan (bisa menggunakan aplikasi/tools JSA atau HIRADC).
2. Menyiapkan Prosedur, dll Menentukan infrastruktur & sarana yang dibutuhkan

Fire Truck ER Team

Fire Suit PPE Cabinet

APAR Hydrant
Sprinkler

Heat Detector

Contoh sistem alat automatic pendeteksi asap, panas & nyala

Smoke Detector
3. Menyiapkan ERT fungsi penanggulangannya secara detail

Emergency Response Team Simulasi Tanggap Darurat

ERT (Fire Fighting)


PERAN & WEWENANG KETUA
• Menentukan dan memutuskan Kebijakan Tanggap PERAN DAN WEWENANG SEKRETARIS
Darurat Perusahaan
• Mengajukan anggaran dana yang berkaitan dengan
sarana dan prasarana tanggap darurat Perusahaan. • Membuat laporan kinerja Unit Tanggap Darurat.
• Mengundang partisipasi seluruh karyawan untuk
melangsungkan latihan tanggap darurat di lingkungan • Melakukan pemantauan kebutuhan dan perawatan
Perusahaan. sarana dan prasarana tanggap darurat Perusahaan.
• Menjadwalkan pertemuan rutin maupun nonrutin Unit • Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait
Tanggap Darurat.
yang berkaitan dengan tanggap darurat
• Menyusun rencana pemulihan keadaan darurat Perusahaan.
Perusahaan.
PERAN DAN WEWENAG KOORDINATOR
• Mengkoordinir semua regu Unit Tanggap Darurat.

PERAN DAN WEWENANG REGU DAMKAR

• Memadamkan kebakaran menggunakan semua sarana


pemadam api di lingkungan Perusahaan secara aman,
selamat dan efektif.
• Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan
pemadam api di lingkungan Perusahaan kepada Koordinator,
Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap Darurat.
PERAN DAN WEWENANG REGU PERAN DAN WEWENANG
EVAKUASI PETUGAS P3K
• Melakukan evakuasi secara aman, selamat dan cepat. • Melaksanakan tindakan P3K.
• Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan • Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana
prasarana evakuasi di lingkungan Perusahaan kepada dan prasarana P3K di lingkungan Perusahaan
Koordinator, Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap kepada Koordinator, Sekretaris maupun Ketua
Darurat. Unit Tanggap Darurat.
• Melaporkan adanya korban tertinggal, terjebak • Melaporkan kepada Koordinator ataupun
ataupun terluka kepada Regu P3K, Koordinator Sekretaris Unit Tanggap Darurat bilamana
maupun Sekretaris Unit Tanggap Darurat. terdapat korban yang memerlukan tindakan
medis lanjut di luar Perusahaan.
PERAN DAN WEWENANG PERAN DAN WEWENANG
LOGISTIK TRANSPORTASI
• Mengakomodasi kebutuhan umum tanggap darurat • Mengakomodasi sarana transportasi darurat
(makanan, minuman, pakaian, selimut, pakaian, dsb). dari dalam/luar lingkungan Perusahaan.
PERAN DAN WEWENANG PERAN DAN WEWENANG
KOMUNIKASI INTERNAL KOMUNIKASI EKSTERNAL
• Memantau perkembangan penanganan • Memantau seluruh informasi internal dan
kondisi darurat dan menjembatani mengakomodasi informasi/pemberitaan untuk pihak
komunikasi antar regu Unit Tanggap luar.
Darurat. • Menghubungi pihak eksternal terkait untuk
kepentingan tanggap darurat (Dinas Damkar / Dinas
• Memastikan alur komunikasi antar regu Unit Kesehatan / Dinas Lingkungan / Kepolisian / Warga).
Tanggap Darurat dapat dilangsungkan
secara baik dan lancar.
PERAN DAN WEWENANG KEAMANAN
• Melaksanakan tindakan keamanan internal maupun
eksternal selama berlangsungnya tanggap darurat
Perusahaan.
Proses Penyusunan Program Rencana Tanggap Darurat

Saat Bencana
3 PERIODE DALAM KONDISI DARURAT / BENCANA

• Periode panik
Suasana panik, kacau balau, bingung, saling menyalahkan, situasi mencekam.

• Periode darurat-terkendali
Situasi panik sudah mulai reda, dan sudah memperoleh informasi dari
berbagai sumber.

• Periode darurat lanjutan/penuntasan


Kondisi darurat sudah berakhir menuju kondisi normal. Sudah dapat
melaksanakan kegiatan dengan normal meskipun dalam batas minimal.
PROSES KOMUNIKASI PENGENDALIAN & PELAPORAN KEADAAN DARURAT

JIKA TERJADI INSIDEN ATAU KEADAAN DARURAT

Hubungi on site Spv / HSE


PROSES INI DILAKUKAN JIKA PROSES INI DILAKUKAN JIKA
INSIDEN TIDAK DAPAT INSIDEN DAPAT DIKENDALIKAN
DIKENDALIKAN

Contoh flow chart


Ikuti instruksi selanjutnya Lakukan penanganan insiden
komunikasi dari site Spv / HSE dengan peralatan yang
disediakan
tanggap darurat
LAKUKAN EVAKUASI
KE MUSTER AREA On site Spv / HSE LAKUKAN EVAKUASI
menghubungi Management KE MUSTER AREA
di kantor pusat
Jika ada korban yang perlu Jika ada korban yang perlu
penanganan medis dan perlu penanganan medis dan perlu
medical evakuasi, segera laporkan medical evakuasi, site Spv / HSE
kepada site Spv / HSE dan lalukan P3K (jika anda terlatih)

PELAPORAN SECARA TERTULIS KEPADA


MANAGEMENT

Kantor Pusat Contact person in case of emergency Lokasi Proyek Contact person in case of emergency

Name (Position) : contact number Name (Position) : contact number


Name (Position) : contact number Name (Position) : contact number
Contoh flow chart
komunikasi
tanggap darurat
Tanggap Darurat Kebakaran Tanggap Darurat P3K / Medis

Tanggap Darurat Gempa Bumi


Tanggap Darurat Tumpahan B3 / Limbah B3
MASALAH YANG DIHADAPI SAAT
PENGENDALIAN KONDISI DARURAT

1. Tidak ada kesiapan


2. Tidak ada peringatan dini
3. Informasi membingungkan
4. Komunikasi/transportasi terputus
5. Gagal koordinasi
6. Kebutuhan dasar tidak tersedia
7. Lingkup terlalu besar
8. Sasaran tidak jelas
9. Terlalu banyak tugas
EVAKUASI SAAT KONDISI
KEDARURATAN
EVAKUASI

Pengertian

Memindahkan atau mengungsikan manusia /


barang dari tempat kedaruratan ke tempat yang aman.

EXIT

Tujuan

Menyelamatkan seluruh pekerja


termasuk dokumen dan barang berharga terhadap
kondisi darurat dgn sarana yg ada
EVAKUASI SAAT TERJADI KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA

1. Sistem Komunikasi :

- pemberitahuan awal

- pemberitahuan pelaksanaan evakuasi

- pemberitahuan perkembangan jlnnya evakuasi

- pemberitahuan tlh selesainya evakuasi


2 . Sistem Pemandu Evakuasi

- pemanduan agar tidak panik

- pemanduan menuju sarana evakuasi ( tdk ke lift / escalator)

- pemanduan arah jalur evakuasi


EMERGENCY
EXIT

3 . Pemandu Evakuasi

- pelaksanaan & pemanduan dilapangan

- pengamanan jalannya evakuasi

- komunikasi & pemantauan


Pelaksanaan evakuasi dikoordinir oleh koordinator

emergency & dipandu oleh petugas pemandu

yang ditunjuk ke lokasi yang aman .

Jika telah dievakuasi & kondisi darurat telah dikendalikan, selanjutnya koordinator

emergency menyatakan pelaksanaan evakuasi telah selesai .

MUSTER
POINT
EXIT

4 . Sarana Evakuasi

- koridor

- pintu darurat

- tangga darurat

- jendela rescue

- temporary shelter

- exit halaman luar


SARANA EVAKUASI

EMERGENCY EXIT
EXIT
5 . Organisasi Evakuasi

- penanggung jawab

- sistem pelaporan

- sistem komunikasi & transportasi

- tim rescue

- koordinasi dgn dinas kebakaran setempat


Syarat Wajib Yang Harus Dipastikan Keberadaannya

1. Mengidentifikasi jalur evakuasi sebagai sarana alternatif melarikan diri,


membuat jalur ini wajib diketahui semua staf; menjaga rute agar tidak
terhalang.
2. Penentuan lokasi aman bagi staf untuk berkumpul aman dan jauh dari
lokasi kedaruratan
3. Menetapkan personil untuk membantu karyawan cacat dalam keadaan
darurat.
Syarat Wajib Yang Harus Dipastikan Keberadaannya

4. Fasilitas Pelaksanaan pengobatan yang terluka dan petugas rescue


mencari yang hilang bersamaan dengan upaya maksimal.
5. Menyediakan sumber alternatif bantuan medis dari luar ketika fasilitas
yang normal mungkin dalam zona bahaya.
Fasilitas Access – Exit Route

 Ketika mempersiapkan rencana darurat, perlu merancang rute


evakuasi yang ideal
 Sedapat mungkin dipastikan bahwa rute evakuasi dan pintu keluar
darurat memenuhi persyaratan sebagai berikut:
– Ditandai dengan jelas dan terang benderang;
Cukup lebar untuk menampung jumlah personil mengevakuasi;
– Tidak terhalang / terbebas dari material apapun;
Fasilitas Access – Exit Route
CONTOH PROSEDUR
KEADAAN DARURAT

50
PROSEDUR
EVAKUASI KEBAKARAN
1. Timbulnya Keadaan Darurat
2. Bunyi alarm
3. Seluruh manusia dalam lokasi dinstruksikan utk
evakuasi (toilets and small rooms)
4. Menghubungi pemadam kebakaran
5. Menutup/menghalangi sebaran api dan
melindungi escape routes
6. Proses dan mesin dimatikan bila memungkinkan,
ambil tindakan penyelamatan jiwa
7. Petugas pemandu evakuasi membimbing ke
assembly point dan melaporkan siapapun yang
telah terselamatkan.

51
PROSEDUR
EVAKUASI GEMPA
1. Evakuasi dilakukan mengikuti jalur evakuasi yang telah ditentukan. Penanggungjawab lantai memberikan aba-
aba kepada rekan yang lain untuk memimpin proses evakuasi.
2. Barang berharga dan alat komunikasi jika memungkinkan dibawa pada saat gempa dengan catatan tidak
menghambat proses evakuasi.
3. Evakuasi dilakukan dengan tertib dan tidak saling dorong mendorong. Wanita yang menggunakan sepatu hak
tinggi diminta untuk dilepas guna menghindari kesulitan pada saat evakuasi.
4. Penanggungjawab lantai membawa rekan-rekan ke area evakuasi (berkumpul) untuk dilakukan absensi dan
memberikan tindakan P3K jika ada korban.
5. Jika tidak memungkinkan untuk evakuasi, berlindung dibawah peralatan furnitur yang cukup kuat dan tidak
terbuat dari kaca. Pegang kaki furnitur tersebut selama terjadinya gempa.
6. Jika tidak ada furnitur, dapat berlindung pada pondasi bangunan yang kuat dan tahan terhadap gempa. Jangan
lupa untuk melindungi kepala dan memperhatikan benda-benda yang berjatuhan.
7. Apabila gempa sudah selesai, dapat keluar menuju area evakuasi (berkumpul). Jika terjebak didalam runtuhan
bangunan, maka cobalah untuk tetap tenang dan jika memungkinkan menghubungi rekan lain menggunakan
alat komunikasi yang dibawa.

52
PROSEDUR
EVAKUASI BANJIR
Bila terjadi bencana alam banjir yang datang secara perlahan-lahan, semua karyawan harus mengamankan
lingkungan sekitarnya dari kemungkinan bahaya banjir yang lebih besar, yang dapat terjadi, disamping harus
memperhatikan keselamatan dirinya, misalnya :
1. Menyingkirkan benda-benda, sampah atau apapun yang dapat menghambat / menyumbat jalannya air.
2. Mematikan arus listrik dari kabel atau alat yang mungkin dapat terendam air.
3. Memindahkan file atau dokumen dengan jarak 30 cm atau lebih tinggi dari lantai sebelum meninggalkan
ruangan.
4. Bila hal tersebut tidak bisa ditangani sendiri, minta bantuan orang lain atau yang berwenang.Untuk
menunggu keadaan selanjutnya, Kepala Bagian harus memonitor dan melakukan tindakan-tindakan
pencegahan lainnya di lapangan dengan meminta bantuan kepada bawahannya.
5. Bila keadaan bertambah buruk dan menjurus kepada keadaan darurat maka lakukan tindakan pencegahan
dan penanggulangan keadaan darurat yang sesuai.
6. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat laporan terjadinya banjir termasuk kerusakan bila
ada kepada pihak-pihak yang terkait.

53
PROSEDUR
EVAKUASI GEMPA TSUNAMI
1. Merunduk, Lindungi Kepala dan Bertahan di tempat aman!
2. Beranjaklah beberapa langkah menuju tempat aman terdekat.
3. Tetaplah di dalam ruangan sampai guncangan berakhir dan anda yakin telah aman untuk keluar.
4. Menjauhlah dari jendela.
5. Jika anda sedang di tempat tidur, tunggu dan tetaplah disana sampai gempa mereda, lindungi kepala anda dengan
bantal.
6. Jika anda berada di luar ruangan, carilah titik aman yang jauh dari kemungkinan rubuhnya bangunan, pohon, dan
kabel. Rapatkan badan anda ke tanah.
7. Jika anda di dalam mobil, melambatlah dan kemudikan mobil anda menuju titik aman, keluarlah dari kendaraan dan
lakukan evakuasi.
8. Periksalah diri anda, apakah ada yang terluka. Lindungi diri anda dari bahaya selanjutnya dengan memakai celana
panjang, baju lengan panjang, sepatu dan sarung tangan.
9. Tolonglah orang lain yang luka. Berikan pertolongan pertama terhadap korban yang cedera serius.
10. Jika terjadi kebakaran. Cari pemadam api. Matikan gas jika anda mencium bau gas atau jika menurut anda gas
tersebut mengalami kebocoran.
11. Hidupkan radio untuk mendengarkan instruksi dan informasi.
54
Prosedur
Evakuasi Ancaman Bom
Rekam Pembicaraan Yang Terjadi: 7. Kapan bom akan meledak
1. Semakin banyak informasi yang dapat diperoleh dari si 8. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab
penelepon, semakin besar peluang ancaman tersebut segera melapor kepada pejabat yang terkait atau
dapat diatasi. petugas yang ditunjuk.
2. Pada saat menerima ancaman bom, sangatlah penting 9. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab
bagi si penerima telepon untuk berusaha bersikap menindak lanjuti laporan yang diterima dengan
tenang dan jangan menutup telepon bahkan setelah segera melakukan tindakan penanganan keadaan
telepon tersebut telah diputus. Line/jalur "yang terbuka" darurat.
ini mungkin dapat digunakan untuk menelusuri Laporkan Telepon Yang Diterima
keberadaan si penelepon. Segera laporkan kepada Polisi dengan menggunakan
3. Selama menerima telepon dari orang/sipenelpon saluran telepon yang lain.
diusahakan tetap tenang. Lakukan Evakuasi
4. Mengupayakan agar si penelpon terus bicara dan Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab
mencatat seluruh percakapan : memberikan penjelasan kepada semua pegawai mengenai
5. Dimana bom dipasang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi
6. Berapa banyak bom yang dipasang kondisi darurat akibat ancaman bom.
55
CEK LIST
PEMERIKSAAN
FASILITAS EVAKUASI

56
CHECKLIST FASILITAS EVAKUASI

TICK BILA SESUAI


TANDA
NO FASILITAS EVAKUASI KET
YA TDK

1 Perencanaan hrs termasuk ketentuan emergency evakuasi personel

2 Prosedur evakuasi untuk tiap area sesuai dg fasilitas yg ditentukan

3 Minimal ada 2 rute evakuasi pada setiap area

4 Susunan dan type alarm yang digunakan diinformasikan pada seluruh pekerja

5 Petugas yang bertanggung jawab bertugas melaksanakan evakuasi scr keseluruhan

57
CHECKLIST FASILITAS EVAKUASI

TICK BILA SESUAI


TANDA
NO FASILITAS EVAKUASI KET
YA TDK

6 Perintah untuk kembalii ke tempat kerja to diberikan oleh petugas yg


bertanggung jawab

7 Petugas di tiap area mempunyai tugas tertentu :


◼ Membimbing yg lain ke rute evakuasi

◼ Mengecek area untuk pengunjung

◼ Mematikan peralatan, menutup jendela, pintu dll

8 Apakah perencanaan melakukan pelatihan paling sedikit 1 kali setahun?


9 Apakah latihan evakuasi dilakukan dlm 12 bln terakhir ini ?

10 Apakah tanda keluar dipasang?


11 Apakah seluruh pekerja mengetahui instruksi evakuasi ?

58
CHECKLIST FASILITAS EVAKUASI

TICK BILA SESUAI


TANDA
NO FASILITAS EVAKUASI KET
YA TDK
12 Apakah peta atau instruksi evakuasi dipasang?

13 Apakah area berkumpul sdh diatur dg jrk yg aman ?

14 Apakah ada ketentuan penghitungan jml pekerja :


◼ instruksi diberikan saat melaporkan pekerja yang tdk berada di area
seharusnya.
◼ procedure untuk tiap area untuk menghitung dan melaporkan pekerja yg ada

◼ Melakukan penghitungan terhadap pengunjung

◼ Punya petugas yg bertanggung jawab di control room untuk merekam


penghitungan

15 Apakah perencanaan punya prosedure khusus penggunaan peralatan ?

16 Apakah ada ketentuan untuk angkutan temporer ?

59
BASIC FIRE FIGHTING
Apakah API?
I.F.S.T.A. (HAL. 3) ESSENTIALS OF FIRE FIGHTING
Api adalah suatu reaksi rantai kimia yang dikenal sebagai pembakaran

DAVID T. GOLD (FIRE BRIGADE TRAINING MANUAL) HAL. 11


Suatu proses reaksi kimia / oksidasi yang sangat cepat antara uap bahan bakar,
oksigen dan panas pada komposisi yang cukup diikuti dengan timbulnya nyala,
cahaya, asap, gas (toxic ) dan energi panas.

Apakah
kebakaran? Api yang tidak dikehendaki dan tidak dapat
dikendalikan dan dapat menimbulkan kerugian
baik harta benda maupun korban jiwa.
Teori Segitiga Api
Tiga unsur Api
• Sumber oksigen adalah
dari udara, dimana
dibutuhkan paling • Sumber panas diperlukan
sedikit sekitar 15% untuk mencapai suhu
volume oksigen dalam penyalaan sehingga
udara agar terjadi dapat mendukung
pembakaran. terjadinya kebakaran.

• Udara normal di dalam • Sumber panas antara


atmosfir kita lain:
mengandung 21% ➢ panas matahari,
volume oksigen. Ada ➢ permukaan yang panas,
beberapa bahan bakar ➢ nyala terbuka,
yang mempunyai cukup ➢ gesekan,
banyak kandungan ➢ reaksi kimia,
oksigen yang dapat ➢ energi listrik,
mendukung terjadinya ➢ percikan api listrik,
pembakaran ➢ api las / potong,
➢ gas yang dikompresi
Bahan bakar adalah semua benda yang dapat mendukung terjadinya pembakaran. Ada
tiga wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas.
Untuk benda padat dan cair dibutuhkan panas pendahuluan untuk mengubah seluruh
atau sebagian darinya, ke bentuk gas agar dapat mendukung terjadinya pembakaran.
63
TEORI BIDANG EMPAT KEBAKARAN
(tetrahedron of fire)

Catatan: Dilansir Britannica Encyclopedia,


difusi adalah proses yang dihasilkan dari
gerakan molekul dimana alirannya
berpindah dari daerah berkonsentrasi
tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah
Rantai Reaksi Kimia

Dalam proses kebakaran terjadi rantai reaksi kimia, dimana setelah terjadi proses difusi antara
oksigen dan uap bahan bakar, dilanjutkan dengan terjadinya penyalaan dan terus dipertahankan
sebagai suatu reaksi kimia berantai, sehingga terjadi kebakaran yang berkelanjutan.
65
Sistem proteksi kebakaran

PASIF ✓ MEANS OF ESCAPE (JALUR EVAKUASI)


✓ KOMPARTEMEN/PEMISAH
✓ PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN
✓ FIRE DAMPER (BAHAN TAHAN API)
✓ BAHAN BANGUNAN

✓ DETEKSI /DETEKTOR (panas, asap, nyala)


AKTIF

✓ ALARM
✓ SPRINKLER
✓ HYDRAN
✓ APAR
KLASIFIKASI KEBAKARAN
APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN)

PENGERTIAN;
Suatu alat pemadam kebakaran yang dapat dijinjing / dibawa,
dioperasikan oleh satu orang, berdiri sendiri, mempunyai berat
antara 0,5 kg -16 kg dan digunakan pada api awal.
Media Pemadam

Jenis-Jenis Apar
Jenis basah :
Air
➢ Busa

Jenis kering :
➢ POWDER
➢ CO2
➢ HALLON
➢ CLEANT AGENT
(FE 100,FM 200,dll)
Apar Jenis Foam (busa)
 FOAM

Jenis pemadam api busa yang sangat efektif


digunakan untuk kebakaran kelas B .

Keuntungannya :
bila terkena foam maka bahanbakar tidak akan
menyala kembali.

kekurangannya :
Tidak boleh digunakan untuk kebakaran kelas c.
Apar Jenis Powder
Menurut Kelas Kebakaran Yang
Di Padamkan,Powder di bagi Menjadi 3 Macam

1.Tepung kimia REGULER adalah tepung kimia yang efektif


untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C.

2. Tepung kimia MULTI PURPOSE adalah tepung kimia yang


efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A,B,C.

3. Tepung kimia SPECIAL DRY POWDER adalah tepung


kimia yang efektif untuk memadamkan kebakaran
khusus kelas D.
Prinsip Kerja Dry Chemical Powder /DPC
Nyala api diselimuti oleh serbuk kimia,Sehingga menghalangi
hubungan O2 dengan benda yang terbakar sekaligus
menghambat reaksi kimia .

1. Efektif untuk pemadaman di dalam atau diluar ruangan.


2. Tidak menghantarkan arus listrik.
3. Efektif untuk kebakaran kelas A,B dan C.

1. Meninggalkan residu / kotoran.


2. Bisa menimbulkan karat bila terkena peralatan elektronik.
Apar Jenis Co2

Prinsip kerja co2 :


Mendinginkan dan menurunkan o2.

Keuntungan apar Jenis C02 :


1. Mudah menyebar keseluruh areal kebakaran.
2. Tidak menghantarkan listrik.
3. Tidak meninggalkan residu.
4. Efektif untuk kebakaran kelas B dan C.

Kekurangannya : Berat,sulit bergerak dan


tidak efektif diruang terbuka.
Apar Jenis Halon
Prinsip kerja Hallon :
Memutus Reaksi kimia . Halon
Halon

Halon
Halon
Halon
APAR JENIS CLENT AGENT
❑ Jenis apar pengganti hallon :
➢ Tidak meninggalkan residu.
➢ Untuk kebakaran klas A,B & C.
➢ Tidak menghantarkan listrik.
❑ Kelebihannya :
➢ Ringan dan ramah
terhadap lingkungan.
TANDA PEMASANGAN

APAR APAR
Inpeksi Apar
1. Tabung harus dalam keadaan baik
( tidak berkarat).
2. Etiket harus dapat dibaca dan
dimengerti dengan jelas.
3. Segel harus dalam keadaan utuh .
4. Selang harus tahan tekanan tinggi &
dlm keadaan baik.
5. Untuk storage pressure tekanan
tidak boleh kurang dari batas yang
telah ditentukan .
6. Belum lewat masa kadaluwarsa .
Pemeriksaan berkala
➢ APAR jenis Powder, CO 2 ,
Pemeriksaan paling cepat
setahun sekali, dan 5 tahun sekali
tabung harus dites untuk pengisian
kembali atau penggantian baru.
➢ APAR jenis Busa :
Pemeriksaan paling cepat setahun
sekali dan paling lambat dua tahun
sekali.
➢ Bila dipandang perlu pemeriksaan
dapat dilakukan sewaktu-waktu.
KEGAGALAN APAR

Jenis tidak sesuai Tidak bertekanan


Bocor
Ukuran tidak sesuai
Menggumpal
Macet/tidak berfungsi Menunda refill

Salah penempatan
Belum terlatih
Petugas
Tidak terampil
Kwalitas isi Rendah
Prosedur Pengoperasian Apar

1. Bawa Apar dibelakang arah angin.


2. Jarak dari sumber api sesuaikan jenis apar.
3. Bila cabut pen dengan cara pegang leher botol.
4. Pegang nozzle diujungnya untuk jenis Powder .
5. Tes Apar jarak aman 50 s/d 60 cm
(Tes Pancur / Berfungsi tidak ).
6. Tekan handle terus menerus jangan dikredit.
7. Sapukan nozzle dari arah kiri kekanan / sebaliknya
PASS !!!

1. Tarik Pin.
2. Bebaskan Nozzel.
3. Tekan Handle.
4. Sapukan.
86
TEKNIK PEMADAMAN
KEBAKARAN
METODA PEMADAMAN KEBAKARAN

- Cooling
- Smothering
- Starvation
- Breaking Chain Reaction
BAHAN BAKAR

COOLING/PENDINGINAN

Memadamkan api dengan air


SMOTHERING/ MENGISOLASI OKSIGEN

BAHAN BAKAR

Menutup drum yang terbakar


STARVATION/
MENSTOP SUPLAY BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR

Menutup kerangan pada


Tangki yang terbakar
BREAKING CHAIN REACTION
BAHAN BAKAR MEMECAHKAN RANTAI REAKSI KIMIA

Memadamkan API dengan APAR type Gas


Penanggulangan kebakaran
di tempat kerja sesuai
Kepmenaker 186 th. 1999

94
95
96
Kebutuhan Personil
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja

97
98
99
100
101
102
103
104
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN
MENTERI TENAGA KERJA
NOMOR KEP. 186/MEN/
1999

105
LAMPIRAN III : KEPUTUSAN
MENTERI TENAGA KERJA
NOMOR KEP. 186/MEN/
1999

106
www.garudasystrain.go.id
Contoh struktur
Tim Tanggap
Darurat
Pengaruh Prosentase Kandungan Gas-Gas
Terhadap Kondisi Tubuh Manusia
(ASHRAE= American Sociey of Heating, Refrigerating)
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai