LANDASAN TEORI
sosial, sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada
dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Dalam pandangan
ini, masyarakat merupakan arena konflik atau arena pertentangan dan integrasi
yang senantiasa berlangsung. Oleh sebab itu, konflik dan integrasi sosial
merupakan gejala yang selalu mengisi setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang
Dalam setiap kehidupan sosial tidak ada satu pun manusia yang memiliki
kesamaan yang persis, baik dari unsur etnis, kepentingan, kemauan, kehendak,
tujuan dan sebagainya. Diantara konflik ada beberapa yang dapat diselesaikan.
Akan tetapi, ada juga yang tidak dapat diselesaikan sehingga menimbulkan
Istilah “konflik” secara etimologis berasal dari bahasa Latin “con” yang
berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan9. Pada
9
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011), h. 345.
22
23
pertentangan dan pertikaian antar pribadi melalui dari konflik kelas sampai
nilai dan pengakuan terhadap status yang langka, kemudian kekuasaan dan
saingannya10.
konflik sosial yaitu pertentangan antar anggota atau masyarakat yang bersifat
berlaku12.
hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan dan sebagainya dimana
tujuan mereka berkonflik itu tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga
10
Irving M. Zeitlin, Memahami Kembali Sosiologi, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1998), h.156.
11
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.587.
12
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), h.99.
13
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), h. 68.
24
kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lain dalam
Konflik sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak
dengan pihak lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap
sesungguhnya merupakan suatu proses bertemunya dua pihak atau lebih yang
terbatas.
2. Bentuk-bentuk Konflik
14
Robert lawang, Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi, (Jakarta:universitas terbuka
1994). h.53.
25
a. Berdasarkan sifatnya
1. Konflik Destruktif
sebagainya.
2. Konflik Konstruktif
sebuah organisasi15.
1. Konflik Vertikal
15
Dr. Robert H. Lauer, Perspektif Tentang Perubahan Sosial, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2001), h.98.
26
2. Konflik Horizontal
3. Konflik Diagonal
1. Konflik atau pertentangan pribadi, yaitu konflik yang terjadi antara dua
perbedaan-perbedaan ras.
4. Konflik atau pertentangan politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya
16
Kusnadi, Masalah Kerja Sama, Konflik dan Kinerja, (Malang : Taroda, 2002), h. 67.
27
kedaulatan negara17.
1. Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut
dengan konflik peran. Konflik peran adalah suatu keadaan di mana individu
4. Konflik antara satuan nasional, seperti antar partai politik, antar negara, atau
organisasi internasional18.
adanya hubungan sosial, ekonomi, politik yang akarnya adalah perebutan atas
masyarakat19.
17
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta: Rajawali Pers, 1992), h.86.
18
Dr. Robert H. Lauer, Op.Cit, h.102.
19
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Op.Cit, h. 361.
28
menambahinya bagi yang perolehan asset sosial relatif sedikit atau kecil.
mejemuk secara kultural, seperti suku bangsa, agama, ras dan majemuk
sosial dalam arti perbedaan pekerjaan dan profesi seperti petani, buruh,
strukturnya seperti ini, jika belum ada konsensus nilai yang menjadi
disetujui. Di dalam realitas sosial tidak ada satu pun individu yang memiliki
menimbulkan konflik antar individu, akan tetapi bisa juga antar kelompok.
20
Ibid.
21
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Op.Cit, h. 68.
22
Ibid
30
demikian, maka sikap ini akan memicu timbulnya konflik antar penganut
kebudayaan.
manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Ajarannnya tetap aktual bagi manusia
disegala zaman dan tempat. Islam tidak hanya rahmat bagi manusia, tetapi juga
bagi alam semesta. Islam memperlakukan manusia secara adil tanpa membeda-
bedakan kebangsaan, warna kulit, dan agamanya. Berdasarkan prinsip ini, maka
23
Astrid Susanto, Pengantar Sosiologi Dan Perubahan Sosial, (Bandung:Bina Cipta,
2006), h.70
31
Dalam ayat lain pun Allah menegaskan bahwa masalah iman seseorang
adalah urusan Allah. Nabi sendiri tidak berhak memaksa orang lain untuk
mengikuti beliau.
Kedamaian ini tergantung pada kesediaan manusia untuk tunduk dan taat pada
pengaruh hawa nafsu, ambisi, dan hal-hal lain yang bersifat duniawi, sebagaimana
Islam, Allah dan Rasulnya tidak mempermasalahkannya. Sebab, masalah iman ini
32
adalah otoritas Allah semata yang tidak bisa di intervasi oleh manusia. Masalah
iman dan kufur adalah pilihan sadar manusia itu sendiri. Namun kalau penolakan
tersebut diiringi dengan sikap benci permusuhan, gangguan, ancaman dan segala
bentuk yang menghambat perkembangan Islam, hal ini tidak dapat lagi
tekanan fisik, dan ancaman terhadap keselamatan jiwa umatnya, maka Allah
Allah menegaskan bahwa hidup manusia adalah suci dan tidak ada
ِض ِفَ َكأَوَّ َمبِِ ِلَر ِ سب ِ ِثغٍَِ ِِر ِوَفِسِ ِأََِ ِفَ َسبدِ ِفًِ ِٱ َِ َم ِأَوَّ ًِۥُ ِ َمه ِقَت
َِ ِم ِوَف َِ ٌك ِ َكتَجِىَب ِ َعهَىِ ِثَىًِِ ِ ِإسِ َِر ِء ِِ ِِمهِ ِأَج
َِ ِِم ِ َِذن
ِنِ َكثٍِرِا َِّ تِثُ َِّمِ ِإ
ِِ َبس ِ َج ِمٍعِبِِ ََنَقَدِِ َجبِ َءتٍُِمِِ ُر ُسهُىَبِِِثٱنِجٍَِِّىَِ َّبسِ َج ِمٍعِبِ ََ َمهِِأَحٍَِبٌَبِفَ َكأَوَّ َمبِِأَحٍَِبِٱنى َِ َّمِٱنى َِ َقَت
ِ ِ٢٩ُِن ُ
َِ ضِنَ ُمسِ ِرف ِِ ِلر َ ِ كِفًِِٱ َِ ِِّمىٍُِمِثَعِ َِدِ َِذن
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang
kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan
yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi”. (QS.Al-Maidah : 5 :
32)
Dalam haji perpisahan (haji wada’) Nabi pun menegaskan bahwa darah
dan harta manusia adalah suci sampai ia bertemu Tuhan-Nya. Berdasarkan hal ini
para ulama ushul fiqh merumuskan bahwa pemeliharaan jiwa dan harta manusia
Kalau darah manusia sudah dianggap tidak berharga dan umat manusia
diperangi, maka tidak ada kedamaian lagi dalam kehidupan. Oleh karena itu,
33
Allah mewajibkan umat Islam untuk bangkit membela diri mengahadapi musuh.
Umat Islam wajib membalas serangan mereka. Haram hukumnya bagi umat Islam
berdiam diri dan menerima perlakuan tersebut begitu saja. Islam memang
lebih berharga dari perdamaian itu sendiri. Dalam hal inilah Allah memerintahkan
boleh jadi dibalik sesuatu yang tidak disukai itu terdapat kebaikan yang
tidak diketahui manusia . sebaliknya, boleh jadi pula, sesuatu yang disenangi
ُِا ِ َشًِِٔٔا ِ ٌََُ َُِ ِخٍَِرِ ِنَّ ُكمِ ِ ََ َع َسىِ ِأَن ِتُ ِحجُِْا
ِْ ٌُل ِ ٌََُ َُِ ِ ُكرِيِ ِنَّ ُكمِ ِ ََ َع َسىِ ِأَن ِتَكِ َر ُِ ت ِ َعهٍَِ ُك ُِم ِٱنِقِتَب
َِ ُِكت
ِ٩١٢ُِن ِ َ ِِّللٌَُِعِهَ ُِمِ ََأَوتُم
َِ لِتَعِهَ ُم َِّ َشًِِٔٔاِ ٌََُ َُِِ َش ِّرِنَّ ُكمِِ ََِٱ
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu
yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. Al-baqarah,
2: 216).
pada kesediaan manusia untuk tunduk dan taat pada ajaran – ajaran-Nya yang
Karena pengaruh hawa nafsu , ambisi dan hal-hal yang bersifat diniawi,
yang tidak bisa ”diintervasi” oleh manusia. Masalah iman atau kufur adalah
pilihan sadar manusia itu sendiri. Namun, kalau penolakan tersebut diiringi
yang menghambat perkembangan Islam, hal ini tidak dapat lagi ditoleransi.
Apalagi kalau sudah menjurus kepada bentuk teror, intimidasi, tekanan fisik,
Dalam haji perpisahan (Haji Wada’), Nabi pun menegaskan bahwa darah dan
ini pula para ulama usul fiqh merumuskan bahwa pemiliharaan jiwa dan
Islam diperangi, maka tidak ada kedamaian lagi dalam kehidupan. Oleh
karena itu, Allah mewajibkan umat Islam untuk bangkit membela diri
hukumnya bagi umat Islam berdiam diri dan menerima perlakuan tersebut
kehormatan umat Islam adalah lebih berharga dari perdamaian itu sendiri.
pada tahun 1969 itu dipandang sebagai salah satu sousi yang tepat untuk
memelihara kerukunan antar umat beragama. Pada satu sisi umat bergama berhak
untuk mendirikan rumah ibadat, namun implementasian hak tersebut perlu diatur
agar tidak menimbulkan masalah yang dapat mengganggu hubungan antar umat
beragama24.
disebutkan,
24
Hasil kajian Bidang Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Departemen Agama
tentang Keputusan Bersama Menteri Agama No : 01/Ber/Mdn-Mag/1969
36
itu25.
berbeda”26.
Menteri Dalam Negeri No.9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pelaksaan Tugas
25
Lihat Peraturan Perundang-Undangan tentang Kebebasan Beragama dan Hak Asasi
Manusia.
26
Lihat dalam Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri dalam Negeri
No.01/Ber/Mdn-Mag/1969 Tentang Pelaksanaan Pengembangan dan Ibadat oleh Pemeluk-
Pemeluknya.
37
a. Daftar nama dan Kartu Tanda Penduduk pengguna rumah ibadat paling
kabupaten/kota.
Tahun 1979 tentang Tata Cara Penyiaran Agama dan Bantuan Luar Negeri
27
Lihat dalam Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.9 dan
8 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam
Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Kerukunan Umat Beragama, dan
Pendirian Rumah Ibadat.
28
Lihat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri DalamNegeri No.1 Tahun 1979
tentang Tata Cara Penyiaran Agama dan Bantuan Luar Negeri kepada Lembaga Keagamaan di
Indonesia.