Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya. Makalah kami yang berjudul "Makalah Peristiwa G30S/PKI
Tahun 1965" dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi penugasan Mata Kuliah Pancasila pada
Program Studi S-1 Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa
Karawang. Melalui kesempatan kali ini kami menyampaikan rasa terimakasih
kepada diantaranya :
Kami menyadari bahwa Makalah Peristiwa G30S/PKI Tahun 1965 ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan daripada kelebihan. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Dan kami berharap
semoga Makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.
Penyusun
0
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar 1 (7) Pahlawan Revolusi Dalam Peristiwa G30SPKI
4
menetralisasi pasukan-pasukan yang menduduki Lapangan Merdeka.
Kemudian, Mayjen Soeharto menugaskan kepada Kolonel Sarwo Edhi
Wibowo untuk merebut kembali gedung RRI dan Pusat Telekomunikasi,
tugas tersebut selesai dalam waktu singkat dan tanpa pertumpahan darah.
Dengan dikuasainya RRI dan Telekomunikasi, pada jam 20.00 WIB
Soeharto mengumumkan bahwa telah terjadi perebutan kekuasaan oleh
gerakan 30 September, beliau juga mengumumkan bahwa Presiden Soekarno
dan Menko Hankam/KASAB Jenderal A.H. Nasution dalam keadaan
selamat.
Operasi penumpasan berlanjut ke kawasan Halim Perdanakusuma pada
2 Oktober 1965, tempat pasukan G30S mengundurkan diri dari kawasan
Monas Kawasan. Pada tanggal yang sama, atas petunjuk Polisi Sukitman
yang berhasil lolos dari penculikan PKI, pasukan pemerintah menemukan
lokasi Jenazah para perwira di lubang sumur tua. Di atasnya, ditanami pohon
pisang di kawasan yang dekat juga dengan Halim, yakni Lubang Buaya,
Jakarta Timur. Pada tanggal 4 Oktober, dilakukan pengangkatan jenazah
tersebut dan keesokan harinya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Kalibata Jakarta.
5
Para perwira yang gugur akibat pemberontakan ini diberi penghargaan
sebagai Pahlawan Revolusi. Upaya penumpasan terus dilakukan, Rakyat
Indonesia turut membantu dan mendukung penumpasan tersebut.
Demonstrasi anti-PKI berlangsung di Jakarta. Operasi penumpasan berlanjut
dengan menangkap orang-orang yang dianggap bertanggung jawab pada
peristiwa itu.
6
Soekarno. Usut punya usut informasi ini tersebar dari beberapa
rekan militer yang ternyata merupakan simpatisan PKI. Hal ini
dijelaskan dalam sebuah buku yang ditulis oleh Peter Kasenda
berjudul "Kematian DN Aidit dan Kejatuhan PKI" pada 2016.
2) Perpecahan Di Dalam Badan Militer
Faktor penyebab G30S PKI adalah bahwa saat itu di dalam badan
militer sudah terjadi perpecahan yang menyebabkan terjadinya
pembagian faksi yang bertujuan untuk saling memperebutkan
kekuasaan dan pengaruh. Di dalamnya ada sebagian kecil yang juga
berperan sebagai simpatisan PKI. Selain itu, PKI merupakan salah satu
partai yang cukup berpengaruh kala itu. Beberapa kadernya juga
menduduki kursi dewan dan kursi pejabat. Selain faksi yang menjadi
simpatisan ada juga faksi yang berdiri dengan faham anti PKI. Faksi
inilah yang pada akhirnya setia kepada Soekarno. Di faksi inilah
diyakini Dewan Jenderal bersarang.
3) Terpengaruh Perang Dingin
Agenda kudeta yang dilakukan oleh PKI di Indonesia tidak
terlepas dari efek samping terjadinya perang dingin antara Uni Sovie
(komunis) dan Amerika Serikat (kapitalis). Sedangkan pada tahun
1960-an Presiden Soekarno lebih cenderung untuk memihak blok
Soviet, sedangkan Dewan Jenderal diasumsikan lebih pro ke pihak blok
barat sehingga ada sebuah spekulasi untuk menyingkirkan Presiden
Soekarno kala itu. Berdasarkan asumsi tersebut para perwira militer
yang loyal kepada Sukarno bergerak secara diam-diam untuk mencegah
kudeta.
Singkat cerita, pasukan tak kenal ampun ini berhasil menculik 6
(enam) Jenderal, yakni Letjen. Ahmad Yani, Mayjen. R. Soeprapto,
Mayjen. Harjono, Mayjen. S. Parman, Brigjen D.I. Panjaitan dan
Brigjen Sutoyo. Namun dikarenakan perencanaan dan eksekusi rencana
yang kurang matang membuat rencana gagal total, hasilnya adalah
dibunuhnya para Jenderal. Ada Kolonel Abdul Latief (Komandan
Garnisun Kodam Jaya), Letkol Untung (Komandan Batalion Pasukan
7
Pengawal Presiden Cakrabirawa), dan Mayor Sujono (Komandan
Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim). Mereka didukung
oleh Sjam Kamaruzaman, Kepala Biro Chusus (BC) PKI yang
merupakan badan intelijen PKI. Daftar jenderal yang jadi sasaran
disusun oleh Sjam bersama para perwira militer. Mereka berencana
"menculik" para jenderal dan membawanya ke hadapan Presiden
Sukarno.
8
berpolitik secara pofesional serta dinamis, tanpa menjatuhkan lawan
terlebih dulu saat sebelum bertempur. Meski perebutan kekuasaan
dalam sesuatu Negeri tidak luput dari bermacam kasus baik itu dalam
sesuatu kelompok ataupun individual. Tetapi perihal itu dapat diobati
dengan metode berpolitik yang benar yaitu dengan mempunyai watak
kejujuran, kebijaksanaan, dan saling menghormati satu sama lain.
Jawaban:
Penjawab : Kukuh Iman Wahyudi (Kel. C – 2210631140079)
1) Tidak akan ada istilah G30S/PKI
2) Belum tentu tentu total presiden yang pernah menjabat di Indonesia saat
ini berjumlah 7 orang, bisa lebih atau bahkan kurang
3) Partai komunis tetap ada di Indonesia
4) Para jenderal G30S/PKI tidak terbunuh
5) Tidak ada nama jalan Tujuh Pahlawan Revolusi (Tuparev) di berbagai
daerah.
6) Film pengkhianatan G30S/PKI tidak pernah dibuat
Apabila PKI tidak pernah ada di Indonesia, maka keadaan Indonesia saat ini
tidak jauh berbeda.
Jawaban:
Penjawab : Ferdy Hartawan Putra (Kel. C – 2210631140072)
9
Karena Soeharto pada saat itu hanya sebagai KOSTRAD yang dianggap
memiliki pengaruh yang tidak banyak dan posisinya tidak setinggi para
jenderal yang dibunuh. Ada anggapan di skenario PKI, bahwa para jenderal
korban G30S/PKI akan dimintai suatu tanda tangan bahwa mereka yang
akan menggeser atau menggulingkan presiden Soekarno sehingga PKI
berniat untuk membunuh para jendral untuk mencegah hal itu terjadi.
Alasan mengapa jasad para jenderal yang dibunuh dibuang di lubang buaya:
1) Karena lubang buaya adalah daerah militer yang dimiliki oleh angkatan
udara. Beberapa petinggi angkatan udara condong ke arah komunis dan
terpengaruh paham komunis. Bahkan, TNI angkatan udara banyak yang
juga termasuk dalam anggota cakrabirawa sehingga dapat dengan
mudah dilakukannya koordinasi.
2) Karena masih daerah pinggiran dan masyarakatnya masih kelas
menengah ke bawah sehingga mudah disusupi oleh orang-orang PKI.
Dan juga masyarakatnya yang memang sosialis sehingga mudah dihasut
oleh PKI untuk ikut dalam paham komunis, contohnya seperti kaum
buruh dan kaum petani.
3) Wilayah yang dekat dengan kediaman para jenderal sehingga anggota
cakrabirawa dapat menjalankan strateginya dengan cepat.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari peristiwa G30SPKI ini, dapat disimpulkan bahwa Pancasila
sebagai dasar negara harus tetap dijaga nilai nilainya, jangan sampai
kejadian seperti G30SPKI ini terjadi lagi di Indonesia karena sangat
berbahaya bagi keutuhan NKRI. Sebagai rakyat Indonesia dan juga
mahasiswa harus dapat mengimplementasikan peran & fungsi
mahasiswa yaitu guardian of value (penjaga nilai nilai) kepada
masyarakat, dengan cara konsisten melaksanakan semua isi nilai nilai
yang ada dalam Pancasila di lingkungan masyarakat, kampus, serta
keluarga.
3.2 Saran
Dari Peristiwa G30S/PKI yang terjadi pada tahun 1965 penulis
memberikan saran sebagai berikut:
11
menulis sejarah dengan tema yang sama, hingga itu hendak sangat
menolong untuk para pecinta sejarah serta generasi muda.
12
DAFTAR PUSTAKA
13