Anda di halaman 1dari 14

PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA PADA MASA REVOLUSI

KEMERDEKAAN (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)

Disusun Oleh :

1 Fathya Salsabila (07)


.
2 Ferry Ardianta Ginting (09)
.
3 Maulana Malik Ibrahim (18)
.
4 Novitasari (25)
.
5 Sindy Fetikasari (31)
.

XII IPS 3

SMA NEGERI 1 SERANG BARU


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Alamat, Perumahan Kota Serang Baru, Blok E, Desa Sukaragam, Kecamatan Serang
Baru, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Kode Pos 17330
Email : humasserangbaru@gmail.com
Website : www.sman1serangbarujuara.sch.id
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun tugas makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan berbagai metode studi pustaka yaitu melalui penelusuran
bahan yang ada di internet dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan tugas makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas makalah " PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
PADA MASA REVOLUSI KEMERDEKAAN (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)”
diantaranya:
1. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Serang Baru, Reni Yosefa, S. Pd, M. Si
2. Guru pembimbing, Eli, S.Pd
3. Wali kelas, Mahruk, S. Pd
4. Penulis buku dan media elektronik yang telah membantu kami memberikan referensi
dalam pembuatan makalah ini
5. Para orang tua dan teman yang telah membantu dan mendukung kami dalam menyusun
makalah ini
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir PPKn yang berisi materi tentang.
persatuan dan kesatuan bangsa pada masa revolusi kemerdekaan (18 agustus 1945-27
desember 1949). Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
tugas makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan tugas makalah selanjutnya.

Bekasi, 23 Februari 2023


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.……………………………………………………………………........... i
DAFTAR ISI.………………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang………..……………………………………………………………........... 2
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………….. 2
D. Manfaat……………………………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………… 3
A. Kondisi Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pada Masa Revolusi Kemerdekaan (18 Agustus
1945-27 Desember 1949)…………………………………………………………………. 3
B. Maklumat Pemerintah Republik Indonesia………………………………..…….………... 4
C. Kabinet Parlementer Pada Masa Revolusi Kemerdekaan…………….…………...……… 4
D. Gerakan-Gerakan Separatis Pada Masa Revolusi Kemerdekaan…………………………. 5
BAB III PENUTUP……………………………………………………………...…………......... 6
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………... 6
B. Saran…………………………………………………………………………………......... 6
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………….. 7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Negara Kesatuan Republik Indonesia disingkat NKRI, juga dikenal dengan
nama Nusantara yang artinya negara kepulauan. Wilayah NKRI meliputi wilayah
kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. NKRI adalah Negara
Kebangsaan. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia adalah sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu
yang memiliki kebangsaandan juga sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan
orang lain. Dalam upaya untuk merealisasikan harkat dan martabatnya maka manusia
membentuk suatu persekutuan hidup dalam suatu wilayah tertentu yang memiliki tujuan
tertentu. Jadi berdasarkan fakta sejarah maka negara Indonesia bukanlah suatu negara
sebagai hasil dari proses persatuan individu-individu karena persaingan bebas dan
penindasan.
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya etnis,
suku, agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain, masyarakat Indonesia dikenal
sebagai masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang
budaya (cultural background) beragam. Kemajemukan dan multikulturalitas
mengisyaratkan adanya perbedaan. Bila dikelola secara benar, kemajemukan dan
multikulturalitas menghasilkan energi hebat. Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar,
kemajemukan dan multikulturalitas bisa menimbulkan bencana dahsyat. Perbedaan yang
terdapat di Indonesia ini merupakan sebuah warisan yang diberikan kepada kita semua
sebagai warga negara Indonesia. Perbedaan yang meliputi banyak hal ini bukan menjadi
masalah bagi kita untuk tetap menghargai, bertoleransi, dan menjaga kesatuan serta
persatuan bangsa kita. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sudah menjadi kewajiban
kita sebagai warga negara untuk menjaga, melindungi, dan mempertahankannya.
Negara Indonesia adalah sebagai perwujudan kehidupan bersama suatu bangsa
yang tersusun atas berbagai elemen situasi akhir-akhir ini melihat ada beberapa
upaya kelompok-kelompok tertentu yang berupaya untuk memecah belah NKRI baik
dari dalam maupun negara asing. Saat ini Indonesia telah kehilangan arah dan pegangan
ideologi dalam kehidupan berbangsa & bernegara. Di zaman sekarang ini rasa
nasionalisme yang dimiliki oleh masyarakat mulai berkurang. Berkurangnya rasa
nasionalisme masyarakat salah satunya disebabkan oleh negara kita yangsudah merdeka
dari penjajahan, sehingga masyarakat tidak merasakan bagaimana usaha para pejuang
untuk membela Negara kita dan membentuk Negara ini sehingga menjadi sekarang ini.
Dalam makalah ini akan di uraikan tentang dinamika kehidupan bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga sekarang, yang melalui banyak periode. Salah satunya yang akan
dibahas pada makalah ini yaitu masa Revolusi Kemerdekaan (18 Agustus 1945 sampai 27
Desember 1949).

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah tentang Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pada Masa Revolusi
Kemerdekaan (18 Agustus 1945-27 Desember 1949) adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa revolusi kemerdekaan?
2. Apa saja maklumat yang dikeluarkan oleh pemerintah RI pada masa revolusi
kemerdekaan?
3. Apa saja kabinet parlementer yang dibentuk pada masa revolusi kemerdekaan?
4. Bagaimana gerakan-gerakan separatis terjadi pada masa revolusi kemerdekaan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa
revolusi kemerdekaan (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)
2. Untuk apa saja maklumat yang dikeluarkan oleh pemerintah RI pada masa revolusi
kemerdekaan
3. Untuk mengetahui apa saja kabinet parlementer yang dibentuk pada masa revolusi
kemerdekaan
4. Untuk mengetahui bagaimana gerakan-gerakan separatis terjadi pada masa revolusi
kemerdekaan

D. Manfaat
1. Menambah wawasan mengenai persatuan dan kesatuan bangsa pada masa revolusi
kemerdekaan (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)
2. Sebagai media dan bahan belajar bagi para pembaca

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pada Masa Revolusi Kemerdekaan (18
Agustus 1945-27 Desember 1949)
Pada periode ini, bentuk NRI adalah kesatuan, dengan bentuk pemerintahan adalah
republik yang mana presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintahan sekaligus
sebagai kepala negara. Sistem pemerintahan yang dipakai adalah sistem pemerintahan
presidensial.
Dalam periode ini, yang dipakai sebagai pegangan adalah Undang-Undang Dasar
1945. Akan tetapi dalam pelaksanaannya belum dapat dijalankan secara murni dan
konsekuen. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia baru saja memproklamasikan
kemerdekaannya. Pada waktu itu, semua kekuatan negara difokuskan pada upaya
mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih dari rongrongan kekuatan asing
yang ingin kembali menjajah Indonesia. Dengan demikian, walaupun Undang-Undang
Dasar 1945 telah berlaku, namun yang baru dapat dibentuk hanya presiden, wakil
presiden, serta para menteri dan gubernur yang merupakan perpanjangan tanggan
pemerintah pusat. Adapun departemen yang dibentuk untuk pertama kalinya di Indonesia
terdiri atas 12 departemen. Provinsi yang baru dibentuk terdiri atas delapan wilayah yang
terdiri atas Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Sumatera, Borneo, Sulawesi, Maluku,
dan Sunda Kecil.
Kondisi di atas didasarkan pada Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan bahwa untuk pertama kalinya presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI
Dengan demikian, tidaklah menyalahi apabila MPR/DPR RI belum dimanfaatkan karena
pemilihan umum belum diselenggarakan. Lembaga-lembaga tinggi negara lain yang
disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 seperti MPR, DPR, DPA, BPK, dan MA
belum dapat diwujudkan sehubungan dengan keadaan darurat dan harus dibentuk
berdasarkan undang-undang. Untuk mengatasi hal tersebut, Undang-Undang Dasar 1945
melalui ketentuan dalam pasal IV Aturan Peralihan menyatakan bahwa sebelum Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan pertimbangan Agung
dibentuk menurut undang-undang dasar ini, segala kekuasaanya dijalankan oleh Presiden
dengan bantuan sebuah Komite Nasional.
Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945 secara langsung memberikan kekuasaan yang
teramat luas kepada presiden. Dengan kata lain, kekuasaan presiden meliputi kekuasaan
pemerintahan negara (eksekutif), menjalan kekuasaan MPR dan DPR (legislatif) serta
menjalankan tugas DPA. Kekuasaan yang teramat besar itu diberikan kepada presiden
hanya untuk sementara waktu, supaya penyelenggaraan negara dapat berjalan. Oleh
karena itu PPKI dalam Undang-Undang Dasar 1945 mencantumkan dua ayat Aturan
Tambahan yang menegaskan bahwa:

a. Dalam enam bulan sesudah berakhirnya peperangan Asia Timur Raya, Presiden
Indonesia mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang ditetapkan dalam
Undang-Undang Dasar ini.

3
b. Dalam enam bulan setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat dibentuk majelis itu
bersidang untuk menetapkan undang-undang dasar.

B. Maklumat Pmerintah Republik Indonesia


Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945 dijadikan dalih oleh Belanda untuk menuduh Indonesia
sebagai negara diktator karena kekuasaan negara terpusat kepada presiden. Untuk melawan
propaganda Belanda pada dunia internasional, maka pemerintah RI mengeluarkan tiga buah
maklumat.
a. Maklumat Wakil Presiden Nomor X (baca eks) tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan
kekuasaan luar bisa dari Presiden sebelum masa waktunya berakhir (seharusnya berlaku selam
enam bulan). Kemudian, maklumat tersebut memberikan kekuasaan MPR dan DPR yang
semula dipegang oleh Presiden kepada Komite Nasional Indonesia Pusat. Pada dasarnya,
maklumat ini adalah penyimpangan terhadap ketentuan UUD 1945.
b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945, tentang pembentukan partai politik yang
sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan pada saat itu bahwa
salah satu ciri demokrasi adalah multipartai. Maklumat tersebut juga sebagai upaya agar
Dunia Barat menilai bahwa Indonesia adalah negara yang menganut asas demokrasi. c.
Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945, yang intinya mengubah sistem
pemerintahan presidensial menjadi sistem pemerintahan parlementer. Maklumat tersebut
kembali menyalahi ketentuan UUD RI 1945 yang menetapkan sistem pemerintahan
presidensial sebagai sistem pemerintah Indonesia.
Ketiga maklumat di atas memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap sistem ketatanegaraan
Indonesia. Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945 telah membawa perubahan total
dalam sistem pemerintahan negara kita. Pada tanggal tersebut, Indonesia memulai kehidupan
baru sebagai penganut sistem pemerintahan parlementer. Dengan sistem ini, presiden tidak lagi
mempunyai rangkap jabatan, presiden hanya sebagai kepala negara, sedangkan kepala
pemerintahan dipegang oleh perdana menteri. Kabinet dalam hal ini para menteri tidak
bertanggung jawab kepada presiden, tetapi kepada DPR yang kekuasaannya dipegang oleh BP
KNIP.

C. Kabinet Parlementer Pada Masa Revolusi Kemerdekaan


Secara konseptual, perubahan ini diharapkan akan mampu mengakomodasi semua
kekuatan yang ada dalam negara ini. Akan tetapi, pada kenyataannya, sistem ini justru
membawa bangsa Indonesia ke dalam keadaan yang tidak stabil. Kabinet-kabinet
parlementer yang dibentuk gampang sekali dijatuhkan dengan mosi tidak percaya dari
DPR.
Sistem pemerintahan parlementer tidak berjalan lama. Sistem tersebut berlaku mulai
tanggal 14 November 1945 dan berakhir pada tanggal 27 Desember 1949. Dalam rentang
waktu itu, terjadi beberapa kali pergantian kabinet. Kabinet yang pertama dipimpin oleh
Sutan Syahrir yang dilanjutkan dengan kabinet Syahrir II dan III. Sewaktu bubarnya
kabinet Syahrir III, sebagai akibat meruncingnya pertikaian antara Indonesia-Belanda,
pemerintah membentuk Kabinet Presidensial kembali (27 Juni 1947-3 Juli 1947). Namun
atas desakan dari beberapa partai politik, Presiden Soekarno kembali membentuk
Kabinet Parlementer, seperti berikut:
a. Kabinet Amir Syarifudin 1: 3 Juli 1947-11 November 1947
b. Kabinet Amir Syarifudin II: 11 November 1947-29 Januari 1948

4
c. Kabinet Hatta 1: 29 Januari 1948-4 Agustus 1949
d. Kabinet Darurat (Mr. Sjafruddin Prawiranegara): 19 Desember 1948-13 Juli 1949
e. Kabinet Hatta II: 4 Agustus 1949-20 Desember 1949
Kondisi pemerintahan tidak stabil karena kabinet yang dibentuk tidak bertahan lama
serta rongrongan kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Pemberontakan tersebut menambah catatan kelam sejarah bangsa ini dan rakyat makin
menderita. Periode Negara Kesatuan Republik Indonesia berakhir seiring dengan hasil
kesepakatan Konferensi Meja Bundar yang mengubah bentuk negara kita menjadi negara
serikat pada tanggal 27 Desember 1949.

D. Gerakan-Gerakan Separatis Pada Masa Revolusi Kemerdekaan


Periode ini juga ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan separatis dengan tujuan
mendirikan negara baru yang memisahkan diri dari NKRI. Adapun gerakan-gerakan
tersebut di antaranya sebagai berikut.
a. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun 1948
Pemberontakan ini terjadi pada tanggal 18 September 1948 yang dipimpin
oleh Muso. Tujuan dari pemberontakan PKI Madiun adalah ingin mengganti dasar
negara Pancasila dengan komunis serta ingin mendirikan Soviet Republik Indonesia.
Pemberontakan PKI Madiun melakukan aksinya dengan menguasai seluruh
karesidenan Pati. PKI juga melakukan pembunuhan dan penculikan ini secara besar-
besaran. Pada tanggal 30 September 1948, pemberontakan PKI Madiun berhasil
ditumpas oleh TNI yang dibantu oleh rakyat. Di bawah pimpinan Kolonel Gatot
Subroto (Panglima Divisi H Jawa Tengah bagian timur) dan Kolonel Sungkono
(Panglima Divisi Jawa Timur) mengerahkan kekuatan TNI dan polisi untuk
melakukan pengejaran dan pembersihan di daerah-daerah sehingga Muso dan Amir
Syarifuddin berhasil ditembak mati.
b. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Daerah Jawa Barat
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan
(SM) Kartosuwiryo yang memiliki cita-cita untuk mendirikan Negara Islam
Indonesia. Cita-citanya membentuk Negara Islam Indonesia (NII) diwujudkan
melalui Proklamasi yang dikumAndangkan pada tanggal 7 Agustus 1949 di Desa
Cisayong, Jawa Barat. Untuk mengatasi pemberontakan yang dilakukan oleh
Kartosuwiryo, Pasukan TNI dan rakyat menggunakan Operasi Pagar Betis di
Gunung Geber. Akhirnya, pada tanggal 4 Juni 1962 Kantosuwiryo berhasil
ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara yang berbentuk
kepulauan atau nusantara yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang sekaligus juga
memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu negara persatuan
adalah merupakan satu negara, satu rakyat, satu wilayah dan tidak terbagi-bagi
misalnya seperti negara serikat, satu pemerintahan, satu tertib hukum yaitu tertib
hukum nasional, satu bahasa serta satu bangsa yaitu Indonesia. NKRI dikenal juga
sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, ras, suku, dan agama yang berbeda-
beda sehingga tercermindalam satu ikatan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya
“berbedabeda tetapi tetap satu juga”. Yaitu persatuan bangsa dan negara Indonesia.
Perbedaan adalah suatu bawaan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.

B. Saran

C. Demikianlah yang dapat


kami sampaikan mengenai
materi yang menjadi
bahasan
D. dalam makalah ini,
tentunya banyak
kekurangan dan kelemahan
kerena terbatasnya
E. pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau
6
referensi yang kami peroleh
hubungannya
F. dengan makalah ini.
Penulis banyak berharap
kepada para pembaca
memberikan kritik
G. dan saran yang
membangun kepada kami
demi sempurnanya makalah
ini. Semoga
H. makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca.
I. Demikianlah yang dapat
kami sampaikan mengenai

6
materi yang menjadi
bahasan
J. dalam makalah ini,
tentunya banyak
kekurangan dan kelemahan
kerena terbatasnya
K. pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau
referensi yang kami peroleh
hubungannya
L. dengan makalah ini.
Penulis banyak berharap
kepada para pembaca
memberikan kritik
M. dan saran yang
membangun kepada kami

6
demi sempurnanya makalah
ini. Semoga
N. makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya
dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

Sodeli, H. Muhammad, “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas XII” dalam


halaman 100-103, Diakses pada 23 Februari 2023, Pukul 13.00 WIB.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-tadulako/pendidikan
kewarganegaraan/makalah-ppkn1/38012846
https://id.scribd.com/document/426291264/Makalah-Persatuan-Dan-Kesatuan-Bangsa-
Indonesia-Dari-Masa-Ke-Masa

Anda mungkin juga menyukai