Disusun Oleh:
3.M.Rama Dhani(11).....
MAPEL PPKN
SMP N 23 SEMARANG
TAHUN 2023
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Penyimpangan Nilai Pancasila (Study kasus
pemberontakan PKI tahun 1965)” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain itu, pembuatan makalah ini
juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempuraan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
2
Daftar isi
Kata Pengantar..........................................................................................2
Daftar isi......................................................................................................3
BAB I Pendahuluan...................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................5
C. Tujuan............................................................................................6
A. Komunis..........................................................................................6
B. Sejarah Singkat...............................................................................7
C. PKI Merasa Terancam.....................................................................8
D. Bentuk Penyimpangan....................................................................9
E. Analisis Penyimpangan Nilai Pancasila..........................................9
F. Orde Lama .....................................................................................10
G. Orde Baru........................................................................................11
H. Komunis Masuk Ke Indonesia........................................................12
I. Komunis Ideologi Terlarang...........................................................13
J. Dampak G30SPKI..........................................................................14
K. Tujuan PKI......................................................................................14
L. Mengatasi PKI................................................................................15
M. Tokoh Penting.................................................................................16
BAB III........................................................................................................20
A. Penutup...........................................................................................20
Daftar Pustaka............................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Latar belakang dari pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia ) pada tahun
1965 adalah:
1. Perkembangan PKI: PKI adalah partai politik dengan orientasi komunis yang
didirikan pada tahun 1920 dan menjadi salah satu partai politik terbesar di
Indonesia pada masa itu. Partai ini memiliki dukungan yang kuat dari
kelompok buruh dan petani.
2. Persaingan politik dan kekuasaan: Pada masa itu, Indonesia mengalami
ketegangan politik yang cukup tinggi. Di satu sisi, ada kelompok-kelompok
sayap kiri, termasuk PKI, yang ingin menguatkan posisi mereka dalam
pemerintahan, sementara di sisi lain ada kelompok-kelompok sayap kanan dan
Militer yang bersikeras pada ideologi nasionalis atau agama.
3. Gerakan-gerakan sosial: Sebelum peristiwa 1965, terdapat serangkaian
gerakan nasional dan ekonomi yang diinisiasi oleh PKI dan anggota-
anggotanya, termasuk gerakan reforma agraria yang berusaha
mendistribusikan tanah dari tuan tanah ke petani. Namun, upaya ini dihadapi
perlawanan dari kelompok-kelompok yang berkepentingan dalam sistem
agraria yang ada.
4. Ketegangan antara PKI dan militer: Hubungan antara PKI dan militer
semangkin tegang seiring berjalannya waktu. Militer memiliki kekhawatiran
akan kekuatan dan pengaruh PKI, yang dilihat sebagai ancaman terhadap
stabilitas negara dan ideologi nasionalis.
4
5. Pembentukan "Dwifungsi ABRI": Presiden Soekarno pada tahun 1960-an
mengeluarkan kebijakan "Dwifungsi ABRI" (Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia), yang memberikan militer peran ganda sebagai kekuatan militer
dan sosial politik. Kebijakan ini memperkuat peran militer dalam kehidupan
politik dan sosial, tetapi juga menciptakan ketegangan dengan PKI yang
menolak hegemoni militer.
Peristiwa 30 September 1965 menjadi titik awal peristiwa yang mengubah sejarah
Indonesia. Pada malam itu, sekelompok perwira militer yang diduga pro-PKI
melakukan kudeta yang gagal. Akibatnya, enam jenderal terkemuka termasuk
Jenderal Ahmad Yani tewas. Pada akhirnya, Soeharto, seorang jenderal di militer
Indonesia, mengambil alih kekuasaan dan
menyalahkan PKI atas kudeta itu.
Peristiwa pemberontakan PKI tahun 1965 ini berpengaruh pada seluruh tatanan
politik di Indonesia. Soeharto menjadi presiden dan memimpin pemerintahan
Orde Baru yang berlangsung hingga 1998. PKI yang pernah menjadi partai politik
yang kuat, hampir lenyap dari panggung politik Indonesia setelah peristiwa
tersebut, dan masih merupakan organisasi terlarang hingga saat ini. Dari latar
belakang tersebut PKI telah menyimpang dari Pancasila.
Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang tersebut bisa di tarik menjadi beberapa rumusan masalah
berikut:
1. Apa itu Komunis?
2. Mengapa PKI merasa terancam?
3. Apa itu Orde Baru?
4. Apa itu Orde Lama?
5. Dari mana Komunis masuk ke Indonesia?
6. Kenapa Komunis menjadi ideologi terlarang di Indonesia?
7. Apa dampak dari G30SPKI?
8. Apa tujuan PKI yang sebenarnya?
9. Apa saja bentuk peyimpangan nilai Pancasila yang di lakukan PKI?
10. Bagaimana cara mengatasi pemberontakan G30SPKI?
11. Siapa tokoh-tokoh penting G30SPKI?
Tujuan
1. Menambah pengetahuan pembaca
5
2. Mengetahui tentang apa itu komunis
3. Mengetahui mengapa PKI merasa terancam
4. Mengetagui apa itu Orde Lama
5. Mengetahui apa itu Orde Baru
6. Mengetahui dari mana Komunis masuk ke Indonesia
7. Mengetahui siapa dalang pelaku di balik G30SPKI
8. Mengetahui mengapa komunis menjadi ideologi terlarang di Indonesia
9. Mengetahui dampak dari G30SPKI
10. Mengetahui tujuan PKI yang sebenarnya
11. Mengetahui bentuk-bentuk peyimpangan Nilai Pancasila yang di lakukan
PKI
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komunis
Ideologi komunis adalah suatu sistem pemikiran, pandangan, dan prinsip politik
serta ekonomi yang mendasari paham komunisme. Ideologi ini menawarkan visi
tentang bagaimana masyarakat seharusnya diatur dan beroperasi, dengan tujuan
akhir mencapai masyarakat yang tanpa kelas dan berlandaskan pada prinsip
kesetaraan, keadilan, dan kepemilikan bersama.
6
e. Partai Komunis: Dalam banyak negara, Partai Komunis menjadi pengusung
dan pelaksana ideologi komunis. Partai ini memiliki peran penting dalam
memperjuangkan tujuan-tujuan komunis melalui upaya politik dan revolusi.
B. Sejarah Singkat
Sejarah singkat lebih lanjut tentang pemberontakan PKI tahun 1965 adalah
sebagai berikut:
1.Awal Mula PKI: Partai Komunis Indonesia (PKI) didirikan pada tahun 1920
dan menjadi partai komunis terbesar di luar Uni Soviet dan Tiongkok. PKI
memiliki basis dukungan kuat dari buruh dan petani, dan menjadi kekuatan politik
yang signifikan di Indonesia.
7
mengenai PKI dan peristiwa tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada sudut
pandang dan latar belakang sosial-politik yang digunakan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan PKI (Partai Komunis Indonesia) merasa
terancam pada masa sebelum dan saat pemberontakan G30S/PKI tahun 1965.
Beberapa faktor ini dapat menjelaskan persepsi PKI bahwa mereka menghadapi
ancaman terhadap keberadaan dan eksistensinya:
2. Konflik Ideologis dan Politik: PKI berhaluan kiri dan memiliki pandangan
yang berbeda dengan golongan-golongan politik lainnya di Indonesia yang
cenderung konservatif atau berhaluan kanan. Perbedaan pandangan ini
menyebabkan ketegangan politik dan ideologis, sehingga PKI merasa terancam
oleh kelompok-kelompok yang tidak setuju dengan paham komunis dan berusaha
menghalangi pengaruh PKI dalam pemerintahan dan masyarakat.
5. Perang Dingin dan Konteks Internasional: Pada masa itu, dunia tengah
dilanda Perang Dingin antara blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan blok
Timur yang dipimpin Uni Soviet. PKI dianggap sebagai ancaman karena dicurigai
memiliki koneksi dengan Uni Soviet dan mendukung paham komunisme
internasional.
6. Sikap Progresif PKI: PKI secara aktif mengadvokasi hak-hak buruh, petani,
dan kelas pekerja lainnya, yang membuat pihak-pihak yang memiliki kepentingan
ekonomi dan politik terancam oleh perjuangan sosial dan ekonomi yang
diberlakukan PKI.
D. BENTUK PENYIMPANGAN
8
Penyimpangan Nilai Pancasila yang dilakukan oleh PKI (Partai Komunis
Indonesia) pada tahun 1965 merupakan salah satu faktor penting yang memicu
konflik dan pemberontakan pada masa itu. Meskipun PKI secara resmi mengakui
Pancasila sebagai ideologi negara, namun dalam praktiknya, PKI diketahui telah
melakukan beberapa tindakan yang dapat dianggap sebagai penyimpangan
terhadap nilai-nilai Pancasila, khususnya pada aspek Bhinneka Tunggal Ika
(persatuan dalam keragaman) dan Ketuhanan Yang Maha Esa.
1.PKI adalah partai paham komunis yang artinya tidak meyakini agama manapun
1. PKI dikenal dengan orientasinya yang ateis dan materialis. Mereka memandang
agama sebagai "opium bagi rakyat" atau sarana untuk menindas dan mengontrol
massa. Sikap PKI yang anti-agama ini bertentangan dengan Ketuhanan Yang
Maha Esa, salah satu pilar Pancasila yang menegaskan keberadaan Tuhan sebagai
landasan moral dan spiritual bangsa Indonesia.
2. Peristiwa G30S/PKI menewaskan enam jenderal, tiga perwira, satu polisi, dan
satu putri jenderal. Aksi balasan atas peristiwa itu mengakibatkan puluhan ribu
hingga sejuta orang tewas dalam pembantaian massal. Peristiwa setelah G30S/PKI
itu biasa disebut sebagai peristiwa 1965, peristiwa pasca-'65, tragedi 1965, atau
pembantaian massal 1965-1966.
9
kadang menggunakan cara-cara represif untuk menekan kelompok-kelompok
yang berbeda pendapat daripada berusaha mencari kesepahaman dan kerjasama.
5. Mengadu domba antara anggota TNI dan PKI: Beberapa anggota PKI diduga
terlibat dalam usaha mengadu domba antara militer dan PKI, termasuk dalam
peristiwa G30S (Gerakan 30 September). Konfrontasi antara PKI dan angkatan
bersenjata meningkatkan ketegangan dalam negeri dan menyebabkan konflik yang
berkepanjangan.
6. Pencurian senjata dan pembentukan milisi: PKI diduga terlibat dalam mencuri
senjata dan membentuk milisi bersenjata yang bertentangan dengan nilai-nilai
demokrasi yang dianut dalam Pancasila. Tindakan semacam ini menimbulkan
ketidakstabilan dan ancaman terhadap keamanan nasional.
Orde Lama adalah sebutan untuk masa pemerintahan di Indonesia pada periode
setelah kemerdekaan pada tahun 1945 hingga awal tahun 1966. Orde Lama
dipimpin oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno, dan ditandai oleh situasi
politik yang dinamis dan kompleks.
10
Orde Lama berakhir pada tahun 1966 setelah terjadinya pemberontakan
G30S/PKI (Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia) yang gagal.
Jenderal Soeharto kemudian mengambil alih kekuasaan dari Soekarno dan
mendirikan pemerintahan Orde Baru yang berlangsung hingga tahun 1998.
Periode Orde Lama merupakan periode penting dalam sejarah Indonesia yang
gejalanya mencakup perjuangan untuk kemerdekaan, konfrontasi dengan kekuatan
asing, dan eksperimen politik yang beragam. Era ini juga mencerminkan dinamika
politik dan perubahan sosial di Indonesia pada masa setelah kemerdekaan.
Orde Baru adalah istilah yang digunakan untuk menyebut masa pemerintahan di
Indonesia dari tahun 1966 hingga tahun 1998. Masa Orde Baru ditandai dengan
pemerintahan militer yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto setelah mengambil
alih kekuasaan dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno, pasca-pemberontakan
G30S/PKI pada tahun 1965.
11
Pemerintahan Orde Baru berakhir pada tahun 1998 setelah terjadi demonstrasi
mahasiswa dan kerusuhan besar-besaran yang menuntut reformasi politik dan
ekonomi. Ketegangan politik dan krisis ekonomi menyebabkan Presiden Soeharto
mengundurkan diri pada bulan Mei 1998.
Periode Orde Baru memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah Indonesia.
Meskipun ada pencapaian dalam pembangunan ekonomi, pemerintahan ini juga
dikritik karena pelanggaran hak asasi manusia, kurangnya kebebasan berpendapat,
dan korupsi yang merajalela. Setelah jatuhnya Orde Baru, Indonesia memasuki
era reformasi yang mengubah lanskap politik dan sosial negara tersebut.
Paham komunis masuk ke Indonesia pada awal abad ke-20 melalui berbagai jalur.
Berikut adalah beberapa jalur masuknya paham komunis ke Indonesia:
1. Melalui Migran dan Buruh Asing: Ideologi komunis pertama kali masuk
ke Indonesia melalui migran dan buruh asing yang datang dari Tiongkok
pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Beberapa dari mereka telah terpapar
ideologi komunis di Tiongkok dan membawa gagasan tersebut ke
Indonesia.
2. Pendidikan di Luar Negeri: Pada awal abad ke-20, beberapa intelektual
Indonesia bersekolah di luar negeri, terutama di Belanda, Uni Soviet, dan
Tiongkok. Beberapa dari mereka terpapar dan terpengaruh oleh ideologi
komunis selama belajar di negara-negara tersebut. Setelah kembali ke
Indonesia, mereka menjadi agen penyebaran paham komunis.
3. Gerakan Buruh dan Serikat Dagang: Gagasan komunis juga masuk ke
Indonesia melalui gerakan buruh dan serikat dagang. Pada awal abad ke-
20, gerakan buruh mulai muncul di Indonesia dan berjuang untuk hak-hak
pekerja. Beberapa pemimpin gerakan buruh ini terpapar ideologi komunis
dan berusaha menghubungkan perjuangan buruh dengan paham komunis.
4. Kontak dengan Aktivis Komunis di Luar Negeri: Beberapa aktivis
komunis dari luar negeri juga berhubungan dengan kelompok-kelompok di
Indonesia. Mereka memperkenalkan dan memperluas pengaruh ideologi
komunis di kalangan aktivis dan intelektual Indonesia.
5. Masa Pergerakan Nasional Indonesia: Paham komunis menjadi lebih
terorganisir dan memperoleh dukungan lebih luas selama masa pergerakan
nasional Indonesia, terutama pada masa perjuangan kemerdekaan. Partai
Komunis Indonesia (PKI) didirikan pada tahun 1920 dan menjadi salah
satu partai politik paling berpengaruh di Indonesia.
12
I. MENGAPA KOMUNIS MENJADI IDEOLOGI TERLARANG DI
INDONESIA
Akibat dari alasan-alasan di atas, komunisme dan PKI menjadi ideologi terlarang
di Indonesia. Larangan ini berlangsung hingga saat ini, dan anggota atau
simpatisan PKI bisa menghadapi tindakan hukum dari pemerintah karena
dianggap melanggar hukum. Namun, pandangan terhadap PKI dan komunisme
tetap menjadi topik kontroversial, dan mungkin terus berubah seiring dengan
perkembangan sosial dan politik di Indonesia.
13
J. DAMPAK G30SPKI
14
Tujuan PKI (Partai Komunis Indonesia) dalam memberontak pada peristiwa G30S
(Gerakan 30 September) pada tahun 1965 masih menjadi perdebatan dan
kontroversial. Berbagai interpretasi dan versi peristiwa tersebut telah diajukan
oleh berbagai pihak. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan tujuan PKI
dalam memberontak, meskipun belum ada kesepakatan yang menyeluruh tentang
hal ini. Berikut adalah beberapa teori tentang tujuan PKI dalam memberontak:
Pemberontakan G30S/PKI pada tahun 1965 telah berlangsung puluhan tahun yang
lalu, dan saat ini Indonesia sudah berada dalam era yang berbeda dengan
tantangan yang berbeda pula. Namun, kita dapat mengambil beberapa pelajaran
dari peristiwa tersebut dan mengidentifikasi beberapa langkah yang dapat diambil
untuk mencegah dan mengatasi pemberontakan atau konflik serupa di masa
depan:
15
2. Reformasi Militer: Menyelenggarakan reformasi dalam angkatan
bersenjata dan menghilangkan politisasi militer adalah penting. Militer
harus berfungsi sebagai kekuatan pertahanan negara dan tetap netral dalam
politik, menghindari campur tangan dalam urusan sipil.
3. Toleransi dan Rekonsiliasi: Meningkatkan pemahaman dan toleransi
antara berbagai kelompok masyarakat dapat membantu mengurangi
ketegangan dan konflik. Proses rekonsiliasi dapat membantu
menyembuhkan luka-luka dari masa lalu dan membangun kesepahaman
antara pihak-pihak yang pernah berseteru.
4. Penghapusan Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial: Melakukan upaya
untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial dapat membantu
mengatasi ketidakpuasan dan frustrasi yang sering menjadi penyebab
pemberontakan. Kebijakan yang berfokus pada pembangunan ekonomi
inklusif dan distribusi kekayaan yang lebih merata dapat membantu
menciptakan masyarakat yang lebih stabil dan harmonis.
5. Pendidikan dan Pengentasan Isu Ideologis: Meningkatkan akses
terhadap pendidikan berkualitas dan memerangi isu-isu ideologis ekstrem
dapat membantu menghindari manipulasi ideologi untuk tujuan
pemberontakan atau konflik. Pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai
pluralisme dan kesatuan dapat memperkuat semangat persatuan dan
kesatuan bangsa.
6. Keadilan dan Hak Asasi Manusia: Menegakkan keadilan dan hak asasi
manusia adalah hal penting dalam menjaga kepercayaan publik terhadap
pemerintah dan menghindari kemarahan massa yang dapat menyebabkan
konflik.
7. Dialog dan Negosiasi: Ketika ada perbedaan pandangan atau ketegangan,
menggunakan dialog dan negosiasi sebagai sarana penyelesaian konflik
dapat mencegah situasi yang lebih parah.
Perlu diingat bahwa masing-masing konflik memiliki konteks dan penyebab yang
unik, dan tidak ada pendekatan satu ukuran untuk mengatasi pemberontakan atau
konflik. Upaya mencegah konflik dan membangun masyarakat yang stabil dan
harmonis memerlukan kerja keras dan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat
dan pemerintah.
Berikut nama-nama tokoh kunci yang terlibat dalam pemberontakan G30S PKI.
1. D.N Aidit
Pemilik nama lengkap Dipa Nusantara Aidit adalah sosok yang diduga dalang di
balik peristiwa G30S PKI. Ia merupakan Ketua Umum Comite Central (CC)
16
Partai Komunis Indonesia (PKI). Di masa kepemimpinannya, ia berhasil
membawa PKI menjadi partai ketiga terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan
Tiongkok. Pada saat pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Jenderal
Soeharto, mengeluarkan versi resmi bahwa PKI adalah pelaku pemberontakan
G30S. Aidit yang saat itu menjabat sebagai ketua PKI dituduh sebagai dalang
peristiwa tersebut. Mengetahui dirinya sedang dicari, ia lantas melarikan diri
hingga ditangkap di tempat persembunyianya di Solo yaitu di rumah
Kasim/Harjomartono. Setelah itu, Aidit dieksekusi oleh beberapa militer di
sebuah sumur tua di belakang markas TNI di Boyolali.
2. Syam Kamaruzaman
Tak hanya Aidit, sosok Syam Kamaruzaman yang merupakan Ketua Biro Khusus
PKI juga diduga sebagai dalang dari kudeta dan pembunuhan yang terjadi pada
peristiwa G30S PKI. Biro Khusus yang ia pimpin merupakan sebuah organisasi
rahasia PKI yang bertujuan untuk merancang dan mempersiapkan kudeta. Salah
satu strategi yang dilakukan adalah dengan cara menyusup dan memengaruhi
kelompok tentara berhaluan kiri. Setelah peristiwa G30S terjadi, Syam tertangkap
di Cimahi, Jawa barat pada 9 Maret 1967. Di meja pengadilan, Syam mengakui
bahwa ia bergerak di bawah perintah Aidit. Atas pengakuannya tersebut ia
dijatuhi hukuman mati hingga dieksekusi pada 1986.
Sejarah mencatat ada sepuluh orang yang menjadi korban dari peristiwa kudeta
PKI yang terjadi dalam Gerakan 30 September.
17
1. Mayjen TNI (Anumerta) Soetojo Siswomihardjo
Donald Ignatius Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli pada 19 Juni 1925 dan
meninggal pada 1 Oktober 1965 akibat peristiwa G30S PKI. Sebelum meninggal,
Mayjen Panjaitan memiliki karier yang cemerlang di bidang militer. Ia pernah
diangkat menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat hingga
mendapatkan tugas untuk belajar ke Amerika Serikat.
Raden Soeprapto Lahir di Purwokerto pada 20 Juni 1920, ia menjadi salah satu
korban PKI dalam peristiwa G30S karena menolak PKI yang saat itu berencana
untuk mendirikan Angkatan Kelima. Ia diculik dan dibunuh di Lubang Buaya
pada 1 Oktober 1965 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata,
Jakarta pada 5 Oktober 1965.
Jenderal Ahmad Yani lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922 dan ditemukan
meninggal pada 1 Oktober 1965 di Lubang Buaya. Semasa hidupnya, ia pernah
mengikuti militer dan turut berperan dalam pemberantasan PKI Madiun pada
1948, Agresi Militer Belanda II, hingga penumpasan DI/TII di Jawa Tengah.
Mas Tirtodarmo Haryono lahir di Surabaya pada 20 Januari 1924 dan gugur
dalam peristiwa G30S PKI. Sebelum masuk militer, M.T. Haryono lebih dulu
masuk Perguruan Tinggi Kedokteran untuk meneruskan studinya. Letjen Haryono
dikenal akan kepandaiannya menguasai tiga bahasa internasional yaitu Belanda,
Inggris, dan Jerman.
18
Siswondo Parman lahir di Wonosobo, Jawa Tengah pada 4 Agustus 1918. Ia
merupakan petinggi TNI AD pada masa Orde Lama yang mengurusi bidang
intelijen. Letjen Parman gugur dalam G30S PKI, ia diculik dan dibunuh karena
telah mengetahui rencana PKI yang saat itu berencana membentuk Angkatan
Kelima.
Katamso lahir di Sragen pada 5 Februari 1923 dan ditemukan meninggal pada 22
Oktober 1965 akibat G30S PKI. Katamso merupakan TKR yang kemudian
bergabung menjadi TNI setelah proklamasi kemerdekaan. Pada 1958, Katamso
dikirim ke Sumatera Barat sebagai Komandan Batalyon A Komando Operasi 17
Agustus untuk melakukan penumpasan pemberontakan PRRI.
Karel Satsuit Tubun lahir di Tual, Maluku Tenggara pada 14 Oktober 1928.
Setelah menyelesaikan sekolah polisi di Ambon, ia diangkat menjadi Agen Polisi
Tingkat II. K.S Tubun gugur dalam peristiwa G30S PKI karena ia melakukan
perlawanan saat sedang bertugas di kediaman Dr. Y. Leimena yang berada di
dekat rumah dinas Jenderal A.H Nasution.
Sugiyono lahir pada 12 Agustus 1926 di Gunung Kidul. Pada 1 Oktober 1965
Sugiyono ditangkap di Markas Korem 072 yang pada saat itu telah dikuasai PKI.
Ia kemudian dibunuh dan jasadnya ditemukan pada 22 Oktober 1965 di
Kentungan, utara Yogyakarta.
19
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Pemberontakan PKI tahun 1965 merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang
menunjukkan adanya penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila di Indonesia.
PKI, sebagai partai politik dengan orientasi komunis, secara resmi mengakui
Pancasila sebagai ideologi negara, namun dalam praktiknya, terdapat sejumlah
tindakan dan sikap yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Pancasila.
Pertama, PKI terlibat dalam sikap anti-agama dengan memandang agama sebagai
"opium bagi rakyat." Hal ini bertentangan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa,
yang menjadi salah satu pilar Pancasila. Penyimpangan ini menunjukkan
ketidaksesuaian dalam mengakui pentingnya peran agama sebagai landasan moral
dan spiritual bangsa Indonesia.
Kedua, PKI terlibat dalam pembentukan milisi bersenjata dan pencurian senjata,
yang bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi dalam Pancasila. PKI juga diduga
terlibat dalam menciptakan ketegangan antara angkatan bersenjata dan kelompok-
kelompok politik, yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Peristiwa pemberontakan PKI tahun 1965 memiliki dampak yang sangat besar
terhadap sejarah Indonesia. Jutaan orang diperkirakan menjadi korban
pembantaian dan penindasan. PKI dinyatakan sebagai organisasi terlarang, dan
anggotanya diburu dan ditahan. Presiden Soeharto mengambil alih kekuasaan dan
memimpin pemerintahan Orde Baru yang berlangsung hingga tahun 1998.
Peristiwa ini menyisakan catatan pahit dalam sejarah bangsa Indonesia dan
merupakan pelajaran berharga tentang pentingnya menghormati dan menerapkan
nilai-nilai Pancasila dengan baik. Sebagai ideologi negara, Pancasila harus
dijunjung tinggi dan diaplikasikan secara konsisten dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Menghargai keberagaman, mencegah
adanya sikap diskriminasi, serta menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan
antarumat beragama menjadi penting untuk mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
20
Dalam upaya memahami sejarah pemberontakan PKI tahun 1965, penting untuk
mengedepankan keterbukaan, obyektivitas, dan kajian yang mendalam dari
berbagai sumber yang beragam. Penilaian historis yang tepat dan akurat akan
membantu memahami kompleksitas peristiwa ini, sehingga pembelajaran dari
masa lalu dapat digunakan untuk membangun masa depan yang lebih baik,
berlandaskan persatuan, keadilan, dan kemajuan bagi seluru
21
DAFTAR PUSTAKA
"Indonesia, 1965: The Year of Living Dangerously" oleh Peter Dale Scott
"After the Affair: The Repression of the Left in Post-Suharto Indonesia" oleh
Karen Strassler
"September 30th Movement and the Making of New Order Indonesia" oleh Ariel
Heryanto
"Indonesia's 1965-66 Mass Killings and the Cold War" oleh Robert Cribb
22