Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KESIAPAN KEDARURATAN K3

“SISTEM EVAKUASI KEDARURATAN”

Disusun Oleh :
Andi Khufita Rizky K011191101
Putri Febry K011191137
Muh. Taufiq Ihsanul K011191208

Kesiapan Kedaruratan K3 Kelas B

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITA HASANUDDIN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik.

Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Kesiapan Kedaruratan K3 dengan judul “Sistem Evakuasi Kedaruratan”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Makassar, 2 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Definisi Evakuasi Kedaruratan.....................................................................4
2.2 Fase Evakuasi................................................................................................4
2.3 Jalan Penyelamatan.......................................................................................4
2.4 Komponen Jalur Penyelamatan ....................................................................5
2.5 Penerapan Evakuasi Kedaruratan..................................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................8
3.1 Kesimpulan...................................................................................................8
3.2 Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja didefinisikan sebagai suatu upaya
perlindungan agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat
kerja senantiasa dalam keadaan yang sehat dan selamat serta sumber-sumber
proses produksi dapat dijalankan secara aman, efisien dan produktif (Maulana
Said Handayana, Suroto Suroto & Kurniawan 2016). Pemerintah Indonesia
telah mewajibkan kepada setiap pengusaha untuk memenuhi aspek
keselamatan kerja di segala tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan
hukum Republik Indonesia. Industri di Indonesia sendiri sangat beragam,
mulai dari industri perkebunan, pertambangan, minyak dan gas serta yang
lainnya. Dalam hal industri minyak dan gas, berbagai penyebab utama
kecelakaan kerja pada proyek ini sering kali adalah hal-hal yang berhubungan
dengan kegagalan material ataupun pekerja dalam hal melaksanakan
keselamatan kerja dengan baik, lokasi kerja yang berpindah-pindah dan
berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, ataupun waktu pelaksanaan
yang terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak
menggunakan tenaga kerja yang bervariasi dari yang terlatih sampai yang
tidak terlatih.
Kejadian gawat darurat merupakan keadaan dimana seseorang atau
banyak orang membutuhkan pertolongan segera, apabila tidak mendapatkan
pertolongan dengan segera maka dapat mengancam jiwa atau menimbulkan
kecacatan permanen. Kejadian gawat darurat yang sering terjadi di
masyarakat yaitu orang yang henti napas, henti jantung, tidak sadarkan diri,
kecelakaan, cedera, seperti patah tulang dan korban bencana. Penyebab
kejadian gawat darurat antara lain karena terjadinya kecelakaanlalu lintas,
penyakit, kebakaran maupun bencana alam. Kasus gawat darurat karena

1
kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematianutama di daerah
perkotaan (Miranti Florencia Iswari 2019).
Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuai korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana, undang-undang No. 24
tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Kesiagapan darurat adalah
sebuah program kegiatan jangka panjang yang tujuannya adalah untuk
memperkuat keseluruhan kapasitas dan kemampuan suatu negara atau
komunitas untuk mengelolah secara efisien semua jenis keadaan darurat dan
membawa transisi teratur dari bantuan melalui pemulihan, dan kembali
kepembangunan yang berkelanjutan. Hal ini membutuhkan rencana keadaan
darurat dikembangkan, personil pada semua tinggat dan disemua sektor
dilatih, dan komunitas yang menghadapi resiko di didik, dan bahwa tindakan
tersebut akan di pantau dan dievaluasi teratur, Menurut WHO dalam Risk
Reduction and Emergency Preparedness (2007) (Muhammad Isradi Zainal
2016).
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskann definisi dari evakuasi kedaruratan!
2. Jelaskan proses fase evakuasi!
3. Jelaskan yang dimaksud jalan penyelamatan (Emergency Exit)!
4. Apa saja komponen jalur penyelamatan!
5. Jelaskan bagaimana penerapan evakuasi kedaruratan saat bencana gempa
bumi dan kebakaran!
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari evakuasi kedaruratan
2. Mengetahui proses fase evakuasi
3. Mengetahui pengertian dari jalan penyelamatan

2
4. Mengetahui apa saja komponen jalur penyelamatan
5. Mengetahui cara meneraplan evakuasi kedaruratan saat bencana gempa
bumi dan kebakaran

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Evakuasi Kedaruratan


Evakuasi kedaruratan adalah suatu upaya pemindahan orang atau kelompok
penghuni yang dilakukan karena adanya suatu kondisi darurat yang memaksa
individu atau kelompok individu tersebut melakukan pengungsian ke tempat
yang aman. Proses evakuasi dapat dilakukan dengan pelaksanaan simulasi
tanggap darurat yang bertujuan untuk memberi gambaran nyata tentang proses
evakuasi yang harus dilakukan oleh pekerja, selain itu simulasi tanggap darurat
juga berguna untuk mengetahui estimasi waktu evakuasi yang dibutuhkan oleh
pekerja (Pradita, Ashari and Handoko, 2021).

2.2 Fase Evakuasi


Proses evakuasi memiliki dua fase, yaitu fase pre-evacuation dan fase
movement (Veronica, Suroto and Kurniawan, 2021). Fase pre-evacuation
merupakan sebuah tahap sebelum penghuni gedung meninggalkan ruangan,
sedangkan fase movement merupakan pergerakan dari penghuni gedung menuju
area aman ((Harmanto et al., 2015

2.3 Jalan Penyelamatan (Emergency Exit)


Jalan penyelamatan adalah salah satu sarana keamanan yang perlu
diperhatikan dalam merencanakan sebuah gedung. Hal yang pertama sekali
dilakukan jika terjadi keadaan darurat adalah mencari jalan keluar dari gedung
dengan jalur yang tepat dan aman. Kualitas jalur keselamatan dan manajemen
penanggulangan bencana yang baik dapat terjamin keselamatan pengguna
bangunan pada saat terjadi bencana.
Jalan penyelamatan (Emergency Exit) adalah sarana penyelamatan yang
harus dimiliki suatu bangunan gedung untuk mengevakuasi penghuni apabila

4
terjadi keadaan darurat. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008,
bahwa jalan penyelamatan atau evakuasi, adalah jalur perjalanan yang menerus
(termasuk jalan ke luar, koridor atau selasar umum dan sejenis) dari setiap bagian
bangunan gedung termasuk di dalam unit hunian tunggal ke tempat yang aman.
Jalan keluar (Exit Route) adalah jalan yang terus menerus dan tidak terhalang
selama perjalanan keluar dari setiap titik dalam ruangan ke tempat yang aman.
Jalur keluar terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu koridor yang merupakan jalur yang
mengarah untuk keluar dari bangunan, pintu keluar yang umumnya terpisah
untuk memberikan perlindungan dalam perjalan, dan tempat kumpul yang berada
di luar bangunan atau ruang terbuka (Fattah, Afifuddin and Munir, 2017).

2.4 Komponen Jalur Penyelamatan


Adapun fasilitas sarana kelengkapan jalur keselamatan yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut (Fattah, Afifuddin and Munir, 2017):
 Pintu Darurat
 Tangga Darurat
 Koridor dan Arah Penunjuk Jalan Keluar
 Lift Kebakaran
 Sumber Daya Listrik Darurat
 System Peringatan Bahaya
 Eksit Pelepasan
 Penandaan Sarana Jalan Keluar
 APAR
 Sprinkler

2.5 Penerapan Evakuasi Kedaruratan


1. Bencana Gempa Bumi

5
 Apabila terjadi gempa, lindungi kepala dengan tangan, tas atau benda
yang ringan lainnya, sembunyi atau berlindung di bawah meja yang
kuat, dan di pojok kolom bangunan (segitiga kehidupan), menjauh dari
kaca.
 Setelah gempa berhenti, segera bangun tetap melindungi kepala, dan
evakuasi diri keluar melalui jalur evakuasi yang telah disepakati menuju
titik kumpul dengan memprioritaskan kelompok rentan atau yang
luka, jangan kembali untuk alasan apapun; Turun atau berlarilah ikuti
arah tanda keluar, jangan panik, saling membantu untuk memastikan
evakuasi selamat. Wanita tidak boleh menggunakan sepatu hak tinggi
dan stoking pada saat evakuasi.
 Setelah di titik kumpul tetap melindungi kepala dan jongkok, jauhi
bangunan tinggi, tiang listrik dan pohon besar; tetap berkumpul sambil
menunggu instruksi selanjutnya.
 Koordinator ruangan melakukan pengecekan terhadap para pegawai
yang ada di titik kumpul dan segera melapor ke koordinator pencarian,
penyelamatan dan evakuasi.
2. Bencana Kebakaran
 Tetap tenang dan jangan panik,
 Segera menuju tangga darurat yang terdekat dengan berjalan biasa
dengan cepat namun tidak berlari,
 Lepaskan sepatu hak tinggi karena menyulitkan dalam langkah kaki,
 Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor atau tas
tangan,
 Beritahu orang lain atau tamu yang masih berada didalam ruangan lain
untuk segera melakukan evakuasi,
 Bila pandangan tertutup asap, berjalanlah dengan merayap pada tembok
atau pegangan pada tangga, atur pernafasan pendek-pendek,

6
 jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-orang
dibelakang anda dan menghambat evakuasi,
 Segeralah menuju titik kumpul yang ada di tempat tersebut untuk
menunggu instruksi berikutnya.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Evakuasi kedaruratan adalah suatu upaya pemindahan orang atau
kelompok penghuni yang dilakukan karena adanya suatu kondisi
darurat yang memaksa individu atau kelompok individu tersebut
melakukan pengungsian ke tempat yang aman.
 Proses evakuasi memiliki dua fase, yaitu fase pre-evacuation dan fase
movement
 Jalan penyelamatan (Emergency Exit) adalah sarana penyelamatan
yang harus dimiliki suatu bangunan gedung untuk mengevakuasi
penghuni apabila terjadi keadaan darurat.
 Terdapat 10 dalam komponen jalur penyelamatan
3.2 Saran
Diperlukan edukasi tambahan kepada pekerja terkait pemahaman mereka
ketika terjadi keadaan darurat sehingga meminimalisir kejadian risiko
berbahaya yang dapat berdampak pada dirinya maupun perusahaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Zainal, M. I., & Umar, M. (2016). Dengan Menggunakan Metode Prosedur Standar
Oprasional Di Barge Pelangi Tirtamas 2 ( Studi Kasus : Pt . Pelangi Niaga Mitra
Internasional Kutai Kartanegara ). Program Studi D4 Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja, Universitas Balikpapan, 2.

Handayana, M., Suroto, S., & Kurniawan, B. (2016). Analisis Manajemen


Pelaksanaan Pada Kesiapsiagaan Dan Tanggap Darurat Di Gedung Perkantoran
X. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 4(1), 322–331.

Miranti Florencia Iswari 2019, ‘PELATIHAN TANGGAP BENCANA


TENTANG EVAKUASI DAN TRANSPORTASI KORBAN DI SMPN 30
PLAJU PALEMBANG’, Khidmah, vol. 2, no. 1, pp. 1–9, viewed 28 February
2022,

BPBD (2020) ‘Prosedur Peringatan Dini dan Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat’,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo,
https://bpbd.kulonprogokab.go.id/detil/348/prosedur-evakuasi.
Fattah, M. A., Afifuddin, M. and Munir, A. (2017) ‘Evaluasi Jalur Evakuasi Di
Bappeda Aceh’, Jurnal Teknik Sipil, 6(2), pp. 195–204.
Harmanto, O. et al. (2015) ‘Analisis Implementasi Sistem Evakuasi Pasien dalam
Tanggap Darurat Bencana Kebakaran Pada Gedung Bertingkat Di Rumah
Sakit X Semarang’, JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
3(April), pp. 555–562.
Pradita, T. A., Ashari, M. L. and Handoko, L. (2021) ‘Analisis Waktu Evakuasi
berdasarkan Simulasi Tanggap Darurat, Perhitungan SFPE, dan Simulasi
Software Pathfinder’. In Seminar K3 (Vol. 5, No. 1).
Veronica, R., Suroto and Kurniawan, B. (2021) ‘Analisis Tingkat Pengetahuan
Perawat Ruang Inap terhadap Sistem Evakuasi Pasien dalam Kesiapan
Menghadapi Bencana Kebakaran di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr Amino
Gonhoutomo Provinsi Jawa Tengah’, Journal of Public Health, 9(1), pp. 21–
26.

9
10

Anda mungkin juga menyukai