Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pokok Bahasan


Dalam berbagai pekerjaan manusia sering dihadapkan dengan dengan
berbagai tugas dan tujuan yang harus dicapai, tentunya dalam pekerjaan tersebut
juga manusia dituntut akan segala faktor yang dihadapkanya pula, seperti
optimalisasi hasil pekerjaan, efektifitas dalam pekerjaan tersebut, dan tidak lupa
juga resiko yang akan dialami dalam pekerjaan tersebut. Untuk mengurangi segala
resiko yang membahayakan pekerja, ataupun optimalisasi hasil pekerjaaan, dan
untuk meningkatkan efektifitas dalam pekerjaan tersebut, manusia atau pekerja
membutuhkan sesuatu yang dapat membantu pekerjaannya, salah satunya adalah
alat - alat pekerjaan atau fasilitas pekerjaan.
Fasilitas pekerjaan yang dibuat tentu saja sudah disesuaikan dengan
kebutuhan para pekerja. Untuk memudahkan juga dalam meningkatkan
produktifitas pekerja. Contoh yang sering terjadi dalam sebuah Industi adalah
bagaimana sebuah perusahaan dapat menjamin kesehatan ataupun juga
kenyamanan dari ratusan bahkan ribuan pekerja. Selain itu juga dapat menjaga
produktifitas perusahaan tersebut. Ini juga salah satu yang mendasari bagaimana
segala fasilitas pekerjaan dihitung sedemikian serta disesuaikan dengan kebutuhan
pekerja. Maka sebuah terciptalah studi yang berkaitan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia, yaitu antropometri (Wignjosoebroto, 2003).
Antropometri memberikan penjelasan bahwa manusia pada dasarnya
memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Manusia akan bervariasi dalam
berbagai macam dimensi ukuran seperti kebutuhan, motivasi, intelegensia,
imaginasi, usia, latar belakang pendidikan, jenis kelamin, kekuatan, bentuk, dan
ukuran tubuh, dan sebagainya. Dengan memiliki data antropometri yang tepat,
maka seorang perancang produk ataupun fasilitas kerja akan mampu
menyesuaikan bentuk dan geometris ukuran dari produk rancangannya dengan
bentuk maupun ukuran segmen – segmen bagian tubuh yang nantinya akan
mengoperasikan produk tersebut. Jadi bisa dikatakan antropometri memegang
peranan utama dalam rancang bangun sarana dan prasarana kerja, sehingga akan
menghasilkan produk yang dapat mengakomodasi keterbatasan manusia sehingga
juga nyaman digunakan.
Dalam Praktikum yang dilakukan pada responsi, bahwa telah diambil 12
sampel data dari kelompok praktikan di shift 3 yang nantinya akan digabungkan
dengan data dari Lab yang sebelumnya sudah didapatkan 185 sampel data, jadi
jumlah seluruh data yang akan diteliti adalah 197 sampel data.
Pengukuran sampel dilakukan dengan menghitung dimensi - dimensi tubuh
yang diperlukan untuk perancangan benda kerja nantinya. Pengukuran juga
dilakukan dengan bantuan alat - alat yang sudah disediakan di Lab, seperti mistar
ukur, meteran, kursi ukur antropometri, jangka, dan beberapa alat lain. Data yang
sudah didapat maka selanjutnya dicatat pada lembar pengamatan yang sudah
disediakan sebelumnya.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Antropometri
Istilah antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri”
yang berarti ukuran. Secara definitive antropometri dapat dinyatakan sebagai
suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia khususnya
dimensi tubuh dan aplikasi yang menyangkut geometri fisik, massa dan kekuatan
tubuh manusia. Permasalahan variasi dimensi antropometri seringkali menjadi
faktor dalam menghasilkan rancangan yang “fit” untuk pengguna. Antropometri
dibagi kedalam dua bagian (Nurmianto, 1996) yaitu :
1. Antropometri Statis
Antropometri statis lebih berhubungan dengan pengukuran ciri – ciri fisik
manusia dalam keadaan statis (diam) yang distandarkan. Dimensi yang diukur
pada antropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada
permukaan tubuh pada saat diam. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi
dimensi tubuh manusia diantaranya : umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
dan lainnya.
2. Antropometri Dinamis
Antropometri dinamis lebih berhubungan dengan pengukuran ciri – ciri
fisik manusia dalam keadaan dinamis, dimana dimensi tubuh yang diukur
dilakukan dalam berbagai posisi tubuh ketika sedang bergerak sehingga lebih
kompleks dan sulit dilakukan. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis yaitu :
a. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti
keadaan mekanis dari suatu aktifitas. Contoh : dalam mempelajari
performansi atlit.
b. Pengukuran jangkauan ruagn yang dibutuhkan saat bekerja. Contoh :
jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang
dilakukan pada saat berdiri atau duduk.
c. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh : analisis kemampuan jari – jari
tangan dari seorang juru ketik atau operator computer.
Data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang
tepat berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yagn akan memakai
produk tersebut, dalam hal ini kegiatan perancangan peralatan kerja ini harus
mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dan populasi terbesar yang akan
menggunakan produk hasil rancangan tersebut.

A. Antropometri dan Aplikasi dalam Perancangan Fasilitas Kerja


Manusia memiliki bentuk tubuh yang berbeda antara satu manusia dan
manusia lain, seperti pada ukuran tinggi, ukuran lebar dan lainnya. Maka secara
luasnya antropometri digunakan sebagai pertimbangan ergonomic hampir dalam
berbagai sistem kerja maupun dalam berbagai perancangan produk kerja, yang
tentunya akan membutuhkan interaksi manusia.
Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas
antara lain dalam hal (Nurmianto, 1996)
1. Perancangan area kerja (Work station, interior mobil, dll)
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools)
dan sebagainya
3. Perancangan produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja computer
dan sebagainya
4. Perancangan lingkungan kerja fisik
Dengan demikian disimpulkan bahwa data antropometri akan menemukan
bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk tersebut.
Dalam kaitan ini maka perancangan produk harus mampu mengakomodasikan
dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil
rancangan tersebut. Secara umum sekurang-kurangnya 90-95 % dari populasi
yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk haruslah mampu
menggunakan dengan sebaik - baiknya.
Pada dasarnya peralatan kerja yang dibuat dengan mengambil referensi
dimensi tubuh tertentu jarang sekali dapat mengakomodasikan seluruh range
ukuran tubuh dari populasi yang akan menggunakannya. Kemampuan
penyesuaian (adjustability) suatu produk merupakan suatu prasyarat yang amat
penting dalam proses perancangan suatu produk tersebut.

4
B. Data Antropometri dan Cara Pengukurannya
Tidak sesuainya ukuran dan bentuk sarana dan prasarana kerja atau
fasilitas kerja pada suatu kasus merupakan salah satu faktor dimana efektifitas dan
dan optimalisasi pekerjaan menjadi terbastas dan cenderung menurun. Maka dari
itu mengatasi keadaan tersebut diperlukan data antropometri tenaga kerja sebagai
acuan dasar desain sarana dan prasarana kerja. Antropometri sebagai salah satu
disiplin ilmu yang digunakan dalam ergonomic memegang peranan utama dalam
rancang bangun sarana dan prasarana kerja. Data antropometri digunakan untuk
macam – macam keperluan. Pada kedokteran, kehakiman, salah satu fungsi
antropometri adalah untuk identifikasi. Disektor ketenaga kerjaan peranan
antropometri cukup dominan dalam menentukan efektifitas dan efisiensi peralatan
dan fasilitas kerja.
Bagi seorang ahli ergonomic, antropometri merupakan salah satu
perangkat untuk mendapatkan hasil akhir berupa hubungan yang harmonis antara
menusia dan peralatan kerja. Dikenal dua macam antropometri, yakni
antropometri statis dan antropometri dinamis. Pada umumnya berkaitan dengan
rancang bangun sarana dan prasarana kerja cukup digunakan data – data
antropometri statis. Dimensi tubuh manusia sangat bervariasi antara satu orang
dengan orang yang lainnya, antara laki – laki dan perempuan dan antara beberapa
suku bangsa.
Untuk itu juga ada beberapa faktor yang dapat menjadi pengaruh dalam
perbedaan bentuk tubuh manusia menurut Nurmianto (1996), diantaranya :
1. Umur
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar,
seiring dengan bertambahnya umur, menurut penelitian yang dilakukan oleh A.F
Roche dan G.H Davila (1972) di USA diperoleh kesimpulan bahwa laki – laki
akan tumbuh dan berkembang naik sampai usia 21,2 tahun, sedangkan wanita
17,3 tahun.

5
2. Jenis Kelamin (Sex)
Dimensi ukuran tubuh laki – laki umumnya akan lebih besar dibandingkan
dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul
dan sebagainya.
3. Suku Bangsa (Ethnic)
Setiap suku bangsa akan memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan
lainnya. Variasi dimensi akan terjadi karena pengaruh etnis.
4. Posisi Tubuh
Posisi tubuh (postur) akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh. Oleh sebab
itu posisi tubuh standar harus ditetapkan untuk survey pengukuran.
5. Dalam kaitan dengan posisi tubuh dikenal 2 cara pengukuran, yaitu :
a. Pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension).
Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standard an tidak
bergerak tetapi tegak sempurna.
b. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (fungsional body
dimension). Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh,
pada saat berfungsi melakukan gerakan – gerakan tertentu yagn
berkaitan dengan kegiaran yang harus diselesaikan.
6. Pakaian
Hal ini merupakan sumber variabilitas yagn disebabkan oleh bervariasinya
iklim/musim yang berbeda dari suatu tempat ke tempat yang lainnya terutama
untuk daerah dengan empat musim. Misalnya pada waktu musim dingin manusia
akan memakai pakaian yang relative lebih tebal dan ukuran yang relative lebih
besar. Ataupun untuk para pekerja dipertambangkan lepas pantai, pengecoran
logam, bahkan para penerbagn dan astronot pun harus punya pakaian khusus.
7. Faktor Kehamilan pada Wanita
Faktor ini sudah jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti
kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan
dengan analisis perancangan produk (APP) dan analisis perancangan kerja (APK).

6
8. Cacat Tubuh Secara Fisik
Skala prioritas pada rancanga bangun fasilitas akomodasi untuk para
penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan
“kesamaan” dalam penggunaan jasa dari ilmu ergonomic dalam pelayanan untuk
masyarakat. Masalah yang sering timbul misalnya : keterbatasan jarak jangkauan,
dibutuhkan ruang kaki (Knee space) untuk desain meja kerja, lorong/jalur khusus
untuk kursi roda, ruang khusus didalam lavatory, jalur khusus untuk keluar masuk
perkantoran, kampus, hotel, restoran, supermarket, dan lain – lain.

C. Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk/Fasilitas


Kerja
Data Antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam
anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu akan sangat besar manfaatnya
pada saat suatu rancangan produk ataupun fasilitas kerja akan dibuat. Agar
rancangan produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan
mengoperasikannya, maka prinsip – prinsip apa yang harus diambil dalam
aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti
diuraikan berikut ini (Wignjosoebroto, 1995).
1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim
Perancangan produk dibuat agar memenuhi dua sasaran produk yaitu :
a. Sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi
ekstrim dalam arti terlalu besar atau terlalu kecil bila dibandingkan
rata-ratanya
b. Bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain
(mayoritas dari populasi yang ada)
Agar memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang diaplikasikan
ditetapkan dengan cara :
a. Untuk dimensi minimum harus ditetapkan dari suatu rancangan
produk umumnya didasarkan pada nilai persentil terbesar seperti
90, 95, 99 contoh pada kasus ini bisa dilihat pada penetapan ukuran
minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat

7
b. Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil
berdasarkan nilai persenti yang paling rendah (Persentil 1, 5, 10)
dari distribusi data antropometri yang ada. Hal ini diterapkan
sebagai contoh dalam penetapan jarak jangkau dari suatu
mekanisme control yang harus dioperasikan oleh seorang pekerja.
Secara umum aplikasi data antropometri untuk perancangan produk
ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai persentil 5 untuk dimensi
maksimum dan 95 untuk dimensi minimumnya.
1. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang
ukuran tertentu.
Rancangan bisa dirubah – rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel
dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh.
Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel semacam ini,
maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai
persentil 5 – 95.
2. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata – rata
Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata – rata ukuran
manusia (Persentil 50). Tentu saja perinsip in memiliki banyak kekurangan karena
hanya bisa digunakan oleh 50 persen populasi walaupun dapat menghemat bahan
baku. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali mereka
yang berada dalam ukuran rata – rata. Disini produk dirancang dan dibuat unutk
mereka yang berukuran rata – rata, sedangkan bagi mereka yang memiliki ukuran
ekstrim akan dibuatkan rancangan tersensiri.
Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang akan diperlukan dalam
proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa saran atau
rekomendasi yang bisa diberikan sesuai dengan langkah – langkah seperti berikut:
a. Pertama kali terlebih dahulu menetapkan anggota tubuh yang
nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan
tersebut.

8
b. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan
tersebut, dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus
menggunakan data structural body dimension atau fungsional
body dimension
c. Tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi,
diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan
produk tersebut. Hal ini lazim dikenal sebagai market
segmentation, seperti produk mainan untuk anak – anak, peralatan
rumah tangga untuk wanita, dll.
d. Tetapkan prinsip ukuran yagn harus diikuti, apakah rancangan
tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran
yang fleksibel atau ukuran rata – rata
e. Pilih prosentasi populasi yang harus diikuti ; 90, 95, 99 ataukah
nilai persentil lain yang dikehendaki
f. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan
selanjutnya pilih atau tetapkan nilai ukurannya dari tabel data
antropometri yang sesuai. Aplikasikan data tersebut dan
tambhkan factor kelonggaran (Allowness) bila diperlukan seperti
halnya tambahan ukuran akibat factor tebalnya pakaian yang
harus dikenakkan oleh operator, pemakaian sarung tangan, dll.

9
2.2 Dimensi Tubuh Antropometri
2.2.1 Antropometri Tubuh Manusia
Berikut ini adalah data antropometri tubuh manusia yang disajikan dalam
gambar dimensi tubuh manusia mulai dari gambar 2.1 sampai gambar 2.4. Selain
itu, keterangn dari gambar tersebut yaitu berupa nama dimensi dan lambangnya
disajikan dalam tabel 2.1 sampai tabel 2.4.

Gambar 2.1 Antropometri Tubuh Manusia yang Diukur Dimensinya


(Sumber: Nurmianto, 1996)

Tabel 2.1 Antropometri Tubuh Manusia yang Diukur Dimensinya


No Dimensi Tubuh Lambang No Dimensi Tubuh Lambang
1 Tinggi Badan Tegak TBT 6 Tinggi Mata Duduk TMD
2 Tinggi Mata Bediri TMB 7 Tinggi Bahu Duduk TBD
3 Tinggi Bahu Berdiri TBB 8 Tinggi Siku Duduk TSD
4 Tinggi Siku Berdiri TSB 9 Tinggi Paha TIP
5.1 Tinggi Duduk Tegak TDT 10 Pantat Ke Lutut PL
5.2 Tinggu Duduk TDN 11 Pantat Popliteal PPL
Normal

10
Lanjutan Tabel 2.1 Antropometri Tubuh Manusia yang Diukur Dimensinya
No Dimensi Tubuh Lambang No Dimensi Tubuh Lambang
12 Lutut ke lantai LL 26 Bahu ke Kepala BK
13 Tinggi Popliteal TIP 27 Bahu ke Pangkal BPK
Kaki
14 Lebar Bahu LBH 28 Pangkal Kaki ke PKL
Lutut
15 Lebar Pinggul LEP 29 Bahu ke Siku BS
16 Lingkar Pinggang LPG 30 Siku ke Lantai SL
17 Lingkar Dada LD 31 Pantat ke Perut PP
18 Siku Tangan ST 32 Punggung ke Dada PD
19 Rentang Tangan RT 33 Siku ke Siku SS
20 Tinggi Jangkauan TJT 34 Lebar Sandaran LSD
Tangan Duduk
21 Jangkauan Tangan Ke JTD 35 Tinggi Siku Istirahat TSI
Depan
22 Tangan Lantai TL 36 Tinggi Sandaran TS
23 Lingkar Pinggul LP 37 Tinggi Pinggang TPD
Duduk
24 Panjang Sandaran PS 38 Lebar Pinggang LEPG
25 Tinggi Pinggang Berdiri TPB

Gambar 2.2 Antropometri Tangan


(Sumber : Nurmianto, 1996)

11
Tabel 2.2 Antropometri Tangan
No Dimensi Tubuh Lambang
1 Panjang Tangan PJ
2 Panjang Telapak Tangan PTT
3 Panjang Ibu Jari (Jempol) PIJ
4 Panjang Jari Telunjuk PJT
5 Panjang Jari Tengah PJTH
6 Panjang Jari Manis PJM
7 Panjang Jari Kelingking PJK
8 Lebar Telapak Tangan LTT
9 Lebar Jari 2345 LJ-2345
10 Lingkar Pergelangan Tangan LPT

Gambar 2.3 Antropometri Kepala


(Sumber : Nurmianto, 1996)

12
Tabel 2.3 Antropometri Kepala

No Dimensi Tubuh Lambang No Dimensi Tubuh Lambang


1 Lebar Kepala LK 8 Mata ke Belakang MBK
Kepala
2 Diameter Maksimum DMD 9 Antara Dua Pupil ADPM
dari Dagu Mata
3 Dagu ke Puncak DPK 10 Hidung ke Puncak HPK
Kepala Kepala
4 Telinga ke Belakang TP 11 Hidung ke Belakang HBK
Kepala Kepala
5 Telinga ke Belakang TBK 12 Mulut ke Puncak MUPK
Kepala Kepala
6 Antara Dua Telinga ADT 13 Lebar Mulut LM
7 Mata ke Puncak MPK 14 Lingkar Kepala LK
Kepala

Gambar 2.4 Antropometri Kaki


(Sumber : Nurmianto, 1996)

Tabel 2.4 Antropometri Kaki

No Dimensi Tubuh Lambang


1 Panjang Telapak Kaki PTK
2 Panjang Telapak Lengan Kaki PTLK
3 Panjang Kaki Sampai Jari Kelingking PKSJK
4 Lebar Kaki LEK
5 Lebar Tangkai Kaki LTK
6 Mata Kaki ke Lantai MKL
7 Tinggi Bagian Tengah Telapak Kaki TBTTK
8 Jarak Horizontal Tangkai Kaki JHTK

13
2.2.2 Metode Perancangan dengan Antropometri (Antropometri Methods)
Tahapan perancangan system kerja menyangkut work space design degnan
mempertahatikan factor antropometri secara umum adalah sebagai berikut :
1. Menentukan kebutuhan perancangan dan kebutuhannya (establish
requirement)
2. Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai
3. Pemilihan sampel yang akan diambil datanya
4. Penentuan kebutuhan data (dimensi tubuh yang akan diambil)
5. Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan diambil) dan pemilihan
persentil yang akan dipakai
6. Penyiapan alat ukur yang akan dipakai
7. Pengambilan data
8. Pengolahan data
1. Uji keseragaman data
- Tentukan jumlah seluruh data (∑Xi)
- Tentukan rata – rata sebenarnya dengan rumus :
∑ Xi
X= Ket :xi = Data Antropometri
N
N = Banyaknya Data
- Tentukan standar deviasi dengan rumus :

- Hitung batas control atas dan batas control bawah dengan rumus :

14
2. Uji Kecukupan Data
- Untuk data yang belum normal

Keterangan :
Z = Nilai tabel distribusi normal
a = Tingkat Ketelitian
N = Jumlah data
Xi = Nilai data
N’ = Nilai pembanding kecukupan data

3. Uji Kenormalan Data


- Tentukan jumlah kelas (k)
K = 1 + 3,3 log n

- Tentukan Rentang Kelas (R)


R = Data Maksimum – Data Minimum
- Tentukan Panjang Kelas Interval (I)
I = R/k
- Menghitung Nilai Z1 dan Z2
Z1= Batas bawah kelas boundaris – Rata-rata / Standar Deviasi
Z2 = Batas Atas kelas boundaris – Rata-rata / Standar Deviasi
- Tentukan Luas Kurva
P (Z1< Z <Z2 )
- Tentukan Nilai ei
- Menghitung X2Hitung
Hipotesis
1. H0 : X2Tabel> X2Hitung(Data berdistribusi normal)
2. H1 : X2Tabel< X2Hitung(Data tidak berdistribusi normal)

15
3. A : 0,05
4. Daerah Kritis : X2Tabel> X2Hitung
Dimana X2Tabel dapat dilihat pada buku Walpole/Myers tabel L
5 (Nilai Kritis distribusi Chi-Kuadrat) halaman 1158
Derajat Kebebasan V = k – 1 = 9 – 1 = 8
X2Tabel = X2(0,09)(8) = 13,697
5. Perhitungan :

Gambar 2.5 Hipotesis Ho

6. Apabila X2Tabel< X2Hitungmaka dapat dikatakan tidak


berdistribusi normal, sedangkan jika X2Tabel> X2HitungMaka dapat
dikatakan berdistribusi normal

4. Perhitungan Persenti Data (Persentil Kecil, Rata – Rata dan


Besar)
- Rumus persentil untuk data normal

- Rumus Persetil untuk data tidak normal

16
5. Visualisasi rancangan dengan memperhatikan
- Posisi tubuh secara normal
- Kelonggaran (pakaian dan ruang)
- Variasi Gerak
6. Analisis hasil rancangan

17
BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan Data


Langkah awal dalam tahapan pengumpulan data adalah menyiapkan alat
ukur terlebih dahulu diantaranya kursi antropometri, meteran jahit, meteran, dua
buah batang kayu untuk membantu proses pengukuran, busur, dan lembar data
antropometri. Setelah semua peralatan sudah siap, kemudian tahapan berikutnya
adalah melakukan pengukuran dimensi tubuh dengan menggunakan alat yang
sudah di siapkan pada langkah awal, untuk 44 data antropometri statis dan 3 data
antropometri dinamis setelah semua data terpenuhi Kemudian keseluruhan data
antropometri dicatat dalam lembar data antropometri
Jika semua data sudah terkumpul, langkah selanjutnya adalah menentukan
produk yang akan dibuat,tetapi jika data pengukuran salah atau tidak tepat maka
harus melakukan pengukuran kembali, dalam hal ini produk yang akan diambil
adalah kursi.
3.1.1 Data Fasilitas Kerja
Objek pengamatan yang diambil adalah kursi servis pada sebuah
perusahaan kecil, kursi adalah alat yang berfungsi untuk tempat duduk. Kursi
pada umumnya pemiliki 4 buah kaki untuk menahan beban
Gambar 3. 1 Gambar 2 Dimensi Kursi yang Belum Ergonomis

Gambar 3. 2 Gambar 3 Dimensi Kursi yang Belum Ergonomis

19
3.1.2 Data Antropometri

Gambar 3. 3 Kursi Fasilitas Kerja yang Belum Ergonomis

Berikut adalah dimensi tubuh yang dipakai :


Tabel 3. 1 Dimensi Tubuh Yang Dipakai

No Dimensi Tubuh lambang


1 Tinggi Duduk Tegak TDT
2 Tinggi Duduk Normal TDN
3 Pantat Poplitel PPL
4 Tinggi Poplitel TP
5 Tinggi Sandaran TS
6 Lebar Sandaran Duduk LSD
7 Siku ke Siku SS

20
1. TInggi Duduk Tegak (TDT)
Tinggi Duduk Tegak (TDT)
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 87 85 86 82 81 95 92 92 78 86 92 92 87 95 80 85 82 84 81
2 82 88 87 86 89 85 84 84 78.5 80 88 80 92 81 87 78 80 95 87
3 87 87 81 80 87 88 95 82 89 81 92 87 88 95 82 78.5 95 85 82
4 82 82 89 81 92 90 85 80 87 95 87 82 84 78 95 89 95 78 85
5 86 86 87 89 84 88 88 87 92 81 87 80 95 92 81 87 81 92 78
6 80 80 87 87 95 86 90 82 80 87 86 84 81 92 85 92 87 87 95
7 82 87 82 92 89 80 78 88 81 82 80 95 87 87 78 84 84 92 80
8 86 92 86 82 87 81 78.5 88 95 85 81 85 82 92 88 82 95 88 91
9 80 87 80 87 92 89 89 88 81 78 80 78 85 81 84 80 78 84 84
10 95 82 88 80 84 87 87 90 87 87 87 92 78 92 95 87 92 95 92

2. Tinggi Duduk Normal (TDN)

No TINGGI DUDUK NORMAL (TDN)


1 85 84 83 82 80 86 82 83 82,5 83 82 82 86 86 90 84 91 85 80 85
2 82 80 85 83 84,5 84 85 84 86 86 80 90 82 80 91 82,5 86 86 91 75
3 85 85 80 86 86 80 86 81 87 80 82 91 80 86 91 86 86 84 91 89
4 82 82 84,5 80 82 84 84 86 82,5 86 85 91 85 88 86 87 86 82,5 84 82
5 83 83 86 84,5 85 85 80 82 85 80 91 90 86 89 80 82,5 80 89 88 79
6 86 86 85 86 86 83 86 83 86 91 83 85 80 89 84 89 91 86 76 78
7 82 86 82 82 84,5 86 82,5 84 80 91 86 86 91 82,5 82,5 88 85 82 86 80
8 83 82 83 82 86 80 86 83 86 84 80 84 91 89 80 88 86 80 82 78
9 86 85 86 85 82 84,5 87 85 80 88 90 82,5 84 80 85 90 88 85 87 80
10 86 82 80 86 85 86 82,5 86 91 86 86 89 88 82 86 91 89 86 94 78

3. Pantat Poplitel (PPL)

No PPL
1 49 50 49 51 43 48 50 46 52 49 50 50 48 43 53 95 49 44 43 22
2 51 51 49 49 44 47 44 49 46 38 51 53 50 48 53 52 38 48 53 42
3 49 49 43 43 48 51 48 51 48 43 50 53 51 44 49 46 48 95 49 45
4 51 51 44 43 50 50 48 53 43 48 49 49 44 46 48 48 48 52 95 28
5 49 49 48 44 44 44 51 53 46 43 53 53 48 46 43 43 43 46 44 28
6 45 44 49 48 48 49 48 49 38 53 49 44 43 43 95 46 53 48 21 35
7 51 48 51 50 44 42 52 46 43 49 38 48 53 46 52 49 44 50 48 40
8 49 50 49 51 48 43 46 51 48 95 43 95 49 43 51 51 48 51 40 42
9 45 49 45 49 50 44 48 44 43 44 53 52 95 50 44 53 44 44 28 40
10 48 51 51 45 44 48 43 48 53 48 48 46 44 48 48 53 46 48 34 42

4. Tinggi Poplitel (TP)

21
No Tinggi Poplitel (TP)
1 45 43 45 45 50 51 51 45 48 45 51 51 43 51 44 43 46 50 50 30
2 45 46 45 45 43 43 50 52 40 51 46 44 51 50 47 48 51 51 47 38
3 45 45 50 51 43 46 51 44 51 50 51 47 46 51 46 40 51 43 46 43
4 45 45 42 50 51 50 43 44 40 51 45 46 50 43 51 51 51 48 43 51
5 45 45 43 45 50 45 46 47 41 50 47 44 51 38 50 36 50 38 43 33
6 51 51 45 43 51 45 45 46 51 47 45 50 50 38 43 38 47 43 44 17
7 45 43 45 51 44 51 48 41 50 46 51 51 47 36 48 54 50 51 46 45
8 45 51 45 45 43 50 40 49 51 43 50 43 46 38 46 44 51 46 40 50
9 51 45 51 45 51 45 51 45 50 43 44 48 43 50 50 44 43 50 42 45
10 51 45 46 51 50 43 44 45 47 43 43 38 43 51 51 47 38 51 57 50

5. Tinggi Sandaran (TS)

No Tinggi Sandaran (TS)


1 48 44 47 48 44 48 47 48 45 47 47 47 50 48 42 44 43 45 44 42
2 48 48 48 47 48 44 45 47 49 46 48 42 47 44 37 41 46 48 37 42
3 48 48 44 46 50 48 48 45 48 44 47 37 48 48 43 45 48 44 43 55
4 48 48 48 44 47 47 44 47 48 48 51 43 45 50 48 49 48 41 44 47
5 47 47 50 48 45 46 48 45 46 44 37 42 48 48 44 48 44 48 50 43
6 46 46 45 50 48 47 44 48 44 37 47 45 44 48 44 48 37 50 32 14
7 48 50 48 47 48 46 44 48 48 43 46 48 37 48 41 47 45 47 55 48
8 47 47 47 48 50 44 45 46 44 44 44 44 43 48 48 35 48 48 54 41
9 46 48 46 48 47 48 49 46 37 50 42 41 44 44 45 42 50 45 41 48
10 48 48 48 46 45 50 48 44 46 50 50 48 50 47 48 37 48 48 48 41

6. Lebar Sandaran Duduk (LSD)

No Lebar Sandaran Duduk (LSD)


1 29 31 30 30 29 29 33 31 33 31 33 31 30 29 31 31 31 33 29 22
2 30 34 31 31 33 31 33 29 33 32 34 30 33 29 30 33 32 29 30 32
3 29 29 29 32 30 34 29 32 28 29 33 31 34 29 31 33 29 31 31 25
4 30 30 29 29 33 29 31 31 32 29 29 31 33 33 29 24 29 33 31 20
5 31 31 33 33 33 31 34 30 31 29 30 33 29 31 29 32 29 31 33 28
6 32 32 30 30 29 31 32 31 32 30 31 29 29 31 31 31 30 30 36 20
7 30 30 29 33 33 32 33 32 29 31 32 31 30 32 33 24 33 33 22 28
8 31 33 30 30 30 29 33 29 29 31 29 33 31 31 34 32 29 34 23 30
9 32 29 31 29 33 33 28 33 29 33 31 31 31 29 33 31 33 33 34 28
10 29 34 32 32 33 30 32 32 30 30 30 33 33 33 29 30 31 29 30 30

7. Siku Ke Siku (SS)

22
No Siku Ke Siku (SS)

1 42 46 39 50 44 40 41 40 41 39 41 41 45 40 40 46 39 39 44 42
2 50 48 42 39 50 46 39 38 38 40 48 40 41 44 31 41 40 40 31 32
3 42 42 44 40 45 44 40 39 47 44 41 31 48 40 39 38 40 46 39 35
4 50 50 50 44 41 47 46 40 44 40 42 39 39 46 40 47 40 41 46 32
5 39 39 45 50 39 46 43 39 40 44 31 40 40 40 44 44 44 40 46 27
6 40 40 42 45 40 39 44 39 40 31 39 39 44 40 46 40 31 45 27 32
7 50 45 50 41 50 40 41 46 44 39 40 40 31 44 41 38 39 41 41 28
8 39 41 39 50 45 44 38 45 40 46 44 46 39 40 48 39 40 48 21 30
9 40 42 40 42 41 42 41 46 44 46 40 41 46 44 39 40 46 39 32 28
10 40 50 48 40 39 45 44 44 31 45 45 40 46 41 40 31 40 40 42 30

3.1.3 Tingkat Kepercayaan dan Ketelitian


Tingkat kelelitian adalah penyimpangan maksimum hasil dari waktu
penyelesaian sebenarnya. Tingkat keyakinan adalah besarnya keyakinan
pemgukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat kelelitian. Contoh,tingkat
ketelitian 8% dan tingkat kepercayaan 92% memiliki arti bahwa pemgukur
membolehkan rata-rata hasil pengukurannya menyipang sejauh 8% dari rata-rata
sebenarnya, dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah 92%
3.2 Pengolahan Data
Dimensi tubuh yang berkaitan
Contoh :
1. Tinggi Duduk Tegak (TDT)
Dibawah ini contoh perhitungan persentil dengan dimensi Tinggi Duduk
Tegak (TDT):
Data Antropometri dimensi Tinggi Duduk Tegak (TDT)
Tinggi Duduk Tegak (TDT)
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 87 85 86 82 81 95 92 92 78 86 92 92 87 95 80 85 82 84 81
2 82 88 87 86 89 85 84 84 78.5 80 88 80 92 81 87 78 80 95 87
3 87 87 81 80 87 88 95 82 89 81 92 87 88 95 82 78.5 95 85 82
4 82 82 89 81 92 90 85 80 87 95 87 82 84 78 95 89 95 78 85
5 86 86 87 89 84 88 88 87 92 81 87 80 95 92 81 87 81 92 78
6 80 80 87 87 95 86 90 82 80 87 86 84 81 92 85 92 87 87 95
7 82 87 82 92 89 80 78 88 81 82 80 95 87 87 78 84 84 92 80
8 86 92 86 82 87 81 78.5 88 95 85 81 85 82 92 88 82 95 88 91
9 80 87 80 87 92 89 89 88 81 78 80 78 85 81 84 80 78 84 84
10 95 82 88 80 84 87 87 90 87 87 87 92 78 92 95 87 92 95 92

3.2.1 Uji Keseragaman Data


 Uji Data Antropometri Dimensi Tubuh Tinggi Duduk Tegak (TDT)

23
1. Jumlah seluruh data
¿
2. Rata-rata sebenarnya

X=
∑ Xi
N

Dimana :
Xi=dataantropometri
N=Banyaknya data

X=
∑ Xi = 17171,5 =85,858
N 200
3. Standar Deviasi dengan Rumus
σ =√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿

σ=

σ =5,014
∑ (87−85,858)2+(82−85,858)2 +…+(85−85,858)2
200−1

4. Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah (BKA/BKB) :


Perhitungan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 92%. Nilai Z
dicari dengan menggunakan table 4 (Walpole)
α 0.08
α =1−92 % = =0.04
2 2
α =0.08
Maka luas kurva menjadi 0.92 + 0.04 = 0.96
Z1 = 1.76

BKA/BKB = X ± Zσ
Contoh perhitungan dengan menggunakan tingkat kpercayaan 92%. Nilai
Z dicari dengan menggunakan table distribusi normal

BKA = X + Zσ = 85,858 + (1,76 x 5,014) = 94,682


BKB = X - Zσ = 85,858 - (1,76 x 5,014) = 77,033

24
100

95

90

TDT
85
TDT BKA
TDT BKB
80

75

70
1 14 27 40 53 66 79 92 105118131144157170183196

Gambar 3. 4 Grafik Dimensi Tubuh Tinggi Duduk Tegak Sebelum Di Uji

Kesimpulan :
Berdasarkan grafik uji kesempurnaan data diatas, terlihat bahwa pada data
antropometri terdapat data yang out of control yaitu data no 10, 46, 51, 63, 88,
94,117,125, 131, 133, 144, 150, 163,164,168, 172,180,186,191, dan 198 sehingga
dapat disimpulkan bahwa data belum seragam. Maka dilakukan pengujian
kembali.

25
Tabel 1 Data Antropometri Penghapusan Pertama Dimensi Tubuh Tinggi Duduk Tegak
(TDT)

Tinggi Duduk Tegak (TDT)


No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 87 85 86 82 81 95 92 92 78 86 92 92 87 95 80 85 82 84 81
2 82 88 87 86 89 85 84 84 78.5 80 88 80 92 81 87 78 80 95 87
3 87 87 81 80 87 88 95 82 89 81 92 87 88 95 82 78.5 95 85 82
4 82 82 89 81 92 90 85 80 87 95 87 82 84 78 95 89 95 78 85
5 86 86 87 89 84 88 88 87 92 81 87 80 95 92 81 87 81 92 78
6 80 80 87 87 95 86 90 82 80 87 86 84 81 92 85 92 87 87 95
7 82 87 82 92 89 80 78 88 81 82 80 95 87 87 78 84 84 92 80
8 86 92 86 82 87 81 78.5 88 95 85 81 85 82 92 88 82 95 88 91
9 80 87 80 87 92 89 89 88 81 78 80 78 85 81 84 80 78 84 84
10 95 82 88 80 84 87 87 90 87 87 87 92 78 92 95 87 92 95 92

Uji data antropometri dimensi tubuh tinggi duduk tegak (TDT)

Jumlah seluruh data:

¿
5. Rata-rata sebenarnya

X=
∑ Xi
N
Dimana :
Xi=data antropometri
N=Banyaknya data

X=
∑ Xi = 15289,5 =84,942
N 180
6. Standar Deviasi dengan Rumus
σ =√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿

σ=

σ =4,193
√ ∑ (87−84,942)2 +(82−84,942)2 +…+(85−84,942)2
180−1

7. Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah (BKA/BKB) :


Perhitungan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 92%. Nilai Z
dicari dengan menggunakan table 4 (Walpole)
α 0.08
α =1−92 % = =0.04
2 2
α =0.08

26
Maka luas kurva menjadi 0.92 + 0.04 = 0.96
Z1 = 1.76
BKA/BKB = X ± Zσ
Contoh perhitungan dengan menggunakan tingkat kpercayaan 92%. Nilai
Z dicari dengan menggunakan table distribusi normal

BKA = X + Zσ = 84,942 + (1,76 x 4,193) = 92,321


BKB = X - Zσ = 84,942 - (1,76 x 4,193) = 77,562
95

90

85
TDT
TDT BKA-1
80 TDT BKB-1

75

70
1 14 27 40 53 66 79 92 105118131144157170

Gambar 3. 5 Grafik Dimensi Tubuh Tinggi Duduk Tegak Setelah Di Uji

Kesimpulan :

Berdaarkan grafik uji keseragaman data diatas, bahwa pada data


antropometri menunjukan data sudah seragam, sehingga dapat melanjutkan
pengolahan berikutnya, ialah uji kecukupan data.

Berikut hasil rekap nilai dimensi tubuh yang diambil :

27
Dimensi ࢞
ഥ σ BKA BKB Keterangan
Tinggi Duduk Tegak (TDT) 84,942 4,193 92,361 77,522 Seragam
Tinggi Duduk Normal (TDN) 84,249 2,677 88,960 79,537 Seragam
Pantat Popitel (PPL) 47,298 3,802 53,990 40,606 Seragam
Tinggi Popitel (TP) 46,582 3,726 53,140 40,025 Seragam
Tinggi Sandaran (TS) 46,368 2,351 50,505 42,23 Seragam
Lebar Sandaran Duduk (LSD) 30,979 61,639 33,862 28,096 Seragam
Siku ke Siku (SS) 42,113 3,824 48,842 35,383 Seragam

3.2.2 Uji Kecukupan Data


 Dimensi Tinggi Duduk Tegak (TDT)

Menggunakan tingkat kepercayaan 92% dan ketelitian 8%. Berdasarkan


table distribusi normal, diketahui nilai Z=1,76 dan α=0,08 maka dapat dihitung :


2
Z
N ( ∑ Xi ) −( ∑ Xi )
2 2

α
N 1=⌈ ⌉
∑ Xi
2
1,76
0,08
√ 2 2 2 2 2 2
180 ( 87 + 82 + …+85 ) −( 87 +82 +…+ 85 )
2

N 1=⌈ ⌉ =1,945
( 87+ 82+ …+85 )

3.2.3 Uji Kenormalan Data


 Langkah-langkah uji kenormalan data :
a) Menentukan jumlah kelas
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 180
= 8,442 = 8
b) Menentukan rrentang kelas :
R = Data MAX – Data MIN
= 92 – 78
= 14
c) Menentukan panjang kelas interval
I = R/K = 14/8 = 1,75
d) Menentukan kelas interval dan kelas boundaris serta frekuensinya dalam
table

28
NO CLASS LIMIT CLASS BOUNDARIS FREKUENSI FREK.KOMULATIF
1 78 - 79,74 77,95-79,79 15 15
2 79,75 - 81,49 79,7-81,54 35 50
3 81,5 - 83,24 81,45-83,29 18 68
4 83,25 - 84,99 83,2-85,04 12 80
5 85 - 86,74 84,95-86,79 21 101
6 86,75 - 88,49 86,7-88,54 45 146
7 88,5 - 90,24 88,45-90,29 12 158
8 90,25 - 92 90,2-92,05 22 180

e) Menghitung nilai Z1 dan Z2


batas bawahkelas boundaris−X
Z 1=
standar deviasi

77,95−84,942
Z11 = =−1,667
4,193

79,79−84,942
Z12 = =−1,228
4,193

batas atas kelasboundaris−X


Z2 =
standar deviasi

79,7−84,942
Z12= =−1,25
4,193

81,54−84,942
Z22= =−0,811
4,193

Untuk kelas boundaris yang lainnya, dengan rumus yang sama akan di
dapat

29
No Z1 Nilai Z2 Nilai
1 Z11 -1.667 Z21 -1.228
2 Z12 -1.25 Z22 -0.811
3 Z13 -0.823 Z23 -0.393
4 Z14 -0.415 Z24 0.023
5 Z15 0.001 Z25 0.44
6 Z16 0.419 Z26 0.858
7 Z17 0.836 Z27 1.275
8 Z18 1.253 Z28 1.695
f) Tentukan luas kurva
P(Z1<Z<Z2)
Menggunakan table Z maka luas kurva dapat dihitung sebgai berikut :
P1(Z11<Z<Z21) = P (Z < Z21) – P (Z < Z11)
= p (Z < -1,228) – p (Z<-1,667)
= 0,1112 – 0,0485
= 0,0627

Dengan cara yang sama diperoleh nilai P sebagai berikut :


P2 = 0,1034 P3 = 0,1422 P4 = 0,1594 P5 =0,1664
P6= 0,1469 P7= 0,1023 P8= 0,0601

g) Menentukan nilai e1
e1 = N x luas kurva
e1 = 180 x 0,0627 = 11,286

Maka diperoleh juga :


e2 = 180 x 0,1034 = 18,612
e3= 180 x 0,1422 = 25,596
e4= 180 x 0,1594 = 28,692
e5= 180 x 0,1664 = 29,952
e6= 180 x 0,1469 = 26,442
e7= 180 x 0,1023 = 18,414
e8= 180 x 0,0601 = 10,818

30
NO CLASS BOUNDARIS FREKUENSI FREK.KOMULATIF Z1 Z2 LUAS (P) e1

1 77,95-79,79 15 15 -1,667 -1,228 0,0627 11,286


2 79,7-81,54 35 50 -1,25 -0,811 0,1034 18,612
3 81,45-83,29 18 68 -0,823 -0,393 0,1422 25,596
4 83,2-85,04 12 80 -0,415 0,023 0,1594 28,692
5 84,95-86,79 21 101 0,001 0,44 0,1664 29,952
6 86,7-88,54 45 146 0,419 0,858 0,1469 26,442
7 88,45-90,29 12 158 0,836 1,275 0,1023 18,414
8 90,2-92,05 22 180 1,253 1,695 0,0601 10,818

Untuk perbandingan antara nilai X2hitung dengan X2tabel memperhatikan nilai


harapan untuk tiap selang. Karena tidak terdapat frekuensi dan e 1 yang kurang
lima maka dan e1 tersebut tidak digabung dengan frekuensi sebelum ataupun
sesudah


NO CLASS BOUNDARIS FREKUENSI FREK.KOMULATIF Z1 Z2 LUAS (P) e1 ݂݅ െ ݁݅

݁݅
1 77,95-79,79 15 0,0627
50 -2,927 -2,039 29,898 15,642
2 79,7-81,54 50 0,1034
3 81,45-83,29 68 0,1422
30 -1,238 -0,37 54,288 11,964
4 83,2-85,04 80 0,1594
5 84,95-86,79 101 0,1664
66 0,42 1,298 56,394 15,699
6 86,7-88,54 146 0,1469
7 88,45-90,29 158 0,1023
34 2,089 2,97 29,232 13,792
8 90,2-92,05 180 0,0601
Jumlah 180 57,097

h) Menghitung
Hipotesis :
1. H0 : data berdistribusi normal
2. H1 : data tidak berdistribusi normal
3. α : 0,08
4. Daerah kritis : X 2tabel > X 2Hitung

2
Dimana X tabel dapat dilihat pada table distribusi normal
Derajat kebebasan ( V )=k−0=8−0=8
2 2 2 2
X tabel = X (1−α ) ( v )=X ( 1−0,08) (8 )=X ( 0,92) (8 )=4,642
5. Perhitungan :
( fi−ei )2
X 2Hitung=∑
ei

31
(15−11,286 )2 ( 35−18,612 )2 ( 22−10,818 )2
¿ + +…+
11,286 18,612 10,818
¿ 57,097

Gambar 3. 6 Kurva Hipotesis H0

6. Keputusan
Tolak H0 karena nilai X 2tabel < X 2Hitung yaitu 4,642<57,097 maka dapat
disimpulkan bahwa data dimensi tubuh tinggi duduk tegak (TDT) tidak
berdistribusi normal.

3.2.4 Perhitungan Nilai Presentil


 Dimensi Tubuh Tinggi Duduk Tegak

[ ]
i.n
−∑ fn
100
Pi=Li + ×k
F

[ ]
5 ×180
−0
100
P5=77,957+ × 1,75=79
15

[ ]
50 ×180
−80
100
P50=84,95+ × 1,75=85,783
21

32
[ ]
95 ×180
−158
100
P95 =90,2+ × 1,75=91,234
22

Berikut hasil recap nilai dimensi tubuh yang dipakai :

No
. Dimensi Keterangan P5 P50 P95
85,7 91,23
1 Tinggi Duduk Tegak (TDT) Seragam 79 8 4
2 Tinggi Duduk Normal (TDN) Seragam 80 85 89
3 Pantat Popitel (PPL) Seragam 42 48 53
4 Tinggi Popitel (TP) Seragam 40 46 51
5 Tinggi Sandaran (TS) Seragam 42 47 50
Lebar Sandaran Duduk
6 (LSD) Seragam 29 31 33
7 Siku ke Siku (SS) Seragam 38 41 46,45

3.2.5 Rancangan Fasilitas Kerja


Salahsatu dimensi tubuh pada produk ini adalah Tinggi Duduk Tegak
(TDT), nilai persentil yang di ambil adalah P50 agar para penyervis saat posisinya
tegak pada sandaran merasa nyaman dan tidak akan mengakibatkan pegal-pegal
pada tubuh si penyervis.
Berikut data dimensi tubuh yang diambil berserta persentil yang dipakai
dan alasannya :
No Dimensi tubuh Persentil Alasan
1 Tinggi Duduk Tegak (TDT) P50 agar para penyervis saat posisinya
tegak pada sandaran merasa
nyaman dan tidak akan
mengakibatkan pegal-pegal pada
tubuh si penyervis
2 Tinggi Duduk Normal (TDN) P50 agar penyervis dapat bersandar
dengan nyaman, yang sesuai
dengan ukuran tinggi puncak
tulang belikat.
3 Pantat Poplitel (PPL) P5 agar penyervis posisi pantat ke
lutut terasa nyaman sehingga
tidak ngengakibatkan pegal.
4 Tinggi Poplitel (TP) P95 mencegah terjadinya posisi kaki
mengambang atau terlalu panjang

33
untuk menyentuh permukaan
pijakan kursi pada saat duduk
5 Tinggi Sandaran (TS) P50 agar dapat disesuaikan dengan
tinggi sandaran mengakomodasi
dari rata-rata populasi
6 Lebar Sandaran Duduk (LSD) P50 agar semua bagian tulang
belakang dapat bersandar di
bagian sandaran kursi.
7 Siku Ke Siku (SS) P50 penyamanan penyervis pada saat
bersandar

Gambar 3. 7 Gambar 2 Dimensi Kursi Yang Sudah Ergonomis

34
Gambar 3. 8 Gambar Kursi 3 Dimensi yang Sudah Ergonomis

35
BAB IV

ANALISIS

4.1 Analisis Pengujian Data


Berdasarkan data pengukuran dimensi tubuh yang telah didapat dari
penelitian ini. Pada pengukuran terdapat 7 data dimensi tubuh yang berpengaruh
terhadap kenyamanan dalam posisi duduk. Data tersebut adalah Lebar Sandaran
Duduk (LSD), Tinggi Duduk Tegak (TDT), Tinggi Duduk Normal (TDN), Tinggi
Sandaran (TS), Tinggi Popliteal (TP), Pantat Popliteal (PPL), dan Siku Ke Siku
(SS)
Lebar Sandaran Duduk (LSD) digunakan untuk membuat lebar sandaran
yang pas dan nyaman bagi pengguna. Tinggi Duduk Tegak (TDT) digunakan
untuk menentukan tinggi bangku sesuai dengan pengguna pada umumnya. Tinggi
Duduk Normal (TDN) digunakan untuk menentukan apakah ukuran yang dipakai
dalam pembuatan tinggi sandaran akan nyaman apa tidak. Tinggi Sandaran (TS)
ini menentukan luas jangkauan tangan yanga dapat dilakukan oleh si pengguna.
Pantat Popliteal (PPL) ini menentukan ukuran kursi yang di perbaiki dari posisi
pantat ke popliteal. Tinggi Poplitel (TS) digunakan untuk penyangka pada kursi.
Siku Ke Siku (SS) digunakan untuk kenyamanan pada sandaran.
Pada pengolahan data tugas besar ini dilakukan perhitungan uji
keseragaman data, uji kecukupan data, uji kenormalan data, dan perhitungan nilai
presentil. Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut
sudah seragam apa belum atau sudah berada pada batas kontrol yang di tentukan.
Suatu data dapat dinyatakan seragam, apabila data-data tersebut tidak melebihi
dari batas kontrol yang telah ditentukan, sedangkan data yang dinyatakan tidak
seragam berarti data-data tersebut melebihi batas kontrol yang ditentukan. Batas-
batas pengendalian tersebut ditentukan berdasarkan tingkat keyakinan 92% dan
tingkat ketelitian 8%. Pada uji kecukupan data, data dinyatakan cukup apabila
nilai N teoritis lebih kecil dibandingkan dengan N data yang dimiliki (N’ lebih
kecil dari N) terbukti dari hasil perhitungan N’ pada ke-7 dimensi tubuh yang berpengaruh
terhadap kenyamanan dalam posisi duduk ini yang menunjukkan bahwa hasil N’ lebih
kecil dari N. Uji kenormalan data dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut
terdistribusi normal apa tidak, itu di ketahui dari nilai χ2tabel dan χ2hitung. Pada
dimensi tubuh Tinggi Duduk Tegak (TDT) yang berpengaruh terhadap
kenyamanan dalam posisi duduk menunjukkan nilai χ2tabel = 4,642 sedangkan nilai
χ2hitung = 57,097. Dari semua dimensi tubuh tersebut menunjukkan bahwa data-data tersebut
tidak terdistribusi normal karenakan nilai χ2tabel lebih kecil daripada χ2hitung. Sedangkan pada
perhitungan nilai presentil yang dihitung adalah P5, P50, dan P95. Presentil 5 menunjukan
ukuran terkecil, presentil 50 menunjukan ukuran rata-rata, sedangkan presentil 95
menunjukan ukuran terbesar. Hasil perhitungan presentil pada Tinggi Duduk
Tegak (TDT) adalah P5=79 ; P50=85,783 ; P95=91,234, Tinggi Duduk Normal (TDN)
adalah P5=80;P50=85;P95=89, Pantat Poplitel (PPL) adalah P5=42;P50=48;P95=53, Tingi
Poplitel (TP) adalah P5=40;P50=46;P95=51, Tinggi Sandaran (TS) adalah
P5=42;P50=47;P95=50, Lebar Sandaran Duduk (LSD) adalah P5=29;P50=31,P95=33,Siku Ke
Siku (SS) adalah P5=38;P50=41;P95=46,45.

4.2 Analisis Rancangan Fasilitas Kerja


Pada rancangan fasilitas kerja ukuran yang di pilih untuk rancangan
perbaikan adalah ukuran dari salahsatu hasil nilai presentil yang telah dihitung.
Pada Tinggi Duduk Tegak (TDT) presentil yang dipilih adalah P50 agar para
penyervis saat posisinya tegak pada sandaran merasa nyaman dan tidak akan
mengakibatkan pegal-pegal pada tubuh si penyervis,dengan mengukur Lebar
Sandaran Duduk (LSD) yaitu dimaksudkan agar semua bagian tulang belakang
dapat bersandar di bagian sandaran kursi. Diukurnya Tinggi Duduk Normal
(TDN) adalah agar penyervis dapat bersandar dengan nyaman, yang sesuai dengan
ukuran tinggi puncak tulang belikat. Pada Tinggi Sandaran (TS) diukur agar dapat
disesuaikan dengan tinggi sandaran mengakomodasi dari rata-rata populasi.
Tinggi Popliteal (TP) diukur untuk mencegah terjadinya posisi kaki mengambang
atau terlalu panjang untuk menyentuh permukaan pijakan kursi pada saat duduk .
Dan pada Pantat Popliteal (PPL) diukur agar penyervis posisi pantat ke lutut
terasa nyaman sehingga tidak ngengakibatkan pegal.Siku Ke Siku (SS) diukur
untuk penyamanan penyervis pada saat bersandar

37
BAB V

KESIMPULAN

Dari data yang telah diolah di dapat kesimpulan dari hasil perhitungan uji
keseragaman data, uji kecukupan data, uji kenormalan data, dan perhitungan nilai
presentil, bahwa dari hasil perhitungan antropometri tersebut dapat menentukan
bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang
dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk
tersebut didapat rancangan perbaikan dari kursi penyervis yang dilengkapi dengan
sandaran, penambahan ukuran panjang kursi dari pantat ke popliteal dan
penambahan ukuran lebar kursi untuk mendapatkan posisi duduk yang nyaman
saat melakukan proses servis.
Proses rancang sebuah peralatan kerja didesain sesuai dengan ergonomis
agar memberikan hasil yang baik. Rancangan produk harus dapat diatur secara
fleksibel jelas memberikan kemungkinan lebih besar bahwa produk tersebut akan
mampu dioperasikan oleh setiap orang meskipun ukuran tubuh mereka akan
berbeda – beda. Kursi kerja penyervis yang ergonomis adalah kursi kerja yang
sesuai dengan operatornya, hal ini dapat dilihat dari ukuran kursi kerja operator
servis dengan antropometri tubuh operatornya sehingga operator dapat merasakan
kenyamanan pada saat menggunakannya. Jadi bisa dikatakan antropometri
memegang peranan utama dalam rancang bangun sarana dan prasarana kerja.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai