Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMBERONTAKAN PKI TAHUN 1948

Disusun oleh :

➢ Dena Kharisma Puteri


➢ Andikha Pratama Rahayu
➢ Shopya Ramadani
➢ Gelora Panca Patrya
➢ Adisty Bangsa Wijaya

SMA NEGERI 1 BANJAR


Jl. K. Mustofa No.1, Banjar, Kecamatn Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat,
Kode Pos 46311
TAHUN AJARAN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL MAKALAH
“PEMBERONTAKAN PKI TAHUN 1948”

Disusun untuk menyelesaikan salah satu tugas Mata Pelajaran Sejarah

Disusun oleh :
➢ Dena Kharisma Puteri
➢ Andikha Pratama Rahayu
➢ Shopya Ramadani
➢ Gelora Panca Patrya
➢ Adisty Bangsa Wijaya

Banjar, September 2023


Disetujui

Guru Mata Pelajaran Sejarah Wali Kelas

………………………………… …………………………………

Mengetahui,

Kepala Sekolah
SMA Negeri 1 Banjar

…………………………………

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pemberontakan PKI Tahun 1948”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal secara berkelompok
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang bermanfaat untuk
teman teman sekalian dan dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Banjar, September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Peristiwa Madiun 1948 ............................................................................. 3
2.1.1 Tujuan Pemberontakan PKI Madiun................................................. 3
2.1.2 Tokoh Madiun yang Jadi Korban PKI .............................................. 4
2.2 Pemberontakan G30s PKI ........................................................................ 5
2.2.1 Sejarah G30S PKI ............................................................................. 6
2.2.2 Tujuan G30S PKI .............................................................................. 6
2.2.3 Kronologi G30S PKI ......................................................................... 7
2.2.4 Latar Belakang G30S PKI................................................................. 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Peristiwa Madiun (Madiun Affairs) / Pemberontakan PKI 1948 /
Pemberontakan PKI Madiun merupakan salah satu pemberontakan (gagal)
yang -menurut Orde Baru- didalangi PKI (Partai Komunis Indonesia), yang
terjadi di Jawa Timur antara bulan September hingga Desember 1948. Ada
sejumlah pihak yang merasa bahwa tuduhan bahwa PKI adalah dalang
peristiwa ini sebetulnya merupakan rekayasa pemerintah Orde Baru (dan
sebagian pelaku Orde Lama). Pasalnya hingga era Orde Lama usai, peristiwa
ini dinamakan Peristiwa Madiun (Madiun Affairs), dan tidak pernah disebut
sebagai pemberontakan Parta Komunis Indonesia (PKI). Baru pada era Orde
Baru peristiwa ini mulai dinamakan pemberontakan PKI.
Membahas mengenai pemberontakan PKI di Madiun tidak bisa
lepas dari jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin pada tahun 1948. Kabinet Amir
Syarifuddin jatuh disebabkan oleh kegagalannya dalam perundingan Renville
yang sangat merugikan Indonesia. Setelah Amir Syarifuddin turun dari
kabinetnya dan digantikan oleh Kabinet Hatta. Amir Syarifuddin merasa
kecewa kemudian bersama kelompok-kelompok sayap kiri lainnya tidak
setuju dengan pergantian kabinet tersebut.
Gerakan 30 September (dahulu juga disingkat G 30 S PKI, G-
30S/PKI), Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu
Oktober) adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30
September sampai di awal 1 Oktober 1965 di mana enam perwira tinggi
militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha
percobaan kudeta yang kemudian dituduhkan kepada anggota partai komunis.
PKI merupakan partai Stalinis yang terbesar di seluruh dunia, di luar
Tiongkok dan Uni Soviet. Anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3
juta dari pergerakan pemudanya. PKI juga mengontrol pergerakan serikat
buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani Barisan Tani

1
Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita
(Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya, PKI
mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung serta tersebar di seluruh
daerah yang luas.

1.2 Rumusan Masalah


➢ Bagaimana Peristiwa Madiun 1948?
➢ Apa Tujuan Pemberontakan PKI Madiun?
➢ Siapa saja Tokoh Madiun yang Jadi Korban PKI?
➢ Bagaimana Pemberontakan G30s PKI?
➢ Bagaimana Sejarah G30S PKI?
➢ Apa Tujuan G30S PKI?
➢ Bagaimana Kronologi G30S PKI?
➢ Apa Latar Belakang G30S PKI

1.3 Tujuan Penelitian


➢ Untuk mengetahui peristiwa madiun 1948
➢ Untuk mengetahui tujuan pemberontakan pki madiun
➢ Untuk mengetahui siapa saja tokoh madiun yang jadi korban PKI
➢ Untuk mengetahui bagaimana pemberontakan g30s PKI
➢ Untuk mengetahui sejarah g30s PKI
➢ Untuk mengetahui tujuan g30s PKI
➢ Untuk mengetahui bagaimana kronologi g30s PKI
➢ Untuk mengetahui latar belakang g30s PKI

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peristiwa Madiun 1948


Peristiwa Madiun 1948 adalah sebuah konflik antara pemerinta
Republik Indonesia dan kelompok oposisi sayap kiri yaitu Front demokrasi
rakyat selama Revolusi Nasional Indonesia. Front Demokrasi Rakyat terdiri
atas Partai komunis Indonesia, Partai Sosialis, Partai Buruh
Indonesia, SOBSI dan Pesindo. Konflik ini dimulai pada tanggal 18
September 1948 di Madiun, Jaaa timur, dan berakhir tiga bulan kemudian
ketika sebagian besar pemimpin dan anggota FDR ditahan dan dieksekusi
oleh pasukan TNI.
PKI di Madiun muncul dengan tujuan yang kuat serta memiliki
beberapa latar belakang. Berikut ini peristiwa yang melatarbelakangi PKI
Madiun 1948.
➢ Jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin akibat ditandatanganinya perjanjian
Renville yang sangat merugikan Republik Indonesia.
Setelah tidak lagi menjadi Perdana Menteri, Amir membentuk
Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang kemudian bekerja sama dengan
organisasi berpaham kiri seperti Partai Komunis Indonesia, Barisan Tani
Indonesia (BTI), Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) dll.
➢ Kedekatan Amir Syarifuddin dengan tokoh PKI Muso dan bercita-cita
menyebarkan ajaran komunisme di Indonesia.
➢ Propaganda kekecewaan terhadap Perdana Menteri selanjutnya yakni
Kabinet Hatta akibat programnya untuk mengembalikan 100.000 tentara
menjadi rakyat biasa dengan alasan penghematan biaya.
2.1.1 Tujuan Pemberontakan PKI Madiun
Tak hanya berusaha menggulingkan pemerintahan Indonesia,
pemberontakan PKI di Madiun juga bertujuan untuk:
➢ Membentuk negara Republik Indonesia Soviet

3
➢ Mengganti dasar negara Pancasila dengan Komunisme
➢ Mengajak petani dan buruh untuk melakukan pemberontakan
Untuk mengatasi pemberontakan PKI Madiun, pemerintah
melakukan beberapa cara untuk mengakhiri pemberontakan, di
antaranya:
➢ Soekarno memperlihatkan pengaruhnya dengan meminta rakyat
memilih Soekarno-Hatta atau Muso-Amir.
➢ Panglima Besar Sudirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto
di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan dibantu para santri.
2.1.2 Tokoh Madiun yang Jadi Korban PKI
Terdapat 17 Tokoh yang namanya disebut sebagai 'Korban
Keganasan PKI Tahun 1948 yang Gugur di Desa Kresek' di antaranya
adalah sebagai berikut :
1. Kolonel Inf Marhadi
2. Letkol Wiyono
3. Insp Pol Suparbak
4. May Istiklah
5. R.M. Sardjono (Patih Madiun)
6. Kiai Husen (Anggota DPRD Kabupaten Madiun)
7. Mohamad (Pegawai Dinas Kesehatan)
8. Abdul Rohman (Assisten Wedono Jiwan)
9. Sosro Diprodjo (Staf PG Rejo Agung)
10. Suharto (Guru Sekolah Pertama Madiun)
11. Sapirin (Guru Sekolah Budi Utomo)
12. Supardi (Wartawan freelance Madiun)
13. Sukadi (Tokoh masyarakat)
14. KH Sidiq
15. R. Charis Bagio (Wedono Kanigoro)
16. KH Barokah Fachrudin (Ulama)
17. Maidi Marto Disomo (Agen Polisi).

4
Dari 17 korban pemberontakan PKI Madiun, sosok Kiai
Husen direpresentasikan sebagai patung yang menjadi ikon Monumen
Kresek yang berada di puncak bukit.

2.2 Pemberontakan G30s PKI


G30S PKI atau gerakan 30 September yang dilancarkan oleh Partai
Komunis Indonesia (PKI) menjadi salah satu sejarah pahit bagi pemerintah
Indonesia pada waktu itu. Peristiwa ini terjadi tepat hari ini (30/9), 56 tahun
silam.
PKI merupakan salah satu partai tertua dan terbesar di Indonesia.
Partai ini mengakomodir kalangan intelektual, buruh, hingga petani. Pada
pemilu tahun 1955, PKI berhasil meraih 16,4 persen suara dan menempati
posisi keempat di bawah PNI, Masyumi, dan NU.
Sejarah berdirinya PKI tak lepas dari Indische Sociaal
Democratische Vereeniging (ISDV), partai kecil berhaluan kiri yang
didirikan oleh tokoh Sosialis Belanda, Hendricus Josephus Franciscus Marie
Sneevliet atau dikenal dengan Henk Sneevliet.
Dikutip dari buku Sejarah untuk Kelas XII oleh Nana Supriatna,
ISDV menyusup ke partai-partai lokal baik besar maupun kecil, seperti
Sarekat Islam (SI). Beberapa tokoh SI yang melejit pada saat itu antara lain
Semaoen dan Darsono, yang tak lain berperan penting dalam pendirian PKI.
Pada tahun 1920-an, ISDV kemudian mengilhami lahirnya PKI
dengan Semaoen sebagai ketua dan Darsono menjadi wakilnya. Dalam buku

5
Tan Malaka: Pergulatan Menuju Republik 1897-1925 yang ditulis oleh Harry
A. Poeze, Tan Malaka sempat mengusulkan PKI sebagai Partai Nasional
Revolusioner Indonesia. Namun, nama yang diusulkannya ditolak oleh
Semaoen.
2.2.1 Sejarah G30S PKI
Peristiwa G30S PKI terjadi pada tahun 1965 dan dimotori
oleh Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit, pemimpin terakhir PKI. Di
bawah kendali DN Aidit, perkembangan PKI semakin nyata walaupun
diperoleh melalui sistem parlementer.
Dikutip dari buku Api Sejarah 2 oleh Ahmad Mansur
Suryanegara, menurut Arnold C. Brackman, DN Aidit mendukung
konsep Khrushchev, yakni "If everything depends on the communist,
we would follow the peaceful way (bila segalanya bergantung pada
komunis, kita harus mengikuti dengan cara perdamaian)."
Pandangan itu disebut bertentangan dengan konsep Mao Ze
Dong dan Stalin yang secara terbuka menyatakan bahwa komunisme
dikembangkan hanya dengan melalui perang.
G30S PKI terjadi pada malam hingga dini hari, tepat pada
akhir tanggal 30 September dan masuk 1 Oktober 1965.
Gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI
mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang
yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya. Sedangkan
lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya.
Keenam perwira tinggi yang menjadi korban G30S PKI
antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal
Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor
Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.
2.2.2 Tujuan G30S PKI
Tujuan utama G30S PKI adalah menggulingkan
pemerintahan era Soekarno dan mengganti negara Indonesia menjadi

6
negara komunis. Seperti diketahui, PKI disebut memiliki lebih dari 3
juta anggota dan membuatnya menjadi partai komunis terbesar ketiga
di dunia, setelah RRC dan Uni Soviet.
Selain itu, dikutip dari buku Sejarah untuk SMK Kelas IX
oleh Prawoto, beberapa tujuan G30S PKI adalah sebagai berikut:
1. Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
dan menjadikannya sebagai negara komunis.
2. Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan
pemerintahan.
3. Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis
dalam membentuk sistem pemerintahan yang digunakan sebagai
alat untuk mewujudkan masyarakat komunis.
4. Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.
5. Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari
rangkaian kegiatan komunisme internasional.
2.2.3 Kronologi G30S PKI
Tindakan dan penyebarluasan ideologi komunis yang
dilakukan oleh PKI menimbulkan kecurigaan dari kelompok anti-
komunis. Tindakan tersebut juga mempertinggi persaingan antara elit
politik nasional.
Kecurigaan semakin mencuat dan memunculkan desas-
desus di masyarakat, terlebih menyangkut kesehatan Presiden
Soekarno dan Dewan Jenderal Angkatan Darat.
Di tengah kecurigaan tersebut, Letnan Kolonel Untung,
Komandan Batalyon I Kawal Resimen Cakrabirawa, yakni pasukan
khusus pengawal Presiden, memimpin sekelompok pasukan dalam
melakukan aksi bersenjata di Jakarta.
Pasukan tersebut bergerak meninggalkan daerah Lubang
Buaya. Peristiwa ini terjadi pada tengah malam, pergantian hari
Kamis, 30 September 1956 menuju hari Jumat, 1 Oktober 1965.

7
Kudeta yang sebelumnya dinamakan Operasi Takari diubah
menjadi gerakan 30 September. Mereka menculik dan membunuh
para perwira tinggi Angkatan Darat. Aksi tentara tersebut pada
tanggal 30 September berhasil menculik enam orang perwira tinggi
Angkatan Darat.
Enam Jenderal yang gugur dalam peristiwa G30S PKI
antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal
Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor
Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.
Di samping itu, gugur pula ajudan Menhankam/Kasab
Jenderal Nasution, Letnan Satu Pierre Andreas Tendean dan pengawal
Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena, Brigadir Polisi Satsuit
Tubun.
Salah satu Jenderal yang berhasil selamat dari serangan PKI
adalah AH Nasution. Namun, putrinya yang bernama Ade Irma
Suryani Nasution tidak bisa diselamatkan. Sementara itu, G30S PKI
di Yogyakarta yang dipimpin oleh Mayor Mulyono menyebabkan
gugurnya TNI Angkatan Darat, Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel
Sugiyono.
Kolonel Katamso merupakan Komandan Korem
072/Yogyakarta. Sedangkan Letnan Kolonel Sugiyono merupakan
Kepala Staf Korem. Keduanya diculik dan gugur di Desa Kentungan,
sebelah utara Yogyakarta.
2.2.4 Latar Belakang G30S PKI
Secara umum, G30S PKI dilatarbelakangi oleh dominasi
ideologi Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (NASAKOM) yang
berlangsung sejak era Demokrasi Terpimpin diterapkan, yakni tahun
1959-1965 di bawah kekuasaan Presiden Soekarno.
Beberapa hal lain yang menyebabkan mencuatkan gerakan
yang menewaskan para Jenderal ini adalah ketidakharmonisan

8
hubungan anggota TNI dan juga PKI. Pertentangan pun muncul di
antara keduanya. Selain itu, desas desus kesehatan Presiden Soekarno
juga turut melatarbelakangi pemberontakan G30S PKI.
Itulah sejarah G30S PKI. Setelah gerakan tersebut berhasil
ditumpas, muncul berbagai aksi dari kalangan masyarakat untuk
membubarkan PKI

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terjadinya pemberontakan di kota Madiun membuat keamanan di
daerah tersebut tidak stabil sehingga meresahkan warga yang berada di daerah
tersebut. Akibat pemberontakan tersebut, aktivitas warga biasa seperti petani
dan buruh terganggu. Kelancaran untuk membangun bangsa pada saat itu
menjadi terganggu dan hal ini merugikan masyarakat Indonesia. Dampak lain
yang disebabkan oleh pemberontakan PKI yakni, banyaknya korban jiwa
yang baik dari anggota TNI maupun anggota PKI, tidak sedikit pasukan kedua
pihak yang terluka dan mati. Pasukan PKI juga banyak yang meninggal
karena kelaparan dan penyakit. Pemberontakan PKI ini melibatkan
setidaknya 8 Batalyon dan pasukan Militer Indonesia yang harus bertempur
melawan para pemberontak yang sebetulnya juga merupakan rakyat
Indonesia.
Dalam waktu yang singkat G30S/PKI gagal dalam usahanya
mengganti dasar negara pancasila dengan komunis. Hal ini menunjukan
bahwa pancasila memang kokoh, itulah sebabnya tanggal 1 Oktober 1965
merupakan titik tolak kehancuran G30S/PKI dan kemenangn pancasila
dijadikan sebagai hari kesaktian pancasila.

10
DAFTAR PUSTAKA

www.jagoips.wordpress.com
www..habibmaulana9a19ang6.wordpress.com
www.g30s-pki.com
www.irwantoadi926.blogspot.com
www.edusejarah.blogspot.com
www.widodoakirazu.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September (Diakses pada 12 September
2023)
http://anggiewidya.wordpress.com/2012/03/01/peristiwa-g30spki/ (Diakses pada
12 September 2023)
http://handikap60.blogspot.com/2013/01/peristiwa-g-30-spki-tahun-1965.html
(Diakses pada 12 September 2023)
http://www.indonesiakaya.com/see/read/2012/01/24/890/20006/1/Monumen-
Pancasila-Sakti-Saksi-Bisu-Peristiwa-G30SPKI (Diakses pada 12 September
2023)

11

Anda mungkin juga menyukai