Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ERGONOMI

ANTROPOMETRI

Disusun Oleh :

Aji Widyarta / R0215112

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen matakuliah Antropometri Tutug Bolet Atmojo.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan materi-materi yang penulis peroleh dari buku
panduan yang berkaitan dengan Antropometri, serta infomasi dari media massa yang
berhubungan dengan Antrpometri dan aplikasinya, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih
kepada pengajar matakuliah Antropometri atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah ikut andil dalam penyusunan
makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Antropometri dan aplikasinya,
khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan menuju arah
yang lebih baik.

Surakarta, 30 April 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

ANTROPOMETRI................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
A. Tujuan........................................................................................................................................5
B. Manfaat.....................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................................6
A. Definisi Antropometri................................................................................................................6
B. Keunggulan Dan Kelemahan Antropometri...............................................................................7
D. Alat Ukur Antropometri...........................................................................................................21
E. Contoh Produk Antropometri..................................................................................................21
BAB III..................................................................................................................................................25
PENUTUP.............................................................................................................................................25
SIMPULAN.......................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................26
Sjarifah, Ipop, dkk. Buku Pedoman Praktikum Semester II “Ergonomi 1”. 2013. Surakarta : D4
K3 FK UNS.................................................................................................................................26

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antropometri artinya ukuran dari tubuh. Kini, antropometri berperan penting


dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur.
Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu
populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal.
Terutamadalamhalperancanganruangdanfasilitasakomodasi.Perlunyamemperhatikanfakto
rergonomidalam proses rancangbangunfasilitasdalamdekadeinimerupakansesuatu yang
tidakdapatditunda.

4
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari perancangan pekerjaan-
pekerjaan yang dilaksanakan oleh manusia, sistem orang dan mesin, peralatan yang
dipakai manusia agar dapat dijalankan dengan cara yang paling efektif termasuk alat-alat
peragaan untuk memberi informasi kepada manusia. (Sutalaksana : "Teknik Tata Cara
Kerja"). Perhatian utama ergonomi adalah pada efisiensi yang diukur berdasarkan pada
kecepatan dan ketelitian performance manusia dalam penggunaan alat. Faktor keamanan
dan kenyamanan bagi pekerja telah tercakup di dalam pengertian efisiensi tersebut.
(Wesley E Woodson).
Kata anthropometri berasaldaribahasaYunani, yaitu anthroposyang
berartimanusia (man, human) dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Jadi, secara
definitive antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri menurut Stevenson ( 1989 ) dan
Nurmianto ( 1991 ) adalah suatu kumpulan data secara numerik yang berhubungan
dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan
dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Antropometri yaitu ilmu tentang
ukuran-ukuran tubuh, baik dalam keadaan statis atau dinamis.
Antropometri statis adalah ilmu dan penerapan yang berkaitan dengan ukuran-
ukuran tubuh manusia. Ukuran – ukuran tersebut digunakan untuk merencanakan tempat
kerja dan perlengkapannya yang menjamin sikap tubuh paling alamiah dan
memungkinkan dilakukan gerakan - gerakan yang dibutuhkan. Antropometri dinamis
adalah pengukuran kemampuan gerak tubuh untuk melaksanakan pekerjaan. Pengukuran
ini dilakukan sesuai dengan kemampuan gerakan normal dan maksimal.
Data mengenai perancangan fasilitas kerja, maupun lokasi dan perpindahan
kendali, ditentukan oleh karakteristik tubuh manusia. Antropometri membicarakan
ukuran tubuh manusia dan aspek-aspek pandangan dan medan visual, dapat membantu
mengurangi dan memperbaiki beban kerja dengan cara menyediakan tata letak tempat
kerja yang optimal, termasuk postur kerja yang baik serta landasan yang dirancang
dengan ukuran tubuh yang meliputi dimensi linier, berat, isi, ukuran, kekuatan, kecepatan
dan aspek lain dari gerakan tubuh.
Informasi ini diperlukan untuk merancang suatu sistem kerja agar menunjang
kemudahan pemakaian, keamanan dan kenyamanan dari suatu pekerjaan, sehingga
antropometri dapat juga diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara
struktur dan fungsi tubuh (termasuk bentuk dan ukuran tubuh) dengan desain alat – alat
yang digunakan manusia.Desain alat atau sistem kerja menggunakan data antropometri
5
akan sangat bermanfaat karena alat yang sesuai dengan kondisi fisik tubuh manusia yang
optimal dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas serta produktifitas kerja yang
merupakan tujuan dari penerapan ergonomi di lingkungan kerja.

A. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi antropometri

2. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan antropometri

3. Untuk mnegetahui data antropometri,cara pengukuran dan dimensi antropometri

4. Untuk mengetahui alat ukur yang digunakan untuk antropometri

5. Untuk mengetahui contoh produk antropometri

B. Manfaat

1. Dapat mengetahui definisi antropometri

2. Dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan antropometri

3. Dapat mnegetahui data antropometri, cara pengukuran dan dimensi antropometri

4. Dapat mengetahui alat ukur yang digunakan untuk antropometri

5. Dapat mengetahui contoh produk

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Antropometri

6
Antropometri berasal dari “anthro” yang memiliki arti manusia dan “metri”
yang memiliki arti ukuran. Antropometri adalah sebuah studi tentang pengukuran tubuh
dimensi manusia dari tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak (Survey, 2009).
Menurut (Wignjosoebroto, 2008), antropometri adalah studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia. Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran
tubuh manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan,
lingkar tubuh, panjang tungkai, dan sebagainya.
Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan
stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai
dan layak dengan dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean ( rata-
rata ) dan standar deviasinya dari satu distribusi normal
Antropometri mengkaji masalah tubuh manusia.Informasi ini diperlukan untuk
merancang suatu sistem kerja agar menunjang kemudahan pemakaian, keamanan dan
kenyamanan dari suatu pekerjaan, sehingga antropometri dapat juga diartikan sebagai
suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur dan fungsi tubuh ( termasuk
bentuk dan ukuran tubuh ) dengan desain alat – alat yang digunakan manusia.
Data antropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara
mengoperasikannya. Kesesuaian hubungan antara antropometri pekerja dengan alat yang
digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkat kelelahan, kemampuan kerja dan
produktivitas kerja. Antropometri juga menetukan dalam seleksi penerimaan tenaga
kerja, misalnya orang gemuk tidak cocok untuk pekerjaan di tempat suhu tinggi,
pekerjaan yang memerlukan kelincahan dan lain-lain. Menurut Pulat (1992), data
antropometri dapat digunakan untuk mendesain pakaian, tempat kerja, lingkungan kerja,
mesin, alat dan sarana kerja serta produk-produk untuk konsumen. Menurut Sutarman
(1972), bahwa dengan mengetahui ukuran antropometri tenaga kerja akan dapat dibuat
suatu desain alat-alat kerja yang sepadan bagi tenaga kerja yang akan menggunakan
dengan harapan dapat menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan dan estetika
kerja.
Hal-hal tersebut didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1) Manusia adalah berbeda satu sama lainnya. Setiap manusia mempunyai bentuk
dan ukuran tubuh yang berbeda-beda seperti tinggi-pendek, tua-muda, kurus-
gemuk, normal-cacat dan lain-lain. Tetapi kita sering hanya
mengatur/mendesain stasiun kerja dengan satu ukuran untuk semua orang.
7
Sehingga hanya orang dengan ukuran tubuh tertentu yang sesuai atau tepat
untuk menggunakan.
2) Manusia mempunyai keterbatasan, manusia sering mempunyai keterbatasan
baik fisik maupun mental.
3) Manusia selalu mempunyai harapan tertentu dan prediksi terhadap apa yang ada
di sekitarnya. Maka respon yang bersifat harapan dan prediksi tersebut harus
selalu dipertimbangkan dalam setiap desain alat dan stasiun kerja untuk
menghindarkan terjadinya kesalahan dan kebingungan pekerja atau pengguna
produk.

B. Keunggulan Dan Kelemahan Antropometri

1. Keunggulan Antropometri dengan beberapa syarat yang mendasari penggunaan


antropometri adalah:
a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas,
mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif
c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga oleh
tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
d. Biaya relatif murah
e. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.
f. Secara alamiah diakui kebenaranya.

2. Kelemahan Antropometri :
a. Tidak sensitif
b. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi,
dan validitas pengukuran antropometri gizi.
d. Kesalahan terjadi karena:
1) Pengukuran
2) Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
3) Analisis dan asumsi yang keliru
e. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
1) Latihan petugas yang tidak cukup

8
2) Kesalahan alat atau alat tidak ditera
3) Kesulitan pengukuran

C. Data Antropometri dan Pengukuran Antropometri

Data antropometri adalah data mengenai ukuran dimensi tubuh manusia. Data
antropometri diperoleh dari pengukuran bagian tubuh manusia. Dimensi tubuh manusia
untuk perancangan produk terdiri dari dua jenis, yaitu struktural dan fungsional. Dimensi
tubuh struktural yaitu pengukuran tubuh manusia dalam keadaan tidak bergerak.
Sedangkan dimensi tubuh fungsional adalah pengukuran tubuh manusia dalam keadaan
bergerak. Secara umum data antropometri yang sering digunakan untuk merancang
produk dan stasiun kerja adalah :
1. Antropometri Struktural (Statis)
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan
tubuh. Ada beberapa metode pengukuran tertentu agar hasilnya
representative. Disebut juga pengukuran dimensi struktur tubuh dimana
tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak (tetap tegak
sempurna). Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain
meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk,
ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau duduk,
panjang lengan, dan sebagainya. Antropometri struktural ini diantaranya:
tinggi selangkang, tinggi siku, tinggi mata, rentang bahu, tinggi pertengahan
pundak pada posisi duduk, jarak pantat-ibu jari kaki, dan tinggi mata pada
posisi duduk.
2. Antropometri Fungsional (Dinamis)
Antropometri fungsional adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri
fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-
gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan
kegiatannya. Hasil yang diperoleh merupakan ukuran tubuh yang nantinya
akan berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan tubuh
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Antropometri dalam posisi
tubuh melaksanakan fungsinya yang dinamis akan banyak diaplikasikan
dalam proses perancangan fasilitas ataupun ruang kerja.
3. Persentil

9
Persentil adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu
dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Sebagai
contoh, persentil ke-95 akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada
atau dibawah ukuran tersebut, sedangkan persentil ke-5 akan menunjukkan
5% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran itu. Dalam
antropometri, angka persentil ke-95 akan menggambarkan ukuran manusia
yang “terbesar” dan persentil ke-5 sebaliknya akan menunjukkan ukuran
“terkecil”. Bilamana diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan
95% dari populasi yang ada, maka diambil rentang 2.5-th dan 97.5-th
persentil sebagai batas-batasnya. Pemakaian nilai-nilai persentil yang
umum diaplikasikan dalam perhitungan data antropometri ada pada tabel
berikut.

a. Prinsip – Prinsip Penerapan Data Antropometri


1) Prinsip untuk Menentukan Rancangan Antropometri
Data antropometri adalah data-data dari hasil pengukuran yang
digunakan sebagai data untuk perancangan peralatan. Mengingat bahwa
keadaan dan ciri dapat membedakan satu dengan yang lainnya, maka dalam
perancangan yang digunakan data antropometri terdapat tiga prinsip yang
harus diperhatikan yaitu (Wignjosoebroto, 2003) :
a) Prinsipperancanganfasilitasberdasarkanindividuekstrim (minimum
ataumaksimum).
Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas
yang akan di rancang tersebut dapat di pakai dengan enak dan nyaman
oleh sebagian besar orang-orang yang akan memakainya. Contohnya
ketinggian kontrol maksimum digunakan tinggi jangkauan keatas dari
orang pendek, ketinggian pintu di sesuaikan dengan orang yang tinggi
dan lain-lain.
b) Prinsipperancanganfasilitas yang bisadisesuaikan.
Prinsip digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar
fasilitas tersebut dapat menampung atau bisa dipakai dengan enak dan
nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya. Biasanya
rancangan ini memerlukan biaya lebih mahal tetapi memiliki fungsi
yang lebih tinggi. Contohnya kursi kemudi yang bisa di atur maju-
10
mundur dan kemiringan sandarannya, tinggi kursi sekretaris atau tinggi
permukaan mejanya.
c) Prinsipperancanganfasilitasberdasarkanharga rata rataparapemakainya.
Prinsip ini hanya digunakan apabila perancangan berdasarkan
harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika
menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.
Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila
lebih banyak rugi daripada untungnya, ini berarti hanya sebagian kecil
dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika menggunakan
fasilitas tersebut.

b. Aplikasi Antropometri dalam Perancangan Fasilitas


Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara
lain dalam hal, (Menurut Wignjosoebroto, 2003) :
1) Perancangan area kerja(work station, mobile, interior, dan lain-lain).
2) Perancanganperalatankerjasepertimesin, equipment,
perkakasdansebagainya.
3) Perancanganproduk-produkkonsumtifsepertipakaian, kursi, meja,
dansebagainya.
4) Perancanganlingkungankerjafisik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa data antropometri dapat menentukan
bentuk, ukuran dan dimensi yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan
manusia yang akan mengoperasikanya atau menggunakan produk tersebut.
Dalam kaitan ini maka perancangan produk harus mampu mengakomodasikan
dimensi dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangan
tersebut.
Secara umum sekurang-kurangnya 90% - 95% dari populasi yang
menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk haruslah dapat
menggunakan produk tersebut. Untuk mendesain peralatan kerja secara
ergonomi yang digunakan dalam lingkungan sehari-hari atau mendesain
peralatan yang ada pada lingkungan seharusnya disesuaikan dengan manusia di
lingkungan tersebut. Apabila tidak ergonomics akan menimbulkan berbagai
dampak negative bagi manusia tersebut. Dampak negative bagi manusia tersebut
akan terjadi dalam jangka waktu pendek (short term) maupun jangka panjang
(long term).

11
c. Perancangan Produk atau Fasilitas dengan Ukuran Rata-Rata Data Antropometri
Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata–rata ukuran
manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali
mereka yang berbeda dalam ukuran rata–rata. Berkaitan dengan aplikasi data
antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun
fasilitas kerja, maka ada beberapa rekomendasi yang bisa diberikan sesuai
dengan langkah–langkah sebagai berikut :
(1) Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana
nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.
(2) Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam perancangan tersebut.
(3) Tentuka populasi terbesar yang harus di antisipasi, diakomodasikan dan
menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.
(4) Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan
tersebut untuk individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel,
ataukah ukuran rata–rata.
(5) Pilihlah persentase populasi yang harus diikuti ; 5%, 50% 95%
(6) Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya tetapkan
nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai.

Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data antropometri untuk bisa


diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk atau pun fasilitas kerja, maka
gambar berikut akan memberika informasi tentang berbagai macam anggota
tubuh yang perlu diukur.

Gambar 1.1 Data Antropometri Kepala


Keterangan :
(1) Panjang kepala.
(2) Lebar kepala.
(3) Diameter maksimum dari dagu.

12
(4) Dagu kepuncak kepala.
(5) Telinga kepuncak kepala.
(6) Telinga kebelakang kepala.
(7) Antara dua telinga.
(8) Mata kepuncak kepala.
(9) Mata kebelakang kepala.
(10) Antara dua pupil kepala.
(11) Hidung kepuncak kepala.
(12) Hidung kebelakang kepala.
(13) Mulut kepuncak kepala.
(14) Lebar mulut.

Gambar 1.2 Data antropometri yang diperlukan


Keterangan :
(1) Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala).
(2) Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
(3) Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
(4) Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
(5) Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukan).
(6) Tinggi tubuh dalam posisi duduk (dukur dari atas tempat duduk/pantat
sampai dengan kepala).
(7) Tinggi mata dalam posisi duduk.
(8) Tinggi bahu dalam posisi duduk.

13
(9) Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).
(10) Tebal atau lebar paha.
(11) Panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan ujung lutut.
(12) Panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari
lutut/betis.
(13) Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
(14) Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan
paha.
(15) Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk).
(16) Lebar pinggul/pantat.
(17) Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukan pada
gambar).
(18) Lebar perut
(19) Panjang siku yang diukur dari siku smpai dengan ujung jari–jari dalam posisi
siku tegak lurus.
(20) Lebar kepala.

(1) Panjang tangan diukur dari pergelangan tangan sampai dengan ujung jari.
(2) Lebar telapak tangan.
(3) Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar–lebar kesamping kiri–
kanan (tidak ditunjukan dalam gambar).
(4) Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai
dengan telapak tangan yang terjangkau lurus keatas (vertikal).
(5) Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya no
24 tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukan dalam gambar).
(6) Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampai ujung
jari tangan.

Data antropometri dibuat sesuai dengan ukuran tubuh laki–laki dan

perempuan, harga rata–rata ( Χ ), standar deviasi (sX) serta percentile tertentu


(5-th, 50-th dan 95-th).

d. Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan

14
Data antropometri untuk berbagai ukuran anggota tubuh baik yang
diukur dalam posisi tetap (structural body dimension) ataupun posisi bergerak
dinamis sesuai dengan fungsi yang bisa dikerjakan oleh anggota tubuh tersebut
(functional body dimension) dan dikelompokan berdasarkan nilai persentil dari
populasi tertentu akan sangat bermanfaat untuk menentukan ukuran-ukuran
yang harus diakomodasikan pada saat perancangan sebuah produk, fasilitas
kerja maupun stasiun kerja. Persoalan yang paling mendasar dalam
mengaplikasikan data antropometri dalam proses perancangan adalah
bagaimana bisa menemukan dimensi ukuran yang paling tepat untuk rancangan
yang ingin dibuat agar bisa mengakomodasikan mayoritas dan potensial
populasi yang akan menggunakan/mengoperasikan hasil rancangan tersebut.
Dalam hal ini ada dua dimensi rancangan yang akan dijadikan dasar
menentukan minimum dan/atau maksimum ukuran yang umum ingin
ditetapkan, yaitu :
1) Dimensi jarak ruangan (clearance dimensions), yaitu dimensi yang
diperlukan untuk menentukan minimum ruang (space) yang diperlukan
orang untuk dengan leluasa melaksanakan aktivitas dalam sebuah stasiun
kerja baik pada saat mengoperasikan maupunharus melakukan perawatan
dari fasilitas kerja (mesindanperalatan) yang ada. Jarak ruangan (clearance)
dalam hal ini dirancang dengan menetapkan dimensi ukuran tubuh yang
terbesar (upper percentile) dari populasi pemakai yang diharapkan. Sebagai
contoh pada saat kita merancang ukuran lebar jalan keluar - masuk
(personal aisle) kesebuah areal kerja, maka disini dimensi ukuran lebar
jalan akan ditentukan berdasarkan data antropometri (lebar badan) dengan
persentil terbesar (95th atau 97,5th percentile) dari populasi.
2) Dimensi jarak jangkauan (reach dimension), yaitu dimensi yang diperlukan
untuk menentukan maksimum ukuran yang harus ditetapkan agar mayoritas
populasi akan mampu menjangkau dan mengoperasikan peralatan kerja
(tombolkendali, keyboard, dansebagainya) secara mudah dan tidak
memerlukan usaha (effort) yang terlalu memaksa. Disini jarak jangkauan
akan ditetapkan berdasarkan ukuran tubuh terkecil (lower percentile) dari
populasi pemakai yang diharapkan dan biasanya memakai ukuran 2,5th atau
5th percentile.

15
Berdasarkan dua dimensi rancangan tersebut diatas dan untuk
mengaplikasikan data antropometri agar bisa menghasilkan rancangan produk,
fasilitas maupun stasiun kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh dari populasi
pemakai terbesarnya (fitting the task to the man), maka ada tiga filosofi dasar
perancangan yang bisa dipilih sesuai dengan tuntutan kebutuhannya (Tayyari
dan Smith, 1997), yaitu :
1) Rancangan untuk ukuran rata-rata (design for average), yang banyak
dijumpai dalam perancangan produk/fasilitas yang dipakai untuk umum
(public facilities) seperti kursi kereta api, bus dan fasilitas umum lainnya
yang akan dipakai oleh orang banyak (problem utama jarang sekali
dijumpai orang yang memiliki dimensi ukuran rata-rata, sehingga
rancangan yang dibuat tidak akan bisa sesuai dengan ukuran mayoritas
populasi yang ada).
2) Rancangan untuk ukuran ekstrim (design for extreem), yang ditujukan
untuk mengakomodasikan mereka yang memiliki ukuran yang terkecil atau
yang terbesar (dipilih salah satu) dengan orientasi mayoritas populasi akan
bisa terakomodasi oleh rancangan yang dibuat.
3) Rancangan untuk ukuran yang bergerak dari satu ekstrim ke ekstrim ukuran
yang lain (design for range), yang diaplikasikan untuk memberikan
fleksibilitas ukuran (karena ukuran mampu diubah - ubah) sehingga mampu
digunakan oleh mereka yang memiliki ukuran tubuh terkecil maupun yang
terbesar (biasanya akan memakai ukuran dari range percentile 5th dan
95th ).

Selanjutnya untuk mengaplikasikan data antropometri dalam proses


perancangan ada beberapa langkah dan sistematika prosedur yang harus
ditempuh yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Tentukan terlebih dahulu mayoritas (potensi) dari populasi yang diharapkan
akan memakai/mengoperasikan produk/fasilitas rancangan yang akan
dibuat (seperti yang dilakukan dalam langkah penetapan target dan
segmentasi pasar).
2) Tentukan proporsi dari populasi (percentile) yang harusdiikuti, seperti 90th,
95th , 97,5th ataukah 99th percentile.
3) Tentukan bagian-bagian tubuh dan dimensinya yang akan terkait dengan
rancangan yang dibuat.

16
4) Tentukan prinsip ukuran yang harus diikuti apakah rancangan tersebut
untuk ukuran ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel (range), ataukah
menggunakan ukuran rata-rata.
5) Aplikasikan data antropometri yang sesuai dan tersedia, bilamana
diperlukan tambahkan dengan allowance untuk mengantisipasi ketebalan
pakaian yang harus dikenakan, pemakaian sarung tangan (gloves), dan
sebagainya.

e. Prinsip-prinsip perancangan stasiun kerja


Agar dapat menghasilkan rancangan stasiun kerja yang mampu
memberikan kondisi kerja yang efektif, efisien, nyaman dan aman, maka dalam
hal ini Tayyari dan Smith (1997) merekomendasikan enam prinsip umum untuk
diikuti, yaitu sebagai berikut :
1) Prinsip tentang apa-apa yang harus bisa dilihat dan di identifikasikan
dengan jelas oleh seorang pekerja pada posisi dimana seharusnya diaberada.
Untuk memenuhi prinsip ini, maka mekanisme display maupun kendali
(kontrol) baik ditinjau dari segi jumlah maupun jenis/tipikalnya haruslah
dirancang serta ditempatkan (layout) pada posisi dan jarak yang mudah
untuk dilihat, dimonitor serta dioperasikan.
2) Prinsip tentang apa-apa yang harus mampu didengar secara jelas oleh
seorang pekerja pada posisi dimana seharusnya dia berada. Apa yang harus
bisa didengar secara jelas tersebut meliputi kebutuhan untuk bisa
berkomunikasi lisan dengan pekerja lain (berada di stasiun kerja yang
berbeda), kebutuhan untuk mampu mendengarkan signal suara yang berasal
dari mesin ataupun fasilitas kerja yang
dioperasikandanmenjaditanggungjawabdalamhalpengawasannya,
dansebagainya.
3) Prinsip tentang ruang lingkup tugas (aktivitas) yang harus dikerjakan oleh
seorang pekerja dalam batas-batas area kerja yang menjadi tanggung
jawabnya. Dalam hal ini harus bisa dianalisa dan di identifikasikan gerakan-
gerakan kerja yang harus dilakukan oleh pekerja, terutama pada saat yang
bersangkutan harus berinteraksi dengan fasilitas kerja yang
dioperasikannya. Gerakan-gerakan kerja tersebut bisa berupa kegiatan
untuk mengangkat (lifting), membawa (transporting atau material
handling), atau mengatur letak (positioning atau loading-unloading)

17
material, dan sebagainya. Agar gerakan kerja tersebut bisa dilakukan secara
leluasa, maka diperlukan akses ruang yang cukup untuk dilalui oleh
pergerakan operator maupun peralatan material handling.
4) Prinsip tentang urutan kerja yang harus dilalui untuk penyelesaian sebuah
kegiatan. Disini harus dipahami benar kondisi alami dan urutan pekerjaan
yang harus diselesaikan oleh seorang pekerja.
5) Prinsip tentang perlunya ada ruang dan jarak (clearance) untuk memberikan
keleluasaan pada pekerja agar bisa bekerja dengan efektif, efisien, nyaman
dan aman. Analisa tekno-ekonomi dalam penetapan clearance yang harus
diberikan akan menentukan kelancaran aktivitas yang harus dilakukan, dan
disisi lain costs (untuk tambahan space) harus dijaga dalam batas-batas
yang seminimal mungkin.
Dimensi yang digunakan untuk mengukur antropometri

18
19
20
21
D. Alat Ukur Antropometri

Antropometer merupakan sebuah alat yang terdiri dari sebatang pipa


sepanjang 2000 mm, yang tersusun dari empat bagian dengan sebuah pegangan yang
dapat digeser ke atas atau kebawah dan sebuah pegangan stabil. Dalam masing-
masing pegangan ini dapat diisi sebatang jarum yang memungkinkan ukuran dibuat.
Pipa memiliki skala dengan ketepatan 1 mm. Atropometer dipergunakan untuk
pengukuran panjang seperti tinggi badan, panjangnya tulang pipa, namun tidak jarang
juga dipakai dalam pengukuran lebar badan menggantikan kaliper lengkung besar.

Gambar antropometri

E. Contoh Produk Antropometri

Kursi adalah contoh produk antropometri

Gambar contoh desain kursi antropometri

22
SIMBOL UKURAN
SIMBOL BAGIAN JOK MOBIL
DIMENSI ALLOWANCE

D10
A Tinggi kemudi setir bagian atas 4 cm
D16

D15
B Tinggi kemudi setir bagian bawah 4 cm
D16

D16

C Tinggi lutut D12 4 cm

D11

D12
D Tinggi pinggul 4 cm
D16

Jarak (lebar) antara dashboard ke


E D32
setir kemudi

Jarak (lebar) antara kemudi mobil ke


F D36
bagian punggung

Jarak (lebar) antara tumit kaki hingga


G D15
ke lutut

Jarak (lebar) antara tumit hingga ke D13


H
pinggul D15

D16

Jarak (lebar) antara tumit hingga ke D11


I
punggung D13

D15

23
SIMBOL DIMENSI KETERANGAN BESAR SUDUT

Sudut Besar sudut dari sudut


Sudut yang dibentuk antara kemudi dengan
J kemudi kemudi mobil adalah
garis normal horisontal kemudi.
mobil 200.

Besar sudut dari sudut


Sudut pedal Sudut yang dibentuk antara pedal kaki
K pedal rem kaki adalah
rem kaki dengan telapak kaki
300.

Sudut Sudut yang dibentuk oleh lengan kaki Besar sudut dari sudut
L pergelangan bawah dengan pergelangan kaki. Sudut pergelangan kaki
kaki pergelangan kaki ditunjukkan dengan q6 adalah 850<q6<950

Sudut yang dibentuk oleh lengan kaki atas Besar sudut dari sudut
M Sudut lutut dengan lengan kaki bawah. Sudut lutut lutut adalah
ditunjukkan dengan q5 1000<q5<1200

Sudut yang dibentuk oleh lengan tangan


Besar sudut dari sudut
N Sudut siku atas dengan lengan tangan bawah. Sudut
siku adalah 800<q3<900
siku ditunjukkan dengan q3

Besar sudut dari sudut


Sudut yang dibentuk oleh pinggang dengan
O Sudut paha bahu adalah
paha. Sudut paha ditunjukkan dengan q4
900<q4<1150

Sudut yang dibentuk oleh lengan atas Besar sudut dari sudut
P Sudut bahu dengan bahu yang ditunjang oleh badan. bahu adalah
Sudut bahu ditunjukkan dengan q2 150<q2<250

Sudut Sudut pinggul


pinggul Sudut yang dibentuk pinggul badan tubuh terhadap jok mobil
Q
terhadap jok terhadap jok mobil. memiliki besar sudut
mobil 1000<q7<1100

24
Contoh gambardesain kursi antropometri

Contoh gambar desain kursi antropometri.

25
BAB III
PENUTUP

SIMPULAN

1. Antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh


manusia baik statis maupun dinamis.

2. Keunggulan dari antropometri adalah pengukurannya mudah, dapat dilakukan


berulang – ulang, biayanya sedikit. Tetapi pengukurannya bersifat tidak
sensitif dan diluar gizi.

3. Pengukuran antropometri dapat dilakukan dengan mengolah data, aplikasi,


prinsip dan perencanaan.

4. Antropometer adalah alat antropometri yang berfungsi untuk untuk


pengukuran panjang seperti tinggi badan, panjangnya tulang pipa.

5. Aplikasi Antropometri, untuk melihat stasiun kerja maupun produk dengan


olahan data Antropometri yang telah ada.

26
DAFTAR PUSTAKA
Tarwaka, 2010. Ergonomi Industri. Surakarta : Harapan Press Solo.

Wignjosoebroto, Sritomo. 1993. Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja. Surabaya:
Guna Widya.

WIGNJOSOEBROTO, S. 2008. ErgonomiStudiGerakdanWaktu, Surabaya, GunaWidya.

Ergonomi fit. 2011. ErgonomidanAntropometri[Online]. Indonesia. Available:


http//http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/12/dna-dan-antropometri.html. [Accessed

Niebel,B.Wand Freivalds, A.1999. Methods, Standards and Work Design, 9th Ed. New
York : Mc Graw-Hill.

Nurmianto, Eko. 1991. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya : Prima
Printing.

27
Nurmianto, Eko. 1996.Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya Edisi Pertama, Jurusan
Teknik Industri ITS. Jakarta: PT. Candimas Metropole.

Sjarifah, Ipop, dkk. Buku Pedoman Praktikum Semester II “Ergonomi 1”. 2013.
Surakarta : D4 K3 FK UNS.

Suma’mur, P.K., (1996). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. CV. Hajimasagung.
Jakarta.

Sutalaksana, Iftikar Z. 1979. Teknik TataCara Kerj. MTI-ITB.

28

Anda mungkin juga menyukai