Anda di halaman 1dari 20

Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

Praktikum Laboratorium Terintegrasi 1


Antropometri dan Assessment Postur Kerja

Arival Novarios(1), Yola Azzahra(2)


Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Bung Hatta
Email: arivalnovarios03@gmail.com, yolaazzahra902@gmail.com

Abstrak – Antropometri adalah metode pengukuran yang dapat menggambarkan distribusi lemak tubuh
dan sebagai prediktor terkait obesitas. Obesitas berhubungan dengan peningkatan kadar trigliserida
dalam darah. Pengukuran antropometri seperti indeks masa tubuh atau IMT, lingkar pinggang atau LP
dan rasio lingkar pinggang panggul atau RLPP sering digunakan untuk mengetahui keadaan obesitas
pada seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi pengukuran antropometri terhadap
kadar trigliserida dalam darah. Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan rancangan
potong-lintang.

Kata Kunci: Antropometri, Ergonomi, Postur Kerja

Abstract – Anthropometry is a measurement method that can describe the distribution of body fat and
as a predictor of obesity. Obesity is associated with increased levels of triglycerides in the blood.
Anthropometric measurements such as body mass index or BMI, waist circumference or LP and waist-
to-hip ratio or RLPP are often used to determine obesity in a person. This study aims to determine the
correlation of anthropometric measurements on triglyceride levels in the blood. This research is an
analytic observational study with a cross-sectional design.

Keywords: Anthropometry, Ergonomics, Work Posture

1. PENDAHULUAN Pengukuran antropometri terdiri dari body


1.1. Latar Belakang mass index (BMI), pengukuran lingkar pinggang,
Semakin pesatnya era global yang semakin rasio lingkar panggul pinggang, skinfold
maju ini, kecanggihan teknologi pun sudah sangat measurement, waist stature rasio, percentage
berkembang pesat. Jika dulu kebanyakan body fat, serta rasio lingkar pinggang terhadap
pekerjaan dilakukan dengan manual, sekarang tinggi badan.
sudah memakai teknologi yang canggih. Tetapi Pengukuran antropometri pada umumnya
dibalik itu pasti ada kekurangan dan kelebihan dilakukan untuk melihat prediksi gangguan
masing-masing. Salah satu orang yang paling metabolik. Pengukuran antropometri pada
merasakan dampak baik atau buruknya kemajuan umumnya dilakukan untuk melihat prediksi
teknologi tersebut adalah pekerja karena hampir gangguan metabolik.Terdapat korelasi yang kuat
80% waktu mereka digunakan untuk bekerja. antara pengukuran antropometri dengan
Alat dan mesin yang didesain sesuai gangguan metabolik pada seseorang. Walaupun
dengan antropometri manusia dapat sebenarnya banyak hal yang mempengaruhi
meningkatkan performansi dan produktifitas metabolisme seseorang, seperti usia, jenis
kerja, serta mengurangi frekuensi kecelakaan kelamin, ras, etnis, agama, genetik, dan lain-lain.
kerja (Klamklay dkk, 2008). Kebanyakan alat dan Selain korelasi yang kuat dengan metabolisme
mesin menggunakan tangan dalam seseorang, pengukuran antropometri juga sering
pengoperasiannya. Alat-alat tersebut harus dilakukan dengan alasan mudah dalam hal
sesuai dengan karakter fisik tangan pelaksanaannya serta lebih cepat dan murah.
penggunanya. Ketidaksesuaian antara dimensi Oleh karena itu praktikan melaksanakan
antropometri tangan dan dimensi alat yang praktikum antropometri.
digunakan dapat menurunkan produktifitas,
ketidaknyamanan, kecelakaan, kelelahan, dan
sampai pada trauma yang berkepanjangan dari
penggunanya. Tana (2003) menemukan bahwa
dapat terjadi sindrom terowongan karpal pada
pekerja yang dapat menimbulkan kecelakaan
kerja sehingga produktivitas menurun.

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

1.2. Tujuan Praktikum 2. Terdapat kesalahan dalam pengolahan


Berdasarkan latar belakang diatas, pada data karena banyaknya data yang akan
praktikum antropometri ini, praktikan diharapkan diolah.
mampu dan bisa mencapai tujuan pada proses
praktikum ini: 3. KAJIAN LITERATUR
1. Praktikan mampu mengenal peralatan 3.1. Definisi Antropometri
yang digunakan pada pengukuran Antropometri ialah bagian dari ergonomi
antropometri. yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh
2. Praktikan mampu menggunakan yang meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga
peralatan antropometri untuk meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan
pengukuran dimensi tubuh manusia. aspek lain dari gerakan tubuh. Secara devinitif
3. Praktikan mampu melakukan penilaian antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu
resiko suatu pekerjaan dengan metode studi yang berkaitan dengan ukuran dimensi
RULA dan REBA. tubuh manusia meliputi daerah ukuran, kekuatan,
4. Praktikan mampu menggunakan data kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh
antropometri dalam perancangan manusia, menurut Stevenson (1989) dalam buku
produk, tempat kerja dan lain-lain. Ergonomi konsep dasar dan aplikasinya,
Nurmianto (1991) menjelaskan antropometri
1.3. Batasan Masalah diartikan sebagai suatu kumpulan data numeric
Pada modul antropometri ini membahas yang berhubungan dengan karakteristik fisik
tentang definisi antropometri, faktor faktor yang tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan
mempengaruhi pengukuran antropometri, serta penerapan dari data tersebut untuk
antropometri statis, antropometri dinamis dan penanganan masalah desain.
prinsip-prinsip penggunaan data antropometri. Antropometri berasal dari “anthro” yang
memiliki arti manusia dan “metri” yang memiliki
2. PROSES PRAKTIKUM arti ukuran. Antropometri adalah sebuah studi
2.1. Alat yang Digunakan tentang pengukuran tubuh dimensi manusia dari
Adapun alat dan bahan yang akan tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak
digunakan pada praktikum kali ini yaitu sebagai (Survei, 2009). Menurut (Wignjosoebroto, 2008),
berikut: antropometri adalah studi yang berkaitan dengan
1. Kursi Antropometri. pengukuran dimensi tubuh manusia. Bidang
2. Flexible Curve. antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh
3. Rol Meter. manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri,
4. Jangka Sorong. ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh,
5. Alat Tulis. panjang tungkai, dan sebagainya.
Salah satu pembatas kinerja tenaga kerja.
2.2 Cara Pelaksanaan Praktikum Guna mengatasi keadaan tersebut diperlukan
Pada praktikum ini kami melakukan data antropometri tenaga kerja sebagai acuan
pengukuran dari beberpa dimensi tubuh untuk dasar desain sarana prasarana kerja.
mendapatkan data antropometri pada beberapa Antropometri sebagai salah satu disiplin ilmu
orang. yang digunakan dalam ergonomi memegang
peran utama dalam rancang bangun sarana dan
2.3. Proses dan Kendala saat Praktikum prasarana kerja.
Proses praktikum pada modul II ini adalah
sebagai berikut: 3.1.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
1. Sebelum melakukan penentuan Pengukuran Antropometri
dimensi tubuh praktikkan akan dituntun Manusia pada umumnya akan berbeda-
untuk menentukan pembuatan alat beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran
dalam permasalahan yang terkait tubuhnya. Ada beberapa faktor yang akan
dengan antropometri. mempengaruhi ukuran tubuh manusia, sehingga
2. Tiap kelompok harus menentukan sudah semestinya seorang perancang produk
dimensi tubuh yang akan digunakan harus memperhatikan faktor-faktor tersebut yang
dalam melanjutkan pengolahan data. antara lain adalah:
3. Lakukan analisa terhadap pengolahan 1. Umur
data yang telah didapat. Secara umum dimensi tubuh manusia
Adapun kendala yang dialami selama akan tumbuh dan bertambah besar
praktikum modul I adalah sebagai berikut: seiring dengan bertambahnya umur
1. Menentukan alat apa yang akan dibuat. yaitu sejak awal kelahirannya sampai

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

dengan umur sekitar 20 tahunan. Dari 3.1.2. Antropometri Statis


suatu penelitian yang dilakukan oleh Istilah lain dari pengukuran tubuh dalam
A.F.Roche dan G.H.Davila (1972) di berbagai posisi standar dan tidak bergerak (tetap
USA diperoleh kesimpulan bahwa laki- tegak sempurna) dikenal dengan antropometri
laki akan tumbuh dan berkembang naik statis. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi
sampai dengan usia 21 tahun, tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh
sedangkan wanita 17 tahun. Meskipun dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran
ada sekitar 10% yang masih terus kepala, tinggi/panjang lutut pada saat berdiri atau
bertambah tinggi sampai usia 23 tahun duduk, panjang lengan dan sebagainya. Ukuran
(laki-laki) dan 21 tahun (wanita). dalam hal ini diambil dengan persentil tertentu
Setelah itu, tidak akan terjadi lagi seperti 5-th dan 95-th persentil. Contoh
pertumbuhan bahkan justru akan antropometri statis adalah posisi tubuh saat
cenderung berubah menjadi duduk orang duduk di kursi.
penurunan ataupun penyusutan yang
dimulai sekitar umur 40 tahunan. 3.1.3. Antropometri Dinamis
2. Jenis Kelamin Antropometri dinamis adalah pengukuran
Dimensi ukuran tubuh laki-laki yang dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat
umumnya akan lebih besar berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu
dibandingkan dengan wanita, yang berkaitan dengan kegiatan yang harus
terkecuali untuk beberapa bagian diselesaikan. Hal pokok yang ditekankan dalam
tubuh tertentu seperti pinggul dan pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah
sebagainya. mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya akan
3. Suku Bangsa (Etnis) berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata
Setiap suku bangsa ataupun kelompok yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan
etnis akan memiliki karakteristik fisik kegiatan-kegiatan tertentu. Berbeda dengan
yang akan berbeda satu dengan yang antropometri statis yang mengukur tubuh dalam
lainnya. posisi tetap atau statis, maka cara pengukuran
4. Posisi Tubuh kali ini dilakukan pada saat tubuh melakukan
Sikap (postur) ataupun posisi tubuh gerakan-gerakan kerja atau dalm posisi yang
akan berpengaruh terhadap ukuran dinamis. Antropometri dinamis akan banyak
tubuh. Oleh sebab itu, posisi tubuh diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas
standar harus ditetapkan untuk survei ataupun ruang kerja. Contoh antropometri
pengukuran. Dalam kaitan dengan dinamis adalah perancangan kursi mobil dimana
posisi tubuh dikenal 2 cara pengukuran di sini posisi tubuh pada saat melakukan gerakan
yaitu pengukuran dimensi struktur mengoperasikan kemudi, tangkai pemindahan
tubuh dan pengukuran dimensi persneling, pedal dan juga jarak antara kepala
fungsional tubuh. dengan atap maupun dashboard harus
5. Cacat Tubuh menggunakan data antropometri dinamis.
Cacat tubuh dapat mempengaruhi
perubahan dimensi antropometri. Data 3.2. Prinsip-prinsip Penggunaan Data
antropometri ini diperlukan untuk Antropometri
perancangan produk bagi orang-orang Data antropometri yang menyajikan data
cacat, misalnya kursi roda, kaki atau ukuran dari berbagai macam anggota tubuh
tangan palsu, dan lain-lain. manusia dalam persentil tertentu akan sangat
6. Tebal atau Tipisnya Pakaian yang besar manfaatnya pada saat suatu rancangan
Dikenakan produk ataupun fasilitas kerja akan dibuat. Agar
Faktor iklim yang berbeda akan rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai
memberikan variasi yang berbeda- dengan ukuran tubuh manusia yang akan
beda dalam bentuk rancangan dan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip apa
spesifikasi pakaian. yang harus diambil di dalam aplikasi data
7. Kehamilan (Pregnancy) antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih
Kondisi semacam ini jelas dahulu seperti diuraikan berikut ini:
mempengaruhi bentuk dan ukuran 1. Prinsip perancangan produk bagi
tubuh (khusus perempuan). Hal individu dengan ukuran yang ekstrim Di
tersebut jelas memerlukan perhatian sini rancangan produk dibuat agar
khusus terhadap produk-produk yang memenuhi 2 sasaran produk, yaitu:
dirancang bagi segmentasi seperti ini. a. Bisa sesuai untuk ukuran tubuh
manusia yang mengikuti klasifikasi

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

ekstrim dalam arti terlalu besar 3.3. Dimensi Tubuh Pengukuran Data
atau kecil bila dibandingkan Antropometri
dengan rata-ratanya. Jenis pengukuran antropometri statis
b. Tetap bisa digunakan untuk biasanya dilakukan dalam dua posisi yaitu posisi
memenuhi ukuran tubuh yang lain berdiri dan duduk di kursi. 15 Alat ukur yang harus
(mayoritas dari populasi yang ada). digunakan untuk mengukur antropometri adalah
Agar bisa memenuhi sasaran pokok antropometer. Terdapat beberapa dimensi tubuh
tersebut maka ukuran yang diaplikasikan yang akan diukur yaitu:
ditetapkan dengan cara: 1. Posisi duduk samping
a. Untuk dimensi minimum yang harus a. Tinggi Duduk Tegak (TDT) Diukur
ditetapkan dari suatu rancangan jarak vertikal dari permukaan alas
produk umumnya didasarkan pada nilai duduk sampai ujung atas kepala.
persentil yang terbesar seperti 90-th, Subjek duduk tegak dengan mata
95-th atau 99-th persentil. Contoh memandang lurus ke depan dan
konkrit pada kasus ini bisa dilihat pada membentuk sudut siku-siku.
penetapan ukuran minimal dari lebar b. Tinggi Siku Duduk (TSD) Diukur
dan tinggi dari pintu darurat. jarak vertikal dari permukaan alas
b. Untuk dimensi maksimum yang harus duduk sampai ujung bawah siku
ditetapkan diambil berdasarkan nilai kanan. Subjek duduk tegak dengan
persentil yang paling rendah yaitu 1-th, lengan atas vertikal di sisi badan
5-th, 10-th persentil) dari distribusi data dan lengan bawah membentuk
antropometri yang ada. Hal ini sudut siku-siku dengan lengan
diterapkan dalam penetapan jarak bawah.
jangkau dari suatu mekanisme kontrol c. Tinggi Popliteal (TPo) Diukur jarak
yang harus dioperasikan oleh seorang vertikal dari lantai sampai bagian
pekerja. bawah paha.
2. Prinsip perancangan produk yang bisa d. Pantat Popliteal (PP) Subjek duduk
dioperasikan di antar rentang ukuran tegak, diukur jarak horizontal dari
tertentu. Di sini rancangan bisa diubah- bagian terluar pantat sampai
ubah ukurannya sehingga cukup lekukan lutut sebelah dalam
fleksibel dioperasikan oleh setiap orang (popliteal). Paha dan kaki bagian
yang memiliki berbagai macam ukuran bawah membentuk sudut siku-siku.
tubuh. Contoh yang paling umum 2. Posisi duduk menghadap ke depan
dijumpai adalah perancangan kursi a. Lebar Pinggul (LP) Subjek duduk
mobil yang mana dalam hal ini letaknya tegak, diukur jarak horisontal dari
dapat digeser majumundur dari sudut bagian terluar pinggul sisi kiri
sandarannya pun dapat berubah-ubah sampai bagian terluar pinggul sisi
sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kanan.
kaitannya untuk mendapatkan b. Lebar Bahu (LB) Diukur jarak
rancangan yang fleksibel, semacam ini horisontal antara kedua lengan
maka data antropometri yang umum atas merapat ke badan dan lengan
diaplikasikan adalah dalam rentang bawah direntangkan ke depan.
nilai 5-th sampai 95-th persentil. 3. Posisi Berdiri Dengan Tangan
3. Prinsip perancangan produk dengan Kedepan.
ukuran rata-rata. Dalam hal ini a. Jangkauan Tangan (JT) Diukur
rancangan produk didasarkan terhadap jarak horisontal dari punggung
rata-rata ukuran manusia. Problem samping ujung jari tengah dan
pokok yang dihadapi dalam hal ini juga subjek berdiri tegak dengan betis,
sedikit sekali mereka yang berbeda pantat dan punggung merapat ke
dalam ukuran rata-rata. Di sini produk dinding, tangan direntangkan
dirancang dan dibuat untuk mereka secara horisontal ke depan.
yang berukuran sekitar rata-rata, 4. Posisi Berdiri Dengan Kedua Lengan
sedangkan bagi mereka yang memiliki Direntangkan.
ukuran ekstrim akan dibuatkan a. Rentangan Tangan (RT) Diukur
rancangan tersendiri. jarak horisontal dari ujung jari
terpanjang tangan kiri samping
ujung jari terpanjang tangan kanan.
Subjek berdiri tegak dan kedua

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

tangan direntangkan horisontal ke hasil produksi menurun yang pada akhirnya


samping sejauh mungkin. menyebabkan turunnya produktivitas.
Postur kerja sangatlah erat kaitannya
3.4. Penilaian Postur Kerja dengan keilmuan ergonomi dimana pada
Postur kerja adalah suatu tindakan yang keilmuan ergonomi dipelajari bagaimana untuk
diambil pekerja dalam melakukan pekerjaannya meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental
(Nurmianto, 2004). Postur kerja sangat erat melalui upaya pencegahan cedera akibat postur
kaitannya dengan keilmuan ergonomi, dimana kerja yang salah dan penyakit akibat kerja serta
ilmu ergonomi mempelajari bagaimana cara menurunkan beban kerja fisik dan mental, oleh
meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental karena itu perlu dipelajari tentang bagaimana
melalui upaya pencegahan cedera akibat postur suatu postur kerja dikatakan efektif dan efisien,
kerja yang salah dan penyakit akibat kerja serta tentu saja untuk mendapatkan postur kerja yang
menurunkan beban kerja fisik dan mental. Postur baik kita harus melakukan penelitian-penelitian
kerja yang baik harus dilakukan penelitian- serta memiliki pengetahuan dibidang keilmuan
penelitian serta memiliki pengetahuan di bidang ergonomi itu sendiri dengan tujuan agar kita dapat
keilmuan ergonomi, supaya dapat menganalisis menganalisis dan mengevaluasi postur kerja
dan mengevaluasi postur kerja yang salah. Bila yang salah dan kemudian mampu memberikan
postur kerja yang digunakan pekerja salah atau postur kerja usulan yang lebih baik sebab
tidak ergonomis, pekerja akan cepat lelah, masalah postur kerja sangatlah penting untuk
konsentrasi dan tingkat ketelitiannya menurun, diperhatikan karena langsung berhubungan ke
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya proses operasi itu sendiri, dengan postur kerja
kecelakaan kerja, menyebabkan beberapa yang salah serta dilakukan dalam jangka waktu
gangguan otot seperti musculoskeletal disorder yang lama dapat mengakibatkan operator akan
(MSDs) dan gangguan lainnya yang dapat mengalami beberapa gangguan-gangguan otot
mengganggu proses kerja (Andrian, 2013). (Musculoskeletal) dan gangguan-gangguan
Postur kerja merupakan titik penentu dalam lainnya sehingga dapat mengakibatkan jalannya
menganalisa keefektifan dari suatu pekerjaan. proses produksi tidak optimal (Andrian,2013).
Apabila postur kerja yang dilakukan oleh operator
sudah baik dan ergonomis maka dapat dipastikan 3.4.2. Pengaruh Postur Kerja terhadap
hasil yang diperoleh oleh operator tersebut akan Musculoskeletal
baik. Akan tetapi bila postur kerja operator Musculoskeletal adalah risiko kerja
tersebut tidak ergonomis maka operator tersebut mengenai gangguan otot yang disebabkan oleh
akan mudah kelelahan. Apabila operator mudah kesalahan postur kerja dalam melakukan suatu
mengalami kelelahan maka hasil pekerjaan yang aktivitas kerja. Keluhan musculoskeletal adalah
dilakukan operator tersebut juga akan mengalami keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang
penurunan dan tidak sesuai dengan yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan
diharapkan (Susihono, 2012). sangat ringan sampai sangat sakit.
Apabila otot menerima beban statis secara
3.4.1. Pengaruh Postur Kerja terhadap berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat
Ergonomi menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga
secara sistematis memanfaatkan informasi- kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan
informasi mengenai sifat, kemampuan, dan dengan keluhan.
keterbatasan manusia untuk merancang suatu Secara garis besar keluhan otot dapat
sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan dikelompokkan menjadi dua, yaitu (Tarwaka,
bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu 2010):
mencapai tujuan yang diinginkan melalui 1. Keluhan sementara (reversible), yaitu
pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. keluhan otot yang terjadi pada saat otot
Salah satu faktor yang mempengaruhi menerima beban statis, namun
ergonomi adalah postur dan sikap tubuh pada demikian keluhan tersebut akan segera
saat melakukan aktivitas tersebut. Hal tersebut hilang apabila pembebanan dihentikan.
sangat penting untuk diperhatikan karena hasil 2. Keluhan menetap (persistent), yaitu
produksi sangat dipengaruhi oleh apa yang keluhan otot yang bersifat menetap.
dilakukan pekerja. Bila postur kerja yang Walaupun pembebanan kerja telah
digunakan pekerja salah atau tidak ergonomis, dihentikan, namun rasa sakit pada otot
pekerja akan cepat lelah sehingga konsentrasi masih terus berlanjut.
dan tingkat ketelitiannya menurun. Pekerja
menjadi lambat, akibatnya kualitas dan kuantitas

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

3.4.3. Program Pengendalian Kelelahan pada dibagi ke dalam 2 segmen yaitu group
Pekerja A dan group B. Group A terdiri dari
Program pengendalian kelelahan pada lengan bagian atas dan bawah
pekerja adalah suatu program yang dibuat termasuk wrist. Sedangkan group B
berdasarkan analisa terhadap kelelahan pada terdiri dari leher, punggung, dan kaki,
pekerja yang mana bertujuan untuk membuat semua bagian tubuh dari group B
suatu program kerja yang baru yang lebih baik digunakan untuk memastikan bahwa
agar tingkat kelelahan yang dialami pekerja lebih ada kemungkinan bagian tubuh
kecil (Tarwaka, 2010). tersebut mempengaruhi postur tubuh
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk saat bekerja.
mengurangi kelelahan pada pekerja antara lain b. Pengembangan sistem skor untuk
adalah: penggolongan bagian tubuh
1. Melakukan perbaikan terhadap postur Sebuah nilai tunggal dibutuhkan dari
kerja operator yang salah atau kurang grup A dan grup B yang mana mewakili
ergonomis. tingkatan atau pembobotan postur dari
2. Melakukan perbaikan pada stasiun sistem musculoskeletal yang terdapat
kerja si operator, seperti jarak, dan dalam kombinasi postur bagian tubuh.
letak bahan-bahan yang akan Kemudian langkah selanjutnya adalah
dipergunakan operator. menetapkan skor penggunaan otot
(muscle use score) dan skor untuk
3.5. Definisi Rapid Upper Limb Assessment gaya atau pembebanan (force/load
RULA (Rapid Upper Limb Assessment) score), dengan ketentuan sebagai
adalah suatu metode survei yang dikembangkan berikut :
untuk penyelidikan ergonomic tentang tempat 1. Untuk muscle use score ketentuan
kerja dimana ada kaitannya dengan gangguan adalah bila postur tubuh tetap
anggota tubuh bagian atas. Metode ini tidak dalam jangka waktu yang lama
membutuhkan suatu peralatan yang khusus untuk (memegang dalam waktu lebih dari
menentukan postur dari leher, punggung, dan 1 menit) atau melakukan
anggota gerak bagian atas selama menggunakan pengulangan gerakan kira-kira 4
fungsi dari otot, dan pembebanan eksternal yang kali dalam waktu 1 menit maka skor
mempengaruhi tubuh (McAtamney And Corlett, bertambah menjadi 1.
1993) Metode ini menggunakan diagram postur 2. Untuk force/load score dapat
tubuh dan 3 tabel skor untuk menentukan dilihat pada Tabel 3.8.
evaluasi dari faktor-faktor resiko. Untuk force atau load score selain
Faktor-faktor resiko selama investigasi menggunakan tabel di atas juga
dideskripsikan sebagai faktor pembebanan ditentukan dari lamanya bekerja.
eksternal yang terdiri dari : Untuk waktu kerja 4-6 jam maka
a. Urutan Gerakan. skor menjadi 1, sedangkan untuk
b. Kerja otot static. waktu kerja lebih dari 6 jam skor
c. Gaya. menjadi 2.
d. Postur kerja yang ditentukan oleh Setelah hal di atas dilakukan maka langkah
peralatan dan furnitur. selanjutnya adalah membuat tabel untuk postur
e. Waktu kerja tanpa istirahat. tubuh baik dari grup A dan grup B yang nantinya
bersama dengan force atau load
3.5.1. Pengembangan dari Rappid Upper Limb score dan muscle use score digunakan untuk
Assessment menemukan skor akhir dan daftar aksi perbaikan.
Pengembangan dari rapid upper limb Untuk menentukan nilai grup A peggunaannya
assessment melalui 3 buah tahapan, yaitu adalah setelah kita menemukan skor untuk upper
pertama adalah merekam posisi kerja, kedua arm dan lainnya kita masukkan ke dalam tabel
adalah penggunaan dari sistem skor, yang ketiga sesuai dengan skor dari tabel sebelumnya
adalah penentuan level untuk mengetahui tingkat sampai kita menemukan nilai akhir dari Tabel A
resiko yang ada bagi tubuh dan menentukan ini. Untuk grup B menggunakan Pengembangan
perbaikan apa yang disarankan (McAtamney And skor akhir dan daftar langkah perbaikan
Corlett, 1993). Setelah tadi melakukan pencarian nilai
a. Pengembangan untuk pencatatan untuk grup A dan grup B maka langkah terakhir
postur tubuh yang dilakukan adalah melakukan pencarian skor
Untuk menghasilkan suatu metode akhir untuk mengetahui apakah postur tubuh dari
yang mudah digunakan maka tubuh operator tersebut mengandung tingkat bahaya

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

atau tidak, dengan penggabungan dari muscle dikatakan bahwa ergonomi adalah penyesuaian
use score dan force atau load score. tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia
Setelah langkah ini dilakukan kita baru bias merupakan bagian untuk menurunkan stress
mengambil keputusan untuk melakukan yang akan dihadapi. Upayanya antara lain beripa
perubahan dan perbaikan dari postur kerja penyesuaian ukuran tempat kerja dengan dimensi
operator baik itu dari fasilitas kerja maupun dari tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu,
metode kerja yang ada, dan tergantung dari cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai
kebutuhan dari organisasi yang membutuhkan. dengan kebutuhan tubuh manusia.
Pengertian Ergonomi menurut Ginting
3.6. Definisi Rapid Entire Body Assessment Rosnani adalah suatu cabang keilmuan yang
REBA atau Rapid Entire Body sistematis untuk memanfaatkan informasi
Assessment dikembangkan oleh Dr. Sue mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan
Hignettdan Dr. Lynn McAtamney yang manusia dalam merancang suatu sistem kerja,
merupakan ergonom dari universitas di sehingga orang dapat hidup dan juga bekerja
Nottingham (University of Nottingham’s Institute pada suatu sistem yang baik yaitu untuk
of Occuptaional Ergonomic). Rapid Entire Body mencapai tujuan yang diinginkan dengan melalui
Assessment adalah sebuah metode yang pekerjaan yang efektif, efisien, aman dan
dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat nyaman.
digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja Pengertian Ergonomi menurut
atau postur leher, punggung, lengan pergelangan Wignjosoebroto S adalah ilmu yang sistematis
tangan dan kaki seorang operator. Selain itu untuk memanfaatkan informasi mengenai
metode ini juga dipengaruhi faktor coupling, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam
beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta merancang suatu sistem kerja sehingga orang
aktifitas pekerja. Penilaian dengan menggunakan dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut
REBA tidak membutuhkan waktu yang lama yang lebih baik yaitu mencapai tujuan yang
untuk melengkapi dan melakukan scoring diinginkan melalui suatu pekerjaan yang efektif,
general pada daftar aktivitas yang efisien, aman dan nyaman.
mengindikasikan perlu adanya pengurangan
resiko yang diakibatkan postur kerja operator. 3.8. Manfaat Ergonomi
Metode ergonomik tersebut mengevaluasi postur, Adapun manfaat yang didapat dari
kekuatan, aktivitas dan faktor coupling yang ergonomi adalah sebagai berikut:
menimbulkan cidera akibat aktivitas yang 1. Kerja meningkat, misalnya kecepatan,
berulang-ulang. Penilaian postur kerja dengan ketepatan, keselamatan dan
metode ini dengan cara pemberian skor resiko mengurangi energi ketika bekerja
antara satu sampai lima belas, yang mana skor 2. Mengurangi waktu, dan juga biaya
yang tertinggi menandakan level yang pelatihan dan pendidikan
mengakibatkan resiko yang besar (bahaya) untuk 3. Optimalisasi terhadap Sumber Daya
dilakukan dalam bekerja. Hal ini berarti bahwa Manusia dengan meningkatkan
skor terendah akan menjamin pekerjaan yang keterampilan yang diperlukan
diteliti bebas dari ergonomic hazard. REBA 4. Kenyamanan, keamanan karyawan
dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja ketika bekerja menjadi meningkat
yang beresiko dan melakukan perbaikan 5. Efisiensi waktu agar tidak terbuang sia-
sesegera mungkin (McAtamney , 2000). sia.

3.7. Ergonomi 3.9. Tujuan Ergonomi


Ergonomi dapat diartikan sebagai ilmu dari Menurut Santoso (2004) terdapat 4 tujuan
pembelajaran multidisiplin ilmu lain yang utama ergonomi, yaitu:
menjembatani beberapa disiplin dan profesioanl, 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan
serta merangkum informasi, temuan, dan prinsip mental.
dari masing-masing keilmuan tersebut. Keilmuan 2. Menganjurkan agar para karyawan
yang dimaksud dalam penjelasan diatas yaitu bekerja dengan aman, nyaman dan
antara lain ilmu faal, anatomi, psikologi, fisika dan bersemangat.
teknik. Aktifitas manusia memerlukan energi yang 3. Memperbaiki kesehatan dan
besarnya tergantung pada besar dari beban keselamatan kerja.
kegiatan yang di lakukan dan kemampuan fisik 4. Memaksimalkan bentuk kerja yang
masing-masing individu. Sasaran pengamatan meyakinkan.
ergonomi ini yaitu manusia pada saat bekerja
dalam lingkungan. Secara singkat dapat

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

3.10. Ruang Lingkup Ergenomi 4.1.3. Penilaian Postur Tubuh


Didalam suatu lapangan kerja, ergonomi Pengamatan pada postur tubuh seseorang
berperan sangat penting. Semua bidang yang menggunakan produk tersebut bertujuan
pekerjaan seringkali menggunakan ergonomi. agar dapat dilakukan suatu penilaian apakah
Ergonomi diaplikasikan pada dunia kerja supaya produk tersebut ergonomis atau tidak. Adapun
pekerja dapat nyaman didalam melakukan setelah dilihat pada kondisi real bahwa masih
pekerjaannya. Dengan adanya rasa nyaman itu banyak keluhan biomekanik cukup merata dialami
maka manfaatnya terhadap produktivitas kerja oleh montir diberbagai bagian tubuhnya.
yang diinginkan dan dapat semakin meningkat.
Secara garis besar ergonomi dalam dunia kerja 4.1.3.1. Peta Assessment
menaruh minat pada hal berikut: Berikut disajikan peta assessment dari
a. Bagaimana seorang pekerja metode REBA. Terlihat pada gambar peta REBA
melakukan pekerjannya. dibawah ini, terdapat tiga skor yang diantaranya
b. Bagaimana posisi dan gerak tubuh grup A, grup B dan grup C.
yang dilakukan ketika bekerja.
c. Alat-alat yang mereka gunakan.
d. Apa efek atau dampak dari faktor diatas
terhadap kesehatan dan kenyamanan
pekerjaan.

4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN


DATA
Pengumpulan data dilakukan setelah
melakukan pengambilan data pada seluruh
pemodel. Rekapitulasi data ini mencakup data
dari 8 dimensi tubuh manusia.

4.1. Pengumpulan Data


Berikut pengumpulan data yang disajikan
berdasarkan pengamatan didalam laboratorium. Gambar 1. Peta Assessment REBA
Pengumpulan data direkap kedalam sebuah 4.1.3.2. Assessment Usulan
bentuk peta ataupun data. Berdasarkan peta assessment REBA
diatas, maka dibuatlah sebuah assessment
4.1.1. Pembahasan Kondisi di Awal usulan sebagai berikut. Usulan produk ini
Pada Modul II ini setelah selesai kemudian diimplementasikan menjadi sebuah
melakukan pengamatan terhadap produk yang produk real.
dianggap kurang ataupun tidak rgonomis, yaitu
alat bantu tempat meletakkan motor yang dapat 4.2. Pengolahan Data
diatur ketinggiannya dengan mudah. Alasannya Setelah dilakukan pengumpulan data,
karena penyebab utamanya tiada alat untuk selanjutnya seluruh data yang sudah didapat
meninggikan posisi motor, maka keluhan dengan 8 dimensi tubuh manusia ini dilakukan
biomekanik cukup merata dialami oleh montir pengolahan datanya.
diberbagai bagian tubuhnya.
1.1.1. Jangkauan Tangan ke Depan
4.1.2. Pengukuran Antropometri Tabel 1. Data Jangkauan Tangan ke Depan
Setelah melakukan pengamatan, maka
didapatlah dimensi bagian tubuh manusia yang
berperan dalam melakukan pekerjaan
pengantaran makanan ini. Adapun dimensi tubuh
manusia yang terpakai yaitu:
1. Tinggi Bahu Duduk
2. Tinggi Sandaran Punggung
3. Tinggi Pinggang
4. Jangkauan Tangan Kedepan
5. Tinggi Lengan Kebawah
6. Lebar Tangan Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
7. Pangkal Ke Tangan
8.

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

a. Rata-rata Tabel 2. Data Distribusi Frekuensi


̅ = ∑X
X K

761.85
= 10
= 76,185
b. Standar Deviasi
̅ - X )²
√∑(X
σ= n-1
= 5,961007558
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
c. Standar Rata-rata
σ
σx = a. Rata-rata
√n
= 1,885036103 ̅ = ∑ x̅
X
d. Uji Keseragaman Data N

̅ -2σx
BKA = X = 76,185
= 79,95507221 b. Standar Deviasi
̅ -2σx
BKB = X ̅ )²
√∑(xi - X
σ=
= 72,41492779 N

e. Kurva = 5,931128

Kurva Jangkauan Tangan Ke Depan Tabel 3. Data Distribusi Frekuensi


85
80
75
70
65
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

BKA X Bar BKB Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.

Gambar 2. Kurva Dimensi JTD Tabel 4. Chi Square


f.Kecukupan Data
𝑦
( ⁄𝑧 √𝑁. ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥 )2 )

[𝑁 = ]
∑𝑥

= 0,006061
e. uji keseragaman data
R = Rmax-Rmin
= 114 – 11
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
= 103 a. Uji hipotesa
B = 1 + 3,22 log N ∑(Foi-Fei)2
x2 hitung =
= 1 + 3,22 . 2 ∑ Fei
= 7,44 = 1,842574
𝑃 = 𝑅⁄𝐵 x2 tabel = (5% k (n-1))
= 49,5
= 4,567

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

b. Uji persentil f.Kecukupan Data


P5 = x̅ -1,65σx 𝑦
( ⁄𝑧 √𝑁. ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥 )2 )
[𝑁 ′ = ]
= 73,07469 ∑𝑥
P50 = x̅
= 76,185 = 0.200981
e. uji keseragaman data
P95 = x̅ +1,65σx
R = Rmax-Rmin
= 79,29531
= 76 - 47
4.2.2. Tinggi Bahu Duduk = 29
Tabel 5. Data Tinggi Bahu Duduk
B = 1 + 3,22 log N
= 1 + 3,22 . 2
= 7,44
𝑃 = 𝑅⁄𝐵
= 3,427419
Tabel 6. Data Distribusi Frekuensi
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
a. Rata-rata
̅ = ∑X
X K
573,12
=
10
= 57,31
b. Standar Deviasi
̅ - X )²
√∑(X
σ= Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
n-1
= 4,554 a. Rata-rata
c. Standar Rata-rata
σ ̅ = ∑ x̅
X
σx = N
√n
= 1,44
= 40,96
d. Uji Keseragaman Data
b. Standar Deviasi
̅ -2σx
BKA = X
̅ )²
√∑(xi - X
= 60,19 σ=
̅ -2σx N
BKB = X
= 4,531628
= 54.43
e. Kurva Tabel 7. Data Distribusi Frekuensi BD

Kurva Tinggi Bahu Duduk


65

60

55

50
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

BKA X Bar BKB


Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
Gambar 3. Kurva Dimensi Tinggi Bahu Duduk

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

Tabel 8. Chi Square b. Standar Deviasi


̅ - X )²
√∑(X
σ= n-1
= 9,687

c. Standar Rata-rata
σ
σx =
√n
= 3,063
d. Uji Keseragaman Data
̅ -2σx
BKA = X
= 48,73
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022. ̅ -2σx
BKB = X
a. Uji hipotesa
= 36,48
∑(Foi-Fei)2
x2 hitung = e. Kurva
∑ Fei
= 1.343572 Kurva Tinggi Sandaran Pungggung
2
x tabel = (5% k (n-1)) 60

= 49,5
40
c. Uji persentil
P5 = x̅ -1,65σx 20
= 68,53559
P50 = x̅ 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
= 70,912
BKA X Bar BKB
P95 = x̅ +1,65σx
Gambar 4. Kurva Dimensi Tubuh Siku Berdiri
= 73,28841 f. Kecukupan Data
𝑦
4.2.3. Tinggi Sandaran Punggung ( ⁄𝑧 √𝑁. ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥 )2 )
Tabel 9. Data Jangkauan Tinggi Sandaran [𝑁 ′ = ]
∑𝑥
Punggung

= 0,051184
e. uji keseragaman data
R = Rmax-Rmin
= 72 - 47
= 45
B = 1 + 3,22 log N
= 1 + 3,22 . 2
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
= 7,44
a. Rata-rata
̅ = ∑X
X 𝑃 = 𝑅⁄𝐵
K
426,04 = 6,048387
=
10
= 42,6

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

Tabel 10. Data Distribusi Frekuensi x2 tabel = (5% k (n-1))


= 49,5
d. Uji persentil
P5 = x̅ -1,65σx
= 37,54945
P50 = x̅
= 42,604
P95 = x̅ +1,65σx
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
= 47.65855
a. Rata-rata
4.2.4. Tinggi Pinggang
̅ = ∑ x̅
X Tabel 13. Data Jangkauan Tinggi Pinggang
N

= 42,604
b. Standar Deviasi
̅ )²
√∑(xi - X
σ=
N

= 9,638651

Tabel 11. Data Distribusi Frekuensi TSP

Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


a. Rata-rata
̅ = ∑X
X K
2085,2
=
10
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022. = 20,85
b. Standar Deviasi
Tabel 12. Chi Square ̅ - X )²
√∑(X
σ= n-1
= 5,678
c. Standar Rata-rata
σ
σx =
√n
= 1,796
d. Uji Keseragaman Data
̅ -2σx
BKA = X
= 24,44
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022. ̅ -2σx
BKB = X
a. Uji hipotesa
=17,26
2
∑(Foi-Fei)2
x hitung =
∑ Fei
= 1,343572

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

e. Kurva b. Standar Deviasi

Tinggi Pinggang σ=
̅ )²
√∑(xi - X

N
30
= 5,649911
25
20 Tabel 15. Data Distribusi Frekuensi TP
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

BKA X Bar BKB


Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
Gambar 5. Kurva Dimensi Tubuh Tinggi Pinggang
Tabel 16. Chi Square
f. Kecukupan Data
𝑦
( ⁄𝑧 √𝑁. ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2 )
[𝑁 ′ = ]
∑𝑥

= 0,073416
e. uji keseragaman data
R = Rmax-Rmin
= 60 - 13
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
= 47 a. Uji hipotesa
B = 1 + 3,22 log N ∑(Foi-Fei)2
x2 hitung =
= 1 + 3,22 . 2 ∑ Fei
= 7,44 = 66,23632
2
x tabel = (5% k (n-1))
𝑃 = 𝑅⁄𝐵
= 49,5
= 6,317204
e. Uji persentil
Tabel 14. Data Distribusi Frekuensi P5 = x̅ -1,65σx
= 17,88916
P50 = x̅
= 20,852
P95 = x̅ +1,65σx
= 23,81484

Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.

a. Rata-rata

̅ = ∑ x̅
X
N

= 20,852

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

4.2.5. Lebar Tangan R = Rmax-Rmin


Tabel 17. Data Jangkauan Lebar Tangan
= 13 – 6,7
= 6,3
B = 1 + 3,22 log N
= 1 + 3,22 . 2
= 7,44
𝑃 = 𝑅⁄𝐵
= 0,846774194
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
a. Rata-rata Tabel 18. Data Distribusi Frekuensi
̅ = ∑X
X
K
92,675
=
10
= 9.2675
b. Standar Deviasi
̅ - X )²
√∑(X
σ= n-1
= 1,206804257
c. Standar Rata-rata
σ
σx =
√n Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
= 0,381625014
a. Rata-rata
d. Uji Keseragaman Data
̅ -2σx
BKA = X ̅ = ∑ x̅
X
N
= 10,03075003
= 9,2675
̅ -2σx
BKB = X
b. Standar Deviasi
= 8,504249971
̅ )²
√∑(xi - X
e. Kurva σ= N

Kurva Lebar Tangan = 1,200755075


11 Tabel 19. Data Distribusi Frekuensi LP
10
9
8
7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

BKA X Bar BKB Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Gambar 6. Kurva Dimensi Tubuh Lebar Tangan Tabel 20. Chi Square
f. Kecukupan Data
𝑦
( ⁄𝑧 √𝑁. ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥 )2 )

[𝑁 = ]
∑𝑥

= 0,016787409
e. uji keseragaman data
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

a. Uji hipotesa e. Kurva


∑(Foi-Fei)2 Kurva Tinggi Bahu Berdiri
x2 hitung =
∑ Fei
150
= 73,76554188
140
x2 tabel = (5% k (n-1))
130
= 49,5
f. Uji persentil 120
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P5 = x̅ -1,65σx
BKA X Bar BKB
= 8,637818726
P50 = x̅ Gambar 7. Kurva Dimensi Tubuh Tinggi Bahu Berdiri

= 9,2675 f. Kecukupan Data


P95 = x̅ +1,65σx 𝑦
( ⁄𝑧 √𝑁. ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥 )2 )

[𝑁 = ]
= 9,897181274 ∑𝑥
4.2.6. Tinggi Bahu Berdiri
Tabel 21. Data Tinggi Bahu Berdiri
= 0,005711582
e. uji keseragaman data
R = Rmax-Rmin
= 180 - 104
= 76
B = 1 + 3,22 log N
= 1 + 3,22 . 2
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
a. Rata-rata = 7,44
̅ = ∑X
X 𝑃 = 𝑅⁄𝐵
K
1340,4 = 10,21505376
=
10
= 134,04 Tabel 22. Data Distribusi Frekuensi
b. Standar Deviasi
̅ - X )²
√∑(X
σ= n-1
= 8,491255157
c. Standar Rata-rata
σ
σx =
√n
= 10,18110748 Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
d. Uji Keseragaman Data
̅ -2σx a. Rata-rata
BKA = X
= 140,4790977 ̅ = ∑ x̅
X
N
̅ -2σx
BKB = X
= 134,04
= 127,6009023
b. Standar Deviasi
̅ )²
√∑(xi - X
σ= N

= 10,1300740

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

Tabel 23. Data Distribusi Frekuensi TSB a. Rata-rata


̅ = ∑X
X K
1030,1
=
10
= 103
b. Standar Deviasi
̅ - X )²
√∑(X
σ= n-1
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022. = 9,305
Tabel 24. Chi Square c. Standar Rata-rata
σ
σx =
√n
= 2,942
d. Uji Keseragaman Data
̅ -2σx
BKA = X
= 108,89
̅ -2σx
BKB = X
= 97,12
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.
a. Uji hipotesa e. Kurva

∑(Foi-Fei)2 KURVA TINGGI SIKU BERDIRI


x2 hitung =
∑ Fei 110

= 140,5848326 105
2
x tabel = (5% k (n-1)) 100
= 49,5 95
g. Uji persentil 90
P5 = x̅ -1,65σx 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
= 128,7277444 BKA X Bar BKB
P50 = x̅
Gambar 9. Kurva Dimensi Tubuh Lebar Tangan
= 134,04 f. Kecukupan Data
P95 = x̅ +1,65σx 𝑦
( ⁄𝑧 √𝑁. ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥 )2 )

= 139,3522556 [𝑁 = ]
∑𝑥

4.2.8 Tinggi Siku Berdiri


Tabel 29. Data Jangkauan Tinggi Siku Berdiri = 0,008
e. uji keseragaman data
R = Rmax-Rmin
= 114 - 11
= 103
B = 1 + 3,22 log N
= 1 + 3,22 . 2
= 7,44
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022. 𝑃 = 𝑅⁄𝐵
= 6,85

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

Tabel 30. Data Distribusi Frekuensi P50 = x̅


= 103,01
P95 = x̅ +1,65σx
= 107,86

5. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1. Analisa Pembahasan Postur Tubuh
Pengamatan pada postur tubuh seseorang
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022. yang menggunakan produk tersebut bertujuan
agar dapat dilakukan suatu penilaian apakah
a. Rata-rata produk tersebut ergonomis atau tidak.
pengamatan terhadap produk yang dianggap
̅ = ∑ x̅
X
N kurang ataupun tidak ergonomis, yaitu alat bantu
tempat meletakkan motor yang dapat diatur
= 103,01 ketinggiannya dengan mudah. Alasannya karena
penyeab utamanya tiada alat untuk meninggikan
b. Standar Deviasi
posisi motor, maka keluhan biomekanik cukup
̅ )²
√∑(xi - X merata dialami oleh montir diberbagai bagian
σ= tubuhnya.
N

= 9,25 5.2. Analisa Keseragaman Data


5.2.1. Jangkauan Tangan Kedepan
Tabel 31. Data Distribusi Frekuensi TSB Data keseragaman yang diperoleh untuk
pangkal ke tangan adalah:
x̄ = 76,185
BKA = 79,9507221
BKB = 72,41492779
Dari data tersebut, tidak ada data yang
berada diluar batas kontrol sehingga tidak perlu
dilakukan revisi.
5.2.2. Tinggi Bahu Duduk
Data keseragaman yang diperoleh untuk
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022. Jangkauan tangan kedepan adalah:
Tabel 32. Chi Square x̄ = 573,1
BKA = 60,19
BKB = 54,43
Dari data tersebut, tidak ada data yang
berada diluar batas kontrol sehingga tidak perlu
dilakukan revisi.
5.2.3. Tinggi Sandaran Punggung
Data keseragaman yang diperoleh untuk
tinggi siku berdiri adalah:
x̄ = 42,6
Sumber: Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022. BKA = 48,73
a. Uji hipotesa BKB = 36,48
Dari data tersebut, tidak ada data yang
∑(Foi-Fei)2 berada diluar batas kontrol sehingga tidak perlu
x2 hitung =
∑ Fei dilakukan revisi.
5.2.4. Tinggi Pinggang
= 0,958 Data keseragaman yang diperoleh untuk
x2 tabel = (5% k (n-1)) tinggi pinggang berdiri adalah:
= 49,5 x̄ = 20,85
BKA = 24,44
h. Uji persentil
BKB = 17,26
P5 = x̅ -1,65σx
= 98,15

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

Dari data tersebut, tidak ada data yang 5.3.4. Tinggi Pinggang
berada diluar batas kontrol sehingga tidak perlu Perhitungan kecukupan data tinggi
dilakukan revisi. pinggang berdiri didapatkan nilai N’=0,012
5.2.5. Lebar Tangan dengan N=100 sehingga, N’ < N semua data
Data keseragaman yang diperoleh untuk sudah mencukupi untuk pengukuran tinggi
siku ke siku adalah: pinggang berdiri.
x̄ = 9,2675 5.3.5. Lebar Tangan
BKA = 10,0307 Perhitungan kecukupan data siku ke siku
BKB = 8,50424 didapatkan nilai N’=0,016 dengan N=100
Dari data tersebut, tidak ada data yang sehingga, N’ < N semua data sudah mencukupi
berada diluar batas kontrol sehingga tidak perlu untuk pengukuran siku ke siku.
dilakukan revisi. 5.3.6. Tinggi Bahu Berdiri
5.2.6. Tinggi Bahu Berdiri Perhitungan kecukupan data lebar bahu
Data keseragaman yang diperoleh untuk didapatkan nilai N’=0,011 dengan N=100
lebar bahu adalah: sehingga, N’ < N semua data sudah mencukupi
x̄ = 134,04 untuk pengukuran lebar bahu.
BKA = 140,47 5.3.7. Tinggi Siku Berdiri
BKB = 127,60 Perhitungan kecukupan data lebar tangan
Dari data tersebut, tidak ada data yang didapatkan nilai N’=0,016 dengan N=100
berada diluar batas kontrol sehingga tidak perlu sehingga, N’ < N semua data sudah mencukupi
dilakukan revisi. untuk pengukuran lebar tangan.
5.2.7. Tinggi Siku Berdiri 5.3.8. Tinggi Lengan Kebawah
Data keseragaman yang diperoleh untuk Perhitungan kecukupan data panjang jari
lebar tangan adalah: didapatkan nilai N’=0,044 dengan N=100
x̄ = 103 sehingga, N’ < N semua data sudah mencukupi
BKA = 103,89 untuk pengukuran panjang jari.
BKB = 97,12
Dari data tersebut, tidak ada data yang 5.4. Analisa Hipotesa
berada diluar batas kontrol sehingga tidak perlu 5.4.1. Jangkauan Tangan Kedepan
dilakukan revisi. Pada uji Hipotesa pangkal ke tangan
5.2.8. Tinggi Lengan Kebawah didapatkan Hasil:
Data keseragaman yang diperoleh untuk X² Hitung = 0,040
panjang jari adalah: X² Tabel = 49,5
x̄ = 48,31 X² hitung < X² tabel, maka data terdistribusi
BKA = 53,25 normal.
BKB = 97,12 5.4.2. Tinggi Bahu Duduk
Dari data tersebut, tidak ada data yang Pada uji Hipotesa jangkauan tangan
berada diluar batas kontrol sehingga tidak perlu kedepan didapatkan Hasil:
dilakukan revisi. X² Hitung = 1,84
X² Tabel = 49,5
5.3. Analisa Kecukupan Data X² hitung < X² tabel, maka data terdistribusi
5.3.1. Jangkauan Tangan Kedepan normal.
Perhitungan kecukupan data pangkal ke 5.4.3. Tinggi Sandaran Punggung
tangan didapatkan nilai N’=0,160 dengan N=100 Pada uji Hipotesa tinggi siku berdiri
sehingga, N’ < N semua data sudah mencukupi didapatkan Hasil:
untuk pengukuran pangkal ke tangan. X² Hitung = 0,95
5.3.2. Tinggi Bahu Duduk X² Tabel = 49,5
Perhitungan kecukupan data jangkauan tangan X² hitung < X² tabel, maka data terdistribusi
kedepan didapatkan nilai N’=0,006 dengan normal.
N=100 sehingga, N’ < N semua data sudah 5.4.4. Tinggi Pinggang
mencukupi untuk pengukuran jangkauan tangan Pada uji Hipotesa tinggi pinggang berdiri
kedepan. didapatkan Hasil:
5.3.3. Tinggi Sandaran Punggung X² Hitung = 105,32
Perhitungan kecukupan data tinggi siku X² Tabel = 49,5
berdiri didapatkan nilai N’=0,008 dengan N=100 X² hitung > X² tabel, maka data tidak
sehingga, N’ < N semua data sudah mencukupi terdistribusi normal.
untuk pengukuran tinggi siku berdiri.

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

5.4.5 Lebar Tangan 5.5.4. Tinggi Pinggang


Pada uji Hipotesa siku ke siku didapatkan Pada data uji persentil tinggi pinggang
Hasil: berdiri didapatkan hasil:
X² Hitung = 0,89 P5 = 90,22
X² Tabel = 49,5 P50 = 95,87
X² hitung < X² tabel, maka data terdistribusi P95 = 101,51
normal. Pada produk usulan digunakan P50,
5.4.6. Tinggi Bahu Berdiri karena dapat dipakai berbagai ukuran tubuh
Pada uji Hipotesa lebar bahu didapatkan manusia pada umumnya.
Hasil: 5.5.5. Lebar Tangan
X² Hitung = 14,95 Pada data uji persentil siku ke siku
X² Tabel = 49,5 didapatkan hasil:
X² hitung < X² tabel, maka data terdistribusi P5 = 37,33
normal. P50 = 40,49
5.4.7. Tinggi Siku Berdiri P95 = 43,66
Pada uji Hipotesa lebar tangan didapatkan Pada produk usulan digunakan P50,
Hasil: karena dapat dipakai berbagai ukuran tubuh
X² Hitung = 73,76 manusia pada umumnya.
X² Tabel = 49,5 5.5.6. Tinggi Bahu Diri
X² hitung > X² tabel, maka data tidak Pada data uji persentil lebar bahu
terdistribusi normal. didapatkan hasil:
5.4.8. Panjang Jari P5 = 36,80
Pada uji Hipotesa panjang jari didapatkan P50 = 40,96
Hasil: P95 = 43,31
X² Hitung = 0,415 Pada produk usulan digunakan P50,
X² Tabel = 49,5 karena dapat dipakai berbagai ukuran tubuh
X² hitung < X² tabel, maka data terdistribusi manusia pada umumnya.
normal. 5.5.7. Tinggi Siku Berdiri
Pada data uji persentil lebar tangan
5.5. Analisa Persentil didapatkan hasil:
5.5.1. Jangkauan Tangan Ke Depan P5 = 8,63
Pada data uji persentil pangkal ke tangan P50 = 9,26
didapatkan hasil: P95 = 9,89
P5 = 8 Pada produk usulan digunakan P50,
P50 = 10,20 karena dapat dipakai berbagai ukuran tubuh
P95 = 12,36 manusia pada umumnya.
Pada produk usulan digunakan P50, 5.5.8. Tinggi Lengan Kebawah
karena dapat dipakai berbagai ukuran tubuh Pada data uji persentil panjang jari
manusia pada umumnya. didapatkan hasil:
5.5.2. Tinggi Bahu Duduk P5 = 6,88
Pada data uji persentil jangkauan tangan P50 = 7,73
kedepan didapatkan hasil: P95 = 8,59
P5 = 73 Pada produk usulan digunakan P50,
P50 = 76,185 karena dapat dipakai berbagai ukuran tubuh
P95 = 79,29 manusia pada umumnya.
Pada produk usulan digunakan P50,
karena dapat dipakai berbagai ukuran tubuh 6. KESIMPULAN DAN SARAN
manusia pada umumnya. 6.1. Kesimpulan
5.5.3. Tinggi Sandaran Punggung Antropometri ialah bagian dari ergonomi
Pada data uji persentil tinggi siku berdiri yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh
didapatkan hasil: yang meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga
P5 = 98,15 meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan
P50 = 103 aspek lain dari gerakan tubuh. Secara devinitif
P95 = 107 antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu
Pada produk usulan digunakan P50, studi yang berkaitan dengan ukuran dimensi
karena dapat dipakai berbagai ukuran tubuh tubuh manusia meliputi daerah ukuran, kekuatan,
manusia pada umumnya. kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh
manusia, menurut Stevenson (1989) dalam buku

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.


Modul II (Antropometri dan Assessment Postur Kerja)

Ergonomi konsep dasar dan aplikasinya,


Nurmianto (1991) menjelaskan antropometri
diartikan sebagai suatu kumpulan data numeric
yang berhubungan dengan karakteristik fisik
tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan
serta penerapan dari data tersebut untuk
penanganan masalah desain.
Antropometri berasal dari “anthro” yang
memiliki arti manusia dan “metri” yang memiliki
arti ukuran. Antropometri adalah sebuah studi
tentang pengukuran tubuh dimensi manusia dari
tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak
(Survei, 2009). Menurut (Wignjosoebroto, 2008),
antropometri adalah studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia. Bidang
antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh
manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri,
ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh,
panjang tungkai, dan sebagainya.
Salah satu pembatas kinerja tenaga kerja.
Guna mengatasi keadaan tersebut diperlukan
data antropometri tenaga kerja sebagai acuan
dasar desain sarana prasarana kerja.
Antropometri sebagai salah satu disiplin ilmu
yang digunakan dalam ergonomi memegang
peran utama dalam rancang bangun sarana dan
prasarana kerja.

6.2. Saran
Diharapkan kepada seluruh praktikan dapat
memahami dengan baik mengenai materi pada
modul ini dikarenakan banyaknya data yang akan
diolah dari delapan dimensi tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
A.M, Madyana. 1996. Analisis Perancangan Kerja
dan Ergonomi. Penerbitan Universitas
Atmajaya. Yogyakarta.
Roebuck, J.A., 1995. Anthropometric methods:
designing to fit the human body, Human
Factors and Ergonomics Society Santa
Monica, CA.

Jurnal Laboratorium Praktikum Terintegrasi 1, 2022.

Anda mungkin juga menyukai