Disusun oleh :
JUDUL MAKALAH
“PEMBERONTAKAN PKI TAHUN 1948”
Disusun oleh :
➢ Dena Kharisma Puteri
➢ Andikha Pratama Rahayu
➢ Shopya Ramadani
➢ Gelora Panca Patrya
➢ Adisty Bangsa Wijaya
………………………………… …………………………………
Mengetahui,
Kepala Sekolah
SMA Negeri 1 Banjar
…………………………………
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pemberontakan PKI Tahun 1948”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal secara berkelompok
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang bermanfaat untuk
teman teman sekalian dan dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Peristiwa Madiun 1948 ............................................................................. 3
2.1.1 Tujuan Pemberontakan PKI Madiun................................................. 3
2.1.2 Tokoh Madiun yang Jadi Korban PKI .............................................. 4
2.2 Pemberontakan G30s PKI ........................................................................ 5
2.2.1 Sejarah G30S PKI ............................................................................. 6
2.2.2 Tujuan G30S PKI .............................................................................. 6
2.2.3 Kronologi G30S PKI ......................................................................... 7
2.2.4 Latar Belakang G30S PKI................................................................. 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita
(Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya, PKI
mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung serta tersebar di seluruh
daerah yang luas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
➢ Mengganti dasar negara Pancasila dengan Komunisme
➢ Mengajak petani dan buruh untuk melakukan pemberontakan
Untuk mengatasi pemberontakan PKI Madiun, pemerintah
melakukan beberapa cara untuk mengakhiri pemberontakan, di
antaranya:
➢ Soekarno memperlihatkan pengaruhnya dengan meminta rakyat
memilih Soekarno-Hatta atau Muso-Amir.
➢ Panglima Besar Sudirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto
di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan dibantu para santri.
2.1.2 Tokoh Madiun yang Jadi Korban PKI
Terdapat 17 Tokoh yang namanya disebut sebagai 'Korban
Keganasan PKI Tahun 1948 yang Gugur di Desa Kresek' di antaranya
adalah sebagai berikut :
1. Kolonel Inf Marhadi
2. Letkol Wiyono
3. Insp Pol Suparbak
4. May Istiklah
5. R.M. Sardjono (Patih Madiun)
6. Kiai Husen (Anggota DPRD Kabupaten Madiun)
7. Mohamad (Pegawai Dinas Kesehatan)
8. Abdul Rohman (Assisten Wedono Jiwan)
9. Sosro Diprodjo (Staf PG Rejo Agung)
10. Suharto (Guru Sekolah Pertama Madiun)
11. Sapirin (Guru Sekolah Budi Utomo)
12. Supardi (Wartawan freelance Madiun)
13. Sukadi (Tokoh masyarakat)
14. KH Sidiq
15. R. Charis Bagio (Wedono Kanigoro)
16. KH Barokah Fachrudin (Ulama)
17. Maidi Marto Disomo (Agen Polisi).
4
Dari 17 korban pemberontakan PKI Madiun, sosok Kiai
Husen direpresentasikan sebagai patung yang menjadi ikon Monumen
Kresek yang berada di puncak bukit.
5
Tan Malaka: Pergulatan Menuju Republik 1897-1925 yang ditulis oleh Harry
A. Poeze, Tan Malaka sempat mengusulkan PKI sebagai Partai Nasional
Revolusioner Indonesia. Namun, nama yang diusulkannya ditolak oleh
Semaoen.
2.2.1 Sejarah G30S PKI
Peristiwa G30S PKI terjadi pada tahun 1965 dan dimotori
oleh Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit, pemimpin terakhir PKI. Di
bawah kendali DN Aidit, perkembangan PKI semakin nyata walaupun
diperoleh melalui sistem parlementer.
Dikutip dari buku Api Sejarah 2 oleh Ahmad Mansur
Suryanegara, menurut Arnold C. Brackman, DN Aidit mendukung
konsep Khrushchev, yakni "If everything depends on the communist,
we would follow the peaceful way (bila segalanya bergantung pada
komunis, kita harus mengikuti dengan cara perdamaian)."
Pandangan itu disebut bertentangan dengan konsep Mao Ze
Dong dan Stalin yang secara terbuka menyatakan bahwa komunisme
dikembangkan hanya dengan melalui perang.
G30S PKI terjadi pada malam hingga dini hari, tepat pada
akhir tanggal 30 September dan masuk 1 Oktober 1965.
Gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI
mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang
yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya. Sedangkan
lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya.
Keenam perwira tinggi yang menjadi korban G30S PKI
antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal
Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor
Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.
2.2.2 Tujuan G30S PKI
Tujuan utama G30S PKI adalah menggulingkan
pemerintahan era Soekarno dan mengganti negara Indonesia menjadi
6
negara komunis. Seperti diketahui, PKI disebut memiliki lebih dari 3
juta anggota dan membuatnya menjadi partai komunis terbesar ketiga
di dunia, setelah RRC dan Uni Soviet.
Selain itu, dikutip dari buku Sejarah untuk SMK Kelas IX
oleh Prawoto, beberapa tujuan G30S PKI adalah sebagai berikut:
1. Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
dan menjadikannya sebagai negara komunis.
2. Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan
pemerintahan.
3. Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis
dalam membentuk sistem pemerintahan yang digunakan sebagai
alat untuk mewujudkan masyarakat komunis.
4. Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.
5. Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari
rangkaian kegiatan komunisme internasional.
2.2.3 Kronologi G30S PKI
Tindakan dan penyebarluasan ideologi komunis yang
dilakukan oleh PKI menimbulkan kecurigaan dari kelompok anti-
komunis. Tindakan tersebut juga mempertinggi persaingan antara elit
politik nasional.
Kecurigaan semakin mencuat dan memunculkan desas-
desus di masyarakat, terlebih menyangkut kesehatan Presiden
Soekarno dan Dewan Jenderal Angkatan Darat.
Di tengah kecurigaan tersebut, Letnan Kolonel Untung,
Komandan Batalyon I Kawal Resimen Cakrabirawa, yakni pasukan
khusus pengawal Presiden, memimpin sekelompok pasukan dalam
melakukan aksi bersenjata di Jakarta.
Pasukan tersebut bergerak meninggalkan daerah Lubang
Buaya. Peristiwa ini terjadi pada tengah malam, pergantian hari
Kamis, 30 September 1956 menuju hari Jumat, 1 Oktober 1965.
7
Kudeta yang sebelumnya dinamakan Operasi Takari diubah
menjadi gerakan 30 September. Mereka menculik dan membunuh
para perwira tinggi Angkatan Darat. Aksi tentara tersebut pada
tanggal 30 September berhasil menculik enam orang perwira tinggi
Angkatan Darat.
Enam Jenderal yang gugur dalam peristiwa G30S PKI
antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal
Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor
Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.
Di samping itu, gugur pula ajudan Menhankam/Kasab
Jenderal Nasution, Letnan Satu Pierre Andreas Tendean dan pengawal
Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena, Brigadir Polisi Satsuit
Tubun.
Salah satu Jenderal yang berhasil selamat dari serangan PKI
adalah AH Nasution. Namun, putrinya yang bernama Ade Irma
Suryani Nasution tidak bisa diselamatkan. Sementara itu, G30S PKI
di Yogyakarta yang dipimpin oleh Mayor Mulyono menyebabkan
gugurnya TNI Angkatan Darat, Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel
Sugiyono.
Kolonel Katamso merupakan Komandan Korem
072/Yogyakarta. Sedangkan Letnan Kolonel Sugiyono merupakan
Kepala Staf Korem. Keduanya diculik dan gugur di Desa Kentungan,
sebelah utara Yogyakarta.
2.2.4 Latar Belakang G30S PKI
Secara umum, G30S PKI dilatarbelakangi oleh dominasi
ideologi Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (NASAKOM) yang
berlangsung sejak era Demokrasi Terpimpin diterapkan, yakni tahun
1959-1965 di bawah kekuasaan Presiden Soekarno.
Beberapa hal lain yang menyebabkan mencuatkan gerakan
yang menewaskan para Jenderal ini adalah ketidakharmonisan
8
hubungan anggota TNI dan juga PKI. Pertentangan pun muncul di
antara keduanya. Selain itu, desas desus kesehatan Presiden Soekarno
juga turut melatarbelakangi pemberontakan G30S PKI.
Itulah sejarah G30S PKI. Setelah gerakan tersebut berhasil
ditumpas, muncul berbagai aksi dari kalangan masyarakat untuk
membubarkan PKI
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terjadinya pemberontakan di kota Madiun membuat keamanan di
daerah tersebut tidak stabil sehingga meresahkan warga yang berada di daerah
tersebut. Akibat pemberontakan tersebut, aktivitas warga biasa seperti petani
dan buruh terganggu. Kelancaran untuk membangun bangsa pada saat itu
menjadi terganggu dan hal ini merugikan masyarakat Indonesia. Dampak lain
yang disebabkan oleh pemberontakan PKI yakni, banyaknya korban jiwa
yang baik dari anggota TNI maupun anggota PKI, tidak sedikit pasukan kedua
pihak yang terluka dan mati. Pasukan PKI juga banyak yang meninggal
karena kelaparan dan penyakit. Pemberontakan PKI ini melibatkan
setidaknya 8 Batalyon dan pasukan Militer Indonesia yang harus bertempur
melawan para pemberontak yang sebetulnya juga merupakan rakyat
Indonesia.
Dalam waktu yang singkat G30S/PKI gagal dalam usahanya
mengganti dasar negara pancasila dengan komunis. Hal ini menunjukan
bahwa pancasila memang kokoh, itulah sebabnya tanggal 1 Oktober 1965
merupakan titik tolak kehancuran G30S/PKI dan kemenangn pancasila
dijadikan sebagai hari kesaktian pancasila.
10
DAFTAR PUSTAKA
www.jagoips.wordpress.com
www..habibmaulana9a19ang6.wordpress.com
www.g30s-pki.com
www.irwantoadi926.blogspot.com
www.edusejarah.blogspot.com
www.widodoakirazu.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September (Diakses pada 12 September
2023)
http://anggiewidya.wordpress.com/2012/03/01/peristiwa-g30spki/ (Diakses pada
12 September 2023)
http://handikap60.blogspot.com/2013/01/peristiwa-g-30-spki-tahun-1965.html
(Diakses pada 12 September 2023)
http://www.indonesiakaya.com/see/read/2012/01/24/890/20006/1/Monumen-
Pancasila-Sakti-Saksi-Bisu-Peristiwa-G30SPKI (Diakses pada 12 September
2023)
11