KATA PENGANTAR.................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan masalan.................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
2.1 Berdirinya Partai Komunis di Indonesia................................. 3
2.2 Pemberontakan Pertama........................................................ 4
2.3 Bangkitanya Partai Komunis ................................................. 6
2.4 Kronologi Peristiwa berdarah................................................ 6
2.5 Penumpasan G30S/PKI......................................................... 8
2.6 Proses Peralihan Kekuasaan Politik Setelah Peristiwa
G30S/PKI....................................................................................... 9
BAB III KESIMPULAN........................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Pada tanggal 18 September, para pendukung PKI tersebut merebut
tempat tempat yang strategis di Madiun, membunuh tokoh tokoh pro-
Pemerintah, dan mengumumkan melalui radio bahwa suatu pemerintah
Front Nasional yang baru telah terbentuk.
5
2.3 BANGKITNYA PARTAI KOMUNIS
Pada tahun 1951 D.N. Aidit terpilih menjadi ketua PKI, ia dengan
cepat membangun kembali PKI yang porak-poranda akibat kegagalan
pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948. Usaha yang dilakukan D.N.
Aidit berhasil dengan baik, sehingga dalam pemilihan umum tahun
1955, PKI berhasil meraih dukungan rakyat dan menempatkan diri
menjadi satu dari empat partai besar di Indonesia, yaitu PNI, Masyumi,
dan NV.
7
2.5 PENUMPASAN G30S/PKI
8
Gerakan penumpasan selanjutnya adalah menuju desa Lubang
Buaya yangdiperkirakan sebagai tempat pembunuhan terhadap 7 orang
Perwira Tinggi AngkatanDarat. Tembak-menembak terjadi di Lubang
Buaya antara RPKAD dengan satuan-satuan Yon 454, sehingga jatuh
korban seorang gugur dan dua orang luka-luka. Pada pukul 14.00
gerakan pembersihan oleh satuan-satuan RPKAD dan Yon 328 Kujang
di sekitar Cililitan dan Lubang Buaya dihentikan karena para
pemberontak telah buyar melarikan diri ke luar kota. Saat telah
mengusai Halim dan bubarnya pasukan pemberontak, maka gagallah
kudeta Gerakan 30 September yang didalangi PKI itu. Para pemimpin
pemberontak meninggalkan Halim menuju ke Pondok Gede, dan
selanjutnya menyelamatkan diri dari kejaran RPKAD.
10
Arus demonstrasi semakin deras membanjiri Jakarta sehingga
keadaan kota semakin tidak menentu. Ada yang mengira inilah akhir
dari kecemerlangan karir politik Presiden Soekarno yang dibesarkan
oleh suasana revolusi, namun tak berhasil mengerucutkan masalah yang
terjadi di dalam negeri sendiri pasca terjadinya proses peralihan
kekuasaan politik setelah peristiwa G30S/PKI. Letjen Soeharto
memberikan izin kepada ketiga perwira TNI - AD. yaitu Mayjen Basuki
Rahmat, Brigjen M. yusuf, dan Brigjen Amir Mahmud, untuk menemui
Presiden Sockamo di Istana Bogor. ketiga perwira TNI AD tersebut
menyampaikan pesan dari Letjen Soeharto bahwa beliau sanggup
menyelesaikan kemelut politik dan memulihkan keamanan dan
ketertiban di ibukota. Inilah langkah strategis yang dilakukan Letjen
Soeharto pada situasi pasca G30S / PKI . Kecerdasan Socharto yang
terkenal sebagai ahli strategi itu tidak terbantahkan di sini dan rupanya
Sockamo juga lalai menghadapi strategi yang sedang dikembangkan
oleh prajurit yang pernah dimaki - makinya itu.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN