Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“ Negara kesatuan republik Indonesia”

Disusun oleh :

1. Nadia Rizkian Josa


2. Deden Ahmad Saputra
3. Dina Wagi Oktavia
4. Aisah Destiana

Guru Pembimbing : Ibu Fatonah, S. Pd

SMA NEGERI 11 KOTA BENGKULU


PERIODE 2023/2024
Alamat :Jalan Budi Utomo RT 21 RW 05 Kel. Kandang Mas Kec.KampungMelayu Kota Bengkulu
Email :sman11kotabengkulu@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas khadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah
memberikan kesempatan pada penilis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas
rahmat dam hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “NKRI” tepat waktu. Makalah “NKRI” disusun guna memenuhi
tugas PKN Peminatan pada Ibu Fatonah, S. Pd di SMA NEGRI 11 KOTA
BENGKULU. Selain itu, penulis berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan pembaca tentang “NKRI”.
Penulis mengucapkan terimakasih sebesa-besarnya kepada Ibu Fatonah,
S. Pd selaku guru mata Pelajaran PKN. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan yang ditekuni penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karna itu kritik dan saran yang membangun penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 4 Maret 2024

Nadia Rizkian Josa


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Masalah ........................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian NKRI ........................................................................ 3
B. Sejarah NKRI ............................................................................. 3
C. Pemerintahan Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia ...... 5
D. Menjaga keutuhan NKRI ............................................................ 6
E. Sikap dan Perilaku ...................................................................... 8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 11


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (disingkat NKRI), juga


dikenal dengan nama Nusantara yang artinya negara kepulauan. Wilayah
NKRI meliputi wilayah kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke.

Letak wilayah NKRI berada di antara:

▪ Dua benua, yaitu benua Asia dan benua Australia; serta

▪ Dua samudra. yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik.

Indonesia terletak di benua Asia tepatnya di Asia Tenggara. Wilayah


Indonesia berada di: § 6° lintang utara (LU) – 11° lintang selatan (LS),
dan § 95° bujur timur (BT) – 141° bujur timur (BT).
Karna letak wilayah Indonesia di sekitar khatulistiwa, maka
Indonesia memiIlki iklim tropis dan rnerniliki dua musim, yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah
NKRI berjumlah 17.504 terdiri dari pulau besar dan kecil. Beberapa di
antaranya, yaitu 6000 pulau tidak berpenghuni.

Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 m² di antara


Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia 1.922.570
km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau dengan jumlah penduduk
terpadat adalah pulau Jawa. Setengah dari jumlah penduduk Indonesia
menempati pulau Jawa.

Pulau-pulau besar, yaitu:

▪ Jawa dengan luas 132.107 km²,

▪ Sumatera dengan luas 473.606 km²,

▪ Kalimantan dengan luas 539.460 km², § Sulawesi dengan luas


189.216 km2, dan § Papua dengan luas 421.981 km².
Pulau-pulau kecil, antara lain Pulau Nias, Pulau Siberut, Pulau
Bangka, Pulau Belitung, Pulau Madura, Pulau Bali, Pulau Lombok,
Pulau Flores, Pulau Ambon, dan Pulau Halmahera. Perkernbangan
jumlah provinsi Indonesia clan tahun ke tahun terus bertambah. Pada
awal kemerdekaan, Indonesia terdiri dari 8 provinsi hingga sekarang
telah terbentuk 33 provinsi. Perkernbangan jumlah provinsi Indonesia
dari tahun ke tahun terus bertambah. Pada awal kemerdekaan, Indonesia
terdiri dari 8 provinsi hingga sekarang telah terbentuk 33 provinsi.
Tujuan perkernbangan jumlah provinsi dan kabupaten adalah untuk
memudahkan pelayanan kepada masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian NKRI?
2. Bagaimana sejarah NKRI
3. Bagaimana pemerintahan daerah dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)?
4. Bagaimana manjaga keutuhan NKRI ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian NKRI
2. Untuk mengetahui sejarah NKRI
3. Untuk mengetahui pemerintahan daerah dalam negara kesatuan
republik indinesia (NKRI)
4. Untuk mengetahui bagaimana menjaga keutuhan NKRI
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara
kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD
1945), di mana pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya
di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan
sebagai urusan pemerintah pusat Pasal 18 UUD 45 menyebutkan :
a) Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap
provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah
yang diatur dengan undang-undang
b) Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur
dengan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan.
c) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki
DPRD yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
d) Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara
demokrasi.
e) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali
urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan
sebagai urusan pemerintah pusat.
f) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan.
g) Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur
dalam undangundang.
B. Sejarah NKRI
Berdasarkan perjalanan sejarah Bangsa Indonesia, pada saat
digulirkannya tanam paksa (Cultuure Stelsel) tahun 1615 oleh pihak
Belanda telah menyebabkan hancurnya struktur tanah yang dimiliki
pribumi, dimana tanah sebagai modal dasar pribumi dalam menjalankan
segala aktivitasnya. Dengan adanya tanam paksa yang diterapkan telah
mengubah jenis tanaman pribumi dengan jenis tanaman yang
didatangkan dari Eropa yang nota bene tidak di kuasai oleh pribumi, hal
ini menyebabkan pribumi tidak lagi mampu mengelola tanah yang
dimilikinya dan tidak mengerti jenis tanaman yang berasal dari Eropa,
sehingga pribumi pada saat itu terbodohkan, termiskinkan, terbelakang
dan tertindas. Hal inilah kemudian yang di manfaatkan oleh pihak
Belanda untuk membangun pemerintahan yang dinamakan Hindia-
Belanda guna mengatur kehidupan pribumi yang semakin tertindas, yang
pada akhirnya terjadilah sistem kerja rodi untuk mengeksplorasi hasil
bumi yang ada di Indonesia.
Pada awal tahun 1900 pemerintah Hindia-Belanda menerapkan
kebijakan politik ethis sebagai bentuk balas budi kepada pribumi dengan
mengadakan suatu sistem pendidikan di wilayah Indonesia. Akan tetapi
karena biaya yang dibebankan untuk mendapatkan pendidikan ini terlalu
mahal, maknanya tidak semua pribumi mampu menikmati pendidikan
yang diterapkan di Indonesia. Dari sinilah terbangun strata sosial di
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Adapun bentuk strata sosial
tersebut telah memposisikan pribumi sebagai kaum mayoritas berada
pada kelas terbawah, kelas di atasnya adalah ningrat-ningratnya pribumi
dan para pendatang dari Asia Timur (Cina, India, Arab, dsb), kemudian
kelas teratas adalah orang-orang Eropa dan kulit putih lainnya. Hal ini
menjadikan pribumi sebagai kaum mayoritas semakin terbodohkan,
termiskinkan, terbelakang dan tertindas. Sehingga pada tahun 1908, Dr.
Soetomoe membangun pendidikan bagi kaum pribumi secara informal
dan gratis dengan nama Budi Utomo sebagai bentuk kepedulian terhadap
pribumi yang semakin tertindas. Pada akhirnya pendidikan pribumi
tersebut diteruskan oleh Ki Hajar Dewantara dengan mendirikan Taman
Siswa pada tahun 1920 secara formal, pendidikan pribumi yang di
jalankan oleh Dr. Soetomoe dan Ki Hajar Dewantara telah
membangkitkan jiwa-jiwa kebangsaan dan persatuan untuk melakukan
perlawanan kepada Belanda, yang pada akhirnya mengakumulasi
lahirnya Bangsa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 melalui momen
Sumpah Pemuda pada kongres Pemuda II di Jakarta yang berasal dari
Jong-jong atau pemuda-pemuda dari berbagai kepulauan di Indonesia
yang memiliki komitmen untuk mengangkat harkat dan martabat hidup
Orang-orang Indonesia (pribumi).
Bangsa Indonesia yang terlahir pada tanggal 28 Oktober 1928
kemudian bahu membahu mengadakan perlawanan kepada pihak
Belanda untuk merebut kemerdekaan Indonesia dan barulah 17 tahun
kurang 2 bulan kurang 11 hari atau tepatnya pada tanggal 17 Agustus
1945 atas berkat rahmat Allah SWT Bangsa Indonesia dapat mencapai
kemerdekaannya dalam bentuk Teks Proklamasi yang dibacakan oleh
Dwi-Tunggal Soekarno-Hatta. Keesokan harinya, tepatnya pada tanggal
18 Agustus 1945 Bangsa
Indonesia membentuk suatu Negara Republik Indonesia dengan
disahkannya konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai aturan dasar
di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
C. Pemerintahan Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
1. Bentuk Republik Indonesia
Republik Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang
dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asiadan
Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
13.487 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara,
Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006 dan
Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan
negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai
suku, bahasa dan agama yang berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis
terbesar dan secara politis paling dominan. Semboyan nasional
Indonesia, "Bhinneka tunggal ika, berarti keberagaman yang
membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah
yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung
tingkatkeanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.
2. Bentuk pemerintahan Indonesia
Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang
dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan
dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di
Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara
tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah
persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.
3. Sistem Politik Indonesia
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, di mana
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Indonesia menganut
sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan
sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Para Bapak
Bangsa yang meletakkan dasar pembentukan negara Indonesia,
setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Mereka sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku
bangsa, agama, dan budaya yang tersebar di ribuan pulau besar dan
kecil, di bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Indonesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di
bawah Republik Indonesia Serikat selama tujuh bulan (27 Desember
1949 - 17 Agustus 1950), namun kembali ke bentuk pemerintahan
republik. Setelah jatuhnya Orde Baru (1996 - 1997), pemerintah
merespon desakan daerah-daerah terhadap sistem pemerintahan
yang bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep
Otonomi Daerah untuk mewujudkan desentralisasi kekuasaan.
D. Menjaga Keutuhan NKRI
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya
bangsa Indonesia. Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara yang
berdaulat dan berhak untuk mementukan nasib dan tujuannya sendiri.
Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Meski dalam perjalanan sejarah ada upaya
untuk menggantikan bentuk negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama
dan selalu digagalkan oleh rakyat. Misalnya, ada upaya untuk
menggantikan bentuk negara menjadi Indonesia Serikat. Tetapi upaya
untuk menggantikan bentuk negara itu segera berlalu. Indonesia kembali
kepada negara kesatuan. Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap
dipertahankan. Sebagai generasi penerus bangsa dan juga sebagai peserta
didik kita merasa terpanggil untuk turut serta dalam usaha membela
negara.
Bangsa kita terus bergerak maju dan terus melintasi sejarah.
Berbagai kemajuan dan perkembangan terus dinikmati oleh rakyat.
Tetapi ancaman terhadap kedaulatan dan keharmonisan bangsa dan
negara masih terus terjadi, meskipun intesitasnya kecil. Ancaman-
ancaman itu meskipun dalam intesitas yang kecil tapi jauh lebih rumit.
Ancaman-ancaman itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagaian, yaitu
ancaman yang dating dari luar negeri dan ancaman dari dalam negeri.
Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong
perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu,
tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Menurut Michael
Haralambos dan Martin Holborn, Globalisasi adalah suatu proses dimana
batasbatas negara luluh dan tidak penting lagi dalam kehidupan sosial.
Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang
matang diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang


dimiliki dan kemampuannya.
b. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif
dalam berbagai sektor kehidupan.

c. Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar


negeri / regional.

d. Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat


mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan
negara yang semula bersifat konvensional berkembang menjadi
multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri
maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis
penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman
atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak
hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk
membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-
tugas internasional. Dari hasil perkiraan ancaman, Indonesia mempunyai
kepentingan strategis untuk mencegah dan mengatasi ancaman
keamanan tradisional dan nontradisional.

Ancaman keamanan tradisional yaitu ancaman yang berbentuk


kekuatan militer negara lain yang membahayakan kemerdekaan,
kedaulatan dan kebutuhan wilayah NKRI. Dalam menghadapi ancaman
terhadap kedaulatan dan kebutuhan wilayah, kebijakan pertahanan
Indonesia tetap mengacu pada prinsip sebagai bangsa yang cinta damai
tetapi lebih cinta kemerdekaan, yaitu mengutamakan tindakan
pencegahan dengan mengoptimalkan upaya diplomatik dalam kerangka
Confidence Building Measure (CBM) dan Preventive Diplomacy.
Penggunaan kekuatan militer untuk tujuan perang merupakan tindakan
terpaksa yang harus dilakukan sebagai jalan terakhir apabila cara-cara
damai tidak membuahkan hasil.

Ancaman Keamanan Non-Tradisional yaitu ancaman yang terjadi


akibat dinamika politik di sejumlah negara serta kesenjangan ekonomi
dunia yang makin lebar telah menyebabkan kondisi timpang yang lambat
laun berkembang dan menjalar melampaui batas-batas negara. Ancaman
keamanan non tradisional yang timbul di dalam negeri dengan motivasi
separatisme, akan dihadapi dengan mengedepankan cara-cara dialogis.

Penyelesaian masalah melalui cara cinta damai, diplomatik atau


cara-cara dialogis harus menggunakan pendekatan budaya. Pendekatan
budaya dalam pembangunan dan pembinaan kekuatan pertahanan adalah
sebagai fenomena yang mengelilingi kita setiap saat, yang secara terus
menerus terjadi dan tercipta oleh adanya interaksi dengan orang lain. Ciri
utama dari “Budaya” adalah sesuatu yang merupakan hasil bersama
(shared), atau kesepakatan kelompok (held in common). Beberapa
produk hasil bersama antara lain adalah : bahasa, tradisi, kebiasaan,
norma-norma kelompok, nilai-nilai pendukung, seperti “kualitas
produk”, filosofi kelompok, aturan main, iklim kerja, kemampuan
terpendam, cara berpikir, pengertian yang sama serta simbol-simbol yang
mempersatukan mereka. Tanggap akan pengaruh budaya dengan
memahami keragaman dan perbedaan budaya akan mengurangi dampak
negative globalisasi (kegoncangan budaya dan ketimpangan /
ketertinggalan budaya).

E. Sikap dan Prilaku menjaga Kesatuan Negara Republik Indonesia

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan latar


belakang budaya yang berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa ini bias
menjadi sumber konflik yang dapat menyebabkan perpecahan di tubuh
NKRI. Keanekaragaman itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan
yang dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang
ingin memecah belah persatan bangsa.

Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :

▪ Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga


seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
▪ Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara
menjaga keutuhan, kedaulatan Negara dan mempererat persatuan
bangsa.
▪ Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit.
Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan,
bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu
kekayaan bangsa.
▪ Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan
memiliki bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta
memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang saka
merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk
mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
▪ Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu
semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek
kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang
menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas,
kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama. Memiliki
wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang
harus dipatuhi, ditaati dan dipelihara oleh semua komponen
masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu antara lain pancasila sebagai
landasan idiil, dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional.
Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di
daerah yang mengatur kehidupan bermasyarakat.
▪ Mentaati peraturan agar kehidupan berbangsa dang bernegara
berjalan dengan tertib dan aman. Jika peraturan saling dilanggar,
akan terjadi kekacauan yang dapat menimbulkan perpecahan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
NKRI adalah negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem
desentralisasi berdasarkan otonomi daerah seluas-luasnya di luar urusan
pusat. Negara ada untuk membantu manusia mewujudkan tujuan dan
cita-citanya. Penyelenggaraan negara harus membawa manfaat bagi
manusia. Tugas manusia adalah bertanggungjawab rasa kepentingan
bersama warganya. Negara harus melindungi hakhak warganya dan
menetapkan kewajiban-kewajibannya sebagai warga negara. Ia juga
harus menciptakan kehidupan bersama yang dilandasi oleh semangat
cinta kasih, keadilan, dan perdamaian. Warga negara mempunyai hak dan
kewajiban, antara hak dan kewajiban harus berjalan seimbang. Misalnya,
kewajiban membela negara dari segala ancaman dan gangguan baik dari
dalam maupun luar negeri.
Sebagai penerus bangsa hendaknya kita lebih menjaga dan
mencintai negara kita. Ada pun beberapa hal yang dapat kita lakukan
untuk menunjukkan hal tersebut misalnya meningkatkan kebangaan dan
rasa memiliki bangsa Indonesia dalam diri setiap warga negara,
membangun saling pengertian dan pengahargaan antarsesama warga
yang memiliki latar belakang kepentingan yang berbeda dan etnik yang
berbeda, para pemimpin negara sebaiknya menjalankan roda
pemerintahan secara efektif dan efisien, dan memperkuat unsur-unsur
yang menjadi alat pertahanan negara, seperti TNI.
B. Saran
Upaya untuk mempertahankan NKRI bisa ditempuh dengan cara
mengetahui kebudayaan di Indonesia. Dengan adanya pengetahuan
budaya Indonesia, kita dapat menyaring budaya-budaya asing yang
masuk ke dalam Negara Indonesia, sehingga tidak timbul perpecahan
antar daerah karena budaya yang ada.
Selain itu, sikap dan perilaku kita juga dapat mencerminkan bahwa
kita sedang mempertahankan keutuhan NKRI ini. Salah satunya dengan
cara mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, bukan
hanya sekedar memahami saja.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Putih Pertahanan Negara : “Mempertahankan Tanah air Memasuki


Abad 21, Indonesia” Dephan, 2003, Jakarta. Koentjaraninggrat, Sejarah
Teori Antropologi II, cetakan pertama, UI-Press, Jakarta, 1990.

Maas D.P., Buku Materi Pokok : Antropologi Budaya, Depdikbud, UT,


Jakarta 1985. Studi Pertahanan Nomor : 1 “Monographe : Pokok-Pokok
Pikiran tentang Hankamneg”, Badiklat Dephan, Agustus 2005, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, Biro Hukum Setjen Dephan, 2002, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai