Anda di halaman 1dari 54

Kebijakan dan landasan

perencanaan tanggap darurat


TUJUAN
EMERGENCY RESPONSE
MANAGEMENT
 Mengurangi dampak bahaya.
 Menyiapkan langkah-langkah penyela-
matan untuk melindungi manusia dan
harta benda.
 Tanggap saat menghadapi emergency
dan menyediakan fasilitas yang di-
perlukan.
 Menerapkan sistem pemulihan agar
komunitas menjadi normal setelah
terjadi bencana.
REF. / Dasar Hukum
 UU No 13 Th. 2003 ttg Ketenagakerjaan
 UU No 1 Th 1970 ttg Keselamatan Kerja
 PP No. 50 Th 2012 ttg Penerapan SMK3
 Per Menaker 05/1996 ttg SMK3
 Kep Menaker No. 186/1999
 Kep Menaker No.187/1999
 SE Menakertrans No. 140 /DPKK/2004
Dasar Hukum UU No.1 Tahun
1970
 Pasal 3 ayat (1).
 Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat
keselamatan kerja untuk :
 mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran,mencegah,
mengurangi peledakan
 memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri dalam bahaya
kebakaran
 pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu
 Pasal 9 ayat (3) Pengurus wajib membina K3 penanggulangan
kebakaran
SE No. 140 / DPKK/III/2004

1. Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam Kepmenaker No.


Kep. 186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja meliputi :
 Pengendalian setiap bentuk energi;
 Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran
dan sarana evakuasi;
 Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
 Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat
kerja;
 Menyelenggarakan latihan dan gladi penanggulangan
kebakaran secara berkala.;
 Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat
kebakaran;
 Memiliki Ahli K3 Kebakaran, koordinator unit
penanggulangan kebakaran dan petugas peran
kebakaran;
SE No. 140 / DPKK/III/2004

2. Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam Kepmenaker No.


Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja, meliputi :

 Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan dan label;


 Memiliki Ahli K3 Kimia dan Petugas K3 Kimia;
 Menyampaikan daftar nama dan sifat kimia serta kuantitas bahan
kimia berbahaya (Formulir Lampiran II Kep. 187/Men/1999)
 Membuat Dokumen Pengendalian Instalasi Potensi Bahaya
Besar / Menengah .
 Melakukan riksauji faktor kimia sekurang-kurangnya /6 bln
 Melakukan riksauji instalasi sekurang-kurangnya 2 tahun sekali;
 Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
SE No. 140 / DPKK/III/2004

3. Review sistem tanggap darurat ( emergency


response ) bagi perusahaan yang sudah memiliki
sistem tersebut.

4. Bagi perusahaan yang belum memiliki sistim


tanggap darurat ( emergency response ) untuk
segera membuat sistem tersebut.
EMERGENCY RESPONSE MANAGEMENT

Semua aktivitas, langkah-langkah yang dilakukan


oleh Perusahaan untuk :

 Mengurangi dampak bencana.


 Kesiap siagaan menghadapi bencana
 Tanggap menghadapi bencana
 Dan pemulihan setelah terjadi bencana.
 Agar manusia selamat dan harta benda terlindungi.

Emergency :
Keadaan Gawat / Darurat.
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN EMERGENCY RESPONSE
MANAGEMENT

Mitigation Kajian awal yang dilakukan untuk mengeliminasi atau


menurunkan Derajat Resiko jangka panjang terhadap
Mitigasi Manusia atau harta Benda yang diakibatkan oleh Bencana

Preparedness Kegiatan yang dilakukan lebih lanjut berdasarkan Hasil


Mitigasi, yang mencakup Pengembangan Kemampuan
Kesiapsiagaan Personil, Penyiapan Prasarana, Fasilitas dan Sistem bila
terjadi keadaan Emergency.

Response Kemampuan penanggulangan saat terjadi keadaan


krisis/bencana yang terencana, cepat, tepat dan selamat
Kesigapan (termasuk tanda bahaya, evakuasi, SAR, pemadaman kebakaran.
dll).

Recovery Kegiatan jangka pendek untuk meulihkan kebutuhan pokok


minimum kehidupan masrarakat yang terkena bencana,
Pemulihan dan jangka panjang mengembalikan kehidupan secara
normal.
SUMBER BENCANA

ALAM
 Gunung api meletus
 Angin Taufan
 Banjir / Air Bah
 Gempa bumi
 Tanah longsor
 Dan sejenisnya.

MANUSIA
• Human error
• Penebangan Hutan
• Sabotage, Pemogokan, Peperangan
• Membuang sampah di sungai
• Membakar sampah/ hutan sembarangan
JENIS BENCANA
Banjir ▶
Angin topan ▶
Gempa Bumi ▶
Letusan Gunung Berapi ▶
Kebakaran ▶
Ledakan ▶
Kecelakaan Kendaraan ▶
Kecelakaan Pesawat Terbang ▶
Kecelakaan Kereta Api ▶
Dan sejenisnya ▶
AKIBAT BENCANA
Physik dan Material :
 Korban jiwa (mati atau menderita)
 Korban harta benda dan sarana /
materiil untuk kehidupan masyarakat
atau sarana produksi bagi kegiatan
industri

Non Materiil :
 Terganggunya struktur kegiatan rutin
produksi bagi suatu industri atau kegiatan
sosial bagi masyarakat.
 Terganggunya kondisi ekonomi.
Five Phases of
Emergency Management

PREVENTION MITIGATE

RECOVER PREPARE

RESPOND
Graphic: Brandon Hoechst
Manajemen Keadaan Darurat
 Pencegahan ( prevention),
Merupakan upaya yang dilakukan dalam mencegah terjadinya
peristiwa keadaan darurat.
 Kesiap-siagaan ( Preparedness),
Merupakan segala kegiatan yang dilakukan khususnya untuk
mempersiapkan sumber daya yang diperlukan dalam
menanggulangi keadaan darurat.
 Tanggap Darurat ( Emergency Response),
Merupakan tindakan yang harus dilakukan segera setelah atau
saat terjadi keadaan darurat sehingga dampak yang timbul dapat
ditekan seminimal mungkin.
 Pemulihan (Recovery),
Merupakan upaya yang dilakukan untuk memulihkan kembali
kondisi (tenaga kerja, masyarakat lingkungan dan perusahaan)
agar aktifitas perusahaan dapat kembali pada keadaan normal
secepat mungkin.
ORGANISASI
TUJUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI
1. Menghimpun seluruh Karyawan untuk mengatasi kemungkinan
terjadinya bencana di lingkungan kerja yang dapat
membahayakan jiwa maupun asset perusahaan secara
terkoordinir, sehingga kerugian-kerugian yang mungkin timbul
dapat dikurangi/dicegah

2. Untuk menghindari timbulnya kepanikan dan mencegah


tindakan-tindakan yang salah yang dapat menimbulkan kerugian
yang lebih besar

3. Memberikan petunjuk kepada para petugas, agar operasi


penanggulangan bencana dapat berjalan dengan lancar, efektif
dan efisien
ON SITE EMERGENCY RESPONSE
Setiap instalasi berbahaya besar hrs memiliki sebuah
perencanaan darurat dalam pabrik atau tempat kerja

Rencana darurat hrs disiapkan oleh para pengelola pabrik berkaitan


dgn penaksiran dr kemungkinan besarnya akibat-akibat dari
kecelakaan
Untuk instalasi yg kompleks, rencana daruratnya hrs
mempertimbangkan setiap bahaya besar dgn semua kemungkinan
interaksinya & hrs meliputi unsur-unsur :
- Penilaian terhadap besar & sifat dr kecelakaan yg mungkin terjadi
- Perumusan dr rencana & kerjasama termasuk dgn pelayanan
keadaan darurat
- Prosedur utk membunyikan tanda bahaya & utk mengadakan
komunikasi baik di dalam maupun di luar instalasi
- Penunjukan khusus bagi pengendali kec lapangan & kepala
pengendali utama serta rincian job disc
- Lokasi & org pusat pengendali keadaan darurat
- Tindakan para pekerja dlm pabrik selama keadaan darurat
termasuk prosedur evakuasi
- Tindakan pekerja & orang lain diluar pabrik
ON SITE EMERGENCY RESPONSE
1. Harus diatur segala kemungkinan spt tindakan tambahan,
mengamankan instalasi ataupun mematikan instalasi
2. Tersedianya sumber daya
3. Memperhitungkan sumber daya dari luar jika dibutuhkan & jika
pekerja sakit atau hari libur
OFF SITE EMERGENCY RESPONSE
1. Merupakan tanggung jawab para pengelola pabrik atau pejabat
setempat yg berwenang tergantung peraturan setempat yg berlaku
2. Rencana darurat hrs disusun berdasarkan pd kemungkinan kec yg
dpt berakibat buruk kepada manusia maupun lingkungan di luar
instalasi
3. Aspek-aspek yg tercakup dlm rencana darurat di luar pabrik yi :
- Organisasi
- Komunikasi
- Peralatan darurat yg khusus
- Pengetahuan khusus
- Organisasi sukarelawan
- Informasi bahan-bahan kimia
- Info meteorologis
- Pengaturan-pengaturan yg berhubungan dgn kemanusiaan
- Informasi kepada umum
- penilaian
Perencanaan Tanggap Darurat adalah suatu
perencanaan strategis secara keseluruhan yang telah
terintegrasi prosedur standar operasi (SOP), The
Action Plan Insiden (IAP) dan Sistem Komando
Insiden (ICS) atau sistem manajemen darurat
fleksibel

SOP + IAP + ICS = ERP


Konsep umum Pencegahan Kecelakaan

Pre Incident
Incident
Post Incident

Explosion

- Safe Design Control - ERP


- Hazard
Identification
- Engineering
- Human
?
- FEP
- Access
Rehabilitation

- Administrative

Fire

23
Kerangka Dokumen ERP

1. Rencana dasar 3. Persiapan darurat


 Pendahuluan  Program pelatihan
 Tujuan, kebijakan dan dasar  Pelaksanaan pelatihan
hukum  Fasilitas, Pasokan dan Peralatan
 Ruang lingkup  Kerja sama
 Konsep operasi darurat  Sistem informasi
 Organisasi dan uraian tugas 4. Tanggap darurat
 Distribusi  Komunikasi darurat untuk tim inti
 Komunikasi darurat untuk umum
 Evakuasi
 2. Pencegahan  Koordinasi dengan instansi
 Kebijakan K3 umum terkait
 Kebijakan pencegahan 5. Pemulihan
kebakaran
 Penjelasan umum
 Tinjauan K3 umum
 Tim pemulihan
 Inspeksi/kontrol
 Investigasi
 P2K3
 Analisis
 Perhitungan Kerugian
 Rehabilitasi
25
JALUR EVAKUASI (EXIT
ROUTE)
Fasilitas Access – Exit Route
 Ketika mempersiapkan rencana darurat
tindakan, perlu, merancang rute evakuasi primer
dan sekunder
 Sedapat mungkin dipastikan bahwa rute
evakuasi dan pintu keluar darurat memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
– Ditandai dengan jelas dan terang benderang;
Cukup lebar untuk menampung jumlah personil
mengevakuasi;
– Terhalang dan jelas dari puing-puing setiap saat; dan
– Tidak mungkin untuk mengekspos personil evakuasi
terhadap bahaya tambahan
Rute ‘Exit’

Eat at
Joe’s No
Place
ropes, or
ladders
Exit enclosure
Two - hour fire
resistance – rating for
four or more stories.

One - hour fire


resistance - rating:
three or fewer stories
A

B
C

Tanggap Darurat - HSE-ERT 31


. . . must lead directly outside or to a street,
walkway, refuge area, public way, or open
space with access to the outside . . .(This
area) must be large enough . . .

Exit discharge
Exit Offices Storage Discharge

Exit access
Discharge
Fabricating shop Exit

1910.36 (c)(1) and (2)


Exit Route Capacity and Dimensions

Capacity
must not
decrease
in the
direction of
exit route
travel to
the exit
discharge
Exit Route Capacity and Dimensions
7-½ ft.

 Ceiling must be
at least 7-½ ft. 6 ft.- 8 in.
high with no
projection
reaching a point
less than 6 ft.- 8
in. from floor
 An exit access
must be at least
28 in. wide at all
points
Minimize Danger to Employees

Exit routes
must be free
and
unobstructed
PETUNJUK PRAKTSI MENGGUNAKAN APAR

P ull - Tarik pin (dan tekan pengaktif


cartridge untuk tipe Ansul).

Aim – Arahkan nozzle pada


permukaan api.

S queeze – Tekan pelatuk sambil


memegang APAR posisi tegak.

S weep – Sapukan dari samping ke


samping menutup daerah terbakar
dengan media.
P3K
 First aid needs have been assessed.
 First aiders or appointed persons are
appropriately designated and trained.
 First aid facilities equipment are available
and correctly maintained.
 Staff are adequately informed of first aid
arrangements.
 First aid records are maintained.
Isi kotak P3K

NEBOSH, 2007
UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan

Pasal 86:
Pekerja / buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja.
Pasal 87:
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.
No Per 05/Men/1996 Tentang SMK3

3.1. Identifikasi Potensi Bahaya( Hazard)


Peraturan Menteri Tenaga Kerja

1. Kondisi dan kejadian berbahaya yang dapat


terjadi
2. Jenis kecelakaan dan penyakit yang dapat
terjadi
No Per 05/Men/1996 Tentang SMK3

3.2. Penilaian Resiko


Peraturan Menteri Tenaga Kerja

(Risk Assessment)

Penilaian resiko semua jenis pekerjaan dan


menentukan prioritas pengendalian kecelakaan
dan penyakit akibat kerja
No Per 05/Men/1996 Tentang SMK3

3.3. Tindakan Pengendalian


Peraturan Menteri Tenaga Kerja

3.3.8. Prosedur menghadapi keadaan darurat atau


bencana

Perusahaan harus memiliki prosedur penanganan


keadaan darurat dan diuji secara kerkala oleh
personel yang memiliki kompetensi dan
dikoordinasikan dengan instansi terkait
No Per 05/Men/1996 Tentang SMK3

3.3.9. Prosedur menghadapi insiden


Peraturan Menteri Tenaga Kerja

Untuk mengurangi resiko insiden, Perusahaan


harus memuliki prosedur dalam menghadapi
insiden meliputi :
- Penyediaan fasilitas P3K
- Proses perawatan lanjut
No Per 05/Men/1996 Tentang SMK3

3.3.10. Prosedur rencana pemulihan keadaan


Peraturan Menteri Tenaga Kerja

darurat

Perusahaan harus memuliki prosedur rencana


pemulihan secara cepat kembali pada operasi
normal, dan membantu tenaga kerja yang
mengalami trauma
Pasal 3 ayat (1).
Undang-undang No 1 Th 1970

Dengan peraturan perundangan ditetapkan


syarat syarat keselamatan kerja untuk :
Keselamatan Kerja

• mencegah, mengurangi, dan memadamkan


kebakaran,
tentang

• mencegah, mengurangi peledakan

• memberikan kesempatan jalan


menyelamatkan diri dalam bahaya
kebakaran
• pengendalian penyebaran asap, gas dan
suhu
MEKANISME
PEMERIKSAAN
Persiapan pemeriksaan
 Membuat rencana pemeriksaan
 Menyiapkan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pengendalian bahan kimia
berbahaya, asbestos, pestisida dan kesiapan
tanggap darurat ditempat kerja.
 Menyiapkan cheklist pengendalian bahan kimia
berbahaya, asbestos, pestisida dan kesiapan
tanggap darurat ditempat kerja.
 Mereview data hasil pemeriksaan pengendalian
bahan kimia berbahaya, asbestos, pestisida dan
kesiapan tanggap darurat. (pada pemeriksaan
berkala atau ulang)
Pemeriksaan dokumen

 Kelengkapan dokumen administrasi dan teknis sesuai dengan


peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku
 Keabsahan/validitas dokumen diperiksa, meliputi : tanggal
pembuatan, masa berlaku, pejabat yang menandatangani,
instansi yang mengeluarkan
 Hasil pengujian pengendalian bahan kimia berbahaya, asbestos,
pestisida dan kesiapan tanggap darurat di tempat kerja
 Kesesuaian antara dokumen dengan kondisi yang ada
 Sistem pendokumentasian
 Tata letak (lay out) lingkungan kerja
Memeriksa dokumen Kesiapan
Tanggap Darurat

 Dokumen rencana tanggap darurat (RTD) didalam dan diluar


perusahaan
 Dokumen SOP (shut down, komunikasi darurat, tugas dan tim)
 Dokumen rencana pelatihan dan uji coba kesiapan tanggap
darurat
 Dokumen kelayakan peralatan evakuasi dan peringatan bahaya
dini
 Keabsahan/validitas dokumen meliputi :
- tanggal pembuatan
- masa berlaku
- pejabat yang menanda tangani
 Kesesuaian antara dokumen dengan kondisi yang ada
Pemeriksaan Visual

 Kondisi umum diperiksa, denah tempat/lokasi


pengendalian bahan kimia berbahaya, asbestos,
pestisida dan kesiapan tanggap darurat di tempat
kerja.
 Sistem penandaan/tanda peringatan
 Penyimpanan dan penanganan bahan kimia
berbahaya.
 Kesesuaian pengendalian bahan kimia berbahaya,
asbestos, pestisida dan kesiapan tanggap darurat di
Tempat Kerja dengan standard dan peraturan
perundang-undangan
CHECKLIST FASILITAS EVAKUASI

TICK  BILA SESUAI


TANDA
NO FASILITAS EVAKUASI KET
YA TDK

1 Perencanaan hrs termasuk ketentuan


emergency evakuasi personel
2 Prosedur evakuasi untuk tiap area sesuai
dg fasilitas yg ditentukan
3 Minimal ada 2 rute evakuasi pada setiap
area
4 Susunan dan type alarm yang digunakan
diinformasikan pada seluruh pekerja
5 Petugas yang bertanggung jawab bertugas
melaksanakan evakuasi scr keseluruhan
TICK  BILA SESUAI
TANDA
NO FASILITAS EVAKUASI KET
YA TDK

6 Perintah untuk kembalii ke tempat kerja to


diberikan oleh Petugas yg bertanggung
jawab.
7 Petugas di tiap area mempunyai tugas
tertentu :
 Membimbing yg lain ke rute evakuasi
 Mengecek area untuk pengunjung
 Mematikan peralatan, menutup
jendela, pintu dll
8 Apakah perencanaan melakukan pelatihan
paling sedikit 1 kali setahun?
9 Apakah latihan evakuasi dilakukan dlm 12
bln terakhir ini ?
10 Apakah tanda keluar dipasang?

11 Apakah seluruh pekerja mengetahui


instruksi evakuasi ?
TICK  BILA SESUAI
TANDA
NO FASILITAS EVAKUASI YA TDK KET
12 Apakah peta atau instruksi evakuasi dipasang?
13 Apakah area berkumpul sdh diatur dg jrk yg
aman ?
14 Apakah ada ketentuan penghitungan jml pekerja
:
 instruksi diberikan saat melaporkan pekerja
yang tdk berada di area seharusnya.
 procedure untuk tiap area untuk menghitung
dan melaporkan pekerja yg ada
 Melakukan penghitungan terhadap
pengunjung
 Punya petugas yg bertanggung jawab di
control room untuk merekam penghitungan
15 Apakah perencanaan punya prosedure khusus
penggunaan peralatan ?

16 Apakah ada ketentuan untuk angkutan temporer


?
Pembuatan laporan

 Membuat laporan hasil pemeriksaan Pengendalian


bahan kimia berbahaya, asbestos, pestisida dan
kesiapan tanggap darurat di tempat kerja:
 Laporan hasil pemeriksaaan telah dibuat sesuai
dengan bentuk/format yang ditetapkan
 Laporan telah ditandatangani dan disampaikan
kepada instansi terkait yang berwenang

Anda mungkin juga menyukai