Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

Kata Pengantar.............................................................................................................................................4

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................................................5

B. Tujuan.......................................................................................................................................................5

C. Manfaat....................................................................................................................................................5

BAB II : SEJARAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

A. Sejarah Bangsa Indonesia..................................................................................................................6

B. Sejarah NKRI.........................................................................................................................................7

BAB III : PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sistem Pemerintahan NKRI.................................................................................10

B. Sistem Politik Indonesia.....................................................................................................................13

C. Proses Penentuan Bentuk Negara Indonesia................................................................................13

D. Proses Kembalinya Ke NKRI...........................................................................................................14

E. Fungsi dan Tujuan NKRI...................................................................................................................17

F. Ancaman terhadap Kedaulatan NKRI.............................................................................................18

G. Gerakan Pemecah NKRI.....................................................................................................................19

H. Menjaga Keutuhan NKRI..................................................................................................................21

I. Mengapa NKRI Harga Mati.............................................................................................................22

J. Unsur-Unsur Pembentuk Nasionalisme NKRI...........................................................................24

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.............................................................................................................................................26

B. Saran.........................................................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka..............................................................................................................................................27
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (disingkat NKRI), juga dikenal dengan nama
Nusantara yang artinya negara kepulauan. Wilayah NKRI meliputi wilayah kepulauan yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke. Situasi akhir-akhir ini kita melihat ada beberapa
upaya kelompok-kelompok tertentu yang berupaya untuk memecah belah NKRI baik dari
dalam maupun negara asing. Saat ini Indonesia telah kehilangan arah dan pegangan ideologi
dalam kehidupan berbangsa & bernegara.

B. Tujuan

Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui konsep dasar dari “Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

C. Manfaat

Setelah Membaca dan Memahami Makalah ini, Mahasiswa diharapkan :

 Memahami Pengertian NKRI

 Mengatahui Sistem Pemerintahan NKRI

 Mengetahui Fungsi dan Tujuan NKRI

 Mengetahui Bagaimana Menjaga Keutuhan NKRI.


5
BAB II

SEJARAH NKRI

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu wilayah negara kepulauan besar
yang terdiri dari ribuan pulau dan diapit oleh dua samudra dan dua benua, serta didiami oleh
ratusan juta penduduk. Disamping itu Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat
istiadat yang berlainan satu sama lain, dan tercemin dalam satu ikatan kesatuan yang terkenal
dengan sebutan Bhinneka Tunggal Ika. Karena letak wilayah Indonesia di sekitar khatulistiwa,
maka Indonesia memiliki iklim tropis dan rnemiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim
kemarau.

Indonesia memiliki 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan
6.000 pulau tidak berpenghuni). Di sini ada 3 dari 6 pulau terbesar di dunia yaitu Kalimantan,
Sumatera, dan Papua. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 m di antara Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia 1.922.570 km2 dan luas perairannya
3.257.483 km2.

Indonesia merupakan negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat
lebih dari 740 suku bangsa/etnis, di mana di Papua saja terdapat 270 suku. Selain itu, negara
ini merupakan negara dengan bahasa daerah terbanyak, yaitu 583 bahasa dan dialek dari 67
bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia. Bahasa nasional yang
merupakan bahasa pemersatu adalah bahasa Indonesia.

A. Sejarah Bangsa Indonesia

Berdasarkan perjalanan sejarah Bangsa Indonesia, pada saat digulirkannya tanam


paksa (Cultuure Stelsel) tahun 1615 oleh pihak Belanda telah menyebabkan hancurnya
struktur tanah yang dimiliki pribumi, dimana tanah sebagai modal dasar pribumi dalam
menjalankan segala aktivitasnya. Dengan adanya tanam paksa yang diterapkan telah
mengubah jenis tanaman pribumi dengan jenis tanaman yang didatangkan dari Eropa yang
nota bene tidak di kuasai oleh pribumi, hal ini menyebabkan pribumi tidak lagimampu
mengelola tanah yang dimilikinya dan tidak mengerti jenis tanaman yang berasaldari Eropa,
sehingga pribumi pada saat itu terbodohkan, termiskinkan, terbelakang dan tertindas. Hal
inilah kemudian yang di manfaatkan oleh pihak Belanda untuk membangun pemerintahan
yang dinamakan Hindia Belanda guna mengatur kehidupan pribumi yang semakin tertindas,

6
yang pada akhirnya terjadilah sistem kerja rodi untuk mengeksplorasihasil bumi yang ada di
Indonesia.

Pada awal tahun 1900 pemerintah Hindia-Belanda menerapkan kebijakan politikethis


sebagai bentuk balas budi kepada pribumi dengan mengadakan suatu sistem pendidikan di
wilayah Indonesia. Akan tetapi karena biaya yang dibebankan untuk mendapatkan pendidikan
ini terlalu mahal, maknanya tidak semua pribumi mampu menikmati pendidikan yang
diterapkan di Indonesia.

Sehingga pada tahun 1908, Dr. Soetomoe membangun pendidikan bagi kaum pribumi secara
informal dan gratis dengan nama Budi Utomo sebagai bentuk kepedulian terhadap pribumi
yang semakin tertindas. Pada akhirnya pendidikan pribumi tersebut diteruskan oleh Ki Hajar
Dewantara dengan mendirikan Taman Siswa pada tahun 1920 secara formal, pendidikan
pribumi yang di jalankan oleh Dr. Soetomoe dan Ki Hajar Dewantara telah membangkitkan
jiwa-jiwa kebangsaan dan persatuan untuk melakukan perlawanan kepada Belanda, yang pada
akhirnya mengakumulasi lahirnya Bangsa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 melalui
momen Sumpah Pemuda pada kongres Pemuda II di Jakarta yang berasal dari Jong-jong
atau pemuda-pemuda dari berbagai kepulauan di Indonesia yang memiliki komitmen untuk
mengangkat harkat dan martabat hidup Orang-orang Indonesia (pribumi). Bangsa Indonesia
yang terlahir pada tanggal 28 Oktober 1928 kemudian bahu membahu mengadakan
perlawanan kepada pihak Belanda untuk merebut kemerdekaan Indonesia dan barulah 17
tahun kurang 2 bulan kurang 11 hari atau tepatnya pada tanggal17 Agustus 1945 atas berkat
rahmat Allah Subhanahu Wata’ala, Bangsa Indonesia dapat mencapai kemerdekaannya dalam
bentuk Teks Proklamasi yang dibacakan oleh Dwi-TunggalSoekarno-Hatta.

Keesokan harinya, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945 Bangsa Indonesia membentuk
suatu Negara Republik Indonesia dengan disahkannya konstitusi Undang-Undang Dasar 1945
sebagai aturan dasar di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

B. Sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia

ditandai dengan dibacakannya teks proklamasi oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17
Agustus 1945. Namun proklamasi itu sendiri merupakan rangkaian peristiwa yang melatar
belakangi terjadinya proklamasi tersebut.

7
29 April 1945

BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa
Jepang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang didirikan oleh pemerintah Jepang pada tanggal
yang beranggotakan 63 orang.

06 Agustus 1945

Sebuah bom atom meledak di kota Hiroshima, Jepang. Pada saat itu, padahal Jepang sedang
menjajah Indonesia,

07 Agustus 1945

BPUPKI kemudian berganti pada tanggal menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) atau dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi inkai.

9 Agustus 1945

Bom atom kedua kembali dijatuhkan di kota Nagasaki yang membuat Negara Jepang
Menyerah Kepada Amerika Serikat. Momen ini dimanfaatkan Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya.

10 Agustus 1945

Sutan Syahrir mendengar lewat radio bahwa Jepang telah menyerah pada sekutu, yang
membuat para pejuang Indonesia semakin mempersiapkan kemerdekaannya. saat kembalinya
Soekarno dari Dalat, sutan syahrir mendesak kemerdekaan Indonesia.

15 Agustus 1945

Jepang benar-benar menyerah pada Sekutu.

16 Agustus 1945

Dinihari Para pemuda membawa Soekarno beserta keluarga dan Hatta ke Rengas Dengklok
dengan tujuan agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Wikana dan Mr.
Ahmad Soebarjo di Jakarta menyetujui untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.
Oleh karena itu diutuslah Yusuf Kunto menjemput Soekarno dan keluarga dan juga Hatta.
Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta awalnya ia dibawa ke rumah nishimura baru
kemudian di bawa kembali ke rumah Laksamana Maeda. untuk membuat konsep
kemerdekaan. Teks porklamasi pun disusun pada dini hari yang diketik oleh Sayuti Malik.

8
17 Agustus 1945

Pagi hari di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Teks proklamasi dibacakan
tepatnya pada pukul 10:00 WIB dan dikibarkanlah Bendera Merah Putih yang dijahit oleh
Istri Soekarno, Fatmawati. Peristiwa tersebut disambut gembira oleh seluruh rakyat Indonesia.

18 Agustus 1945

PPKI mengambil keputusan, mengesahkan UUD 1945, dan terbentuknya NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia, serta terpilihnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden
dan Wakil Presiden. Republik Indonesia.

Isi Teks Proklamasi 1945

Berikut isi teks proklamasi yang telah dikonsep oleh Ir. Soekarno

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan


Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,
diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang
sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta

Seiring dengan perkembangan jaman, banyak anak muda Indonesia yang kurang
mengetahui apakah itu NKRI, apa saja fungsi dan tujuan NKRI, serta bagaimana proses
pergantian bentuk negara Indonesia sampai memantapkan diri untuk kembali ke NKRI.
Bangsa Indonesia pernah mengalami masa-masa sulit untuk menentukan jati dirinya. Untuk
itulah kita sebagai generasi penerus bangsa ini harus pandai betul menjaga apa yang telah
diperjuangkan oleh nenek moyang kita pada masa penjajahan dulu.

9
BAB III

PEMBAHASAN

Di dunia ini terdapat banyak bentuk negara antara lain Negara Kesatuan, Negara
Serikat, Perserikatan Negara (Konfederasi) , UNI (dibagi menjadi 2 yaitu Uni Riil dan Uni
Personil), Dominion, Koloni, Protektorat, Mandat, dan Trust. Setiap negara memiliki bentuk
negara yang berbeda-beda karena disesuaikan dengan keadaan negara tersebut masing-
masing. Untuk menentukan bentuk negara apa yang akan dipakaipun tidak semudah
membalikan telapak tangan, perlu proses yang panjang dan rumit sampai benar-benar
tersepakati suatu bentuk negara yang ideal. Hal itu juga terjadi di Indonesia. Bangsa ini
mengalami beberapa kali pergantian bentuk negara hingga akhirnya memutuskan untuk
menggunakan bentuk Negara Kesatuan, dibawah ini merupakan penjelasannya.

A. Pengertian dan Sistem Pemerintahan NKRI

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan berbentuk

republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana pemerintah daerah

menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang

ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.

Pasal 18 UUD 45 menyebutkan :

1. Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.

2. Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan


mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.
5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.

6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan


lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7. Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang.

10
Negara Republik Indonesia adalah suatu wilayah negara kepulauan besar yang terdiri
dari ribuan pulau dan diapit oleh dua samudra dan dua benua, serta didiami oleh ratusan juta
penduduk. Disamping itu Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang
berlainan satu sama lain, dan tercemin dalam satu ikatan kesatuan yang terkenal dengan
sebutan Bhinneka Tunggal Ika. Mengingat keberadaan dan demi menjaga penyelenggaran
tertib pemerintah yang baik dan efisien, maka kekuasaan negara tentu tidak dapat dipusatkan
dalam satu tangan kekuasaan saja. Oleh sebab itu penyebaran kekuasaan haruslah dijalankan
secara efektif untuk mencapai cita-cita dan tujuan akhir negara sebagaimana disebutkan
dalam pembukaan UUD 45. Sebagai konsekuensinya, maka wilayah negara kesatuan republik
Indonesia haruslah dibagi atas beberap daerah, baik besar maupun kecil.

Amanat konstitusi diatas implementasinya diatur oleh peraturan perundang-undangan


tentang pemerintahan daerah dan terakhir diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah yang mengatur pemerintahan local yang bersifat otonom (local
outonomous government) sebagai pencerminan dilaksanakannya asas desentralisasi dibidang
pemerintahan. Keberadaan pemerintahan local yang bersifat otonom diatas ditandai oleh
pemberian wewenang yang sekaligus menjadi kewajiban bagi daerah untuk mengatur dan
mengurus urusan rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Hak dan kewajiban untuk mengurus urusan rumah tangga sendiri inilah yang disebut
dengan otonomi.

Untuk menyelenggarakan otonomi, pemerintah pusat menyerahkan sejumlah urusan


pemerintahan sebagai urusan rumah tangga daerah otonom baik pada daerah provinsi maupun
daerah kabupaten dan kota, berdasarkan kondisi politik, ekonomi, social, dan budaya,
pertahanan dan keamanan, serta syarat-syarat keadaan dan kemampuan daerah otonom yang
bersangkutan. Dalam politik desentralisasi terkandung juga masalah pengaturan sumber-
sumber pembiayaan bagi daerah otonom (keuangan daerah).

Oleh sebab itu sumber-sumber keuangan bagi daerah otonom dipandang essensial untuk
mengembangkan potensi daerah yang bersangkutan. Perhatian yang mendasar terhadap
keuangan daerah semakin dibutuhkan, mengingat daerah-daerah otonom di Indonesia juga
dibebani kewajiban untuk melaksanakn berbagai kepentingan daerah pusat yang terdapat
didaerah-daerah. (Muhammad Nishom, 2012)

11
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan mengenai kelebihan dan kekurangan

NKRI, antara lain:

Kelebihan Sistem Sentralisasi:

- Keseragaman peraturan di semua wilayah,

- Kesederhanaan hukum,

- Pendapatan daerah dapat di alokasikan ke semua daerah dengan adil dan sesuai
kebutuhan.

Kelemahan Sistem Sentralisasi:

- Penumpukan pekerjaan di pusat, sehingga menghambat kinerja pemerintahan,

- Tidak sinkron antara peraturan yang dibuat di pusat dan kondisi lapangan di
daerah,
- Pemerintah daerah menjadi pasif dan kurang inisiatif,

- Peran masyarakat daerah sangat kurang mendapat kesempatan,

- Keterlambatan respon dari pemerintah pusat karena kondisi geografis Indonesia


yang luas dan berat.

Sedangkan jika negara menggunakan sistem desentralisasi, daerah memiliki kewenangan


(otonomi) mengatur rumah tangga daerah untuk membuat kebijakan dan membuat peraturan
(selain 6 kewenangan pemerintah pusat di atas) namun tetap harus selaras dengan pemerintah
pusat.

Kelebihan Sistem Desentralisasi

- Daerah lebih berkembang, pembangunan lebih cepat,

- Peraturan dan kebijakan lebih tepat dan sesuai kebutuhan daerah,

- Kinerja pemerintahan lebih lancar,

- Partisipasi rakyat lebih tinggi.

Kekurangan Sistem Desentralisasi

- Ketidakseragaman peraturan pusat dan daerah. (Echo, 2015)

12
B. Sistem Politik Indonesia

Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, di mana kedaulatan berada di


tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai
kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang meletakkan dasar
pembentukan negara Indonesia, setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945. Mereka sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan
budaya yang tersebar diribuan pulau besar dan kecil, di bawah payung Negara Kesatuan
Republik Indonesia(NKRI). Indonesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di
bawah Republik Indonesia Serikat selama tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus
1950), namun kembali ke bentuk pemerintahan republik. Setelah jatuhnya

Orde Baru (1996 - 1997), pemerintah merespon desakan daerah-daerah terhadap sistem
pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep Otonomi Daerah
untuk mewujudkan desentralisasi kekuasaan.

C. Proses Penentuan Bentuk Negara Indonesia

Awal tahun 1950 merupakan periode krusial bagi Indonesia. Pertentangan dan konflik
untuk menentukan bentuk negara bagi bangsa dan negara Indonesia tengah berlangsung. Pada
satu sisi, secara resmi saat itu Indonesia merupakan negara federal, sebagaimana hasil
Konferensi Meja Bundar (KMB). Akan tetapi, pada saat yang bersamaan muncul gerakan
yang menentang keberadaan negara federal itu. Gerakan ini eksis bukan saja dari kalangan
elit. Tetapi juga dikalangan masyarakat bawah. Gerakan tersebut menghendaki diubahnya
bentuk negara federal menjadi Negara Kesatuan.

Dengan diratifikasinya hasil-hasil KMB oleh KNIP yang bersidang tanggal 6-15
Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS). Negara yang berbentuk
federal ini terdiri dari 16 negara bagian yang masing-masing mempunyai luas daerah dan
jumlah penduduk yang berbeda. Negara bagian yang terpenting, selain Republik Indonesia
yang mempunyai daerah terluas dan penduduk yang terbanyak, ialah Negara Sumatra Timur,
Negara Sumatra Selatan, Negara Pasundan, Dan Negara Indonesia Timur. Sebagian besar
negara bagian yang tergabung dalam RIS mendukung untuk terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

13
Bagian terpenting dari keputusan KMB adalah terbentuknya Negara Republik
Indonesia Serikat. Memang hasil KMB diterima oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun
hanya setengah hati. Hal ini terbukti dengan adanya pertentangan dan perbedaan antar
kelompok bangsa.

Dampak dari terbentuknya negara RIS adalah konstitusi yang digunakan bukan lagi
UUD 1945, melainkan konstitusi RIS tahun 1949. Dalam pemerintahan RIS jabatan presiden
dipegang oleh Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad hatta sebagai perdana menteri. Berdasarkan
pandangan kaum nasionalis pembentukan RIS merupakan strategi pemerintah kolonial
Belanda untuk memecah belah kekuatan bangsa indonesia sehingga belanda akan mudah
mempertahankan kekuasaan dan pengaruhnya di Republik Indonesia. Reaksi rakyat atas
terbentuknya RIS terjadinya demontrasi-demontrasi yang menghendaki pembubaran RIS dan
penggabungan beberapa Negara bagian RIS.

Belanda membentuk federal sementara yang akan berfungsi sampai terbentuknya


negara Indonesia Serikat. Dalam hal ini, RI baru akan diizinkan masuk dalam NIS jika
permasalahan dengan Belanda sudah dapat teratasi. Selain itu, Belanda berusaha
melenyapkan RI dengan melaksanakan Agresi Militer II. Belanda berharap jika RI
dilenyapkan, Belanda dapat dengan mudah mengatur negara-negara bonekanya. Akan tetapi,
perhitungan Belanda melesat. Agresi militer belanda II, menyebabkan Indonesia mendapatkan
simpati dari negara Internasional. Akhirnya, Belanda harus mengakui Kedaulatan Indonesia
berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar.

Pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan penandatanganan pengakuan kedaulatan. Dengan


diakuinya kedaulatan RI oleh Belanda, Indonesia berubah menjadi Negara Serikat. Akibatnya
terbentuklah Republik Negara Serikat. Meskipun demikian, bangsa Indonesia bertekad untuk
mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kurang dari delapan bulan
masa berlakunya, RIS berhasil dikalahkan oleh semangat persatuan bangsa Indonesia.

D. Proses kembalinya ke NKRI


1. Beberapa negara bagian membubarkan diri dan bergabung dengan RI, Negara Jawa
Timur, Negara Pasundan, Negara Sumatra Selatan, Negara Kaltim, Kalteng, Dayak,
Bangka, Belitung dan Riau.
2. Negara Padang bergabung dengan Sumatra Barat, Sabang bergabung dengan Aceh.
3. Tanggal 5 April 1950 RIS hanya terdiri dari : Negara Sumatra Timur, Negara Indonesia
Timur, Republik Indonesia.
4. Ketiga negara ini (Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Sumatra
Timur) kemudian bersama RIS sepakat untuk kembali ke negara kesatuan dan bukan
melabur ke dalam Republik.
5. Pada tanggal 3 April 1950 dilangsungkan konferensi antara RIS- NIS-NST. Kedua
negara bagian tersebut menyerahkan mendatnya kepada perdana Menteri RIS Moh. Hatta
pada tanggal 12 Mei 1950.
6. Pada 19 Mei 1950 diadakan kesepakatan dan persetujuan yang masing-masing diwakili
oleh : RIS oleh Moh. Hatta, RI oleh dr. Abdul Halim.
7. Hasil kesepakatan “ NKRI akan dibentuk di Jogjakarta, dan pembentukan panitia
perancang UUD.”
8. Pada 15 Agustus 1950, setelah melalui berbagai proses, dilakukan pengesahan UUS RIS
yang bersifat sementara sehingga dikenal dengan UUD’S 1950. Ini menunjukkan akan
terjadi perubahan. UUDS ini di sahkan oleh presiden RIS. UUD RIS terdiri dari
campuran UUD 45 dan UUD RIS.
9. Pada 17 Agustus 1950. RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk
negara kesatuan.
Indonesia mengalami perubahan bentuk Negara kesatuan menjadi Negara federal
bukan saja disebabkan oleh faktor dalam negeri, tetapi ada hubungannya dengan kehadiran
Belanda. Kuatnya keinginan Belanda sebagai Negara koloni untuk mempertahankan pengaruh
dan kekuasaanya di Indonesia membuat Negara ini sempat mengalami perubahan bentuk
Negara. Terjadinya perubahan dari Negara federal menjadi Negara kesatuan tidak dapat
disangkal disebabkan dukungan politik dari masyarakat Indonesia terhadap ide Negara federal
sesunguhnya sangat lemah. Ide negara federal muncul dari ambisi politik orang-orang
Belanda yang sepertinya takut negerinya tidak lagi mempunyai peran di Asia. Oleh karena
itulah ketika masalah kemerdekaan Indonesia sudah tidak dapat ditawar lagi, mereka
memperkenalkan ide mengenai pembentukan negara federal.

Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal itu tidak disenangi oleh sebagian
besar rakyat Indonesia, karena sistem federal digunakan oleh Belanda sebagai muslimat untuk
menghancurkan RI selain itu bentuk negara serikat tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia dan tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal
17 agustus 1945. Disamping itu, konstitusi federal dianggap hanya menimbulkan perpecahan.
Hal tersebut mendorong keinginan untuk kembali ke negara kesatuan. Pada dasarnya
pembentukan negara-negara bagian adalah keinginan Belanda, bukan kehendak rakyat karena
Belanda ingin menanamkan pengaruhnya dalam RIS. Rapat-rapat umum diselenggarakan di
berbagai daerah, juga demontrasi-demontrasi yang membentuk pembubaran RIS. Sebagian
dari pemimpin RI termasuk yang ada dalam parlemen, bertekat untuk secepat mungkin
menghapus sistem federal dan membentuk negara kesatuan. (Echo, 2015)

Meskipun telah kembali menjadi negara kesatuan sesuai dengan konstitusi yang berlaku
UUDS 1950 pasal 1 ayat (1) banyak sekali timbul upaya pemberontakan di berbagai daerah
hingga tahun 1958. Kondisi ini membuat penyelenggaraan negara tidak optimal sehingga
Presiden harus mengambil tindakan dengan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang
isinya konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia kembali menggunakan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Hal ini mampu meyakinkan kembali bahwa
negara kesatuan merupakan yang terbaik dan menghilangkan keraguan akan pecahnya negara
Indonesia. Dalam Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
merupakan naskah asli mengandung prinsip bahwa ”Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan,
yang berbentuk Republik.” dan Pasal 37 ayat (5) "Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan".

Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kokoh setelah dilaksanakan


amandemen dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
diawali dari adanya kesepakatan MPR yang salah satunya yaitu tidak mengganti bunyi
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sedikitpun &
terus mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi bentuk final negara
Indonesia. Kesepakatan untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan dilandasi
pertimbangan bahwa negara kesatuan merupakan bentuk yang ditetapkan dari mulai
berdirinya negara Indonesia & dianggap paling pas untuk mengakomodasi ide persatuan
sebuah bangsa yang plural atau majemuk dilihat dari berbagai latar belakang.

UUD RI tahun 1945 secara nyata memiliki spirit agar Indonesia terus bersatu, baik
yang terdapat dalam Pembukaan ataupun dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar yang
langsung menyebutkan tentang Negara Kesatuan RI dalam 5 Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat (1),
Pasal 18 ayat (1), Pasal 18B ayat (2), Pasal 25A dan pasal 37 ayat (5) UUD RI tahun 1945.
Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas dalam alinea
keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
upaya membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dengan menyadari seutuhnya bahwa dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah dasar
berdirinya bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan, Pembukaan tersebut tetap
dipertahankan & dijadikan pedoman. (Echo, 2015)

E. Fungsi dan Tujuan NKRI

Dalam kaitan dengan negara, tujuan adalah apa yang secara ideal akan dicapai oleh
negara, sedangkan fungsi merupakan pelaksanaan tujuan yang hendak dicapai. Jadi, negara
adalah alat dan bukan sebagai tujuan itu sendiri.

Pembukaan UUD 1945 secara lebih lengkap menyebutkan tujuan nasional negara Indonesia
sebagai berikut:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.

Menurut Miriam Budiardjo, setiap negara menyelenggarakan beberapa minimum fungsi,


yaitu:
1. Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-
bentrokan dalam masyarakat,
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya,
3. Pertahanan, untuk menjaga serangan dari luar,
4. Menegakkan keadilan melalui badan-badan pengadilan.

17
F. Ancaman terhadap Kedaulatan NKRI

A. Ancaman dari dalam terhadap NKRI

Potensi yang dihadapi NKRI dari dalam negeri, antara lain :

1. Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan


atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat.
2. Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak Azasi
Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru hara/kerusuhan massa.

3. Upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang ekstrim atau tidak
sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia.
4. Potensi konflik antar kelompok/golongan baik perbedaan pendapat dalam masalah
politik, maupun akibat masalah SARA.
5. Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional.

Di masa transisi ke arah demokrasi sesuai tuntutan reformasi, potensi konflik antar
kelompok/golongan dalam masyarakat sangatlah besar. Perbedaan pendapat justru adalah
esensi dari demokrasi akan menjadi potensi konflik yang serius apabila salah satu pihak
berkeras dalam mempertahankan pendapat atau pendiriannya, sementara pihak yang lain
berkeras memaksakan kehendaknya.

Sosialisasi berbagai peraturan dan perundang-undangan serta penegakkan hukum yang tegas,
adil dan tanpa pandang bulu adalah satu-satunya jalan untuk mengatasi potensi konflik ini.
Potensi ancaman dari dalam negeri ini perlu mendapat perhatian yang serius mengingat
instabilitas internal seringkali mengundang campur tangan pihak asing, baik secara langsung
maupun tidak langsung, untuk kepentingan mereka.

B. Ancaman dari luar negeri terhadap NKRI

Dengan berakhirnya Perang Dingin pada awal tahun 1990an, maka ketegangan regional di
dunia umumnya, dan di kawasan Asia Tenggara khususnya dapat dikatakan berkurang.
Meskipun masih terdapat potensi konflik perbatasan khususnya di wilayah Laut Cina Selatan,
misalnya sengketa kepulauan Spratly yang melibatkan beberapa negara di kawasan tersebut,
namun diperkirakan semua pihak terkait tidak akan menyelesaikan masalah tersebut melalui
kekerasan bersenjata. Dapat dikatakan bahwa ancaman dalam bentuk agresi dari luar relatif
kecil.

18
Potensi ancaman dari luar tampaknya akan lebih berbentuk upaya menghancurkan moral dan
budaya bangsa melalui disinformasi, propaganda, peredaran narkoba, film-film porno atau
berbagai kegiatan kebudayaan asing yang mempengaruhi bangsa Indonesia, terutama generasi
muda, dan merusak budaya bangsa. Potensi ancaman lainnya adalah dalam bentuk
”penjarahan” sumber daya alam melalui eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkontrol
sehingga merusak lingkungan, seperti illegal loging, illegal fishing, dll.

G. Gerakan Pemecah NKRI

Peristiwa Madiun adalah sebuah konflik kekerasan yang terjadi di Jawa Timur bulan
September sampai Desember 1948 antara pemberontak komunis PKI dan TNI. Peristiwa ini
diawali dengan diproklamasikannya Negara Republik Soviet Indonesia pada tanggal 18
September 1948 di Madiun oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan
didukung pula oleh Menteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifoeddin.

Pada saat itu hingga era Orde Lama berakhir, peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun, dan
tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era
Orde Baru peristiwa ini mulai dinamakan Pemberontakan PKI Madiun. Bersamaan dengan itu
terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun, baik itu tokoh sipil maupun
militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama.

Pemberontakan DI/TII Negara Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan nama
Darul Islam atau DI) yang artinya adalah "Rumah Islam" adalah gerakan politik yang
diproklamasikan pada 7 Agustus 1949 (ditulis sebagai 12 Syawal 1368 dalam kalender
Hijriyah) oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar,
Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru saja diproklamasikan
kemerdekaannya dan ada dimasa perang dengan tentara Kerajaan Belanda sebagai negara
teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara.

Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil atau Kudeta 23 Januari adalah peristiwa
yang terjadi pada 23 Januari 1950 dimana kelompok milisi Angkatan Perang Ratu Adil
(APRA) yang ada di bawah pimpinan mantan Kapten KNIL Raymond Westerling yang juga
mantan komandan Depot Speciale Troepen (Pasukan Khusus) KNIL, masuk ke kota Bandung
dan membunuh semua orang berseragam TNI yang mereka temui. Aksi gerombolan ini telah
direncanakan beberapa bulan sebelumnya oleh Westerling dan bahkan telah diketahui oleh
pimpinan tertinggi militer Belanda.

Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI, Gestapu


(Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa
yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 dimana enam pejabat tinggi militer Indonesia
beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan Kudeta yang
dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.

Pemberontakan di PAPUA oleh Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah


organisasi yang didirikan pada tahun 1965 untuk mengakhiri pemerintahan provinsi Papua
dan Papua Barat yang saat ini di Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai Irian Jaya, dan
untuk memisahkan diri dari Indonesia.

Gerakan ini dilarang di Indonesia, dan memicu untuk terjadinya kemerdekaan bagi provinsi
tersebut yang berakibat tuduhan pengkhianatan. Sejak awal OPM telah menempuh jalur
dialog diplomatik, melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora, dan dilakukan
aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. Pendukung secara rutin menampilkan bendera
Bintang Kejora dan simbol lain dari kesatuan Papua, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku
Papua" dan lambang negara, yang telah diadopsi pada periode 1961 sampai pemerintahan
Indonesia dimulai pada Mei 1963 di bawah Perjanjian New York.

Pemberontakan di ACEH dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk


memperoleh kemerdekaan dari Indonesia antara tahun 1976 hingga tahun 2005. Operasi
militer yang dilakukan TNI dan Polri (2003-2004), beserta kehancuran yang disebabkan oleh
gempa bumi Samudra Hindia 2004 menyebabkan diadakannya persetujuan perdamaian dan
berakhirnya pemberontakan.

Konflik di Ambon Konflik dan pertikaian yang melanda masyarakat Ambon-Lease sejak
Januari 1999 telah berkembang menjadi aksi kekerasan brutal yang merenggut ribuan jiwa
dan menghancurkan semua tatanan kehidupan bermasyarakat. Hingga 2 September 1991
setidaknya telah tercatat 1.132 korban tewas, 312 orang luka parah, 142 orang luka ringan.
Sebanyak 765 rumah, 195 ruko serta puluhan kendaraan hancur dibakar. Di samping itu
100.000 ribu orang sudah meninggalkan tempat tinggalnya dan sedikitnya 30.000 orang
menjadi pengungsi di 60 kamp penampungan, khususnya di kota Ambon dan sekitarnya.
Transportasi, khususnya transportasi udara, terhenti; harga-harga kebutuhan pokok kian
melonjak dan persediaan makanan menipis; kegiatan pendidikan terhenti.

H. Menjaga Keutuhan NKRI

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa Indonesia. Sejak


saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk mementukan nasib dan
tujuannya sendiri. Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Meski dalam perjalanan sejarah ada upaya untuk menggantikan
bentuk negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama dan selalu digagalkan oleh rakyat. Hingga
saat ini negara kesatuan itu tetap dipertahankan. Sebagai generasi penerus bangsa kita merasa
terpanggil untuk turut serta dalam usaha membela negara. Berikut beberapa sikap dan
perilaku mempertahankan NKRI:

1. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
2. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,
kedaulatan negara, dan mempererat persatuan bangsa.
3. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. Perbedaan yang
ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah
kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.
4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa,
bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945, dan Sang Saka Merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan
dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik
alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.
Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan,
solidaritas, kerjasama, dan kesetiakawanan terhadap ikrar bersama. Memiliki
wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus
dipatuhi, ditaati, dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-
ketentuan itu, antara lain Pancasila sebagai landasan dan UUD 1945 sebagai
landasan konstitusional. Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang
berlaku di daerah yang mengatur kehidupan bermasyarakat.
6. Mentaati peraturan, agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan dengan
tertib dan aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi kekacauan yang
dapat menimbulkan perpecahan. (Pusaka Indonesia, 2014)

Generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dan membangun
masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih berat karena merekalah yang akan
hidup dan menikmati masa depan. Sejarah memperlihatkan kiprah kaum muda selalu
mengikuti setiap tapak-tapak penting sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama
dalam proses modernisasi dan perubahan.

I. Mengapa NKRI Harga Mati

Mengapa NKRI Menjadi Harga Mati Bagi Bangsa Indonesia?

Banyak alasan mengapa NKRI itu menjadi harga mati, diantara sebagian kecil alasan-alasan
tersebut ialah:

Berkat Rahmat Allah dan Cita-cita Bangsa

Didalam Pembukaan UUD`45 alinea 3 yang berbunyi : “Atas Berkat Rohmat Alloh Yang
Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. Pernyataan ini
menunjukkan suatu ikrar akan keyakinan hidup religius yang mendalam dan cita-cita luhur
dari Bangsa Indonesia. Oleh karena ‘kemerdekaan’ itu satu paket yg meliputi Pancasila,
Proklamasi 17 agustus, UUD 1945, dan NKRI. Maka apabila mengubah NKRI itu sama
halnya dengan mengingkari Berkat Rohmat Allah dan mencederai keinginan luhur atau cita-
cita luhur Bangsa Indonesia.

Mensyukuri Nikmat

Indonesia yang sangat majemuk dan beragam ini mampu bersatu dalam satu wadah Negara
Kesatuan merupakan anugerah besar dari Allah. Sebagai manusia yang beragama, sepatutnya
mensyukuri nikmat kesatuan Bangsa ini, sedangkan tindakan mengkufurinya justru
melanggar ajaran agama yang dianutnya, agama apapun itu. Orang yang menganggap bahwa
wujud Negara Kestuan Republik Indonesia bukan dianggap sebagai nikmat dari Allah Taala
sehingga berusaha membongkar dan meruntuhkannya, menunjukkan bahwa orang tersebut
mengkufuri nikmat-nikmat Allah, walaupun dengan dalih memperjuangkan agama tapi dalih
itu hanya retorika yang dibuat-buat saja untuk menutupi kekufurannya. Oleh sebab itu nikmat
NKRI harus disyukuri dan dipelihara.

Ikrar Sumpah Pemuda

Bangsa Indonesia bisa bangkit meraih kemerdekaan adalah didorong oleh peristiwa Sumpah
Pemuda yang menjadi Kebangkitan Bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. Ikrar “Satu
nusa – Satu bangsa – Satu bahasa” inilah yang menjadi pemicu untuk mendirikan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Maka apabila mengganti Negara Kesatuan Republik Indonesia
berarti tidak sejalan dengan semangat persatuan dan kesatuan yang telah dijalin oleh para
pemuda di tahun 1928. Oleh sebab itu, mengganti NKRI berarti mengingkari semangat
Sumpah Pemuda, mengingkari latar belakang yang mendorong terwujudnya kemerdekaan.

Pengorbanan Para Pahlawan


Para pahlawan dengan segala pengorbanannya berjuang merebut kemerdekaan untuk dapat
mendirikan Negara yang dicita-citakan yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Apabila merubah NKRI berarti kita tidak menghargai pengorbanan jiwa raga dan harta dari
para pahlawan kemerdekaan. Hal itu tidak patut dilakukan dan tidak ada rasa hormat serta
rasa bakti kepada para pejuang yang telah mendahului kita.

Berarti NKRI tidak boleh diubah karena akan melanggar etika dan moral terhadap para
pejuang tanah air.

Inkonstitusional

NKRI adalah bentuk Negara Indonesia yang telah dibakukan dalam UUD 1945 Bab 1/ pasal
1/ ayat 1, dan bentuk NKRI ini bersifat fondamen dan tetap.
Jadi segala upaya yang ingin merubah bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
tindakan yang tidak dibenarkan dan melanggar konstitusi Negara.
Dan apabila ada indikasi ke arah itu maka segenap alat-alat Negara harus dengan tegas
mengamankannya, karena NKRI adalah harga mati.

Kesatuan Nusantara

Bentuk Negara Kesatuan sudah menjadi kehendak dan semangat Bangsa Indonesia sejak
ribuan tahun silam, terbukti dengan berdirinya Negara Kesatuan berbentuk Kedatuan
Sriwijaya yang wilayah kesatuannya meliputi Nusantara, kemudian dilanjutkan dengan
berdirinya Negara Kesatuan berbentuk Kerajaan Majapahit yang wilayah kesatuannya juga
meliputi Nusantara, lalu berdiri Negara Kesatuan berbentuk Republik Indonesia yang wilayah
kesatuannya juga meliputi Nusantara.Jadi Negara Kesatuan adalah bentuk Negara yang sudah
dikehendaki dan dicita-citakan oleh Bangsa Indonesia sejak ribuan tahun silam.

Apakah kesamaan Negara Kesatuan antara Sriwijaya, Majapahit, dan Republik Indonesia ini
hanya suatu kebetulan saja? Mustahil hanya kebetulan saja, jelas disini ada ‘Kehendak
Agung’ yang mengaturnya. Oleh sebab itu NKRI tidak boleh diubah karena sudah menjadi
Taqdir Allah untuk Indonesia.

Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut di atas, maka NKRI harus dijaga dan
dipertahankan sekuat tenaga dari segala bentuk rongrongan dan upaya makar, lebih-lebih
dalam era modern sekarang ini, dimana persaingan ideologi bangsa-bangsa telah
menumbuhkan pertentangan baru, seperti kapitalisme-komunisme-fasisme-ra dikalisme-
fanatisme-arabisme-jubahisme-maupun jenggotisme.

Maka masalah pengamanan dan pertahanan NKRI adalah masalah yang sangat penting dan
menjadi tanggung jawab pemerintah beserta seluruh rakyat Indonesia.

Oleh sebab itu, sebagai manusia yang sadar beragama dan sadar bernegara wajib untuk
mensyukuri dan menjaga NKRI dari segala upaya yang akan menggusurnya, marilah kita
satukan tekad karena NKRI sudah menjadi harga mati.

J. Unsur-Unsur Pembentuk Nasionalisme NKRI

Adapun unsur-unsur yang membentuk nasionalisme (bangsa) Indonesia adalah sebagai


berikut:
a. Kesatuan Sejarah: bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari suatu proses
sejarah, yaitu sejak zaman prasejarah, zaman Sriwijaya, Majapahit, kemudian datang
penjajah, tercetus Sumpah Pemuda 1928 dan akhirnya memproklamasikan sebagai
bangsa yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dalam suatu wilayah negara
Republik Indonesia.
b. Kesatuan Nasib: yaitu bangsa Indonesia terbentuk karena memiliki kesamaan nasib
yaitu penderitaan penjajahan selama tiga setengah abad dan memperjuangkan demi
kemerdekaan secara bersama dan akhirnya mendapatkan kegembiraan bersama atas
karunia Tuhan Yang Maha Esa tentang kemerdekaan.

c. Kesatuan Kebudayaan: Walaupun bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman


kebudayaan, namun keseluruhannya itu merupakan satu kebudayaan yaitu
kebudayaan nasional Indonesia. Jadi, kebudayaan nasional Indonesia tumbuh dan
bekembang di atas akar-akar kebudayaan daerah yang menyusunnya.

d. Kesatuan Wilayah: bangsa ini hidup dari mencapai penghidupan dalam wilayah Ibu
Pertiwi, yaitu satu tumpah darah Indonesia.

e. Kesatuan Asas Kerokhanian: bangsa ini sebagai satu bangsa memiliki kesamaan cita-
cita, kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup yang berakar dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri yaitu pandangan hidup Pancasila (Notonegoro,
1975:106).

25
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang, sejak
zaman kerajaan-kerajaan Sriwijaya, Majapahit serta dijajah oleh bangsa asing selama tiga
setengah abad. Unsur masyarakat yang membentuk bangsa Indonesia terdiri atas berbagai
macam suku bangsa, berbagai macam adat-istiadat kebudayaan dan agama, serta berdiam
dalam suatu wilayah yang terdiri dari beribu-ribu pulau. Oleh karena itu, keadaan yang
beraneka ragam tersebut bukanlah merupakan suatu perbedaan untuk dipertentangkan,
melainkan perbedaan itu justru merupakan suatu daya penarik ke arah suatu kerjasama
persatuan dan kesatuan dalam suatu sintesis dan sinergi yang positif, sehingga
keanekaragaman itu justru terwujud dalam suatu kerjasama yang luhur.

B. Saran

Dari hasil pembahasan yang telah kami bahas, kami memberikan saran kepada semua
pihak, khususnya para generasi muda Indonesia untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme
terhadap Negara Indonesia guna mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara kita tercinta ini.

Karena pemuda adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang
akan datang, dan juga generasi muda merupakan satu-satunya harapan bangsa untuk bisa
lebih maju lagi.

26
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
http://www.nkri.web.id/
http://obrolanpolitik.blogspot.co.id/2014/10/sejarah-terbentuknya-negara-kesatuan.html
http://www.academia.edu/9513390/MAKALAH_NKRI
http://inbe-olive.blogspot.co.id/2012/02/mengapa-nkri-menjadi-harga-mati-bagi.html
http://kurnia-nett.blogspot.co.id/2014/11/gerakan-pemecah-nkri.html
http://fuji2410.blogspot.co.id/
http://aninluthfiani.blogspot.co.id/2015/09/contoh-makalah-pkn-bentuk-negara.html
http://kumpulan-makalah-adinbuton.blogspot.co.id/2015/11/makalah-negara-kesatuan-
republik.html

27

Anda mungkin juga menyukai