Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PERTENTANGAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : 1. ALVENTIKA
2. FLORENSINA
3. ELLA
4. NOVALIA
5. YUKI MATA
KELAS : X - 2
MAPEL : SOSIOLOGI

SMA SWASTA RKBINTANG TIMUR


RANTAUPRAPAT
T.A 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konflik artinya percekcokan, perselisihan dan pertentangan.
Sedangkan konflik sosial yaitu pertentangan antar anggota atau masyarakat
yang bersifat menyeluruh dikehidupan. Konflik yaitu proses pencapaian
tujuan dengan cara melemahkan pihak lawan, tanpa memperhatikan norma
dan nilai yang berlaku.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konflik
Konflik atau pertentangan adalah pertikaian antar individu maupun
kelompok sosial yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan, serta
adanya usaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak lawan
disertai dengan ancaman atau kekerasan.

B. Contoh Pertentangan Atau Konflik


1. Pertentangan antara dua kelompok yang berbeda agama
2. Mengenai pembangunan rumah ibadah
3. Pertentangan antara dua suku yang berbeda yang tinggal di suatu daerah.

C. Bentuk-bentuk Pertentangan
Soerjono Soekanto membagi konflik sosial menjadi lima bentuk yaitu:
1. Konflik atau pertentangan pribadi, yaitu konflik yang terjadi antara dua
individu atau lebih karena perbedaan pandangan dan sebagainya.
2. Konflik atau pertentangan rasial, yaitu konflik yang timbul akibat
perbedaan-perbedaan ras.
3. Konflik atau pertentangan antara kelas-kelas sosial, yaitu konflik yang
terjadi disebabkan adanya perbedaan kepentingan antar kelas sosial.
4. Konflik atau pertentangan politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya
kepentingan atau tujuan politis seseorang atau kelompok.
5. Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional, yaitu konflik yang
terjadi karena perbedaan kepentingan yang kemudian berpengaruh pada
kedaulatan negara.
Ralf Dahrendorf mengatakan bahwa konflik dapat dibedakan atas empat
macam, yaitu sebagai berikut :
1. Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut
dengan konflik peran. Konflik peran adalah suatu keadaan di mana
individu menghadapi harapanharapan yang berlawanan dari bermacam-
macam peranan yang dimilikinya.
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial.
3. Konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak
terorganisir.
4. Konflik antara satuan nasional, seperti antar partai politik, antar negara,
atau organisasi internasional.

D. Faktor Penyebab Konflik Sosial


1. Perbedaan Budaya
2. Perbedaan Individu
3. Perbedaan Kepentingan
4. Perbedaan Agama
5. Perbedaan Ras
6. Perubahan Sosial
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konflik politik berarti pertentangan kepentingan politik untuk
memperoleh kekuasaan politik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
defenisi konflik politik dari Ramlan Surbakti yang mendefenisikan konflik
politik sebagai perbedaan pendapat, persaingan dan pertentangan di antara
sejumlah individu, kelompok atau organisasi dalam upaya untuk mendapatkan
dan mempertahankan sumber-sumber dari keputusan yang dibuat dan
dilaksanakan pemerintah.
Peneliti mempergunankan teori faktor penyebab konflik dari Simon
Fisher, hasil dari temuan peneliti menyimpulkan ada beberapa faktor
penyebab terjadinya konflik politik dalam kepengurusan DPD Hanura
Sumatera Barat. Pertama, adanya rasa ketidakpercayaan pengurus DPD
Hanura Sumatera Barat terhadap ketua umum Oesman Sapta Odang. Kedua,
adanya rasa kekecewaan ketua DPD Hanura Wiranto yang tidak mampu
mengambil sikap yang bijak dalam konflik yang terjadi di kepengurusan
Hanura. Ketiga, kurangnya rasa saling menghargai antara tokoh senior dan
junior Hanura di Sumatera Barat. Keempat, Perbedaan pandangan dalam
kepengelolaan Partai antara kubu Oesman Sapta Odang dengan kubu
Sarifuddin Sudding. Kelima, masuknya gerbong Anas Urbaningrum melalui
Perhimpunan Pergerakan Indonesia dan beberapa anggota Dewan Perwakilan
Daerah dalam kepengururusan Hanura baik di tingkat DPP maupun di tingkat
DPD. Peneliti juga menganalisis implikasi dari konflik politik yang terjadi di
DPD Hanura Sumatera Barat dan menemukan beberapa dampak ya

Anda mungkin juga menyukai