Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI KONDISI DARURAT

ATAU BENCANA
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Manajemen K3 Rumah Sakit
Dosen pengampu : Novia Zulfa Hanum, SKM, M.KM

OLEH :

1. ANNISA SALSABILA 2010070160019


2. ELEN GUSYULIANTI 2010070160025
3. YULITA FITRIA SARI 2010070160002
4. RYAN PRATAMA PUTRA 2010070160014

KELOMPOK 5
PRODI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2022/2023
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi
Darurat atau Bencana ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibuk Novia Zulfa
Hanum SKM, M.KM pada mata kuliah Manajemen K3RS Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Manajemen K3RS bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih ibuk Novia Zulfa Hanum SKM, M.KM selaku dosen mata
kuliah Manajemen K3RS yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 16 November 2022

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang................................................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
3. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi darurat atau bencana …………………. 3


2. Tujuan Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi darurat atau bencana ………………………3
3. Langkah-langkah Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi darurat atau bencana……………3

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 5
2. Saran ............................................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………...….. 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap
keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit sehingga dalam rangka
pengelolaan dan pengendalian risiko yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja di rumah sakit perlu diselenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit
(K3RS) agar terciptanya kondisi rumah sakit yang sehat, aman, selamat, dan nyaman
(KARS, 2018). Permenkes No.66 Tahun 2016 Pasal 11 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit ayat 1e dan 1h, berbunyi :
“Standar K3RS meliputi :
e. pencegahan dan pengendalian kebakaran
h. kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana”
Kebakaran telah menjadi bagian penting dari peradaban manusia. Di antara
berbagai jenis bencana, kebakaran merupakan ancaman yang signifikan terhadap
kehidupan dan properti di daerah perkotaan dan pedesaan (Xin dan Huang, 2013).
Evakuasi merupakan komponen penting untuk menyelamatkan nyawa dalam
situasi bencana kebakaran di rumah sakit (PAHO, 2014). Permenkes RI No.24 Tahun
2016 Pasal 29 tentang Bangunan Rumah Sakit menyatakan :
“Setiap bangunan rumah sakit harus menyediakan sarana evakuasi yang meliputi sistem
peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi, yang dapat
menjamin pengguna bangunan rumah sakit untuk melakukan evakuasi dari dalam
bangunan rumah sakit secara aman apabila terjadi bencana atau keadaan darurat.”
Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki kemiringan tertentu, sebagai alternatif
bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga, sehingga harus disediakan pada
bangunan rumah sakit bertingkat. Ramp harus berada dilokasi yang tepat untuk
membawa pasien yang berbaring di tempat tidur atau duduk dikursi roda. Keberadaan
ramp pada bangunan rumah sakit bertingkat sangat penting, hal ini dibuktikan dengan
eksperimen simulasi evakuasi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa evakuasi pasien rawat intensif lebih efektif
1
menggunakan transportasi vertikal ramp daripada menggunakan tangga darurat jika
terjadi kondisi darurat (Hamid, 2017).
Gedung bertingkat pada rumah sakit menimbulkan kerentanan dalam evakuasi
bila terjadi kebakaran. Setiap rumah sakit perlu merencanakan program untuk
pencegahan, penanggulangan bahaya kebakaran, serta penyediaan sarana jalan keluar
yang aman dari fasilitas sebagai respons terhadap kebakaran agar penghuni rumah sakit
aman apabila terjadi kebakaran termasuk bahaya dari asap (KARS, 2018)
Required safe egress time (RSET) adalah waktu yang dihitung mulai penyalaan
api, deteksi sampai dengan selesainya evakuasi. Bangunan dianggap aman apabila
seluruh penghuni bangunan yang terancam oleh kebakaran harus dapat keluar dan
mencapai titik kumpul yang aman sebelum available safe egress time (ASET) (Poon,
2014). Komponen RSET adalah fase deteksi (waktu dari fire ignition sampai dapat
dideteksi), fase pemberitahuan (waktu dari deteksi sampai pemberitahuan kebakaran),
fase pra-evakuasi (waktu dari pemberitahuan sampai evakuasi awal), dan fase evakuasi
yaitu waktu dari mulai dari evakuasi sampai kondisi aman tercapai (Sujatmiko et al,
2014). Beberapa faktor yang mempengaruhi RSET adalah waktu deteksi api, tingkah
laku penghuni, waktu pergerakan, pencarian jalan keluar (Poon, 2014).
2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana?
2. Menjelaskan tujuan dari kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau
bencana?
3. Apa saja langkah-langkah dari kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau
bencana?
3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau
bencana.
2. Mengetahui tujuan dari kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana
3. Mengetahui langkah-langkah dari kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat
atau bencana.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat atau Bencana

Suatu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk meminimalkan dampak kerugian


atau kerusakan yang mungkin terjadi akibat keadaan darurat oleh karena kegagalan
teknologi, ulah manusia atau bencana yang dapat terjadi setiap saat dan dimana saja
(internal dan eksternal). Keadaan darurat adalah suatu keadaan tidak normal atau tidak
diinginkan yang terjadi pada suatu tempat/kegiatan yang cenderung membahayakan bagi
manusia, merusak peralatan/harta benda atau merusak lingkungan sekitarnya.

2. Tujuan Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat atau Bencana

Meminimalkan dampak terjadinya kejadian akibat kondisidarurat dan bencana


yang dapat menimbulkan kerugian fisik, material, jiwa, bagi sumber daya manusia
Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, dan pengunjung yang dapat mengganggu
operasional serta menyebabkan kerusakan lingkungan ataupun mengancam finansial dan
citra Rumah Sakit.

3. Langkah - langkah Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat atau Bencana

1. Identifikasi risiko kondisi darurat atau bencanaMengidentifikasi potensi keadaan darurat


di area kerja yang berasal dari aktivitas (proses, operasional, peralatan), produk dan jasa.
2. Penilaian analisa risiko kerentanan bencana Menilai risiko keadaan darurat di area kerja
yang berasaldari aktivitas (proses, operasional, peralatan), produk dan jasa. Analisis
kerentanan bencana terkait dengan bencana alam,teknologi, manusia, penyakit / wabah
dan hazard material.
3. Pemetaan risiko kondisi darurat atau bencanaPemetaan risiko kondisi darurat atau
bencana untuk menentukan skala prioritas.
4. Pengendalian kondisi darurat atau bencana
a. Menyusun pedoman tanggap darurat atau bencana
b. Membentuk Tim Tanggap Darurat atau Bencana
c. Menyusun SPO tanggap darurat atau bencana antara lain:
- Kedaruratan keamanan
- Kedaruratan keselamatan
- Tumpahan bahan dan limbah Bahan Berbahaya danBeracun (B3)
- Kegagalan peralatan medik dan non medic
- Kelistrikan
- Ketersediaan air
- Sistem tata udara

3
- Menghadapi bencana internal dan eksternal

d. Menyediakan alat/sarana dan prosedur keadaan darurat berdasarkan hasil


identifikasi.
e. Menilai kesesuaian, penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat keadaan
darurat oleh petugas yang berkompeten dan berwenang.
f. Memasang rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda pintu darurat sesuai
dengan standar dan pedoman teknis.
5. Simulasi kondisi darurat atau bencana.
A. Simulasi kondisi darurat atau bencana berdasarkanpenilaian analisa risiko
kerentanan bencana dilakukan terhadap keadaan, antara lain:
- Darurat air;
- Darurat listrik;
- Penculikan bayi;
- Ancaman bom;
- Tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
- Kebocoran radiasi;
- Gangguan keamanan;
- Banjir;
- Gempa bumi.
B. Memberikan pelatihan tanggap darurat atau bencana
C. Melakukan uji coba (simulasi) kesiapan petugas yang bertanggung jawab menangani
keadaan darurat yangdilakukan minimal 1 tahun sekali pada setiap gedung.

4
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Pengertian Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat atau Bencana
Suatu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk meminimalkan dampak kerugian
atau kerusakan yang mungkin terjadi akibat keadaan darurat oleh karena kegagalan
teknologi, ulah manusia atau bencana yang dapat terjadi setiap saat dan dimana saja
(internal dan eksternal). Keadaan darurat adalah suatu keadaan tidak normal atau tidak
diinginkan yang terjadi pada suatu tempat/kegiatan yang cenderung membahayakan bagi
manusia, merusak peralatan/harta benda atau merusak lingkungan sekitarnya.
b. Tujuan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat bencana
Meminimalkan dampak terjadinya kejadian akibat kondisidarurat dan bencana
yang dapat menimbulkan kerugian fisik, material, jiwa, bagi sumber daya manusia
Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, dan pengunjung yang dapat mengganggu
operasional serta menyebabkan kerusakan lingkungan ataupun mengancam finansial dan
citra Rumah Sakit.
c. Langkah-langkah
- Identifikasi risiko kondisi darurat atau bencanaMengidentifikasi potensi keadaan
darurat di area kerja yang berasal dari aktivitas (proses, operasional, peralatan),
produk dan jasa.
- Penilaian analisa risiko kerentanan bencana Menilai risiko keadaan darurat di area
kerja yang berasaldari aktivitas (proses, operasional, peralatan), produk dan jasa.
Analisis kerentanan bencana terkait dengan bencana alam,teknologi, manusia,
penyakit / wabah dan hazard material.
- Pemetaan risiko kondisi darurat atau bencanaPemetaan risiko kondisi darurat atau
bencana untuk menentukan skala prioritas.
- Pengendalian kondisi darurat atau bencana
- Simulasi kondisi darurat atau bencana.

2. SARAN

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya.

5
DAFTAR PUSTAKA

Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi darurat dan Bencana – Dr. Galih Endradita M


(wordpress.com)
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiB26mp07L7AhX4TGwGHY7HCV8QFnoECB0QAQ
&url=https%3A%2F%2Frepository.unair.ac.id%2F97307%2F4%2F4%2520BAB
%25201%2520.pdf&usg=AOvVaw1IEJjKd8iiJ1kXpxQ3K2DI
6

Anda mungkin juga menyukai