Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Keadaan Darurat


Keadaan darurat bisa diartikan dalam beberapa definisi yang berbeda-beda
tergantung pada latar belakang dan konteks kejadiannya. Akan tetapi pada
dasarnya semua mengandung pengertian yang sama, yaitu suatu kejadian
yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan yang dapat membahayakan
jiwa dan kesehatan baik manusia maupun mahluk hidup lain, serta
menimbulkan kerusakan pada bangunan, harta benda dan lain-lain. Seseorang
yang terkena serangan jantung, stroke atau demam yang tinggi bisa
dikategorikan ke dalam keadaan darurat. Demikian juga dengan kecelakaan
kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran bahan kimia beracun di tempat
kerja adalah beberapa contoh keadaan darurat yang sering terjadi, yang
semuanya itu tidak dapat diperkirakan kapan dan di mana akan terjadi.
Meskipun berbagai usaha pencegahan sudah dilakukan, diorganisasi dan
dikelola secara baik, akan tetapi keadaan darurat masih saja bisa terjadi.
Bahkan di instansi-instansi yang mempunyai keterlibatan dalam keadaan
darurat ini seperti Pusat Pengembangan Keselamatan Kerja dan Hiperkes dan
Mabes Polri di Jakarta, pernah mengalami kebakaran hebat. Untuk itu kita
harus selalu mengembangkan kemampuan kita tentang bagaimana memanage
keadaan darurat mulai dari persiapan, latihan dan penanggulangan darurat
sampai pada bagaimana mencegah terjadinya atau terulangnya keadaan
darurat. Pencegahan disini adalah berupa totalitas pelaksanaan program-
program K3 mulai dari tingkat nasional, perusahaan sampai ke tingkat
personal dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan sakit akibat kerja
Yang dapat dikategorikan dalam keadaan darurat (emergency) adalah keadaan-
keadaan yang tidak dapat ditangani dengan segera oleh petugas pada waktu
terjadinya insiden, menimbulkan ancaman/keresahan yang selanjutnya
dimungkinkan dapat mengakibatkan korban jiwa, menimbulkan kerusakan harta
benda dan melukai manusia, menimbulkan kerusakan peralatan yang membahayakan
(terjadinya ledakan, kebakaran, dsb), dan berpotensi untuk menimbulkan kerusakan
mahluk hidup dan lingkungan luar.
Adapun berdasarkan penyebabnya, keadaan darurat (emergency) dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Bencana alam (natural emergency)
Natural emergency adalah keadaan darurat yang disebabkan oleh kondisi alam
dan diluar kendali manusia, seperti banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran
hutan, dsb.
2. Bencana Karena perbuatan manusia (technological emergency)
Yang pertama harus diketahui adalah technological emergency terjadi sebagai
akibat dari kegagalan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
lingkungan kerja. Contoh-contoh dari emergency golongan ini yaitu kebakaran,
peledakan instalasi peralatan, kebocoran bahan kimia berbahaya, tumpahan
bahan-bahan beracun, kebocoran nuklir dan bencana akibat tindakan terorisme.

Menurut lokasi terjadinya dapat dibagi menjadi tiga yaitu

1. Local emergency
Yaitu keadaan darurat yang timbul akibat kejadian yang berdampak pada
bagian-bagian tertentu dalam suatu lokasi industri. Dalam hal ini dampak yang
ditimbulkan diharapkan dapat dikendalikan oleh petugas setempat, juga
diharapkan tidak terjadi penyebaran efek ke lokasi lain. Keadaan darurat ini
contohnya adalah kebocoran bahan kimia berbahaya di gudang, kebocoran
penutup dan kebocoran-kebocoran kecil lain.
2. On-site emergency
Adalah keadaan darurat yang berdampak pada manusia, harta benda dan
lingkungan dimana dampak tersebut menyebar ke seluruh bagian lingkungan
kerja. Pada keadaan ini fasilitas-fasilitas pelayanan keadaan darurat sangat
dibutuhkan. Contoh on-site emergency adalah kebakaran tangki penyimpan
bahan kimia mudah terbakar, pecahnya pipa instalasi dalam proses kimia
berbahaya, dsb.
3. Off-site emergency
Off-site emergency adalah keadaan darurat yang dampaknya dapat menyebar
ke seluruh lingkungan kerja dan lingkungan luar. Misalnya pada kasus kebakaran
dan peledakan tangki bahan bakar yang berkapasitas besar, kebocoran gas
beracun, kecelakaan transportasi bahan-bahan berbahaya, ancaman bom pada
instalasi proses kimia berbahaya, dsb.

B. Potensi Keadaan Darurat


Keadaan darurat dapat terjadi apabila suatu kondisi yang kurang
menguntungkan memiliki potensi bahaya yang dapat mengakibatkan keadaan
darurat. Segala bentuk yang memiliki potensi mengakibatkan keadaan darurat
haruslah diidentifikasi dan diberikan solusinya. Berikut merupakan beberapa
contoh potensi keadaan darurat :

1. Kebakaran yang tidak mampu dipadamkan Regu Pemadam Kebakaran


Perusahaan dalam waktu singkat.
2. Peledakan spontan pada tangki, bin, silo, dsb.
3. Kebocoran gas/cairan/bahan material berbahaya lainnya dalam sekala
besar dan tidak bisa diatasi dalam waktu singkat.
4. Bencana alam di lingkungan Perusahaan (Banjir, Gempa Bumi, Angin
Ribut, Gunung Meletus, dsb).
5. Terorisme (Ancaman Bom, Perampokan, dsb).
6. Demonstrasi/Unjuk Rasa/Huru-hara di dalam/di luar lingkungan
Perusahaan.
7. Kecelakaan / Keracunan Massal.

C. Tugas dan Fungsi Unit Tanggap Darurat


Unit Tanggap Darurat ialah unit kerja yang dibentuk untuk menanggulangi
keadaaan darurat dalam lingkungan suatu organisasi (perusahaan). Unit kerja
tersebut dibentuk dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan OHS
18001:2007 klausul 4.4.7 Emergency Preparedness and Response (Persiapan
Tanggap Darurat). Tugas dan Fungsi Unit Tanggap Darurat
1. Menentukan dan menanggulangi keadaan darurat Perusahaan.
2. Melaksanakan latihan tanggap darurat bersama serta melibatkan seluruh
karyawan secara berkala.
3. Melaksanakan pertemuan rutin/non-rutin kinerja Unit Tanggap Darurat.

Anda mungkin juga menyukai