Anda di halaman 1dari 19

KONSEPTUAL NKRI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Dosen : Bapak Alma’rif Setaf, S.H., M.H.

Disusun Oleh Kelompok Tiga :

1. Galih Prasetiyo (21862080031)


2. Nur Azizah (21862080022)
3. Siti Hajar Nasyiroh (21862080027)
4. Luthfiyyah Ramadhani (21862080026)
5. Muhammad Fadzil Ziddan (21862080036)
6. Annisa ‘Ainurrahmatin Najiyah (21862080037)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSIAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’alaa,
karena berkat nikmat, rahmat serta hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan selesai secara tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa kita junjungkan kepada
suri tauladan kita yakni Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta keluarganya,
sahabat, dan orang-orang yang selalu istiqomah dalam mengikuti segala ajarannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen
pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi
kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal yang bermanfaat bagi
pelaksanaan bimbingan kelompok sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar. Kami
selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bapak Alma’rif
Setaf, S.H., M.H., selaku dosen pengampu yang telah membimbing kami dalam penyelesaian
makalah ini. Tidak lupa juga bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung dalam
penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna.
Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan
kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi (khususnya) kami dan para pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Lampung, 29 November 2021

Penyusun,
KELOMPOK 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… 2


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………… 4
B. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………… 4
C. TUJUAN ……………………………………………………………………. 4

BAB II SEJARAH NKRI


A. SEJARAH BANGSA INDONESIA ……………………………………….. 5
B. SEJARAH NKRI …………………………………………………………... 6

BAB III PEMBAHASAN


A. PENGERTIAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN NKRI ……………….. 9
1. Pengertian NKRI ……………………………………………………….. 9
2. Sistem Pemerintahan Indonesia ………………………………………… 10
B. PROSES PENENTUAN BENTUK NEGARA INDONESIA …………….. 10
C. PROSES KEMBALI KE NKRI ……………………………………………. 11
D. TUJUAN DAN FUNGSI NKRI …………………………………………… 12
a. Tujuan NKRI …………………………………………………………… 12
b. Fungsi NKRI …………………………………………………………… 13
E. MENJAGA KEUTUHAN NKRI ………………………………………….. 13
1. Ancaman Dari Dalam Negeri ………………………………………….. 15
2. Ancaman Dari Luar Negeri ……………………………………………. 15
3. Cara Menjaga Keutuhan NKRI ………………………………………… 16

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN ……………………………………………………………. 18
B. SARAN …………………………………………………………………….. 18

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), juga dikenal dengan nama Nusantara
yang artinya negara kepulauan. Wilayah NKRI meliputi wilayah kepulauan yang terbentang
dari Sabang sampai Merauke. Situasi akhir-akhir ini kita melihat ada beberapa upaya
kelompok-kelompok tertentu yang berupaya untuk memecah belah NKRI baik dari dalam
maupun negara asing. Saat ini Indonesia telah kehilangan arah dan pegangan deology
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Sejarah NKRI
2. Pengertian NKRI
3. Sistem Pemerintahan NKRI
4. Proses Pembentukan NKRI
5. Fungsi dan Tujuan NKRI
6. Menjaga Keutuhan NKRI

C. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk memahami konsep dasar dari “Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

4
BAB II
SEJARAH NKRI

Sebelum memahami konsep NKRI, kita harus lebih dulu mengetahui tentang sejarah
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
suatu wilayah negara kepulauan besar yang terdiri dari ribuan pulau dan diapit oleh dua
samudra dan dua benua, serta didiami oleh ratusan juta penduduk. Disamping itu Indonesia
memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang berlainan satu sama lain, dan
tercemin dalam satu ikatan kesatuan yang disebut dengan Bhinneka Tunggal Ika. Karena
letak wilayah Indonesia di sekitar khatulistiwa, maka Indonesia memiliki iklim tropis dan
rnemiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

 Indonesia memiliki 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan
pulau tidak berpenghuni). Di sini ada 3 dari 6 pulau terbesar di dunia yaitu
Kalimantan, Sumatera, dan Papua.
 Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 m di antara Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia 1.922.570 km2 dan luas
perairannya 3.257.483 km2
 Indonesia memiliki 740 suku bangsa/etnis, di mana di Papua saja terdapat 270 suku.
 Indonesia merupakan negara dengan bahasa daerah terbanyak, yaitu 583 bahasa dan
dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia.

A. SEJARAH BANGSA INDONESIA


Berdasarkan perjalanan sejarah Bangsa Indonesia, pada saat digulirkannya
tanam paksa (Cultuure Stelsel) tahun 1615 oleh pihak Belanda telah menyebabkan hancurnya
struktur tanah yang dimiliki pribumi, dimana tanah sebagai modal dasar pribumi dalam
menjalankan segala aktivitasnya. Dengan adanya tanam paksa yang diterapkan telah
mengubah jenis tanaman pribumi dengan jenis tanaman yang didatangkan dari Eropa yang
nota bene tidak di kuasai oleh pribumi, hal ini menyebabkan pribumi tidak lagimampu
mengelola tanah yang dimilikinya dan tidak mengerti jenis tanaman yang berasaldari Eropa,
sehingga pribumi pada saat itu terbodohkan, termiskinkan, terbelakang dan tertindas. Hal
inilah kemudian yang di manfaatkan oleh pihak Belanda untuk membangun pemerintahan

5
yang dinamakan Hindia Belanda guna mengatur kehidupan pribumi yang semakin tertindas,
yang pada akhirnya terjadilah sistem kerja rodi untuk mengeksplorasihasil bumi yang ada di
Indonesia.
Pada awal tahun 1900 pemerintah Hindia-Belanda menerapkan kebijakan politikethis
sebagai bentuk balas budi kepada pribumi dengan mengadakan suatu sistem pendidikan di
wilayah Indonesia. Akan tetapi karena biaya yang dibebankan untuk mendapatkan
pendidikan ini terlalu mahal, tidak semua pribumi mampu menikmati pendidikan yang
diterapkan di Indonesia. Sehingga pada tahun 1908, Dr. Soetomoe membangun pendidikan
bagi kaum pribumi secara informal dan gratis dengan nama Budi Utomo sebagai bentuk
kepedulian terhadap pribumi yang semakin tertindas. Pada akhirnya pendidikan pribumi
tersebut diteruskan oleh Ki Hajar Dewantara dengan mendirikan Taman Siswa pada tahun
1920 secara formal, pendidikan pribumi yang dijalankan oleh Dr. Soetomoe dan Ki Hajar
Dewantara telah membangkitkan jiwa-jiwa kebangsaan dan persatuan untuk melakukan
perlawanan kepada Belanda, yang pada akhirnya mengakumulasi lahirnya Bangsa Indonesia
pada tanggal 28 Oktober 1928 melalui momen Sumpah Pemuda pada kongres Pemuda II di
Jakarta yang berasal dari Jong jong atau pemuda-pemuda dari berbagai kepulauan di
Indonesia yang memiliki komitmen untuk mengangkat harkat dan martabat hidup Orang-
orang Indonesia (pribumi).
Bangsa Indonesia yang terlahir pada tanggal 28 Oktober 1928 kemudian bahu
membahu mengadakan perlawanan kepada Belanda untuk merebut kemerdekaan Indonesia
dan pada tanggal 17 Agustus 1945 atas berkat rahmat Allah subhahanhu wa ta’alaa, bangsa
Indonesia dapat mencapai kemerdekaannya dalam bentuk Teks Proklamasi yang dibacakan
oleh Dwi-Tunggal Soekarno-Hatta. Keesokan harinya, pada tanggal 18 Agustus 1945 Bangsa
Indonesia membentuk suatu Negara Republik Indonesia dengan disahkannya konstitusi
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai aturan dasar di dalam kehidupan berbangsa.

B. SEJARAH NKRI
Kemerdekaan NKRI ditandai dengan dibacakannya teks proklamasi oleh Ir. Soekarno
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Berikut rangkaian peristiwa yang melatar belakangi terjadinya proklamasi :
 29 April 1945
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam
bahasa Jepang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang didirikan oleh pemerintah Jepang
yang beranggotakan 63 orang.

6
 06 Agustus 1945
Sebuah bom atom meledak di kota Hiroshima, Jepang. Pada saat itu, padahal Jepang
sedang menjajah Indonesia
 07 Agustus 1945
BPUPKI kemudian berganti pada tanggal menjadi PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi inkai.
 9 Agustus 1945
Bom atom kedua kembali dijatuhkan di kota Nagasaki yang membuat Negara Jepang
Menyerah Kepada Amerika Serikat. Momen ini dimanfaatkan Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya.
 10 Agustus 1945
Sutan Syahrir mendengar lewat radio bahwa Jepang telah menyerah pada sekutu, yang
membuat para pejuang Indonesia semakin mempersiapkan kemerdekaannya. Saat
kembalinya Soekarno dari Dalat, sutan syahrir mendesak kemerdekaan Indonesia.
 15 Agustus 1945
Jepang benar-benar menyerah pada Sekutu.
 16 Agustus 1945
Dini hari para pemuda membawa Soekarno beserta keluarga dan Hatta ke Rengas
Dengklok dengan tujuan agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.
Wikana dan Mr. Ahmad Soebarjo di Jakarta menyetujui untuk memproklamasikan
Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu diutuslah Yusuf Kunto menjemput Soekarno
dan keluarga dan juga Hatta. Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, awalnya ia
dibawa ke rumah nishimura baru kemudian di bawa kembali ke rumah Laksamana
Maeda untuk membuat konsep kemerdekaan. Teks porklamasi pun disusun pada dini
hari yang diketik oleh Sayuti Malik.
 17 Agustus 1945
Pagi hari di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Teks proklamasi
dibacakan tepatnya pada pukul 10:00 WIB dan dikibarkanlah Bendera Merah Putih
yang dijahit oleh istri Soekarno, Fatmawati. Peristiwa tersebut disambut gembira oleh
seluruh rakyat Indonesia.

7
 18 Agustus 1945
PPKI mengambil keputusan, mengesahkan UUD 1945, dan terbentuknya NKRI
(Negara Kesatuan Republik Indonesia), serta terpilihnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Republik Indonesia.

Seiring perkembangan zaman, banyak anak muda Indonesia yang kurang mengetahui
apakah itu NKRI, apa saja fungsi dan tujuan NKRI, serta bagaimana proses pergantian
bentuk negara Indonesia sampai memantapkan diri untuk kembali ke NKRI. Bangsa
Indonesia pernah mengalami masa-masa sulit untuk menentukan jati dirinya. Untuk itulah
kita sebagai generasi penerus bangsa ini harus pandai betul menjaga apa yang telah
diperjuangkan oleh nenek moyang kita pada masa penjajahan.

8
BAB III
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN NKRI


1. Pengertian NKRI
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah negara kesatuan berbentuk
republik dengan sistem desentralisasi, dimana pemerintah daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai
urusan pemerintah pusat. Menurut UUD 1945 Pasal 1 Ayat 1 NKRI “Negara Kesatuan
Republik Indonesia” ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. Ketentuan ini
dijelaskan dalam pasal 18 UUD 1945 ayat “1” yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kota dan kabupaten yang tiap-tiap kota, kabupaten dan provinsi itu mempunyai pemerintahan
daerah yang diatur dengan undang-undang.
Pasal 18 UUD 45 menjabarkan NKRI sebagai berikut:
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.
2. Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.
5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan
lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang.

9
2. Sistem Pemerintahan Indonesia
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, dimana kedaulatannya itu ada
pada tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan
sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang meletakkan
dasar pembentukan negara Indonesia, setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945. Mereka sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa,
agama, dan budaya yang tersebar diribuan pulau besar dan kecil, di bawah payung Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Indonesia pernah menjalani system pemerintahan
federal dibawah Republik Indonesia Serikat selama tujuh bulan (27 Desember 1949 – 17
Agustus 1950), namun kembali ke bentuk pemerintahan republik. Setelah jatuhnya Orde Baru
(1996 - 1997), pemerintah merespon desakan daerah daerah terhadap sistem pemerintahan
yang bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep Otonomi Daerah untuk
mewujudkan desentralisasi kekuasaan.

B. PROSES PENENTUAN BENTUK NEGARA INDONESIA


Awal tahun 1950 merupakan periode krusial bagi Indonesia. Pertentangan dan konflik
untuk menentukan bentuk negara bagi bangsa dan negara Indonesia tengah berlangsung. Pada
satu sisi, secara resmi saat itu Indonesia merupakan negara federal, sebagaimana hasil
Konferensi Meja Bundar (KMB). Akan tetapi, pada saat yang bersamaan muncul gerakan
yang menentang keberadaan negara federal itu. Gerakan ini eksis bukan saja dari kalangan
elit. Tetapi juga dikalangan masyarakat bawah. Gerakan tersebut menghendaki diubahnya
bentuk negara federal menjadi Negara Kesatuan.
Dengan diratifikasinya hasil-hasil KMB oleh KNIP yang bersidang tanggal 6-15
Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS). Negara yang berbentuk
federal ini terdiri dari 16 negara bagian yang masing-masing mempunyai luas daerah dan
jumlah penduduk yang berbeda. Negara bagian yang terpenting, selain Republik Indonesia
yang mempunyai daerah terluas dan penduduk yang terbanyak, ialah Negara Sumatra Timur,
Negara Sumatra Selatan, Negara Pasundan, Dan Negara Indonesia Timur. Sebagian besar
negara bagian yang tergabung dalam RIS mendukung untuk terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Bagian terpenting dari keputusan KMB adalah terbentuknya Negara Republik
Indonesia Serikat. Memang hasil KMB diterima oleh pemerintah Republik Indonesia namun,

10
hanya setengah hati. Hal ini terbukti dengan adanya pertentangan dan perbedaan antar
kelompok bangsa. Dampak dari terbentuknya negara RIS adalah konstitusi yang digunakan
bukan lagi UUD 1945, melainkan konstitusi RIS tahun 1949. Dalam pemerintahan RIS
jabatan presiden dipegang oleh Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad hatta sebagai perdana
menteri. Berdasarkan pandangan kaum nasionalis pembentukan RIS merupakan strategi
pemerintah colonial Belanda untuk memecah belah kekuatan bangsa indonesia sehingga
belanda akan mudah mempertahankan kekuasaan dan pengaruhnya di Republik Indonesia.
Reaksi rakyat atas terbentuknya RIS terjadinya demontrasi-demontrasi yang menghendaki
pembubaran RIS dan penggabungan beberapa Negara bagian RIS.
Belanda membentuk federal sementara yang akan berfungsi sampai terbentuknya
negara Indonesia Serikat. Dalam hal ini, RI baru akan diizinkan masuk dalam NIS jika
permasalahan dengan Belanda sudah dapat teratasi. Selain itu, Belanda berusaha
melenyapkan RI dengan melaksanakan Agresi Militer II. Belanda berharap jika RI
dilenyapkan, Belanda dapat dengan mudah mengatur negara-negara bonekanya. Akan tetapi,
perhitungan Belanda melesat. Agresi militer Belanda II, menyebabkan Indonesia
mendapatkan simpati dari negara Internasional. Akhirnya, Belanda harus mengakui
Kedaulatan Indonesia berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar.
Pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan penandatanganan pengakuan kedaulatan.
Dengan diakuinya kedaulatan RI oleh Belanda, Indonesia berubah menjadi Negara Serikat.
Akibatnya terbentuklah Republik Negara Serikat. Meskipun demikian, bangsa Indonesia
bertekad untuk mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kurang dari
delapan bulan masa berlakunya, RIS berhasil dikalahkan oleh semangat persatuan bangsa
Indonesia.

C. PROSES KEMBALI KE NKRI


Indonesia mengalami perubahan bentuk Negara kesatuan menjadi Negara federal
bukan saja disebabkan oleh faktor dalam negeri, tetapi ada hubungannya dengan kehadiran
Belanda. Kuatnya keinginan Belanda sebagai Negara koloni untuk mempertahankan
pengaruh dan kekuasaanya di Indonesia membuat Negara ini sempat mengalami perubahan
bentuk Negara. Terjadinya perubahan dari Negara federal menjadi Negara kesatuan tidak
dapat disangkal disebabkan dukungan politik dari masyarakat Indonesia terhadap ide Negara
federal sesunguhnya sangat lemah. Ide negara federal muncul dari ambisi politik orang-orang
Belanda yang sepertinya takut negerinya tidak lagi mempunyai peran di Asia. Oleh karena
itulah ketika masalah kemerdekaan Indonesia sudah tidak dapat ditawar lagi, mereka

11
memperkenalkan ide mengenai pembentukan negara federal.
Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal itu tidak disenangi oleh sebagian
besar rakyat Indonesia, karena sistem federal digunakan oleh Belanda sebagai muslimat
untuk menghancurkan RI selain itu bentuk negara serikat tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia dan tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 agustus 1945. Disamping itu, konstitusi federal dianggap hanya menimbulkan
perpecahan. Hal tersebut mendorong keinginan untuk kembali ke negara kesatuan. Pada
dasarnya pembentukan negara-negara bagian adalah keinginan Belanda, bukan kehendak
rakyat karena Belanda ingin menanamkan pengaruhnya dalam RIS. Rapat-rapat umum
diselenggarakan di berbagai daerah, juga demontrasi-demontrasi yang membentuk
pembubaran RIS. Sebagian dari pemimpin RI termasuk yang ada dalam parlemen, bertekat
untuk secepat mungkin menghapus sistem federal dan membentuk negara kesatuan.
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kokoh setelah dilaksanakan
amandemen dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
diawali dari adanya kesepakatan MPR yang salah satunya yaitu tidak mengganti bunyi
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sedikitpun &
terus mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi bentuk final negara
Indonesia. Kesepakatan untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan dilandasi
pertimbangan bahwa negara kesatuan merupakan bentuk yang ditetapkan dari mulai
berdirinya negara Indonesia & dianggap paling pas untuk mengakomodasi ide persatuan
sebuah bangsa yang plural atau majemuk dilihat dari berbagai latar belakang.

D. TUJUAN DAN FUNGSI NKRI


a. Tujuan NKRI
Tujuan Negara republic Indonesia tercantum didalam undang-undang dasar
Negara Indonesia, yaitu pada pembukaan UUD 1945 yang berbunyi,”untuk
membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruuh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
social. Dengan berdasarkan kepada ketuhanan Yang Maha Esa; kemanusiaan
yanga dil dan beradab; persatuan Indonesia; dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratuan/perwakilan serta dengan
mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”.

12
Tujuan Negara menurut beberapa ajaran ahli kenegaraan :
b. Ajaran Plato, negara bertujan untuk mewujudkan kesusilaan manusia, sebagai
perseorangan (individu) dan sebagai makhluk sosial.
c. Negara kekuasaan, menurut Machiavelli dan Shan Yang. Negara bertujuan
untuk memperluas kekuasaan semata-mata. Rakyat harus rela berkorban untuk
mencapai kejayaan negara.
d. Ajaran Teokratis (kedaulatan Tuhan) tujuan negara adalah mencapai
penghidupan dan kehidupan yang aman dan tenteran dengan taat kepada dan
di bawah pimpinan Tuhan.
e. Ajaran Negara Polis, negara bertujuan mengatur semata-mata keamanan dan
ketertiban dalam negara.
f. Ajaran Negara Hukum, negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum
memuat hukum yang berlaku di negara itu.
g. Negara Kesejahteraan (welfare state = social service state), tujuan negara
adalah mewujudkan kesejahteraan umum.

b. Fungsi NKRI
Beberapa fungsi mutlak dari setiap negara adalah :
1. Melaksanakan penertiban (law and order)
2. Mengusahakan Kesejahteraan dan Kemakmuran Rakyat
3. Pertahanan
4. Menegakkan Keadilan

Berdasarkan pemikiran para ahli kenegaraan, tugas-tugas pemerintah dalam


mengurus rumah tangga juga memiliki fungi reguler dan fungsi agent of
development.
1. Fungsi Reguler
Dalam hal ini, pemerintah menjalankan fungsinya dengan pelaksanaan tugas
yang mempunyai akibat langsung ang dirasakan oleh seluruh masyarakat.
 Negara sebagai political state, yaitu pemeliharaan ketenangan dan
ketertiban, serta pertahanan dan keamanan.
 Negara sebagai diplomatik, yaitu menjalankan kerukunan dan
persahabatan dengan negara-negara lain terutama negara tetangga.

13
 Negara sebagai sumber hukum, yaitu pemerintah harus bertindak adil
terhadap warga negaranya melindungi hak/harta benda setiap
warganya dari gangguan anggota masyarakat lain.
 Negara sebagai adminitratif, pada hakikatnya fungsi ini
menitikberatkan pada kekuatan di tangan rakyat, pemerintah hanya
menerima pendelegasian yang diberikan rakyat melalui wakil-wakilnya
di MPR dan DPR.
2. Fungsi Agent of Development
Fungsi ini antara lain meliputi sebagai berikut :
 Sebagai Stabilisator
Pemerintah wajib melaksanakan fungsi stabilisator seperti hal-hal
berikut ini.
a. Stabilitas Politik
b. Stabilisasi Ekonomi
c. Stabilisasi Sosial Budaya
 Sebagai Inovator
Menciptakan ide-ide baru terutama yang berhubungan dengan
pembangunan. Dalam ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999
disebutkan mengenai hal-hal pelimpahan tugas dan wewenang kepada
presiden untuk melaksanakan tugas-tugas pembangunan.

E. MENJAGA KEUTUHAN NKRI


Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa
Indonesia. Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk
mementukan nasib dan tujuannya sendiri.Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri
bangsa adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meski dalam perjalanan sejarah
ada upaya untuk menggantikan bentuk negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama
dan selalu digagalkan oleh rakyat. Misalnya, ada upaya untuk menggantikan bentuk
negara menjadi Indonesia Serikat. Tetapi upaya untuk menggantikan bentuk negara
itu segera berlalu. Indonesia kembali kepada negara kesatuan. Hingga saat ini negara
kesatuan itu tetap dipertahankan. Sebagai generasi penerus bangsa dan juga sebagai
peserta didik kita merasa terpanggil untuk turut serta dalam usaha membela negara.
Bangsa kita terus bergerak maju dan terus melintasi sejarah. Berbagai kemajuan dan

14
perkembangan terus dinikmati oleh rakyat. Tetapi ancaman terhadap kedaulatan dan
keharmonisan bangsa dan negara masih terus terjadi, meskipun intesitasnya kecil.
Ancaman-ancaman itu meskipun dalam intesitas yang kecil tapi jauh lebih rumit.
Ancaman-ancaman itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagaian, yaitu ancaman
yang datang dari luar negeri dan ancaman dari dalam negeri.
1. Ancaman Dari Dalam Negeri
a. Kerusuhan
Ancaman kerusuhan akan timbul jika terjadi kesenjangan ekonomi.
Ancaman ini bisa muncul kalau pembangunan nasional tidak berhasil
memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah
tidak berhasil memperkecil ketidakadilan social ekonomi.
b. Pemaksaan Kehendak
Ancaman ini bisa terjadi dinegara kita. Karena ada golongan tertentu
berusaha memaksakan kepentingannya secara tidak konstitusional,
terutama ketika sistem social politik tidak berhasil menampung aspirasi
yang berkembang dalam masyarakat.
c. Pemberontakan Angkatan Bersenjata
Ancaman ini bisa muncul dari kalangan separatis karena pembangunan
nasional tidak dapat mencakup semua daerah secara seimbang.
d. Pemberontakan Dari Golongan yang Ingin Mengubah Ideologi Negara
Ancaman ini bisa berupa pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh
orang-orang yang ingin mengubah ideologi negara dan membentuk negara
baru. Golongan yang melakukan pemberontakan ini biasanya berasal dari
golongan ekstrim, baik ekstrim kiri maupun ekstrim kanan. Golongan ini
memaksakan diri untuk mengubah dasar Negara Indonesia, misalnya
mengubah ideology Pancasila menjadi Ideology Komunisme.

2. Ancaman Dari Luar Negeri


Dengan berakhirnya Perang Dingin pada awal tahun 1990an, maka ketegangan
regional di dunia umumnya, dan di kawasan Asia Tenggara khususnya dapat
dikatakan berkurang. Meskipun masih terdapat potensi konflik perbatasan khususnya
di wilayah Laut Cina Selatan, misalnya sengketa kepulauan Spratly yang melibatkan
beberapa negara di kawasan tersebut, namun diperkirakan semua pihak terkait tidak
akan menyelesaikan masalah tersebut melalui kekerasan bersenjata. Dapat dikatakan

15
bahwa ancaman dalam bentuk agresi dari luar relatif kecil. Potensi ancaman dari luar
tampaknya akan lebih berbentuk upaya menghancurkan moral dan budaya bangsa
melalui disinformasi, propaganda, peredaran narkoba, film-film porno atau berbagai
kegiatan kebudayaan asing yang mempengaruhi bangsa Indonesia, terutama generasi
muda, dan merusak budaya bangsa. Potensi ancaman lainnya adalah dalam bentuk
”penjarahan” sumber daya alam melalui eksploitasi sumber daya alam yang tidak
terkontrol sehingga merusak lingkungan, seperti illegal loging, illegal fishing, dll.

3. Cara Menjaga Keutuhan NKRI


Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI:
1. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
2. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga
keutuhan, kedaulatan negara, dan mempererat persatuan bangsa.
3. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. Perbedaan
yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah
kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.
4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki
bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila,
Undang Undang Dasar 1945, dan Sang Saka Merah putih. Kebersamaan
dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD
1945.
5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik
alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.
Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama,
keadilan, solidaritas, kerjasama, dan kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.
Memiliki wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang
harus dipatuhi, ditaati, dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat.
Ketentuan-ketentuan itu, antara lain Pancasila sebagai landasan dan UUD
1945 sebagai landasan konstitusional. Ketentuan lainnya dapat berupa
peraturan peraturan yang berlaku di daerah yang mengatur kehidupan
bermasyarakat.

16
6. Mentaati peraturan, agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan dengan
tertib dan aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi kekacauan yang
dapat menimbulkan perpecahan.

17
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Nangsa Kessatuan Republik Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang
cukup panjang, dijajah oleh bangsa asing selama tiga setengah abad. Unsur masyarakat yang
membentuk bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa, berbagai macam
adat-istiadat kebudayaan dan agama, serta berdiam dalam suatu wilayah yang terdiri dari
beribu-ribu pulau. Oleh karena itu, keadaan yang beraneka ragam tersebut bukanlah
merupakan suatu perbedaan untuk dipertentangkan, melainkan perbedaan itu justru
merupakan suatu daya penarik ke arah suatu kerjasama persatuan dan kesatuan dalam suatu
sintesis dan sinergi yang positif, sehingga keanekaragaman itu justru terwujud dalam suatu
kerjasama yang luhur.
Generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dan
membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih berat karena
merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah memperlihatkan kiprah
kaum muda selalu mengikuti setiap tapak-tapak penting sejarah. Pemuda sering tampil
sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi dan perubahan.

B. SARAN
Dari hasil pembahasan yang telah kami bahas, kami memberikan saran kepada semua
pihak, khususnya para generasi muda Indonesia untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme
terhadap Negara Indonesia guna mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara kita tercinta ini.
Karena, pemuda adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang
akan datang, dan juga generasi muda merupakan satu-satunya harapan bangsa untuk bisa
lebih maju lagi.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dosenpendidikan.co.id/nkri/
https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
http://www.nkri.web.id/
http://obrolanpolitik.blogspot.co.id/2014/10/sejarah-terbentuknya-negara-kesatuan.html
http://www.academia.edu/9513390/MAKALAH_NKRI

19

Anda mungkin juga menyukai