Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT

Disusun: Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesiapan Daruratan K3

Dosen Pengampu: Ir. Abdurrozaq Hasibuan, MT

Disusun Oleh:
Desi Fitri Ani Simamora (0801212365)
Wirdatul Jannah (0801212318)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2024
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam situasi keadaan darurat bencana sering terjadi kegagapan


penanganan dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi
kerusakan, sehingga mempersulit dalam pengambilan kebijakan untuk penanganan
darurat bencana. Sistem koordinasi juga sering kurang terbangun dengan baik,
Penyaluran bantuan, distribusi logistik sulit terpantau dengan baik sehingga
kemajuan kegiatan penanganan tanggap darurat kurang terukur dan terarah secara
obyektif. Situasi dan kondisi di lapangan yang seperti itu disebabkan belum
terciptanya mekanisme kerja pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat
Bencana dapat dilengkapi dengan tim lapangan untuk kesiagaan tanggap darurat
bencana yang ada di tempat kerja dengan memiliki gugus tugas yang terdiri dari
unit kerja ataupun pihak K3 sekalipun yang saling terkait dan merupakan satu
kesatuan sistem yang terpadu dalam penanganan Kedaruratan bencana.
Keselamatan dan kesehatan kerja sebagai suatu disiplin ilmu yang luas dengan
banyak spesialisasi yang diterapkan, sebagai pemeliharaan dan peningkatan derajat
fisik, mental, dan sosial pekerja pada setiap jenis pekerjaan mencegah munculnya
dampak buruk terhadap kesehatan pekerja yang disebabkan kondisi kerja dengan
pekerja ( ILO, 1996).

Kecelakaan yang disebabkan faktor alam, teknis atau manusia dapat


berakibat fatal dan berubah menjadi bencana yang dapat mengganggu dan
menghambat kegiatan pola kehidupan masyarakat atau jalannya operasi perusahaan
dan dapat mendatangkan kerugian harta benda atau korban manusia. Bila bencana
terjadi dan keadaan menjadi emergency, maka perlu ditanggulangi secara terencana,
sistematis, cepat, tepat dan selamat. Untuk terlaksananya penanggulangan
dimaksud perlu dibentuk Tim Tanggap Darurat yang terampil dan terlatih,
dilengkapi sarana dan prasarana yang baik serta sistem dan prosedur yang jelas.
Tim tersebut perlu mendapatkan pelatihan baik teori atau praktek paling sedikit

1
enam bulan sekali. Bagusnya kinerja Tim Tanggap Darurat akan sangat menentukan
berhasilnya pelaksanaan Penanggulangan Keadaan Emergency. Dan akhirnya
tujuan mengurangi kerugian seminimal mungkin baik harta benda atau korban
manusia akibat keadaan emergency akan dapat dicapai. Dalam hal Manajemen
Tanggap Darurat, Keadaan darurat bisa diartikan dalam beberapa definisi yang
berbeda-beda tergantung pada latar belakang dan konteks kejadiannya. Akan tetapi
pada dasarnya semua mengandung pengertian yang sama, yaitu suatu kejadian yang
tidak direncanakan dan tidak diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan
kesehatan baik manusia maupun mahluk hidup lain, serta menimbulkan kerusakan
pada bangunan, harta benda dan lain-lain. Seseorang yang terkena serangan
jantung, stroke atau demam yang tinggi bisa dikategorikan ke dalam keadaan
darurat. Demikian juga dengan kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan atau
pencemaran bahan kimia beracun di tempat kerja adalah beberapa contoh keadaan
darurat yang sering terjadi, yang semuanya itu tidak dapat diperkirakan kapan dan
di mana akan terjadi. Meskipun berbagai usaha pencegahan sudah dilakukan,
diorganisasi dan dikelola secara baik, akan tetapi keadaan darurat masih saja bisa
terjadi. Bahkan di instansi-instansi yang mempunyai keterlibatan dalam keadaan
darurat ini seperti Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta
Barat, yang pernah mengalami kejadian kebakaran dan perlu di tanggulangi,
dimana pada saat itu sebagian internal Rumah Sakit ikut dalam hal tanggap darurat
bencana untuk mengevakuasi seluruh pasien yang terkena dampak dari bencana
kebakaran tersebut. Maka untuk itu kita harus selalu mengembangkan kemampuan
kita tentang bagaimana memanage keadaan darurat mulai dari persiapan, latihan
dan penanggulangan darurat sampai pada bagaimana mencegah terjadinya atau
terulangnya keadaan darurat. Pencegahan disini adalah berupa totalitas pelaksanaan
program-program K3 mulai dari tingkat nasional, perusahaan sampai ke tingkat
personal dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja sekaligus meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini tercermin dalam pokok –
pokok pikiran dan pertimbangan dikeluarkannya UU No. 1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja yaitu bahwa tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas

2
keselamatan dalam melakukan pekerjaan dan setiap orang lainnya yang berada di
tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu keadaan darurat?
2. Apa saja jenis-jenis keadaan darurat?
3. Apa saja prosedur dari tanggap darurat?
4. Bagaimana penanggulangan tanggap darurat?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu emergency.
2. Mengetahui apa itu tanggap darurat.
3. Menambah informasi tentang prosedur serta penanggulangan tanggap darurat.

3
LANDASAN TEORI

1.1 Definisi Tanggap Darurat


Emergency atau keadaan darurat adalah suatu kondisi yang tidak diinginkan
yang dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa dapat diduga sebelumnya. Kejadian gawat
darurat merupakan kejadian yang terjadi sangat cepat dan tiba-tiba sehingga sulit
diprediksi kapan dan dimana terjadi ( Armi, 2020). Konsekuensinya apabila kondisi
tersebut terjadi akan sangat mempengaruhi sebagian atau bahkan semua kegiatan
proses produksi dan aktifitas yang dilaksanakan, kejadian tersebut dapat juga
mengakibatkan kerugian yang sangat besar baik terhadap fasilitas yang ada maupun
jiwa manusia,(Markkanen, 2004). Jika sistem yang ada tidak dapat mengendalikan
keadaan. Situasi keadaan darurat bencana sering menimbulkan kegagapan
penanganan dan kesimpangsiuran informasi data korban maupun kondisi
kerusakan, sehingga mempersulit dalam pengambilan kebijakan untuk penanganan
darurat bencana. Oleh sebab itu persiapan dan antisipasi dari seluruh jajaran
terhadap semua kemungkinan keadaan darurat dan fasilitas sangat diperlukan,
persiapa-persiapan yang dilakukan tentunya harus mencakup segala sumber daya
yang ada baik manusia, peralatan maupun sistem proses produksi yang ada.
(Prestandard, F 2000).

Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera


pada saat keadaan darurat untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, pelindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta
pemulihan prasarana dan sarana.

Istilah dan Definisi Tanggap Darurat Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1) APAR atau alat pemadam api ringan (fire extinguisher) adalah alat yang dipakai
untuk memadamkan api/kebakaran pada tahap dini untuk mencegah kebakaran
berskala besar.

4
2) Assembly Point (tempat berkumpul) adalah tempat evakuasi sementara untuk
tiap kejadian kebakaran, gempa bumi, tumpahan bahan kimia, bencana alam,
huru hara, dan lain-lain.
3) Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat
sehingga menyebabkan kerugian yang meluas kepada kehidupan masyarakat
dari segi materi, ekonomi, atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan
masyarakat tersebut untuk mengatasinya dengan menggunakan sumber daya
mereka sendiri.
4) Emergency Exit adalah pintu keluar darurat yang dapat diakses apabila terjadi
keadaan darurat.
5) Emergency Route atau Jalur Evakuasi darurat adalah rute darurat yang
digunakan apabila terjadi keadaan darurat.
6) Gempa bumi adalah suatu guncangan yang cepat di bumi disebabkan oleh
patahan atau pergeseran lempengan tanah di bawah permukaan bumi.
7) Keadaan Darurat (Emergency), diartikan sebagai keadaan dimana terjadi
kebakaran, ledakan peralatan, bencana alam (letusan gunung berapi, gempa
bumi), tumpahan bahan kimia B3 dan Non B3, bocoran gas beracun, blow out
serta bahaya-bahaya lain yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan atau
korban manusia.
8) Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung cepat dari
suatu bahan yang disertai dengan timbulnya nyala api atau penyalaan.
9) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan
kerja termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menjuju tempat
kerja dan pulang ke rumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui.
10) Tanda Peringatan adanya keadaan bahaya adalah adanya bunyi alarm panjang
sebanyak satu kali. Bila keadaan telah aman akan diumumkan kembali dengan
alarm pendek sebanyak tiga kali.

1.2 Tujuan Tangap Darurat

5
Tujuan tanggap darurat adalah untuk memberikan bantuan cepat kepada orang-
orang yang terkena dampak bencana atau keadaan darurat lainnya, dengan tujuan
menyelamatkan nyawa, melindungi harta benda, dan membantu pemulihan.
Adapun tujuan secara rinci tanggap darurat adalah sebagai berikut :
1. Berkurangnya sasaran risiko bencana
2. Mengurangi resiko bencana
3. Peningkatan pelayanan tanggap darurat bencana
4. Peningkatan pelayanan pasca bencana melalui kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi.
5. Pengkajian yang tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya
6. Penentuan status keadaan darurat bencana
7. Penyelamatan dan mengumumkan masyarakat terkena bencana
8. Pemenuhan kebutuhan dasar
9. Perlindungan terhadap kelompok rentan
10. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital

1.3 Jenis-Jenis Situasi Darurat

Situasi Darurat adalah situasi yang lain dari situasi normal yang mempunyai
Kecenderungan atau potensi membahayakan, baik bagi keselamatan manusia, harta
benda maupun lingkungan. Kecelakaan pada pekerja dapat terjadi setiap saat dalam
lingkungan kerja, untuk melindungi para pekerja dan mencegah risiko dalam suatu
aktivitas kerja, setiap pihak harus memperhatikan ketentuan yang telah ditentukan
terutama yang menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja, baik dalam situasi
normal maupun darurat.

Situasi darurat merupakan suatu keadaan, kondisi atau kejadian yang tidak
normal dimana keadaan ini terjadi secara tiba-tiba. Situasi ini dapat pula
menimbulkan dampak negatif pada lingkungan sekitarnya, mengganggu kegiatan
yang ada, organisasi serta komunitas yang sedang beraktivitas saat itu, maka dari
itu situasi ini harus segera dilakukan penanggulangan. Situasi darurat dapat berubah

6
menjadi bencana (disaster) yang mengakibatkan banyak korban atau kerusakan.
Pada umumnya jenis jenis situasi darurat terbagi menjadi 3 yaitu:

1. Natural Hazard (bencana alamiah), situasi ini terjadi karena adanya keadaan
alam yang kurang baik atau sering terjadi karena bencana alam. Contohnya
:
• Banjir
• Kekeringan
• Angin topan
• Gempa
• Petir
• Tsunami
• Kebakaran hutan atau lahan
2. Technological Hazard (Kegagalan Teknis), merupakan ancaman atau
bahaya yang timbul dari penggunaan atau keberadaan teknologi.
• Pemadaman listrik
• Peristiwa kebakaran atau ledakan
• Kecelakaan kerja atau kecelakaan lalu lintas
• Kebocoran nuklir
3. Huru Hara, merupakan keadaan kacau atau kerusuhan yang biasanya terjadi
secara tiba-tiba dan menyebabkan kekacauan serta ketidakamanan di suatu
tempat.
• Perang
• Kerusuhan
• Demo anarkis

1.4 Prosedur Darurat


Prosedur situasi darurat ialah tata cara atau pedoman kerja dalam menanggulangi
suatu situasi darurat, dengan maksud untuk mencegah atau mengurangi kerugian
lebih lanjut atau semakin besar. Pada umumnya prosedur darurat terbagi menjadi 2
macam yaitu sebagai berikut:

7
1. Prosedur Intern (Lokal)
Prosedur intern ini merupakan pedoman pelaksanaan untuk masing-masing
bagian atau departemen, dengan pengertian keadaan darurat yang telah terjadi
masih dapat diatasi oleh bagian-bagian yang bersangkutan, tanpa melibatkan
bagian-bagian yang lain.
2. Prosedur Umum (Utama)
Merupakan pedoman perusahaan secara keseluruhan dan telah menyangkut
keadaan darurat yang cukup besar atau paling tidak dapat membahayakan
bagian-bagian lain atau daerah sekitarnya. Prosedur darurat banyak diterapkan
sesuai dengan bidang dimana keadaan darurat itu terjadi, setiap bidang atau
lingkungan kerja memiliki prosedur darurat yang berbeda satu dengan yang
lainnya.

1.5 Kategori Keadaan Tanggap Darurat


a. Keadaan Darurat Tingkat I (Tier I)
Merupakan keadaan darurat yang berpotensi mengancam nyawa manusia dan
harta benda (asset), yang secara normal dapat diatasi oleh personil jaga dan suatu
instalasi atau pabrik dengan menggunakan prosedur yang telah dipersiapkan, tanpa
perlu adanya regu bantuan yang dikonsinyir. Keadaan darurat kategori ini
mempunyai satu atau lebih karakter sebagai berikut:
• Kecelakaan skala kecil atas suatu daerah tunggal atau satu sumber saja
• Kerusakan asset atau luka korbannya terbatas
• Karyawan yang bertugas dengan alat yang tersedia dibantu regu tanggap darurat
sudah cukup untuk menanggulanginya
b. Keadaan Darurat Tingkat II (Tier II)
Merupakan suatu kecelakaan besar di mana semua karyawan yang bertugas
dibantu dengan peralatan dan material yang tersedia diinstalasi/pabrik tersebut,
tidak lagi mampu mengendalikan keadaaan darurat tersebut, sehingga
mengakibatkan terjadinya beberapa korban manusia. Karakteristiknya sebagai
berikut:

8
• Meliputi beberapa unit atau beberapa peralatan besar yang dapat melumpuhkan
kegiatan instalasi/pabrik.
• Dapat merusak harta benda pihak lain didaerah setempat(diluar daerah
instalasi).
• Tidak dapat dikendalikan oleh tim tanggap darurat dan dalam pabrik itu sendiri,
bahkan harus minta bantuan pihak luar.
c. Keadaan Darurat Tingkat III (Tier III)
Merupakan keadaan darurat berupa malapetaka/bencana yang dahsyat dengan
akibat lebih besar dibandingkan dengan Tier II, dan memerlukan bantuan,
koordinasi pada tingkat nasional. Contoh: bencana alam seperti gempa bumi,
tsunami.

1.6 Prosedur Tanggap Darurat


Prosedur tanggap darurat adalah tata cara dalam mengantisipasi keadaan darurat,
secara garis besarnya meliputi:
1. Rencana atau rancangan dalam menghadapi keadaan darurat.
Rencana atau rancangan menghadapi keadaan darurat dimaksudkan untuk
mempersiapkan koordinasi dan petunjuk bagi rencana kegiatan
organisasi/perusahaan, kesiagaan untuk bertindak dan mendeteksi kejanggalan
pada kegiatan organisasi (pada proses pelayanan) dan/atau gejala alam, dimana
diduga kemungkinan akan adanya kecelakaan baik perseorangan, gangguan
diwilayah kerja atau kekacauan lingkungan. Penyusunan rencana/rancangan
tersebut diatas, mengacu pada informasi sebagai berikut :
a) Kemungkinan akan bahaya.
b) System peringatan bahaya.
c) Prosedur pengaturan tugas & bertindak.
d) Manajemen dan kontrol.
e) Komunikasi di lapangan.
f) Urutan Kuasa.
g) Tindakan atau kegiatan anggota.
h) Pusat organisasi keadaan darurat

9
i) Prosedur pemindahan ( evakuasi )
j) Kelompok penolong.
k) Modal.
Tanda dan peringatan yang baik dan benar untuk menghadapi keadaan darurat
dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing, seperti:
a). Deteksi kebakaran
b). Alarm kebakaran
c). System peralatan deteksi
d). Teriakan para pekerja.
e). Peringatan dari luar.
Rencana atau rancangan tersebut harus berisikan informasi yang memungkinkan
siapa saja untuk bisa menguasai keadaan darurat, seperti membunyikan alarm dan
memberitahukan kepada atasan mereka secepatnya.
2. Pendikan dan latihan
Pendidikan dan latihan dalam menghadapi keadaan darurat, dimaksudkan selain
itu untuk memastikan perlindungan yang maksimal bagi jiwa dan kekayaan
(gedung, mesin/ peralatan, kendaraan dan lain-lain), juga untuk mengurangi
timbulnya situasi dengan akibatnya yang merugikan. Urutannya utama yang harus
dapat dimengerti oleh para pekerja adalah mengerti dan memahami kegunaan dari
prosedur tanggap darurat dan rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan
darurat serta memahami semuanya sesuatu tempat yang berhubungan dengan
prosedur penanggulangannya.
3. Penanggulangan Keadaan darurat
Dalam hal menangani/ menanggulangi keadaan darurat, khususnya
dilingkungan industri baik industri barang maupun industri jasa, diperlukan usaha
bersama dari keseluruhan tim penyelamat(Menyelamatkan tim). Untuk kelompok-
kelompok tim penanggulangan keadaan darurat (Keadaan darurat tanggapan tim)
harus sudah terbentuk dengan nama khusus, tindakan-tindakan dan kepada siapa
harus dilaporkan dan koordinasi apa yang ada. Berikut ini adalah kelompok
penanggulangan keadaan darurat bisa terbentuk:
a. Pusat koordinator sebagai pos komando.

10
b. Tim penyelamat yang berpengalaman dibidang pertolongan pertama.
c. Tim/regu Pemadam Kebakaran.
d. Keamanan(Satuan Pengamanan/SATPAM).
e. Anggota staf lain yang terpilih.
4. Pemindahan dan penutupan.
Pada saat keadaan darurat, pastikan untuk menutup/menghentikan
kegiatan/pekerjaan dan melakukan menyampaikan(pemindahan)keseluruhan
pekerja dari tempat kejadian. Evakuasi ini harus selalu disetujui oleh pejabat
tertinggi dari jajaran manajemen atau seandainya tidak ada ditempat bisa presentasi
oleh pejabat dibawahnya, sesuai jenjang organisasi organ yang telah ditetapkan.
Anggota tim/regu penyelamat harus selalu bersedia merelakan diri tinggal ditempat
kejadian, kecuali dalam bahaya atau sesuai dengan petunjuk manajer senior.
Rancangan dan tanggap darurat, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
proses manajemen. Komitmen dan kebijakan manajemen dalam menyikapi upaya
pencegahan kerugian akibatnya keadaan darurat, Saya rupakan "kunci” untuk
mengendalikan risiko yang mungkin terjadi sehingga dapat mencegah dan atau
meminimalisir kerugian. Sikap waspada dan kesadaran serta disiplin yang tinggi
dan penuh tanggung jawab dari keseluruhan tidak yakin yang terlibat baik pimpinan
perusahaan maupun tenaga kerja, akan pentingnya mematuhi ketentuan yang
ditetapkan dalam prosedur tanggap darurat untuk tetap terpeliharanya pelayanan
yang prima terhadap keselamatan tenaga kerja, dapat diciptakan melalui pendidikan
dan latihan yang berkualitas.

1.7 Rencana Tanggap Darurat

Rencana Tanggap Darurat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh


seluruh masyarakat lingkungan kerja yang bertujuan untuk mengantisipasi
datangnya keadaan darurat sehingga semua orang pada saat itu mengetahui hal-hal
apa saja yang harus dilakukan untuk selamat. Alasannya sederhana, karena kita
tidak tahu kapan bencana itu datang, maka dari itu kita membutuhkan ketersediaan
kita untuk menghadapinya. Bencana berdampak pada kerugian. Berikut ini
kerugian yang mungkin dapat terjadi:

11
• Kecelakaan yang menimpa pada karyawan, tamu perusahaan, atau lainnya dari
yang teringan seperti luka sampai yang terberat atau korban jiwa.
• Gangguan kesehatan baik secara fisik maupun mental
• Kerusakan aset, meskipun kerugian ini bersifat finansial, namun dapat
mengakibatkan kerugian secara ganda karena hilangnya proses kegiatan.
• Terhentinya kegiatan operasi perusahaan, yang berakibat terhentinya proses bisnis
yang menyangkut kredibilitas dan komitmen terhadap pelayanan pelanggan dalam
penanganan kondisi darurat, diperlukan pemahaman secara perspektif dalam
penanganan secara totalitas terhadap dampak adanya risiko bahaya.
• Komitmen pemilik dan pengelola instalasi proses produksi serta penghuni
bangunan
• Perencanaan tentang antisipasi penanggulangan keadaan darurat dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia dan telah disiapkan yang memuat antara
lain organisasi dalam bentuk koordinasi, tugas dan tanggung jawab secara jelas dan
prosedur operasional penanggulangan keadaan darurat.
• Penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan handal ketika dibutuhkan
• Penyediaan sumber daya manusia sesuai dengan kompetensinya
• Pembinaannya secara berkesinambungan dalam bentuk sosialisasi peningkatan
kesadaran guna merubah perilaku selamat baik dalam keadaan normal maupun
dalam keadaan darurat
• Pelatihan simulasi darurat secara berkala dan evaluasi pelaksanaannya agar semua
insan pelaku dalam organisasi tanggap darurat menjadi familiar dengan tugas dan
tanggung jawab, serta semua sistem/sarana/peralatan darurat selalu siap pakai jika
dibutuhkan.

1.8 Penanggulangan Keadaan Tanggap Darurat


Dalam hal menangani atau menanggulangi keadaan darurat, khususnya
dilingkungan industri baik industri barang maupun industry jasa, diperlukan usaha
bersama dari seluruh tim penyelamat (Rescue Team). Untuk itu kelompok-
kelompok tim penanggulangan keadaan darurat (Emergency Response Team)
harus sudah dibentuk dengan nama khusus, tindakan-tindakan dan kepada siapa

12
harus dilaporkan dan koordinasi apa yang ada. Berikut ini adalah kelompok
penanggulangan keadaan darurat yang bisa dibentuk :
a) Pusat Koordinator selaku Pos Komando.
Pusat koordinasi atau pos komando adalah pusat atau lokasi tempat informasi
dan keputusan diambil serta dikomunikasikan selama suatu kegiatan atau
kejadian, seperti dalam manajemen bencana atau operasi militer. Ini adalah titik
pusat di mana berbagai informasi dari berbagai sumber dikumpulkan, dianalisis,
dan dijadikan dasar untuk mengkoordinasikan respons atau tindakan.
b) Tim Penyelamat yang berpengalaman di bidang Pertolongan Pertama
Tim penyelamat di bidang pertolongan pertama merupakan seseorang yang
berpengalaman di bidang penyelamatan pertama umumnya adalah paramedis,
petugas medis darurat, atau instruktur pertolongan pertama yang telah menjalani
pelatihan dan sertifikasi yang sesuai.
c) Tim atau Regu Pemadam Kebakaran.
Tim atau regu pemadam kebakaran adalah orang-orang yang terlatih dan
dilengkapi dengan peralatan khusus untuk memadamkan kebakaran dan
menyelamatkan orang-orang dari bahaya yang disebabkan oleh api. Mereka
biasanya bekerja di bawah otoritas badan pemadam kebakaran setempat.
d) Keamanan ( Satuan Pengamanan/SATPAM).
Membentuk tim keamanan atau satpam adalah langkah yang penting untuk
meningkatkan keamanan di suatu tempat. Pastikan anggota tim dilatih dengan
baik untuk menghadapi situasi darurat dan memiliki peralatan yang diperlukan.
e) Anggota staf lain yang terpilih..
Anggota staf lain yang terpilih dalam situasi darurat dapat bervariasi tergantung
pada kebutuhan dan keahlian yang diperlukan. Misalnya, seorang yang terlatih
dalam pertolongan pertama, seseorang dengan pengalaman pengendalian
kerusuhan, atau seorang yang ahli dalam komunikasi darurat dapat menjadi
pilihan yang tepat.

13
KESIMPULAN

Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera


pada saat keadaan darurat untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, pelindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta
pemulihan prasarana dan sarana. Tujuan tanggap darurat adalah untuk memberikan
bantuan cepat kepada orang-orang yang terkena dampak bencana atau keadaan
darurat lainnya, dengan tujuan menyelamatkan nyawa, melindungi harta benda, dan
membantu pemulihan. Jenis jenis situasi darurat ada 3 yaitu natural hazard,
Technological Hazard, dan huru hara. Prosedur situasi darurat ialah tata cara atau
pedoman kerja dalam menanggulangi suatu situasi darurat, dengan maksud untuk
mencegah atau mengurangi kerugian lebih lanjut atau semakin besar. Pada
umumnya prosedur darurat terbagi menjadi 2 macam yaitu sebagai berikut:
prosedur Intern (Lokal ) dan prosedur umum. Kategori keadaan darurat ada tiga
macam yaitu Keadaan Darurat Tingkat I (Tier I), keadaan Darurat Tingkat II (Tier
II), keadaan Darurat Tingkat III (Tier III). Prosedur tanggap darurat tata cara dalam
mengantisipasi keadaan darurat, secara garis besarnya meliputi rencana atau
rancangan dalam menghadapi keadaan darurat, pendidikan dan latihan, dan
penanggulangan tanggap darurat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Maulana Said Handayana, Suroto, Bina Kurniawan, 2016, Analisis Manajemen


Pelaksanaan Pada Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat di Gedung Perkantoran
X, Semarang, Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Fajria Lola Sagita, Sari Nurulita, 2022, Analisis penerapan Keadaan Darurat Di
PT TJP, Binawan Student Journal.
https://id.scribd.com/document/367721086/Makalah-Tanggap-Darurat
https://id.scribd.com/document/484257261/MAKALAH-TANGGAP-DARURAT-docx
https://bpbd.bogorkab.go.id/bencana-dan-manajemen-bencana/
https://www.pn-samarinda.go.id/index.php/hubungikami/prosedur-peringatan-dini-dan-
keadaan-darurat

15

Anda mungkin juga menyukai