Anda di halaman 1dari 4

DEFINISI ANTROPOMETRI

Istilah antropometri berasal dari dua kata yaitu “anthro” yang artinya manusia dan “metri” yang
artinya ukuran. Secara definitif antropometri dinyatakan sebagai studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia (Wignjosoebroto, 1995).

Menurut Sanders dan McCormick (1987) serta Pheasant (1988) dan Pulat (1992), antropometri
adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya relevan dengan desain
tentang sesuatu yang dipakai orang.

Antropometri secara luas digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam interaksi


manusia. Data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang
berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan produk tersebut.

JENIS ANTROPOMETRI

Berdasarkan cara pengukurannya Anthropometri dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

1). Anthropometri statis (Structural Body Dimensions)

Dalam Anthropometri statis pengukuran dimensi tubuh dilakukan pada tubuh manusia dalam
keadaan diam. Dimensi yang diambil dalam Anthropometri statis ini adalah secara lurus (linier) dan
dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif maka pengukuran harus
dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan
diam. Contoh: pengukuran tinggi tubuh dari populasi untuk desain tinggi pintu.

2). Anthropometri dinamis (Functional Body Dimension)

Pada Anthropometri dinamis dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi yang sedang bergerak,
sehingga lebih kompleks dan sulit diukur.

Terdapat 3 kelas pengukuran Anthropometri dinamis, yaitu:

a). Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu
aktivitas. Contoh: Mempelajari performance atlet.

b). Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan pada saat bekerja. Contoh: Jangkauan dari gerakan
tangan dan kaki efektif pada saat kerja yang dilakukan duduk atau berdiri.

c). Pengukuran variabilitas kerja. Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari
seorang operator.

DIMENSI DALAM ANTROPOMETRI

Dalam anthropometri dikenal dua dimensi yang digunakan untuk menentukan ukuran dalam
merancang suatu produk, yaitu:

a) Dimensi ruang (Clearance)


Dimensi ini menentukan ruang minimum yang diperlukan oleh manusia untuk melaksanakan
aktivitasnya. Sebuah produk dalam perancangannya harus mempertimbangkan dimensi ruang
yang digunakan sebagai ruang gerak pengguna saat menggunakan produk tersebut. Biasanya
dimensi ini ditentukan dengan ukuran yang lebih besar dari populasi pemakai yang diharapkan.
Misalnya saat perancangan tingi kusen pintu, perlu dipertimbangkan dimensi clearence sebagai
ruang bagi pengguna.
b) Dimensi jangkauan (Reach)
Dimensi jangkauan ditentukan dengan ruang maksimum yang diijinkan ketika melaksanakan
aktivitasnya. Biasanya ditentukan dengan ukuran yang lebih kecil dari populasi pemakai yang
diharapkan, misalnya tinggi pegangan tangan dalam bus kota ditentukan oleh populasi pemakai
terpendek

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANTROPOMETRI


Penggunaan data antropometri perlu dipertimbangkan beberapa faktor umum yang akan
mempengaruhi dimensi tubuh manusia adalah:
a) Usia
Perbedaan usia mempengaruhi variabilitas dimensi tubuh manusia satu dengan yang lainnya.
Sehingga saat melakukan proses perancangan, keseragaman responden saat pengambilan
data awal perlu ditentukan. Factor lain yang perlu dipertimbangkan sebelum menentukan
usia responden yang akan diambil datanya, yaitu menentukan “siapa yang akan
menggunakan produk tersebut?”
b) Life style (gaya hidup)
Gaya hidup seseorang seperti kebiasaan berolah raga, pola makan, aktivitas pekerjaan yang
dilakukan ternyata hal tersebut menjadi factor yang membedakaan dimensi tubuh seseorang
dengan yang lainnya. Menurut Pleuss, dkk (2019) sebuah penelitian menunjukkan
keterkaitan gaya hidup berolah raga pilates dan senam air pada Wanita usia 60-100 tahun
dapat menurunkan Body Mass Index (BMI), berat badan, dan ukuran pinggul dan pinggang
(Pichee, dkk. 2018)
c) Faktor genetik
Faktor genetik menurut Pleuss, dkk (2019) juga menjadi factor yang membedakan dimensi
tubuh seseorang dengan yang lainnya.
d) Jenis kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih besar dibandingkan wanita, kecuali beberapa
bagian tubuh tertentu seperti pinggul, dan sebagainya.
e) Lingkungan
Perbedaan lingkungan tempat tinggal seperti area perkotaan atau perdesaan secara langsung
mempengaruhi gaya hidup seseorang. Gaya hidup seseorang mempengaruhi bentuk tubuh
yang nanti berpengaruh pada perbedaan dimensi tubuh manusia satu dengan yang lainnya.
f) Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
g) Suku atau bangsa
Setiap suku, bangsa atau kelompok etnik memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu
dengan lainnya. Salah satu pengaruhnya yaitu gaya hidup yang berbeda, jenis makanan dan
sebagainya.
h) Status sosio ekonomi
i) Posisi tubuh
Sikap atau posisi tubuh berpengaruh terhadap dimensi ukuran tubuh, sehingga posisi standar
harus diterapkan untuk survei pengukuran. Posisi tubuh dikenal dua cara pengukurannya
yaitu: pengukuran dimensi struktur tubuh dan pengukuran dimensi fungsional tubuh.
j) Cacat tubuh
Data antropometri khusus diperlukan untuk merancang produk bagi orang-orang cacat
seperti kursi roda, kaki atau tangan palsu, dan lain-lain.
k) Tebal atau tipisnya pakaian yang dikenakan
Iklim yang berbeda akan mempengaruhi variasi yang berbedabeda dalam bentuk rancangan
dan spesifikasi pakaian. Sehingga dimensi manusia akan berbeda-beda dari satu tempat
dengan tempat lainnya.
l) Kehamilan
Kondisi kehamilan akan mempengaruhi dimensi ukuran dan bentuk tubuh wanita. Hal
tersebut memerlukan perhatian yang khusus terhadap perancangan produk yang dirancang.

APLIKASI DATA ANTROPOMETRI

Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:

1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll).

2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll).

3. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll).

4. Perancangan lingkungan kerja fisik

FILOSOFI DASAR DALAM ANTROPOMETRI

Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomic sebagai data
antropometri yang diaplikasikan (Sutalaksana, 1979 dan Wignjosoebroto, 1995), yaitu:

1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Contoh: penetapan ukuran
minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat.

2. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu. Contoh:
perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan sudut sandarannyapun
bisa dirubah-rubah.

3. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum,
kursi tunggu, dan lain – lain.

5 HAL YANG BERKAITAN DENGAN KETIDAKSESUAIAN DENGAN ILMU ANTROPOMETRI

1. Rancangan kursi kendaraan umum atau bus jarak jauh dengan jarak tempuh lebih dari 12 jam
yang kurang komprehensif.
Analisis:
Rancangan kursi bus jarak jauh dengan jarak tempuh lebih dari 12 jam perlu perancangan yang
cermat. Kursi untuk bus jarak jauh mempunyai dua fungsi utama yaitu fungsi untuk duduk dan
fungsi untuk tidur (istirahat). Dengan dua fungsi tersebut tentunya perlu dipertimbangkan
beberapa aspek agar pengguna merasa nyaman dalam menggunakan kursi tersebut. Kursi yang
digunakan saat ini masih dirancang hanya untuk duduk dan tidur dengan konsep sikap
berbaring, belum sampai pada aspek kenyamanan dan kualitas tidur. Untuk meningkatkan
kenyamanan dalam menggunakan bus jarak jauh, aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan
adalah: (1) rancangan headrest dan penyangga leher; (2) rancangan kemiringan sandaran kursi
yang optimal, sehingga sikap berbaring menjadi nyaman untuk mengurangi beban punggung;
dan (3) rancangan penyangga tungkai dan footrest. Terkait dengan rancangan kursi untuk
kebutuhan headrest, Corlett (2007) menjelaskan bahwa seseorang perlu menggunakan pustur
berbaring untuk menurunkan beban tulang belakang atau dengan menaikan sudut pinggul.

2. Peralatan industri yang didatangkan dari Amerika dan Eropa menimbulkan kesulitan dalam
pemakaian karena tidak sesuai dengan dimensi tubuh orang Indonesia. Akan tetapi peralatan
yang di produksi oleh Jepang relatif lebih nyaman digunakan oleh pekerja Indonesia karena
dimensi tubuh orang Indonesia dengan Jepang relatif sama.
Analisis:
Tingkat kenyamanan peralatan tergantung dengan kesesuaian antara dimensi peralatan dengan
dimensi tubuh pengguna. Oleh karena itu perancangan peralatan yang digunakan harus
ergonomis artinya dimensi peralatan harus selaras dengan dimensi tubuh pengguna.

FYI (sumber):
Hijau: Buku Pengantar Ergonomi Industri.pdf (unand.ac.id)
Kuning: Antropometri MODUL PDP.pdf (uty.ac.id)
Biru: antropometri.indd (uii.ac.id)
Abu2: Buku Pengantar Ergonomi Industri.pdf (unand.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai