Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TRAGEDI PEMBERONTAKAN

G30S PKI TAHUN 1965

Oleh:
Rama Ramansha Lillah

SMK NEGERI 12 SURABAYA


Jl. Siwalankerto Permai No.1A, Siwalankerto, Kec. Wonocolo,
Kota SBY, Jawa Timur 60236
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya,
sehingga penulisan makalah yang berjudul “Tragedi Pemberontakan G30S PKI
Tahun 1965” ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas
mata pelajaran sejarah dari Bapak Drs Drajat Wahyono, S.Pd selaku guru mata
pelajaran sejarah kelas XI Film 2
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, baik mengenai materi, mutu, penggunaan bahasa maupun
cara penyajiannya. Maka saya mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Surabaya,14 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………………………….i
Bab 1
1.1 Pendahuluan……………………………………………………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………………4
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………………………………………………..4
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………………………………………………………..4
Bab 2

A.Awal Peristiwa …………………………………………………………………………………………………. 5

B.Serangan-Serangan Dari PKI……………………………………………………………………………………………….7


C.Tokoh Tokoh G30S PKI………………………………………………………………………………………………………10
D.Penangkapan Anggota PKI………………………………………………………………………………………………..11
E.Dampak G30S PKI……………………………………………………………………………………………………………..13
Bab 3
A.Simpulan …………………………………………………………………………………………………………………………16
B.Saran………………………………………………………………………………………………………………………………..17
C.Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………………….18

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan partai komunis yang terbesar di seluruh
dunia, di luar Tiongkok dan Uni Soviet. Sampai pada tahun 1965 anggotanya berjumlah
sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya. PKI juga mengontrol
pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani
Barisan Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita
(Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih
dari 20 juta anggota dan pendukung.
Pada bulan Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Sukarno menetapkan konstitusi di
bawah dekrit presiden - sekali lagi dengan dukungan penuh dari PKI. Ia memperkuat
tangan angkatan bersenjata dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-posisi
yang penting. Sukarno menjalankan sistem "Demokrasi Terpimpin". PKI menyambut
"Demokrasi Terpimpin" Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa dia mempunyai
mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama dan Komunis yang
dinamakan NASAKOM.Pada era "Demokrasi Terpimpin", kolaborasi antara
kepemimpinan PKI dan kaum burjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan
independen kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan
ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, foreign reserves menurun,
inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.

1
Dari tahun 1963, kepemimpinan PKI makin lama makin berusaha memprovokasi
bentrokan-bentrokan antara aktivis massanya dan polisi dan militer. Pemimpin-
pemimpin PKI juga menginfiltrasi polisi dan tentara denga slogan "kepentingan
bersama" polisi dan "rakyat". Pemimpin PKI DN Aidit mengilhami slogan "Untuk
Ketentraman Umum Bantu Polisi". Di bulan Agustus 1964, Aidit menganjurkan semua
anggota PKI membersihkan diri dari "sikap-sikap sektarian" kepada angkatan bersenjata,
mengimbau semua pengarang dan seniman sayap-kiri untuk membuat "massa tentara"
subjek karya-karya mereka.
Di akhir 1964 dan permulaan 1965 ribuan petani bergerak merampas tanah yang bukan
hak mereka atas hasutan PKI. Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara mereka dan
polisi dan para pemilik tanah. Bentrokan-bentrokan tersebut dipicu oleh propaganda PKI
yang menyatakan bahwa petani berhak atas setiap tanah, tidak peduli tanah siapapun
(milik negara = milik bersama). Kemungkinan besar PKI meniru revolusi Bolsevik di Rusia,
di mana di sana rakyat dan partai komunis menyita milik Tsar dan membagi-bagikannya
kepada rakyat.
Pada permulaan 1965, para buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan
minyak milik Amerika Serikat. Kepemimpinan PKI menjawab ini dengan memasuki
pemerintahan dengan resmi. Pada waktu yang sama, jenderal-jenderal militer tingkat
tinggi juga menjadi anggota kabinet. Jendral-jendral tersebut masuk kabinet karena
jabatannya di militer oleh Sukarno disamakan dengan setingkat mentri. Hal ini dapat
dibuktikan dengan nama jabatannya (Menpangab, Menpangad, dan lain-lain).
Menteri-menteri PKI tidak hanya duduk di sebelah para petinggi militer di dalam kabinet
Sukarno ini, tetapi mereka terus mendorong ilusi yang sangat berbahaya bahwa
angkatan bersenjata adalah merupakan bagian dari revolusi demokratis "rakyat". Aidit
memberikan ceramah kepada siswa-siswa sekolah angkatan bersenjata di mana ia
berbicara tentang "perasaan kebersamaan dan persatuan yang bertambah kuat setiap
hari antara tentara Republik Indonesia dan unsur-unsur masyarakat Indonesia, termasuk
para komunis".
Rezim Sukarno mengambil langkah terhadap para pekerja dengan melarang aksi-aksi
mogok di industri. Kepemimpinan PKI tidak berkeberatan karena industri menurut
mereka adalah milik pemerintahan NASAKOM.Tidak lama PKI mengetahui dengan jelas
persiapan-persiapan untuk pembentukan rezim militer, menyatakan keperluan untuk
pendirian "angkatan kelima" di dalam angkatan bersenjata, yang terdiri dari pekerja dan
petani yang bersenjata.
2
Bukannya memperjuangkan mobilisasi massa yang berdiri sendiri untuk melawan
ancaman militer yang sedang berkembang itu, kepemimpinan PKI malah berusaha untuk
membatasi pergerakan massa yang makin mendalam ini dalam batas-batas hukum
kapitalis negara. Mereka, depan jendral-jendral militer, berusaha menenangkan bahwa
usul PKI akan memperkuat negara.
Aidit menyatakan dalam laporan ke Komite Sentral PKI bahwa "NASAKOMisasi"
angkatan bersenjata dapat dicapai dan mereka akan bekerjasama untuk menciptakan
"angkatan kelima". Kepemimpinan PKI tetap berusaha menekan aspirasi revolusioner
kaum buruh di Indonesia. Di bulan Mei 1965, Politbiro PKI masih mendorong ilusi bahwa
aparatus militer dan negara sedang diubah untuk mengecilkan aspek anti-rakyat dalam
alat-alat negara.
Sejak tahun 1964 sampai menjelang meletusnya G30S telah beredar isu sakit parahnya
Bung Karno. Hal ini meningkatkan kasak-kusuk dan isu perebutan kekuasaan apabila
Bung Karno meninggal dunia. Namun menurut Subandrio, Aidit tahu persis bahwa Bung
Karno hanya sakit ringan saja, jadi hal ini bukan merupakan alasan PKI melakukan
tindakan tersebut.Pada tahun 1960 keluarlah Undang-Undang Pokok Agraria (UU Pokok
Agraria) dan Undang-Undang Pokok Bagi Hasil (UU Bagi Hasil) yang sebenarnya
merupakan kelanjutan dari Panitia Agraria yang dibentuk pada tahun 1948. Panitia
Agraria yang menghasilkan UUPA
Terdiri dari wakil pemerintah dan wakil berbagai ormas tani yang mencerminkan 10
kekuatan partai politik pada masa itu. Walaupun undang-undangnya sudah ada namun
pelaksanaan di daerah tidak jalan sehingga menimbulkan gesekan antara para petani
penggarap dengan pihak pemilik tanah yang takut terkena UUPA, melibatkan sebagian
massa pengikutnya dengan melibatkan backing aparat keamanan. Peristiwa yang
menonjol dalam rangka ini antara lain peristiwa Bandar Betsi di Sumatera Utara dan
peristiwa di Klaten yang disebut sebagai ‘aksi sepihak’ dan kemudian digunakan sebagai
dalih oleh militer untuk membersihkannya.Keributan antara PKI dan Islam (tidak hanya
NU, tapi juga dengan Persis dan Muhammadiyah) itu pada dasarnya terjadi di hampir
semua tempat di Indonesia, di Jawa Barat, Jawa Timur, dan di propinsi-propinsi lain juga
terjadi hal demikian, PKI di beberapa tempat bahkan sudah mengancam kyai-kyai bahwa
mereka akan disembelih setelah tanggal 30 September 1965 (hal ini membuktikan
bahwa seluruh elemen PKI mengetahui rencana kudeta 30 September tersebut).
3
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Peristiwa G30S PKI tahun 1965?


2. Apa Saja Serangan Yang Dilakukan PKI?
3. Siapa Saja Tokoh Dibalik Pemberontakan PKI?
4. Siapa Saja Korban Dari Serangan Pemberontakan PKI?
5. Bagaimana penangkapan dan pembantaian PKI?

1.3 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Terjadinya Peristiwa G30S PKI 1965
2. Untuk Mengetahui Siapa Saja Tokoh Dan Korban Dari Peristiwa G30S PKI
1965
1.4 MANFAAT
1. Untuk Menambah Pengetahuan Dan Wawasan Lebih Dalam Tentang
Sejarah Peristiwa G30S PKI 1965
2. Untuk Menambah Pengetahuan Bagi Pembaca Tentang Latar Belakang
Terjadinya Serangan Pemeberontakan G30S PKI 1965

4
BAB 2
PEMBAHASAN
A. AWAL PERISTIWA
G30S/PKI atau Gerakan 30 September 1965/PKI adalah suatupengkhianatan yang
paling besar yang terjadi pada bangsa Indonesia.Peristiwa G30S PKI terjadi pada tahun
1965 dan dimotori oleh Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit, pemimpin terakhir PKI.Di
bawah kendali DN Aidit, perkembangan PKI semakin nyata walaupun diperoleh melalui
sistem parlementer. DN Aidit mendukung konsep Khrushchev, yakni "If everything
depends on the communist, we would follow the peaceful way (bila segalanya
bergantung pada komunis, kita harus mengikuti dengan cara perdamaian)."

Pandangan itu disebut bertentangan dengan konsep Mao Ze Dong dan Stalin yang
secara terbuka menyatakan bahwa komunisme dikembangkan hanya dengan melalui
perang.G30S PKI terjadi pada malam hingga dini hari, tepat pada akhir tanggal 30
September dan masuk 1 Oktober 1965.Gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh
PKI mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang yang menjadi
target langsung dibunuh di kediamannya. Sedangkan lainnya diculik dan dibawa
menuju Lubang Buaya.

Keenam perwira tinggi yang menjadi korban G30S PKI antara lain
1.Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani
2. Mayor Jenderal Raden Soeprapto
3. Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
4. Mayor Jenderal Siswondo Parman
5. Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan
6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

5
Setelah persiapan dianggap matang oleh para pemimpin PKI, maka mereka
menentukan pelaksanaannya yaitu 30 September. Gerakan untuk merebut kekuasaan
dari pemerintah RI yang sah ini didahului dengan penculikan dan pembunuhan
terhadap jendral jendral TNI-AD yang dianggap anti PKI. Gerakan 30 September 1965
dipimpin oleh Letnan Kolonel untung, Komandan Batalion I Resimen Cakrabirawa, yaitu
pasukan pengawal presiden.
Gerakan ini dimulai pada dini hari, tanggal 1 Oktober dengan menculik dan membunuh
6 perwira tinggi dan seorang perwira muda angkatan darat. Mereka yang diculik
dibunuh di Desa Lubang Buaya sebelah selatan Pangkalan Udara Halim Perdana
Kusuma oleh anggota-anggota pemuda rakyat Gerwani dan Ormas PKI yang lain.
Sementara itu gerakan 30 september telah berhasil menguasai 2 sarana telekomunikasi
yakni studio RRI dan kantor PN telekomunikasi.
Pada rapat 22 September 1965, PKI  mulai membagi tiga pasukan yang harus
melakukan tugas-tugas yang berbeda, yaitu :
(1) Pasukan Pasopati yang bertugas untuk menculik dan membunuh Jenderal
Angkatan Darat
(2) Pasukan Bimasakti yang bertugas untuk menguasai RRI dan Telekomunikasi,
dan
(3) Pasukan Gatotkaca yang bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan di
Lubang Buaya.

6
Tujuan utama G30S PKI adalah menggulingkan pemerintahan era Soekarno dan
mengganti negara Indonesia menjadi negara komunis. Seperti diketahui, PKI disebut
memiliki lebih dari 3 juta anggota dan membuatnya menjadi partai komunis terbesar
ketiga di dunia, setelah RRC dan Uni Soviet.

Beberapa tujuan G30S PKI adalah sebagai berikut:

1. Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya


sebagai negara komunis.
2. Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan pemerintahan.
3. Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk
sistem pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat
komunis.
4. Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.
5. Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan
komunisme internasional.

B. Serangan-Serangan Yang Dilakukan PKI


PKI terhitung melakukan 3 kali pemberontakan. Pertama adalah di tahun 1926-1927,
yang membuat para tokohnya diasingkan ke Boven Digul, Irian Barat oleh pemerintah
Belanda. PKI memberontak di Banten dan Silungkang.
Pemberontakan PKI di Banten dipimpin oleh KH Tubagus Achmad Chatib pada 12
November 1926. Anggota PKI melakukan serangan ke rumah Asisten Wedana, Mas
Wiriadikoesomo. Bersama dengan keluarganya, Asisten Wedana tersebut ditangkap
dan dibawa ke Caringin. Di sisi lain, pihak pemberontak berhasil melumpuhkan polisi
pengawal keluarga Mas Wiriadikoesomo. Setelahnya, PKI juga melakukan
penyerangan ke rumah Haji Ramal dan menewaskan dua orang.

Diserang pula rumah seorang pegawai pemerintahan yang sudah membocorkan


rencana PKI bernama Mohammed Dahlan. Adapula Benyamis, pegawai kereta api,
yang rumahnya juga dijadikan sasaran empuk penyerangan. Dalam insiden itu, ia dan
dua orang polisi penjaga tewas. Jasad Benyamis diketahui diperlakukan keji, dengan
dipotong-potong dan dibuang.
Usai pemberontakan itu, Gubernur Hindia Belanda di Jawa Barat, WP Hillen, langsung
melakukan perburuan dengan 64 kali penangkapan di wilayah Banten. Jika ditotal,
setidaknya terdapat 916 orang ditangkap terhitung sejak 13 November hingga 8
Desember 1926. Di tahun yang sama, pemberontakan tercatat terjadi di wilayah lain,
seperti Banyumas, Kedu, dan Pekalongan

7
Setahun setelahnya, pemberontakan kembali terjadi di Silungkang. Memasuki pukul 11
malam di malam tahun baru 1927, pemberontak sudah mulai melakukan serangan
kepada Kepala Nagari Silungkang, Muhammad Djamil. Mereka juga menyasar Guru
Mahmud, Djumin, dan Ramhman. Dalam peristiwa itu, ketiga guru dibunuh di rumahnya
tanpa melakukan perlawanan. Pedagang emas, Kari Sutan dan Menek, juga tewas di
tangan PKI bersama anaknya yang masih sangat kecil. Dalam pemberontakan saat itu,
PKI membunuh 7 pegawai pemerintahan Belanda dan menghancurkan fasilitas umum.

2.Pemberontakan Madiun
Pemberontakan selanjutnya terjadi di tahun 1948 dan terkenal dengan nama
pemberontakan Madiun atau peristiwa PKI Madiun 1948. Melansir laman Kemendikbud,
peristiwa ini bermula saat Kabinet Amir Sjarifuddin jatuh. Setelahnya, Amir membuat
FDR atau Front Demokrasi Rakyat dan menggalang kerja sama dengan barisan paham
kiri, seperti BTI (Barisan Tani Indonesia), PKI, dan Pesindo (Pemuda Sosialis
Indonesia). Amir juga diketahui mempunyai hubungan dekat dengan Muso dan
berencana ingin menyebarkan paham komunisme lebih luas lagi di Tanah Air.
Propaganda anti pemerintah dilancarkan dan kaum buruh melakukan mogok kerja. PKI
juga melakukan penculikan dan pembunuhan kepada beberapa tokoh, salah satunya
adalah Koloner Sutarto, Gubernur Jawa Tengah RM Ario Soerjo, dan Dr. Moewardi.
Puncak peristiwanya sendiri terjadi di tanggal 18 September 1948, ketika para
pemberontak menguasai Madiun dan menyerukan kehadiran Republik Soviet Indonesia

8
3.G30S PKI
Pemberontakan PKI yang paling terkenal sekaligus menjadi akhir pergerakan partai kiri
ini terjadi di tahun 1965. Dalam peristiwa ini, setidaknya ada 6 jenderal dan 1 perwira
TNI AD yang dibunuh di Jakarta. Sementara itu, ada 2 perwira TNI yang juga tewas di
Yogyakarta, yakni Letkol Sugijono dan Brigjen Katamso. Kelompok pemberontak
tersebut dipimpin oleh DN Aidit.Sebelum dibunuh di Lubang Buaya, Jakarta, para
perwira TNI AD tersebut terlebih dahulu diculik di kediamannya masing-masing.
Beberapa ada yang dibunuh di rumahnya, ada pula yang dibawa dan dibunuh di
Lubang Buaya.
Pemberontak melalui Letkol Untung memberikan pengumuman melalui RRI, yang berisi
bahwa gerakan 30 September dialamatkan kepada Dewan Jenderal dan ingin
melakukan kudeta kepada Presiden Soekarno.
Ada beberapa penyebab atau latar belakang terjadinya pemberontakan ini. Di
antaranya, pengaruh PKI berkembang pesat di kalangan seniman, guru, wartawan,
perwira TNU, dan cendekiawan. Selanjutnya, kondisi sosial-politik Indonesia di era
demokrasi terpimpin memberikan kesempatan kepada PKI untuk menyebarkan doktrik
Nasakom (nasionalisme, agama, dan komunisme). Hal ini juga menjadikan PKI sebagai
partai elite di politik Indonesia. Selain itu, PKI cepat bangkit pasca pemberontakan
Madiun 1948. Kebangkitan PKI ini tak lepas dari peran penting DN Aidit yang
menjadikan PKI masuk dalam jajaran 5 besar partai politik terbesar pada pemilu 1955.

9
C.Tokoh-Tokoh Dibalik G30S PKI
1. D.N Aidit
Pemilik nama lengkap Dipa Nusantara Aidit adalah sosok yang diduga dalang di balik
peristiwa G30S PKI. Ia merupakan Ketua Umum Comite Central (CC) Partai Komunis
Indonesia (PKI).Di masa kepemimpinannya, ia berhasil membawa PKI menjadi partai
ketiga terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan Tiongkok.Pada saat pemerintahan Orde
Baru di bawah pimpinan Jenderal Soeharto, mengeluarkan versi resmi bahwa PKI
adalah pelaku pemberontakan G30S. Aidit yang saat itu menjabat sebagai ketua PKI
dituduh sebagai dalang peristiwa tersebut.

Mengetahui dirinya sedang dicari, ia lantas melarikan diri hingga ditangkap di tempat
persembunyianya di Solo yaitu di rumah Kasim/Harjomartono. Setelah itu, Aidit
dieksekusi oleh beberapa militer di sebuah sumur tua di belakang markas TNI di
Boyolali.

2. Syam Kamaruzaman
Tak hanya Aidit, sosok Syam Kamaruzaman yang merupakan Ketua Biro Khusus PKI
juga diduga sebagai dalang dari kudeta dan pembunuhan yang terjadi pada peristiwa
G30S PKI.Biro Khusus yang ia pimpin merupakan sebuah organisasi rahasia PKI yang
bertujuan untuk merancang dan mempersiapkan kudeta. Salah satu strategi yang
dilakukan adalah dengan cara menyusup dan memengaruhi kelompok tentara
berhaluan kiri.Setelah peristiwa G30S terjadi, Syam tertangkap di Cimahi, Jawa barat
pada 9 Maret 1967. Di meja pengadilan, Syam mengakui bahwa ia bergerak di bawah
perintah Aidit. Atas pengakuannya tersebut ia dijatuhi hukuman mati hingga dieksekusi
pada 1986.

10
3. Letkol Untung Syamsuri
Letnan Kolonel Untung Syamsuri adalah kunci di balik gerakan G30S. Ia merupakan
seorang Komandan Batalyon KK I Cakrabirawa, pengawal Presiden Sukarno.Dalam
peristiwa G30S, Letkol Untung diduga sebagai penggerak pasukan Cakrabirawa untuk
melakukan penculikan dan pembunuhan yang terjadi terhadap tujuh jenderal militer.
Setelah peristiwa itu terjadi, Letkol Untung melarikan diri dan menghilang hingga pada
akhirnya ia tertangkap di Brebes, Jawa Tengah dan berujung eksekusi mati pada 1966,
setahun setelah peristiwa G30S.

D. Penangakapan Anggota PKI


Pembantaian di Indonesia 1965–1966 adalah peristiwa pembantaian terhadap orang-
orang yang dituduh komunis di Indonesia pada masa setelah kegagalan
kudeta Gerakan 30 September (G30S/PKI) di Indonesia Sebagian besar sejarawan
sepakat bahwa setidaknya setengah juta orang dibantai. Suatu komando keamanan
angkatan bersenjata memperkirakan antara 450.000 sampai 500.000 jiwa dibantai .
Pemimpin-pemimpin militer yang diduga sebagai simpatisan PKI dicabut jabatannya.
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Kabinet 100 Menteri dibersihkan dari
pendukung-pendukung Soekarno.

11
Pemimpin-pemimpin PKI segera ditangkap, bahkan beberapa dibunuh pada saat
penangkapan, sisanya dihukum mati melalui proses persidangan pura-pura untuk
konsumsi HAM Internasional.] Petinggi angkatan bersenjata menyelenggarakan
demonstrasi di Jakarta. Pada tanggal 8 Oktober, markas PKI Jakarta
dibakar. Kelompok pemuda anti-komunis dibentuk, contohnya Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi
Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), dan Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia
(KASI).] Di Jakarta dan Jawa Barat, lebih dari 10.000 aktivis dan petinggi PKI ditangkap,
salah satunya Pramoedya Ananta Toer

Pembersihan dimulai pada Oktober 1965 di Jakarta, yang selanjutnya menyebar ke


Jawa Tengah dan Timur, dan Bali. Pembantaian dalam skala kecil dilancarkan di
sebagian daerah di pulau-pulau lainnya, terutama Sumatra. Pembantaian terburuk
meletus di Jawa Tengah dan Timur. Korban jiwa juga dilaporkan berjatuhan di Sumatra
utara dan Bali. Petinggi-petinggi PKI diburu dan ditangkap: petinggi PKI, Njoto,
ditembak pada tanggal 6 November, ketua PKI Dipa Nusantara Aidit pada 22
November, dan Wakil Ketua PKI M.H. Lukman segera sesudahnya.
Metode pembantaian meliputi penembakan atau pemenggalan dengan
menggunakan pedang Jepang. Mayat-mayat dilempar ke sungai, hingga pejabat-
pejabat mengeluh karena sungai yang mengalir ke Surabaya tersumbat oleh jenazah.
Di wilayah seperti Kediri, Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama menyuruh orang-
orang komunis berbaris. Mereka lalu menggorok leher orang-orang tersebut, lalu
jenazah korban dibuang ke sungai. 

12
Pembantaian ini mengosongkan beberapa bagian desa, dan rumah-rumah korban
dijarah atau diserahkan ke angkatan bersenjata.Pembantaian telah mereda pada Maret
1966, meskipun beberapa pembersihan kecil masih berlangsung hingga tahun 1969.
Penduduk Solo menyatakan bahwa meluapnya sungai Bengawan Solo yang tidak biasa
pada Maret 1966 menandai berakhirnya pembantaian.

E. DAMPAK G30SPKI BAGI INDONESIA


Kejadian ini juga menimbulkan beberapa dampak secara sosial-politik.
Setidaknya ada empat hal yang timbul akibat peristiwa G30S PKI Dampak Sosial
Politik G30S PKI,yaitu:
1. Secara politik, lahir peta kekuatan politik baru, yaitu tentara AD.

2. Hingga Desember 1965, PKI telah hancur sebagai kekuatan politik di


Indonesia.

3. Kekuasaan dan pamor politik Presiden Soekarno meredup.

4. Secara sosial, ada penangkapan dan pembunuhan atas orang-orang PKI atau
dianggap PKI yang tidak seluruhnya melalui proses pengadilan dengan jumlah
yang cukup banyak.

5. Kondisi politik Indonesia yang semakin tidak stabil dikarenakan muncul


pertentangan didalam lembaga tinggi negara.
6. Sikap pemerintah yang belum bisa untuk mengambil keputusan untuk dapat
membubarkan PKI.
7. Munculnya aksi demonstrasi yang dilakukan secara besar-besaran untuk
menuntut agar PKI beserta ormas-ormasnya dibubarkan atau yang sering
dikenal dengan istilah Tritura atau sering disebut juga Tiga Tuntutan Rakyat
13
Isi Tritura:
-Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya.
-Perombakan kabinet Dwikora.
-Turunkan harga pangan.
Presiden Soekarno kemudian menganggap bahwa aksi unjuk rasa itu sebagai
usaha membelokkan jalan revolusi ke kanan. Oleh sebab itu, unjuk rasa semakin
meluas dan para mahasiswa tetap pada pendirian serta tuntutannya.

Dikeluarkannya Supersemar
Gerakan yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 menimbulkan perubahan
yang besar pada keberlangsungan negara Indonesia. Salah satu dampak yang
timbul dari gerakan tersebut adalah munculnya Supersemar. Dalam situasi
negara yang karut-marut dan serba tidak menentukan, Presiden Soekarno
memberikan mandat kepada Letjen Soeharto untuk memulihkan keadaan dan
kewibawaan pemerintah. Mandat tersebut dikenal sebagai Surat Perintah
Sebelas Maret atau Supersemar, yang dikeuarkan pada 11 Maret 1966.

Lahirnya Orde Baru


Supersemar menjadi tonggak lahirnya Orde Baru. Pasalnya, sehari setelah
mendapat mandat dari Presiden Soekarno, Soeharto mengeluarkan sebuah
keputusan atas nama presiden. Keputusan itu kemudian dikukuhkan ke dalam
ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1996 tanggal 5 Juli 1966. Dengan
demikian, sebuah tatanan politik baru diletakkan di Indonesia.Pembersihan
terhadap semua unsur PKI dilakukan, baik di bidang militer maupun birokrasi.
Supersemar menyebabkan kedudukan Soekarno sebagai Presiden RI kian
tergerus, sementara posisi Soeharto kian menguat atau terjadi peralihan
kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto. Status Soekarno yang menjabat
sebagai presiden seumur hidup akhirnya dicabut oleh MPRS pada 7 Maret 1967.
Setelah Soekarno lengser dari kursi kepresidenan, Soeharto menjadi presiden
pada 27 Maret 1968, yang menandai dimulainya era Orde Baru.
14
15
BAB 3
PENUTUP
A. SIMPULAN
Peristiwa G 30S/PKI yang lebih dikenal dengan peristiwa pemberontakan yang
dilakukan PKI, yang bertujuan untuk menyebarkan paham komunis di Indonesia.
Pemberontakan ini menimbulkan banyak korban, dan banyak korban berasal dari
para Jendral Angkatan Darat Indonesia. Gerakan PKI ini menjadi isu politik untuk
menolak laporan pertanggung jawaban Presiden Soekarno kepada MPRS.
Dengan ditolaknya laporan Presiden Soekarno ini, maka Indonesia kembali ke
pemerintahan yang berasaskan kepada Pancasila dan UUD 1945.

Peristiwa G30S/PKI 1965 yang terjadi di Indonesia telah memberi dampak


negatif dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat Indonesia yaitu dampak
politik dan dampak ekonomi. Setelah Supersemar diumumkan, perjalanan politik
di Indonesia mengalami masa transisi. Kepemimpinan Soekarno kehilangan
supremasinya. MPRS kemudian meminta Presiden Soekarno untuk
mempertanggungjawabkan hasil pemerintahannya, terutama berkaitan dengan
G30S/PKI. Dalam Sidang Umum MPRS tahun 1966, Presiden Soekarno
memberikan pertanggung jawaban pemerintahannya, khususnya mengenai
masalah yang menyangkut peristiwa G30S/PKI.

Dalam waktu yang singkat G30S/PKI gagal dalam usahanya mengganti dasar
negara pancasila dengan komunis. Hal ini menunjukan bahwa pancasila
memang kokoh, itulah sebabnya tanggal 1 Oktober 1965 merupakan titik tolak
kehancuran G30S/PKI dan kemenangn pancasila dijadikan sebagai hari
kesaktian pancasila.

16
B.SARAN
Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Bangsa yang melupakan sejarah,
akan dengan mudah tercerabut dari akar sejarah itu sendiri, dan menjadi
bangsa antah berantah.

17
C.DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-g30s-pki/
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5747435/g30s-pki-sejarah-tujuan-
kronologi-dan-latar-belakangnya
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220927113432-289-853111/tokoh-
tokoh-dalam-peristiwa-g30s-pki-siapa-saja
https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/02/223000279/dampak-peristiwa-
g30s-bagi-bangsa-indonesia?page=all

18

Anda mungkin juga menyukai