Anda di halaman 1dari 15

TANGGAP DARURAT

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Yang dibina oleh Bapak Djoko

Kustono

Disusun Oleh:

Vandiva Adzikra 220516610215

Virna Rachma 220516605091

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK
INDUSTRI NOVEMBER 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tanggap
Darurat” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Djoko Kustono pada mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang tanggap darurat bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Djoko Kustono selaku dosen
mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja mata kuliah Kependidikan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................5

C. Tujuan.............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6

A. Pengertian, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi Tanggap Darurat................6

B. POB Tanggap Darurat.....................................................................................8

C. Tanggap Darurat DI Tempat Kerja...............................................................10

D. Peringatan Dini, Evakuasi, Simulasi Tanggap Darurat.................................10

E. Kepmenaker No. : KEP.186/MEN/1999 Kebakaran....................................11

F. Tanggap Darurat Bahan Beracun Dan Berbahaya........................................12

G. Tanggap Darurat Bencana Alam...................................................................12

BAB III PENUTUP................................................................................................14

A. Kesimpulan...................................................................................................14

B. Saran..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana merupakan suatu hal yang tidak bisa sepenuhnya diprediksi bahkan dengan
menggunakan teknologi yang baik sekalipun. Peradaban secara bertahun-tahun berusaha untuk
menyelamatkan umat manusia dari sebuah bencana dengan menggunakan teknologi seperti
prediksi cuaca, alat pendeteksi gempa, dan lain-lain. Namun, semua itu hanyalah sebatas alat
untuk meminimalisir sebuah bencana

Letak geografi Indonesia di daerah khatulistiwa dengan morfologi yang beragam dari
dataran sampai pegunungan tinggi menyebabkan Indonesia termasuk Negara yang paling
rawan terhadap bencana. Berdasarkan data Badan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk strategi
internasional pengurangan resiko bencana (UN-ISDR), Indonesia menduduki peringkat
tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, dan letusan gunung berapi. Tentu saja
dari jejeran bencana itu sudah memakan korban yang tidak sedikit yang membuat banyak
orang sengsara, dan bukan hanya itu saja, sarana prasarana vital di daerah yang terkena
bencana juga membuat kegiatan di suatu daerah atau kota menjadi tidak berfungsi.

Bencana dan resikonya merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Dengan melihat kejadian-kejadian akhir-akhir ini, diperlukan upaya
tanggap darurat. Tanggap darurat merupakan upaya sistematis dan komperhensif untuk
menagnggulangi semua kejadian secara cepat, tepat, dan akurat untuk menekan korban dan
kerugian yang ditimbulkan

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tanggap darurat
2. Bagaimana standar prosedur dari tanggap darurat
3. Bagaimana tanggap darurat di tempat kerja
4. Bagaimana tanggap darurat baham beracun dan bencana alam
5. Apa penaggulangan kebakaran menurut kepmenaker No. : KEP.186/MEN/1999
6. Siapa saja pihak yang terlibat dalam tanggap darurat

C. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengertian dari tanggap darurat
2. Mahasiswa diharapkan paham tentang SOP tanggap darurat
3. Mahasiswa diharapkan mempunyai pengetahuan dasar mengenai tanggap darurat
4. Mahasiswa mengetahui isi dari kepmenaker No. : KEP.186/MEN/1999

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanggap Darurat
1. Pengertian
Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan . Ini meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsian dan pemulihan sarana prasarana.

2. Perencanaan

Identifikasi keadaan darurat: Langkah pertama menuju perencanaan tanggap darurat


adalah mengidentifikasi semua situasi darurat yang mungkin dihadapi organisasi
selama jam kerja atau setelah jam kerja. Pertimbangkan lokasi perusahaan, sifat
pekerjaan perusahaan, mesin atau bahan kimia yang digunakan, dibuat, atau disimpan
di dalam lokasi. Buat daftar semua potensi keadaan darurat yang mungkin dihadapi
perusahaan. Lakukan penilaian risiko yang terkait dengan keadaan darurat ini.

Identifikasi persediaan / sumber daya yang diperlukan untuk menanggapi


keadaan darurat: Anda perlu menilai kemampuan tempat kerja Anda saat ini untuk
merespons keadaan darurat. Ini termasuk sumber daya internal dan eksternal,
persediaan medis atau lainnya yang diperlukan untuk menanggapi keadaan darurat.
Anda mungkin dapat mengendalikan beberapa keadaan darurat dengan kontrol
proaktif, seperti mengurangi sumber pengapian. Selain kontrol proaktif, identifikasi
kontrol reaktif seperti saluran komunikasi, bantuan medis, generator, peralatan
pemadam kebakaran, dan lain-lain yang mungkin diperlukan saat keadaan darurat
terjadi.

Buat rencana tanggap darurat: Rencana Tanggap Darurat yang tepat perlu dibuat
setelah keadaan darurat dan mekanisme tanggapan mereka diidentifikasi. Ini akan
mencakup prosedur untuk menangani keadaan darurat, lokasi dan instruksi untuk
fasilitas darurat, prosedur evakuasi, alarm dan fasilitas darurat.

Komunikasikan dan Latih pekerja / pemangku kepentingan yang relevan tentang


tanggap darurat: Begitu Rencana Tanggap Darurat dibuat, penting untuk
mengkomunikasikan rencana tersebut kepada semua pekerja / pemangku kepentingan
yang relevan. Anda perlu melatih pekerja untuk menangani situasi darurat. Latihan
darurat yang sering dapat dilakukan untuk mendidik pekerja dari waktu ke waktu.

Evaluasi dan revisi prosedur tanggap darurat: Prosedur tanggap darurat harus
dievaluasi setelah latihan atau setelah keadaan darurat dihadapi. Jika perlu, prosedur
darurat ini harus diubah atau direvisi berdasarkan hasil pengujian atau latihan.

6
3. Pelaksanaan

1. Pemberitahuan Komunikasi dapat melalui telepon genggam, radio komunikasi, alat


komunikasi lainnya. Tim tanggap darurat bertanggung jawab untuk melakukan
pemberitahuan kepada seluruh pekerja lapangan ketika terjadi keadaan darurat dan
melakukan koordinasi dengan tim eksternal jika diperlukan. Tim tanggap darurat perlu
memiliki kontak dan membangun komunikasi dengan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG), Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penyelamatan Kota/Kabupaten, atau lembaga lainnya sesuai dengan tingkatan
kebutuhan dan lokasi kerja

2. Evakuasi Tim tanggap darurat akan membunyikan tanda bahaya dan mengevakuasi
para pegawai bila kemungkinan akan mengancam keselamatan jiwa. Keputusan untuk
mengevakuasi para pegawai dilakukan oleh tim tanggap darurat lapangan yang
dibentuk. Para pegawai dievakuasi ke titik pertemuan secara teratur melalui rute yang
telah ditentukan pada peta evakuasi.

3. Penghitungan pegawai pada titik pertemuan (assembly point) Tim tanggap darurat
bertanggung jawab menghitung pegawai pada titik pertemuan, termasuk pegawai yang
sakit dan cuti. Bila ada pekerja yang hilang, ketua tim tanggap darurat diberi tahu
mengenai nama dan lokasi terakhir pegawai tersebut. Para pegawai dilarang kembali
ke tempat kerja sebelum ada pemberitahuan/perintah secara resmi dari ketua tim
tanggap darurat atau dari otoritas yang berwenang

4. Penilaian keadaan darurat Tim tanggap darurat akan mengenakan alat pelindung diri
dan memeriksa area untuk memastikan semua pegawai telah keluar dari gedung/tempat
kerja dan membuat penilaian mengenai keadaan darurat tersebut termasuk
mengidentifikasi penyebab kejadian.

5. Pelaporan Setelah dilakukan penilaian keadaan darurat, jika insiden tersebut


mengakibatkan korban jiwa, terdapat lepasan zat berbahaya ke lingkungan/pencemaran
lingkungan dan berdampak pada masyarakat sekitar maka Penanggung Jawab
Pekerjaan Renovasi wajib melaporkan kejadian kedaruratan tersebut kepada PMU dan
lembaga terkait setempat sekurangkurangnya dalam waktu 6 jam sesudah kejadian

6. Memindahkan pegawai yang cedera Bila terdapat pegawai yang cedera, maka tim
K3 Proyek akan memindahkan korban ke lokasi yang aman dan memberikan
pertolongan sesuai kemampuan sambil menunggu tim medis datang (jika korban
membutuhkan perawatan lebih lanjut)

7. Kontak telepon dengan pihak luar Proyek Realizing Education’s Promise –


Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR) Jika keadaan darurat tidak mampu
ditangani secara intern dan membutuhkan bantuan yang sifatnya segera, maka ketua
tim tanggap darurat akan mengintruksikan untuk menghubungi pihak luar, seperti
pemadam kebakaran, kepolisian, rumah sakit atau instansi lainnya.

7
8. Penghentian sarana dan kegiatan tertentu Selama keadaan darurat mungkin perlu
untuk menghentikan saluran gas, listrik, air, peralatan/mesin dan sarana lainnya yang
memungkinkan dapat memperburuk upaya penyelesaian keadaan darurat.

9. Mendirikan penghalang (isolasi) / perimeter Penghalang menandakan bahwa suatu


zona isolasi melarang siapa pun masuk, kecuali tim tanggap darurat / orang yang diberi
ijin.

10. Menghentikan sumber/potensi bahaya Sumber bahaya harus segera dihentikan bila
hal tersebut dapat dilakukan dengan aman, misalnya menutup lubang kebocoran bahan
kimia berbahaya dan lain-lain.

11. Menyebarkan informasi kepada para pegawai Pengawas/perwakilan/juru bicara tim


tanggap darurat harus mengabarkan informasi yang sebenarnya untuk mencegah
terjadinya kesimpangsiuran dan meredakan ketegangan pada para pegawai. Bila harus
dipulangkan, maka nama dan tujuan dari pegawai yang dipulangkan harus dicatat oleh
pengawas.

12. Membersihkan sisa-sisa penanggulangan/keadaan darurat Bila keadaan sudah


memungkinkan untuk kegiatan pembersihan sisa-sisa penanggulangan keadaan
darurat, maka harus segera dibersihkan.

13. Pegawai dapat kembali bekerja Setelah dilakukan penilaian dan tim tanggap
darurat menyatakan bahwa keadaan telah aman, maka ketua tim akan memberikan
instruksi/ijin kepada para pegawai untuk memasuki gedung dan bekerja kembali.

4. Evaluasi Program Tanggap Darurat

Prosedur tanggap darurat harus dievaluasi setelah latihan atau setelah keadaan darurat
dihadapi. Jika perlu, prosedur darurat ini harus diubah atau direvisi berdasarkan hasil
pengujian atau latihan. Semua ini dilakukan agar segala sesuatu sesuai prosedur dan
tidak ada atau setidaknya meminimalisir kesalahan.

B. POB (Prosedur Operasional Baku) Tanggap Darurat

1. Laporan dari masyarakat dan unsure Relawan atau pengamatan langsung TIM TRC/Staf
BPBD di lapangan kepada Posko siaga BPBD

2. Penerima laporan (Petugas Posko) melaporkan secara berjenjang kepada Kasi Darurat,
Kabid Kedaruratan dan Logistik atau langsung pada Kalak
3. Kepala BPBD/Kepala Pelaksana BPBD menugaskan TRC/TIM kaji cepat. Tugas Tim Kaji
Cepat : melakukan pengkajian antara lain
a. cakupan lokasi bencana;
b. jumlah korban bencana;
c. kerusakan prasarana dan sarana;
d. gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan; dan
e. kemampuan sumber daya alam maupun buatan.

8
4. Tim Kembali dengan Hasil Kajian : Hasil Kajian : Bencana skala kecil, sedang dan besar

5. Rekomendasi TIM untuk penentuan Status Keadaan Darurat.. Ya/Tidak - Bencana dengan
skala kecil tidak ditetapkan Status darurat - Bencana dengan skala sedang dan besar dapat
diusulkan Status Keadaan Darurat.

6. Bila tidak ….. hanya dapat diberikan bantuan dengan sumberdaya yang ada

7. Bila Ya… Kepala Pelaksana BPBD melaporkan dan mengajukan SK Penetapan Status
Darurat kepada Walikota Bima - Masa tanggap Darurat : Bencana skala sedang 7 hari,
bencana besar 14 hari dan bisa diperpanjang bila diperlukan - Melaporkan kejadian Bencana
ke BPBD Propinsi dan BNPB oleh BPBD Kota bima yang dikoordinir oleh Bidang
Kedaruratan.

8. Penunjukan Komandan Tanggap Darurat Bencana Komandan Tanggap Darurat dapat


langsung di jabat oleh Kepala BPBD atau dapat menunjuk pejabat yang lain sesuai
kewenangannya.

9. Mengaktifkan RENKON dan POS Komando Tanggap Darurat

10. Pengajuan dan Penggunaa Dana Tanggap Darurat Pengajuan Dana Tanggap Darurat dapat
menggunakan Dana Tak Terduga dengan mengacu pada Perwali no. 16 Tahun 2015 dan atau
pengajuan Dana Siap Pakai pada BNPB dengan mengacu pada PERKA BNPB No. 6.A Tahun
2011. - Syarat – syarat pengajuan dan penggunaan Dana Tak terduga sesuai dengan Perwali
No. 16 tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Tak terduga Pemerintah Kota Bima
pasal 7 - Syarat – syarat pengajuan dan penggunaan Dana Siap Pakai (BNPB) sesuai dengan
Perka BNPB No 6.A tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Dana Siap Pakai pada Status
Keadaan Darurat Bencana.

11. Pengajuan dan penggunaan Beras Cadangan Pemerintah pada BULOG


• SK Walikota tentang Penetapan Status Tanggap Darurat.
• Surat-surat pendukung lainnya.
• Pengambilan beras

12. Langkah langkah Penanganan darurat antara lain


a. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana; Penyelamatan dan Evakuasi
masyarakat dengan melibatkan TNI, POLRI, TRC dan Relawan (TSBK) Pencarian dan
Evakuasi korban (bila ada) di koordinasikan dengan TIM SAR
b. Pemenuhan kebutuhan dasar; Kebutuhan dasar bagi korban bencana antara lain, kebutuhan
air bersih dan sanitasi, sandang, pangan, penampungan sementara, pelayanan physikososial
dan pelayanan kesehatan Pengadaan kebutuhan dasar berdasarkan RAB yg di susun oleh TIM
Kaji Cepat.
c. Perlindungan terhadap kelompok rentan; dan Pada saat evakuasi dan penyelamatan dan
pelayanan kebutuhan dasar maka kelompo rentan menjadi perioritas.Kelompok rentan antara
lain : bayi, balita, anak-anak; ibu yang sedang mengandung atau menyusui; penyandang cacat;
dan orang lanjut usia.
d. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital. Yang dimaksud prasarana dan sarana
vital adalah adalah prasarana dan sarana yang mendukung kehidupan dan perekonomian
masyarakat apabila tidak segera di perbaiki maka akan melumpuhkan perekonomian
9
masyarakat. Contoh kerusakan jembatan yang menghubungkan dua wilayah dan tidak ada
alternative lain yang menghubungkan kedua wilayah tersebut.

13. Evaluasi/ Laporan Pertanggungan Jawab Pembuatan Laporan Pertanggungan jawab

C. Tanggap Darurat Di Tempat Keja

I. Langkah Persiapan
a) Pembentukan tim perencana
b) Analisa kemampuan dan bahaya
c) Pengembangan rencana
d) Implementasi rencana

II. Langkah Pelaksanaan


a) Penanggulangan penderita gawat darurat
Bertujuan untuk mencegah kematian dan cacat, rujukan ke pel memadai,
menanggulangi korban bencana. Di tentukan oleh faktor-faktor seperti kecepatan
menentukan penderita, meminta pertolongan, dan kualitas perolongan.
b) Antisipasi dan control terhadap bahaya yang timbul
Untuk antisipasi bahaya perlu rapid health need assessment oleh petugas medis
c) Evakuasi dan penanganan korban
 Cari jalur evakuasi yang aman
 Jaringan komunikasi dan transportasi
 Buat tempat pengungsian
 Pelayanan darurat pengungsian
 Pertolongan cepat dan tepat
d) Pemulihan
 Antisipasi potensi lingkungan berbahaya
 Pemulihan pasca trauma
 Peningkatan kesiapan dan kewaspadaan jaringan yankes darurat
 Pencatatan, pelaporan dan dokumentasi
D. Peringatan Diri, Evaluasi, Simulasi Tanggap Darurat
Prosedur peringatan dini dan evakuasi keadaan darurat adalah hal-hal yang dilakukan sebagai
antisipasi awal dalam menghadapi keadaan darurat. Langkah-langkah dalam prosedur
evakuasi adalah sebagai berikut :

1. Segera tinggalkan gedung sesuai dengan petunjuk team evakuasi tanggap


darurat atau ikuti arah jalur evakuasi/arah tanda keluar, jangan kembali untuk
alasan apapun;
2. Turun atau berlarilah ikuti arah tanda keluar, jangan panik, saling membantu
untuk memastikan evakuasi selamat;
3. Wanita tidak boleh menggunakan sepatu hak tinggi dan stoking pada saat
evakuasi;
4. Beri bantuan terhadap orang yang cacat atau wanita sedang hamil;
5. Berkumpul di daerah aman (muster point) yang telah ditentukan, tetap
berkumpul sambil menunggu instruksi selanjutnya, pengawas team tanggap
10
darurat dibantu atasan masing-masing mendata jumlah karyawan, termasuk
yang hilang dan terluka lalu melaporkan kepada koordinator.

E. Tanggap Darurat Kebakaran (Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. :


KEP.186/MEN/1999 Kebakaran)

Penanggulangan kebakaran menurut Kepmenaker No Kep 186 MEN 1999 ialah segala upaya
untuk mencegah timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan
energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukan
organisasi tanggap darurat untuk memberantas kebakaran.

Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan nomor 186 tahun 1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran, seorang pemimpin wajib mencegah, melakukan
mitigasi kebakaran dan memadamkannya, serta melakukan latihan
penanggulanggan kebakaran di tempat kerja.
Peringatan dini dan evakuasi darurat terhadap kebakaran adalah sebagai berikut :

1. Pejabat/pegawai penghuni lantai memberitahukan adanya sumber api kepada


Petugas Tanggap Darurat Lantai.
2. Petugas Tanggap Darurat Lantai memberitahukan kepada Petugas Tanggap
Darurat Gedung dan Petugas Tanggap Darurat Listrik
3. Petugas Tanggap Darurat Gedung membunyikan alarm atau mengumumkan
adanya kebakaran
4. Petugas Tanggap Darurat Listrik melakukan pemutusan aliran listrik melalui panel
listrik.
5. Petugas Tanggap Darurat Lantai memadamkan sumber api dengan menggunakan
Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Apabila sumber api dapat dipadamkan, maka dilakukan evaluasi atas timbulnya sumber api
(tidak dilakukan evakuasi).
Apabila sumber api tidak dapat dipadamkan, maka Petugas Tanggap Darurat
Lantai memberitahukan bahwa api tidak dapat dikuasai kepada: Seluruh penghuni ruangan
untuk berkumpul di lobby tangga darurat; dan Petugas Tanggap Darurat Gedung.

Petugas Tanggap Darurat Gedung melaporkan adanya kebakaran kepada:

 Dinas Pemadam Kebakaran (DAMKAR) Kota Cimahi dan Petugas Pelayanan


Kesehatan
 Petugas Tanggap Darurat Lantai dan Petugas Tanggap Darurat Gedung
melakukan koordinasi untuk evakuasi.
 Petugas Tanggap Darurat Lantai memberitahukan kepada seluruh penghuni
ruangan untuk evakuasi melalui tangga darurat lantai.
 Petugas Tanggap Darurat Lantai mengarahkan kepada seluruh penghuni ruangan
untuk berjalan secara tertib, tidak berlari, tidak menggunakan lift, dan berbaris
secara teraturuntuk menuju ke tempat aman yang telah ditentukan (assembly point).

11
 Petugas Tanggap Darurat Lantai melaksanakan absensi untuk mengetahui orang-
orang yang turun bersamanya.
 Petugas Pelayanan Kesehatan melaksanakan Triage (pemilahan kondisi
kesehatan pejabat/pegawai yang dievakuasi) berdasarkan kondisi kesehatan korban
danmemberikan pertolongan kesehatan.
 Koordinator Tanggap Darurat memberitahukan kepada seluruh penghuni gedung
tentang situasi keamanan Gedung

F. Tanggap Darurat Bahan Beracun Dan Berbahaya

Dalam hal menyimpan B3 dan melakukan kegiatan yang memakai B3, persyaratan-
persyaratan K3 dan tanggap darurat adalah sebagai berikut:

1. Pekerja yang ditunjuk untuk menangani material dengan kategori B3 diharuskan


melengkapi dirinya dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang diperlukan, seperti
pelindung mata, sarung tangan tahan zat kimia, pelindung wajah, pernapasan dan alat
pelindung lainnya sesuai dengan persyaratan MSDS.
2. Pekerja harus memahami material yang dikategorikan sebagai B3 dengan mempelajari
MSDS (Material Safety Data Sheet) atau ringkasannya dari masing-masing material
B3 tersebut.
3. Mempunyai SOP Pengendalian B3 yang diletakkan didalam bangunan penyimpanan
B3
4. Mempunyai SOP Tanggap Darurat Tumpahan B3 yang diletakkan didalam bangunan
penyimpanan B3
5. Terdapat logbook untuk pencatatan keluar masuk B3
6. Memiliki alat dan sistem penanggulangan keadaan darurat diataranya adalah:

a. Peralatan pemadam kebakaran (APAR / hydrant)


b. Kotak P3K
c. Emergency shower
d. Pintu darurat
e. Alarm darurat
f. Pagar
g. Rute evakuasi
h. Terpasang MSDS
7. Melaksanakan prosedur tata laksana rumah tangga yang baik (tidak ada ceceran /
tumpahan B3)
8. Tidak ada B3 yang berada diluar lokasi tempat penyimpanan B3

G. Tanggap Darurat Bencana Alam

Tanggap Darurat Bencana Alam merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan

12
dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana. Untuk contoh bencana alam yang kita bahas disini adalah gempa bumi.
Peringatan dini dan evakuasi darurat terhadap gempa bumi adalah sebagai berikut :

 Pejabat/pegawai penghuni lantai memberitahukan adanya gempa bumi


kepada Petugas Tanggap Darurat Lantai.
 Petugas Tanggap Darurat Lantai memberitahukan kepada Petugas Tanggap Darurat
Gedung dan Petugas Tanggap Darurat Listrik
 Petugas Tanggap Darurat Gedung membunyikan alarm atau mengumumkan adanya
gempa bumi
 Petugas Tanggap Darurat Listrik melakukan pemutusan aliran listrik melalui panel
listrik.
 Petugas Tanggap Darurat Lantai mengumpulkan Massa (penghuni gedung ).
 Apabila massa dapat dikumpulkan, maka dilakukan evakuasi.
 Apabila massa tidak dapat dikumpulkan, maka Petugas Tanggap Darurat Lantai
memberitahukan bahwa massa tidak dapat dikuasai kepada:
1. Petugas Bencana Alam
2. Petugas Tanggap Darurat Gedung.
3. Petugas Tanggap Darurat Gedung melaporkan adanya gempa bumi
kepada:
4. Dinas Bencana Alam (BNPB) Kabupaten Konawe dan Petugas
Pelayanan Kesehatan
5. Petugas Tanggap Darurat Lantai dan Petugas Tanggap Darurat Gedung
melakukankoordinasi untuk evakuasi.
6. Petugas Tanggap Darurat Lantai memberitahukan kepada seluruh
penghuni ruangan untuk evakuasi melalui tangga darurat lantai atau
tempat yang aman dari gempa.
7. Petugas Tanggap Darurat Lantai mengarahkan kepada seluruh penghuni
ruangan untuk berjalan secara tertib, tidak berlari, tidak menggunakan lift,
dan berbaris secara teratur untuk menuju ke tempat aman yang telah
ditentukan (assembly point).
8. Petugas Tanggap Darurat Lantai melaksanakan absensi untuk mengetahui
orang-orang yang turun bersamanya.
9. Petugas Pelayanan Kesehatan melaksanakan Triage (pemilahan kondisi
kesehatan pejabat/pegawai yang dievakuasi) berdasarkan kondisi
kesehatan korban dan memberikan pertolongan kesehatan.
10. Koordinator Tanggap Darurat memberitahukan kepada seluruh penghuni
gedung tentang situasi keamanan gedung.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Hal ini meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsian dan pemulihan sarana prasarana. Tanggap Darurat bertujuan untuk
memberikan perlindungan untuk masyarakat dari berbagai macam ancaman, menjamin
terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan
menyeluruh.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud
dengan tanggap darurat, perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program tanggap darurat
sehingga dapat mengurangi resiko dari ancaman berbagai bencana

14
DAFTAR PUSTAKA

https://yogyakartakota.kemenag.go.id/prosedur-peringatan-dini-dan-prosedur-evakuasi-keadaan-
darurat/

https://belajark3.com/ruang-baca/pengendalian-B3.html

http://damkar.depok.go.id/wp-content/uploads/2013/10/Keputusan-Menteri-Tenaga-Kerja-no.-
186-thn-1999-ttg-unit-penaggulangan-kebakaran.pdf

https://pa-kaimana.go.id/prosedur-evakuasi/

https://bpbd.bogorkab.go.id/bencana-dan-manajemen-bencana/#:~:text=Tanggap%20darurat
%20adalah%20serangkaian%20kegiatan,pengungsian%20dan%20pemulihan%20sarana
%20prasarana.

https://bpbd.bogorkab.go.id/bencana-dan-manajemen-bencana/#:~:text=Tanggap%20darurat
%20adalah%20serangkaian%20kegiatan,pengungsian%20dan%20pemulihan%20sarana
%20prasarana.

http://bencanapedia.id/Tanggap_Darurat_Bencana

15

Anda mungkin juga menyukai